Anda di halaman 1dari 15

Mata Kuliah Manajemen

PERENCANAAN (2)

ANGGOTA KELOMPOK IV :
( 2 ) I Gede Oka Dinantara ( 1707532003 )

( 10 ) Prisna Meiga Sari ( 1707532025 )

( 11 ) Ni Komang Putri Gita Dharmayanti ( 1707532028 )

( 12 ) Ni Kadek Resy Zelamewani ( 1707532030 )

( 13 ) Ni Kadek Lia Natalia ( 1707532033 )

Dosen Pembimbing:
Ni Nyoman Rsi Respati, SE., MM

Program Studi S1 Akuntansi Non Reguler

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018

1
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan anugerahnya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini berupa
tugas paper mata kuliah Manajemen.

Materi dalam paper ini adalah Perencanaan (2), dimana didalamnya menyangkut
tentang Tipe-tipe Perencanaan & Rencana, Manfaat Perencanaan, Kriteria Penilaian
Efektifitas Rencana, Hambatan-hambatan Perencanaan Efektif, dan Peralatan & Teknik
Perencanaan.

Setelah mempelajari materi tentang Perencanaan dari berbagai sumber akhirnya


kami dapat merampungkan paper ini. Walaupun materi dan penguasaan konsepnya
kurang, kami berharap paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Penulis,

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .....................................................................................................2
Daftar isi ..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tipe-tipe Perencanaan dan Rencana .........................................5
2.2 Manfaat Rencana ......................................................................8
2.3 Kriteria Penilaian Efektifitas Rencana ......................................8
2.4 Hambatan-Hambatan Perencanaan Efekttif ..............................11
2.5 Peralatan dan Teknik Perencanaan ...........................................13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................14
Daftar Pustaka ......................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan. Perencanaan adalah pemilihan
sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana dan oleh siapa. Perencanaan (planning) merupakan proses dasar bagi
organisasi untuk memilih sasaran dan menetapkan bagaimana cara mencapainya.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan
oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam setiap
fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat melaksanakan
keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan. Dalam era globalisasi ini,
perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis dan bukan
hanya pada intuisi dan firasat (dugaan). Perencanaan dilakukan untuk mencapai:
protective benefits yang dihasilkan dari pengurangan kemungkinan terjadinya kesalahan
dalam pembuatan keputusan, dan positive benefits dalam bentuk meningkatkannya sukses
pencapaian tujuan organisasi

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah tipe-tipe perencanan dan rencana?
1.2.2 Apakah manfaat perencanaan
1.2.3 Bagaimanakah kriteria penilaian efektifitas rencana?
1.2.4 Apakah hambatan-hambatan perencanaan efektif?
1.2.5 Apakah peralatan dan teknik perencanaan?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui tipe-tipe perencanaan.
1.3.2 Untuk mengetahui manfaat perencanaan.
1.3.3 Untuk mengetahui kriteria penilaian efektifitas rencana.
1.3.4 Untuk mengetahui hambatan-hambatan perencanaan efektif.
1.3.5 Untuk mengetahui peralatan dan teknik perencanaan.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tipe-Tipe Perencanaan

Ada paling sedikit lima dasar pengkasifikasian rencana-rencana, sebagai berikut:


1. Bidang Fungsional, mencakup rencana produksi, pemasaran, keuangan dan
personalia. Setiap faktor memerlukan tipe perencanaan yang berbeda. Misal, rencana
produksi akan meliputi perencanaan kebutuhan bahan, scheduling produksi, jadwal
pemeliharaan mesin, dan sebagainya. Sedang rencana pemasaran berisi target
penjualan, progam promosi dan sebagainya.
2. Tingkatan Organisasional, termasuk keseluruhan organisasi atau satuan-satuan kerja
organisasi. Teknik-teknik dan isi perencanaan berbeda untuk tingkatan yang berbeda
pula. Perencanaan organisasi keseluruhan akan lebih kompleks daripada perencanaan
suatu satuan kerja organisasi.
3. Karakteristik-karakteristik (sifat) rencana, meliputi faktor-faktor kompleksitas,
fleksibilitas, keformalan, kerahasiaan, biaya, rasionalitas, kuantitatif dan kualitatif.
Misal rencana pengembangan produk biasanya bersifat rahasia, rencana produksi
lebih bersifat kuantitatif dibanding rencana personalia.
4. Waktu, menyangkut rencana pendek, menengah, dan jangka panjang. Semakin lama
rentangan waktu antara prediksi dan kejadian nyata, kemungkinan terjadinya
kesalahan semakin besar. Sebagai contoh, tingkat kepastian rencana pembangunan
pabrik baru sepuluh tahun yang akan datang, lebih rendah dibanding rencana untuk
pindah kantor dua minggu lagi.
5. Unsur-Unsur Rencana, dalam wujud anggaran, program, prosedur, kebijaksanaan
dan sebagainya. Perencanaan, meliputi berbagai tingkatan dan setiap angkatan
merupakan bagian dari tingkatan yang lebih tinggi. Perencana ini berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan, seperti program pengiklanan, prosedur
seleksi personalia, anggaran penelitian dan pengembangan dan seterusnya.

5
Ada dua tipe utama rencana:
1. Rencana-rencana strategik (strategic plans), yang dirancang memenuhi tujuan-tujuan
organisasi yang lebih luas – mengimplementasikan misi yang memberikan alasan
khas keberadaan organisasi. Strategi adalah program umum untuk pencapaian tujuan-
tujuan organisasi dalam pelaksanaan misi. Kata “program” dalam definisi tersebut
menyangkut suatu peranan aktif, sadar dan rasional yang dimainkan oleh manajer
dalam perumusan strategi organisasi. Strategi memberikan pengarahan terpadu bagi
organisasi dan berbagai tujuan organisasi, dan memberikan pedoman pemanfaatan
sumber daya organisasi yang digunakan untuk mencapai tujuan. Strategi dapat juga
didefinisikan sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang
waktu. Definisi ini mengandung arti bahwa setiap organisasi selalu mempunyai
strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan. Strategi menghubungkan
sumber daya manusia dan berbagai sumber daya lainnya dengan tantangan dan risiko
yang harus dihadapi dari lingkungan luar perusahaan.

2. Rencana-rencana operasional (operational plans), penguraian lebih terperinci


bagaimana rencana-rencana strategik akan dicapai. Ada dua tipe yaitu:
a. Rencana Sekali Pakai (single use plans) dikembangkan untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu dan tidak digunakan kembali bila telah tercapai. Tipe-tipe pokok
rencana sekali pakai:
Program : Suatu program meliputi serangkaian kegiatan yang relative luas.
Program menunjukkan langkah-langkah pokok yang diperlukan untuk mencapai
tujuan, satuan atau para anggota organisasi yang bertanggung jawab atas setiap
langkah, urutan dan waktu setiap langkah. Program dapat disertai suatu anggaran
atau sekumpulan anggaran bagi kegiatan-kegiatan yang diperlukan.
Proyek : Rencana sekali pakai yang lebih sempit dan merupakan bagian terpisah
dari program. Setiap proyek mempunyai ruang lingkup yang terbatas, arah
penugasan yang jelas dan waktu penyelesaian. Setiap proyek akan menjadi
tanggung jawab personalia yang ditunjuk dan diberikan sumber daya dan batas
waktu tertentu.
Anggaran : Laporan sumber daya keuangan yang disusun untuk kegiatan-kegiatan
tertentu dalam jangka waktu tertentu. Anggaran terutama merupakan peralatan
pengawasan kegiatan-kegiatan organisasi dan komponen penting dari program dan
proyek. Anggaran merinci pendapatan dan pengeluaran dan memberikan target

6
bagi kegiatan-kegiatan seperti penjualan, biaya-biaya departemen atau investasi
baru.

