Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“HAKIKAT AKHLAK BISNIS DAN PROFESI”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Akhlak Bisnis Dan
Profesi Dan Dipresentasikan Secara Daring

Dosen pembimbing:

MERI ANGGELIA S.E.I, M.E

Disusun oleh: Kelompok 6

Marta Ali Riri : 3419001

Putri Tanjung : 3419004

Aulia Rahmawati : 3419008

PRODI AKUNTANSI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena


rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, makalah Akhlak Bisnis dan Profesi ini
dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan seluruh orang yang senantiasa
mengikuti sunnah beliau.

Makalah Akhlak Bisnis dan Profesi ini dibuat berdasarkan kepada


panduan dan Garis-garis Besar Program Pengajaran yang diberikan oleh Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Juga kami sampaikan kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu


didalam penyusunan materi kuliah ini kami ucapkan terima kasih, karena tanpa
arahan, bimbingan dan motivasi yang diberikan, tentunya belum bisa tersaji
kepada para pembaca,walaupun tidak bisa kami sebutkan namanya satu persatu.

Akhir kata, sebagai karya Akhlak Bisnis dan Profesi yang baik tentunya
memerlukan sebuah cela untuk menyempurnakan materi kedepan, untuk itu kami
dengan segala kerendahan hati menerima masukan demi maksud diatas demi
pringatan dan penyempurnaan dalam makalah dan pembelajaran.

Bukittinggi, 03 Maret 2021

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI . ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan Masalah ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis Dan Profesi ........................................................ 3


B. Konsep Etika Bisnis Islam ....................................................................... 6
C. Fungsi Akhlak/ Etika Bisnis dan Profesi dalam Islam ............................. 9
D. Dasar Akhlak/Etika Bisnis Dan Profesi Di Dalam Perbankan Syariah .. 10
E. Bentuk Etika Bisnis Dalam Perbankan Syariah ...................................... 11
F. Keterkaitan Akhlak dengan Bisnis ................. ........................................ 13

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................. 15
B. Saran ....................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Banyak faktor yang mempengaruhi dan menentukan kegiatan
bisnis. Sebagai kegiatan sosial, bisnis dengan banyak cara terjalin dengan
komplesiktas masyarakat modern. Dalam kegiatan berbisnis, mengejar
laba adalah hal yang wajar, asalkan dalam pencapaiannya tidak merugikan
banyak pihak. Jadi, dalam mencapai tujuan dalam berbisnis ada
batasannya. Kepentingan dan hak-hak orang lain perlu diperhatikan.
Perilaku etis dalam berbisnis adalah sesuatu yang penting dalam
kelangsungan hidup bisnis tersebut. Bisnis yang tidak etis akan merugikan
bisnis itu sendiri terutama jika dilihat dari perspektif jangka panjang.
Bisnis yang baik bukan hanya menguntungkan, tetapi bisnis yang baik
adalah selain bisnis tersebut menguntungkan bisnis itu jugabaik secara
moral. Perilaku yang baik, juga dalam konteks bisnis, merupakan perilaku
yang sesuai dengan nilai-nilai moral.
Bisnis juga terikat dengan hukum. Dalam praktek hukum, banyak
masalah timbul yang berhubugan dengan bisnis, baik pada taraf nasional
maupun taraf internasional. Walaupun terdapat hubungan yang erat antara
norma hukum dengan norma etika, namun norma itu tidaklah sama.
Ketinggalan hukum, dibandingkan etika tidak terbatas pada masalah-
masalah baru, misalnya masalah yang disebabkan oleh perkembangan
teknologi.
Tanpa disadari, kasus pelanggaran etika bisnis merupakan hal yang
biasa dan wajar dimasa kini. Secara tidak sadar, kita sebenarnya
menyaksikan banyak pelanggaran etika dalam berbisnis di Indonesia.
Banyak hal yang berhubungan dengan pelanggaran etika bisnis yang
sering dilakukan oleh para pembisnis yag tidak bertanggung jawab di
Indonesia. Berbagai hal tersebut merukan bentuk dari persaingan yang
tidak sehat oleh para pembisnis yang ingin menguasai pasar. Selain untuk
menguasai pasar, terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi para
pembisnis untuk melakukan pelanggaran akhlak berbisnis, antara lain
memperluas pasar dan memperoleh keuntungan yang maksimal. Ketiga
faktor tersebut merupakan alasan yang umum untuk para pembisnis
melanggar etika dengan berbagai cara. Jadi, dari faktor tersebut sangat
pentingnya kita mempelajari akhlak atau etika bisnis dan profesi yang akan
kami bahas dalam makalah ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Etika Bisnis Dan Profesi.
2. Konsep Etika Bisnis Islam.
3. Fungsi Akhlak/ Etika Bisnis dan Profesi dalam Islam.
4. Dasar Akhlak/Etika Bisnis Dan Profesi Di Dalam Perbankan Syariah.
5. Bentuk etika bisnis dalam perbankan syariah.
6. Keterkaitan Akhlak dengan Bisnis.

