Anda di halaman 1dari 28

Panji Yudha Sanjaya

20180420158
Akuntansi Syariah – A
UK 3

BAB 11 Akuntansi istishna’


Pertanyaan
1. Jelaskan tentang akad istishna’
Jawab : Akad istishna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang
tertentu dengan criteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli/mustashna’) dan penjualan (pembuat/shani’) – (fatwa DSN MUI). Shani’ akan
menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah disepakati di mana ia
dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’ parallel).
Dalam PSAK 104 par 8 dijelaskan barang pesanan harus memenuhi criteria:
1. Memerlukan proses pembuatan setelah akad disepakati
2. Sesuai dengan spesifikasi pemesan (coztomized), bukan produk masal

3. Harus diketahui karaktristiknya secara umum yang meliputi jenis, spesifikasi, teknis,
kualitas, dan kuantitasnya

2. Jelaskan tentang akad istishna’ parallel


Jawab : Dalam istishna’ parallel, penjual membuat akad istishna’ kedua dengan
subkontraktor untuk membantunya dalam memenuhi kewajiban akad istishna’ pertama
(antara penjual dan pemesan). Pihak yang bertanggungjawab pada pemesan tetapi terletak
pada penjual tidak dapat dialihkan pada subkontraktor. Sehingga penjual tetap bertanggung
jawab atas hasil kerja subkontraktor
Begitu akad disepakati maka akan mengikat para pihak yang bersepakat dan pada dasarnya
tidak dapat dibatalkan, kecuali:
1. Kedua belah pihak setuju untuk menghentikannya
2. Akad batal demi hukum karena timbul kondisi hukum yang dapat menghalangi
pelaksanaan atau penyelesaian akad (PSAK 104 par 12)
3. Jelaskan perbedaan antara akad salam dan istishna’
Jawab :
Subjek Salam Istishna’ Aturan dan Keterangan
Pokok Muslam fiih Mashnu’ Barang ditanggguhkan, dengan
kontrak spesifikasi
Harga Dibayar saat Boleh saat Cara penyelesaian pembayaran
kontrak kontrak, boleh merupakan perbedaan utama antara
diangsur, boleh salam dan istishna’
kemudian hari
Sifat kontrak Mengikat secara Mengikat secara Salam mengikat semua pihak sejak
ikutan (thaba’i) semula, sementara istishna’
dianggap mengikat berdasarkan
pandangan para ahli fikih demi
kemaslahatan, serta tidak
bertentangan dengan aturan syariah
Kontrak Salam parallel Istishna’ Baik salam parallel maupun istishna’
parallel parallel parallel sah asalkan kedua kontrak
secara hukum terpisah

4. Jelaskan cara perhitungan pengakuan pendapatan dengan metode persentase


penyelesaian.
Jawab : Dalam metode persentase penyelesaian, pengakuan pendapatan diukur sebesar
bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan. Pendapatan
diakui sebagai pendapatan istishna’ pada periode yang bersangkutan.
a. Pendapatan diakui: berdasarkan persentase akad yang telah diselesaikan biasanya
menggunakan dasar persentase pengeluaran biaya yang dilakukan dibandingkan dengan
total biaya, kemudian persentase tersebut dikalikan dengan nilai akad.
b. Margin Keuntungan juga diakui berdasarkan cara yang sama dengan pendapatan.
Persentase penyelesaian = Biaya yang telah dikeluarkan
Total Biaya
Pengakuan Pendapatan = Persentase penyelesaian x Nilai Akad
Pengakuan Margin = Persentase penyelesaian x Nilai Margin
Dimana nilai margin tersebut adalah: Nilai Akad – Total Biaya
Untuk pengakuan pendapatan di tahun-tahun berikutnya (jika >1 tahun)
Pendapatan Tahun Berjalan = Pendapatan diakui s/d saat ini – pendapatan yang telah diakui

5. Berdasarkan ilustrasi di awal bab, bagaimana pendapat anda atas kebimbangan Bapak
Ali?
Jawab :

Latihan
1. Perusahaan B membutuhkan suatu gudang baru yanıg terpisah dengan kantor administrasi
saat ini. Perusahaan B mengundang Perusahaan Kontruktor Syamil dan disepakati bahwa
nilai kontrak pembangunan gudang tersebut adalah Rp2.500.000.000 dengan jangka waktu 1
tahun. Akad ditandatangani pada tanggal 2 Januari 2008. Pembayaran dilakukan secara tunai
setelah tagihan diterima Perusahaan B.
Pengeluaran yang dilakukan oleh Kontraktor Syämil:
Tanggal 30 Maret 2008 Rp500.000.000
Tanggal 30 Juni 2008 Rp500.000.000
Tanggal 30 September 2008 Rp500.000.000
Tanggal 30 Desember 2008 Rp500.000.000
Buatlah jurnal untuk akad dan pembayaran tersebut, baik untuk Perusahaan B maupun
Syamil.
Jawab : Penyajian jurnal akad istishna’
1) Mengeluarkan biaya perolehan istishna’ 2 januari 2008
Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Aset istishna dalam penyelesaian Rp2.5 M No Entry
Kas Rp2.5 M

2) Pada akhir periode tahun buku pengakuan pendapatan tergantung persentase penilaian
yang telah diakui.
Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Aset istishna dalam penyelesaian Rp 500 JT No Entry
Beban istishna Rp 2 M
Pendapatan Istishna Rp2.5 M

3) Pada saat penagihan dan penyerahan aset istishna’ kepada pembeli. Tanggal 30 maret
2008.
Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Piutang istishna Rp2.5 M Aset Rp 2.5 M
Termin istishna Rp2.5 M Utang istishna Rp 2.5
M

4) Termin istishna’ sebagai contra istishna’ dari aset istishna’ dalam penyelesaian. 30
desember 2008
Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Termin istishna Rp2.5 M No Entry
Aset istishna dalam penyelesaian Rp2.5
M

5) Pada saat kas diterima 30 desember 2008


Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Kas Rp2.5 M Utang istishna Rp 2.5 M
Piutang istishna Rp2.5 M Kas Rp 2.5
M

2. Terkait dengan soal latihan 1, diketahui bahwa pembayaran dilakukan secara tangguh dimana
nilai tunainya adalah Rp2.500.000.000 dan nilai jualnya Rp3.000.000.000. Pembayaran
dilakukan setiap akhir tahun pertama sampai akhir tahun ketiga, masing- masing sebesar
Rp1.000.000.000.
Buatlah jurnal untuk akad dan pembayaran tersebut, baik untuk Perusahaan B maupun
Syamil.
Jawab :
1) Mengeluarkan biaya istishna’
Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Aset istishna dalam penyelesaian Rp2.5 M No Entry
Kas/utang/persediaan Rp2.5 M

2) Pada akhir periode tahun buku, pengakuan pendapatan


Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Aset istishna dalam penyelesaian Rp 500 JT No Entry
Beban istishna Rp 2 M
Pendapatan Istishna Rp2.5 M

3) Pada saat penagihan san penyerahan aset istishna’ kepada pembeli.


Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Piutang istishna Rp2.5 M Aset Rp 2.5 M
Termin istishna Rp2.5 M Utang istishna Rp 2.5 M
Piutang istishna Rp500 JT Beban istishna tangguh Rp 500 JT
Pendapatan istishna tangguh Rp500 JT Utang istishna Rp 500
JT

4) Termin istishna’ sebagai contra istishna’ dari aset istishna’ dalam penyelesaian
Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Termin istishna Rp2.5 M No Entry
Aset istishna dalam penyelesaian Rp2.5
M

5) Ada saat kas diterima. Diangsur selama 3 tahun, jadi setiap tahun membayar
Rp1.000.000.000.
Kontraktor Syamil Perusahaan B
(Penjual) (Pembeli)
Kas Rp 1 M Utang istishna Rp 1 M
Piutang istishna Rp 1 M Kas Rp 1 M

Soal Komprehensif
1. Berikut ini adalah data-data yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan dengan menggunakan
akad istishna oleh Kontraktor PT ABC untuk pembangunan apartemen.
 Nilai kontrak: Rp200 miliar
 Durasi kontrak: 2 tahun
 Total estimasi biaya: Rp160 miliar
Adapun transakti-transaksi yang terjadi pada PT ABC selama pelaksanaan pekerjaan
konstruksi apartemen.
Tahun I Tahun II
Biaya Kumulatif yang dikeluarkan (tunai) 150 miliar 200 miliar
Penagihan kepada pemberi kerja 130 miliar 70 miliar
Peneriman kas dari pemberi kerja 110 miliar 90 miliar

Diminta:
a. Buatlah ayat jurnal untuk menacatat transaksi pengeluaran biaya kontruksi, penagihan,
penerimaan kas oleh PT ABC sebagai kontraktor untuk Tahun I dan Tahun II.
b. Buatlah ayat jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan oleh PT ABC untuk Tahun I
dan Talhun II.

BAB 12 Akuntansi Ijarah


Pertanyaan
1. Jelaskan definisi akad ijarah
Jawab : Menurut sayyid sabiq dalam fikih sunah, ijarah berasal dari kata al Ajru yang berarti
al’iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah dapat di definisikan sebagai akad pemindahan hak
guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran upah
sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas suatu barang atau jasa
(mempekerjakan seseorang) dengan jalan penggantian (membayar sewa atau upah sejumlah
tertentu). Dari pengertian diatas. Ijaah sejenis dengan akad jual beli namun yang dipindahkan
bukan hak kepemilikannya, tetapi hak guna atau manfaat dari suatu aset atau jasa/pekerjaan.

2. Jelaskan barang/jasa yang dapat dijadikan objek ijarah


Jawab : Aset yang disewakan (objek ijarah) dapat berupa rumah, mobil, peralatan dan lain
sebagainya, karena yang ditransfer adalah manfaat dari suatu aset, sehingga segala sesuatu
yang dapat ditransfer manfaatnya dapat menjadi objek ijarah. Dengan demikian barang yang
dapat habis dikonsumsi tidak dapat menjadi objek ijarah, karena mengambil manfaatnya
berarti memilikinya. Bentuk lain dari objek ijarah adalah manfaat dari suatu jasa yang berasal
dari hasil karya atau dari pekerjaan seseorang. Contoh : nona sanas menggunakan jasa
penjahit isma, atau isma mempekerjakan elin, hubungan pekerja dan pemberi kerja (upah-
mengupah) termasuk dlam akad ijarah, dan pengguna jasa harus membayar upah.

3. Apakah besarnya harga sewa dapat berubah dalam akad ijarah? Jelaskan
Jawab :
4. Jelaskan perbedaan ijarah dengan sewa (leasing)
Jawab :
Keterangan Ijarah Leasing
Objek Manfaat barang dan ijarah Manfaat barang saja
Metode Tergantung atau tidak Tidak tergantung pada
Pembayaran tergantung pada kondisi kondisi barang yang
barang/jasa yang disewa disewa
Perpindahan a. Ijarah : tidak ada a. Sewa guna ooperasi:
Kepemilikan perpindahan kepemilikan tidak ada transfer
b. IMBT : janji untuk kepemilikan
menjual/menghibahkan b. Sewa guna denngan opsi :
diawal akad memiliki opsi membeli
atau tidak membeli
diakhiri masa sewa
Jenis leasing a. Lease purchase: tidak a. Lease purchase :
lainnya dibolehkan karena akadnya dibolehkan
gharar, yakni antara sewa b. Sale and lease back :
dan beli dibolehkan
b. Sale dan lease back :
dibolehkan

5. Jelaskan jenis-jenis akad ijarah


Jawab :
a. Berdasarkan objek yang disewakan:
- Manfaat atas asset, asset dapat berupa asset yang tidak bergerak seperti rumah atau
asset bergerak seperti mobil, motor, pakaian, dsb.
- Manfaat atas jasa, berasal dari hasil karya atau dari pekerjaan seseorang
b. Berdasarkan PSAK 107:
- Ijarah adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu asset atau jasa dalam
waktu tertentu dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan atas asset itu sendiri.
- Ijarah mutahiya bin tamlik (IMBT) merupakan ijarah dengan wa’d (janji) dari
pemberi sewa berupa perpindahankepemilikan objek ijarah pada saat tertentu.
- Jual dan Ijarah adalah transaksi menjual objek ijarah kepada pihak lain, dan kemudian
menyewa kembali objek ijarah yang telah dijual tersebut.
- Ijarah Lanjut menyewakan lebih lanjut kepada pihak lain atas aset-aset yang
sebelumnya disewa dari pemilik.