b. Rencana Tetap (standing plans) merupakan pendekatan-pendekatan standar untuk


penanganan situasi-situasi yang dapat diperkirakan dan terjadi berulang-ulang.
Wujud-wujud umum rencana-rencana tetap adalah:
Kebijaksanaan : Pedoman umum pembuatan keputusan. Kebijaksanaan
merupakan batas bagi keputusan, menentukan apa yang dapat dibuat dan menutup
apa yang tidak dapat dibuat. Kebijaksanaan merupakan batas bagi keputusan,
menentukan apa yang dapat dibuat dan menutup apa yang tidak dapat dibuat.
Dengan cara ini, kebijaksanaan menyalurkan pemikiran para anggota organisasi
agar konsisten dengan tujuan organisasi. Kebijaksanaan dapat menyangkut
masalah-masalah penting ataupun masalah-masalah sederhana. Kebijaksanaan
biasanya ditetapkan secara formal oleh para manajer puncak organisasi. Para
manajer ini mungkin menetapkan kebijaksanaan karena mereka merasa hal itu akan
meningkatkan efektivitas organisasi, mereka ingin berbagai aspek organisasi
mencerminkan nilai-nilai pribadi, mereka hendak menjernihkan berbagai konflik
yang terjadi pada tingkat bawah dalam organisasi.
Prosedur : Kebijaksanaan dilaksanakan dengan pedoman-pedoman yang lebih
terperinci disebut ‘prosedur standar’ atau ‘metoda standar’ atau ‘standar operating
procedure’ (SOP). Suatu prosedur memberikan sejumlah instruksi yang terperinci
untuk pelaksanaan serangkaian kegiatan yang terjadi secara teratur. Instruksi-
instruksi terperinci ini mengarahkan para karyawan dalam pelaksanaan tugas-tugas
dan membantu untuk menjamin pendekatan yang konsisten pada situasi tertentu.
Prosedur sangat berguna untuk menghemat usaha manajerial, memudahkan
pendelegasian wewenang dan penempatan tanggung jawab, menimbulkan
pengembangan metoda-metoda operasi yang lebih efisien, memudahkan
pengawasan, memungkinkan penghematan personalia, membantu kegiatan-
kegiatan koordinasi.
Aturan : Pernyataan (ketentuan) bahwa suatu kegiatan tertentu harus atau tidak
boleh dilakukan dalam situasi tertentu. Aturan digunakan untuk
mengimplementasikan rencana-rencana lain dan biasanya merupakan hasil
kebijaksanaan yang diikuti dalam setiap kejadian. Dalam melaksanakan suatu

7
aturan, para anggota organisasi tidak mempunyai pilihan melainkan harus
mematuhinya.

2.2 Manfaat Perencanaan

Menurut Hari Sucahyowati, S.Pd., M.Si. dalam bukunya yang berjudul Pengantar
Manajemen, perencanaan memiliki banyak manfaat, antara lain:
a. Membantu manajemen untuk menyesuaikan dengan perubahan lingkungan,
b. Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-masalah utama,
c. Membantu manajer dalam memahami keseluruhan gambaran operasi lebih jelas,
d. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat,
e. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi,
f. Memudahkan untuk melakukan koordinasi diantara berbagai organisasi,
g. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami,
h. Meminimalkan pekerjaan yang tidak perlu, dan
i. Menghemat waktu, usaha, dan dana

Sedangkan, menurut Drs. Alam S., MM dalam bukunya yang berjudul Ekonomi,
sebagai langkah awal dari kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan, perencanaan
memkiliki manfaat-manfaat sebagai berikut:
(1) Perencanaan dapat membuat pelaksanaan tugas menjadi tepat dan kegiatan tiap
unit akan terorganisasi menuju arah yang sama,
(2) Perencanaan yang disusun berdasarkan penelitian yang akurat akan
menghindarkan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi,
(3) Perencanaan memuat standard-standar atau batas-batas tindakan dan biaya
sehingga memudahkan pelaksanaan pengawasan,
(4) Perencanaan dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan,
sehingga aparat pelaksana memiliki irama atau gerak dan pandangan yang sama
untuk mencapai tujuan perusahaan.

2.3 Kriteria Penilaian Efektifitas Rencana

Beberapa kriteria dapat digunakan untuk memulai efektivitas perencanaan, yaitu mencakup
1) kegunaan, 2) ketepatan dan objektivitas, 3) ruang lingkup, 4) efektivitas biaya, 5)
akuntabilitas, dan 6) ketepatan waktu.