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu etika bisnis dan profesi.
2. Mengetahui konsep etika bisnis islam.
3. Mengetahui fungsi akhlak/ etika bisnis dan profesi dalam islam.
4. Mengetahui dasar akhlak/etika bisnis dan profesi di dalam perbankan
syariah.
5. Mengetahui bentuk etika bisnis dalam perbankan syariah.
6. Mengetahui keterkaitan akhlak dengan bisnis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Bisnis Dan Profesi


Menurut Istilah etika pertama kali diperkenalkan oleh Aristoteles
dalam ethica Nichomacheae, yang kemudian dianggap sebagai awal
lahirnya etika. Secara etimologis, “etika” berasal dari bahasa Yunani
“ethos” yang berarti”jiwa atau roh yang mendasari tindakan”. Etika
kemudian berkembang menjadi “peraturan”. Pada hari ini etika telah
menjadi nama bagi satu cabang ilmu dalam filsafat, yaitu ilmu etika,
filsafat etika.1
Dilihat dari segi bahasa Inggris, etika bisnis berasal dari “ethica”
dan “business”. Dalam kamus Webster's New World Compact School and
Office Dictionary, “ethics” dijelaskan sebagai berikut :
1. The study of standard of conduct and moral judment (studi tentang
ukuran tingkah laku dan pertimbangan moral).
2. The system’ of moral of a particular person, religion, group, etc.
(Sistem moral dari perorangan,agama, kelompok dan sebagainya).
Sedangkan menurut bahasa etika adalah komponen pendukung
para pelaku bisnis terutama dalam hal kepribadian, tindakan dan
perilakunya. Etika disebut juga sebagai rambu-rambu dalam suatu
kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan
anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus
dipatuhi dan dijalankan.2

Bisnis (business) dijelaskan diantaranya :

1. Profession, (profesi, pekerjaan), occupation (pekerjaan, jabatan);


commerce, trade (perdagangan).

1
Mukhtar Samad, Etika Bisnis Syariah (berbisnis sesuai dengan moral
Islam), Yogyakarta, (Sunrise Art : 2016), hal.7
2
Fakhry Zamzam dan Havis Aravik, Etika Bisnis Islam (Seni Berbisnis
Keberkahan), Yogyakarta, (Deepublish : 2020), hal. 1

3
2. A commercial or industrial establishment (pendirian perdagangan atau
perindustrian).
Sedangkan secara bahasa Bisnis merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk menyediakan barang
dan jasa dengan tujuan memperoleh keuntungan. Orang yang berusaha
menggunakan waktunya dengan menanggung risiko dalam menjalankan
kegiatan bisnis biasa disebut entrepreneur.

Dalam kamus An English-Indonesia Dictionary John M. Echols


dan Hassan Shadily, dijelaskan, “ethica” sebagai etika, tata susila,
beradab, pantas; “ethical” berarti sifat etis, pantas layak, beradab,
bersusila; “business” berarti usaha, perusahaan, urusan. Sedangkan dalam
ajaran agama islam, etika disebut sebagai akhlak yang diberi
penjelasannya oleh berbagai ulama dan cendekiawan muslim.

Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab yang berarti “penciptaan”.


Dengan demikian, dapat dipahami bahwa manusia harus berperilaku
sesuai dengan ketentuan yang telah diperintahkan Allah Sang Pencipta.
Kata “akhlak” merupakan bentuk jamak dari kata “khuluk”. Kata khuluk
dijumpai seperti pada firman Allah dalam surat Al-Qalam ayat 4,

‫ظ ي ٍى‬ ٍ ُ ‫ك ن َ ع َ ه َ ٰى ُخ ه‬
ِ َ‫ق ع‬ َ َّ َ ِ ‫َو إ‬
Artinya : “Sesungguhnya engkau (Muhammad) memiliki akhlak yang
mulia”.

Secara sederhana, “akhlak” dapat diartikan sebagai perilaku


lahiriah yang bersumber dari keadaan bathin, atau keadaan bathin yang
bermanifestasi pada perilaku lahiriah. Bila keadaan bathin ya baik dan
melahirkan perilaku yang baik disebut akhlak mulia
(Karimah/mahmudah). Dan bila keadaan bathinnya jelek/buruk dan
melahirkan perilaku yang buruk disebut akhlak yang buruk
(sasyyi'ah/mazdmumah). Ukuran baik dan buruk tersebut didasarkan

4
kepada ketentuan dari ajaran agama, bukan berdasarkan pikiran atau
perasaan manusia yang berbeda-beda.3

Sedangkan profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang


dilakukanoleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar
mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.4

Etika di dalam bisnis sudah disepakati oleh orang-orang yang berada


kelompok bisnis serta kelompok yang terkait lainnya. Hal itulah yang
kemudian dijadikan sebagai acuan untuk mewujudkan tujuan dalam bisnis,
antara lain : memberikan kesadaran dalam setiap pelaku bisnis akan
adanya dimensi etis dalam bisnis, memperkenalkan argumentasi-
argumentasi moral di bidang ekonomi maupun bisnis serta bagaimana cara
penyusunannya, serta membantu untuk menentukan sikap moral yang
tepat dalam menjalankan profesi.

Etika bisnis merupakan ilmu yang dibutuhkan banyak pihak tetapi masih
bersifat problematika dari sisi metodologis. Ilmu ini dibutuhkan untuk
mengubah performen dunia bisnis yang dipenuhi oleh praktik-praktik mal-
bisnis. Yang dimaksud praktik mal-bisnis adalah mencakup baik business
Crimes maupun business tort, yakni business Crimes sebagai perbuatan
bisnis yang melanggar hukum (pidana) atau business tort sebagai
perbuatan bisnis yang melanggar etika.

Menurut Muhammad Saifullah etika bisnis adalah seperangkat prinsip-


prinsip etika yang membedakan yang baik dan yang buruk, harus, benar,
salah, dan lain sebagainya dan prinsip-prinsip umum yang membenarkan
seseorang untuk mengaplikasikannya atas apa saja dalam dunia bisnis.
Dalam arti lain, etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma yang
mana para pelaku bisnis harus menjunjung ya dalam bertransaksi,

3
Ibid, Mukhtar Samad, hal. 9
4
Kurnali, kapita selekta pendidikan, (Yogyakarta: Deepublish, 2012), hal.
86

5
berperilaku, dan berelasi guna mencapai tujuan-tujuan bisnis dengan
selamat.

