Anda di halaman 1dari 21

MANAJEMEN

(BUDAYA, LINGKUNGAN ORGANISASI, DAN PRAKTIK MANAJEMEN DI


LINGKUNGAN GLOBAL)

OLEH :

KELOMPOK 2
PUTU AYU DEA RHIZMA (2007531037)
PUTU WULAN PRADNYA WIRASASTI (2007531149)
GUSI PUTU PRATITA INDIRA (2007531231)
A.A ISTRI MAHA ISWARI PEMAYUN (2007531236)

MADE MUTIARA (2007531237)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat kehendak-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Budaya, Lingkungan Organisasi, dan Praktik
Manajemen di Lingkungan Global” ini dengan tepat waktu untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen.
Dalam makalah ini akan terdapat 3 bab. Bab pertama merupakan pendahuluan yang berisi
latar belakang, masalah, dan tujuan makalah kami. Lalu bab kedua yaitu pembahasan yang akan
kami gunakan untuk menjawab rumusan masalah dan bab terakhir yaitu kesimpulan dan saran
kami terhadap makalah yang telah kami buat. Serta terakhir akan terdapat kasus terkait materi
tersebut.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan. Karena itu kami mohon maaf apabila ada kesalahan atau kekeliruan di dalam
makalah ini serta kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Gianyar, 19 Februari 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

COVER .........................................................................................................1
KATA PENGANTAR .......................................................................................2
DAFTAR ISI .....................................................................................................3
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1. Latar Belakang ................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................4
1.3. Tujuan ..............................................................................................4
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1. Pandangan Mumpuni dan Simbolis ....................................................6
2.2. Budaya Organisasi .............................................................................6
2.3. Isu isu Budaya Organisasi Terkini .................................................... 10
2.4. Lingkungan Eksternal/Global Organisasi ......................................... 11
2.5. Bisnis Global ................................................................................... 13
2.6. Menjalankan Manajemen pada Lingkungan Global ......................... 15
BAB III (PENUTUP)
3.1. Kesimpulan ...................................................................................... 19
BAB IV (KASUS & JAWABAN)
4.1. Kasus ............................................................................................... 20
4.2. Jawaban ........................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 21

3
BAB I
(PENDAHULUAN)

1.1. Latar Belakang

Seperti yang kita semua ketahui, manajemen dapat diartikan sebagai usaha
perencanaan, koordinasi, serta pengaturan sumber daya yang ada demi mencapai tujuan
secara efektif dan efisien. Dalam ilmu manajemen, Budaya, dan Lingkungan Organisasi
adalah hal yang penting karena merupakan salah satu cara manajer dalam melaksanakan
aktivitas manajemennya untuk mencapai tujuan dan beradaptasi dengan lingkungan
organisasi agar paham mengenai lingkungan dan budaya suatu organisasi

Budaya organisasi ( organization culture ) telah diketengahkan sebagai nilai – nilai,


prinsip, tradisi, dan cara – cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan
mempengaruhi cara mereka bertindak. Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang
berada diluar batas organisasi dan mempengaruhi organisasi tersebut. Lingkungan eksternal
perlu dianalisis untuk menentukan kesempatan (opportunities) dan ancaman (threath) yang
akan dihadapi perusahaan. Dalam makalah ini akan mebahas mengenai budaya,lingkungan
organisasi dan juga praktik manajemen pada lingkungan global yang mana memiliki
keterkaitan antar budaya dan lingkungan dalam suatu Negara. Seorang manajer perlu
memahami hal hal tersebut agar dapat mengelola perbedaan perbedaan budaya dan
lingkungan di berbagai Negara tempat bisnisnya dijalankan.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Pandangan Mumpuni dan Simbolis dalam manajemen?
2. Apa yang dimaksud dengan Budaya organisasi, Jenis, dan Fungsinya? Serta bagaimana
budaya organisasi mempengaruhi manajer?
3. Apa saja isu isu Budaya Organisasi terkini?
4. Bagaimana memahami Lingkungan Eksternal/Global
5. Apa yang dimaksud Bisnis Global?
6. Bagaimana menjalankan bisnis pada lingkungan global?
1.3. Tujuan

4
1. Mengetahui dan memahami mengenai Pandangan Mumpuni dan Simbolis dalam
manajemen
2. Mengetahui dan memahami mengenai Budaya organisasi
3. Mengetahui dan memahami isu isu terkait budaya organisasi terkini
4. Mengetahui dan memahami lingkungan eksternal/global
5. Mengetahui dan memahami mengenai bisnis global
6. Mengetahui dan memahami bagaimana menjalankan suatu bisnis pada lingkungan global