8
Ketepatan
Waktu

Efektivitas
Kegunaan
Biaya

Efektivitas
Perencanaan

Ketepatan dan
Akuntabilitas
Objektivitas

Ruang
Lingkup

2.3.1 Kegunaan

Agar berguna bagi manajemen dalam pelaksanaan fungsi-fungsinya yang lain, suatu rencana
harus fleksibel, stabil, berkesinambungan, dan sederhana. Fleksibilitas adalah esensi bagi
kesuksesan perencanaan strategik. Hal ini memerlukan analisis, peramalan, pengembangan
rencana dengan mempertimbangkansegala sesuatu dan pembuatan rencana sebagai proses
yang berkesinambungan. Rencana hendaknya dapat melakukan penyesuaian secara tepat dan
lancar terhadap perubahan kondisi lingkungan tanpa kehilangan efektivitas.

Rencana juga memrlukan stabilitas, karena bila rencana terlalu sering berubah para manajer
tidak menjadi terbiasa dengan rencana tersebut sebagai suatu peralatan pengoperasian dan
menjadi tidak efektif. Rencana yang stabil tidak harus diganti atau dimodifikasi secara luas
hanya karena perubahan-perubahan dalam kecenderungan jangka panjang lingkungan
organisasi. Di samping itu, perencanaan perlu mempunyai kontinuitas, agar perencanaan
dapat berkesinambungan. Akhirnya, semakin besar dan kompleks suatu organisasi dan
lingkungannya, diperlukan reencana-rencana yang lebih kompleks dibanding yang
dibutuhkan seharusnya. Padahal semakin komleks rencana, semakin sulit disampaikan dan
diimplementasikan. Jadi, rencana yang sedehrana perlu untuk memberikan cara pencapaian

9
tujuan dengan sedikit mungkin faktor-faktor, kekuatan-kekuatan, dan pengaruh-pengaruh
dalam situasi, serta hubungan-hubungan antara mereka.

2.3.2 Ketepatan dan Objektivitas

Rencana-rencana harus dievaluasi untuk mengetahui apakah jelas, ringkas, nyata, dan akurat.
Berbagai keputusan dan kegiatan menajemen lainnya hanya efeektif bila didasarkan atas
informasi yang tepat.

Perencanaan juga harus lebih didasarkan atas pemikiran yang realistik dan fakta-fakta
sebenarnya tentang persyaratn-persyaratan yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran
dibanding sasaran pribadi pembuat rencana. Agar tercapainya perencanaan tersebut, proses
penyusunannya harus didasarkan atas pemikiran yang objektif.

2.3.3 Ruang Lingkup

Perencanaan perlu memperhatikan prinsip-prinsip kelengkapan (comprehensiveness),


kepaduan (unity), dan konsistensi. Berapa luas cakupan rencana? Menyangkut kegiatan-
kegiatan apa saj? Begaimana kerangka hubungan antar kegiatan? Stuan-satuan kerja dan
departemen-departemen mana yang terlihat?

2.3.4 Efektivitas Biaya

Efektivitas biaya perencanaan dalam hal ini adalah menyangkut waktu, usaha, dan aliran
emosional. Salah satu pedoman penting dalam perencanaan: Jangan lalukan perencanaan bila
hasil-hasil meningkatkan penghasilan atau mengurangi biaya yang lebih kecil daripada
perencanaan dan implementasinya.

2.3.5 Akuntabilitas

Ada dua aspek akuntabilitas perencanaan: 1) tanggung jawab atas pelaksanaan perencanaan
dan 2) tanggung jawab atas implementasi rencana. Suatu rencana harus mencakup keduanya.

2.3.6 Ketepatan Waktu

Para perencana harus membuat berbagai perencanaan. Berbagai perubahan yang terjadi
sangat cepat akan dapat menyebabkan rencana tidak tepat atau sesuai untuk berbagai
perbedaan waktu.

10
2.4 Hambatan-Hambatan Perencanaan Efektif

Ada dua jenis hambatan pengembangan rencana-rencana efektif. Pertama adalah penolakan
internal para perencana terhadap penetapan tujuan dan pembuatan rencana untuk
mencapainya. Dengan kata lain, hambatan ini bersumber pada ketidaksediaan dan
ketidakmampuan individu-individu perencana untuk melakukan kegiatan-kegiatan
perencanaan.

Hambatan kedua, ada bukan di dalam tetapi di luar perencanaan, yaitu keengganan
umum para anggota organisasi untuk menerima perencanaan dan rencana-rencana karena
perubahan-perubahan yang ditimbulkannya kedua jenis hambatan perencanaan efektif ini
akan dibahas berikut :

Hambatan pembuatan rencana efektif. Karena penetapan tujuan merupakan langkah esensi
pertama dalam perencanaan, para manajer yang tidak dapat menetapkan tujuan yang cukup
berarti akan tidak mampu membuat rencana-rencana efektif. Ada sejumlah alasan mengapa
banyak manajer ragu-ragu atau gagal menetapkan tujuan dan membuat rencana bagi
organisasi atau kelompok/satuan kerja mereka, yaitu :

1. Kurang pengetahuan tentang organisasi. Para manajer tidak dapat menetapkan


tujuan-tujuan yang berarti bagi satuan-satuan kerja mereka tanpa mempunyai
pengetahuan tentang pekerjaan satuan kerja dan organisasi secara keseluruhan.
2. Kurang pengetahuan tentang lingkungan. Para manajer sering kurang memahami
lingkungan eksternal organisasi, seperti pesaing, penyedia, lembaga-lembaga
pemerintah, langganan dan sebagainya, sehingga menjadi bingung tentang arah yang
diambil dan enggan menetapkan tujuan yang pasti.
3. Ketidakmampuan melakukan peramalan secara efektif. Rencana-rencana dibuat tidak
hanya didasarkan “pengalaman masa lalu” tetapi juga peramalan kondisi-kondisi
dimasa yang akan datang.
4. Kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak berulang.
5. Biaya. Perencanaan memerlukan banyak biaya penggunaan sumber daya-sumber daya
keuangan, fisik dan manusia.
6. Takut gagal. Para manajer sering memandang kegagalan sebagai ancaman terhadap
keamaan jabatannya, penghargaan dan respek orang lain terhadap dirinya. Hal ini
membuat para manajer enggan mengambil risiko dan menetapkan tujuan tertentu.

11
7. Kurang percaya diri. Bila para manajer kurang percaya diri mereka akan ragu-ragu
menetapkan tujuan yang menantang. Manajer harus merasa bahwa mereka dan
kelompok kerjanya atau organisasi mempunyai kemampuan untuk mencapai tujuan-
tujuan tersebut.
8. Ketidaksediaan untuk menyingkirkan tujuan-tujuan alternatif. Para manajer sering
sulit untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak dapat mencapai semua hal yang
penting baginya. Sebagai hasilnya, mereka mungkin menjadi enggan untuk membuat
perusahaan terikat pada satu tujuan karena terlalu “menyakitkan” untuk
menyingkirkan berbagai alternatif lainnya.

Penolakan terhadap perubahan. Hambatan-hambatan yang telah dibahas di atas meliputi


keterbatasan-keterbatasan dalam diri para perencana. Penolakan terhadap perubahan, di lain
pihak, terjadi di antara para anggota organisasi – baik para manajer maupun karyawan
operasional – yang harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan.

Tiada alasan tunggal, atau sederhana mengapa para anggota organisasi menolak suatu
rencana baru. Seringkali penolakan terhadap rencana, karena hal itu bertentangan dengan
kepentingannya; menghilangkan atau mengurangi balas jasa atau kekutannya seperti
kekuasaan, karier, atau gengsi. Perencanaan juga mungkin di tolak karena membatasi
kebebasan karyawan untuk mengambil kegiatan kerja yang disukai atau menghindari tugas
yang tidak diinginkan atau mereka tidak melihat nilai perubahan yang direncanakan.
Sebagian besar anggota organisasi juga menolak kebijaksanaan baru yang meningkatkan
beban kerja mereka, terutama bila mereka tidak sebanding dengan peningkatan balas jasa
yang mereka terima.

Berbagai cara mengatasi hambatan-hambatan. Manajer dapat mengatasi hambatan-


hambatan perencanaan melalui penciptaan sistem organisasi yang memudahkan penetapan
tujuan dan perencanaan, baik yang dilakukan manajer puncak maupun manajer tingkat bawah
dan para karyawan bukan manajerial. Hambatan dalam diri para perencana dapat di atasi
dengan memberikan berbagai bentuk bantuan secara individual.

Sedangkan untuk mengurangi atau menghilangkan penolakan terhadap suatu rencana,


dapat dilakukan dengan sejumlah cara. Cara-cara yang tersedia bagi para manajer antara lain:
melibatkan para karyawan dalam proses perencanaan, mengembangkan pola perencanaan dan
implementasi yang efektif, memberikan lebih banyak informasi tentang rencana-rencana dan

12
segala konsekuensinya, serta bersikap hati-hati terhadap dampak perubahan yang diusulkan
para anggota organisasi dan meminimumkan gangguan-gangguan yang tidak perlu.

2.5 Peralatan Dan Teknik Perencanaan

Beberapa teknik yang telah dikembangkan untuk mendorong para manajer menangani salah
satu segi paling penantang proses tersebut. Manajer – manajer jaman sekarang dapat
menganalisis lingkungan organisasi mereka dengan lebih tepat dengan menggunakan teknik –
teknik tersetruktur seperti pengamatan lingkungan, peramalan, dan patok duga.

1. Pengamatan lingkungan

Para manajer baik dalam organisasi kecil maupun organisasi besar makin banyak
mengguakan pengamatan lingkuangan untuk mengantisipasi dan menasirkan perubahan –
perubahan dalam lingkungan mereka.salah satu wilayah engamatan lingkungan yang
berkemang dengan sangat cepat adalah intelijen pasing. Intelijen pasng adalah pross dimana
organisasi mengumplkan informasi tentang pesaing – pesaing mereka.

2. Peramalan

Pengamatan lingkungan menciptakan dasar bagi peramalan – peramalan. Informasi yang


diperoleh dari pengamatan itu digunakan untuk menyusun scenario – scenario. Ada dua jenis
ramalan yaitu ramalan pendapatan masa depan dan trobosan teknologi baru.

3. Patok duga

Alat perencanaan strategi ketiga adalah patok duga. Patok duga adalah pencarian praktek –
praktek terbaik diantara pesaing atau bukan pesaing yang mengarah pada kinerja mereka
yang superior. Ide dasar dibalik patok duga ialah para manajer dapat memperbaiki mutu
dengan menganalisis dan kemudian meniru metode pemimpin – pemimpin diberbagai bidang.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Tipe utama rencana adalah rencana-rencana strategik (strategic plans) dan rencana-
rencana operasional (operational plans). Rencana-rencana operasional dibagi
menjadi dua yakni rencana sekali pakai dan rencana tetap.
3.1.2 Manfaat perencanaan adalah membantu manajemen untuk menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan, membantu dalam kristalisasi persesuaian pada masalah-
masalah utama, membantu manajer dalam memahami keseluruhan gambaran
operasi lebih jelas, membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat,
memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi, memudahkan untuk
melakukan koordinasi diantara berbagai organisasi, membuat tujuan lebih khusus,
terperinci dan lebih mudah dipahami, meminimalkan pekerjaan yang tidak perlu,
dan menghemat waktu, usaha, dan dana.
3.1.3 Kriteria penilaian efektivitas suatu rencana adalah mencakup kegunaan, ketepatan
dan objektivitas, ruang lingkup, efektivitas biaya, akuntabilitas, dan ketepatan
waktu.
3.1.4 Hambatan-hambatan perencanaan efektif adalah kurang pengetahuan tentang
organisasi, kurang pengetahuan tentang lingkungan, ketidakmampuan melakukan
peramalan secara efektif, kesulitan perencanaan operasi-operasi yang tidak
berulang, biaya, takut gagal, kurang percaya diri, dan ketidaksediaan untuk
menyingkirkan tujuan-tujuan alternative.
3.1.5 Peralatan dan teknik perencanaan adalah pengamatan lingkungan, peramalan, dan
patok duga.

14
DAFTAR PUSTAKA

Handoko, Hani. 2015. Manajemen, Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sucahyowati, Hari. 2017. Pengantar Manajemen. Jakarta: Willis.

S, Alam. 2007. Ekonomi, Jilid 3. Jakarta: Esis

P Robbins, Stephen., Coulter, Mary. Manajemen, edisi bahasa Indonesia, jilid 1.

15

Anda mungkin juga menyukai