Anda di halaman 1dari 14

TUGAS MAKALA

ETIKA DALAM PRAKTIK BISNIS

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mandiri

Mata Kuliah: Etika Bisnis Islam

Dosen : Ahmad Haekal, M.S.I

Disusun Oleh :

Nama : IRNA FARLINA LALENO

NIM : 195150163

Kelas / Semester : PS-5 / 3

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PALU

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PERBANKAN SYARIAH

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Etika Dalam Praktik
Bisnis ” pembuatan makalah dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat dan berangkai salam
selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang merupakan inspirator terbesar dalam
segala keteladanannya. Tidak lupa penulis sampaikan terima kasih kepada Dosen mata kuliah “
Etika Bisnis Islam “ yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah
ini, orang tua yang selalu mendukung kelancaran tugas saya.

Akhirnya penulis sampaikan terima kasih atas perhatiannya terhadap makalah ini, dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi khususnya pembaca yang budiman pada
umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala
kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat penulis harapkan dari para
pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu
mendatang.

Palu, 16 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang …............................................................................................ 1

B. Rumusan masalah............................................................................................. 1

C. Tujuan...........................................................................................................… 1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika dalam Praktik Bisnis ...........................…………………… 2

B. Apa saja masalah- masalah etika bisnis ......................................................... 3

C. Pentingnya Etika dalam Proses Bisnis .......................................................… 4

D. Perspektif Etika Bisnis …………………………………………………….. 5

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.................................................................................................…. 10

B. Saran..........................................................................................................….. 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Berbicara mengenai etika dunia usaha atau etika dalam praktik bisnis, tentunya tidak
terlepas dari perilaku pelaku-pelaku dalam dunia bisnis itu sendiri, yaitu pelaku ekonomi dan
bisnis, pemerintah dan masyarakat dalam dunia usaha. Saat ini dunia bisnis sudah sangat
berkembang di Indonesia. Perkembangan teknologi yang cepat itu juga berpengaruh pada
masalah etika bisnis. Masalah etika bisnis tidak hanya menjadi bahan pembicaraan di negara-
negara sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga di negara-negara maju.

Praktik bisnis merupakan aktivitas utama masyarakat yang seharusnya didukung oleh
perilaku baik dan bila perlu terdapat code of conduct agar aktivitas ini bersih dari segala hal yang
dapat mengganggu. Keberadaan usaha pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat. Bisnis tidak hanya mempunyai hubungan dengan orang-orang maupun badan
hukum sebagai pemasok, pembeli, penyalur, pemakai dan lain-lain.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian Etika Bisnis dalam Praktik?

2. Apa saja masalah- masalah etika bisnis?

3. Pentingnya Etika dalam Proses Bisnis?

4. Perspektif Etika Bisnis?

C. TUJUAN

Tujuan dari penulis menulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas etika bisnis
syariah dan agar penulis dan pembaca mengetahui, dapat memahami dan mengertti tentang Etika
Bisnis dalam Praktik.

1
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Etika dalam Praktik Bisnis

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau
moralitas (kesusilaan) dari kelakuan manusia. Kata etik juga berhubungan dengan objek
kelakuan manusia di wilayah-wilayah tertentu, seperti etika kedokteran, etika bisnis, etika
profesional (advokat, akuntan) dan lain-lain. Disini ditekankan pada etika sebagai objek perilaku
manusia dalam bidang bisnis.

Dalam pengertian ini etika diartikan sebagai aturan-aturan yang tidak dapat dilanggar dari
perilaku yang diterima masyarakat sebagai baik (good) atau buruk (bad). Kata-kata baik dan
buruk menekankan bahwa penentuan baik dan buruk adalah suatu masalah selalu berubah.
Akhirnya, keputusan bahwa manajer membuat tentang pertanyaan yang berkaitan dengan etika
adalah keputusan secara individual, yang menimbulkan konskuensi. Keputusan ini merefleksikan
banyak faktor, termasuk moral dan nilai-nilai individu dan masyarakat. Jadi etika bisnis dapat
diartikan sebagai suatu aturan main yang tidak mengikat karena bukan hukum. Tetapi harus
diingat dalam praktek bisnis sehari-hari etika bisnis dapat menjadi batasan bagi aktivitas bisnis
yang dijalankan.1

Paradigma etika dan bisnis adalah dunia yang berbeda sudah saatnya dirubah menjadi
paradigma etika terkait dengan bisnis atau mensinergikan antara etika dengan laba. Justru di era
kompetisi yang ketat ini, reputasi perusahaan yang baik yang dilandasi oleh etika bisnis
merupakan sebuah competitive advantage yang sulit ditiru. Oleh karena itu, perilaku etika
penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah bisnis.

Praktik bisnis pada saat ini masih cenderung mengabaikan etika, rasa keadilan dan juga
diwarnai praktik-praktik bisnis tidak terpuji atau moral hazard. Korupsi, kolusi, dan nepotisme
yang semakin meluas di masyarakat yang sebelumnya hanya di tingkat pusat dan sekarang
meluas sampai ke daerah-daerah.2

1
Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: KENCANA Prenadamedia Group, 2013). Tgl Akses 16/11-
2020
2
http://memebali.blogspot.com/2013/06/etika-dalam-praktik-bisnis.html Tgl Akses 16/11-2020
B. Masalah-Masalah Etika Bisnis

a) Suap (Bribery)

Adalah tindakan berupa menawarkan, memberi, menerima, atau meminta sesuatu yang
berharga dengan tujuan mempengaruhi tindakan seorang pejabat dalam melaksanakan kewajiban
publik. Suap dimaksudkan untuk memanipulasi seseorang dengan “membeli pengaruh”.
Pembelian itu dapat dilakukan baik dengan membayarkan sejumlah uang atau barang, maupun
pembayaran kembali setelah transaksi terlaksana.

Suap kadang-kadang tidak mudah dikenali. Pemberian cash atau


penggunaan callgirlsdapat dengan mudah dimasukkan sebagai cara suap, tetapi pemberian
hadiah (gift) tidak selalu dapat disebut sebagai suap, tergantung dari maksud dan respon yang
diharapkan oleh pemberi hadiah.

b) . Paksaan (Coercion)

Adalah tekanan, batasan, dorongan dengan paksa atau dengan menggunakan jabatan atau
ancaman. Paksaan dapat berupa ancaman untuk mempersulit kenaikan jabatan, pemecatan, atau
penolakan industri terhadap seorang individu.

c) Penipuan (Deception)

Adalah tindakan memperdaya, menyesatkan yang disengaja dengan mengucapkan atau


melakukan kebohongan.

d) Pencurian (Theft)

Adalah tindakan mengambil sesuatu yang bukan hak kita atau mengambil properti milik
orang lain tanpa persetujuan pemiliknya. Properti tersebut dapat berupa properti fisik atau
konseptual.

e) Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination)

Adalah perlakuan tidak adil atau penolakan terhadap orang-orang tertentu yang
disebabkan oleh ras, jenis kelamin, kewarganegaraan, atau agama. Suatu kegagalan untuk

3
memperlakukan semua orang dengan setara tanpa adanya perbedaan yang beralasan antara
mereka yang disukai dan tidak.

C. Pentingnya Etika dalam Proses Bisnis

Perubahan perdagangan dunia menuntut segera dibenahinya etika bisnis agar tatanan
ekonomi dunia semakin membaik. Dalam bisnis tidak jarang berlaku konsep tujuan
menghalalkan segala cara. Bahkan tindakan yang berbau kriminal pun ditempuh demi
pencapaian suatu tujuan. Jika sudah demikian, pengusaha yang menjadi pengerak motor
perekonomian akan berubah menjadi binatang ekonomi. Terjadinya perbuatan tercela dalam
dunia bisnis tampaknya tidak menampakkan kecenderungan tetapi sebaliknya, makin hari
semakin meningkat. Tindakan mark up, ingkar janji, tidak mengindahkan kepentingan
masyarakat, tidak memperhatikan sumber daya alam maupun tindakan kolusi dan suap
merupakan segelintir contoh pengabaian para pengusaha terhadap etika bisnis.

Sebagai bagian dari masyarakat, tentu bisnis tunduk pada norma-norma yang ada pada
masyarakat. Tata hubungan bisnis dan masyarakat yang tidak bisa dipisahkan itu membawa serta
etika-etika tertentu dalam kegiatan bisnisnya, baik etika itu antara sesama pelaku bisnis maupun
etika bisnis terhadap masyarakat dalam hubungan langsung maupun tidak langsung.

Dengan memetakan pola hubungan dalam bisnis seperti itu dapat dilihat bahwa prinsip-
prinsip etika bisnis terwujud dalam satu pola hubungan yang bersifat interaktif. Hubungan ini
tidak hanya dalam satu negara, tetapi meliputi berbagai negara yang terintegrasi dalam hubungan
perdagangan dunia yang nuansanya kini telah berubah. Perubahan nuansa perkembangan dunia
itu menuntut segera dibenahinya etika bisnis. Pasalnya, kondisi hukum yang melingkupi dunia
usaha terlalu jauh tertinggal dari pertumbuhan serta perkembangan di bidang ekonomi.

D. Perspektif Etika Bisnis

4
Perilaku etika penting diperlukan untuk mencapai sukses jangka panjang dalam sebuah
bisnis. Pentingnya etika bisnis tersebut berlaku untuk kedua perspektif, baik lingkup makro
maupun mikro.

1) Perspektif Makro

Pertumbuhan suatu negara tergantung pada sistem pasar yang berperan lebih efektif dan
efisien daripada command system dalam mengalokasikan barang dan jasa. Beberapa kondisi
yang diperlukan market system untuk dapat efektif, yaitu:

 Hak memiliki dan mengelola properti swasta.

 Kebebasan memilih dalam perdagangan barang dan jasa.

 Ketersediaan informasi yang akurat berkaitan dengan barang dan jasa.

Jika salah satu subsistem dalam sistem pasar melakukan perilaku yang tidak etis, maka
hal ini akan mempengaruhi keseimbangan sistem dan menghambat pertumbuhan sistem secara
makro.

 Pengaruh dari perilaku tidak etik pada perspektif bisnis makro:

 Penyogokan atau suap yang dapat mengakibatkan berkurangnya kebebasan memilih dengan
cara mempengaruhi pengambil keputusan.

 Coercive act. Mengurangi kompetisi yang efektif antara pelaku bisnis dengan ancaman atau
memaksa untuk tidak berhubungan dengan pihak lain dalam bisnis.

 Deceptive information.

 Pecurian dan penggelapan.

 Unfair discrimination.

2) Perspektif  Bisnis Mikro

Dalam Lingkup ini perilaku etik identik dengan kepercayaan atau trust. Dalam lingkup
mikro terdapat rantai relasi di mana supplier, perusahaan, konsumen, karyawan saling
5
berhubungan kegiatan bisnis yang akan berpengaruh pada lingkup makro. Tiap mata rantai
penting dampaknya untuk selalu menjaga etika, sehingga kepercayaan yang mendasari hubungan
bisnis dapat terjaga dengan baik.3

 Prinsip dalam Pengambilan Keputusan yang Beretika

Prinsip yang dapat digunakan sebagai acuan dimensi etik dalam pengambilan keputusan, yaitu:

a) Prinsip konsekuensi (Principle of Consequentialist)

Adalah konsep etika yang berfokus pada konsekuensi pengambilan keputusan. Artinya
keputusan dinilai etik atau tidak berdasarkan konsekuensi (dampak) keputusan tersebut.

b) Prinsip non-konsekuensi (Principle of Nonconsequentialist)

Terdiri dari rangkaian peraturan yang digunakan sebagai petunjuk/panduan pengambilan


keputusan etik dan berdasarkan alasan bukan akibat, antara lain:

 Prinsip Hak, yaitu menjamin hak asasi manusia yang berhubungan dengan kewajiban untuk
tidak saling melanggar hak orang lain.

 Prinsip Keadilan, yaitu keadilan yang biasanya terkait dengan isu, hak, kejujuran, dan
kesamaan. Prinsip keadilan dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu: keadilan distributif,
keadilan retributif, dan keadilan kompensatoris :

a. Keadilan distributif, yaitu keadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi benefit dan
beban antar anggota kelompok sesuai dengan kontribusi tenaga dan pikirannya terhadap
benefit.

b. Keadilan retributif, yaitu keadilan yang terkait dengan retribution (ganti rugi) dan hukuman
atas kesalahan tindakan.

3
Nur Rianto Al Arif dan Dr. Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: KENCANA Prenadamedia Group,2010).
Tgl Akses 16/11-2020
6
c. Keadilan kompensatoris, yaitu keadilan yang terkait dengan kompensasi bagi pihak yang
dirugikan. Kompensasi yang diterima dapat berupa perlakuan medis, pelayanan dan barang
penebus kerugian.

 Hal-Hal yang Diperhatikan dalam Menciptakan Etika Bisnis

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menciptakan etika bisnis, antara lain sebagai berikut:

1. Pengendalian diri

Artinya pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk


tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Pelaku bisnis sendiri tidak
mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan
menggunakan keuntungan tersebut.

2. Pengembangan tanggung jawab sosial (Social Responsibility)

Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam
bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Artinya
sebagai contoh kesempatan yang dimiliki oleh pelaku bisnis untuk menjual pada tingkat harga
yang tinggi sewaktu terjadinya excess demand harus menjadi perhatian dan kepedulian bagi
pelaku bisnis dengan tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk meraup keuntungan yang
berlipat ganda.

Jadi, dalam keadaan excess demand pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan


memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya. Tanggung jawab sosial
bisa dalam bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitarnya, terutama dalam hal pendidikan,
kesehatan, pemberian latihan keterampilan, dan lain-lain.

3. Mempertahankan jati diri dan tidak mudah untuk terombang-ambing oleh pesatnya
perkembangan informasi dan teknologi

Namun demikian bukan berarti etika bisnis anti perkembangan informasi dan teknologi,
tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi
7
golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya yang dimiliki akibat adanya tranformasi
informasi dan teknologi.

4. Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi
persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya harus terdapat jalinan yang erat
antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya
perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk
itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia
bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep pembangunan berkelanjutan

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan di masa datang. Berdasarkan ini jelas pelaku
bisnis dituntut tidak mengeksploitasi lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal
mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat
sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan
terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang
dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar

Contohnya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "kata belece" dari "koneksi" serta
melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk
mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

8. Menumbuhkan sikap saling percaya antar golongan pengusaha

8
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada sikap saling percaya (trust)
antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah
mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

9. Konsekuen dan konsisten dengan aturan main bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila
setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut.

10. Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap
apa yang telah disepakati

Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman
dan kenyamanan dalam berbisnis.

11. Menuangkan ke dalam hukum positif

Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi
peraturan perundang-undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis
tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah.4

BAB 3

PENUTUP
4
https://id.scribd.com/doc/300665659/Etika-Dalam-Praktik-Bisnis Tgl Akses 16/11-2020
9
A. KESIMPULAN

Etika adalah suatu cabang dari filosofi yang berkaitan dengan kebaikan (rightness) atau
moralitas (kesusilaan) dari kelakuan manusia. Kata etik juga berhubungan dengan objek
kelakuan manusia di wilayah-wilayah tertentu, seperti etika kedokteran, etika bisnis, etika
profesional (advokat, akuntan) dan lain-lain. Disini ditekankan pada etika sebagai objek perilaku
manusia dalam bidang bisnis.

Masalah etika dalam bisnis dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori antara lain:

a) Suap (Bribery)

b) Paksaan (Coercion)

c) Penipuan (Deception)

d) Pencurian (Theft)

e) Diskriminasi tidak jelas (Unfair discrimination)

Perspektif Etika Bisnis :

 Perspektif Makro

 Perspektif  Bisnis Mikro

B. SARAN

Perlu adanya sadar diri didalam hati para pegawai didalam perusahaan yang ingin
menerapkan etika didalam bisnis agar tidak adanya kecurangan atau kebohongan yang terjadi
pada perusahaan itu nantinya dan perlu diterapkannya sanksi atau hukuman yang berat apabila
ada salah satu pegawai yang melanggarnya, sehingga etika di dalam bisnis pun dapat berjalan
dengan baik dan lancar di perusahaan tersebut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Ika Yunia Fauzia, Etika Bisnis dalam Islam (Jakarta: KENCANA Prenadamedia Group, 2013).
Tgl Akses 16/11-2020

http://memebali.blogspot.com/2013/06/etika-dalam-praktik-bisnis.html Tgl Akses 16/11-2020

Nur Rianto Al Arif dan Dr. Euis Amalia, Teori Mikro Ekonomi (Jakarta: KENCANA
Prenadamedia Group,2010). Tgl Akses 16/11-2020

https://id.scribd.com/doc/300665659/Etika-Dalam-Praktik-Bisnis. Tanggal Akses 16/11-2020

Anda mungkin juga menyukai