Anda di halaman 1dari 14

Mata Kuliah Manajemen

Pengarahan/Kepemimpinan (1)

ANGGOTA KELOMPOK IV :
( 2 ) I Gede Oka Dinantara ( 1707532003 )

( 10 ) Prisna Meiga Sari ( 1707532025 )

( 11 ) Ni Komang Putri Gita Dharmayanti ( 1707532028 )

( 12 ) Ni Kadek Resy Zelamewani ( 1707532030 )

( 13 ) Ni Kadek Lia Natalia ( 1707532033 )

Dosen Pembimbing:
Ni Nyoman Rsi Respati, SE., MM

Program Studi S1 Akuntansi Non Reguler

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan anugerahnya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Tugas ini berupa
tugas paper mata kuliah Manajemen.

Materi dalam paper ini adalah Pengarahan/Kepemimpinan (1), dimana didalamnya


menyangkut tentang Dasar-dasar Perilaku Organisasi, Memahami Perilaku Kelompok,
dan Motivasi.

Setelah mempelajari materi tentang Pengarahan/Kepemimpinan dari berbagai


sumber akhirnya kami dapat merampungkan paper ini. Walaupun materi dan
penguasaan konsepnya kurang, kami berharap paper ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Penulis,

Tim Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar .....................................................................................................2
Daftar isi ..............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................................................4
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................4
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Dasar-dasar Perilaku Organisasi ...............................................5
2.2 Memahami Perilaku Kelompok ................................................6
2.3 Motivasi ....................................................................................8
a. Motivasi dan Proses Motivasi......................................8
b. Kerangka Kerja Konseptual untuk Memahami
Motivasi......................................................................9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................15
Daftar Pustaka ......................................................................................................16

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Dalam kenyataannya para pemimpin dapat mempengaruhi moral dan kepuasan kerja,
keamanan, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Para
pemimpin juga memainkan peranan kritis dalam membantu kelompok, organisasi, atau
masyarakat untuk mencapai tujuan mereka. Kemampuan dan keterampilan kepemimpinan
dalam pengarahan adalah factor penting efektivitas manajer. Bila organisasi dapat
mengidentifiksikan kualitas-kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, kempuan
untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin efektif akan meningkat. Dan bila organisasi dapat
mengidentifikasikan perilaku perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif, organisasi
barang kali akan dapat mempelajari berbagai perilaku dan teknik tersebut – oleh karena
itu akan dicapai pengembangan efektivitas personalia dan organisasi.
Kepemimpinan memiliki tiga implikasi penting, yaitu: kepemimpinan menyangkut
orang lain; kepemimpinan menyangkut suatu pembagian kekuasaan yang tidak seimbang
di antara para pemimpin dan anggota kelompok; dan selain dapat memberikab
pengarahan kepada para bawahan atau pengikut, pemimpin dapat juga mempergunakan
pengaruh.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimanakah dasar-dasar perilaku organisasi?
1.2.2 Bagaimanakah memahami perilaku kelompok?
1.2.3 Apakah motivasi dan proses motivasi?
1.2.4 Bagaimanakah kerangka kerja konseptual untuk memahami motivasi?

1.3Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui dasar-dasar perilaku organisasi.
1.3.2 Untuk memahami perilaku kelompok.
1.3.3 Untuk mengetahui motivasi dan proses motivasi.
1.3.4 Untuk mengetahui kerangka kerja konseptual untuk memahami motivasi.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar Perilaku Organisasi

Menurut Stephen Robbins dalam bukunya yang berjudul Manajemen, Perilaku Organisasi
(PO) merupakan studi mengenai tindakan manusia di tempat kerja. Salah satu tantangan
dalam memahami perilaku organisasi adalah bahwa PO menangani masalah yang kurang
begitu terlibat. Tujuan dari PO adalah untuk menjelaskan, memprediksi, dan mempengaruhi
perilaku. Manajer harus mampu menjelaskan mengapa karyawan melakukan perilaku
tersebut.

Enam perilaku dasar perilaku organisasi yaitu :

1. Produktivitas Karyawan
Merupakan ukuran kinerja atas efisiensi dan efektivitas. Manajer ingin mengetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efisiensi dan efektivitas karyawan.
2. Ketidakhadiran
Adalah tidak datang ke tempat kerja. Sulit bagi sebuah pekerjaan untuk diselesaikan
jika karyawan tidak hadir di kantor atau tempat kerja. Banyak studi yang
menunjukkan bahwa absen yang tidak direncanakan membebankan perusahaan sekitar
$660 per karyawan per tahun. Meskipun ketidakhadiran tidak bisa dihilangkan sama
sekali, taraf yang berlebihan memiliki dampak langsung dan segera terhadap fungsi
organiasi.
3. Perputaran Karyawan
Merupakan pengunduran diri permanen dari suatu organisasi secara sukarela maupun
tidak sukarela. Hal ini bisa menjadi masalah karena menambah biaya rekrutmen,
seleksi, dan pelatihan sekaligus gangguan kerja. Seperti halnya ketidakhadiran,
manajer tidak bisa benar-benar menghilangkan perputaran karyawan, tetapi mereka
ingin menekankan seminimal mungkin terutama dikalangan karyawan yang berkinerja
tinggi.
4. Organizational Citizenship Behavior (OCB)

5
Merupakan tindakan atas kehendak sendiri yang bukan menjadi bagian persyaratan
kerja formal seorang karyawan tetapi hal ini mendorong efektivitas dalam fungsi
organisasi. Contoh dari OCB antara lain menolong rekan lain dalam satu tim kerja,
bersedia untuk memperpanjang jam kerja, menghindari konflik yang tidak perlu, dan
membuat pernyataan konstruktif mengenai salah satu kelompok kerja dan organisasi.
Organisasi memerlukan individu yang bersedia memberikan upaya lebih daripada
yang biasa ditugaskan kepada mereka, dan bnayak bukti yang menunjukkan bahwa
organisasi yang memiliki karyawan seperti itu lebih unggul daripada organisasi yang
tidak memiliki karyawan tersebut. Akan tetapi, ada pula kekurangan dari OCB :
karyawan mungkin akan mengalami beban kerja berlebih, stres, dan konflik
pekerjaan-keluarga.
5. Kepuasan Kerja
Merujuk pada sikap yang lazim ditunjukkan karyawan terhadap pekerjaannya.
Meskipun kepuasan kerja cenderung lebih mengacu pada sikap ketimbang perilaku,
hal ini merupakan hasil yang sering kali diamatai manajer karena karyawan yang puas
cenderung lebih sering hadir di kantor, memiliki kinerja yang lebih tinggi, loyal
terhadap organisasi.
6. Perilaku Buruk Di Tempat Kerja
Merupakan perilaku karyawan yang disengaja yang memiliki potensi bahaya bagi
organisasi atau individu dalam organisasi. Perilaku buruk di tempat kerja muncul di
dalam organisasi melalui empat cara : penyimpangan, agresi, perilaku antisosial, dan
kekerasan. Perilaku seperti ini hadir dalam beragam bentuk dari memasang musik
keras-keras untuk membuat marah rekan kerja lain hingga agresi verbal dan sabotase
kerja, semua ini merusak suatu organisasi.

2.2 Memahami Perilaku Kelompok

Perilaku manusia sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu
fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya,
perbedaan perilaku manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir
untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama
lain.

6
Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku kelompok adalah;
pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Berikut penjelasan ketiga pendekatan
tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan
masa lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.

1. Penekanan

Pendekatan kognitif menekankan mental internal seperti berpikir dan menimbang.


Penafsiran individu tentang lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari
lingkungan itu sendiri.

Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam


perilaku manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang dapat
menghasilkan dan memperkuat respon perilaku.

Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam


menentukan sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai
ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.

2. Penyebab timbulnya perilaku

Pendekatan kognitif, perilaku dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau


ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang dapat dihasilkan dari persepsi tentang
lingkungan.

Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa perilaku itu ditentukan oleh stimuli


lingkungan baik sebelum terjadinya perilaku maupun sebagai hasil dari perilaku.

Menurut pendekatan psikoanalitis, perilaku itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions)


yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.

3. Proses

Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman)


adalah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada.
Dan akibat ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan perilaku
yang dapat mengurangi ketidak sesuaian tersebut.

7
Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang
respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut
menentukan kecenderungan perilaku masa mendatang.

Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan harapan dihasilkan dalam Id kemudian


diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.

4. Kepentingan masa lalu

Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa lalu (ahistoric). Pengalaman masa


lalu hanya menentukan pada struktur kognitif, dan perilaku adalah suatu fungsi dari
pernyataan masa sekarang dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses
masuknya dalam sistem.

Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus
tertentu adalah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya.

Menurut pendekatan psikoanalitis, masa lalu seseorang dapat menjadikan suatu


penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan
Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.

5. Tingkat kesadaran

Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi
dalam kegiatan mental yang sadar seperti mengetahui, berpikir dan memahami,
dipertimbangkan sangat penting.

Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya
aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari perilaku dan tidak
dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental seperti berpikir dan
berperasaan dapat saja diikuti dengan perilaku yang terbuka, tetapi bukan berarti
bahwa berpikir dan berperasaan dapat menyebabkan terjadinya perilaku terbuka.

Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental adalah tidak sadar.
Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas menentukan perilaku.

6. Data yang digunakan

8
Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan pada
dasarnya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner.

Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon materi atau fisik
yang dapat diamati, lewat observasi langsung atau dengan pertolongan sarana
teknologi.

Pendekatan psikoanalitis menggunakan data ekspresi dari keinginan, harapan, dan


bukti penekanan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi
bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.

2.3 Motivasi

2.3.1 Motivasi dan Proses Motivasi

Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi diartikan sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang. Setiap tindakan yang dilakukan oleh seorang
manusia pasti memiliki faktor yang mendorong perbuatan tersebut. Contoh
seorang mahasiswa pergi ke perpustakaan dengan motivasi untuk membaca buku
yang tidak dimilikinya yang ada di perpustakaan tersebut. Faktor pendorong dari
seseorang untuk melakukan suatu perbuatan tertentu pada umumnya adalah
kebutuhan serta keinginan orang tersebut. Apabila seseorang menginginkan atau
membutuhkan sesuatu, maka akan terdorong untuk melakukan perbuatan tertentu
untuk memperoleh apa yang diinginkan atau dibutuhkannya itu. Kebutuhan serta
keinginan seseorang berbeda dengan keinginan orang yang lain. Seorang
mahasiswa pada hari minggu ada yang ingin pergi ke perpustakaan, sementara
ada mahasiswa yang justru ingin pergi ke pantai berrekreasi, ada pula yang ingin
pergi ke toko untuk berbelanja dan sebagainya.

Kebutuhan dan keinginan seseorang berbeda-beda itu terjadi karena proses


mental yang telah terjadi dalam diri seseorang tersebut. Proses mental itu
merupakan pembentukan persepsi pada diri orang tersebut dan proses
pembentukan persepsi diri ini pada hakikatnya merupakan proses belajar

9
seseorang terhadap segala sesuatu yang dilihat dan dialaminya dari alam serta
lingkungan yang ada di sekitarnya. Alam sekitar beserta lingkungan masyarakat
akan memberi pelajaran bagi seorang dalam membentuk persepsi dirinya. Alam
sekitar beserta lingkungan masyarakat itu akan berinteraksi dengan seorang dan
dari interkasi itu akan membentuk proses pembelajaran yang akan dapat
menghasilkan persepsi diri bagi orang tersebut.

Persepsi diri inilah yang akan membentuk sikap serta sifat dari seseorang,
sehingga terjadilah sikap yang berbeda sebagai hasil yang berbeda pula dari
proses pembentukan persepsi diri tersebut. Oleh karena itu masing-masing
mahasiswa memiliki sikap yang berbeda dalam melihat dan memanfaatkan hari
minggu bagi dirinya masing-masing. Dengan sikap yang berbeda itu maka
dorongan atau motivasi untuk melakukan tindakan dalam memanfaatkan untuk
pergi ke perpustakaan, ada yang memanfaatkan untuk santai dan ada pula yang
memanfaatkan untuk berbelanja.

Maka dapat diketahui bahwa motivasi untuk melakukan sesuatu tindakan baik
hal itu bersifat partisipatif maupun non partisipatif sangat dipengaruhi oleh
persepsi diri yang dimiliki oleh seseorang. Sedangkan persepsi itu akan timbul
dari suatu rangkaian proses yang terus menerus dalam diri individu seseorang
dalam menghadapi lingkungan sekitarnya. Proses interaksi tersebut terjadi secara
bertahap mulai dari:

a. Perhatian
b. Pengamatan
c. Tanggapan
d. Imajinasi
e. Ingatan
f. Pemikiran
g. Motivasi
Timbulnya persepsi seseorang selalu dimulai dari adanya perhatian orang
tersebut terhadap sesuatu yang dilihatnya atau didengarnya atau dirasakannya.
Tanpa adanya perhatian maka segala sesuatu yang dilihat ataupun didengar serta
dirasakan oleh seseorang itu tidak akan berpengaruh apapun terhadap diri orang
itu. Sebagai contoh, seorang manajer untuk dapat menjelaskan sesuatu kepada

10
karyawannya haruslah diusahakan terlebih dahulu agar mereka tertarik
perhatiannya baru kemudian diberi penjelasan-penjelasan terhadap pekerjaan
yang harus dilakukan oleh karyawan itu.
Setelah timbul adanya perhatian maka barulah kemudian akan mencoba untuk
mengamatinya dengan seksama. Seorang tidak akan dapat mengamati sesuatu
secara teliti dan seksama apabila belum ada perhatian dari orang tersebut terhadap
suatu kejadian itu. Dalam hal tersebut kalau orang tersebut melakukan
pengamatan apabila tanpa perhatian maka pengamatan tersebut akan hilang dalam
sekejap tanpa membekas dalam benaknya. Oleh karena itulah maka segala
sesuatu untuk dapat diperoleh adanya pengamatan yang baik maka pertama kali
haruslah diusahakan timbulnya perhatian dari seseorang terhadap kejadian itu.
Setelah terjadi perhatian dan kemudian sudah terjadi pengamatan maka dalam
benak orang tersebut akan timbul tanggapan atau kesan-kesan dari seseorang
terhadap apa yang diamatinya itu. Dalam hal ini seolah-olah terjadi adanya
gambar atau foto dari kejadian yang diamatinya tersebut di dalam benak orang
tersebut. Dari timbulnya tanggapan itu maka kemudian orang tersebut akan
mencoba untuk membayangkan, menghubung-hubungkannya dengan pengalaman
yang telah dimilikinya serta hal-hal lain yang telah dia ketahui, hal ini disebut
imajinasi. Hasil dari imajinasinya itu akan coba dimasukkan ke dalam memori
yang ada padanya untuk disimpan dan akan dikeluarkan kembali kalau diperlukan
nanti, tahap ini disebut ingatan.
Kemudian di samping melakukan ingatan-ingatan itu maka segera akan
dilakukan pemikiran serta analisa dari kejadian itu maka akan menghasilkan buah
pikiran atau pendapat. Pendapat atau pikiran seseorang itulah yang akan
membentuk sikap atau attitude bagi dirinya. Sikap merupakan perasaan seseorang
sebagai hasil dari pemikiran yang timbul dalam benaknya. Perasaan tersebut bisa
berupa senang terhadap sesuatu, atau benci terhadap sesuatu. Perasaan senang
merupakan sikap yang positif sedangkan sikap atau perasaan benci merupakan
sikap yang negative. Sikap ini akan selalu berbentuk positif dan negatif, yaitu
berupa senang atau benci dan sikap itu akan selalu ditunjukan kepada sesuatu
objek tertentu. Objek tersebut berupa barang, orang, peraturan yang diberlakukan
ataupun keadaan serta situasi. Sebagai contoh seseorang bersikap senang terhadap
sabun mandi merek tertentu, tetapi orang lain dapat bersikap sangat benci
terhadap merek tersebut. Sikap senang akan menimbulkan dorongan bagi

11
seseorang untuk membeli barang tersebut dan sikap benci akan menimbulkan
dorongan untuk menolak tawaran barang tersebut. Jadi buah pikiran akan
membentuk sikap sedangkan sikap akan menimbulkan motivasi atau dorongan
seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu perbuatan tertentu.

2.3.2 Kerangka Kerja Konseptual untuk Memahami Motivasi

Untuk memahami kerangka kerja konsepsual melalui beberapa teori-teori


motivasi untuk memahami betul seperti apa itu motivasi dilakukan. Teori-teori
motivasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga diantaranya yaitu

1. Teori petunjuk (prescriptive theories) menggunakan bagaimana memotivasi para


karyawan. Teori-teori ini didasarkan atas pengalaman coba-coba. Faktor-faktor
yang dipakai untuk memotivasi telah banyak dibahas di bagian-bagian
sebelumnya, sehingga teori-teori ini tidak diliput dalam pembicaraan berikut.

2. Teori isi (content theories), kadang-kadang disebut teori kebutuhan (need


theories), adalah berkenaan dengan pertanyaan apa penyebab-penyebab perilaku
atau memusatkan pada pertanyaan “apa” dari motivasi. Teori-teori yang sangat
terkenal dengan diantaranya : 1) Vhirarki kebutuhan dari psikolog Abraham H.
Maslow 2) Frederick Herzberg dengan motivasi – pemeliharaan atau motivasi –
higienis, dan 3) teori prestasi dari penulis dan peneliti David McClelland.

3. Teori proses (process theories) berkenaan dengan bagaimana perilaku dimulai


dan dilaksanakan atau menjalankan aspek “bagaimana’ dari motivasi. Teori-teori
yang termasuk kategori teori-teori proses adalah 1) teori penghargaan, 2)
pembentukan perilaku (operant conditioning), 3) teori Porter – Lawler, dan 4)
Teori keadilan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Enam perilaku dasar perilaku organisasi yaitu :

3.1.1 Enam perilaku dasar perilaku organisasi adalah produktivitas karyawan,


ketidakhadira, perputaran karyawan, organizational citizenship behavior (ocb),
kepuasan kerja, dan perilaku buruk di tempat kerja.
3.1.2 Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami perilaku kelompok adalah;
pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis. Pendekatan tersebut dilihat
dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa
lalu di dalam menentukan perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
3.1.3 Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu
perbuatan atau kegiatan tertentu, oleh karena itu motivasi diartikan sebagai faktor
pendorong perilaku seseorang. Proses interaksi tersebut terjadi secara bertahap
mulai dari: perhatian, pengamatan, tanggapan, imajinasi, ingatan, pemikiran, dan
motivasi
3.1.4 Untuk memahami kerangka kerja konsepsual melalui beberapa teori-teori motivasi
untuk memahami betul seperti apa itu motivasi dilakukan. Teori-teori motivasi
dapat diklasifikasikan menjadi tiga diantaranya adalah teori petunjuk, teori isi, dan
teori proses.

13
DAFTAR PUSTAKA

P Robbins, Stephen., Coulter, Mary. Manajemen, edisi bahasa Indonesia, jilid 1.

Thoha, Miftah. 2009. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan aplikasinya. Jakarta :
Rajawali Pres.

Gitosudarma, Indriyo. 1996. PRINSIP DASAR MANAJEMEN. Yogyakarta: BPFE-


YOGYAKARTA.

14

Anda mungkin juga menyukai