6. Jelaskan dasar hukum akad ijarah


Jawab :
a. Al Qur’an
• “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhan-mu? Kami telah menentukan antara
mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan
sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat
mempergunakan yang lain. Dan rahmat Tuhan-mu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (QS. 43: 42)
• “Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu apabila
kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2: 233)
• “Salah seorang dari kedua wanita itu berkata ‘wahai ayahku ambillah ia sebagai orang
yang bekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik untuk bekerja (pada kita)
adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” (QS. 28: 26)
b. As-Sunah
• Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “berbekamlah kamu,
kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
• Dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah bersabda: “berikanlah upah pekerja sebelum
keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah)
• “Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahukanlah upahnya” (HR. ‘Abd ar-Razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri)
• Dari Saad bin Abi Waqqash r.a, bahwa Rasulullah bersabda: “Dahulu kami menyewa
tanah dengan (jalan membayar dari) tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang
kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang emas atau
perak.” (HR. Nasa’i)
• Dari Abu Hurairah r.a dari Nabi SAW Beliau bersabda: “Allah Ta’ala berfirman: Ada tiga
golongan yang pada hari kiamat (kelak) Aku akan menjadi musuh mereka: (pertama)
seorang laki-laki yang mengucapkan sumpah karena Aku kemudian ia curang, (kedua)
seorang laki-laki yang menjual seorang merdeka lalu dimakan harganya, dan (ketiga)
seorang laki-laki yang mempekerjakan seorang buruh lalu sang buruh mengerjakan tugas
dengan sempurna, namun ia tidak memberinya upahnya.” (Hasan: Irwa-ul Ghalil no.1489
dan Fathul Bari IV:417 No.: 2227)
• “Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam satu objek.” (HR. Ahmad dari
Ibnu Mas’ud)

7. Jelaskan rukun dan ketentuan syariah akad ijarah


Jawab :
Rukun ijarah ada tiga macam, yaitu:
1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa/lessor/mu‟jjir dan
penyewa/pengguna jasa/lessee/musta‟jjir.
2. Objek akad ijarah berupa: manfaat asset/ma‟jur dan pembayaran sewa: atau manfaat jasa
dan pembayaran upah.
3. Ijab Kabul/serah terima
Ketentuan syariah akad ijarah
1. Pelaku harus cakap hokum dan baligh
2. Objek akad ijarah
a. Manfaat asset/jasa adalah sebagai berikut:
1. Harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak, misalnya sewa
computer, maka computer itu harus dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan
tidak rusak.
2. Harus yang bersifat dibolehkan secara syariah (tidak diharamkan); maka ijarah
atas objek sewa yang melanggar perintah Allah tidak sah. Misalnya mengupah
seseorang untuk membunuh, menyewakan rumah untuk tempan main judi atau
menjual khamar dan lain sebagainya.
3. Dapat dialihkan secara syariah, contoh manfaat yang tidak dapat dialihkan secara
syariah sehingga tidak sah akadnya:
a) Kewajiban sholat, puasa tidak dapat dialihkan karena ia merupakan kewajiban
setiap individu (fardhu‟ain-lihat Bab 2)
b) Mempekerjakan seorang untuk membaca Al-qur‟an dan pahalanya
(manfaatnya) ditujukan untuk orang tertentu, karena pahala/nilai kebaikan
akan kembali pada yang membacanya, sehingga tidak ada manfaat yang
dialihkan.
c) Barang yang dapat habis dikonsumsi tidak dapat dijadikan objek ijarah karena
mengambil manfaat darinya sama saja dengan memilikinya/menguasainya.
Misalnya makanan/minuman/buah-buahan atau uang (kas), jika mengambil
manfaat darinya berarti menggunakanya.
4. Harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan
ketidaktahuan yang dapat menimbulkan sengketa, misalnya kondisi fisik mobil
yang disewa. Untuk mengetahui kejelasan manfaat dari suatu asset dapat
dilakukan identifikasi fisik.
5. Jangka waktu penggunaan manfaat ditentukan dengan jelas misalnya 2 tahun.

b. Sewa dan Upah yaitu sesuatu yang dijanjikan dan dibayar penyewa atau pengguna
jasa kepada pemberi sewa atas pemberi jasa sebagai pembayaran atas manfaat asset
atau jasa yang digunakanya:
1) Harus jelas besaranya dan diketahui oleh para pihak yang berakad. Misalnya
berkah toserba merekrut karyawanya yang ditugaskan sebagai pramuniaga
(hubunganya adalah pekerja dan pemberi kerja) dan gaji yang disepakati sebesar
Rp. 2 juta perbulan. Tidak boleh menyatakan gajinya tergantung dari penjualan
perusahaan karena besaranya menjadi tidak pasti.
2) Boleh dibayarkan dalam bentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang serupa dengan
objek akad.
3) Bersifat fleksibel, dalam arti dapat berbeda untuk ukuran waktu, tempat dan jarak
serta lainya yang berbeda. Misalnya, sewa atas mobil yang jenisnya sama
misalnya innova 2006, di Jakarta sewa perhari Rp. 500.000 sedangkan di
Yogyakarta Rp. 400.000, atau menyewakan toko kalau digunakan untuk pakaian
harga sewanya Rp. 20 juta per tahun tapi kalau digunakan untuk bengkel Rp. 25
juta per tahun
c. Ketentuan syariah untuk ijarah muntahiya bit tamlik
1) Pihak yang melakukan ijarah muntahiya bit tamlik harus melaksanakan akad
ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau
pemberian, hanya dapat dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.
2) Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad ijarah adalah wa’ad,
yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus
ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah berakhirnya akad
ijarah.
3. Ijab Qabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak pelaku akad yang
dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondesi atau menggunakan cara-cara
komunikasi modern.

8. Kapan berakhirnya akad ijarah?


Jawab : Kontrak istishna’ bias berakhir berdasarkan kondisi-kondisi berikut:
1) Dipenuhinya kewajiban secara normal oleh kedua belah pihak.
2) Persetujuan bersama kedua belah pihak untuk menghentikan kontrak.
3) Pembatalan hukum kontrak. Ini jika muncul sebab yang masuk akal untuk mencegah
dilaksanakannya kontrak atau penyelesaiannya, dan masing-masing pihak bias menuntut
pembatalanya.

9. Bolehkah transaksi sewa dan beli dalam ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT) bolehkah
dilakukan dalam satu akad
Jawab : Tidak

10. Bedasarkan ilustrasi di awal bab, bagaimana pendapatan saudara atas pernyataan
Bapak Budi?
Jawab : Transaksi tersebut merupakan Ijarah dan Jual. Transaksi tersebut diperbolehkan
apabila transaksi jual-beli dan transaksi ijarah terppisah dan tidak saling bergantung (ta’alluq)
sehingga harga jual dapat dilakukan pada nilai wajar dan penjual mengakui keuntungan atau
kerugian pada periode terjadinya penjualan dalam laporan laba-rugi. Keuntungan atau
kerugian tersebut tidak dapat diakui sebagai pengurang atau penambah beban ijarah yang
muncul karena ia menjadi penyewa.

Latihan
1. Pemberi sewa dan penyewa menandatangani akad ijarah atas tanah selama 3 (tiga) tahun.
Disepakati bahwa pembayaran dilakukan setiap bulan sebesar Rp2.000.000. Tanah tersebut
memiliki luas 500 m?. Buatlah jurnal terkait transaksi sewa tanah tersebut dan penyajiannya
setelah tahun pertama pada pemberi sewa.

Jawab : Penyajian setelah tahun pertama

Pencatatan oleh Pemberi Sewa


Kas 2.000.000
Pendapatan sewa 2.000.000

2. Terkait dengan soal nomor 1, asumsikan bahwa pada saat penandatanganan tersebut terdapat
janji untuk membeli di akhir akad. Maka setelah tahun ke-3 disepakati bahwa pernyewa akan
membeli tanah tersebut senilai Rp1.000.000/meter secara tunai. Biaya pengurusan
administrasi jual beli tanah adalah 19% dari harga jual. Buatlah jurnal yang terkait dengan
transaksi tersebut.

Jawab : Apabila harga perolehan tanah Rp. 1.000.000/m

Pencatatan oleh Pemberi Sewa


Kas 500.000.000
Tanah 500.000.000

Pencatatan oleh Penyewa


Tanah 500.000.000
Kas 500.000.000

3. Terkait dengan soal nomor 1, asumsikan bahwa pada saat penandatanganan tersebut terdapat
janji untuk membeli di ukhir akad. Maka setelah tahun ke-3 disepakati bahwa penyewa akan
membeli tanah tersebut senilai Rpl.000.000/meter untuk seluas 250 m sCcara tunai. Biaya
pengurusan administrasi jual beli tanah adalah 196 dari harga jual. Buatlah jurnal yang terkait
dengan transaksi tersebut!

Jawab : Apabila harga perolehan tanah Rp. 1.000.000/m untuk seluas 250m2

Pencatatan oleh Pemberi Sewa


Kas 250.000.000
Tanah 250.000.000

Pencatatan oleh Penyewa


Tanah 250.000.000
Kas 250.000.000

BAB 16 Akuntansi Zakat


Pertanyaan
1. Jelaskan perbedaan antara zakat dan infak/sedekah
Jawab : Dari segi bahasa, zakat memiliki kata dasar "zaka" yang berarti berkah, tumbuh,
suci, bersih dan baik. Sementara, zakat secara terminologi berarti aktivitas memberikan harta
tertentu yang diwajibkan Allah Swt. dalam jumlah dan perhitungan tertentu untuk diserahkan
kepada orang- orang yang berhak. . Zakat merupakan suatu kewajiban muslim yang harus
ditunaikan dan bukan merupakan hak sehingga, kita tidak dapat memilih untuk membayar
atau tidak Zakat memiliki aturan yang jelas, mengenai harta apa saja yang harus dizakatkan,
batasan harta yang terkena zakat, demikian juga cara perhitungannya.
Infak, menurut bahasa artinya adalah membelanjakan harta, sedangkan menurut terminologi
artinya mengeluarken harta karena taat dan patuh kepada Allah Swt. Pengeluaran infak dapat
dilakukan oleh seorang muslim sebagai rasa syukur ketika menerima rezeki dari Allah
dengan jumlah sesuai kerelaan dan kehendak muslim tersebut.
Sedekah adalah sesuatu yang ma’aruf atau benar dalam pandangan syariah dan dilakukan
karena mengharap pahala dari Allah SWT. Sesuai hadis Nabi Muhammad saw
“setiap kebajikan adalah sedekah.” (HR. Muslim)

2. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara zakat dan pajak


Jawab :
Zakat dan pajak memiliki persamaan karena perintah mengeluarkan sebagian harta ini
dijalankan menurut aturan tertentu yang menaungi sebuah kelompok masyarakat. Zakat
dibayar berdasarkan syariat Islam, sedangkan pajak dibayarkan menurut undang-undang
perpajakan yang berlaku dalam sebuah negara.
Persamaan pajak dan zakat berikutnya adalah besarnya pembayaran ditentukan menurut
presentase tertentu dan berlaku untuk orang-orang yang memenuhi syarat. Keduanya juga
berperan dalam membangun kesejahteraan kelompok masyarakat tertentu.
Perbedaan pertama pajak dan zakat adalah dalam hal penerimanya. Zakat dibayarkan melalui
amil zakat (lembaga penyalur dan pengelola zakat) maupun dibayarkan langsung kepada 8
golongan orang yang berhak menerima zakat. Manfaat zakat dapat dirasakan langsung
maupun tidak langsung oleh masyarakat.
Sedangkan pajak negara merupakan kewajiban yang dibayarkan kepada kantor pelayanan
pajak dan lembaga-lembaga lain yang ditunjuk oleh Pemerintah sebagai tempat pembayaran
pajak. Manfaat pajak negara tidak bisa dirasakan langsung oleh masyarakat suatu negara.
3. Sebutkan objek zakat harta
Jawab :
1) Halal, Harta tersebut harus didapatkan dengan cara yang baik dan yang halal (sesuai
dengan tuntunan syariah).
2) Milik penuh, artinya, kepemilikan berupa hak untuk penyimpanan, pemakaian, dan
pengelolaan yang diberikan Allah Swt, kepada manusia, dan di dalamnya tidak ada hak
orang lain
3) Berkembang, Menurut ahli fikih, "harta yang berkembang" secara terminologi berarti
"harta tersebut bertambah",
4) Cukup nisab, adalah jumlah minimal yang menyebabkan harta terkena kewajiban zakat
5) Cukup haul, Haul adalah jangka waktu kepemilikan harta di tangan si pemilik sudah
melampaui dua belas bulan Qamariyah
6) Bebas dari utang, dalam menghitung cukup nisab, harta yang akan dikejuarkan zakatnya
harus bersih dari utang karena, pemilik harta dituntut atau memiliki kewajiban untuk
melunasi utangnya itu
7) Lebih dari kebutuhan pokok, Kebutuhan adalah sesuatu yang betul-betul diperlukan
untuk kelangsungan hidup secara rutin; seperti kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan ini akan
berbeda untuk setiap orang karena tergantung situasi, keadaan dan jumlah tanggungan.

4. Jelaskan zakat harta yang telah dikenal dari masa Rasulullah saw
Jawab : zakat mal yang telah dikenal sejak zaman Nabi Muhammad saw, antara lain: zakat
binatang ternak, zakat pertanian, zakat emas dan perak, zakat barang hasil tambang, laut dan
rikaz, serta zakat perdagangan.

5. Jelaskan pihak yang boleh menerima zakat


Jawab : Allah pun telah menentukan kepada siapa zakat itu harus diberikan, sebagaimana
firman Allah dalam (QS. At-Taubah: 60). Ada delapan golongan (asnaf) yang berhak
menerima zakat, yaitu:
1) Orang orang fakir,
2) Orang orang miskin,
3) Pengurus zakat (amil),
4) Para mualaf yang dibujuk hatinya,
5) Untuk memerdekakan budak (riqab),
6) Orang-orang yang berutang (gharimin),
7) Orang yang berjuang di jalan Allah (fi sabilillah), dan
8) Orang-orang yang sedang dalam perjalanan (ibnu sabil).

6. Jelaskan pihak yang tidak boleh menerima zakat


Jawab : Kelompok orang-orang yang tidak boleh menerima zakat adalah sebagai berikut.
1) Orang kaya, yaitu orang yang berkecukupan atau mempunyai harta yang mencapai satu
nisab.
2) Orang yang kuat dan mampu berusaha untuk mencukupi kebutuhannya. Ketika
penghasilannya tidak mencukupi, ia baru boleh mengambil zakat.
3) Orang kafir di bawah perlindungan negara Islam kecuali jika diharapkan untuk masuk
Islam.
4) Bapak, ibu, kakek, nenek hingga ke atas, atau anak-anak hingga ke bawah, atau istri dari
orang yang mengeluarkan zakat, karena nafkah mereka di bawah tanggung jawabnya
Namun, diperbolehkan untuk menyalurkan zakat kepada selain mereka seperti saudara
laki-laki, saudara perempuan, paman, dan bibi, dengan syarat mereka dalam keadaan
membutuhkan

7. Jelaskan manfaat zakat


Jawab :
1) Membersihkan harta dan jiwa
Pada harta yang kita miliki, sejatinya terdapat hak-hak orang lain di dalamnya. Dengan
mengeluarkan sebagian harta yang kita miliki untuk kaum yang berhak, tentunya akan
mensucikan harta kita. Setelah menunaikan zakat, perasaan seseorang juga akan lebih lega
dan hati lebih tenang karena salah satu kewajiban sudah dilaksanakan.
2) Sebagai sarana pengendalian diri
Zakat akan membantu kita untuk mengekang keinginan dan kecintaan pada harta. Zakat
juga dapat membuat kita mengintrospeksi dan mengendalikan diri serta membiasakan diri
untuk mensyukuri nikmat dari Allah. Jadi, ketimbang menggunakan uang untuk kebutuhan
konsumtif, akan lebih baik kalau digunakan untuk kebaikan. Dengan menunaikan zakat,
selain mendapatkan pahala juga hati jadi lebih tenang.
3) Mengelola uang
Dengan menunaikan zakat, kita akan terbiasa mengatur keuangan. Karena kita akan
menghitung anggaran keuangan yang dibutuhkan. Dengan begitu, akan membuat kita selalu
menyisihkan uang di awal. Kita juga akan lebih bijak dalam menggunakan harta yang
dimiliki.
4) Mengurangi pajak penghasilan
Menurut Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat, zakat bisa
mengurangi Pendapatan Kena Pajak (PKP). Karena zakat sendiri merupakan bukan termasuk
objek pajak, sehingga membayar zakat bisa mengurangi PKP.
5) Sarana pemerataan untuk mencapai keadilan sosial
Selain mendapat pahala, dalam Islam diajarkan bahwa salah satu manfaat zakat adalah
memperpendek jurang antara si kaya dan si miskin. Dalam dunia modern, hal itu disebut
rasio gini (gini ratio). Rasio gini juga menjadi tolak ukur kemajuan ekonomi suatu negara.
Mengelola zakat dengan memberikan sebagian harta yang kita punya kepada orang-orang
yang membutuhkan dapat membantu pemerintah untuk mengurangi kemiskinan. Meskipun
dengan berzakat secara fisik seseorang memberikan hartanya untuk orang lain, tetapi pada
hakikatnya harta itu tidak hilang atau berkurang. Harta itu akan tumbuh menjadi kebaikan
dan rezeki si pemberi pun juga akan bertambah karena keikhlasannya.

Latihan
1. Terkait dengan ilustrasi. diawal bab, berikan analisis Anda terhadap pertanyaan Bapak Amin
2. Ibu Ali merupakan seorang pengelola keuangan rumah tangga yang baik. Sebagai pengelola
keuangan, beliau mengelola penghasilan dari Bapak Ali sebesar Rp10.000.000/bulan. Dari
jumlah tersebut; sebesar Rp2.000.000 disisihkan sebagai tabungan sedangkan sisanya akan
dikonsumsi. Saldo awal tabungan tahun, 1428 H adalah Rp120.000.000 dan saldo akhir
tabungan tahun 1428 H adalah 144 juta. Ibu Ali juga memiliki perhiasan emas seberat 125
gram, dan 50 gram di antaranya biasa digunakan. Selain itu juga ia memiliki.berlian 0,5 karat
senilai Rp25.000.000. Perhiasan tersebụt telah dimiliki sejäk 5 tahun lalu. Hitunglah jumlah
zakat yang harus dikeluarkan Ibu Ali untuk tahun 1428 H (dengan asumsi zakat ponghasilan
belum dikeluarkan).
3. Bapak Amir adalah seorang pengacara yang juga memiliki usaha taksi. Pada tahun 1429 H
ini, taksi yang dimiliki (sejumlah 10 unit) tersebut disewakan dengan besaran penghasilan
sewa Rp700.000/hari. Sementara, biaya pemeliharaan dan operasional adalah sebesar
Rp250.000/hari Taksi tersebut dibeli dengan harga Rp130.000.000/ unit dengan masa
manfaat 5 tahun. Hitunglah zakat yang. harus dikeluarkin oleh Bapak Amir terkait dengan
taksi terşebut selama tahun 1429 H (asumsi hari efektif pengelolaan taksi tersebut per tahun
250 hari).

BAB 17 Akuntansi Wakaf


Pertanyaan
1. Apakah yang dimaksud dengan wakaf?
Jawab : Wakaf adalah salah satu bentulk filantropi dalam Islam. Ia merupakan salah satu
cara penggunaan harta yang dianjurkan oleh Allah Swt. dan Nabi Muhammad saw. Wakaf
telah dilaksanakan sejak zaman rasul hingga saat ini. Wakaf dengan bentuk yang lebih luas
yaitu. tidak hanya wakaf dalam bentuk aset nonkas tapi juga wakaf dalam bentuk uang tunai
yang biasa dikenal dengan wakaf tunal. PSAK 112 mendefinisikan wakaf sebagai perbuatan
hukum wakif (pemberi wakaf) untuk memisahkan dana atau menyerahkan sebagian harta
benda miliknya untuk dimanfastkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai
dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut
syariah.

2. Apakah persamaan dan perbedaan wakaf dengan infak/sedekah,hibah?


Jawab :
 Persamaan antara wakaf, infaq, sedekah, dan hibah
Diantara keempat amalan tersebut sama-sama memberikan harta kita kepada orang lain,
dan insya Allah memberikan manfaat kepada penerimanya.

 Perbedaan antara wakaf, hibah, sedekah, dan hadiah


Wakaf adalah memberikan harta milik pribadi kepada lembaga tertentu yang memberikan
manfaat kepada masyarakat dengan tujuan mendapat ridha Allah SWT. Menurut hukum
islam dapat juga berarti menyerahkan suatu hak milik yang tahan lama kepada penerima
wakaf dengan ketentuan manfaatnya digunakan untuk hal yang sesuai dengan syariat islam.
Infaq adalah pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk
kebaikan. Sedangkan menurut istilah infaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.
Sedekah adalah pemberian seorang muslim kepada orang lain baik itu berupa benda, jasa,
maupun aktivitas dengan tujuan mendapatkan ridha dari Allah SWT.
Hibah adalah pemberian yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain berupa harta
maupun bukan harta tanpa imbalan kepada penerima hibah. Pemberian atau serah terima ini
dilakukan ketika masih hidup dan sehat.

3. Bagaimanakah perkembangan wakaf di dunia islam?


Jawab : Para ahli hukum Islam, menurut Esposito, menyebutkan bahwa wakaf yang
pertama adalah bangunan suci Ka'bah di Makkah – yang dalam surah Ali Imran [3] ayat 96
-- disebut sebagai rumah ibadah pertama yang dibangun oleh umat manusia.
Sejarah mencatat, wakaf keagamaan pertama terjadi pada masa Rasulullah SAW. Ketika
hijrah bersama kaum Muhajirin ke Madinah, umat Islam membangun Masjid Quba. Inilah
wakaf keagamaan pertama yang terjadi dalam sejarah peradaban Islam. Enam bulan setelah
membangun Masjid Quba, di pusat kota Madinah juga dibangun Masjid Nabawi, yang juga
dalam bentuk wakaf keagamaan.
Wakaf derma (filantropis) juga dimulai sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Seseorang
bernama Mukhairiq mendermakan (mewakafkan) tujuh bidang kebun buah-buahan miliknya
yang ada di Madinah, setelah dia meninggal, kepada Nabi SAW pada 626 M.
Nabi SAW mengambil alih kepemilikan tujuh bidang kebun tersebut dan menetapkannya
sebagai wakaf derma untuk diambil manfaatnya bagi fakir miskin. Praktik itu diikuti oleh
para sahabat Nabi SAW dan Khalifah Umar bin Khattab.
Tak lama setelah Nabi SAW wafat, Khalifah Umar bin Khattab (635-645 M) memutuskan
untuk membuat dokumen tertulis mengenai wakafnya di Khaibar, dia mengundang beberapa
sahabat untuk menyaksikan penulisan dokumen tersebut. Wakaf itu kemudian dikenal
sebagai wakaf keluarga.
Pada adab kedua Hijriah, umat Islam mulai mengenal wakaf tunai atau wakaf uang.
Imam Az-Zuhri (wafat 124 H) merupakan salah seorang ulama terkemuka dan peletak dasar
tadwin al-hadits yang memfatwakan bolehnya wakaf dinar dan dirham untuk pembangunan
sarana dakwah, sosial, dan pendidikan umat Islam.
Pada zaman kepemimpinan Salahudin Al-Ayyubi, di Mesir sudah berkembang wakaf
uang. Hasilnya, digunakan untuk membiayai pembangunan negara serta membangun masjid,
sekolah, rumah sakit, serta tempat-tempat penginapan. Di era kejayaan Islam, wakaf menjadi
salah satu pilar kekuatan ekonomi dinasti-dinasti Islam. Bermodal pengelolaan harta wakaf
yang profesional, dinasti-dinasti Islam mampu menyejahterakan rakyatnya.
Pada zaman keemasan Islam, wakaf tak hanya dikelola dan didistribusikan untuk orang-
orang fakir dan miskin saja, tetapi menjadi modal untuk membangun lembaga pendidikan,
membangun perpustakaan dan membayar gaji para stafnya, mengaji para guru dan beasiswa
untuk para siswa dan mahasiswa.
Rumah sakit pun dibangun di berbagai kota dengan dana wakaf. Semua biaya operasional
rumah sakit ditanggung dari dana wakaf. Gaji dokter, perawat, hingga obat-obatan
ditanggung dana wakaf. Sehingga, rakyat miskin sekalipun bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan yang prima secara cuma-cuma.

4. Jenis harta seperti apakah yang dapat diwakafkan?


Jawab :
 Benda tidak bergerak:
• Hak atas tanah : hak milik, strata title, HGB/HGU/HP
• Bangunan atau bagian bangunan atau satuan rumah susun
• Tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah
• Benda tidak bergerak lain

 Benda bergerak selain uang, terdiri dari:


• Benda dapat berpindah
• Benda dapat dihabiskan dan yang tidak dapat dihabiskan
• Air dan Bahan Bakar Minyak
• Benda bergerak karena sifatnya yang dapat diwakafkan
• Benda bergerak selain uang
• Surat berharga
• Hak Atas Kekayaan Intelektual:
• Hak atas benda bergerak lainnya

 Benda bergerak berupa uang (Wakaf tunai, cash waqf)

5. Bagaimanakah akuntansi untuk wakaf?


Jawab : Akuntansi Entitas Wakaf
1. Penerimaan aset wakaf diakui pada saat entitas wakaf memiliki kendali secara hukum dan
fisik atas aset tersebut. Jika yang diterima adalah wasiat wakaf maupun wa'd wakaf, maka
tidak boleh diakui dalam periode berjalan. Aset yang diterima dalam bentuk kas akan
diakui sebesar nilai kas yang diterima dan jika dalam bentuk nonkas akan diakui sebesar
nilai wajar, termasuk emas. Jika karena suatu kondisi nilai wajar tidak dapat ditentukan,
maka, akan dijelaskan dalam catatan laporan keuangan saja.
a. Untuk wakaf permanen, akan diakui dan disajikan sebagai aset neto.
b. Untuk wakaf termporer, akan diakui dan disajikan sebagai liabilitas.

2. Hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf merupakan tambahan aset yang bersumber
dari aset wakaf, akan diakul sebagai penghasilan. Penghasilan yang beranal dari wakaf
dapat berupa: pendapatan bagi hasil, pendapatan sewa, dividen, dan sebagainya.
Hasil pengelolaan tidak termaauk
1) Hasil pengukuran ulang atas aset wakaf. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah
bahwa aset wakaf dinilai kembali dengan menggunakan nllai sekurang Hal ini
mengikuti ketentuan PSAK 16 (aset tetap).
a. Jika terdapat hasil pengukuran ulang dimana nilai wajar lebih tinggi dari nilai
perolehan, maka surplus tersebut di akul pada aset neto bagian dari penghasilan
komprehensif lain. Selanjutnya apabila pada tahun berikutnya terjadi penurunan
nilai, maka penurunan nilai tersebut mengurangi penghatilan komprehensif lain
terkait maksimal sejumlah saldo akun tersebut. Apabila penurunan lebih besar
dari saldo akun penghasilan komprehensif lain, maka akan diakui sebagai
kerugian dan disajikan dalam laporan laba rugi.
b. Jika terdapat hasil pengukuran ulang dimana nilai wajar lebih rendah dari nilai
perolehan, maka penurunan di akui sebagai kerugian pada laporan laba rugi.
2) Selisih dari pelepasan aset wakaf diperoleh ketika aset wakaf dilepaskan dengan
harga jual lebih tinggi dari harga perolehan awal. Untuk kondisi ini tidak boleh
dianggap sebagal penghasilan wakaf, tetapi akan dinkul sebagal penambah aset
wakaf.

3. Beban terkait pengelolaan dan pengembangan sebagai pengurang hasil pengelolaan. Hasil
pengelolaan dikurangi beban menjadi hasil neto pengelolaan. Komponen yang termasuk
dalam beban adalah penyaluran manfaat wakaf, beban operasional, maupun beban
imbalan nazir. Beban manfaat wakaf diakui sebagai penyaluran pada saat manfaat
tersebut diterima secara langsung oleh penerima wakaf. Apabila penyaluran tidak
dilakukan secara langsung misal melalui lembaga wakaf lain maka, belum diakui sebagai
penyaluran tetapi piutang kepada lembaga penyalur tersebut.

4. Imbalan nazir didasarkan atas hasil neto pengelolaan dan pengembangan aset wakaf yang
telah direalisasikan dalam bentuk kas atau setara kas pada periode berjalan. Secara tidak
langsung, perhitungan imbalan nazir secara basis kas.

5. Pengungkapan yang harus dilakukan terkait tentang:


a. Kebijakan akuntansi untuk penerimaan, pengelolaan dan penyaluran wakaf
b. Penjelasan tentang nazir, pemberi wakaf yang signifikan secara individual,
peruntukan aset wakaf.
c. Strategi pengelolaan dan pengembangan aset wakaf
d. Jumlah imbalan nazir dan persentasenya dari hasil neto, serta rekonsilasi dasar
perhitungan imbalan.
e. Penjelasan mengenai fakta, jumlah dan pemberi wakaf dari wakaf temporer
f. Rincian aset yang telah diterima dari pemberi wakaf tetapi belum ada akta ikrar
wakaf atau aset wakaf yang berlum terealisasi, atau pertukaran aset wakaf termasuk
dasar hukum, jenis dan alasannya.
g. Hubungan dengan pihak berelasi.

6. Terkait dengan aset wakaf, maka periakuan tentang aset wakaf mengikuti PSAK terkait
yang relevan. PSAK yang terkait tesebut antara lain: PSAK 16 untuk aset wakaf
berwujud, PSAK 13 terkajt aset investasi, PSAK 19 untuk aset wakaf tidak berwujud,
PSAK 111 untuk sukuk dan PSAK 71 terkait instrumen keuangan.

6. Bagaimana pendapat anda terkait dengan pertanyaan Bapak Ahmad pada ilustrasi di
atas?
Jawab :

Latihan
1. CV Adira menyerahkan aset wakaf berupa kendaraan dengan harga perolehan
Rp200.000.000, dan akumulasi penyusutan sebesar Rp80.000.000 kepada lembaga wakaf.
Buatlah jurnal penyerahan CV Adira kepada lembaga wakaf tersebut, dari sisi Adira maupun
lembaga wakaf jika:
a. Wakaf tersebut adalah wakaf permanen
b. Wakaf tersebut adalah wakaf temporer
2. Buatlah jurnal pengembalian wakaf temporer sebagaimana pada soal no. 1.
3. Lembaga wakaf melaksanakan penyaluran kepada mauquf'alaih yaitu beasiswa pendidikan
selama 1 tahun senilai Rp10.000.000. Buatlah jurnal penyaluran tersebut, jika:
a. Lembaga wakaf menyerahkan sendiri penyaluran tersebut kepada penerima
b. Lembaga wakaf menyerahkan melalui dewan kemakmurin masjid di desa tersebut.
4. Lembaga wakaf menerima polis asuransi sebagai wakaf Bapak Anang pada hari ini. Manfaat
asuransi baru akan diberikan jika Bapak Anang wafat sebesar 45% dari nilai pertanggungan.
Nilai pertanggungan nya adalah sebesar Rp750.000.000. Buatlah jurnal yang diperlukan
untuk penerimann polis asuransi tersebut.
5. Lembaga wakaf menginvestasikan dana wakaf dalam bentuk saham. 1000 lot saham yang
dibeli merupakan saham syariah dengan harga perolehan sebesar Rp5.000/ lembar pada
tanggal 2 Januari 2018. Pada tanggal 15 Juni penusahaan mengumumkan pembayaran
dividen, dan harga pasar saham pada 31 Desember 2018 adalah Rp5.200. Buatlah jurnal
terkait dengan transaksi tersebut.

BAB 18 Beberapa Lembaga Keuangan Nonbank Syariah


Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan pasar modal?
Jawab : Pengertian Pasar Modal adalah suatu pasar yang beroperasi secara terorganisir
dimana terdapat aktivitas perdagangan surat-surat berharga seperti saham, equitas, surat
pengakuan hutang, obligasi, dan surat berharga lainnya yang diterbitkan oleh pemerintah
maupun perusahaan swasta dengan memanfaatkan jasa perantara, komisioner, dan
underwriter.
Menurut UU No. 8 Tahun 1995, arti pasar modal adalah suatu aktivitas yang berhubungan
dengan perdagangan efek dan penawaran umum, perusahaan publik yang berhubungan
dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berhubungan dengan efek.
Dengan kata lain, pasar modal adalah penghubung antara investor (pemilik dana) dengan
perusahaan atau institusi pemerintah yang membutuhkan dana melalui perdagangan
instrumen jangka panjang (saham, obligasi, right issue, dan lain-lain).

2. Apa yang dimaksud dengan pasar modal syariah?


Jawab : Pasar modal syariah merupakan wadah atau pasar yang berfungsi untuk
memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan (sekuritas) berbagai waktu baik jangka
panjang maupun meengah dan pendek, yang bisa digunakan dalam bentuk utang maupun
modal sendiri.

3. Bagaimanakah kriteria untuk suatu efek dianggap memenuhi syariah?


Jawab : Kedua kriteria ini sesuai dengan SK Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan No. KEP-208/BL/2012 yang menyempurnakan SK Bapepam & LK No. Kep-
180/BL/2009 Tanggal 30 Juni 2009, yaitu sebagai berikut.
a. Kriteria jenis usaha, dimana entitas tersebut tidak melakukan kegiatan usaha, antarn lain:
1) perjudian dan permainan yang tergolong judi;
2) perdagangan yang dilarang menurut syariah, antara lain:
a) perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa;
b) perdagangan dengan penawaran/permintaan palsu;
3) jasa keuangan ribawi, antara lain:
a) bank berbasis bunga;
b) perusahaan pembiayaan berbasis bunga;
4) jual beli risiko yang mengandung unsur ketidakpastian (gharar) dan/atau judi (maisir),
antara lain asuransi konvensional;
5) memproduksi, mendistribusikan, memperdagangkan, dan/atau menyediakan antara
lain:
a) barang atau jasa haram zatnya (haram li-dzatihi);
b) barang atau jasa haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang ditetapkan
oleh DSN-MUI;
c) barang atau jasa yang merusak moral dan/atau bersifat mudarat,
6) melakukan transaksi yang mengandung unsur suap (risywah);
b. Kriteria rasio keuangan, yaitu memenuhi rasio-rasio keuangan yaitu:

1) total utang yang berbasis bunga dibandingkan dengan total aset tidak lebih dari 45%
(empat puluh lima per seratus); atau
2) total pendapatan bunga dan pendapatan tidak halal lainnya dibandingkan dengan total
pendapatan usaha (revenue) dan pendapatan lain-lain tidak lebih dari 10% (sepuluh
per seratus).

