Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MATA KULIAH PENGANTAR BISNIS


(Fungsi Keuangan)

Oleh Kelompok I0:


No. Nama-Nama
1. Natasya J. Baten
2. Margarito Pareira
3. Charles Keo

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmatnya
kami dapat menyelesaikan Makalah ini yang berjudul “Fungsi Keuangan”. Adapun tujuan dari
pembuatan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Bisnis”.
Kami menyadari bahwa pada penulisan/pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik dari dosen yang membaca
makalah ini yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih atas kerjasama teman-teman kelompok atas
partisipasinya sehingga terwujudlah makalah ini.

Kupang, 26 Maret 2020

Kelompok 10
1. Peranan Dan Tujuan Fungsi Keuangan

Kegiatan-kegiatan keuangan, disamping kegiatan-kegiatan lain merupakan salah satu


kegiatan penting dalam perusahaan. Keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan
pengelolaan penggunaan dana dan pengelolaan sumber-sumber dana. Semakin efisien
penggunaan dana, tentunya semakin baik bagi perusahaan.

Fungsi Keuangan :

 Memaksimalkan keuntungan dengan keputusan yang tepat.


 Menjaga arus kas agar sesuai guna membayar semua kewajiban dan beban
perusahaan.
 Mempersiapkan struktur modal yang bisa didapat dari internal maupun eksternal.
 Pemanfaatan uang yang tepat dan optimal agar efisiensi terus terjaga.
 Memaksimalkan kekayaan agar dividen kepada pemegang saham dan laba ditahan
bisa terus optimal.
 Efisiensi agar distribusi keuangan tepat dalam semua aspek di dalam perusahaan.

2. Sumber Dana Perusahaan

Sumber dana perusahaan terdiri dari


a. Sumber Dana Jangka Pendek
b. Sumber Dana Jangka Panjang

a. Sumber Dana Jangka Pendek


Sumber dana jangka pendek adalah pendanaan yang harus dilunasi atau dibayar pada waktu
yang cepat dalam tempo satu tahun atau kurang untuk memenuhi kegiatan operasional rutin
perusahaan.
Sumber dana jangka pendek dapat dikelompokkan atas :

1. Pembelanjaan Spontan

Adalah hutang dagang dan rekening-rekening “Acruals”. Hampir semua perusahaan


menggunakan pembelanjaan yang spontan.
Apabila perusahaan m,embeli suatu barang dan tidak harus membayarnya pada saat barang
tersebut diterima, maka perusahaan ini telah memperoleh kredit dagang dan melakukan
pembelanjaan spontan

Ada tiga macam kredit dagang, yaitu :

(1) Open Account


(2) Notes Payable
(3) Trade Acceptance

(1) Open Account , penjual mengirimkan barang yang dipesan pembeli dilengkapi dengan faktur
yang menyebut barang yang dikirim, harga kesatuan, harga keseluruhan dan syarat-syarat
pembayaran.

(2) Notes Payable (Hutang Wesel), pembeli menandatangani perjanjian yang menyatakan
hutangnya kepada penjual. Dalam hal ini disebutkan kapan pembeli akan melunasi hutangnya.

(3) Trade Acceptance , penjual menarik draft kepada pembeli yang berarti pembeli bersedia
membayar draft itu pada suatu saat tertentu. Barang tidak akan dilepaskan penjual, kecuali
pembeli bersedia menerima Time Draft tersebut. Pembeli yang menerima draft. Pembeli yang
menerima draft selanjutnya menunjukan suatu menunjuk suatu bank yang akan membayar
draft tersebut sesudah jatuh tempo. Pada saat seperti ini, maka draft tersebut sudah menjadi
Trade Acceptance.

2. Pembelanjaan Tidak Spontan

Sumber pembelanjaan jangka pendek yang tidak spontan, umumnya berbentuk pinjaman
jangka pendek dapat berupa pinjaman kepada lembaga keuangan atau pengeluaran Kertas
Dagang ( Commercial Paper ).
Ada 3 sumber utama kredit jangka pendek, dapat berupa pinjaman kepada lembaga keuangan
atau pengeluaran Kertas Dagang, yaitu:
1. Kredit perdagangan antar perusahaan
Adalah suatu sumber keuangan tidak spontan yang biasa diberikan dalam transaksi perusahaan.
2. Pinjaman dari Bank Komersial
Suatu pinjaman diperoleh dengan menandatangani sehelai promes, yaitu: dimana pembayaran
kembali dilakukan pada tanggal jatuh dari promes itu, dalam suatu jumlah atau dengan cicilan
selama jangka waktu pinjaman.
3. Kertas Dagang ( Commercial Paper )
Suatu surat pernyataan hutang yang menyebutkan berapa jumlah yang akan dibayar pada saat
tertentu.
b. Sumber Dana Jangka Panjang

Sumber dana jangka panjang adalah pendanaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan yang
pengembaliannya dalam jangka waktu yang lama dan manfaat yang akan dirasakan dalam
waktu yang lama juga.

Umumnya sekitar 5 hingga 10 tahun periode.

Alasan manajemen keuangan perusahaan memerlukan pendanaan jangka panjang adalah:

1. Kebutuhan dana dalam jumlah besar yang dibutuhkan untuk investasi perusahaan
2. Laba ditahan peruahaan tidak mencukupi atau tidak ada untuk memenuhi kebutuhan
pendanaan perusahaan.

Misalnya sebuah perusahaan yang ingin melakukan pengembangan usaha seperti ingin
membeli aset tetap berupa tanah, mesin atau pembangunan pabrik baru akan memerlukan
tambahan dana segar dalam jumlah yang besar

Pendanaan jangka pendek tentu tidak akan sanggup mengatasinya karena jumlahnya yang
relatif kecil. Maka dibutuhkan sumber dana jangka panjang untuk memenuhinya.

