Anda di halaman 1dari 14

Bab 6

Penggabungan Usaha

secara Fisik

Pada dasarnya penggabungan usaha (business combination) adalah suatu penyatuan

dua atau lebih badan usaha yang independen dalam upaya untuk mendirikan suatu badan

usaha yang baru. Sedangkan definisi penggabungan usaha (business combination) menurut

Accounting Principle Board (APB) Opinion no. 16 adalah:

A business combination occurs when a corporation and one or more incorporated or

incorporated businesses are brought together into one accounting entity. The single entity

carries on the activities of the previously separate, independent enterprises."

Menurut PSAK, badan usaha yang melakukan penggabungan usaha wajib menyusun

laporan keuangan konsolidasi. Secara khusus, PSAK no.4 paragraf 05 menyatakan sebagai

berikut.

"Laporan keuangan konsolidasi menggabungkan seluruh perusahaan yang dikendalikan oleh

induk perusahaan, kecuali anak perusahaan sebagaimana dimaksud pada paragraf 06.

Pengendalian (control) dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki, baik secara langsung

maupun tidak langsung, (melalui anak perusahaan), lebih dari 50% hak suara dari suatu

perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50% atau kurang, pengendalian

tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan adanya salah satu dari kondisi berikut. (a)

Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan investor

lainnya, (b) mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan

operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian, (c) mampu menunjuk

atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan, (d) mampu menguasai suara mayoritas

dalam rapat pengurus" 113


Akuntansi Lanjutan

2
Bagian sebuah Perspektif Indonesia

Sedangkan menurut PSAK no. 22 paragraf 04 menyatakan bahwa:

"penggabungan usaha dapat dilakukan melalui pembelian aktiva netto termasuk goodwill

dari badan usaha lain dan bukan pembelian saham badan usaha lain tersebut. Penggabungan

usaha tersebut tidak menimbulkan hubungan induk dan anak perusahaan".

Pada dasarnya arah integrasi dari penggabungan usaha adalah sebagai berikut.

I. Integrasi secara horizontal adalah kegiatan integrasi atau penggabungan berbagai

perusahaan yang berasal dari satu industri yang sama. Misalnya, beberapa perusa­

haan penghasil sepatu yang melakukan penggabungan dengan tujuan membentuk

perusahaan baru yang lebih besar, namun tetap berada di dalam industri sepatu.

2. Integrasi secara vertikal adalah kegiatan integrasi atau penggabungan berbagai jenis

usaha/industri yang masing mempunyai hubungan dalam proses produksi. Misalnya,

perusahaan yang memproduksi mobil melakukan penggabungan dengan perusahaan

penghasil ban mobil dan industri yang me nghasilkan suku cadang mobil.

3. Konglomerasi adalah kegiatan integrasi atau penggabungan dari berbagai jenis usaha/

industri yang tidak mempunyai hubungan atau kaitan antara satu dengan yang

lainnya, jadi konglomerasi lebih condong untuk diversifikasi atau perluasan usaha

dari pemilik saja. Contohnya, berbagai kelompok konglomerat yang mempunyai

banyak perusahaan dari berbagai bidang usaha yang berlainan industrinya.

Menurut Beams (2003), beberapa faktor yang mendorong perusahaan melakukan peng­

gabungan usaha sebagai berikut.

Keuntungan dari sisi biaya

Salah satu penyebab utama dari perusahaan melakukan penggabungan usaha adalah

untuk meningkatkan cost effectives dan cost efficiency dengan cara melakukan

penguasaan pada perusahaan lain yang menjadi tumpuan atau ketergantungan dalam

kegiatan operasionalnya. Misalnya perusahaan rokok yang dapat mengakuisisi pe­

rusahaan yang mengusahakan tembakau dan perusahaan percetakan akan mem­

punyai peluang besar untuk menurunkan biaya produksinya, karena dapat me­

mastikan pasokan tembakau dan kertas untuk pembuatan rokok dengan harga

paling kompetitif.

Meminimalisasi risiko

Sebagian besar perusahaan berhadapan dengan risiko kegagalan usaha yang tinggi,

khususnya bagi perusahaan yang berada dalam industri dengan tingkat persaingan

yang sangat tinggi. Untuk memperkecil risiko kegagalan usaha tersebut, sering

kali perusahaan akan melakukan penggabungan usaha dengan pesaingnya, atau

mengakuisisi perusahaan yang sebelumnya telah mempunyai pengalaman pada in­

dustrinya. Misalnya, pabrik rokok yang akan menginvestasikan usahanya pada in­

dustri tembakau akan lebih baik jika mereka tidak mendirikan sendiri perkebunan

tembakau baru, namun akan lebih memperkecil risiko kegagalan usaha, jika mereka

dapat mengakuisisi salah satu perkebunan tembakau yang sudah ada.

Memperpendek waktu tunda bagi kegiatan operasional

Faktor ini biasanya mendorong perusahaan dari industri hulu untuk melakukan

akuisisi pada perusahaan yang ada di industri menengah (intermediary) dan industri

hilir, demikian pula sebaliknya. Tindakan ini diharapkan dapat menjamin pasokan

bathan baku dan bahan penolong serta menjamin pemasaran dari hasil produksinya.
Bab 6

Penggabungan Usaha secara Fisik Bagian2

Menghindari pengambilalihan secara paksa

Dalam era borderless business ini, akan semakin besar peluang dari berbagai orga­

nisasi bisnis untuk melakukan pengambilalihan secara paksa (hostile takeovers)

terhadap perusahaan yang dimilikinya. Oleh karena itu, akan lebih baik bagi peru­

sahaan yang menjadi sasaran pengambilalihan secara paksa tersebut untuk meng­

hindarinya dengan cara memilih sendiri perusahaan yang diajak untuk bergabung

dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang menguntungkan bagi semua pihak.

Penguasaan aktiva tak berwujud

Hasil riset, reputasi, merek dagang, tenaga ahli, tim manajemen yang andal adalah

beberapa faktor yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan dalam melakukan

penggabungan usaha.

Faktor-faktor lain

Faktor peraturan pemerintah, masalah perpajakan, dan beberapa alasan emosional

lainnya dapat menjadi faktor pendorong dilakukannya penggabungan usaha ini.

Berdasarkan faktor-faktor terscbut perusahaan dapat melakukan penggabungan

usaha dengan berbagai macam jenis, di mana masing-masing jenis akan menimbulkan

konsekuensi yang berbeda. Adapun jenis-jenis dari penggabungan usaha dapat dilihat pada

Bagan 6.1 berikut ini.

Penggabungan Usaha

Integrasi secara fisik Perusahaan Induk & Anak

Merger Consolidation

Bagan 6.1

lenis-Jenis Penggabungan Usaha

[nduk dan anak perusahaan adalah suatu jenis penggabungan usaha yang dilakukan

dengan cara satu perusahaan akan mengakuisisi saham mayoritas dari perusahaan lainnya.

Dengan pengambilalihan saham mayoritas ini, perusahaan yang bersangkutan dinyatakan

sebagai anak perusahaan (subsidiary), sedangkan perusahaan yang menguasai saham

mayoritas dari anak perusahaan akan disebut sebagai perusahaan induk (parent). Bentuk

hukum serta kegiatan operasional perusahaan anak pada dasarnya tidak akan berubah,

namun sejak saat ini anak perusahaan tidak dapat melakukan transaksi secara independen,

mengingat saham mayoritasnya telah dikuasai oleh perusahaan lain. Sejak saat itu induk

dan anak perusahaan yang telah melakukan penggabungan usaha akan disebut sebagai

perusahaan afiliasi (affiliated companies). Berbagai permasalahan serta perlakukan akuntansi

dari perusahaan afiliasi ini akan dibahas pada Bab 7 sampai dengan Bab 1 1 dalam buku ini.

Integrasi secara fisik adalah suatu jenis penggabungan usaha yang dilakukan dengan

memindahkan aktiva bersih (net assets) dari beberapa jenis perusahaan yang akan melakukan 115
r -
+

- -

Akuntansi Lanjutan

sebuah Perspektif Indonesia

penggabungan. Dengan demikian secara fisik memang terjadi perubahan dalam kondisi

keuangan perusahaan-perusahaan yang bergabung. Perubahan ini juga diikuti dengan

pembubaran identitas dari perusahaan yang melakukannya. dapun bentuknya ada dua,

yang pertama adalah merger, di mana salah satu dari perusahaan yang akan melakukan

penggabungan usaha tersebut mengambil alih semua aktiva bersih dari perusahaan yang

diakuisisi sehingga setelah terjadinya penggabungan usaha, identitas perusahaan yang diakui

sisi menjadi hilang karena aktiva bersihnya telah diambil alih oleh perusahaan yang

mengakuisisi. Yang kedua adalah consolidation, adalah bentuk lain dari penggabungan usaha

secara fisik, di mana seluruh perusahaan yang bergabung sepakat untuk membubarkan diri

dan menyerahkan semua aktiva bersihnya kepada suatu perusahaan yang baru dibentuk

untuk mewadahi kegiatan perusahaan yang telah membubarkan diri tersebut. Menurut PSAK

no. 22 paragraf no. 5: "Legal merger adalah merger dari dua badan usaha melalui salah satu

cara berikut (a) aktiva dan kewajiban dari satu perusahaan dialihkan ke perusahaan lain,

dan perusahaan yang melakukan pengalihan tersebut dibubarkan, atau (b) aktiva dan

kewajiban dari dua atau lebih perusahaan dialihkan ke perusahaan baru dan kedua perusahaan

yang melakukan pengalihan tersebut dibubarkan". Untuk memperjelas perbedaan antara

merger dan consolidation, marilah kita cermati bagan 6.2 berikut ini.

M E R G E R CONSOLIDATION

@t.s) @9

@» @e @ 8

M E R G E R CONSOLIDATION

• Bagan 6.2

Kondisi Sebelum, Saat, dan Setelah Penggabungan Usaha

116
Bab 6

Penggabungan Usaha secara Fisik Bagian2

6.1 PERLAKUKAN AKUNTANSI BAGI PENGGABUNGAN

USAHA SECARA FISIK


Penggabungan usaha secara fisik akan melibatkan pemindahan aktiva bersih dari

perusahaan yang bergabung. Akuntan dituntut untuk dapat menganalisis permasalahan serta

berbagai konsekuensi dari pemindahan aktiva bersih tersebut. Menurut APB Opinion no.

16, ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi

penggabungan usaha secara fisik ini, yaitu metode penggabungan kepentingan (pooling of

interest) dan metode pembelian (by purchase). Metode pooling of interest pada dasarnya

berpedoman pada asumsi bahwa suatu penggabungan usaha adalah upaya untuk

menggabungkan semua potensi yang ada dari seluruh perusahaan yang bergabung sehingga

perlakukan akuntansinya adalah dengan mengakumulasikan semua aktiva bersih dengan

berdasar pada nilai bukunya masing-masing. Dengan demikian, metode pooling of interest

tidak mengakui adanya revaluasi dari penggabungan usaha.

Metode pembelian (by purchase) memandang suatu penggabungan usaha adalah suatu

upaya dari perusahaan yang bergabung untuk mengakumulasikan semua aktiva bersih dengan

prinsip bahwa perusahaan yang baru terbentuk dari hasil penggabungan usaha ini harus

memperhitungkan nilai wajar (fair values) dari aktiva bersih perusahaan yang terlibat dalam

penggabungan usaha sehingga dimungkinkan adanya revaluasi terhadap aktiva bersih

tersebut, Selisih revaluasi tersebut dapat dikompensasikan pada jenis aktiva bersih tertentu,

atau diberlakukan sebagai goodwill dengan masa manfaat tidak lebih dari 40 rahun. Perlu

diketahui bahwa perbedaan penggunaan metode atau asumsi akuntansi (perbedaan

penggunaan sistem penilaian sediaan FIFO, LIFO, WA, SI, penentuan penyusutan, dan

sebagainya) bukan merupakan dasar untuk menggunakan metode ini, karena fokus aplikasi

metode ini adalah seluruh aktiva bersih dari seluruh perusahaan yang bergabung harus

dinilai dari fair value, bukan akibat selisih penerapan metode pencatatan dan penilaian

akuntansi.

Dari APB Opinion no.16, ditetapkan bahwa pada dasarnya metode yang dianjurkan

untuk dipergunakan adalah by purchase, dengan pertimbangan lebih realistis, karena berdasar

pada fair value dari aktiva bersih. Adapun metode pooling of interest baru dianjurkan untuk

digunakan jika kondisi penggabungan tersebut memenuhi syarat: attributes of combining

companies, manner of combining interests, dan absence of planned transactions.

6.2 APLIKASI METODE BY PlJRCHASEDALAM

PENGGABUNGAN USAHA SECARA FISIK

Sebagaimana dijelaskan pada bagian sebelumnya bahwa metode by purchase

berlandaskan pada prinsip bahwa terjadinya penggabungan usaha sebenarnya merupakan

transaksi pembelian aktiva tetap dari satu atau lebih badan usaha oleh badan usaha lainnya

sehingga dimungkinkan adanya revaluasi aktiva serta pengakuan goodwill jika ternyata

terdapat perbedaan antara nilai buku dengan nilai wajar (fair value) aktiva bersih dari

perusahaan yang diambil alih atau diakuisisi. Untuk memperjelas perlakuan akuntansi untuk

metode by purchase marilah kita cermati contoh kasus 6.1 berikut ini.

117
Akuntansi Lanjutan

"2
Bagian sebuah Perspektif Indonesia

Contoh kasus 6.1

Integrasi secara Fisik dengan Menggunakan Metode By Purchase-Perolehan

Kepentingan Dengan Kompensasi Kas

PT. Adam pada tanggal I Januari 2006 menginvestasikan kas Rp 17.000.000,00 untuk

mengambil ali h semua aktiva bersih dari PT. Hawa. Neraca per 3 1 Desember 2005 dari PT

Hawa segera sebelum proses akuisisi adalah sebagai berikut.

pr Hwa

Nerata Per 1 Desember 200

Nilai Buku Nila/ Wajar

Aktiva lancar Rp 5.000.000,00 Ro 5.000.000,00

Bangunan-net Rp 10. 000.000.00 Rp 15.000 000,00

lanah R3000.000.00 5.000.000.00

Total Aktiva Rp 18.000.000,00


-""-
Rp 25.000.000.00

Utang Ro 2 000.000.00 Rp 2000.00000

Modal Saham Rp 9.000.000.00

Labaditahan Rp 7.000.000,00

Total ekultas Rp 18.000.000,00

Cost of acquisition (Rp 17.000.000,00) dikurangi nilai wajar dari aktiva bersih sebesar

Rp 23.000 .000,00 (Rp 25.000.000,00 - Rp 2.000.000,00) akan menimbulkan aktiva bersih

yang nilainya lebih besar dari nilai investasi dengan selisih sebesar Rp 6.000.000,00. Selisih

ini dapat dikompensasikan pada non-monetary assets, yaitu bangunan dan tanah dengan

komposisi sebagai berikut.

RD 15.000.000,00 + Rp 20.000.000,00 ¥Rp 6.000.000.00 = Rp 4.500.000.,00

--· - -

Tanah Rp 5.000.000,00 + RD 20. 000.000,00 Rp 6.000.000.,00= Rp 1.500.000,00

-- - ----- ---- - ----- --


Total R 6.000.000,00

Jurnal yang dibuat oleh PT. Adam sebagai perusahaan yang mengakuisisi (surviving

entity) adalah sebagai berikut.

Keterangan Kredit

Aktva lancar Ro 5.000.000,00

Bangunan Rp 10 500 000,00

la
nah Rp 3500.000.00

Utang R 2000.000.00

Kas R 17.000.000.00

(untuk membukukan akuisisi pad PT Hawa, di mana nilai gedung diperhitungk.an

RD 1 5. 000. 000, 00 - Rp 4.500.000,00, sedangkan nilai tanah diperhitungkan

sebesar Rp 5.000.000.00- Rp 1. 500. 000. 00 )

118
Bab 6

Penggabungan Usaha secara Fisik

Di samping menyerahkan kas, proses akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara

menerbitkan saham sebagai kompensasi pengalihan aktiva bersih suatu perusahaan yang

diakuisisi. Jika kompensasi tersebut berupa saham dari perusahaan yang akan tetap eksis,

maka saham tersebut akan dinilai berdasarkan nilai wajarnya, selisih yang muncul dapat

dikompensasikan sebagai revaluasi aktiva, goodwill, bahkan negative goodwill. Pada dasarnya

goodwill merupakan aktiva tidak berwujud sehingga saldo yang ada harus berupa saldo

positif (saldo debit), namun jika harus muncul negative goodwill, maka perlakuannya akan

disamakan dengan revaluasi aktiva nonmoneter, yaitu dengan cara mengurangi nilai buku

dari aktiva nonmoneter tersebut. PSAK no. 22 paragraf 39: " Amortisasi goodwill tidak

boleh lebih dari lima tahun, kecuali periode yang lebih panjang tetapi tidak lebih dari 20

tahun, dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat. Amortisasi goodwill harus

digunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada

keadaan tertentu". Untuk lebih jelasnya, marilah kita cermati bersama contoh kasus 6.2

berikut ini.

Contoh kasus 6.2

Integrasi secara Fisik dengan Menggunakan Metode By Purchase-Perolehan Kepentingan

dengan Kompensasi Saham dari Perusahaan yang Masih Eksis (Surviving Entity)

Contohnya, PT, Romeo juga akan memberikan kompensasi berupa 1 lembar sahamnya

dengan nilai nominal Rp 15.000,00/lembar untuk setiap 2 lembar saham PT, Juliet. Nilai

nominal dari saham PT. Juliet adalah Rp 5.000,00/lembar, sedangkan harga pasar saat itu di

lantai bursa efek untuk PT. Romeo diperdagangkan dengan kisaran harga Rp 50.000,00

sampai dengan Rp 52.000,00/lembar. Nilai wajar (fair value) dari saham PT. Romeo disepakati

sebesar Rp 48.000/lembar. Neraca dari kedua perusahaan sebelum dilakukan penggabungan

usaha adalah sebagai berikut.

PT Romeo PT Juliet

Nilai Buku Nilai Wajar

Kas dan piutang Rp 250.000,00 Rp 180.000,00 Rp 170.000.00

Sediaan Rp 260000.00 Rp 116.000,00 Rp 146. 000.00

Ta
nah Ro 600 000.00 Rp 120.000.00 Rp 400.000.00

Bangunan Rp 800000.00 Ro 1.000.000.00 Rp 1. 600. 000. 00

--gedung
Aumulasi penyusutan Ro (300.000.,00) Rp 0400 000.00) Rpo (600.000.00)

Perlengkapan Rp 180.000,00 Rp 120.000,00 Rp 140.000,00

Amulasi penyusutan - perlengkapan Rp (90.000.00) _(40.000.00) Rp 80000,00)


R
Total Aktiva Rp 1.700.000,00 Rp 1.096.000,00

berlanjut ke halaran berikutnya

119
Akuntansi Lanjutan

sebuah Perspektif Indonesia

PI Romeo dan PT Juliet

Neraca Per 1 Januari 2006 (dalam ribuan rupiah)

PT Romeo PT Juliet

Nilai Buku Nilai Buku Nilal Wajar

Kewajban lancar p 200.000.00 Ro 150.000.00 Rp 150.000.00

Utang obligasi, 9%, jatuh tempo 1/1/2016

Utang bunga dibayar setengah tahunan 30 Juni Ro 400.000.00 RD 331 179,00

dan 31 Desember

Modal saham, nilainominal Rp 15.000/lb 50.000lembar Rp 750.000.00

Modal saham, nilai nominal Rp 5.000/lb 60.000 lembat p 300.000,00

Tambahan modal disetor (paidin capital) Rp 400.000.00 Ro 100.000.00


-
Laba ditahan F 350 000 00 � 000.00
46
Total Ekuitas Rp 1.700.000.00 Rp 1,096.000.00

ngkat pengembalien (
Ti yieldrate) dariobligasi sejenis

di pasar adalan 12%, sehingga utang obligasi akan

diperhitungkan nilai saat ini (presentvalue)nya sebagai

berkut

Nilai saat ini dart utang obligasi adalat

Nilai saat ini dart 1. 20 periode @ 6% =0.,3118

RD 400.000.000,00 = Rp 124.720.000,00

Nilai saat inidari anuritedbunga adalah:

Nilai saat inidad anut


ed dari 1,20 periode @ 6%

=11.46992 ¥RD 18.000.000,00 semiannualy in­

terest = Rp 206.459.000,00
Total nilai sekarang dart utang obligasi adalah

= RD 331.179.000,00

Jurnal yang dibuat PT. Romeo untuk membukukan transfer aktiva bersih dari PT. Juliet

adalah sebagai berikut.

Keterangan Debit

Kas dan Piutang Rp 170.000.000,00

Sediaan Rp 146.000.000.00

Tanah Rp 400.000.000.00

Bangunon Ro 1.000.000.000.00
Perlengkapan R 60.000.000.00

Pengurangan nilai obligasi (discount on bondspayable) Rp 68.821.000,00

Goodwill Rp 145.179.000,00

Utang lancar (jangka pendek) Rp 150.000.000.00

Utang Obligasi Rp 400. 000. 000. 00

Modal saham (30.000 10 @ RD 15.000,00) Rp 450.000.000.00

Tambahan modal disetor (Additional paidin capital 30.000 l0 @ Rp 33. 000. 00 Rp 990.000.000.00
(untuk membukukan akuisisi aktiva bersih dan PT Juliet dengan kompensasi

penerbitan saham sendini


)

120


Bab 6

Penggabungan Usaha secara Fisik Bagian2

Neraca dari PT Romeo segera setelah terjadinya penggabungan usaha (merger) dengan

PT. Juliet adalah sebagai berikut.

Aktiva

Kas dan piutang Rp 420.000.000.00

Sediaan RD 406.000.000,00
Ta
rah Rp 1. 000. 000. 000. 00
Bangunan Ro 1.800.000.000,00
Akumulasi penyusutan - Bangunan Rp (300.000.000,00)

Pedengkapan 240.000.000,00
Aumulasi penyusutan-- Perlengkapan (90.000.000,00)

Goodwill p 1 45. 1 79 . 000. 00


Total Aktiva R 3621.179.000,0

Ekuitas

Utang lancar 350.000.000,00

Utang obligasi Rp 400 000.000.00

Dikurangi. Potongan obligasi (bond discounts) Rp (68.821.000,00) 331.179.000.,00

Modal saham (80.000 lb outstanding dengan nilai nominal Rp 15.000.00/embar) R 1. 200. 000. 000. 00
Ta
mbahan modal disetor (additional paidin capital) RD 1. 390. 000. 000, 00
Laba dtahan R 350.000.000,00
Total Ekuitas Ro 3.621.179.000,00

6.3 APLIKASI METODE POOLING OF INTEREST DALAM

PENGGABUNGAN USAHA SECARA FISIK


Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian awal dari buku ini, metode pooling of inter­

est berpedoman pada asumsi bahwa penggabungan usaha pada dasarnya adalah

pengakumulasian nilai buku dari aktiva bersih perusahaan-perusahaan yang bergabung

tersebut sehingga konsekuensinya tidak ada revaluasi atau penilaian kembali aktiva bersih.

Yang ada hanyalah mengompensasikan (menjumlahkan) semua aktiva bersih, sesuai dengan

nilai buku masing-masing. Untuk lebih jelasnya, marilah kita cermati kembali contoh kasus

tentang PT. Romeo dan PT. Juliet sebagaimana yang telah kita pelajari pada contoh kasus

6.2, namun saat ini akan kita cermati bagaimana perlakuan akuntansi untuk metode pool­

ing of interest.

Penerbitan 30.000 lembar saham dari PT. Romeo yang diberikan kepada pemegang

saham PT. Juliet, sebagai kompensasi merger, berdasarkan metode pooling of interest akan

melebihi total modal saham dari P


T. Juliet sebesar Rp 300.000.000,00 sehingga selisihnya

harus dikompensasikan dengan mengurangi gabungan dari tambahan modal disetor (paid

in capital), baik dari perusahaan yang diakuisisi (PT.Juliet) maupun dari PT. Romeo. Jika

jumlahnya masih tidak mencukupi, maka harus dikompensasikan pada lab a ditahan

gabungan, baik dari PT.Juliet maupun dari PT. Romeo. Adapun perlakuan akuntansi dari

penggabungan usaha tersebut adalah sebagai berikut.

121


Akuntansi Lanjutan
w2
Bagian sebuah Perspektif Indonesia

Keterangan Debit Kredit

Kas dan piutang Ro 180.000.000.,00

Sediaan Rp 116.000.000,00

Ta
rah Rp 120.000.000,00

Bangunan Rp 1. 000. 000. 000, 00

Perlengkapan Rp 120.000.000.00

Tambahan modal disetor (paid incapital Rp 50.000.000.,00

Akumulasi penyusutan - bangunan Rp 400.000.000,00

Aumulasi penyusutan - Perlengkapan Rp 40.000.000,00

Utang lancar Rp 150.000.000.00

Utang obligasi Rp 400.000.000,00

Modal saham (30.000 lembar @ Rp 15.000,00) 450.000 000,00


Ro
Laba ditahan Ro 146.000.000,00

(untuk membulukan penerbitan 30.000 lembarsaham sebagai kompensasi alkuisisi

aktiva bersih PT, Juliet)

Neraca dari PT. Romeo sebagai surviving entity segera setelah dilakukan penggabungan

usaha adalah sebagai berikut.

Aktiva

Kas dan piutang R 430.000.000.00

Sedlaan Rp 376.000.000.00

Ta
nah p 720.000.000.00

Bangunan p 1.800.000.000.00

Akumulasi penyusutan - Bangunan Ro (700.000.000.00)

Pertengkapan Fp 300.000.000.00

Akumulasi penyusutan - Perlengkapan Ro (130.000.000,00

Total Aktiva 2796.000.000,0


R

Euitas

Utang lancar Ro 350.000.000,00

Utang obligasi Rp 400.000.000,00

Modal saham (80.000 lb outstanding dengan nilai nominal Rp 15.000,00/lembar) Rp 1.200.000.000,00

Tambahan modal disetor (additional paid in capital) Rp 350.000 000,00

Laba dit
ahan p 496.000.000.00

Total Ekuitas Rp 2796.000.000,00

Misalnya, dalam upaya untuk mengakuisisi aktiva bersih dari PT. Juliet, PT Romeo

menerbitkan saham baru sebanyak 60.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp

15.000,00/lembar, maka total modal saham yang harus diakui oleh PT, Romeo

sebesar Rp 900.000.000,00. Jumlah ini tentu saja lebih besar dari total modal

saham dari PT. Juliet. Jadi, kompensasi dari kelebihan tersebut akan ditampakkan

pada perhitungan berikut ini.

22
Bab 6

Penggabung.an Usaha secara Fisik Bagian2

tal saham PT. Romeo yang diterbitkan sebagai kompensasi akuisisi aktiva bersih
To Rp 900.000.000,00

PT Juliet (60.0001l0 @ RD 15.000,00

tal saham PT Juliet yang diambl alh (60.000 lb @ Rp 5.000)


To Rp (300.000.000,00)

Peningkatan nilai saham yang beredar Rp 600.000.000,00

Pengurangan tambahan modal disetor (paidin capital) PT. Juliet _(100.000.000.,00)


Be
Saldo Rp 500 000.000,00

Pengurangan tambahan modal disetor (paidin capita PT Romeo Rp (400.000. 000.0o)

Saldo Rp 100.000.000.00

Pengurangan laba ditahan dani PT. Juliet Rp (1\00.000. 000.00)

Rp 0,00

Jurnal yang harus dibuat oleh PT. Romeo untuk penggabungan usaha menjadi

sebagai berikut.

Keterangan Debit Kredit

Kas dan piutang Rp 180.000.000.00

Sodiaan Rp 116.000.000.00

Tanah Ro 120.000.000,00

Bangunan RD 1.000.000.000,00

Perlengkapan Rp 120.000.000.00

mbahan modal disetor (paidin capital)


Ta Rp 400.000.000,00

Akurmulasi penyusutan - bangunan Rp 400.000.000,00

Akumulasi penyusutan - Perlengkapan Rp 40.000.000.00

Utang lancar Rp 150.000.000.00

Utang obligasi Rp 400.000.000,00

Modal saham (60.000 lembar @ Rp 15.000,00) Rp 900.000.000,00

Labaditahan Rp 46.000.000,00

(untuk membukukan penerbitan 60. 000 lembar saham sebagai

kompensasi akuisisi

Jika untuk mengakuisisi aktiva bersih PT. Juliet, PT. Romeo menerbitkan saham

baru sebanyak 25.000 lembar dengan nilai nominal Rp 15.000,00, yaitu sebesar

Rp 375.000, maka perhitungan dan ayat jurnalnya adalah sebagai berikut.

tal saham PT Romeo yang diterbitkan sebagai kompensasi akuisisi aktiva bersih
To Rp 375.000.000.00

PT. Juliet (25.000lb @ Rp 15.000,00)

Total saham PT. Juliet yang diambill aih (60.000 lb @ Rp 5.000) Rp (300.000.000.00)

Peningkatan nilai saham yang beredar Rp 75.000.000.00

Pengurangan tambahan modal disetor (paid in capital PT Juliet Rp (75.000.000.00)

Rp 0,00

123
Akuntansi Lanjutan

sebuah Perspektit Indonesia

Adapun ayat jurnal untuk membukukan penerbitan 25.000,00 lembar saham dengan

nilai nominal Rp 15.000,00/lembar adalah sebagai berikut.

Kredit

Kas dan piutang RD 180.000.000,00

Sediaan R 116.000.000.00

Tanat R 120.000.000.00

Bangunan RD 1000.000.000,00
Perlengkapan R 120.000.000.00

ambahan modal disetor (paidin capital)


T Rp 25.000.000,00

Akumulasi penyusutan - bangunan Rp 400.000.000,00

AMumulasi penyusutan - Perlengapan RD 40.000.000.00

Utang lancar Ro 150.000.000,00

Utang obligasi Rp 400.000.000,00

Modal saham (25.000 lembar @ Rp 1 5. 000, 00 ) RD 375.000.000.00

Laba drtatan RD 146.000.000.00

(untuk membukukan penerbitan 25.00 lembar saham sebagai

kompensasi akuisisi aktiva bersih PT Juliet')

Jika nilai dari saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang mengakuisisi (surviv­

ing entity) lebih kecil dari total nilai saham perusahaan yang diakuisisi, maka

selisihnya akan dikompensasikan pada tambahan modal disetor (paid in capital)

gabungan dari perusahaan yang diakuisisi, maupun perusahaan yang mengakuisisi

(surviving entity). Kompensasi akibat sel i s i h dalam kasus ini tidak boleh

dikompensasikan pada laba ditahan gabungan dari kedua perusahaan tersebut.

Pada kasus PT. Romeo, saham yang diterbitkan untuk mengakuisisi PT. Juliet

sebanyak 15.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp 15.000,00/lembar, atau

senilai Rp 225.000.000,00. Oleh karena pener bitan saham PT, Romeo ini lebih

rendah dari total nilai modal saham dari PT. Juliet, maka selisihnya sebesar (Rp

75.000.000,00) akan dikompensasikan pada tambahan modal disetor (paid in capi­

tal). Adapun jurnalnya sebagai berikut.

Keterangan

Kas dan piutang Rp 180.000.000,00

Sediaan Ro 116.000.000.00

Taneh Rp 120.000.000,00

Bangunan RD 1.000.000.000,00
Perlengkapan Rp 120.000.000.00

Ta
mbahan modal disetor(paidin capital) Ro 175.000.000,00

Aumulasi penyusutan - bangunan Rp 400.000.000,00

Akumulasi penyusutan - Perlengkapan Rp 40.000.000,00

Utang lancar Rp 150.000.000.00

Utang obligasi Rp 400.000.000.00

Modal saham (15.000 lembar@ Rp 15.000,00 Rp 225.000.000,00

Labaditahan Rp 146.000.000,00

(untuk membukukan penerbitan 15.000 lembar saham sebagai

kompensasi akuisisi aktiva bersih PT Juliet)


Bab 6

Penggabungan Usaha secara Fisik

6.4 PERBEDAAN PENGGUNAAN METODE POOLING OF

INTEREST DAN BY PURCHASE PADA PENGGABUNGAN

USAHA SECARA FISIK


Pada dasarnya metode pooling of interest dan merode by purchase tidak dapat diban­

dingkan langsung pada periode dan kasus yang sama, karena kedua metode tersebut harus

dipilih salah satu sebelum dilakukan penggabungan usaha secara fisik. Namun untuk mem­

permudah mahasiswa mempelajari kedua metode tersebut pada buku ini sengaja dibuat

contoh kasus yang sama, yaitu tentang PT Romeo dan PT, Juliet dengan harapan dapat

memberikan gambaran lebih baik tentang aplikasi keduanya. Dampak terhadap laba bersih

dari P
T, Romeo akibat aplikasi dari kedua metode tersebut sebagai berikut.

Dampak Terhadap Laba Bersih dari Penggunaan Metode

Pooling of Interest Dibandingkan dengan Metode by Purchase

Metode by Purchase Metode Pooling ofinterest

Penyusutan bangunan (20 tahun) Rp 75.000.000,00 Rp 55. 000.000.00 RD 20. 000.000.00

Penyusutan perlengkapan (8 tahun) Rp 18.750.000.00 Ro 21 .250.000.00 Rp (2.500.000.00

Amortisasi goodwill(40 tahun) Rp 3.629.000.00 p 0.00 Rp 3 629.000.00

Amortisasi potonganobligasi (10 tahun) RD 6.882 000.00 Rp 0 Ill) 6.882.000.00


R
Sedaan yangdtambahkanpada harga polok penuaian Rp 406.000.000.00 Rp 376.000.000.00 30.000.000.00

510.261.000,00 Rp 452.250.000.00 Rp 58.011.000,00
Rp

Menurut Haried (1994), perbedaan konseprual di antara metode by purchase dan pooling

interest adalah sebagai berikut.

Metode by Purchase Metode Pooling of interest


II
\ Aktvadan utang deanperusahaanyangdialu.issidolourberdasaran Aktva dan utang dan perusahaan yang dialuisisi akandicatat

nilai wajar(fairvalue) Seliap terjadi selisihantara harga perolehan dan diaku sebesar sesuai nilai buku dari perusahaan yang

at costs)
( dengan nilai wajar alan dikompensasikan sebagai dialuisisi. Tdak ada alokasi pertbedaan antara atcostsdengan

goocdwit nai but@yang.a@


- ---- - - --
2 Laba ditahan dani penusahaan yang dialuisisi tidak menjadi Laba ditahan dani perusahaan yang dialuisisi menjadi bagian

bagian dan laba ditahan dani perusahaan yang mengakuisisi dari laba ditahan dani perusahaan yang mengaluisisi Beberapa

penyesuaian dipertukan untuk mengakui laba ditahan dart

perusahaan yang diakuisisi tersebut pada pembukuan

perusahaan yang mengakuisisi (surviving entity

� - - - - - - - '=- -- -- . - - ---- - -
' % Selis.h antara costterhadap nilaibukuakan diperlakukan sebagal Ti
dak ada revaluasi sehingga tidak ada penambahan biaya

revaluasi terhadap nonmoneter dan akan disusutkan pada penyusutanpeacda pembuluan perusahaan yang mash bertaban

pembuluan perusahaan yang masih bertahan (surviving entity) (surviving entity)


- - - ---------- --------
4 Laba bersih dari rusahaan
pe yang diak
uisisi hanya an
ai Laba bersih dan perusahaan yang dialuisisi hanya akan

tergabung dengan laba dan perusahaan yang mengakuisisi tergabung dengan laba dan perusahaan yang mengakuisis/

masih bertahan (surviving entity) sejak tanggal terjadinya masih bertahan (surviving entity)akandialuisecara satu peniode

penggabungan usaha ke depan. aluntansi (tahun fskcal) penuh saatpenggabungan usahaterjadi


- - - -
Seluruh biaya langsung yang muncul aibat adanya
--- - � - - - - ---- --
Seluruh biaya langsung yang muncul akibat adanya
---·

s
' penggabungan usaha akan dikompensasikan sebagai biaya penggabungan usahaakandtarmpaloan pada laporankeuangen

perolehan (at costs) dart aktiva bersih perusahaanyangdialuisisi saat terjadinya penggabungan usaha
---- -- ·-- --- -- ---- - . -
6 Seluruh biaya tidak langsung yang muncul akbat adanya Perlakuannya sama dengan metode by purchase

penggabungan usaha akan dinyatakan pad.a laporan euangan

periode terjadinya penggabungan usaha

CONT

Tidak Untu
Akuntansi Lanjutan

2
Bagian sebuah Perspektit Indonesia

6.5 RINGKASAN

Penggabungan usaha secara fisik pada dasarnya merupakan jenis penggabungan usaha

yang paling sederhana dan perlakuan akuntansi secara spesifik hanya akan diperlukan pada

waktu terjadinya penggabungan usaha saja. Proses penggabungan usaha ini dapat dilakukan

pada dua bentuk, yaitu merger dan consolidation. Pada penggabungan usaha secara fisik ini

akan ada perusahaan yang tidak dapat beroperasi lebih lanjut, karena aktiva bersihnya telah

diambil alih oleh perusahaan yang mengakuisisi (surviving entity)

Terdapat dua metode yang dapat dipilih untuk memproses kegiatan penggabungan usaha

secara fisik, yaitu metode by purchase dan metode polling of interest.

Anda mungkin juga menyukai