4. Apa yang dimaksud dengan saham syariah?


Jawab : Sesuai fatwa DSN-MUI, pengertian saham adalah bukti kepemilikan atas suatu
perusahaan dan tidak termasuk saham yang memiliki hak-hak istimewa. Berdasarkan definisi
tersebut dapat dikatakan bahwa saham merupakan bukti kepemilikan sescorang/pemegang
saham atas aset perusahaan sehingga penilaian atas saham seharusnya berdasarkan atas nilai
aset (yang berfungsi sebagai underlying asset-nya). Sebagai bukti kepemilikan, maka saham
yang diperbolehkan secara syariah untuk dibeli adalah saham untuk perusahaan-perusahaan
yang kegiatan usaha, jenis produk/jasa, serta cara pengelolaannya sejalan dengan prinsip
syariah.

5. Apakah yang dimaksud dengan sukuk BI?


Jawab : Sukuk Bank Indonesia menjadi salah satu instrumen operasi moneter syariah (OMS)
yang baru diperkenalkan BI. Sukbi perdana dilelang pekan lalu pada Jumat 21 Desember
2018 dengan nilai Rp 3 miliar. Direktur Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia,
Pribadi Santoso mengatakan sukbi menggunakan akad musyarakat muntahiyah bit tamlik. Ini
adalah skema kontrak syirkah atau persekutuan antara dua pihak atau lebih (musyarakah).
Sukbi juga merupakan bagian dari portofolio SBSN milik BI yang dapat disesuaikan dengan
target lelang OMS. SBSN yang menjadi underlying assetnya tidak berpindah kepemilikan ke
bank.
Keberadaan Sukbi menjadi penting disediakan oleh BI sebagai regulator. Untuk
mempengaruhi kecukupan likuiditas di pasar uang berdasarkan prinsip syariah, BI
melakukan pengelolaan likuiditas dengan cara absorpsi likuiditas atau injeksi likuiditas.

6. Siapa yang dapat menerima fasilitas pembiayaan likuiditas jangka pendek syariah
(FPLJPS)?
Jawab : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

7. Apakah SBSN itu termasuk obligasi syariah?


Jawab : ya, karena Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat juga disebut Sukuk
Negara adalah surat berharga (obligasi) yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia
berdasarkan prinsip syariah. Perusahaan yang akan menerbitkan SBSN ini adalah perusahaan
yang secara khusus dibentuk guna kepentingan penerbitan SBSN ini (special purpose
vehicle-SPV). Seharusnya SBSN itu tidak dikelompokkan ke dalam utang, tapi klo mau
dimasukkan dalam utang ya monggo SBSN atau sukuk negara ini adalah suatu instrumen
utang piutang tanpa riba sebagaimana dalam obligasi, di mana sukuk ini diterbitkan
berdasarkan suatu aset acuan yang sesuai dengan prinsip syariah.
8. Apa yang dimaksud dengan reksa dana syariah?
Jawab : Reksa dana syariah adalah reksa dana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahib
al-mal/rabb al-maal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara
manajer investasi sebagai wakil shahib al-nal dengan pengguna investasi (fatwa DSN
Nomor: 20/DSN-MUI/IX/2001).
9. Jelaskan penyelenggara dana pensiun syariah
Jawab : dari sisi penyelenggara terdapat dua kelompok penyelenggara, yaitu:
1. Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) adalah, dana pensiun yang dibentuk oleh
bank atau perusahaan asuransi jiwa untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti
bagi perorangan, baik karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari Dana
Pensiun Pemberi Kerja bagi karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang
bersangkutan.
2. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) adalah dana pensiun yang dibentuk oleh orang atau
badan yang mempekerjakan karyawan, selaku pendiri, untuk menyelenggarakan program
pensiun manfaat pasti atau program pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau
seluruh karyawannya sebagai peserta, dan yang menimbulkan kewajiban terhadap
pemberi kerja.

10. Jelaskan akad-akad yang digunakan dalam dana pensiun syarah


Jawab : akad yang digunakan dalam dana pensiun, yaitu:
1. Akad mudarabah, yaitu akad kerjasama usaha antara dana pensiun yang
menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai pemiliki dana
(shahibul mal) dengan pihak lain sebagai pengelola (mudharib) dengan keuntungan yang
dibagi sesuai nisbah yang disepakati. Akad ini digunakan antara dana pensiun syariah
dengan manajer investasi.
2. Akad wakalah, yaitu akad berupa pelimpahan kuasa oleh pemberi kuasa kepada pihak
lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan. Akad ini digunakan antara Dana Pensiun
syariah dengan pemberi kerja, juga antara dana pensiun dengan peserta.
3. Akad wakalah bil ujrah, yaitu akad berupa pelimpahan kuasa oleh pemberi kuasa kepada
pihak lain dalam hal-hal yang boleh diwakilkan dengan imbalan/ujrah. Akad ini
digunakan antara dana pensiun syariah dengan manajer investasi.
4. Akad ijarah adalah akad penyaluran dana untuk pemindahan hak guna (manfaat) atas
barang atau jasa, dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa (ujrah), antara Dana
Pensiun yang menyelenggarakan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah sebagai
penyewa (musta'jir) dengan pemberi sewa (mu'ajir) tanpa diikuti pengalihan kepemilikan
atas barang itu sendiri.
5. Akad Hibah adalah akad yang berupa pemberian dana (mauhub bih) dari pemberi kerja
(wahib) kepada pekerja (mauhub'lah) dalam penyelenggaraan Program Pensiun
Berdasarkan Prinsip Syariah. Terdapat 2 (dua) bentuk akad hibah, yaitu:
a. Akad hibah bi syarth adalah akad hibah yang baru terjadi (efektif) apabila syarat yang
ditentukan oleh pemberi kerja sudah dipenuhi oleh pekerja. Akad ini digunakan oleh
pemberi kerja kepada pesertanya.
b. Akad hibah mugayyadah adalah akad hibah dimana pemberi (wahib) menentukan
orang-orang atau pihak-pihak yang berhak menerima manfaat pensiun termasuk
ketidakbolehan mengambil manfaat pensiun sebelum waktunya.

Anda mungkin juga menyukai