B. Konsep Etika Bisnis Islam

Sebagai sebuah ajaran hidup yang lengkap, Islam memberikan


petunjuk atas semua aktivitas manusia termasuk ekonomi. Tujuan
ekonomi Islam tidak terlepas dari tujuan diturunkannya syariat Islam yaitu
untuk mencapai falah (kesejahteraan/keselamatan) baik dunia maupun
akhirat.
Dalam Islam etika bisnis ini sudah banyak dibahas dalam berbagai
literatur dan sumber utamanya adalah Al-Qur’an dan Hadist. Pelaku-
pelaku bisnis diharapkan bertindak secara etis dalam berbagai
aktivitasnya. Karena menurut A. Kadir setiap usaha bisnis yang dilakukan
ornag Islam bisa menjadi ibadah yang berpahala apabila dimaksudkan
untuk mendapatkan keridhaan Allah semata. Kaidah fikihnya
menyebutkan; Al-umuru bi mawashidiha (semua urusan (perkara) itu
tergantung kepada tujuannya).5
Bisnis dalam Islam atau bisnis syariah adalah bisnis yang
berdasarkan pada Al-Qur’andan Hadist dimana terdapat kesesuaian
kegiatan bisnis dengan syariah Islam sebagai ibadah kepada Allah SWT
untuk mendapat ridha-Nya. Dalam kata lain, etika bisnis dalam Islam
adalah sejumlah perilaku etis bisnis (akhlak Al Islamiyyah) yang
dibungkus dengan nilai-nilai syariah yang mengedepankan halal dan
haram. Jadi, perilaku yang etis itu ialah perilaku yang mengikuti perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya.
Bisnis islam adalah serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai
bentuknya yang tidak dibatasi jumlah kepemilikan (barang/jasa) termasuk
profitnya, namun dibatasi dalam cara memperolehnya dan pendayagunaan
hartanya karena aturan halal dan haram. (QS. Al-Baqarah ayat 188).

5
Ibid, Fakhry Zamzam dan Havis Aravik,hal. 7

6
ُ ْ ‫ط ِم َو ت ُد ْ ن ُىا ب ِ َه ا إ ِ ن َ ى ان‬
‫ح ك َّ ا ِو‬ ِ ‫َو ََل ت َأ ْك ُ ه ُىا أ َ ْي َى ا ن َ ك ُ ْى ب َ يْ ُ َ ك ُ ْى ب ِ انْ ب َ ا‬
ٌَ ‫اْل ث ْ ِى َو أ ََ ْ ت ُ ْى ت َعْ ه َ ًُ ى‬
ِ ْ ِ ‫اس ب‬ ِ َّ ُ ‫نِ ت َأ ْك ُ ه ُىا ف َ ِس ي ق ً ا ِي ٍْ أ َ ْي َى ا ِل ان‬
Seorang bisnis syariah harus memiliki beberapa hal berikut ini :
a. Memiliki pemahaman terhadap bisnis yang halal dan haram.
b. Selalu berpihak pada nilai-nilai rohaniah
c. Praktik bisnis sesuai syariah yang benar
d. Berorientasi pada ibadah kepada Allah SWT.
Berbagai buku etika bisnis dan dimensi moral dalam ilmu ekonomi
semakin banyak bermunculan. Contoh kecil, kesadaran itu terlihat pada
sikap para ekonom kapitalis Barat yang telah merasakan implikasi
keburukan strategi spekulasi yang amat riskan- mengusulkan untuk
membuat kebijakan dalam memerangi spekulasi. Prof. Lerner dalam buku
“Economics of Control” , mengemukakan bahwa kejahatan spekulasi
yang agressif, paling baik bila dicegah dengan kontra spekulasi.

Mereka tampaknya belum berhasil menyelesaikan krisis tersebut,


meskipun mereka menanganinya dengan serius. Karena obyek kajian
dalam tulisan ini adalah perbankan syariah, maka Ethical Climate Theory
dari Bart Victor dan John B. Cullen, akan disandingkan dengan tiga
prinsip utama nilai – nilai Islam yang dijadikan sebagai landasan filosofi
bagi perbankan Syariah terdiri dari:

1. Kejujuran (Honesty, Ash – Shidq)

Kejujuran merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap


manusia dalam berbagai segi kehidupan termasuk dalam
bermuamalah, kejujuran menjadi bukti adanya komitmen akan
pentingnya perkataan yang benar sehingga dapat di jadikan pegangan,
hal mana akan memberikan manfaat bagi para pihak yang melakukan

7
akad ( perikatan ) dan juga bagi masyarakat dan lingkungannya. 6.
Perintah ini sesuai dengan Firman Allah SWT, Q.S. Al-Ahzaab :70

‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ان َّ ِر ي ٍَ آ َي ُ ُىا ا ت َّق ُىا َّللاَّ َ َو ق ُى ن ُىا ق َ ْى ًَل سَ ِد ي د ًا‬

Artinya :“ Hai orang – orang yang beriman , bertaqwalah kamu


kepada Allah, dan katakanlah perkataan yang benar “ .

Di tempat lain menyatakan sebagai berikut :

“ Shidiq adalah nilai yang lebih dari keyakinan yang


mendalam bahwa Allah maha tahu dan melihat setiap tindakan
manusia. NilaiNilai ini memastikan bahwa pengelolaan bank syariah
wajib dilakukan dengan moralitas yang menjunjung tinggi nilai
kejujuran”. Dengan demikian kejujuran merupakan nilai moral yang
mendasar untuk menggapai ridha Allah dalam praktek perbankan
syariah.

2. Kesetaraan/kesamaan , Fathful ( Al Musawah )


Adanya kesamaan untuk saling mempercayai yang di tuangkan
dalam suatu akad menjadi faktor penentu bagi kesuksesan masing-
masing pihak yang terkait dengan hak dan kewajiban sehingga tidak
saling merugikan keuntungan/kelebihan kepada yang lain, ada
kesediaan membentuk sesama dan mau bekerja sama.
Kesemuanya ini di landasi oleh nilai – nilai ketauhidan,
Akadnya benar – benar dilaksanakan dengan rasa tanggung jawab
bukan hanya dalam kaitanya dengan sesame, akan tetapi juga
tanggung jawab terhadap Allah SWT, dan akan mendapat Balasan-
Nya. Tidak boleh ada upaya menzalimi orang lain. Firman Allah Q.S.
Al- Hujuraat: 13

6
Ekawati Rahayu Ningsih, Studi Eksplorasi Penerapan Etika Bisnis Pada
Perbankan Syari’ah di Indonesia, (Kudus: IQTISHADIA, 2017), hal.10

8
‫إ ِ َ َّ ا َخ ه َ ق ْ ُ َا ك ُ ْى ِي ٍْ ذ َكَ ٍس َو أ َُ ْ ث َ ٰى َو َج ع َ ه ْ ُ َا ك ُ ْى ش ُ ع ُ ى ب ًا َو ق َ ب َ ا ئ ِ َم‬ ‫اس‬ ُ َّ ُ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ان‬
‫أ َكْ َس َي ك ُ ْى ِع ُْ د َ َّللاَّ ِ أ َت ْ ق َ ا ك ُ ْى ۚ إ ِ ٌَّ َّللاَّ َ عَ ه ِ ي ىٌ َخ ب ِ ي ٌس‬ ٌَّ ِ ‫از ف ُىا ۚ إ‬
َ َ ‫ن ِ ت َع‬
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan
kamu dari seorang laki – laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku – suku supaya
kamu saling kenal mengenal.”

3. Keadilan dan Kebenaran (Justice and Equity, Al – Adialah ).


Setiap akad (Transaksi ) harus benar – benar
memperhatikan rasa keadilan dan sedapat mungkin menghindari
perasaan tidak adil (Dzalim ), oleh karenanya harus ada saling
ridha dari masing – masing pihak. kita tidak di perkenankan
mamakan harta orang lain dengan cara yang batil, kecuali dengan
jalan jual beli sehingga ridha ( dalam hal ini jual beli ijarah
menjadi salah satu produk primadona perbankan Syari’ah. Firman
Allah Q.S. An-Nisaa :29 .

ٌَ ‫ط ِم إ ِ ََّل أ َ ٌْ ت َك ُ ى‬ ِ ‫ي َ ا أ َي ُّ َه ا ان َّ ِر ي ٍَ آ َي ُ ُىا ََل ت َأ ْك ُ ه ُىا أ َ ْي َى ا ن َ ك ُ ْى ب َ ي ْ ُ َ ك ُ ْى ب ِ ان ْ ب َ ا‬


‫اض ِي ُ ْ ك ُ ْى ۚ َو ََل ت َق ْ ت ُه ُىا أ ََْ ف ُ س َ ك ُ ْى ۚ إ ِ ٌَّ َّللاَّ َ كَ ا ٌَ ب ِ ك ُ ْى َز ِح ي ًً ا‬ ٍ ‫از ة ً عَ ٍْ ت َ َس‬ َ ‫ت ِ َج‬

Artinya : “ Hai orang – orang yang beriman, janganlah


kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil
kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka
diantara kamu dan janganlah kamu membunuh dirimu,
sesungguhnya Allah maha penyayang kepadamu”.

C. Fungsi Akhlak/ Etika Bisnis dan Profesi dalam Islam


Fungsi khusus dari etika bisnis Islam itu sendiri terdiri dari
beberapa komponen yang meliputi:

9
1. Etika bisnis berupaya mencari cara untuk menyelaraskan dan
menyerasikan berbagai kepentingan dalam dunia bisnis.
2. Etika bisnis mempunyai peran untuk melakukan perubahan dan
kesadaran bagi masyarakat tentang bisnis, terutama bisnis Islam.
3. Etika bisnis Islam berperan memberikan suatu solusi terhadap
berbagai persoalan bisnis modern yang semakin jauh dari nilai-nilai
etika.7

D. Dasar Akhlak/Etika Bisnis Dan Profesi Di Dalam Perbankan Syariah


Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa, bank merupakan
lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Bank Syariah adalah
lembaga keuangan yang kegiatannya menarik uang dari masyarakat dan
menyalurkannya kepada masyarakat. Jadi tugas utama bank sebagai
lembaga keuangan ialah, operasi perkreditan aktif (penciptaan atau
pemberian kredit yang dilakukan oleh bank) dan pasif (menerima
simpanan berbentuk giro, deposit, tabungan ataupun bentuk titipan lainnya
yang dipercayakan oleh masyarakat) serta sebagai perantara dibidang
perkreditan, contohnya memberikan jasa-jasa yang lainnya misalnya,
inkaso, transfer, informasi dan lain-lain.
Dengan adanya beberapa tugas utama bank seperti diatas, maka
faktor kepercayaan dari pihak lain dan nasabah merupakan penunjang
utama bagi lancarnya operasional bank. Selain itu hal ini juga merupakan
etika perbankan dalam hubungannya dengan pihak lain.
Dalam ini hal bankir yang mempunyai peran dalam hal memiliki
akhlak, moral dan keahlian dibidang perbankan / keuangan. Karna, para
bankir ini mempunyai misi untuk memberikan nasihat yang objektif bagi
nasabahnya dan harus mampu mendidk nasabahnya dalama arti dapat
memberikan penjelasan dibidang administrasi, pembukuan, pemasaran dan

7
Iwan Aprianto, dkk, Etika dan Konsep Manajemen Bisnis Islam,
(Yogyakarta: Deepublish, 2012),hal 7

10
lain-lain. Nasihat yang objektif adalah seorang bankir harus dapat bersikap
objektif, tidak memihak, jujur terhadap nasabah dan dapat memilih produk
atau jasa yang paling tepat bagi nasabahnya, artinya tidak memaksakan
nasabah untuk membeli apa saja yang ditawarkan oleh bankir tanpa
mempertimbangkan kondisi dan status nasabah.8
Bankir juga harus menjaga agar mekanisme arus surat-surat
berharga (flow of documents) dapat berjalan lancar dan menindak
jika,terjadi permainan yang curang dalam pengelolaan arus dokumen
berharga tersebut di dalam bank.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa disini pimpinan bank
syariah harus lebih mengutamakan kepentingan masyarakat luas dari pada
kepentingan bank atau pribadi. Para pemegang saham pun harus
mengetahui bahwa semua keputusan rapat pemegang saham harus sesuai
dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
Dan apabila ada kebijakan-kebijakan yang menyimpang dari
anggaran dasar maka harus disetujui secara bersama. Selain itu para
pemegang saham juga harus menyadari bahwa bisnis perbankan bukan
bisnis untuk memperoleh atau mencari keuntungan semata, tapi bisnis
perbankan lebih mengutamakan kepentingan social ekonomi masyarakat
banyak.
Bisnis perbankan adalah bisnis yang terikat dalam suatu system
moneter dalam Negara tertentu dan tinggi tingkat keterikatannya dengan
lembaga perbankan atau lembaga keuangan secara keseluruhan maupun
dengan kehidupan perekonomian Negara tersebut.
Dengan demikian, bila salah satu bisnis perbankan tidak patuh
terhadap standar etika perbankan, maka seluruh lembaga perbankan atau
lembaga keuangan lainnya juga terkena dampaknya.

E. Bentuk Etika Bisnis Dalam Perbankan Syariah.

8
Ibid, Ekawati Rahayu Ningsih, hal.12

11
Bentuk Etika dan kewajibannya sehubungan dengan tugas di
lingkungan perbankan untuk setiap petugas bank, bankir maupun
pimpinan sebagai berikut :

a. Mengembalikan seluruh atau sebagian simpanan pada waktu diminta


oleh nasabah secara pribadi maupun dengan surat kuasa.
b. Menjaga kerahasiaan keuangan bank menurut kelaziman dalam dunia
perbankan.
c. Memberi informasi yang akurat dan obyek jika diminta oleh nasabah.
d. Turut menjaga dan memelihara kestabilan nilai rupiah.
e. Menjaga dan memelihara organisasi, tata kerja dan administrasi
dengan baik.
f. Menyalurkan kredit secara lebih selektif kepada calon debitur.
g. Bank wajib memberikan laporan pada Bank Indonesia untuk
mengetahui posisi perbankan dan moneter serta kegiatan
perekonomian dan pemerintah dapat menentukan kebijakan ekonomi
dan moneter.
h. Setiap bank wajib mengumumkan Neraca dan Laporan rugi laba yang
sebenarnya tiap tahun dengan diterbitkan pada surat kabar, agar
masyarakat dapat mengetahuinya.
i. Bank wajib menjaga kerahasiaan keuangan para nasabah dari
siapapun, kecuali jika ada syarat resmi dari Menteri Keuangan secara
tertulis untuk keperluan perpajakan dan peradilan.
j. Petugas bank mempunyai kewajiban untuk tidak membicarakan
tentang keuangan nasabahnya di luar kepentingan dinas dan
berkewajiban untuk menjaga dan memelihara arsip atau surat-surat
antara bank dengan nasabahnya.
k. Dalam hal pembayaran pajak, para bankir harus melaksanakan
pemotongan pajak pendapatan atas gaji, upah atau honorarium para
karyawannya dan berkewajiban membayar pajak perusahaan.
l. Bank harus mengupayakan untuk selalu dapat memenuhi janji atau
persetujuan yang telah disepakati dengan para nasabahnya.

12
m. Bank juga harus memberikan nasihat yang obyektif, tidak memihak
dan tidak mengikat bagi para nasabahnya. Sebab, nasabah yang datang
ke bank adakalanya penuh suasana serba tidak pasti, jenis jasa apa
yang sebaiknya akan dipilihnya. Oleh karenanya, bank harus dapat
menampilkan beberapa pilihan produk / jasa bank bagi para
nasabahnya.
Salah satu hal yang harus dihindari antara bankir dan nasabah adalah
menghindari adanya hubungan pribadi sehingga dapat menjurus ke arah
hubungan yang kurang sehat misalkan, bankir memberikan kemudahan-
kemudahan bagi seseorang nasabah dikarenakan adanya upeti atau gift
dan sejenisnya. Karena hal ini akan merugikan nasabah lain yang
berperilaku wajar dalam hubungan kerjanya dengan bank.

F. Keterkaitan Akhlak dengan Bisnis


Berdasarkan prinsip prinsip etika bisnis, dapat dikatakan bahwa
dalam bisnis modern saat ini, pembisnis dituntut bersaing secara etis.
Dalam persaingan global yang ketat tanpa mengenal adanya perlindungan
dan dukungan politik tertentu semua perusahaan harus bersaing
berdasarkan prinsip etika berbisnis yang bersifat universal atau terkait
dengan budaya.
Menurut De George (pakar etika bisnis), menegaskan bahwa perlu
dilihat lebih dahulu pandangan yang dianut yaitu

1. Pandangan pertama menyatakan bahwa norma etis berbeda antara satu


tempat dengan tempat lain. Sehingga prinsip pokok yang harus
dipegang adalah norma norma dan prinsip-prinsip yang harus
dipegang adalah dimana perusahaan tersebut berada.
2. Pandangang kedua menyatakan bahwa norma itu sendiri yang paling
benar dan tepat adalah bertindaklah dimana saja sesuai dengan prinsip
yang dianut masing-masing perusahaan.

13
Etika bisnis dalam perusahaan dapat membentuk, nilai, norma dan
perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang
adil dan sehat dengan pelanggan/ mitra kerja, pemegang saham, dan
masyarakat.

Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang


beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang
dijalani dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan
syariat Islam.

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Didalam persaingan didunia bisnis yang sangat ketat, etika bisnis
merupakan sebuah harga mati, yang tidak dapat ditawar lagi. Dalam zaman
keterbukaan dan luasnya infomasi, baik buruknya sebuah bisnis dapat
tersebar secara cepat dan luas. Memposisikan karyawan, konsumen,
pemasok, pemodal, dan masyarakat umum secaraetis dan jujur adalah
salah satu cara supaya dapat bertahan didalam dunia bisnis saat ini
Ketatnya persaingan bisnis menyebabkan beberapa pelaku bisnis
kurang perhatian terhadap etika dalam berbisnis. Etika bisnis
mempengaruhi kepercayaan dari masing-masing elemen dalam lingkaran
bisnis. Pemasok, perusahaan, dan konsumen adalah elemen yang saling
mempengaruhi. Masing-masig elemen yang saling mempengaruhi.
Masing-masing elemen harus menjaga etika, sehingga kepercayaan yang
menjadi prinsip kerja dapat terjaga dengan baik.
Etika bisnis ini dilakukan dengan berbagai aspek. Saling menjaga
kepercayaan dalam kerjasama akan berpengaruh besar terhadap reputasi
perusahaan baik dalam lingkup mikro maupun makro. Hal ini tidak akan
memberikan keuntungan dengan segera, namun ini adalah wujud investasi
jangka panjang bagi seluruh elemen dalam lingkaran bisnis. Oleh karena
itu, etika dalam berbisnis sangatlah penting dan tentunya dalam bidang
profesi masing-masing.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna
karena keterbatasan dan sumber yang didapat, untuk itu penukis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya makalah ini
jauh lebih sempurna.

15
DAFTAR PUSTAKA

Samad, Mukhtar, 2016, Etika Bisnis Syariah berbisnis sesuai dengan moral Islam,
Yogyakarta: Sunrise Art.

Zamzam, Fakhry, 2020, Etika Bisnis Islam Seni Berbisnis Keberkahan,


Yogyakarta: Deepublish.

Kurnali, 2012, Kapita Selekta Pendidikan, Yogyakarta: Deepublish.

Ningsih, Ekawati Rahayu, 2017, Studi Eksplorasi Penerapan Etika Bisnis Pada
Perbankan Syari’ah di Indonesia, Kudus: IQTISHADIA.

Aprianto, Iwan, dkk, 2012, Etika dan Konsep Manajemen Bisnis Islam,
Yogyakarta: Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai