Anda di halaman 1dari 22

1.

IDENTIFIKASI, PEMILIHAN, DAN PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN


1.1 Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam menentukan permasalahan penelitian, pertama-tama peneliti melakukan


identifikasi masalah. Dengan melakukan identifikasi, biasanya akan diperoleh banyak
masalah yang selanjutnya dapat dipilih beberapa alternatif yang akan dikembangkan.
Masalah yang diteliti adalah masalah yang memenuhi syarat berikut;

a) Topik yang dipilih harus berada di sekitar peneliti, baik sekitar pengalaman
peneliti maupun di sekitar pengetahuan peneliti.
b) Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian peneliti.
c) Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas.
d) Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang objektif.
e) Topik harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang akan
memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan diteliti.

1.2 Pemilihan Masalah Penelitian

Setelah masalah dapat diidentifikasi, hal itu belum merupakan jaminan bahwa
masalah tersebut layak dan sesuai untuk diteliti. Seringkali, dalam usaha mengidentifikasi
atau menemukan masalah masalah penelitian ditemukan lebih dari satu masalah. Dari
masalah-masalah tersebut dipilih salah satu, yaitu mana yang paling layak dan sesuai
untuk diteliti. Pertimbangan untuk memilih atau menentukan apakah suatu masalah layak
dan sesuai untuk diteliti, pada dasarnya dilakukan dari dua arah, yaitu:

a) Dari arah masalah


b) Dari arah peneliti

a) Pertimbangan dari arah masalahnya


Dari arah masalah atau objektif, peneliti perlu mempertimbangkan apakah masalah
yang akan diangkat merupakan masalah yang menarik untuk diteliti? Atau, masalah
tersebut dapat memberikan kontribusi pada perkembangan keilmuan dan praktik
kerja bisnis. Dari sudut objektif ini, pertimbangan akan dibuat atas dasar sejauh
mana penelitian mengenai masalah yang bersangkutan itu akan memberikan
sumbangan kepada:

1
a) Pengembangan teori dalam bidang yang bersangkutan dengan dasar teoritis
penelitiannya.
b) Pemecahan masalah-masalah praktis.

b) Pertimbangan dari arah peneliti


Pertimbangan dari arah peneliti atau subjektif adalah apakah peneliti memiliki
kemampuan, baik dari aspek keilmuan maupun dukungan dana (ekonomi untuk
kelancaran penelitian tersebut). Sesuai atau tidaknya suatu masalah untuk diteliti
terutama bergantung pada apakah masalah tersebut managable atau tidak oleh calon
peneliti. Kemampuan mengelola terutama dilihat dari lima segi, yaitu:
a) Biaya yang tersedia
b) Waktu yang dapat digunakan
c) Alat-alat dan perlengkapan yang tersedia
d) Bekal kemampuan teoritis, dan
e) Penguasaan metode yang diperlukan.

Selain dua pertimbangan tersebut di atas, peneliti juga perlu mempertimbangkan hal-
hal di bawah ini dalam melakukan pemilihan masalah:

a) Dapat dilaksanakan
b) Jangkauan penelitian
c) Keterkaitan
d) Nilai Teoritis
e) Nilai Praktis

Setelah dipilih dan dievaluasi problem harus dinyatakan dalam bentuk yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk diteliti. Beberapa kriteria dalam pernyataan problem
riset kuantitatif, adalah sebagai berikut:

a) Problem menjelaskan dengan tepat apa yang akan diteliti.


b) Problem menanyakan tentang hubungan antara dua atau lebih variabel yang
dinyatakan dalam bentuk pertanyaan atau pertanyaan yang implisit.
c) Problem seharusnya dinyatakan dalam cara dimana riset itu mungkin
dilakukan untuk menjawab pertanyaan.

2
1.3 Perumusan Masalah Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti menyajikan rumusan masalah dan hipotesis


penelitian, terkadang sasaran penelitian juga dirumuskan secara bersamaan.

Perumusan masalah adalah usaha untuk menyatakan secara tersurat pertanyaan-


pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab atau dicarikan dalam pemecahannya.
Fraenkel dan Wallen (1990:22) mengemukakan bahwa rumusan masalah yang baik harus
mencakup empat hal utama, yaitu:

a) Masalah harus feasible


b) Masalah harus jelas
c) Masalah harus signifikan
d) Bersifat etis

Berdasarkan pada empat pertimbangan utama dalam perumusan masalah di atas, maka
rumusan suatu masalah dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:

a. Rumusan masalah deskriptif


Suatu permasalahan dikatakan bersifat deskriptif apabila tujuan dari penelitian
itu adalah hanya untuk mempertanyakan keberadaan dari satu atau lebih
variable independen. Dalam hal ini peneliti tidak melakukan perbandingan
antar variabel pada sampel yang berbeda.
b. Rumusan yang Bersifat Komparatif
Permasalahan komparatif merupakan suatu permasalahan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda-beda.
c. Rumusan yang Bersifat Asosiatif
Rumusan yang bersifat asosiatif menggambarkan pola hubungan antar dua
variabel atau lebih. Pola hubungan itu bisa bersifat simetris, kausal, dan
interaktif.

2. KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS


2.1 Pengertian Kajian Pustaka

Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori
secara nyata dapat diperoleh melalui studi atau kajian kepustakaan. Menurut Pohan dalam

3
Prastowo (2012: 81) kegiatan ini (penyusunan kajian pustaka) bertujuan mengumpulkan
data dan informasi ilmiah, berupa teori-teori, metode, atau pendekatan yang pernah
berkembang dan telah di dokumentasikan dalam bentuk buku, jurnal, naskah, catatan,
rekaman sejarah, dokumen-dokumen, dan lain-lain yang terdapat di perpustakaan. Kajian
ini dilakukan dengan tujuan menghindarkan terjadinya pengulangan, peniruan, plagiat,
termasuk suaplagiat

Cara menyusun kajian pustakaMenurut cara penyajiannya, menurut Ratna dalam


Prastowo (2012: 83) kajian pustaka dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu (a)
penyajian sesuai dengan tahun penelitian; dan (b) penyajian disesuaikan relevansi,
kedekatannya dengan objek. Penyusunan kajian pustaka meliputi beberapa langkah
sebagai berikut:
1) Membaca karya-karya ilmiah hasil penelitian sebelumnya yang terkait.
2) Mencatat hasil intrepretasi terhadap bahan-bahan bacaan.
3) Menyusun kajian pustaka berdasarkan hasil analisis terhadap karya ilmiah
sebelumnya yang relevan.

Sumber kajian pustaka beberapa jenis sumber bacaan yang dapat digunakan untuk
memperoleh teori-teori yang relevan yaitu: Buku Teks, Jurnal, Periodical, Yearbook,
Buletin, Circular, Leaflet, Annual Review, Off Print, Reprint, Recent Advance, Bibliografi,
Handbook, Manual.

2.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,


dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Diakatakan semntara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data.

Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan


pendekatan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi
diharapkan dapat ditemukan hipotesis. Dalam hal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis
penelitian dan hipotesis statistik. Hipotesis statistik ada bila penelitian bekerja dengan
sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik.

4
Bentuk-bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah penelitian.
Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah penelitian ada tiga
yaitu: rumusan masalah deskriptif (variabel mandiri), komparatif (perbandingan) dan
assosiatif (hubungan). Oleh karena itu, maka bentuk hipotesis penelitian juga ada tiga
yaitu hipotesis deskriptif, komparatif, dan assosiatif/hubungan.

1. Hipotesis deskriptif, adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah


deskriptif;

2. Hipotesis komparatif merupakan jawaban sementara terhadap masalah


komparatif,

3. Hipotesis assosiatif adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah


assosiatif/hubungan.

3. POPULASI DAN SAMPEL

Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam
pengertian antara “ populasi dan sampel” dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.

1. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang


terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah guru
dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi bukan hanya orang, tetapi
juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan
sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel,
kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari
populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
2. Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
menggunakan istilah situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat,
pelaku dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat
dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin diketahui “ apa yang terjadi” di

5
dalam nya, misalnya rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. Situasi sosial tidak
hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam,
binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan sampel dalam penelitian
kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, partisipan,
informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif,
juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian
kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.

3.1 Teknik sampling

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel


yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang
digunakan. Dalam penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Prof. Dr. Sugiyono (2010)
menyatakan Secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non probability Sampling. Probability
Sampling meliputi: simple random, proportionate stratified random, disproportionate
stratifed random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi: sampling
sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh, dan snowball sampling.

1) Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Macam-macam teknik ini meliputi:
a) Simple random sampling
Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
b) Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang
mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka
populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45

6
orang, S2=30 orang, SMK= 800 orang, SMA= 400 orang, SMP= 300
orang, SD= 300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata
pendidikan tersebut.
c) Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja
tertentu mempunyai, 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1,
800 orang SMU, 700 orang SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang
lulusan S2 tersebut diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua
kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU,
dan SMP.
d) Cluster sampling ( Area sampling)
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari
suatu negara, provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana
yang akan jadi sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan
daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan
menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan
secara random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia
itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu
menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang
penduduknya padat ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan banyak ada
yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakter
semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut
strata populasi itu dapat ditetapkan.
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu
tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya
menentukan orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga.

2) Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel.
7
a. Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya
anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota
tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, atau
kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan 5, untuk
itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor1, 5, 10, 15, 20, dan
seterusnya sampai 100.
b. Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat
terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan.
Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data
belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang
belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5
orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat
menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus
dapat mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut.
c. Sampling ansidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu
dengan peneliti, hasil datanya dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber
data.
d. Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya akan melekukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli
makanan. Atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka
sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih

8
cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian
yang tidak melakukan generalisasi.
e. Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah
populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin
membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
f. Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,
pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang
ini belum merasa lengkap data yang diberikan, maka peneliti mencari
orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak.

Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball,


misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan
purposive dan snowball.

4. METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian pengumpulan data adalah proses,
cara, perbuatan mengumpulkan, atau menghimpun data. Sedangkan instrumen adalah alat yg
dipakai untuk mengerjakan sesuatu (seperti alat yang dipakai oleh pekerja teknik, alat-alat
kedokteran, optik, dan kimia), perkakas, sarana penelitian (berupa seperangkat tes dan
sebagainya) untuk mengumpulkan data sebagai bahan pengolahan.

Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:265), instrumen pengumpulan data


adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan
data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

9
Ibnu Hadjar (1996:160) berpenda pat bahwa instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang variasi karakteristik variabel
secara objektif. Sementara itu, Sumadi Suryabrata (2008:52) menyatakan bahwa instrument
penelitian adalah alat yang digunakan untuk merekam-pada umumnya secara kuantitatif-
keadaan dan aktivitas atribut-atribut psikologis. Atibut-atribut psikologis itu secara teknis
biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Sumadi
mengemukakan bahwa untuk atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan
untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan.

4.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kuantitatif


Sugiyono (2012:7) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena
metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode
untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan
pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat
ditemukan dan dikembangkan sebagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitiannya berupa angka-angka dan analisisnya
menggunakan statistik.
Menurut Sugiyono (2012:137) berdasarkan teknik pengumpulan data
penelitian kuantitatif dapat dilakukan dengan cara:
a. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan masalah yang harus diteliti dan
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam dan jumlah respondenya sedikit/kecil. Wawancara dapat dilakukan
secara terstruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa
yang akan diperoleh) maupun tidak terstruktur (peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap sebagai
pengumpul datanya) dan dapat dilakukan secara langsung (tatap muka) maupun
secara tidak langsung (melalui media seperti telepon).
b. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden

10
untuk dijawabnya. Serta merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari responden. Kuesioner juga cocok digunakan jika jumlah
responden cukup besar dan terssebar diwilayah yang luas.
c. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang mempunyai cirri yang
spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain yaitu wawancara dan
kuesioner. Karena observasi tidak selalu dengan obyek manusia tetapi juga
obyek-obyek alam yang lain. Sutrisno Hadi, dalam Sugiyono (2012:145)
mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.
Dari segi proses pelaksanaannya, observasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu
observasi berperan serta (participant observation) dan observasi non partisipan
(non participant observation).

4.2 Teknik Pengumpulan Data Penelitian Kualitatif


Sugiyono (2012:7) metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode
baru. Karena popularitasnya belum lama, danamakan metode postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode
artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut
sebagai metode interpretive karena data hasil penelitiannya lebih berkenaan dengan
interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna pada generalisasi.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer dan teknik pengumpulan data lebih
banyak pada observasi berperan serta, wawancara mendalam, dan dokumentasi.
Teknik pengumpulan data kualitatif secara umum terdapat 4 macam yaitu:
a. Observasi
11
Nasution, dalam Sugiyono (2012:226) menyatakan bahwa, observasi adalah
dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan
data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat
canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil (proton dan elektron)
maupun yang sangat jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan
jelas.
Sanafiah Faisal, dalam Sugiyono (2012:226) mengklasifikasikan observasi
menjadi observasi berpartisipasi (participant observation), observasi yang
secara terang-terangan dan tersamar (overt observation dan covert
observation), dan observasi yang tak berstruktur (unstructured observation).
Selanjutnya Spradley, dalam Sugiyono (2012:226) membagi observasi
berpartisipasi menjadi empat, yaitu observasi partisipasi yang pasif (pasive
participation), observasi partisipasi yang moderat (moderate participation),
observasi partisipasi yang aktif (active participation) dan observasi partisipasi
yang lengkap (complete participation).
b. Wawancara/interview
Esterberg, dalam Sugiyono (2012:231) mendefinisikan interview sebagai
berikut: “a meeting of two persons to exchange information and idea through
question and responses, resulting in communication and joint construction of
meaning about a particular topic”. Wawancara adalah merupakan pertemuan
dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga
dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Esterberg, dalam
Sugiyono (2012:233) mengemukakan beberapa macam wawancara
yaitu wawancara testruktur (peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi
apa yang akan diperoleh sehingga peneliti menyiapkan instrumen penelitian
berupa pertanyaan tertulis yang alternative jawabannya pun telah
disiapkan), wawancara semiterstruktur (pelaksanan wawancara lebih bebas,
dan bertujuan untuk menemukan pemasalahan secara lebih terbuka dimana
responden dimintai pendapat dan ide-idenya), dan wawancara tidak
terstuktur (merupakan wawancara yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya).
c. Dokumen
12
Sugiyono (2012:240), mengemukakan pendapatnya mengenai dokumen,
dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
d. Triangulasi
Sugiyono (2012:241), Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data
yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan
triangulasi, maka sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus
menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai
teknik pengumpulan data dan berbagai sumber data.
Triangulasi teknik, berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
yang berbeda-beda untuk mendapat data dari sumber yang sama. peneliti
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak.

5. RENCANA ANALISIS DATA

Rencana Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam
bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Analisis data merupakan tahapan
yang kritis dalam proses penelitian bisnis dan ekonomi. Penetapan terhadap rencana analisis
data sangat tergantung pada rumusuan masalah yang akan dipecahkan, hipotesis dan sifat
data yang telah dikumpulkan. Suatu penelitian deskriptif memerlukan teknik analisis data
secara deskriptif. Pemecahan masalah komparatif memerlukan analisis data secara
komparatif. Dan permasalahan asosiatif memerlukan teknik analisis data asosiatif. Rencana
analisis data terutama data yang diperoleh dari koesioner atau wawancara terstruktur perlu
didahului dengan proses editing atau koding. Hal ini dimaksudkan agar data yang diperoleh
benar – benar bersih sebelum diolah untuk memperoleh informasi.
1) Tahapan Pengolahan Data
a. Editing
Kegiatan dalam editing adalah kegiatan memeriksa data mentah yang masuk,
apakah ada kekeliruan pengiriman, tidak lengkap pengisiannya, palsu, dan lain-
lain. Hal-hal yang perlu diperiksa adalah: Dipenuhi tidaknya instruksi sampling,
Dapat dibaca atau tidaknya data mentah, Kelengkapan pengisian, Keserasian
(konsistensi), Apakah isi jawaban yang bisa dipahami. Penyuntingan data

13
(editing) adalah suatu proses agar data yang dikumpulkan memberi kejelasan,
dapat dibaca, konsisten dan lengkap. Penyuntingan data membuat data mudah
dimengerti.
b. Coding
Coding adalah pemberian tanda/simbol bagi tiap-tiap data yang termasuk dalam
kategori yang sama. Tanda dapat berupa angka atapun huruf. Tujuan dari coding
adalah untuk mengklasifikasikan jawaban ke dalam kategori-kategori yang
penting. Dua langkah penting dalam melakukan coding, yaitu: menentukan
kategori-kategori yang akan digunakan dan mengalokasikan jawaban individual
pada kategori-kategori tersebut. Kumpulan dari kategori-kategori ini disebut
dengan coding frame.
c. Tabulasi
Tahap selanjutnya setelah proses editing dan coding, data disusun dalam bentuk
tabel. Jawaban yang serupa dikelompokkan kemudian dihitung dan dijumlahkan
beberapa banyak peristiwa/ gejala/item yang termasuk dalam satu kategori.
Kegiatan ini dilakukan sampai terwujud tabel-tabel yang berguna terutama
penting pada data kuantitatif. Dalam tabulasi, angka-angka akan dimasukkan
dalam satu tabel yang terdiri atas kolom-kolom. Tabel dapat dibedakan beberapa
jenis yaitu tabel induk, tabel teks, dan tabel frekuensi.

2) Penyajian Data
Data dapat disajikan dalam bentuk tabel baik tabel frekuensi tunggal maupun
tabulasi silang. Selain dalam bentuk tabel, data juga dapat disajikan dalam bentuk
gambar/grafik. Dalam tabulasi silang, setiap kesatuan data dipecah lebih lanjut
menjadi dua atau tiga. Setiap penambahan variabel baru ke dalam tabulasi silang akan
memberikan keterangan lebih baik terhadap data yang diolah.

3) Macam-Macam Metode Analisis


Secara umum, terdapat dua metode yang digunakan dalam penelitian yaitu
analisis data secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan pada
penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif. Analisis ini tidak menggunakan
alat statistik, namun dengan membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka-angka
kemudian melakukan penafsiran. Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Analisis ini menggunakan alat statistik.
14
Terdapat dua macam alat statistik yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik inferensial
adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dengan maksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

4) Pemilihan Metode Analisis


Pemilihan metode analisis menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitaif.
Dalam pendekatan kuantitaif, syarat pertama yang harus terpenuhi adalah alat uji
statistik yang akan digunakan harus sesuai. Pertimbangan dalam memilih alat uji
statistik yaitu:
a. Ditentukan oleh pertanyaan untuk apa penelitian tersebut dilakukan.
b. Ditentukan oleh tingkat/skala, distribusi, dan penyebaran data.
c. Luasnya pengetahuan statistik yang dimiliki.
d. Ketersediaan sumber-sumber dalam hubungannya dengan perhitungan
dan penafsiran data.

5) Pemilihan Metode Statistik Menurut Skala Pengukuran


Pemilihan terhadap alat statistika dalam penelitian kuantitatif sangat
tergantung pada skala pengukuran dari variabel yang digunakan. Dalam analisis
nantinya apakah menggunakan statistik parametrik atau statistik non-parametrik. Bila
dalam analisis kuantitatif tersebut dimana skala ukuran variabel adalah nominal atau
ordinal umumnya menggunakan statistik non-parametrik. Apabila skala yang
digunakan adalah interval atau rasio maka statistik yang digunakan adalah statistik
parametrik. Walaupun demikian untuk skala interval atau rasio dapat juga
menggunakan alat statistik non parametrik namun banyak sekali kehilangan informasi
yang dimiliki oleh data interval atau rasio tersebut. Untuk menggunakan statistik
parametrik dan non-parametrik dalam suatu analisis sangat tergantung pada macam
data dan bentuk hipotesis yang diajukan.

6) Interpretasi Hasil-Hasil Analisis Data


Untuk interpretasi yang didasarkan atas statistik deskriptif khususnya tabulasi
silang, ada ketentuan atau aturan yang perlu diperhatikan. Jika diasumsikan ada satu
15
variabel yang bertindak sebagai variabel pengaruh dan satunya lagi sebagai variabel
terpengaruh, maka arah perhitungan untuk tabulasi silang selalu dihitung searah
dengan variabel pengaruhnya. Dalam menginterpretasikan tabulasi silang tersebut
dengan membandingkan angka persen pada set tabel searah dengan variabel
pengaruhnya. Interpretasi hasil penelitian dilakukan untuk mencari makna dan
implikasi yang lebih luas dari hasil-hasil penelitian.
Pada garis besarnya analisis dalam penelitian sosial dapat dibagi ke dalam dua
kelompok, yaitu analisis untuk katagorikal dan analisis untuk data bersambungan.
Metode analisis dengan data katagorikal ini menggunakan metode tabulasi silang.
Sedangkan data yang berkesinambungan biasanya menggunakan alat statistik seperti
distribusi frekuensi, ukuran kecenderungan sentral, analisis perbedaan, analisis
varians, analisis multivarians, dan sebagainya.

6. PENULISAN LAPORAN
Langkah terakhir dari suatu proses penelitian adalah menyusun laporan penelitian.
Laporan penelitian memuat proses penelitian secara keseluruhan dari awal sampai akhir. Pada
laporan penelitian ini telah dapat diketahui simpulan dari hasil penelitian dan juga saran bila
diperlukan. Hasil penelitian yang diketahui dari laporan penelitian ini akan menjadi refrensi
empiris bagi penelitian – penelitian berikutnya.
Laporan penelitian adalah bagian dari karya ilmiah oleh karena itu penulisan nya
harus sesuai dengan kode etik penulisan karya ilmiah. Kode etik adalah seperangkat norma
yang perlu di perhatikan dalam penulisan karya ilmiah. Norma ini berkaitan dengan
pengutipan dan perujukan, perizinan terhadap bahan yang di gunakan, dan penyebutan
sumber data atau informan.
Suatu laporan penelitian umumnya dibagi dalam 6 (enam) bab. Sebelum bab-bab
laporan, ada bagian pendahuluan yang memberikan gambaran umum mengenai laporan.
Bagian laporan penelitian pada umumnya terdiri dari beberapa halaman yang berisi:
1. Halaman judul
a. Judul haruslah singkat, spesifik, dan jelas.
b. Judul harus menarik perhatian pembaca ketika di baca sepintas.
c. Judul sebaiknya menggambarkan cakupan dan isi yang sedang diteliti.
2. Halaman persetujuan. Halaman persetujuan merupakan halaman yang berisi
persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses, hasil dan laporan penelitian
siswa atau mahasiswa.
16
3. Halaman pengesahan dari rektor atau pusat penelitian. Tanda pengesahan promotor
yang menyatakan bahwa laporan sudah sah.
4. Abstrak. Merupakan ringkasan hasil penelitian yang lengkap. Absrak mencangkup
permasalahan (latar belakang), metode, dan hasil penelitian. Tabel dan grafik tidak
boleh dicantumkan dalam abstrak.
5. Kata pengantar. Kata pengantar berisi pernyataan ringkas tentang masalah tujuan,
lembaga yang mensponsori peneliatian, dan sebagainya. Pengantar dapat ditulis oleh
orang yang memimpin atau oleh lembaga penelitian atau oleh seseorang yang
mewakili lembaga yang mensponsori penelitian.
6. Daftar isi. Daftar isi bertujuan agar pembaca dapat mengenali bagian-bagian laporan
dan mereka dapat melihat hubungann antara satu bagian dengan bagian yang lainnya.
7. Daftar tabel
8. Daftar gambar atau grafik (jika ada)

Menurut Mahsun (2005:126) sistematika penulisan laporan yang terdiri dari enam bab
adalah sebagai berikut:
1. Bab I (Pendahuluan). Pendahuluan Berisi hal-hal yang dapat memperkenalkan secara
ringkas kepada pembaca tentang masalah penelitian, ruang lingkupnya, keguanaan
teoritis, serta praktisnya, tinjauan pustaka dan kerangka teori, serta metode
peneliatian. ikhwal bagaimana membuat rumusan masalah, tinjauan masalah,
kerangka teori, dan penentuan metode penelian, pada uraian bab II.
2. Bab II (Metodologi Penelitian). Hal serupa dijelaskan metode penelitian pada
dasarnya adalah suatu prosedur kerja yang sistematis, teratur, dan tertib yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah untuk memecahkan suatu masalah (penelitian)
guna mendapatkan kebenaran yang objektif.
3. Bab III (Hasil Penelitian dan Pembahasan). Pada bagian ini dikemukakan hasil serta
analisis data yang diperoleh pada tahap penyedian data sehingga diperoleh rumusan
kaidah yang mengetur gejala kebahasaan yang menjadi obyek penelitian.
4. Bab IV (Kesimpulan dan Saran). Kesimpulan harus perkataan singkat dan tepat yang
dijabarkan dari hasil penelitian dan pembahasan. Dalam kesimpulan ini akan terjamin
akan tercermin jawaban darai masalah yang diajukan dalam penelitian dan sekaligus
mencerminkan apa yang menjadi isi pada bagian hasil dan pembahasan. Saran
dirumuskan berdasarkan pengalaman dan pertimbangan pebulis yang ditunjukan pada

17
peneliti yang sebidang yang hendak melanjutkan penelitian yang serupa
ataumengembangkan penelitian yang jtelah dilakukan.
5. Bab V (Daftar Pustaka). Semua dokumen, baik yang dipublikasikan maupun tidak
dipublikasikan, yang digubakan pada laporan kita semuanya dicantumkan sebagai
bdaftra kepustakaan yang ditempatkan dibagian akhir lapoaran.
6. Bab VI (Lampiran – lampiran). Lampiran biasanya berisi hal-hal teknis yang akan
tampak tidak praktis kalau dimaksukkan kedalam teks laporan atau akan tidak pantas
karena akan mengganggu kelancaran penyajian laporan.

7. PROPOSAL PENELITIAN

Proposal penelitian adalah pedoman yang berisikan berbagai kegiatan serta langkah-
langkah sistematis yang akan diikuti oleh seorang peneliti dalam melaksanakan suatu
penelitian (Sugiyono, 2013). Proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkah
langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Proposal penelitian
harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman dalam melakukan
sebuah penelitian (Cooper dan Emory, 1996).

7.1 Tujuan Proposal Penelitian

Tujuan proposal penelitian ialah untuk memberikan gambaran secara singkat terhadap
rencana kegiatan penelitian yang akan dilakukan, melalui proposal peneliti akan
memahami segala kebutuhan yang direncanakan. Proposal penelitian dibuat peneliti
sebelum melakukan kerja lapangan. Tujuan pembuatan proposal penelitian antara lain:
1. Menampilkan pokok permasalahan yang harus diteliti dan poin-poin penting
dari penelitian tersebut.
2. Mencari berbagai data yang diperlukan untuk memecahkan pokok
permasalahan.
3. Menyarankan bagaimana data tersebut akan dikumpulkan, diperlakukan, serta
diinterpretasikan.

7.2 Persyaratan Penulisan Proposal Penelitian

18
Untuk menghasilkan Proposal Penelitian yang baik, ada beberapa Persyaratan yang
harus diperhatikan, yaitu :

a. Sistematis
Proposal penelitian harus disusun secara sistematis menurut pola tertentu dari
yang paling sederhana hingga kompleks. Proposal yang diajukan hendaknya dapat
memberikan gambaran secara sistematis tentang rencana penelitian yang diajukan
secara efektif dan efisien serta konsisten sehingga memudahkan pembaca.
b. Berencana
Harus sudah dipikirkan langkah – langkah pelaksanaannya. Hendaknya memiliki
rencana jadwal yang akan dilakukan dalam penelitian secara berencana seperti ;
jadwal pengumpulan data, analisis data hingga penyajian untuk laporan.
c. Mengikuti Konsep Ilmiah
Mengikuti cara – cara atau metode ilmiah yang sudah ditentukan untuk mencari
kebenaran ilmiah.

7.3 Jenis-jenis Proposal Penelitian

Secara umum proposal penelitian dibagi menjadi empat jenis, yaitu:

1. Proposal Penelitian Pengembangan


Proposal penelitian pengembangan digunakan untuk kegiatan yang
menghasilkan rancangan atau produk yang bisa digunakan untuk memecahkan
masalah-masalah yang aktual. Dalam hal ini pengembangan ditekaknkan pada
pemanfaatan teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip, atau temuan-temuan
penelitian untuk memecahkan masalah.
2. Proposal Penelitian Kajian Pustaka
Proposal yang bertujuan untuk menelaah dan mendalami kasus yang terjadi
melalui kajian pustaka yang relevan untuk memecahkan suatu masalah. Dalam
hal ini, bahan-bahan pustaka diperlukan sebagai sumber ide untuk menggali
pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk melakukan dedukasi
dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat
dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
3. Proposal Penelitian Kualitatif

19
Proposal yang menampilkan gejala holistik-konstektual melalui pengumpulan
data yang memanfaatkan orang sebagai instrumen kunci dari penelitian.
Penelitian kualitatif bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis
dengan pendekatan induktif. Laporan penelitian kualitatif disusun dalam bentuk
narasi yang bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri-ciri
naturalistik yang penuh keotentikan.
4. Proposal Penelitian Kuantitatif
Proposal yang menggunakan pendekatan induktif-deduktif. Proposal ini
disusun dari suatu kerangka teori, gagasan para ahli, dan pemahaman peneliti
berdasarkan pengalamannya yang kemudian akan dikembangkan menjadi
masalah dan pemecahannya digunakan untuk memperoleh kebenaran.

8. CARA SITASI YANG BENAR DAN LEGAL

Sitasi menunjukan asal-usul atau suatu kutipan pernyataan atau menyalin/mengulang


pernyataan seseorang dan mencantumkan kedalam suatu karya tulis yang dibuat, namun tetap
mengindikasikan bahwa kutipan tersebut itu adalah pernyataan orang lain.
Sekilas sitasi hampir mirip dengan daftar pustaka, namun sitasi dan daftar pustaka
memiliki perbedaan. Sitasi adalah catatan yang umumnya diletakan setelah suatu kutipan dari
sumber tertentu dalam bentuk tanda kurung sehingga pembaca bisa mendapatkan rujukan
langsung ke sumber yang dikutip oleh penulis atau peneliti. Sementara itu, daftar pustaka
letaknya selalu ada di bagian belakang yang menunjukkan secara lengkap buku-buku, jurnal-
jurnal, atau sumber-sumber lain yang menjadi acuan dalam suatu penulisan. Pengacuan sitasi
pustaka dilakukan dengan sistem nama-tahun.
Contoh :
a. Penulis tunggal :
1) Sugiyono (2013) menyatakan bahwa proposal penelitian merupakan pedoman
yang berisikan berbagai kegiatan serta langkah-langkah sistematis yang akan
diikuti oleh seorang peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian.
2) Menurut Sugiyono (2013), proposal penelitian merupakan pedoman yang
berisikan berbagai kegiatan serta langkah-langkah sistematis yang akan diikuti
oleh seorang peneliti dalam melaksanakan suatu penelitian.

20
3) Proposal penelitian merupakan pedoman yang berisikan berbagai kegiatan serta
langkah-langkah sistematis yang akan diikuti oleh seorang peneliti dalam
melaksanakan suatu penelitian (Sugiyono, 2013)

b. Penulis dua orang :


1) Cooper dan Schindler (2003) menyatakan bahwa penelitian adalah pencarian yang
sistematik yang menyediakan informasi untuk memecahkan permasalahan-
permasalahan manajerial.
2) Penelitian adalah pencarian yang sistematik yang menyediakan informasi untuk
memecahkan permasalahan-permasalahan manajerial (Cooper dan Schindler,
2003)

c. Penulis lebih dari dua orang/hanya ditulis nama penulis pertama saja :
1) Nagle dkk. (2004) menyatakan bahwa ....

d. Jika sitasi terpaksa dilakukan tidak dari sumber asli:


1) Dalam Hirsch dan Smale (1974), Liapunov menyatakan bahwa, jika terdapat
fungsi Liapunov yang terdefinisi pada persekitaran suatu titik ekuilibrium,
maka....

21
Daftar Pustaka :

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi Edisi 3. Jakarta : Erlangga.

Sulistyo, Basuki. 2010. Metode Penelitian. Jakarta : Penaku.

Rahyuda, Ketut. 2016. Metode Penelitian Bisnis. Denpasar : Udayana University Press.

Donald R. Cooper dan Pamela S. Schindler. 2017. Metode Penelitian Bisnis Edisi 12 Buku 1.
Diterjemahkan oleh: Rahma Wijayanti, Gina Gania. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

usd.ac.id. Buku Panduan Penulisan Tesis. Diakses pada 14 September 2019.


https://www.usd.ac.id/fakultas/pendidikan/s2_pen_matematika/f13/Buku%20Panduan/Buku-
Panduan-Penulisan-Tesis-rev1dz.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai