Penggabungan Usaha
secara Fisik
dua atau lebih badan usaha yang independen dalam upaya untuk mendirikan suatu badan
usaha yang baru. Sedangkan definisi penggabungan usaha (business combination) menurut
incorporated businesses are brought together into one accounting entity. The single entity
Menurut PSAK, badan usaha yang melakukan penggabungan usaha wajib menyusun
laporan keuangan konsolidasi. Secara khusus, PSAK no.4 paragraf 05 menyatakan sebagai
berikut.
induk perusahaan, kecuali anak perusahaan sebagaimana dimaksud pada paragraf 06.
Pengendalian (control) dianggap ada apabila induk perusahaan memiliki, baik secara langsung
maupun tidak langsung, (melalui anak perusahaan), lebih dari 50% hak suara dari suatu
perusahaan. Walaupun suatu perusahaan memiliki hak suara 50% atau kurang, pengendalian
tetap dianggap ada apabila dapat dibuktikan adanya salah satu dari kondisi berikut. (a)
Mempunyai hak suara yang lebih dari 50% berdasarkan suatu perjanjian dengan investor
lainnya, (b) mempunyai hak untuk mengatur dan menentukan kebijakan finansial dan
operasional perusahaan berdasarkan anggaran dasar atau perjanjian, (c) mampu menunjuk
atau memberhentikan mayoritas pengurus perusahaan, (d) mampu menguasai suara mayoritas
2
Bagian sebuah Perspektif Indonesia
"penggabungan usaha dapat dilakukan melalui pembelian aktiva netto termasuk goodwill
dari badan usaha lain dan bukan pembelian saham badan usaha lain tersebut. Penggabungan
Pada dasarnya arah integrasi dari penggabungan usaha adalah sebagai berikut.
perusahaan yang berasal dari satu industri yang sama. Misalnya, beberapa perusa
perusahaan baru yang lebih besar, namun tetap berada di dalam industri sepatu.
2. Integrasi secara vertikal adalah kegiatan integrasi atau penggabungan berbagai jenis
penghasil ban mobil dan industri yang me nghasilkan suku cadang mobil.
3. Konglomerasi adalah kegiatan integrasi atau penggabungan dari berbagai jenis usaha/
industri yang tidak mempunyai hubungan atau kaitan antara satu dengan yang
lainnya, jadi konglomerasi lebih condong untuk diversifikasi atau perluasan usaha
Menurut Beams (2003), beberapa faktor yang mendorong perusahaan melakukan peng
Salah satu penyebab utama dari perusahaan melakukan penggabungan usaha adalah
untuk meningkatkan cost effectives dan cost efficiency dengan cara melakukan
penguasaan pada perusahaan lain yang menjadi tumpuan atau ketergantungan dalam
punyai peluang besar untuk menurunkan biaya produksinya, karena dapat me
mastikan pasokan tembakau dan kertas untuk pembuatan rokok dengan harga
paling kompetitif.
Meminimalisasi risiko
Sebagian besar perusahaan berhadapan dengan risiko kegagalan usaha yang tinggi,
khususnya bagi perusahaan yang berada dalam industri dengan tingkat persaingan
yang sangat tinggi. Untuk memperkecil risiko kegagalan usaha tersebut, sering
dustrinya. Misalnya, pabrik rokok yang akan menginvestasikan usahanya pada in
dustri tembakau akan lebih baik jika mereka tidak mendirikan sendiri perkebunan
tembakau baru, namun akan lebih memperkecil risiko kegagalan usaha, jika mereka
Faktor ini biasanya mendorong perusahaan dari industri hulu untuk melakukan
akuisisi pada perusahaan yang ada di industri menengah (intermediary) dan industri
hilir, demikian pula sebaliknya. Tindakan ini diharapkan dapat menjamin pasokan
bathan baku dan bahan penolong serta menjamin pemasaran dari hasil produksinya.
Bab 6
Dalam era borderless business ini, akan semakin besar peluang dari berbagai orga
terhadap perusahaan yang dimilikinya. Oleh karena itu, akan lebih baik bagi peru
sahaan yang menjadi sasaran pengambilalihan secara paksa tersebut untuk meng
hindarinya dengan cara memilih sendiri perusahaan yang diajak untuk bergabung
Hasil riset, reputasi, merek dagang, tenaga ahli, tim manajemen yang andal adalah
penggabungan usaha.
Faktor-faktor lain
usaha dengan berbagai macam jenis, di mana masing-masing jenis akan menimbulkan
konsekuensi yang berbeda. Adapun jenis-jenis dari penggabungan usaha dapat dilihat pada
Penggabungan Usaha
Merger Consolidation
Bagan 6.1
[nduk dan anak perusahaan adalah suatu jenis penggabungan usaha yang dilakukan
dengan cara satu perusahaan akan mengakuisisi saham mayoritas dari perusahaan lainnya.
mayoritas dari anak perusahaan akan disebut sebagai perusahaan induk (parent). Bentuk
hukum serta kegiatan operasional perusahaan anak pada dasarnya tidak akan berubah,
namun sejak saat ini anak perusahaan tidak dapat melakukan transaksi secara independen,
mengingat saham mayoritasnya telah dikuasai oleh perusahaan lain. Sejak saat itu induk
dan anak perusahaan yang telah melakukan penggabungan usaha akan disebut sebagai
dari perusahaan afiliasi ini akan dibahas pada Bab 7 sampai dengan Bab 1 1 dalam buku ini.
Integrasi secara fisik adalah suatu jenis penggabungan usaha yang dilakukan dengan
memindahkan aktiva bersih (net assets) dari beberapa jenis perusahaan yang akan melakukan 115
r -
+
- -
Akuntansi Lanjutan
penggabungan. Dengan demikian secara fisik memang terjadi perubahan dalam kondisi
pembubaran identitas dari perusahaan yang melakukannya. dapun bentuknya ada dua,
yang pertama adalah merger, di mana salah satu dari perusahaan yang akan melakukan
penggabungan usaha tersebut mengambil alih semua aktiva bersih dari perusahaan yang
diakuisisi sehingga setelah terjadinya penggabungan usaha, identitas perusahaan yang diakui
sisi menjadi hilang karena aktiva bersihnya telah diambil alih oleh perusahaan yang
mengakuisisi. Yang kedua adalah consolidation, adalah bentuk lain dari penggabungan usaha
secara fisik, di mana seluruh perusahaan yang bergabung sepakat untuk membubarkan diri
dan menyerahkan semua aktiva bersihnya kepada suatu perusahaan yang baru dibentuk
untuk mewadahi kegiatan perusahaan yang telah membubarkan diri tersebut. Menurut PSAK
no. 22 paragraf no. 5: "Legal merger adalah merger dari dua badan usaha melalui salah satu
cara berikut (a) aktiva dan kewajiban dari satu perusahaan dialihkan ke perusahaan lain,
dan perusahaan yang melakukan pengalihan tersebut dibubarkan, atau (b) aktiva dan
kewajiban dari dua atau lebih perusahaan dialihkan ke perusahaan baru dan kedua perusahaan
merger dan consolidation, marilah kita cermati bagan 6.2 berikut ini.
M E R G E R CONSOLIDATION
@t.s) @9
@» @e @ 8
M E R G E R CONSOLIDATION
• Bagan 6.2
116
Bab 6
perusahaan yang bergabung. Akuntan dituntut untuk dapat menganalisis permasalahan serta
berbagai konsekuensi dari pemindahan aktiva bersih tersebut. Menurut APB Opinion no.
16, ada dua metode yang dapat dipergunakan untuk menentukan perlakuan akuntansi bagi
penggabungan usaha secara fisik ini, yaitu metode penggabungan kepentingan (pooling of
interest) dan metode pembelian (by purchase). Metode pooling of interest pada dasarnya
berpedoman pada asumsi bahwa suatu penggabungan usaha adalah upaya untuk
menggabungkan semua potensi yang ada dari seluruh perusahaan yang bergabung sehingga
berdasar pada nilai bukunya masing-masing. Dengan demikian, metode pooling of interest
Metode pembelian (by purchase) memandang suatu penggabungan usaha adalah suatu
upaya dari perusahaan yang bergabung untuk mengakumulasikan semua aktiva bersih dengan
prinsip bahwa perusahaan yang baru terbentuk dari hasil penggabungan usaha ini harus
memperhitungkan nilai wajar (fair values) dari aktiva bersih perusahaan yang terlibat dalam
tersebut, Selisih revaluasi tersebut dapat dikompensasikan pada jenis aktiva bersih tertentu,
atau diberlakukan sebagai goodwill dengan masa manfaat tidak lebih dari 40 rahun. Perlu
penggunaan sistem penilaian sediaan FIFO, LIFO, WA, SI, penentuan penyusutan, dan
sebagainya) bukan merupakan dasar untuk menggunakan metode ini, karena fokus aplikasi
metode ini adalah seluruh aktiva bersih dari seluruh perusahaan yang bergabung harus
dinilai dari fair value, bukan akibat selisih penerapan metode pencatatan dan penilaian
akuntansi.
Dari APB Opinion no.16, ditetapkan bahwa pada dasarnya metode yang dianjurkan
untuk dipergunakan adalah by purchase, dengan pertimbangan lebih realistis, karena berdasar
pada fair value dari aktiva bersih. Adapun metode pooling of interest baru dianjurkan untuk
transaksi pembelian aktiva tetap dari satu atau lebih badan usaha oleh badan usaha lainnya
sehingga dimungkinkan adanya revaluasi aktiva serta pengakuan goodwill jika ternyata
terdapat perbedaan antara nilai buku dengan nilai wajar (fair value) aktiva bersih dari
perusahaan yang diambil alih atau diakuisisi. Untuk memperjelas perlakuan akuntansi untuk
metode by purchase marilah kita cermati contoh kasus 6.1 berikut ini.
117
Akuntansi Lanjutan
"2
Bagian sebuah Perspektif Indonesia
PT. Adam pada tanggal I Januari 2006 menginvestasikan kas Rp 17.000.000,00 untuk
mengambil ali h semua aktiva bersih dari PT. Hawa. Neraca per 3 1 Desember 2005 dari PT
pr Hwa
Labaditahan Rp 7.000.000,00
Cost of acquisition (Rp 17.000.000,00) dikurangi nilai wajar dari aktiva bersih sebesar
yang nilainya lebih besar dari nilai investasi dengan selisih sebesar Rp 6.000.000,00. Selisih
ini dapat dikompensasikan pada non-monetary assets, yaitu bangunan dan tanah dengan
--· - -
Jurnal yang dibuat oleh PT. Adam sebagai perusahaan yang mengakuisisi (surviving
Keterangan Kredit
la
nah Rp 3500.000.00
Utang R 2000.000.00
Kas R 17.000.000.00
118
Bab 6
Di samping menyerahkan kas, proses akuisisi dapat juga dilakukan dengan cara
menerbitkan saham sebagai kompensasi pengalihan aktiva bersih suatu perusahaan yang
diakuisisi. Jika kompensasi tersebut berupa saham dari perusahaan yang akan tetap eksis,
maka saham tersebut akan dinilai berdasarkan nilai wajarnya, selisih yang muncul dapat
dikompensasikan sebagai revaluasi aktiva, goodwill, bahkan negative goodwill. Pada dasarnya
goodwill merupakan aktiva tidak berwujud sehingga saldo yang ada harus berupa saldo
positif (saldo debit), namun jika harus muncul negative goodwill, maka perlakuannya akan
disamakan dengan revaluasi aktiva nonmoneter, yaitu dengan cara mengurangi nilai buku
dari aktiva nonmoneter tersebut. PSAK no. 22 paragraf 39: " Amortisasi goodwill tidak
boleh lebih dari lima tahun, kecuali periode yang lebih panjang tetapi tidak lebih dari 20
tahun, dapat digunakan apabila terdapat dasar yang tepat. Amortisasi goodwill harus
digunakan metode garis lurus, kecuali terdapat metode lain yang dianggap lebih tepat pada
keadaan tertentu". Untuk lebih jelasnya, marilah kita cermati bersama contoh kasus 6.2
berikut ini.
dengan Kompensasi Saham dari Perusahaan yang Masih Eksis (Surviving Entity)
Contohnya, PT, Romeo juga akan memberikan kompensasi berupa 1 lembar sahamnya
dengan nilai nominal Rp 15.000,00/lembar untuk setiap 2 lembar saham PT, Juliet. Nilai
nominal dari saham PT. Juliet adalah Rp 5.000,00/lembar, sedangkan harga pasar saat itu di
lantai bursa efek untuk PT. Romeo diperdagangkan dengan kisaran harga Rp 50.000,00
sampai dengan Rp 52.000,00/lembar. Nilai wajar (fair value) dari saham PT. Romeo disepakati
PT Romeo PT Juliet
Ta
nah Ro 600 000.00 Rp 120.000.00 Rp 400.000.00
--gedung
Aumulasi penyusutan Ro (300.000.,00) Rp 0400 000.00) Rpo (600.000.00)
119
Akuntansi Lanjutan
PT Romeo PT Juliet
dan 31 Desember
ngkat pengembalien (
Ti yieldrate) dariobligasi sejenis
berkut
RD 400.000.000,00 = Rp 124.720.000,00
terest = Rp 206.459.000,00
Total nilai sekarang dart utang obligasi adalah
= RD 331.179.000,00
Jurnal yang dibuat PT. Romeo untuk membukukan transfer aktiva bersih dari PT. Juliet
Keterangan Debit
Sediaan Rp 146.000.000.00
Tanah Rp 400.000.000.00
Bangunon Ro 1.000.000.000.00
Perlengkapan R 60.000.000.00
Goodwill Rp 145.179.000,00
Tambahan modal disetor (Additional paidin capital 30.000 l0 @ Rp 33. 000. 00 Rp 990.000.000.00
(untuk membukukan akuisisi aktiva bersih dan PT Juliet dengan kompensasi
120
•
Bab 6
Neraca dari PT Romeo segera setelah terjadinya penggabungan usaha (merger) dengan
Aktiva
Sediaan RD 406.000.000,00
Ta
rah Rp 1. 000. 000. 000. 00
Bangunan Ro 1.800.000.000,00
Akumulasi penyusutan - Bangunan Rp (300.000.000,00)
Pedengkapan 240.000.000,00
Aumulasi penyusutan-- Perlengkapan (90.000.000,00)
Ekuitas
Modal saham (80.000 lb outstanding dengan nilai nominal Rp 15.000.00/embar) R 1. 200. 000. 000. 00
Ta
mbahan modal disetor (additional paidin capital) RD 1. 390. 000. 000, 00
Laba dtahan R 350.000.000,00
Total Ekuitas Ro 3.621.179.000,00
est berpedoman pada asumsi bahwa penggabungan usaha pada dasarnya adalah
tersebut sehingga konsekuensinya tidak ada revaluasi atau penilaian kembali aktiva bersih.
Yang ada hanyalah mengompensasikan (menjumlahkan) semua aktiva bersih, sesuai dengan
nilai buku masing-masing. Untuk lebih jelasnya, marilah kita cermati kembali contoh kasus
tentang PT. Romeo dan PT. Juliet sebagaimana yang telah kita pelajari pada contoh kasus
6.2, namun saat ini akan kita cermati bagaimana perlakuan akuntansi untuk metode pool
ing of interest.
Penerbitan 30.000 lembar saham dari PT. Romeo yang diberikan kepada pemegang
saham PT. Juliet, sebagai kompensasi merger, berdasarkan metode pooling of interest akan
harus dikompensasikan dengan mengurangi gabungan dari tambahan modal disetor (paid
in capital), baik dari perusahaan yang diakuisisi (PT.Juliet) maupun dari PT. Romeo. Jika
jumlahnya masih tidak mencukupi, maka harus dikompensasikan pada lab a ditahan
gabungan, baik dari PT.Juliet maupun dari PT. Romeo. Adapun perlakuan akuntansi dari
121
•
Akuntansi Lanjutan
w2
Bagian sebuah Perspektif Indonesia
Sediaan Rp 116.000.000,00
Ta
rah Rp 120.000.000,00
Perlengkapan Rp 120.000.000.00
Neraca dari PT. Romeo sebagai surviving entity segera setelah dilakukan penggabungan
Aktiva
Sedlaan Rp 376.000.000.00
Ta
nah p 720.000.000.00
Bangunan p 1.800.000.000.00
Pertengkapan Fp 300.000.000.00
Euitas
Laba dit
ahan p 496.000.000.00
Misalnya, dalam upaya untuk mengakuisisi aktiva bersih dari PT. Juliet, PT Romeo
menerbitkan saham baru sebanyak 60.000 lembar saham dengan nilai nominal Rp
15.000,00/lembar, maka total modal saham yang harus diakui oleh PT, Romeo
sebesar Rp 900.000.000,00. Jumlah ini tentu saja lebih besar dari total modal
saham dari PT. Juliet. Jadi, kompensasi dari kelebihan tersebut akan ditampakkan
22
Bab 6
tal saham PT. Romeo yang diterbitkan sebagai kompensasi akuisisi aktiva bersih
To Rp 900.000.000,00
Saldo Rp 100.000.000.00
Rp 0,00
Jurnal yang harus dibuat oleh PT. Romeo untuk penggabungan usaha menjadi
sebagai berikut.
Sodiaan Rp 116.000.000.00
Tanah Ro 120.000.000,00
Bangunan RD 1.000.000.000,00
Perlengkapan Rp 120.000.000.00
Labaditahan Rp 46.000.000,00
kompensasi akuisisi
Jika untuk mengakuisisi aktiva bersih PT. Juliet, PT. Romeo menerbitkan saham
baru sebanyak 25.000 lembar dengan nilai nominal Rp 15.000,00, yaitu sebesar
tal saham PT Romeo yang diterbitkan sebagai kompensasi akuisisi aktiva bersih
To Rp 375.000.000.00
Total saham PT. Juliet yang diambill aih (60.000 lb @ Rp 5.000) Rp (300.000.000.00)
Rp 0,00
123
Akuntansi Lanjutan
Adapun ayat jurnal untuk membukukan penerbitan 25.000,00 lembar saham dengan
Kredit
Sediaan R 116.000.000.00
Tanat R 120.000.000.00
Bangunan RD 1000.000.000,00
Perlengkapan R 120.000.000.00
Jika nilai dari saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang mengakuisisi (surviv
ing entity) lebih kecil dari total nilai saham perusahaan yang diakuisisi, maka
(surviving entity). Kompensasi akibat sel i s i h dalam kasus ini tidak boleh
Pada kasus PT. Romeo, saham yang diterbitkan untuk mengakuisisi PT. Juliet
senilai Rp 225.000.000,00. Oleh karena pener bitan saham PT, Romeo ini lebih
rendah dari total nilai modal saham dari PT. Juliet, maka selisihnya sebesar (Rp
Keterangan
Sediaan Ro 116.000.000.00
Taneh Rp 120.000.000,00
Bangunan RD 1.000.000.000,00
Perlengkapan Rp 120.000.000.00
Ta
mbahan modal disetor(paidin capital) Ro 175.000.000,00
Labaditahan Rp 146.000.000,00
dingkan langsung pada periode dan kasus yang sama, karena kedua metode tersebut harus
dipilih salah satu sebelum dilakukan penggabungan usaha secara fisik. Namun untuk mem
permudah mahasiswa mempelajari kedua metode tersebut pada buku ini sengaja dibuat
contoh kasus yang sama, yaitu tentang PT Romeo dan PT, Juliet dengan harapan dapat
memberikan gambaran lebih baik tentang aplikasi keduanya. Dampak terhadap laba bersih
dari P
T, Romeo akibat aplikasi dari kedua metode tersebut sebagai berikut.
Menurut Haried (1994), perbedaan konseprual di antara metode by purchase dan pooling
nilai wajar(fairvalue) Seliap terjadi selisihantara harga perolehan dan diaku sebesar sesuai nilai buku dari perusahaan yang
at costs)
( dengan nilai wajar alan dikompensasikan sebagai dialuisisi. Tdak ada alokasi pertbedaan antara atcostsdengan
bagian dan laba ditahan dani perusahaan yang mengakuisisi dari laba ditahan dani perusahaan yang mengaluisisi Beberapa
� - - - - - - - '=- -- -- . - - ---- - -
' % Selis.h antara costterhadap nilaibukuakan diperlakukan sebagal Ti
dak ada revaluasi sehingga tidak ada penambahan biaya
revaluasi terhadap nonmoneter dan akan disusutkan pada penyusutanpeacda pembuluan perusahaan yang mash bertaban
tergabung dengan laba dan perusahaan yang mengakuisisi tergabung dengan laba dan perusahaan yang mengakuisis/
masih bertahan (surviving entity) sejak tanggal terjadinya masih bertahan (surviving entity)akandialuisecara satu peniode
s
' penggabungan usaha akan dikompensasikan sebagai biaya penggabungan usahaakandtarmpaloan pada laporankeuangen
perolehan (at costs) dart aktiva bersih perusahaanyangdialuisisi saat terjadinya penggabungan usaha
---- -- ·-- --- -- ---- - . -
6 Seluruh biaya tidak langsung yang muncul akbat adanya Perlakuannya sama dengan metode by purchase
CONT
Tidak Untu
Akuntansi Lanjutan
2
Bagian sebuah Perspektit Indonesia
6.5 RINGKASAN
Penggabungan usaha secara fisik pada dasarnya merupakan jenis penggabungan usaha
yang paling sederhana dan perlakuan akuntansi secara spesifik hanya akan diperlukan pada
waktu terjadinya penggabungan usaha saja. Proses penggabungan usaha ini dapat dilakukan
pada dua bentuk, yaitu merger dan consolidation. Pada penggabungan usaha secara fisik ini
akan ada perusahaan yang tidak dapat beroperasi lebih lanjut, karena aktiva bersihnya telah
Terdapat dua metode yang dapat dipilih untuk memproses kegiatan penggabungan usaha