a) Topik yang dipilih harus berada di sekitar peneliti, baik sekitar pengalaman
peneliti maupun di sekitar pengetahuan peneliti.
b) Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian peneliti.
c) Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.
d) Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif.
e) Topik harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang akan
memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan diteliti.
Setelah masalah dapat diidentifikasi, hal itu belum merupakan jaminan bahwa
masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Seringkali, dalam usaha mengidentifikasi
atau menemukan masalah masalah penelitian ditemukan lebih dari satu masalah. Dari
masalah-masalah tersebut dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan sesuai
untuk diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah layak
dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu:
1
a) Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis
penelitiannya.
b) Pemecahan masalah-masalah praktis.
Selain dua pertimbangan tersebut di atas, peneliti juga perlu mempertimbangkan hal-
hal di bawah ini dalam melakukan pemilihan masalah:
a) Dapat dilaksanakan
b) Jangkauan penelitian
c) Keterkaitan
d) Nilai Teoritis
e) Nilai Praktis
Setelah dipilih dan dievaluasi problem harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk diteliti. Beberapa kriteria dalam pernyataan problem
riset kuantitatif, adalah sebagai berikut:
2
1.3 Perumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada empat pertimbangan utama dalam perumusan masalah di atas, maka
rumusan suatu masalah dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori
secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Menurut Pohan dalam
3
Prastowo (2012: 81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan mengumpulkan
data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah
berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan,
rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Kajian
ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat,
termasuk suaplagiat
Sumber kajian pustaka beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperoleh teori-teori yang relevan yaitu: Buku Teks, Jurnal, Periodical, Yearbook,
Buletin, Circular, Leaflet, Annual Review, Off Print, Reprint, Recent Advance, Bibliografi,
Handbook, Manual.
2.2 Hipotesis
4
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga
yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan
assosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga
yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan assosiatif/hubungan.
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam
pengertian antara “ populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
5
dalam nya, misalnya rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. Situasi sosial tidak
hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam,
binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, partisipan,
informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif,
juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
1) Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Macam-macam teknik ini meliputi:
a) Simple random sampling
Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
b) Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang
mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45
6
orang, S2=30 orang, SMK= 800 orang, SMA= 400 orang, SMP= 300
orang, SD= 300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut.
c) Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja
tertentu mempunyai, 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1,
800 orang SMU, 700 orang SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang
lulusan S2 tersebut diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua
kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU,
dan SMP.
d) Cluster sampling ( Area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari
suatu negara, provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan jadi sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan
secara random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia
itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang
penduduknya padat ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan banyak ada
yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakter
semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut
strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga.
2) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.
7
a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya
anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota
tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan 5, untuk
itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor1, 5, 10, 15, 20, dan
seterusnya sampai 100.
b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan.
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang
belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5
orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat
menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus
dapat mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut.
c. Sampling ansidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti, hasil datanya dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
d. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melekukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan. Atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih
8
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian
yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
f. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang
ini belum merasa lengkap data yang diberikan, maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses,
cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrumen adalah alat yg
dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat
kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.
9
Ibnu Hadjar (1996:160) berpenda pat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel
secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa instrument
penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-
keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis
biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan
untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.
10
untuk dijawabnya. Serta merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah
responden cukup besar dan terssebar diwilayah yang luas.
c. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai cirri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan
kuesioner. Karena observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga
obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono (2012:145)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dari segi proses pelaksanaannya, observasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
observasi berperan serta (participant observation) dan observasi non partisipan
(non participant observation).
Rencana Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data merupakan tahapan
yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Penetapan terhadap rencana analisis
data sangat tergantung pada rumusuan masalah yang akan dipecahkan, hipotesis dan sifat
data yang telah dikumpulkan. Suatu penelitian deskriptif memerlukan teknik analisis data
secara deskriptif. Pemecahan masalah komparatif memerlukan analisis data secara
komparatif. Dan permasalahan asosiatif memerlukan teknik analisis data asosiatif. Rencana
analisis data terutama data yang diperoleh dari koesioner atau wawancara terstruktur perlu
didahului dengan proses editing atau koding. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh
benar – benar bersih sebelum diolah untuk memperoleh informasi.
1) Tahapan Pengolahan Data
a. Editing
Kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa data mentah yang masuk,
apakah ada kekeliruan pengiriman, tidak lengkap pengisiannya, palsu, dan lain-
lain. Hal-hal yang perlu diperiksa adalah: Dipenuhi tidaknya instruksi sampling,
Dapat dibaca atau tidaknya data mentah, Kelengkapan pengisian, Keserasian
(konsistensi), Apakah isi jawaban yang bisa dipahami. Penyuntingan data
13
(editing) adalah suatu proses agar data yang dikumpulkan memberi kejelasan,
dapat dibaca, konsisten dan lengkap. Penyuntingan data membuat data mudah
dimengerti.
b. Coding
Coding adalah pemberian tanda/simbol bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam
kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka atapun huruf. Tujuan dari coding
adalah untuk mengklasifikasikan jawaban ke dalam kategori-kategori yang
penting. Dua langkah penting dalam melakukan coding, yaitu: menentukan
kategori-kategori yang akan digunakan dan mengalokasikan jawaban individual
pada kategori-kategori tersebut. Kumpulan dari kategori-kategori ini disebut
dengan coding frame.
c. Tabulasi
Tahap selanjutnya setelah proses editing dan coding, data disusun dalam bentuk
tabel. Jawaban yang serupa dikelompokkan kemudian dihitung dan dijumlahkan
beberapa banyak peristiwa/ gejala/item yang termasuk dalam satu kategori.
Kegiatan ini dilakukan sampai terwujud tabel-tabel yang berguna terutama
penting pada data kuantitatif. Dalam tabulasi, angka-angka akan dimasukkan
dalam satu tabel yang terdiri atas kolom-kolom. Tabel dapat dibedakan beberapa
jenis yaitu tabel induk, tabel teks, dan tabel frekuensi.
2) Penyajian Data
Data dapat disajikan dalam bentuk tabel baik tabel frekuensi tunggal maupun
tabulasi silang. Selain dalam bentuk tabel, data juga dapat disajikan dalam bentuk
gambar/grafik. Dalam tabulasi silang, setiap kesatuan data dipecah lebih lanjut
menjadi dua atau tiga. Setiap penambahan variabel baru ke dalam tabulasi silang akan
memberikan keterangan lebih baik terhadap data yang diolah.
6. PENULISAN LAPORAN
Langkah terakhir dari suatu proses penelitian adalah menyusun laporan penelitian.
Laporan penelitian memuat proses penelitian secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Pada
laporan penelitian ini telah dapat diketahui simpulan dari hasil penelitian dan juga saran bila
diperlukan. Hasil penelitian yang diketahui dari laporan penelitian ini akan menjadi refrensi
empiris bagi penelitian – penelitian berikutnya.
Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh karena itu penulisan nya
harus sesuai dengan kode etik penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat norma
yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan
pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan penyebutan
sumber data atau informan.
Suatu laporan penelitian umumnya dibagi dalam 6 (enam) bab. Sebelum bab-bab
laporan, ada bagian pendahuluan yang memberikan gambaran umum mengenai laporan.
Bagian laporan penelitian pada umumnya terdiri dari beberapa halaman yang berisi:
1. Halaman judul
a. Judul haruslah singkat, spesifik, dan jelas.
b. Judul harus menarik perhatian pembaca ketika di baca sepintas.
c. Judul sebaiknya menggambarkan cakupan dan isi yang sedang diteliti.
2. Halaman persetujuan. Halaman persetujuan merupakan halaman yang berisi
persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses, hasil dan laporan penelitian
siswa atau mahasiswa.
16
3. Halaman pengesahan dari rektor atau pusat penelitian. Tanda pengesahan promotor
yang menyatakan bahwa laporan sudah sah.
4. Abstrak. Merupakan ringkasan hasil penelitian yang lengkap. Absrak mencangkup
permasalahan (latar belakang), metode, dan hasil penelitian. Tabel dan grafik tidak
boleh dicantumkan dalam abstrak.
5. Kata pengantar. Kata pengantar berisi pernyataan ringkas tentang masalah tujuan,
lembaga yang mensponsori peneliatian, dan sebagainya. Pengantar dapat ditulis oleh
orang yang memimpin atau oleh lembaga penelitian atau oleh seseorang yang
mewakili lembaga yang mensponsori penelitian.
6. Daftar isi. Daftar isi bertujuan agar pembaca dapat mengenali bagian-bagian laporan
dan mereka dapat melihat hubungann antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
7. Daftar tabel
8. Daftar gambar atau grafik (jika ada)
Menurut Mahsun (2005:126) sistematika penulisan laporan yang terdiri dari enam bab
adalah sebagai berikut:
1. Bab I (Pendahuluan). Pendahuluan Berisi hal-hal yang dapat memperkenalkan secara
ringkas kepada pembaca tentang masalah penelitian, ruang lingkupnya, keguanaan
teoritis, serta praktisnya, tinjauan pustaka dan kerangka teori, serta metode
peneliatian. ikhwal bagaimana membuat rumusan masalah, tinjauan masalah,
kerangka teori, dan penentuan metode penelian, pada uraian bab II.
2. Bab II (Metodologi Penelitian). Hal serupa dijelaskan metode penelitian pada
dasarnya adalah suatu prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan tertib yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah (penelitian)
guna mendapatkan kebenaran yang objektif.
3. Bab III (Hasil Penelitian dan Pembahasan). Pada bagian ini dikemukakan hasil serta
analisis data yang diperoleh pada tahap penyedian data sehingga diperoleh rumusan
kaidah yang mengetur gejala kebahasaan yang menjadi obyek penelitian.
4. Bab IV (Kesimpulan dan Saran). Kesimpulan harus perkataan singkat dan tepat yang
dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam kesimpulan ini akan terjamin
akan tercermin jawaban darai masalah yang diajukan dalam penelitian dan sekaligus
mencerminkan apa yang menjadi isi pada bagian hasil dan pembahasan. Saran
dirumuskan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan pebulis yang ditunjukan pada
17
peneliti yang sebidang yang hendak melanjutkan penelitian yang serupa
ataumengembangkan penelitian yang jtelah dilakukan.
5. Bab V (Daftar Pustaka). Semua dokumen, baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan, yang digubakan pada laporan kita semuanya dicantumkan sebagai
bdaftra kepustakaan yang ditempatkan dibagian akhir lapoaran.
6. Bab VI (Lampiran – lampiran). Lampiran biasanya berisi hal-hal teknis yang akan
tampak tidak praktis kalau dimaksukkan kedalam teks laporan atau akan tidak pantas
karena akan mengganggu kelancaran penyajian laporan.
7. PROPOSAL PENELITIAN
Proposal penelitian adalah pedoman yang berisikan berbagai kegiatan serta langkah-
langkah sistematis yang akan diikuti oleh seorang peneliti dalam melaksanakan suatu
penelitian (Sugiyono, 2013). Proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah
langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Proposal penelitian
harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan
sebuah penelitian (Cooper dan Emory, 1996).
Tujuan proposal penelitian ialah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap
rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan. Proposal penelitian dibuat peneliti
sebelum melakukan kerja lapangan. Tujuan pembuatan proposal penelitian antara lain:
1. Menampilkan pokok permasalahan yang harus diteliti dan poin-poin penting
dari penelitian tersebut.
2. Mencari berbagai data yang diperlukan untuk memecahkan pokok
permasalahan.
3. Menyarankan bagaimana data tersebut akan dikumpulkan, diperlakukan, serta
diinterpretasikan.
18
Untuk menghasilkan Proposal Penelitian yang baik, ada beberapa Persyaratan yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Sistematis
Proposal penelitian harus disusun secara sistematis menurut pola tertentu dari
yang paling sederhana hingga kompleks. Proposal yang diajukan hendaknya dapat
memberikan gambaran secara sistematis tentang rencana penelitian yang diajukan
secara efektif dan efisien serta konsisten sehingga memudahkan pembaca.
b. Berencana
Harus sudah dipikirkan langkah – langkah pelaksanaannya. Hendaknya memiliki
rencana jadwal yang akan dilakukan dalam penelitian secara berencana seperti ;
jadwal pengumpulan data, analisis data hingga penyajian untuk laporan.
c. Mengikuti Konsep Ilmiah
Mengikuti cara – cara atau metode ilmiah yang sudah ditentukan untuk mencari
kebenaran ilmiah.
19
Proposal yang menampilkan gejala holistik-konstektual melalui pengumpulan
data yang memanfaatkan orang sebagai instrumen kunci dari penelitian.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk
narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri
naturalistik yang penuh keotentikan.
4. Proposal Penelitian Kuantitatif
Proposal yang menggunakan pendekatan induktif-deduktif. Proposal ini
disusun dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, dan pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya yang kemudian akan dikembangkan menjadi
masalah dan pemecahannya digunakan untuk memperoleh kebenaran.
20
3) Proposal penelitian merupakan pedoman yang berisikan berbagai kegiatan serta
langkah-langkah sistematis yang akan diikuti oleh seorang peneliti dalam
melaksanakan suatu penelitian (Sugiyono, 2013)
c. Penulis lebih dari dua orang/hanya ditulis nama penulis pertama saja :
1) Nagle dkk. (2004) menyatakan bahwa ....
21
Daftar Pustaka :
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3. Jakarta : Erlangga.
Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar : Udayana University Press.
Donald R. Cooper dan Pamela S. Schindler. 2017. Metode Penelitian Bisnis Edisi 12 Buku 1.
Diterjemahkan oleh: Rahma Wijayanti, Gina Gania. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
22