5
BAB II
(PEMBAHASAN)

2.1. Pandangan Mumpuni dan Simbolis


Dalam manajemen ada pendapat bahwa, seorang manajer bertanggung jawab
langsung terhadap kesuksesan dan kegagalan organisasi. Namun, ada pula yang berpendapat
bahwa suksesnya sebuah organisasi itu terlepas dari manajer. Atau dapat dikatakan bahwa
manajer tidak berbuat apapun demi kesuksesan sebuah organisasi. Dua pandangan atau
pendapat tersebut menunjukan seberapa besar peran atau kedudukan manajer dalam
mempengaruhi organisasinya, dua pandangan tersebut yaitu,

• Pandangan Mumpuni
Pandangan ini memiliki arti bahwa manajer bertanggung jawab langsung terhadap
kesuksesan dan kegagalan organisasi serta kualitas dari seorang manajer menentukan
kualitas organisasinya.
• Pandangan Simbolis
Pandangan ini memiliki arti bahwa kesuksesan berada diluar kendali seorang manajer,
dan seorang manajer hanyalah simbolis serta pada pandangan ini kesuksesan dan
kegagalan dari organisasi paling utama ditentukan oleh kekuatan eksternal.

2.2. Budaya Organisasi


❖ Pengertian Budaya Organisasi Menurut Para Ahli
• Menurut Susanto
Pengertian budaya organisasi menurut susanto ialah nilai-nilai yang menjadi pedoman sumber
daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian integrasi ke
dalam perusahaan sehingga masing-masing anggota organisasi harus memahami nilai-nilai
yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku.
• Menurut Robbins
Budaya organisasi menurut Robbins ialah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan yang lain.
• Menurut Gareth R. Jones

6
Definisi budaya organisasi menurut Gareth R. Jones ialah suatu persepsi bersama yang dianut
oleh anggota-anggota organisasi suatu sistem dari makna bersama.
• Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000)
Budaya organisasi merupakan sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan
dilakukan dan cara para karyawan berperilaku.
❖ Fungsi Budaya Organisasi
a. Memiliki peran yang kuat dalam mendefinisikan batasan-batasan yang sangat berarti agar
dapat membedakan satu organisasi dengan organisasi lainnya. Misalnya, budaya organisasi
terhadap kinerja karyawan di organisasi A harus mencapai 100% secara minimum.
Mungkin organisasi C belum tentu memiliki target yang sama, sehingga hal inilah yang
membedakan organisasi A dan organisasi C.
b. Fungsi budaya organisasi akan membantu kita dalam menciptakan rasa identitas bagi
seluruh anggota organisasi. Sebagai contoh, dikarenakan budaya dalam organisasi A sangat
menekankan kedisiplinan dan itu benar-benar diterapkan oleh para anggotanya, maka
anggota dari organisasi A akan memiliki rasa identitas bahwa mereka adalah orang-orang
yang disiplin.
c. Fungsi budaya organisasi juga akan mendorong para anggota agar lebih mengedepankan
kepentingan organisasi dibandingkan kepentingan pribadi mereka. Mereka sadar bahwa
kepentingan bersama dalam organisasi adalah hal yang harus diprioritaskan daripada
kepentingan perseorangan.
d. Membantu meningkatkan stabilitas sistem sosial. Tidak hanya itu, budaya organisasi juga
dikenal sebagai pedoman dalam menyatukan organisasi dengan memberikan standar yang
tepat tentang apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
e. Fungsi budaya organisasi dapat menjadi mekanisme akal dan kontrol yang memandu dan
membentuk sikap dan perilaku karyawan.
❖ Jenis-Jenis Budaya Organisasi
o Budaya Organisasi yang Kuat.

Dalam budaya kuat, nilai inti organisasi dipegang secara mendalam dan dianut
bersama secara meluas. Budaya kuat akan mempuyai pengaruh yang besar pada perilaku
anggota-anggotanya karena tingginya tingkat kebersamaan dan intensitas akan menciptakan
iklim internal atas pengendalian perilaku yang tinggi. Thompson, Strickland dan Gamble

7
(2010) yang dikutip oleh Febriana, (2012) menyebutkan Tiga faktor yang mendorong
terbentuknya budaya kuat didalam perusahan, yaitu

a. Seorang pendiri atau pemimpin yang kuat yang menetapkan nilai-nilai, prinsip, dan
praktek yang konsisten serta mengingat kebutuhan pelanggan, kondisi persaingan, dan
kebutuhan strategis.
b. Sebuah komitmen perusahan yang tulus untuk menjalankan usaha sesuai dengan
tradisi-tradisi yang dibentuk, sehingga menciptakan lingkungan internal yang
mendukung pengambilan keputusan dan strategi berdasarkan norma-norma budaya.
c. Perhatian perusahaan terhadap kesejahteraan pelanggan, karyawan dan pemegang
saham. Begitupula sebaliknya, kurangnya prinsip bersama yang konsisten didalam
perusahaan, tentunya akan menjadikan budaya menjadi lemah, hal ini biasanya
disebabkan oleh perbedaan nilai-nilai dan pandangan antara CEO dan anggota
perusahaan yang lain tentang bagimana bisnis perusahaan seharusnya dilakukan
❖ Budaya Organisasi yang Lemah.