Sumber dana jangka panjang dapat diperoleh dari :

(1.) Sumber Ekstern

1. Kredit Investasi
2. Hipotik
3. Obligasi 

# Kredit Investasi

Kredit investasi merupakan salah satu alternatif sumber dana jangka panjang yang difasilitasi
oleh lembaga perbankan.

Ada beberapa hal yang akan diperhatikan oleh perbankan sebagai kreditur dalam memutuskan
pengajuan kredit investasi diterima atau tidak.

1. Kelayakan investasi yang akan dijalankan


2. Arus kas investasi yang akan dijalankan
3. Jangka waktu peminjaman
4. Nominal pembayaran pinjaman disetiap periode
5. Tingkat bunga
6. Biaya tambahan atau denda jika telat bayar atau bayar lebih awal

# Hipotik
Hipotik adalah salah satu jenis pendanaan jangka panjang berbentuk utang yang mewajibkan
adanya jaminan atau agunan berupa aktiva tetap perusahaan. Aktiva tetap yang dijaminkan
contohnya tanah, gedung, pabrik bahkan kapal.

Dana yang dipinjam dalam jumlah yang besar, umumnya senilai 70 hingga 90 % dari nilai pasar
aktiva tetap yang dijaminkan perusahaan.

Ada beberapa hal menarik yang membuat perusahaan memilih opsi pendanaan jangka panjang
dari hipotik:
Perusahaan masih bisa menggunakan aktiva tetap yang dijaminkan. Tapi tidak boleh mengubah
dan menjualnya.
Umumnya bunga hipotik lebih rendah dari instrumen pendanaan jangka panjang yang lain
(karena ada jaminan)
Perusahaan bisa memilih skema suku bunga hipotik. Bunga tetap atau bunga mengambang.
Masing masing memiliki kelebihan dan kelemahan tersendiri.
Tempo pembayaran yang relatif lama. Dan bisa mengajukan perpanjangan waktu pembayaran.
Walaupun begitu, ada beberapa hal yang dipertimbangkan yang menjadi kelemahan dari
hipotik seperti:
Adanya biaya yang cukup besar dalam perjanjian utang hipotik. Selain biaya bunga hipotik, ada
lagi biaya yang harus ditanggung seperti biaya asuransi aktiva tetap yang dijaminkan, biaya
appraisal untuk menilai aktiva tetap yang dijaminkan, biaya administrasi, dan biaya notaris yang
jika digabungkan akan menjadi nominal yang bahkan lebih besar dari aktiva yang dijaminkan.
Aktiva yang dijaminkan memang bisa digunakan, tapi ada batasan batasan seperti tidak boleh
mengubah, menyewakan dan menjual aktiva tetap.

# Obligasi
Adalah surat tanda hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan sejumlah
dana besar.
Ada 3 jenis obligasi yaitu:
 Obligasi Biasa (Bonds)
 Obligasi Pendapatan (Income Bonds)
 Obligasi yang Dapat Dilakukan (Convertible Bonds)
.
(2.) Sumber Intern

1. Laba Ditahan
2. Penerbitan Saham

# Laba Ditahan
Laba ditahan bisa menjadi opsi alternatif dalam mendapatkan sumber dana jangka panjang
perusahaan. Laba ditahan merupakan sumber dana jangka panjang yang berasal dari internal
perusahaan. 

Laba ditahan adalah bagian atau seluruh laba yang dihasilkan perusahaan diperiode
sebelumnya yang digunakan kembali untuk membiayai kebutuhan perusahaan.

Laba ditahan bisa dipilih apabila manajemen dan pemegang saham tidak menginginkan
perusahaan tersebut mengadakan utang ataupun menambah saham baru.

Laba ditahan dalam jumlah yang besar bisa digunakan untuk aktivitas investasi perusahaan
dalam jangka panjang. Atau paling tidak laba ditahan bisa mengurangi dana yang dibutuhkan
untuk melakukan kegiatan jangka panjang perusahaan. Sehingga kebutuhan dana dari sumber
pendanaan yang lain tidak terlalu besar.

# Penerbitan Saham 
Saham adalah surat berharga atau sekuritas yang merupakan penyertaan modal pada sebuah
perusahaan. Perusahaan bisa menerbitkan saham, kemudian saham tersebut dibeli oleh
investor, pembeli tersebut otomatis akan menjadi bagian dari pemilik perusahaan.
Bertambahnya pemilik perusahaan berarti struktur modal perusahaan juga akan berubah.
Struktur modal perusahaan akan berubah sesuai dengan persentase kepemilikan saham baik
pemilik baru atau pemilik lama.

Penerbitan saham berarti mengajak orang lain "join" berbisnis dengan perusahaan. Tidak utang.
Jadi tidak ada kewajiban perusahaan untuk melunasi dan membayar bunga seperti pendanaan
dari utang.

Karena join usaha ini, maka laba yang dihasilkan akan dibagikan kepada pemegang saham
secara adil melalui pembagian dividen (jika dibagikan). Pemegang saham berhak mendapatkan
bagian laba perusahaan.

Selain itu, pemegang saham bisa menjual saham tersebut kembali ke pasar modal dan berharap
bisa mendapatkan capital gain atau selisih harga jual yang lebih tinggi dari harga beli saham.

c. Sumber Dana Jangka Panjang yang Merupakan Modal Sendiri

(1). Saham biasa (common stocks)


Dengan adanya resiko yang besar tersebut biasanya jika usaha perusahaan berjalan dengan
baik maka deviden saham biasa akan lebih besar daripada saham preferen. Tetapi manakala
terjadi likuidasi pembagian deviden dan pembagian harta perusahaan serta pemegang saham
biasa akan memperoleh pembagian terakhir setelah pemegang saham preferen.
(2). Saham preferen (prefered stock)
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai hak khusus melebihi pemegang saham
biasa. Saham preferen disebut juga dengan saham istimewa sebab mempunyai banyak
keistimewaan. Biasanya keistimewaan ini dihubungkan dalam hal pembagian deviden atau
pembagian aktiva pada saat likuiditas.

(3). Saham preferen kumulatif


memberikan hak kepada pemiliknya atas pembagian dividen yang sifatnya kumulatif dalam
suatu presentase atau jumlah tertentu.
Pemegang saham preferen kumulatif memiliki keunggulan dalam kaitannya dengan pembagian
deviden atau pembagian asset saat likuiditas. Kendati begitu, pemegang saham biasa memiliki
hak suara dalam rapat umum pemegang saham berbeda dengan pemegang saham preferen
yang tidak tidak memiliki hak suara. Adapun persamaannya adalah bahwa pemegang saham
biasa maupun pemegang saham preferen hanya berhak menerima dividen apabila perusahaan
mendapatkan keuntungan.

3. Prinsip-prinsip Keuangan

a. Likuiditas adalah suatu rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka
pendek.
n  RASIO LIKUIDITAS
n                                  AktivaLancar
n  Current ratio        = ---------------------                 x     100  %.
n                                  HutangLancar
n   
n  Kas + Efek
n  Cash ratio             = ---------------------                 x    100 %.

n                                  HutangLancar
n   
n                                  AktivaLancar - Persediaan
n  Acid test ratio /    = ----------------------------------               x  100 %.
n  Quick Ratio          HutangLancar
n   
n                                  AktivaLancar - Persediaan
n  Working Capital     = -----------------------------------          x  100 %.
to Total Assets Ratio               Total Aktiva

b. Solvabilitas adalah suatu rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi utang jangka
panjang.
n   
n                                                      Total Hutang
n  Total Debt to Equity Ratio   = ------------------ x  100  %.
n                                                       Modal sendiri
n   
n                                                          Total Hutang
n  Total Debt to capital Assets  = ------------------- x  100 %.
n                                                           Total Aktiva
n   
n                                  HutangJangkaPanjang
n  Long Term Debt to   = --------------------------------  x   100  %
n  Equity Ratio                           Modal Sendiri

c. Rentabilitas adalah suatu rasio yang digunakan dalam analisis laporan keuangan yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan
(profit) setiap modal maupun aset yang ada

d. Soliditas adalah tingkat rasio yang dimiliki perusahaan yang menunjukkan tingkat
kepercayaan konsumen terhadap perusahaan tersebut
4. Kebutuhan dana untuk aktiva lancar
1.Modal Kerja
Menurut Jumingan (2011:66) modal kerja yaitu :
“ Modal kerja yaitu jumlah dari aktifa lancar. Jumlah ini merupakan modal keja bruto (gross
working capital ).definisi ini bersifat kuantitatif karena menunjukan jumlah dana yang
digunakan untuk maksud- maksud operasi jangka pendek. Waktu tersedianya modal kerja akan
tergantung pada macam dan tingkat likuiditas dari unsur-unsur aktiva lancar misalnya kas,
surat-surat berharga,piutang dan persdiaan.
Sedangkan pengertian modal kerja menurut Kasmir (2012:250) yaitu :
” Pengertian modal kerja merupakaan modal yang digunakaan untuk melakukan kegiatan
operasi perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva
lancar atau aktiva jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat berharga,piutang,persediaan
dan aktiva lancar .”
2.Kas
Kas adalah sistem pengelolaan kas perusahaan agar tersedia kas yang memadai, tidak terlalu
banyak (agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar) tetapi tidak terlalu sedikit yang bisa
mengganggu likuiditas perusahaan.
Kas adalah bentuk aktiva yang paling likuid yang bisa digunakan segera untuk memenuhi
kewajiban finansial perusahaan.
3.Dana Persediaan
Mungkin perlu bagi sebuah perusahaan untuk mengetahui jumlah persediaan barang ketika
catatan persediaan perpetual tidak dibuat dan penghitungan fisik persediaan tidak praktis
untuk dilakukan.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang menggunakan sistem persediaan periodik mungkin
memerlukan laporan laba rugi bulanan, tapi penghitungan fisik persediaan setiap bulan
mungkin sangat memakan biaya.

5. Investasi Dalam Aktiva Tetap

Di suatu perusahaan investasi dalam aktiva tetap diperlukan untuk dapat meningkatkan
produktifitas dan mengambil kemajuan teknologi. Penanaman investasi aktiva tetap untuk
penambahan kapasitas cukup memberikan harapan baik untuk memperoleh keuntungan yang
lebih besar di masa yang akan datang. Investasi aktiva tetap yang bernilai cukup besar
mempunyai konsekuensi tidak ditemukan dalam pengeluaran sehari-hari perusahaan.
Dana yang dikeluarkan untuk belanja pengadaan aktiva tetap memakan waktu lama. Pada
dasarnya tujuan investasi adalah memperoleh baik keuangan maupun non keuangan di
kemudian hari. Sebelum melakukan investasi, setiap perusahaan harus melakukan investasi,
setiap perusahaan harus melakukan kajian investasi yang akan dilakukan supaya kegiatan
perusahaan dapat berjalan dengan baik.
Investasi dilakukan perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Biasanya disamping
mencari laba, tujuan perusahaan juga mencakup :
1.  Pertumbuhan yang terus menerus.
2.  Kelangsungan hidup.
3.  Kesan positif di mata publik.
Untuk mencapai tujuan ini manajemen sebagai pihak yang diserahi hak dan tanggung
jawab memiliki atau menguasai faktor-faktor produksi yang diramu seperti money, man,
material, dan method.  Proses ini sering disebut juga disebut proses produksi.  Proses ini
dimaksudkan untuk menghasilkan penerimaan kas melalui penjualan produksi tersebut yang
menjadi salah satu sumber dana utama bagi pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Untuk menghasilkan produk ini maka peranan aktiva tetap sangat besar, seperti lahan
sebagai tempat berproduksi bagi usaha pertambangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan. 
Bangunan sebagai tempat pabrik, kantor, dan kegiatan lainnya.  Mesin dan peralatan sebagai
alat untuk berproduksi.  Kendaraan pengangkutan sebagai alat untuk mengangkut produk atau
hasil lainnya.  Inventaris berupa inventaris kantor, perabot, meja, kursi, lemari dan lain-lain
sebagai alat yang mendukung kegiatan perusahaan semuanya.
Bahkan ada aktiva tetap yang tidak berwujud tapi yang sangat penting dalam kegiatan
produksi dan tanpa aktiva ini barangkali perusahaan tidak dapat beroperasi misalnya, HPH (Hak
Penguasaan Hutan), HGU (Hak Guna Usaha), HGB (Hak Guna Bangunan), Patent, Frenchise, Hak
Cipta, dan lain-lain.
Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya,
dari segi  jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak
orang, dari segi pembuatannya yang sering jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya
yang agak rumit.
Setiap perusahaan pasti memiliki aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud.  Namun jenis aktiva tetap yang dimiliki mungkin satu sama lainnya dapat berbeda
seperti perusahaan jasa, aktiva tetapnya berbeda dengan aktiva tetap perusahaan perkebunan,
perkapalan, perminyakan, perdagangan, dan lain-lain.  Namun yang jelas masing-masing
mempunyai aktiva tetap.

A.    Pengertian Aktiva Tetap


Yang dimaksud dengan aktiva tetap adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan,
yang dimana kekayaan tersebut didapatkan dalam bentuk siap pakai atau telah dibangun
terlebih dahulu, sifatnya permanen dan dapat digunakan dalam kegiatan normal perusahaan
untuk jangka waktu yang relatif panjang serta memiliki nilai cukup material.
Aktiva tetap yaitu sumber daya ekonomi yang didapatkan dan dikuasai oleh perusahaan
sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya yaitu aktiva tetap yang digunakan oleh
perusahaan dalam kegiatan operasionalnya dalam menghasilkan produk atau jasa.
Peranan aktiva tetap ini sangat besar dalam perusahaan baik ditinjau dari segi fungsinya,
dari segi  jumlah dana yang diinvestasikan, dari segi pengolahannya yang melibatkan banyak
orang, dari segi pembuatannya yang sering jangka panjang, maupun dari segi pengawasannya
yang agak rumit.
Setiap perusahaan pasti memiliki aktiva tetap baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud.  Namun jenis aktiva tetap yang dimiliki mungkin satu sama lainnya dapat berbeda
seperti perusahaan jasa, aktiva tetapnya berbeda dengan aktiva tetap perusahaan perkebunan,
perkapalan, perminyakan, perdagangan, dan lain-lain.  Namun yang jelas masing-masing
mempunyai aktiva tetap.

B.     Karakteristik aktiva tetap


Adapun karakteristik dari aktiva tetap diantaranya sebagai berikut di bawah ini:

 Tidak untuk di jual kembali.


 Memiliki wujud fisik.
 Memiliki nilai material, harga dari aset cukup signifikan misalnya seperti: harga tanah,
harga mesin, harga bangunan dan lain sebagainya.
 Memiliki periode manfaat dengan jangka waktu yang panjang (lebih dari 1 tahun).
 Dapat memberikan banyak manfaat di masa yang akan datang.
 Aset dapat digunakan secara efektif dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk di
jual kembali seperti halnya produk, persediaan dan investasi).
 Dimiliki oleh perusahaan tidak sebagai investasi.

Dalam memutuskan suatu proyek dapat kita terima atau kita tolak, pada arus kas bebas
memiliki manfaat yang besar pengaruhnya bagi kelangsungan perusahaan. Dalam hal ini
perusahaan harus menentukan seberapa besar pengaruhnya terhadap arus kas yang dihasilkan
oleh suatu proyek dan berfungsi pada suatu penentuan apakah proyek dapat diterima? Dalam
hal tersebut perusahaan harus menguji apakah yang terkait dengan arus kas dan bagaimana
cara untuk mengukurnya untuk mendapatkan suatu keputusan.
Secara khusus investasi melibatkan pengeluaran kas yang besar dan mengikat
perusahaan pada tindakan tertentu pada periode yang relative lama, jika suatu keputusan
penganggaran modal dilakukan dengan tidak teliti maka akan canderung menimbulkan biaya
yang mahal. Sebagian metode ini mengambil perhitungan nilai waktu dari uang. Dalam hal ini
perusahaan lebih sering memakai metode NPV yang membandingkan nilai sekarang dari arus
kan masuk dan arus kas keluar.

C.    Perputaran dana dalam aktiva tetap


Aktiva tetap ialah harta yang dimiliki oleh perusahaan memiliki umur ekonomis lebih dari
satu tahun. Perputaran dana yang tertanam dalam aktiva tetap yaitu dalam bentuk mesin,
bangunan, kendaraan dan lain-lain akan diterima kembali keseluruhannya oleh perusahaan
dalam beberapa tahun secara berangsur-angsur melalui depresiasi (penyusutan).

D.    Penggolongan usul investasi dalam aktiva tetap


1.      Investasi Penggantian
Pada umumnya, keputusan mengenai investasi penggantian adalah yang paling sederhana.
Dalam hal ini aktiva yang sudah aus (wear-out) atau usang (obsolete) harus diganti dengan
aktiva baru bila produksi akan tetap dilanjutkan
2.      Investasi Penambahan Kapasitas
Misalnya usulan penambahan jumlah mesin atau pembukaan pabrik baru. Investasi ini sering
juga bersifat investasi penggantian, contohnya mesih yang sudah tua dan tidak efisien akan
diganti dengan mesin baru yang lebih besar kapasitasnya dan lebih efisien
3.      Investasi Penambahan Produk Baru
Investasi untuk menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk yang telah
diproduksi pada waktu ini
4.      Investasi Lain-lain
Investasi yang termasuk golongan ini adalah usulan investasi yang tidak termasuk dalam ketiga
golongan di atas, misal investasi untuk pemasangan alat pemanas, alat pendingin dan lain-lain.

Pengembalian dana atas investasi aktiva tetap tercermin dari lamanya masa penggunaan
aktiva tetap tersebut. Semakin pendek umur aktiva tetap maka semakin cepat dana yang
diinvestasikan akan kembali. Pengembalian nilai investasi atas aktiva tetap berasal dari
depresiasi (penyusutan) aktiva tetap yang secara kontinyu yaitu tiap tahun dilakukan
perhitungan depresiasi. Besarnya depresiasi yang terkumpul atau akumulasi penyusutan tiap
tahun jumlahnya semakin besar sampai mencapai nilai yang sama dengan investasi pada akhir
umur ekonomis aktiva tetap tersebut.
Suatu investasi baru yang menyangkut aktiva tetap harus diperhitungkan secara seksama.
Sebab apabila investasi yang telah dilakukan tetapi kemudian terjadi kekeliruan pada
perhitungannya maka akan sulit menarik kembali dana yang telah tertanam. Dengan demikian
menilai ekonomis tidaknya suatu investasi dapat digunakan beberapa metode yang sering
dipakai.
Sebagai contoh suatu aktiva tetap memiliki harga perolehan Rp. 100 juta, taksiran umur
ekonomis 5 tahun tanpa nilai residu. Apabila metode penyusutan yang digunakan adalah
Straight Lines Method (metode garis lurus) maka besarnya depresiasi adalah Rp. 20 juta
pertahun dan pada akhir tahun ke lima akumulasi penyusutan mencapai Rp. 100 juta sesuai
dengan nilai investasi.
Dalam penilaian proyek investasi ada beberapa metode penilaian investasi yang biasa
digunakan diantaranya :
1.      Payback Period
2.      Net Present Value (NPV)
3.      Internal Rate of Return (IRR)
4.      Accounting Rate of Return (ARR)
Sebagai dasar perhitungan dalam menganalisis usulan untuk metode Accounting Rate of
Return menggunakan keuntungan / laba setelah pajak (Earning After Tax), sedangkan untuk
ketiga metode lainnya menggunakan aliran kas (cash flow) atau “Procceds” sebagai dasar
perhitungannya,

E.     Nilai investasi aktiva tetap


Nilai investasi suatu aktiva tetap adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan
untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut, atau sering disebut dengan istilah harga perolehan
aktiva tetap, sedangkan untuk memdapatkan aktiva tetap terdapat beberapa cara diantaranya :
1.      Pembelian tunai
2.      Tukar tambah
3.      Pembelian secara kredit atau angsuran

1.      Pembelian tunai


Jika suatu aktiva diperoleh dengan cara pembelian tunai, maka yang maksud dengan Harga
Perolehan/Cost/Harga Pokok adalah harga tunai aktiva ditambah segala macam biaya yang
dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk digunakan.

Contoh 1:
Dibeli tunai sebuah mesin Rp. 125.000.000 biaya angkut Rp. 5.000.000 ongkos
pemasangan/penyetelan Rp. 2.500.000 dari informasi tersebut maka besarnya nilai investasi
adalah:

Jawab:
Nilai investasi/nilai perolehan = Harga mesin + Biaya angkut + Biaya pemasangan
Rp. 125.000.000 + Rp. 5.000.000 + Rp. 2.500.000 = Rp. 132.500.000

Nilai investasi yaitu sebesar Rp. 132.500.000

2.      Tukar tambah


Dalam tukar tambah mengandung arti bahwa perusahaan memperoleh aktiva baru dengan
melepas / menjual aktiva lama. Pada umumnya dalam tukar tambah ini yang memperoleh
aktiva baru akan menambah sejumlah uang karena pada dasarnya aktiva baru memiliki
kemampuan lebih baik daripada aktiva lama, hal ini tersirat dari tujuan mengganti aktiva adalah
untuk meningkatkan kapasitas, kemampuan dan nilai tambah. Disamping itu biaya perawatan
atau pemeliharaan aktiva baru lebih rendah daripada aktiva lama sehingga diperoleh effisiensi
dari segi biaya operasional.

Contoh 2:
Sebuah mesin yang dibeli 4 tahun yang lalu memiliki nilai buku Rp. 250 juta sisa umur ekonomis
5 tahun. Perusahaan menginginkan mengganti mesin lama tersebut dengan mesin baru harga
tunai Rp. 500 juta diperkirakan berumur 5 tahun residu 20%. Penyusutan menggunakan
metode garis lurus dan pajak rata rata 20%.
Hitunglah :
1.      Nilai investasi jika mesin lama laku dijual Rp. 225 juta
2.      Nilai investasi jika mesin lama laku dijual Rp. 250 juta
3.      Nilai investasi jika mesin lama laku dijual Rp. 280 juta
Jawab :

1.      Harga mesin baru                                                               Rp. 500.000.000


Harga jual mesin lama            Rp. 225.000.000
Pajak 20%
(225 juta – 250 juta )             Rp.      5.000.000
Rp. 230.000.000
Nilai Investasi                                    Rp. 270.000.000

2.      Harga mesin baru                                                               Rp. 500.000.000


Harga jual mesin lama            Rp.250.000.000
Pajak 20%
(250 juta – 250 juta )             Rp.                 0
                                                                                      Rp. 250.000.000  
                         Nilai Investasi                                     Rp. 250.000.000

3.      Harga mesin baru                                                              Rp. 500.000.000


Harga jual mesin lama              Rp. 280.000.000
Pajak 20%
(280 juta – 250 juta )               Rp.      6.000.000
                                                                                        Rp. 274.000.000  
                         Nilai Investasi                                       Rp. 226.000.000

3.      Pembelian secara kredit atau angsuran


Apabila aktiva tetap diperoleh dengan pembelian secara kredit atau dibayar secara
angsuran, maka yang dimaksud dengan Harga Perolehan / Cost / Harga Pokok adalah harga
tunai aktiva tersebut termasuk biaya untuk mendapatkannya, sepanjang biaya biaya ini tidak
menjadi tanggung jawab penjual. Oleh karena pada umumnya harga yang dibeli secara kredit
lebih tinggi dari harga tunai, maka akan terdapat selisih antara harga kredit dengan harga tunai.
Dalam akuntansi selisih antara harga kredit dengan harga tunai dicatat sebagai biaya bunga,
selanjutnya biaya bunga ini dapat sekaligus dihitung sebagai kerugian dalam tahun dimana
aktiva tetap didapat; atau dapat juga dialokasikan secara proporsional sesuai dengan jumlah
angsuran yang dibayar tiap tahun. Biaya bunga yang dialokasikan secara teratur dan
proporsional ini dapat dianggap / dicatat sebagai Biaya bunga yang ditangguhkan (Piutang
Bunga) dan tiap akhir tahun akan berkurang sejalan dengan berkurangnya jumlah utang kredit
dan akan habis manakala utang kredit telah lunas.
Biaya ini selanjutnya dialokasikan kedalam perhitungan rugi – laba, oleh karena sifatnya
biaya tentunya biaya bunga ini akan mengurangi laba tahun berjalan sehingga akan mengurangi
earning after tax yang menjadi dasar penilaian usul investasi metode Accounting Rate of Return
(ARR) dan pula biaya ini akan mengurangi aliran kas sehingga akan berpengaruh kepada
Proceeds yang menjadi dasar penilaian usul investasi metode Payback Period, Net Present
Value dan Internal Rate of Return. Harga tunai aktiva tetap berikut biaya-biaya sampai dengan
siap digunakan adalah dianggap sebagai nilai investasi

Contoh 3:
PT “PRIMA” merencanakan membeli mesin harga tunai Rp. 300 juta, biaya angkut dan
pemasangan Rp. 20 juta dibayar tunai. Mesin tersebut dapat pula dibeli secara kredit dengan
syarat: uang muka (Down Payment) Rp. 50 juta, sisanya diangsur tiap tahun selama 5 angsuran
masing masing angsuran Rp. 62 juta.
Hitunglah :
1.      Nilai investasi
2.      Biaya bunga

Jawab :

1.      Harga tunai                                                           Rp. 300.000.000


Biaya angkut dan pemasangan                               Rp. 20.000.000
Nilai Investasi                                                 Rp. 320.000.000

2.      Jumlah angsuran = 5 x Rp. 62.000.000                  Rp. 310.000.000


Harga tunai        =       Rp. 300.000.000.
Uang muka        =       Rp. 50.000.000,-
                       Hutang / Pinjaman                         Rp 250.000.000
                        Biaya Bunga                              Rp. 60.000.000

Apabila hasil analisis menyatakan bahwa usul investasi ini diterima maka bagian
akuntansi akan mencatat/menjurnal sebagai berikut :

Uraian D K
Mesin Rp. 320.000.000
Biaya Bunga/Bunga ditangguhkan Rp. 60.000.000
Kas Rp. 70.000.000
Hutang Rp. 310.000.000
Hubungannya antara pembayaran angsuran dengan biaya bunga yang ditangguhkan
(Piutang Bunga) adalah bila perusahaan membayar angsuran sebesar Rp. 62 juta maka pada
akhir tahun biaya bunga ditangguhkan (Piutang Bunga) dikurangi sebesar Rp. 12 juta. Peristiwa
ini berlangsung terus menerus sampai dengan pembayaran angsuran ke 5 (terakhir).
Berakhirnya kewajiban mengangsur maka akan habis pula nilai biaya bunga yang ditangguhkan
tersebut dan pada awal tahun ke 6, maka rekening Biaya Bunga Ditangguhkan bersaldo nihil.
Hubungannya antara pembayaran angsuran dengan cash flow adalah bahwa angsuran
sebesar Rp 62 juta tersebut didalamnya sudah termasuk bunga Rp.12 juta Karena pada saat
dilakukan pembayaran angsuran oleh perusahaan di jurnal :

Uraian D K
Utang Rp. 50.000.000
Biaya Bunga/Bunga ditangguhkan Rp. 12.000.000
Kas Rp. 62.000.000

dengan demikian pembayaran utang tanpa bunga Rp. 50 juta dan Biaya bunga Rp. 12
juta sudah masuk dalam perhitungan rugi laba, dan telah masuk pula dalam aliran cash out,
sehingga tidak perlu meragukan EAT maupun Proceeds.
F.     Aplikasi Metode Penilaian Usul Investasi
Usulan investasi yang secara langsung berorientasi pada tujuan memperoleh profit. Perusahaan
umumnya sering menghadapi lebih dari satu usulan proyek investasi, tetapi karena perusahaan
mengalami keterbatasan dan budgeting constraint yang dimiliki maka manajemen akan
memutuskan untuk memilih satu atau beberapa usulan proyek. Penerapan metode penilaian
usul investasi dipakai dalam beberapa contoh permasalahan dibawah ini :

Contoh 4:
PT “PRIMA” merencanakan membeli mesin harga tunai Rp. 300 juta, biaya angkut dan
pemasangan Rp. 20 juta dibayar tunai. Perusahaan menetapkan bahwa mesin dibeli secara
tunai. Informasi selanjutnya bahwa, mesin tiap tahun akan menghasilkan penjualan senilai Rp.
400 juta, Harga Pokok Penjualan Rp. 220 juta, Biaya Operasional Rp. 89 juta Jumlah biaya
operasional ini belum termasuk biaya depresiasi mesin, pajak (rata rata) 20% dan tingkat suku
bunga 10%. Mesin ditaksir berumur 5 tahun tanpa residu.
Hitunglah :
Analisis usulan investasi, apakah usul investasi diterima atau ditolak (diasumsikan penjualan
secara tunai)
1.      Menggunakan Payback Period
2.      Menggunakan Net Present Value (NPV) & Profitability Index
3.      Menggunakan Accounting Rate of Return (ARR)
Jawab :
Uraian Accounting Cash Flow
Hasil Penjualan Rp. 400.000.000 Rp. 400.000.000
Harga Pokok Penjualan Rp. 220.000.000 (Rp. 220.000.000)
Laba Kotor Rp. 180.000.000
Biaya Operasional (Rp. 89.000.000) (Rp. 89.000.000)
Depresiasi mesin (Rp. 64.000.000)
Laba sebelum pajak Rp. 27.000.000
Pajak 20% (Rp. 5.400.000) (Rp. 5.400.000)
Laba setelah pajak Rp. 21.600.000
Proceeds Rp. 85.600.000

Depresiasi mesin tiap tahun adalah sebesar Rp. 320.000.000 : 5 = Rp. 64.000.000

Proceeds dapat pula dihitung dari laba setelah pajak ditambah depresiasi mesin, karena pada
dasarnya depresiasi adalah biaya yang tidak mengeluarkan uang kas sehingga aliran kas akan
lebih tinggi daripada laba setelah pajak. Proceeds = Rp. 21.600.000 + Rp. 64.000.000 = Rp.
85.600.000,-

1.      Metode Payback Period


-          Jumlah investasi Rp. 320.000.000,-
-          Jumlah Proceeds / th Rp. 85.600.000,-
-          Payback Periode =     (320.000.000 / 85.600.000)  x 1 tahun  
                                  = 3,74 tahun
                atau selama 3 tahun 9 bulan

Ini artinya bahwa investasi yang ditanam sebesar Rp. 320.000.000 akan kembali seluruhnya
dalam kurun waktu 3 tahun 9 bulan Jika tidak ada persyaratan lain , oleh karena masa
penggunaan aktiva ( 5 tahun ) lebih lama dibandingkan dengan masa kembalinya investasi ( 3
tahun 9 bulan); Kesimpulannya adalah bahwa usul pembelian mesin dapat diterima.
Tetapi apabila perusahaan telah menetapkan payback period maksimum yang dapat diterima,
maka setelah dapat dihitung payback period selanjutnya diperandingkan dengan paybck period
maksimumnya.
Jika payback period suatu investasi yang diusulkan lebih pendek dari payback maksimum maka
usulan investasi dapat dilaksanakan atau disetujui, dan sebaliknya apabila payback period suatu
investasi yang diusulkan lebih panjang daripada payback maksimum maka usulan investasi
ditolak.
Apabila dalam kasus ini perusahaan menetapkan payback maksimumnya adalah 3 tahun, maka
usulan investasi tidak diterima atau ditolak.
2.      Metode NPV
Perhitungan PV
Tahun DF (10%) Proceeds PV
1 0,909091 Rp. 85.600.000 Rp. 77.818.189,60
2 0,826446 Rp. 85.600.000 Rp. 70.743.777,60
3 0,751315 Rp. 85.600.000 Rp. 64.312.564,00
4 0,683013 Rp. 85.600.000 Rp. 58.465.912,80
5 0,620921 Rp. 85.600.000 Rp. 53.150.817,60
Total PV Rp.324.491.281,60
Investasi Rp.320.000.000
NPV Rp. 4.491.281,60

Dari hasil perhitungan ternyata diperoleh NPV Positif ( sebesar 4.491.281,60 ) Oleh karena NPV
Positif maka usul investasi dengan membeli mesin dapat dilaksanakan.

Kadang kadang pendekatan Present Value digunakan Profitability Index (PI) sebagai ukurannya
Jika hal ini digunakan maka PI dapat dihitung dengan cara membandingkan antara total PV
Proceeds dengan PV dari out lay (nilai investasi) Ketentuannya adalah apabila PI lebih besar
daripada nilai 1 (satu) maka usul investasi dapat diterima, sebaliknya jika nilai PI kurang dari 1
(satu) maka usul investasi harus ditolak.

3.      Metode Profitability Index (PI)


Dari perhitungan diatas dapat dihitung besarnya Profitability Index (PI) sebagai berikut :
Profitability Index (PI) =     324.491.281,60 / 320.000.000 = 1,014

Dari hasil analisis diperoleh PI sebesar 1,014 Oleh karena PI lebih besar daripada 1 (satu) maka
usul investasi dapat diterima.
4.      Metode ARR
Metode Accounting Rate of Return (ARR) perhitungannya didasarkan pada keuntungan
yang dilaporkan dalam buku, yaitu dari keuntungan / laba netto setelah pajak (earning after tax)
berbanding dengan nilai investasi atau nilai rata rata investasi. Dalam analisannya metode ini
menggunakan data accounting yang telah tersedia. Setelah rate of returnnya dihitung langkah
selanjutnya adalah membandingkan dengan ARR minimum yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
Jika hasil perhitungan ARR lebih besar daripada ARR minimum yang ditetapkan oleh
perusahan tersebut, maka usul investasi dapat diterima atau dapat dilaksanakan, tetapi jika
perhitungan ARR lebih kecil daripada ARR minimum yang telah ditetapkan oleh perusahaan
maka usulan investasi ditolak.
Berdasarkan contoh soal diatas maka akan diperoleh :

-      ARR atas dasar nilai investasi

= 21.600.000 / 320.000.000 x 100%


= 6,75

-      ARR atas dasar investasi rata rata


                       = 21.600.000 / (320.000.000/2) x 100%
                       = 13,5

Contoh 5:
Suatu perusahaan akan melakukan investasi dengan membeli sebuah aktiva tetap,
berdasarkan hasil survey dan analisis terdapat dua merk aktiva yang diperkirakan
menguntungkan dengan informasi selengkapnya sebagai berikut :

Uraian Aktiva “A” Aktiva “B”


Harga Tunai Rp. 40.000.000,00 Rp. 60.000.000,00
Umur Ekonomis 4 tahun 4 tahun
Nilai Residu Rp. 10.000.000,00 Rp. 20.000.000,00
Metode Penyusutan Garis Lurus Garis Lurus
Proceeds tiap tahun Rp.12.500.000,00 Rp.17.500.000,00
Tingkat suku bunga 10 % 10 %

Hitunglah :
1.        NPV aktiva A dan NPV aktiva B
2.        Apakah usul investasi diterima ?
3.        Dari analisis tersebut jika usul diterima, aktiva manakah yang dianggap paling
menguntungkan? buktikan dengan perhitungan

wab:
Untuk menjawab soal tersebut perlu dibuat PV aktiva A dan PV aktiva B sebagai berikut:

1.  NPV aktiva A


Tahun Proceeds DF 10% PV
1 12.500.000 0,909091 11.363.636,36
2 12.500.000 0,826446 10.330.578,51
3 12.500.000 0,751315 9.391.435,01
4 12.500.000 0,683013 8.537.668,19
10.000.000 0,683013 6.830.134,55
NPV 46.453.452,63
Investasi 40.000.000
NPV 6.453.452,63

NPV Aktiva B

Tahun Proceeds DF 10% PV


1 17.500.000 0,909091 15.909.090,91
2 17.500.000 0,826446 14.462.809,92
3 17.500.000 0,751315 13.148.009,02
4 17.500.000 0,683013 11.952.735,47
20.000.000 0,683013 13.660.269,11
NPV 69.132.914,42
Investasi 60.000.000
NPV 9,132,914.42

wab no.2
Hasil analisis untuk aktiva A menghasilkan NPV Positif Rp 6.453.452,63
sehingga usul pembelian aktiva A dapat diterima. Demikian pula untuk aktiva B menghasilkan NPV
Positif sebesar Rp 9.132.914,42 yang mengisyaratkan bahwa pembelian aktiva B dapat
diterima/dilaksanakan.

Jawab no.3
Untuk memilih aktiva yang akan dibeli (aktiva A atau aktiva B) maka dapat digunakan rumus
Profitability Index, ketentuannya yaitu yang dipilih adalah aktiva yang memiliki PI yang paling
besar.
Kedua aktiva tersebut dapat dihitung PI masing masing sebagai berikut :
Aktiva A = 46.453.452,63 / 40.000.000 = 1,16
Aktiva B = 69.132.914,42 / 60.000.000 = 1,15
h karena PI aktiva A (1,16) lebih besar daripada PI aktiva B (1,15) maka yang dipilih adalah aktiva A

ernal Rate Of Return


Contoh : 6
Sebuah mobil angkutan dapat dibeli dengan harga tunai Rp. 105.000.000,00 Biaya administrasi
dan lain lain Rp. 1.648.500,00 Kendaraan tersebut ditaksir berumur 5 tahun tanpa residu,
dengan perolehan proceed sebagai berikut
Tahun                     Proceeds
  1                         Rp.50.000.000
  2                          Rp.40.000.000
  3                         Rp.25.000.000
  4                         Rp.12.000.000
  5                         Rp.10.000.000
Hitunglah : Internal rate of Return
Jawab :
Untuk menjawab soal diatas, dibuat perhitungan PV untuk dua discount faktor yang berbeda,
dimana satu DF menghasilkan NPV Positif dan satu DF menghasilkan NPV negatif.
Dalam kasus ini diambil DF 12% dan DF 13 % yang hasilnya sebagai berikut :

Proceeds DF12% DF13% PV 12% PV13%


50.000.000 0,892857 0.884956 44.642.857 44.247.788
40.000.000 0,797194 0.783146 31.887.755 31.325.868
25.000.000 0,711780 0.693050 17.794.506 17.326.254
12.000.000 0,635518 0.613319 7.626.217 7.359.825
10.000.000 0,567427 0.542760 5.674.269 5.427.599
Total PV 107.625.604 105.687.333
Investasi 106.648.500 106.648.500
NPV 977.104 -961.167

IRR = 12 % +     (977.104 / ((977.104 + 104)) x 1 % = 12,50 %

Dari hasil analisis diatas dihasilkan IRR sebesar 12,50 % yang mengandung makna bahwa
proceed / hasil investasi menghasilkan tingkat rate ( bunga efektif ) sebesar 12,50% per tahun
Usul investasi diterima atau ditolak sangat tergantung dari kebijakan manajemen, artinya jika
manajemen  menghendaki return invensmennya kurang dari IRR (umpama 12 %) maka usul
investasi diterima. Dan sebaliknya jika manajemen menghendaki kembalian investasi lebih dari
IRR (umpama 13%) maka usul inventasi ditolak.
Atau dapat pula dibandingkan dengan suku bunga tabungan di bank, jika IRR lebih tinggi dari
bunga bank maka usul investasi diterima.
Tetapi jika untuk investasi tersebut dananya dipinjam dari bank, tentunya IRR harus
dibandingkan dengan bunga pinjaman/kredit bank. Yaitu jika IRR lebih tinggi dari suku bunga
pinjaman, berarti usul investasi dapat diterima dan sebaliknya.

buktian :
Untuk membuktikan bahwa IRR benar benar 12,50 % maka kita menganalisis Proceeds pada
tingkat bunga 12,50 %
Apabila Total PV jumlahnya sama besar (atau mendekati) dengan nilai investasi maka IRR
tersebut hitungannya benar
Pembuktian IRR

Tahun Proceeds DF 12,50% PV


1 50.000.000 0,888889 44.444.450
2 40.000.000 0,790123 31.604.920
3 25.000.000 0,702332 17.558.300
4 12.000.000 0,624295 7.491.540
5 10.000.000 0,554929 5.549.290
Total PV 106.648.500

Penjelasan :
Dari analisa diatas, dihasilkan total PV Rp. 106.648.500 yang sama besar dengan nilai
investasinya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa IRR atas investasi adalah sebesar
12,50 %

Anda mungkin juga menyukai