Anda di halaman 1dari 17

BAB 3

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN

Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain adalah suatu cara atau metode
untuk mengevaluasi tingkat performa atau kinerja perusahaan yang menghasilkan laba dalam
kurun periode waktu tertentu. Informasi dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lain dapat digunakan untuk pengambilan keputusan secara cepat ketika terjadi keuntungan atau
kerugian. Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain juga bisa memberikan
informasi terkait total jumlah pajak yang harus dibayar sebagai acuan dalam mengetahui
perkembangan perusahaan.
Sebelum revisi PSAK 1 (2013): penyajian laporan keuangan diterbitkan, laporan ini
dikenal dengan sebutan laporan laba rugi komprehensif yang didalamnya terdiri dari laba rugi
dan pendapatan komprehensif lain. Pada revisi PSAK 1 (2013), agar lebih konsisten, Dewan
Standar DSAK-IAI mengubah istilah pendapatan komprehensif lain menjadi Penghasilan
komprehensif lain. Namun ini memang hanya perubahan istilah agar lebih konsisten dan tidak
ada perubahan mendasar dari kedua istilah tersebut.

FUNGSI LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN


Fungsi dari laporan laba rugi komprehensif adalah untuk membantu melakukan
prediksi diwaktu yang akan datang terkait laba yang akan diperoleh, nilai investasi yang
dikeluarkan, dan juga nilai kekayaan. adapun fungsi lainnya meliputi:
1. Investasi
Investor bisa memperoleh informasi terkait prediksi laba dan juga arus kas di waktu yang
akan depan dan bisa dijadikan acuan untuk menentukan harga jual saham serta dividen
yang dimiliki oleh perusahaan di waktu yang akan datang.
2. Pinjaman Modal
Perusahaan dapat memperoleh pinjaman modal dari kreditur secara lebih mudah karena
kreditur akan melihat seberapa kuat perusahaan dalam membayar pinjaman pokok dan
juga beban bunga sehingga tidak akan terjadi yang namanya kredit macet.
3. Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan bisa mengukur tingkat keberhasilan perusahaan apakah sudah
mencapai target yang sudah ditentukan ataukah belum bisa mencapai target tersebut.
Selain itu untuk informasi dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
dapat digunakan oleh manajemen untuk menentukan bonus bagi karyawan.
KETERBATASAN LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF
LAIN
Setiap pengguna laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain harus dapat
mengetahui serta memahami bahwa laporan disusun dengan asumsi serta kebijakan tertentu.
Sehingga, didalamnya terdapat beberapa keterbatasan. Berikut ini adalah beberapa
keterbatasan dari laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain:
• Hasil laporan dari penghasilan dan juga beban tidak bisa diukur secara andal, sehingga
tidak akan bisa dimasukkan ke dalam laporan laba rugi lainnya. Standar akuntansi
keuangan memberikan isyarat bahwa penghasilan atau pun beban hanya bisa diakui jika
bisa diukur secara andal.
• Penghasilan atau pendapatan yang dilaporkan akan turut terpengaruh dengan metode
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan sehingga beda metode ini hasilnya akan
berbeda. Standar akuntansi keuangan memberikan kebebasan pada perusahaan agar bisa
memilih metode untuk menyusutkan aset tetap sesuai dengan kebijakan perusahaan yang
telah disetujui dan disepakati bersama.
• Hasil dari perhitungan penghasilan beban harus melibatkan pertimbangan dari segala
pihak manajemen. Beberapa hal yang melibatkan pertimbangan manajemen misalnya, ada
sebuah perusahaan yang menyusutkan aset tetap gedung selama 15 tahun, namun ada juga
yang menyusutkan selama 10 tahun untuk aset sejenis.

ELEMEN DI DALAM LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN


KOMPREHENSIF LAIN
Total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode yang
dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain perubahan yang dihasilkan dari transaksi
dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. Seperti yang terdapat dalam konsep laba
lainnya, di dalam laporan laba rugi ini juga mempunyai berbagai elemen penentu yang
mempengaruhi hasil laporan berikut adalah elemen beban dan juga elemen penghasilan.
Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan beban untuk menghasilkan laba, sebenarnya
bergantung pada konsep pemeliharaan modal yang digunakan. Sebagian besar perusahaan
menggunakan konsep pemeliharaan modal keuangan dalam penyusunan laporan keuangan.
Menurut konsep ini, laba hanya diperoleh apabila jumlah finansial (uang) dari aset neto pada
akhir periode (diluar dari distribusi dan kontribusi pemilik perusahaan) melebihi aset neto pada
awal periode. berikut ini adalah penjelasan mengenai penghasilan dan beban.
1. Penghasilan
Penghasilan mampu menyebabkan adanya kenaikan dari sisi modal dalam penambahan
aset ataupun penurunan hutang, tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik modal bisnis.
Adapun berbagai unsur dalam penghasilan, yaitu pendapatan atau revenue dan keuntungan
atau gain. Pendapatan adalah penghasilan yang didapat dari kegiatan operasi utama
perusahaan sedangkan keuntungan adalah peningkatan aset neto yang berasal dari
transaksi insidental yang berasal dari luar transaksi perusahaan yang menghasilkan
pendapatan. Sebagai contoh sebuah perusahaan dagang memperoleh penghasilan dari
penjualan barang dagangnya akan mengakui sebagai pendapatan, namun jika suatu ketika
perusahaan ini menjual kendaraan angkut barangnya pada harga jual di atas nilai buku
kendaraan tersebut, maka akan diakui sebagai keuntungan.
2. Beban
Beban mampu menyebabkan adanya penurunan dalam bentuk arus keluar atau
berkurangnya aset ataupun bertambahnya utang namun, tidak berasal dari nilai kontribusi
pemilik modal perusahaan. Modal juga bisa digabungkan lagi menjadi dua unsur utama,
yaitu beban atau expense serta kerugian atau loss. Beban merupakan beban yang berasal
dari aktivitas operasi utama perusahaan, misalnya yang terkait dengan aktivitas penjualan
barang dagang bagi perusahaan dagang. Sementara kerugian merupakan beban yang
berasal dari transaksi insidental.
3. Komponen Penghasilan Komprehensif Lainnya
Adanya komponen penghasilan komprehensif yang berisi atau berasal dari berbagai pos
penghasilan dan beban yang tidak diakui dalam laporan laba rugi. Komponen penghasilan
komprehensif yang ini antara lain adalah:
• Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan juga aset tidak berwujud. Surplus
revaluasi merupakan selisih antara nilai reformasi dengan nilai yang sudah tercatat di
dalam aset tetap dan juga aset tidak berwujud yang diukur dengan menggunakan
model revaluasi
• Keuntungan dan juga kerugian aktuarial atas suatu program manfaat yang pasti akan
diakui
• Keuntungan dan kerugian yang diperoleh dari penjabaran laporan keuangan dan juga
entitas asing yang masuk
• Keuntungan dan kerugian hasil dari pengukuran kembali suatu aset keuangan yang
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual kembali
• Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam hal
melindungi nilai arus kas perusahaan
Dalam menyajikan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain ini, kita bisa
melakukannya dengan berbagai cara agar informasi bisa dengan mudah diterima oleh para
pengguna atau pihak yang terkait. Perusahaan juga bisa memberikan kebebasan dalam
memberikan istilah yang bisa digunakan dan perubahan penulisan urutan dari setiap pos yang
ada memang dibutuhkan agar lebih memudahkan dalam menjelaskan laporan keuangan
perusahaan.
Terkadang sulit bagi kita untuk menduga pos mana yang seharusnya masuk kedalam
komponen laba rugi, dan pos mana yang seharusnya masuk kedalam komponen pendapatan
komprehensif lain. PSAK tidak memberi ketentuan spesifik mengenai kriteria suatu pos dapat
masuk ke laba rugi atau pendapatan komprehensif lain. PSAK hanya menyatakan bahwa pos
ini masuk ke laba rugi dan pos tertentu yang lain masuk kependapatan komprehensif lain tanpa
membahas kriteria yang membedakan.

FORMAT LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF


Perusahaan dapat memilih menyiapkan laporan laba rugi komprehensif dalam satu periode
dalam satu laporan bentuk tunggal atau ganda. Perbedaan kedua laporan tersebut disajikan
sebagai berikut:
a. Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain bentuk tunggal
Laporan laba rugi bentuk tunggal ini dapat dicirikan dengan laporan yang disediakan hanya
terdapat satu laporan saja. Pada laporan bentuk tunggal, laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain disajikan dalam dua bagian dalam satu format laporan. Dalam PSAK 1
(revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan diatur mengenai pos minimum yang harus
disajikan dala m laporan laba rugi yaitu :
1. Pendapatan (revenue)
2. Biaya keuangan
3. Bagian laba rugi dari entitas asosiasi atau ventura yang dicatat menggunakan metode
ekuitas
4. Beban pajak
5. Jumah tunggal untuk operasi yang dihentikan
Informasi yang disajikan dalam bagian Penghasilan Komprehensid Lain terdirid ari pos-pos
untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan yang diklasifikasikan
berdasarkan sifat dan dikelompokkan sebagai berikut:
1. Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi
Pos penghasilan komprehensif lain yang tidak direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi
meliputi:
a. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset takberwujud
b. Pengukuran kembali atas program manfaat pasti
2. Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu dipenuhi
Pos penghasilan komprehensif lain yang akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi
meliputi:
a. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing.
b. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang
dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual
c. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas
Pada laporan laba rugi komprehensif bentuk tunggal, maka penyajian laba rugi periode berjalan
dan bagian penghasilan komprehensif lain periode berjalan disajikan dalam satu laporan laba
rugi komprehensif dan penghasilan komprehensif lain seperti tampilan 3.1.
PT BENING
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2020
(Dalam Ribuan Rupiah)
2020
Pendapatan 754.000
Beban Pokok Penjualan (325.000)
Laba Bruto 429.000
Pendapatan Lainnya 73.650
Biaya Distribusi (11.320)
Beban Administrasi (27.000)
Beban Lain-Lain (3250)
Beban Pendanaan (12.750) 19.330
Laba Sebelum Pajak 448.330
Beban Pajak Penghasilan (59.800)
Laba Tahun Berjalan 388.530

Pendapatan Komprehensif lain setelah pajak:


Penghasilan Komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi
ke laba rugi
Keuntungan revaluasi aset tetap 750
Penghasilan Komprehensif lain yang akan direklasifikasi ke laba
rugi
kerugian aset keuangan tersedia untuk dijual (15.400)
Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan, setelah pajak (14.650)
Total Laba Rugi Komprehensif lain tahun berjalan 373.880

Laba yang dapat diatribusikan kepada: 358.360


Pemilik entitas induk 30.170
Kepentigan nonpengendali 388.530

Jumlah Laba Rugi Komprehensif yang diatribusikan kepada:


Pemilik entitas induk 346.940
Kepentigan nonpengendali 26.940
373.880

Laba Per Saham


Dasar dan Dilusian 0,23
Berikut penjelasan dari masing-masing bagian laporan laba rugi komprehensif diatas:
1. Pendapatan adalah jumlah pendapatan neto, yang terdiri atas penjualan, setelah dikurangi
dengan diskon dan retur penjualan selama periode laporan
2. Beban pokok penjualan menunjukkan beban pokok penjualan yang berkaitan langsung
untuk menghasilkan penjualan selama periode laporan.
3. Laba bruto berasal dari pendapatan dikurangi dengan beban pokok penjualan. Pembedaan
antara gabungan pos pendapatan dan gabungan pos beban dengan cara berbeda mungkin
saja diperlukan untuk menyajikan ukuran kinerja perusahaan dengan derajat cakupan yang
berbeda
4. Biaya distribusi berisi informasi tentang beban yang terjadi akibat upaya perusahaan
mendapat penjualan selama periode laporan
5. Beban administrasi berisi infromasi beban umum administrasi selama periode laporan
6. Beban lain-lain mencakup transaksi selama periode laporan yang tidak dapat
dikelompokkan ke dalam pendapatan dan beban. Keuntungan dan kerugian dari penjualan
asset tetap dan penurunan nilai asset dilaporkan dibagian ini. selain itu, pendapatan lain
seperti pendapatan sewa, pendapatan dividen dan pendapatan bunga juga dilaporkan disini.
7. Beban pendanaan merupakan pos terpisah untuk menampung informasi biaya pendanaan
perusahaan, yaitu beban bunga selama periode laporan
8. Laba sebelum pajak merupakan total laba sebelum pajak penghasilan
9. Beban pajak penghasilan merupakan beban pajak penghasilan yang dikenakan terhadap
laba sebelum pajak penghasilan
10. Laba tahun berjalan merupakan hasil neto laba perusahaan selama satu periode
11. Kepentingan non pengendali menyajikan alokasi laba tahun berjalan dan laba
komprehensif kepada hak minoritas atau kepentingan nonpengendali. Alokasi laba periode
berjalan dan laba komprehensif dibagi kedalam dua kelompok : a) Kepemilikan mayoritas
yang mencerminkan kelompok pengendali perusahan (pemilik perusahaan induk), b)
Kepemilikan minoritas atau nonpengendali.
12. Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas induk dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar dan
disetor penuh selama tahun yang bersangkutan

Pada tampilan 3.1 diatas merupakan penyajian beban yang diakui dalam laba rugi berdasarkan
fungsinya. SAK mengatur bahwa perusahaan dapat menyajikan beban yang diakui pada laba
rugi dengan menggunakan klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya. Dalam pemilihan harus
didasarkan pada pertimbangan mana yang lebih dapat menyediakan informasi yang andal dan
lebih relevan.
Contoh Penyajian Beban berdasarkan sifat adalah sebagai berikut;
Laba Rugi
Pendapatan neto XXX
Pendapatan Lainnya (XXX)
Total Pendapatan XXX
Penghasilan lain XXX
Bahan Baku yang digunakan (XXX)
Beban Imbalan Kerja (XXX)
Beban Penyusutan dan Amortisasi (XXX)
Beban Lainnya (XXX)
Total Beban (XXX) (XXX)
Laba Sebelum Pajak XXX

Contoh Penyajian Beban berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut;


LABA RUGI
Pendapatan XXX
Beban Penjualan (XXX)
Laba Bersih XXX
Penghasilan Lain XXX
Beban Distribusi (XXX)
Beban Lain (XXX)
Laba Sebelum Pajak XXX

Perusahaan dapat juga menggabungkan dua metode tersebut yaitu berdasarkan sifat dan
fungsinya, seperti contoh berikut ini.
LABA RUGI
Pendapatan XXX
Beban Penjualan (XXX)
Laba Bruto XXX
Pendapatan Lainnya XXX
Beban Distribusi:
Beban Imbalan Kerja XXX
Beban Penyusutan Toko XXX
Beban Iklan dan Promosi XXX
Total Beban Distribusi (XXX)
Beban Administrasi:
Beban Imbalan Kerja XXX
Beban Penyusutan Kantor XXX
Total Beban Administratif (XXX)
Beban Lain (XXX)
Laba Sebelum Pajak XXXX

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif dalam Bentuk Ganda


Laporan laba rugi model ganda ini adalah suatu penyajian laporan yang dipisah menjadi dua
laporan laba rugi. Satu laporan akan membahas tentang laporan laba rugi yang saat itu
sedang berjalan, sedangkan laporan lainnya adalah laporan laba rugi berdasarkan
pendapatan yang sifatnya komprehensif. Dalam laporan laporan tersebut kita bisa mengisi
beberapa bagian seperti pendapatan yang didapat, beban pajak, biaya pendapatan laba atau
rugi dari entitas sosial lainnya, jumlah laba ataupun jumlah lagi yang sudah dikurangi
dengan beban pajak hingga seluruh total laba ataupun total rugi dari perusahaan. Jika
perusahan memilih untuk menggunakan format laporan bentuk ganda, maka perusahaan
menyiapkan dua laporan. Laporan pertama yaitu laporan laba rugi periode berjalan dan
laporan kedua yaitu laporan laba rugi komprehensif yang berisi laba rugi periode berjalan.
Pos minimum yang harus disajikan dalam laporan laba rugi terpisah ketika menggunakan
format bentuk ganda yaitu :
1. Pendapatan
2. Biaya pendanaan
3. Bagian laba rugi dari entitas dan ventura yang menggunakan metode ekuitas
4. Beban pajak
5. Jumlah laba rugi setelah pajak operasi yang dihentikan dan keuntungan kerugian
6. Laba rugi

Pos yang disajikan pada bagian pertama dan bagian kedua dalam format bentuk ganda, yaitu
seperti pada tampilan 3.2.
Bagian Pertama
PT BENING
Laporan Laba Rugi Komprehensif dan Penghasilan Komprehensif Lain
Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2020
(Dalam Ribuan Rupiah)
2020
Pendapatan 754.000
Beban Pokok Penjualan (325.000)
Laba Bruto 429.000
Pendapatan Lainnya 73.650
Biaya Distribusi (11.320)
Beban Administrasi (27.000)
Beban Lain-Lain (3.250)
Beban Pendanaan (12.750) 19.330
Laba Sebelum Pajak 448.330
Beban Pajak Penghasilan (59.800)
Laba Tahun Berjalan 388.530

Laba yang dapat diatribusikan kepada: 358.360


Pemilik entitas induk 30.170
Kepentigan nonpengendali 388.530

Bagian Kedua

2020
Laba Tahun Berjalan 388.530

Pendapatan Komprehensif lain setelah pajak:


Penghasilan Komprehensif lain yang tidak akan direklasifikasi ke
laba rugi
Keuntungan revaluasi aset tetap 750
Penghasilan Komprehensif lain yang akan direklasifikasi ke laba
rugi
kerugian aset keuangan tersedia untuk dijual (15.400)
Penghasilan komprehensif lain tahun berjalan, setelah pajak (14.650)
Total Laba Rugi Komprehensif lain tahun berjalan 373.880

Jumlah Laba Rugi Komprehensif yang diatribusikan kepada:


Pemilik entitas induk 346.940
Kepentigan nonpengendali 26.940
373.880

Laba Per Saham:


Dasar dan Dilusian 0,67

Pada laporan laba rugi komprehensif bentuk ganda, informasi alokasi laba rugi periode
berjalan kepada pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali disajikan di laporan laba
rugi terpisah, sedangkan alokasi total laba komprehensif disajikan pada laporan laba rugi
komprehensif.
Pendapatan komprehensif disajikan per masing-masing komponen di atas. Seperti pada
tampilan 3.2 dalam menyajikan pendapatan komprehensif lain, perusahaan dapat menyajikan
secara neto dari dampak pajak terkait, atau dalam jumlah bruto sebelum pajak disertai dengan
total pajak penghasilan yang terkait dengan seluruh komponen tersebut. Berlaku bagi semua
perusahaan apakah menyajikan secara neto setelah pajak atau secara bruto sebelum pajak, maka
pajak penghasilan terkait setiap komponen harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
Penyajian Neto Setelah Pajak
2020
(Rp)
Penghasilan Komprehensif Lain:
Keuntungan dari pengukuran kembali aset keuangan yang 15.000.000
Dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’
Pengukuran Kembali atas Program manfaat pasti 250.000.000
Penghasilan Komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak 265.000.000

Penyajian Bruto Sebelum Pajak


2020
(Rp)
Penghasilan Komprehensif Lain:
Keuntungan dari pengukuran kembali aset keuangan yang
Dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk dijual’ 20.000.000
Pengukuran kembali atas program manfaat pasti 290.000.000
Pajak penghasilan terkait (45.000.000)
Penghasilan Komprehensif Lain tahun Berjalan
Setelah Pajak 265.000.000
Jika terdapat penyesuaian reklasifikasi dari komponen pendapatan komprehensif lain
ke bagian laba rugi pada periode berjalan, maka penyesuaian tersebut juga disajikan. Mengenai
kapan suatu komponen yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lain akan
direklasifikasi ke laba rugi, diatur pada PSAK lain yang terkait dengan masing-masing
komponen. Jadi, penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi di
periode berjalan yang sebelumnya diakui di pendapatan komprehensif lain pada periode
berjalan atau periode sebelumnya.
Tidak semua komponen pendapatan komprehensif lain akan memerlukan penyesuaian
reklasifikasi ke laba rugi periode berjalan. Penyesuaian reklasifikasi mungkin akan diperlukan
ketika penjualan aset keuangan kategori tersedia untuk dijual, atau ketika terjadi pelepasan unit
operasi luar negeri. Sementara itu, penyesuaian reklasifikasi tidak diperlukan ketika adanya
perubahan nilai surplus revaluasi aset tetap atau dari keuntungan dan kerugian aktuarial
program imbalan pascakerja manfaat pasti yang diakui sesuai PSAK 24. Kedua komponen ini
akan diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
periode selanjutnya. Perubahan surplus revaluasi aset tetap akan ditransfer ke saldo pada
periode selanjutnya ketika aset tersebut digunakan atau ketika aset tersebut dilepas.

PENGUNGKAPAN
Selain pos minimum yang harus disajikan di laporan laba rugi komprehensif yang telah dibahas
tadi, jika nilai-nilai pos pada pendapatan dan beban memiliki jumlah yang material, maka
perusahaan harus menyajikan jumlah dan pengungkapan sifatnya secara terpisah. Terdapat
beberapa kondisi pengungkapan terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif atau dalam
catatan atas laporan keuangan terkait dengan penyajian laba rugi komprehensif, yaitu ketika:
1. Pos penghasilan dan beban berjumlah material, maka sifat dan jumlah harus diungkapkan;
2. Terjadi penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi neto;
3. Terjadi penurunan nilai aset tetap;
4. Pelepasan aset tetap;
5. Pelepasan investasi;
6. Operasi yang dihentikan;
7. Penyelesaian tuntutan hukum;
8. Pembalikan provisi.
PENYAJIAN OPERASI DIHENTIKAN PADA LAPORAN LABA RUGI
KOMPREHENSIF
Operasi dihentikan diatur dalam PSAK 58 (revisi 2009) Aset Tidak Lancar Dimiliki Untuk
Dijual dan Operasi Dihentikan. Operasi Dihentikan adalah komponen dalam perusahaan yang
dilepas atau dimiliki untuk dijual, yang biasanya merupakan:
1. Lini bisnis terpisah yang mewakili lini usaha atau area geografis operasi utama yang
terpisah;
2. Bagian dari rencana tunggal terkoordinasi untuk melepaskan lini usaha atau area geografis
operasi utama yang terpisah;
3. Akuisisi untuk dijual kembali, yaitu entitas anak yang diperoleh secara khusus dengan
tujuan dijual kembali.

Ketika perusahaan mempunyai pos yang memenuhi kriteria dilaporkan sebagai operasi
dihentikan, maka perusahaan menggunakan istilah “laba dari operasi yang dilanjutkan” pada
laporan laba rugi komprehensif-nya, seperti ilustrasi berikut ini.

Laba Sebelum Pajak 176.000


Beban Pajak Penghasilan (37.500)
Laba dari Operasi yang dilanjutkan 138.500
Operasi yang dihentikan:
Keuntungan operasi dihentikan (Setelah pajak) 17.500
Laba Tahun Berjalan 156.000

Pada laporan laba rugi komprehensif, perusahaan menyajikan satu jumlah yang terdiri atas
jumlah:
1. Laba atau rugi operasi setelah pajak dari komponen operasi dihentikan; dan
2. Laporan rugi yang diakui dari pelepasan operasi dihentikan atau penyesuaian karena
pengukuran ke nilai wajar neto sebelum pelepasan.
Pada bagian catatan laporan keuangan atau laba rugi, perusahaan harus menyajikan atau
mengungkapan perincian atau analisis terhadap nilai tunggal tersebut di atas ke dalam hal
berikut.
1. Pendapatan, beban, dan laba rugi sebelum pajak dari operasi dihentikan dan beban
pajak terkait.
2. Keuntungan atau kerugian yang diakui dari pelepasan operasi dihentikan atau
penyesuaian karena pengukuran ke nilai wajar neto sebelum pelepasan dan beban pajak
terkait.

Kutipan Laporan Laba Rugi Komprehensif PT. Ace Hardware Indonesia, Tbk tahun
2020
LATIHAN
1. Hitunglah laba atau rugi komprehensif yang akan dilaporkan oleh PT. Senja
Penjualan 1.750.000
Beban pokok penjualan 870.000
Beban operasi 150.000
Keuntungan belum direalisasi efek ekuitas tersedia untuk dijual 65.000
Pendapatan dividen 7.000
Beban pajak penghasilan 5.500

2. Berikut ini informasi yang terkait dengan PT. Alam (dalam ribuan rupiah).
Penjualan 2.000.000
Beban Pokok Penjualan 1.500.000
Beban Operasi 250.000
Keuntungan belum direalisasi efek ekuitas tersedia untuk dijual 50.000
Dividen tunai yang diterima dari investasi 5.000

3. Berikut ini daftar Pos yang tidak berurut dalam laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain. Anda diminta untuk memberi nomor urut dari No.1 dan seterusnya
untuk setiap pos yang akan tersaji secara berurutan pada laporan Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain.
( ) operasi Dihentikan
( ) Beban Pokok Penjualan
( ) Pendapatan Lain dan keuntungannya
( ) Laba periode berjalan
( ) Pajak Penghasilan
( ) Penjualan
( ) Laba bruto
( ) Laba Sebelum Pajak
( ) Laba dari operasi yang dilanjutkan
( ) Beban Operasi

4. PT. BERSAMA BISA memiliki informasi sebagai berikut:


Penjualan neto 27.000.000
Pendapatan bunga 5.500
Beban pokok penjualan 1.750.000
Biaya administrasi 280.000
Beban penjualan 300.000
Beban bunga 21.000

Tarif pajak sebesar 15%. Perusahaan memiliki 10.000 saham yang diterbitkan dan beredar
selama tahun 2020.
Buatlah Laporan laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain akhir tahun yang berakhir
pada 31 Desember 2020.

5. Buatlah Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain PT Sinar Terang
berdasarkan informasi di bawah ini
Pendapatan sewa 29.000.000
Beban bunga 18.000.000
Keuntungan yang belum direalisasi dari efek ekuitas, tersedia 31.000.000
untuk dijual
Beban penjualan 140.000.000
Pajak penghasilan 36.000.000
Biaya administrasi 175.000.000
Beban pokok penjualan 180.000.000
Penjualan neto 980.000.000
Perusahaan memiliki 1000 lembar saham yang beredar
Lembar Jawab

Anda mungkin juga menyukai