Dalam budaya organisasi yang lemah, setiap anggota organisasi menerima peran dan
tanggung jawab mereka hanya karena rasa takut pada atasan atau pemimpin mereka di
dalam organisasi. Mereka takut terhadap segala kebijakan organisasi yang ada, sehingga
apapun yang mereka lakukan semata-mata karena ada paksaan. Empat sifat khusus berikut
terdapat pada budaya yang tidak sehat Thompson, Strickland dan Gamble, (2010) yang
dikutip Febriana (2012) adalah :

a. Lingkungan internal yang sangat politis di mana banyak terjadi masalah yang
diselesaikan dengan pengambilan keputusan yang dibuat berdasarkan individu atau
kelompok yang memiliki kekuatan politik yang paling kuat.
b. Terjadi permusuhan dan kewaspadaan terhadap orang yang memperjuangkan cara-
cara baru dalam melalukan tindakan didalam perusahaan.
c. Adanya pola pikir didalam perusahaan yang menolak untuk mencari dan mengikuti
perkembangan yang terjadi diluar perusahaan terhadap cara-cara praktek bisnis
terbaik, pendekatan manajerial baru dan ide-ide inovatif.
d. ketidakpedulian terhadap standar etika yang tinggi dan terlalu bersemangat mengejar
kekayaan dan status dibagian eksekutif kunci.

8
❖ Dimensi Budaya Organisasi.

Budaya organisasi mempunyai hubungan dan pengaruh terhadap proses bisnis dan proses
kerja, antara lain dalam hal pengambilan keputusan (sentralisasi atau desentralisasi),
tingkat toleransi terhadap risiko (rendah atau tinggi), sistem penghargaan (individual atau
tim), prosedur kerja (formal atau informal), proses kerja sama (kompetisi atau kerjasama
tim), loyalitas terhadap organisasi, orientasi perencanaan (jangka panjang atau jangka
pendek), orientasi terhadap perubahan (stabilitas atau inovasi). Dalam bukunya
Organizational Behavior (Stephens P. Robbins, 2007) menjelaskan bahwa setiap budaya
organisasi memiliki dimensi seperti dijelaskan pada gambar sebagai berikut :

❖ Bagaimana karyawan mempelajari budaya

Cara Karyawan Mempelajari Budaya Organisasi. Seperti yang telah di jelaskan


bahwa budaya organisasi harus dipelajari, dan tidak tidak terjadi dengan sendirinya.
Karenanya, harus ada usaha khusus untuk itu agar para anggota organisasi
mentrasformasikan elemen elemen budaya organisasi itu kepada anggota. Adapun proses
transformasi ini dapat di lakukan melalui beberapa cara, yaitu:

a. Cerita-cerita.

Cerita-cerita mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendiri organisasi di dalam


memulai usaha sehingga menjadi maju seperti sekarang ini, merupkan hal yang baik untuk

9
di sebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang surutnya organisasi, dan bagai mana mebgatasi
kemelut dalam situasi tak menentu akan merupakan kisah yang akan dapat mendorong dan
memotivasi anggota untuk bekerja keras jika meraka mau memahami.

b. Ritual/upacara-upacara.

Semua masyarakat memiliki corak ritualnya sendiri-sendiri. Di dalam organisasi tidak


jarang di temui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian hidup suatu
perusahaan, sehingga tetap dipelihara keberadaannya. Contoh: selamatan waktu mulai
musim giling di pabrik gula.

c. Simbol-simbol material.

Simbol-simbol atau lambang-lambang material, seperti pakaian seragam, ruang kantor dan
lain-lain atribut vfisik yang dapat diamti merupakan unsure yang penting budaya
organmisasi yang harus diperhatikan. Sebab, dengan simbol-simbol itulah kita dengan
mudah mengindentifikasi bagaimana nilai, keyakinan, norma, dan lain lain itu menjadi
milik bersama dan di patuhi.

d. Bahasa.

Bahasa merupakan salah satu media terpenting di dalam transformasi nilai-nilai. Dan, di
dalam organisasi atau perusahaan, tiap bidang, strata, atau semacanya memilki bahasa atau
“jargon” yang khas, yang terkadang hanya di pahami oleh kalangan terbatas. Hal ini
penting, karena untuk dapat diterima di suatu ingkungan dan menjadi bagian dari
lingkungan, salah satu syaratnya adalah memahami bahasa yang berlaku. Bahasa jelas
merupakan unsure penting dari budaya organisasi.

❖ Budaya Mempengaruhi Para Manajer

Keputusan manajer sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi di mana ia bekerja.


Budaya sebuah organisasi, terutama budaya yang kuat akan memberikan pengaruh dan
batasan – batasan pada para manajer menjalankan fungsi perencanaan, penataan,
kepemimpinan, dan pengendalian.

2.3. Isu Isu Budaya Organisasi Terkini


Beberapa uraian tentang karakteristik budaya terkini antara lain:

10
1. Menciptakan Budaya Beretika
Budaya dalam sebuah organisasi dapat mempengaruhi etika serta perilaku di antara
para anggotanya. Budaya beretika dalam hal ini memberikan toleransi yang tinggi
terhadap resiko, memberikan ruang bagi agresivitas,dan memberikan penekanan pada
hasil maupun proses.
2. Menciptakan Budaya Inovatif
Budaya yang berinovatif memiliki ciri-ciri seperti tantangan dan keterlibatan dalam
kesuksesan perusahaan, kebebasan berpendapat, kepercayaan dan keterbukaan sesama
karyawan, waktu , keceriaan / humor di tempat kerja, penyelesaian konflik, silang-
pendapat antar karyawan, serta pengambilan resiko kepada karyawan.
3. Menciptakan Budaya Berorientasi Pelanggan
Budaya berorientasi pelanggan meliputi : karyawan yang ramah dan mudah bergaul,
aturan dan prosedur yang kaku serta mengikat, pemberdayaan karyawan, peran dan
sasaran yang jelas, dan karyawan yang termotivasi memuaskan pelanggan.
4. Menciptakan Budaya yang Mendukung Kebhinekaan
Yaitu mempekerjakan orang-orang dengan latar belakang yang heterogen baik ras,
etnik, usia, jenis kelamin, maupun karakteristik lainnya.
5. Spiritualitas dan Budaya Organisasi
Sebuah fitur budaya organisasi yang bertujuan untuk menumbuhkembangkan
kesadaran akan makna hidup dengan menjalankan pekerjaan yang bermanfaat bagi
komunitas. Organisasi yang diawali dengan spiritual mengakui bahwa setiap orang
memiliki pikiran dan jiwa, berusaha menemukan makna dan tujuan dari pekerjaan yang
ia lakukan, serta berkeinginan untuk menjalin hubungan dengan manusia lainnya dan
menjadi bagian dari masyarakat.

2.4. Lingkungan Eksternal/Global dalam Organisasi


Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar batas organisasi dan
mempengaruhi organisasi tersebut. Lingkungan eksternal perlu dianalisis untuk menentukan
kesempatan (opportunities) dan ancaman (threath) yang akan dihadapi perusahaan. Secara umum,
lingkungan global mencakup faktor-faktor seperti politik, ekonomi, social budaya, demografi, dan
lingkungan alam.

11
1. Lingkungan Perekonomian
Lingkungan perekonomian adalah kondisi perekonomian dimana tempat bisnis itu
menjalankan aktivitasnya (beroperasi). Lingkungan perekonomian dipengaruhi oleh sistem
perekonomian yang digunakan suatu negara (industry). Dalam hal ini harus
mempertimbangan isu ekonomi. Sebagai pemimpin perusahaan harus mengetahui negara
yang dituju menganut sistem ekonomi pasar bebas atau pasar terpimpin. Selain itu isu
ekonomi lainnya yang perlu dipahami juga yaitu nilai tukar mata uang (mempengaruhi tingkat
keuntungan perusahaan), tingkat inflasi (memantau trend inflasi sehingga dapat
mengantisipasi kemungkinan perubahan dalam kebijakan moneter suatu negara dan membuat
keputusan bisnis yang baik mengenai pembelian dan harga), dan kebijakan pajak yang
beragam.
2. Lingkungan Hukum dan Politik
Lingkungan politik-hukum mencerminkan hubungan antara bisnis dan pemerintah, biasanya
dalam bentuk regulasi pemerintah. Berbagai perwakilan dari pemerintah mengelola dan
memberi kebijakan seputar bidang-bidang penting seperti praktek periklanan, pertimbangan
keamanan, serta standar perilaku bisnis yang dapat diterima. Kondisi politik di negara lain
juga harus dipertimbangkan. Situasi politik dan keamanan suatu negara harus dipahami
sebagai referensi dalam mengambil keputusan bisnis. Hal ini dikarenakan kondisi
politik suatu negara dapat mempengaruhi perdagangan internasional, yang disebabkan oleh
kebijakan yang diambil pemerintah. Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan
membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak menentu, maka akan
menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis.
3. Lingkungan Sosial dan Budaya
Lingkungan sosial adalah karakteristik demografis, norma, adat istiadat, dan nilai-nilai
populasi di mana organisasi beroperasi. Faktor sosial ini sangat penting jika ingin menarget
produk pada karakteristik pelanggan tertentu. Selain itu, faktor ini juga dapat digunakan untuk
mendapatkan tenaga kerja lokal dan kesediaannya untuk bekerja dalam kondisi tertentu.
4. Technological factor (faktor teknologi)
Faktor ini berkaitan dengan inovasi dalam teknologi yang dapat memengaruhi operasi industri
dan pasar secara menguntungkan atau tidak menguntungkan.Ini mengacu pada insentif
teknologi, tingkat inovasi, otomatisasi, aktivitas penelitian dan pengembangan, perubahan

12
teknologi dan jumlah kesadaran teknologi yang dimiliki oleh target pasar. Dengan mengetahui
apa yang terjadi dari segi teknologi, kamu dapat membantu perusahaan untuk lebih efektif
dalam mengalokasikan dana untuk pengembangan teknologi yang berhubungan dengan
produksi.
5. Lingkungan Alam
Lingkungan alam adalah kondisi alam yang bejalan secara alamiah dimana perusahaan itu
menjalankan aktivitasnya. contohnya: iklim, cuaca, topografi, dan kondisi geografis wilayah
maupun sumber-sumber daya alam yang tersedia di suatu negara atau wilayah.

Adapun cara memahami lingkungan eksternal organisasi bisnis adalah dengan melakukan
analisis. Tujuan analisis lingkungan eksternal untuk mengetahui ancaman dan peluang.
1. Analisis PESTEL merinci variabel-variabel kekuatan politik dan hukum, ekonomi, sosial-
budaya, teknologi, alam, yang memengaruhi operasi bisnis. Signifikansi setiap variabel
untuk perusahaan bervariasi, tergantung pada jenis industri. Suku bunga, misalnya, lebih
memengaruhi bank komersial daripada produsen.
2. Siklus industri memberikan informasi fase industri. Siklus terdiri dari fase pengenalan,
pertumbuhan, matang, dan penurunan. Setiap tahap memiliki implikasi yang berbeda untuk
pertumbuhan penjualan, pemasaran, dan strategi persaingan.
3. Five Forces oleh Porter yang menjelaskan mengapa profitabilitas di industri tertentu lebih
tinggi daripada di sektor lain. Porter kemudian merinci lima kekuatan yang mempengaruhi
keuntungan (1) daya tawar pembeli, (2) daya tawar pemasok, (3) ancaman substitusi, (4)
ancaman pendatang baru, dan (5) persaingan antara perusahaan dalam industri.
4. Faktor-faktor kunci keberhasilan (key success factors) menentukan apa yang harus
dilakukan perusahaan dan bagaimana melakukannya dengan baik. Memecahnya sangat
penting untuk mencapai tujuan yang diuraikan dalam rencana strategis.

2.5. Bisnis Global


Bisnis global adalah kegiatan ekspor impor barang dan jasa oleh dua negara atau lebih.
Bisnis global terdiri dari transaksi yang dirancang dan dilaksanakan di perbatasan nasional
untuk memuaskan tujuan individu, perusahaan, dan organisasi.Transaksi ini mengambil

13
berbagai bentuk, yang sering saling terkait. Adapun definisi bisnis global menurut para ahli
yaitu :
• Ball ,McCulloch, Frantz, Geringer, Minor(2006), bisnis global adalah bisnis
yang kegiatannya melampaui batas negara. Definisi tersebut mencakup
perdagangan internasional. Pemanufakturan diluar negeri juga industri jasa
diberbagai bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan,
konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan komunikasi massa.
• Charles WH Hill (2008), bisnis global adalah perusahaan yang terlibat dalam
perdagangan maupun investasi internasional.
• Daniels, Radebaugh dan Sullivan (2004), bisnis global adalah Semua transaksi
komersial baik oleh swasta maupun pemerintah diantara dua negara atau lebih.

❖ Faktor faktor Pendorong Bisnis Global


Hal-hal yang dapat mendorong terciptanya bisnis global adalah sebagai berikut :
1. Keterbatasan produksi maupun sumber daya suatu negara. Indonesia merupakan
negara agraris namun pada sektor pertanian padi produksi beras indonesia belum
mampu mencukupi kebutuhan beras beras msyarakatnya, sehingga Indonesia masih
mengimpor beras dari Thailand dan bebebrapa negara lain.
2. Keterbatasan teknologi yang di miliki suatu negara. Negara-negara yang sedang
berkembang umumnya masih memiliki sejumlah permasalahan dalam produksi
barang, guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya salah satunya adalah teknologi
yang masih rendah.
3. Pertimbangan efesiensi dalam memproduksi suatu barang. Di dalam sebuah usaha
bisnis ke-efesienan produksi sangat dipertimbangkan, baik itu efesien waktu dan
modal sangat diperhitungkan.
4. Cita-cita go international bagi sebuah perusahaan. Didalam dunia perdagangan go
internasional adalah cita-cita bagi setiap perusahaan, dengan go internasional maka
produk-produk mereka terkenal diseluruh negara dan secara otomatis konsumen
mereka menjadi lebih besar dengan profit yang tinggi.

❖ Hambatan Bisnis Global

14
Bentuk-bentuk hambatan perdangangan antara lain:
1. Sosialkultural
Kata kultur merujuk pada seperangkat nilai, keyakinan, aturan, dan institusi yang dipegang
oleh kelompok tertentu. Kultur dapat meliputi struktur sosial, agama, kelakuan, dan
kebiasaan, nilai dan sikap, bahasa, dam komunikasi personal. Jika kita berharap untuk
terlibat dalam perdagangan global, penting untuk menyadari perbedaan kultural antar-
negara.
2. Ekonomi dan finansial
Kondisi ekonomi suatu negara sangat menentukan kestabilan bisnis global misalnya nilai
tukar mata uang yang dipengaruhi kestabilan perekonomian negara, jika perekonomian
negara melemah maka otomatis nilai tukar mata uang sebuah negara akan jatuh ini justru
akan menghambat petumbuhan ekspor.
3. Nilai tukar (exchange rate)
Perubahan dalam nilai tukar suatu negara dapat mempunyai implikasi penting dalam pasar
global. Nilai dollar yang tinggi berarti bahwa suatu dollar dapat ditukarkan dengan lebih
banyak mata uang asing dibandingkan sebelumnya. Pasar finansial global beroperasi
dibawah sebuah sistem yang dinamakan nilai tukar mengambang (floating axchange rates),
di mana mata uang “mengambang” menurut penawaran dan permintaan dalam pasar global
untuk mata uang. Penawaran dan permintaan ini diciptakan oleh pedagang mata uang
global yang mengembangkan pasar mata uang suatu negara berdasarkan pada pemikiran
potensi perdagangan dan investasi dari negara tersebut.
4. Devaluasi (devaluation)
adalah tindakan menurunkan nilai mata uang suatu negara secara relatif terhadap mata uang
lain. Dalam kasus seperti ini karena lemahnya mata uang suatu negara, satu-satunya
kemungkinan perdagangan adalah melalui bentuknya yang tertua; barter.
5. Tukar dagang (countertrading)
adalah bentuk kompleks barter yang melibatkan beberapa negara di dalamnya, masing-
masing mempertukarkan barang untuk barang dan jasa untuk jasa.

2.6. Menjalankan Manajemen pada Lingkungan Global

15
Globalisasi membuka pintu gerbang menuju modernisasi dalam segala kehidupan,
termasuk dalam lingkup perusahaan. Banyak dampak positif yang dapat kita temukan dari
adanya globalisasi,salah satunya adalah suatu perusahaan dapat dengan mudah memasuki
pasar global untuk bersaing dengan perusahaan lain, baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Namun untuk memasuki pasar global diperlukan pengetahuan dan kemampuan
yang cukup. Seorang manajer harus mampu melihat kondisi dan mengambil keputusan
yang tepat agar perusahaan yang ditanganinya dapat berhasil dalam pasar global. Manajer
yang baru tiba di Negara lain akan menghadapi tantangan, tantangan tersebut diantaranya
:
• Lingkungan Politik/Hukum
Stabilitas hukum mengawali prediksi yang akurat. Bagaimanapun juga ini tidak
dapat berlaku sepenuhnya. Hal itu dikarenakan setiap manajer harus memahami hukum
tertentu yang berlaku di Negara tempat bisnis dijalankan. Para manajer yang berada di
Negara dengan tingkat resiko yang tinggi, menghadapi ketidakpastian yang dramatis.
Selain itu, adanya interferensi politik adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi di
beberapa daerah khususnya di Negara Negara Asian. Lingkungan hukum/politik suatu
Negara tidak seharusnya beresiko ketidakpastian. Setiapmanajer harus mengenali
perbedaan yang ada jika mereka mengharapkan pemahaman dan kesempatan yang ada
• Lingkungan Ekonomi
Seorang manajer global harus memahami isu isu ekonomi ketika dia berbisnis diluar
negeri. Pertama, penting untuk mengetahui dan memahami system ekonomi Negara
tersebut. Dua tipe utamanya adalah Ekonomi Pasar Bebas dan Ekonomi terencana.
Ekonomi pasar bebas adalah sistem ekonomi dimana kebanyakan sumber daya yang
dimiliki diberdayakan oleh sektor swasta. Ekonomi Terencana adalah sistem ekonomi
dimana keputusan keputusan ekonomi ditetapkan oleh pemerintah pusat.
• Lingkungan Budaya

Setiap organisasi dan Negara memiliki budayanya tersendiri. Budaya Nasional


meliputi nilai sikap dari warga Negara tertentu yang membentuk perilaku dan keyakinan
mereka.Geert Hoftsede mengembangkan pendekatan yang banyak diacu secara luas dalam
membantu para manajer lebih memahami perbedaan yang ada dalam budaya. Selanjutnya
pendekatan dari Greet Hoftsede ini diperluas melalui program riset GLOBE (Global

16
Leadership and Organizational Behavior Effectiveness). Hal ini memberi para manajer
informasi tambahan yang membantu mereka mengidentifikasi dan mengelola budaya.
Menggunakan data dari sekitar 18.000 manajer di 62 Negara, tim riet GLOBE telah
mengidentifikasi 9 dimensi perbedaan dalam budaya nasional yaitu :

1. Jarak Kekuasaan (power distance) : sejauh mana para anggota


masyrakat menganggap bahwa kekuasaan terbagi secara tidak merata
2. Penghindaran ketidakpastian (uncertainty avoidance) : Masyarakat
mengandalkan norma norma dan prosedur sosial dalam rangka mengurangi
ketidak pastian dalam meramalkan kejadian dimasa depan.
3. Asertivitas : Sejauh apa masyarakat mendorong individu agar lebih
tangguh,konfrontatif,asertif,dan kompetitif ketimbang ramah da tenang
4. Orientasi Kemanusiaan (human orientation) : sejauh apa masyarakat
mendorong dan menghargai individu agar berlaku adil, tidak egois, tidak
pelit, peduli, dan mengasihi sesama.
5. Orientasi Masa Depan (future orientation) : sejauh apa masyarakat
mendorong dan menghargai perilaku berorientasi masa depan seperti
perencanaan, investasi masa depan, dan penundaan kepuasan.
6. Koletivisme Institusional : Sejauh apa individu didorong oleh instusi
sosial agar berintegrasi pada kelompok dalam organisasi maupun
masyarakat.
7. Diferensiasi Gender : sejauh apa masyarakat memaksimalkan perbedaan
perbedaan peran gender, yang diukur dengan sebesar apa status dan
tanggung jawab pengambilan keputusan yang diemban oleh kaum
wanitanya.
8. Kolektivisme dalam Kelompok : sejauh apa para anggota masyarakat
merasa bangga atas keanggotaannya dalam kelompok-kelompok kecil
seperti keluarganya atau organisasi tempatnya bekerja
9. Orientasi Kinerja : sejauh apa masyarakat mendorong dan menghargai
para anggota kelompok agar meningkatkan dan memaksimalkan kinerja
mereka.
• Manajemen Global dalam Dunia Masa Kini

17
Melakukan bisnis secara global di masa kini tidaklah mudah, ada 2 tantangan penting
yang harus dihadapi . Yang pertama melibatkan tantangan yang berkaitan dengan
globalisasi terutama dalam kaitannya dengan keterbukaan yang menjadi bagian dari
kondisi global. Yang kedua berkisar pada tantangan dalam mengelola tenaga kerja global.
• Tantangan dari Keterbukaan
Tuntutan global telah menyebar luas, karena penyebaran globalisasi yang cepat ini
menghadirkan tantangan yang diakibatkan oleh keterbukaan yang menjadi syarat praktik
global itu sendiri. Salah satu tantangannya adalah terorisme yang dijalankan oleh jaringan
teror global sejati. Globalisasi dimaksudkan untuk membuak perdagangan dan
menghapuskan halangan geografis antar Negara. Namun, tindakan membuka diri itu selain
mendatangkan hal yang positif juga mendatangkan hal negatif seperti terorisme.
• Tantangan dalam mengelola Tenaga Kerja Global
Tim kerja lintas budaya dapat memiliki banyak keuntungan, tapi konflik dapat timbul
akibat perbedaan metode kerja, tingkat gaji, dan rintangan bahasa. Karena inilah para
peneliti menyatakan bahwa pemimpin global yang efektif memerlukan cara berpikir
global.

18
BAB III
(PENUTUP)

• KESIMPULAN
Budaya, dan Lingkungan Organisasi adalah hal yang penting karena merupakan
salah satu cara manajer dalam melaksanakan aktivitas manajemennya untuk mencapai tujuan
dan beradaptasi dengan lingkungan organisasi agar paham mengenai lingkungan dan budaya
suatu organisasi. Lingkungan eksternal adalah segala sesuatu yang berada diluar batas
organisasi dan mempengaruhi organisasi tersebut. Lingkungan eksternal perlu dianalisis untuk
menentukan kesempatan (opportunities) dan ancaman (threath) yang akan dihadapi
perusahaan.. Budaya organisasi telah diketengahkan sebagai nilai – nilai, prinsip, tradisi, dan
cara – cara bekerja yang dianut bersama oleh para anggota organisasi dan mempengaruhi cara
mereka bertindak. Dari pembahasan tersbeut dapat kita simpulkan bahwa Budaya,Lingkungan
Organisasi dan Praktik Manajemen dalam lingkungan global memiliki keterkaitan. Dimana
bahwa ketika kita memiliki niatan untuk membangun bisnis secara global (di Negara lain) kita
perlu mengetahui dan menerapkan bagaimana budaya dan lingkungan organisasi yang tepat
pada Negara tersebut agar seorang manajer dapat mengambil keputusan secara tepat dan sukses
serta berhasil mengelola bisnis di pasar global.

19
BAB IV
(KASUS & JAWABAN)
• KASUS

Suatu perusahaan memiliki keinginan mendirikan perusahaan secara global. Ketika


perusahaan nya didirikan, manajer dari perusahaan tersebut tidak menghiraukan tantangan
dari globlalisasi serta tidak menerapkan budaya organisasi dengan baik. Alhasil hal
negative seperti terorisme masuk ke Negaranya dan akhirnya Negara tersebut menghadapi
resiko serangan teroris. Bagaimana pandangan dan tanggapan tentang kasus tersebut.

• JAWABAN

Menurut pandangan kami, tindakan awal dari perusahaan tersebut sangatlah tidak
benar. Sebelum memasuki dunia yang lebih global, seharusnya seorang manajer
memerhatikan hal hal yang akan membawanya ketingkat yang lebih global. Manajer perlu
memahami lingkungan dan budaya organisasi seperti apa yang akan dijalankan serta
manajer juga tidak benar meremehkan resiko dari mengembangkan manajemen di
lingkungan global, karena resiko tersebut dapat berpengaruh tidak hanya pada
perekonomian negaranya namun akan beresiko pada keseluruhan Negara. Terorisme bukan
suatu yang dapat disepelekan, karena terorisme bukan hanya berasal dari luar, penerapan
budaya organisasi yang tidak efektif juga dapat mendatangkan hal semacam terorisme.
Maka dari itu kami sangat menyarankan, sebelum berniat mendirikan perusahaan secara
global pikirkan dan tinjau dari segala sisi tantangan,hambatan,serta resiko dari globalisasi
agar kedepannya tindakan kita sebagai manajer dalam memanajemen sebuah perusahaan
tidak mendatangkan hasil yang negatif

20
DAFTAR PUSTAKA

Stephen P.Robbins ; Maria Coulter. 2015. Management, Thirteenth Edition, Edisi Indonesia Jilid
1. PT Gelora Aksara Pratama ; Erlangga. Jakarta
SNSLife. October 2013. Budaya dan Lingkungan Organisasi.
URL : http://siskaosa.blogspot.com/2013/10/budaya-dan-lingkungan-organisasi.html . Diakses
pada tanggal 18 Februari 2021
Nanang Suryadi, S.E. 2010. Budaya dan Lingkungan Organisasi.
URL : https://blog.ub.ac.id/gracias/2012/10/11/budaya-dan-lingkungan-organisasi/ . Diakses
tanggal 18 Februari 2021
Cerdasco. 2020. Lingkungan Bisnis. URL : https://cerdasco.com/lingkungan-bisnis/ . Diakses pada
tanggal 19 Februari 2021
Asep Salam. 2016. Memahami Konteks Bisnis Global. URL :
https://blackcuiz29.wordpress.com/2016/12/06/pos-blog-
pertama/#:~:text=Jadi%20bisnis%20global%20adalah%20kegiatan,individu%2C%20per
usahaan%2C%20dan%20organisasi. Diakses tanggal 20 Februari 2021
Cendikia. 2015. Memahami Konteks Bisnis Global. URL :
http://myblogcendikia.blogspot.com/2015/11/makalah-memahami-konteks-bisnis-
global.html?m=1 . Diakses pada tanggal 20 Februari 2021

21

Anda mungkin juga menyukai