Anda di halaman 1dari 24

Makalah

Akuntansi Biaya
Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas

Dosen Pembimbing :
Linda Hetri Suriyanti, SE., M.Ak., Ak., CA

Disusun Oleh
Kelompok 2 :
Rahmat Fauzi 190301010
Padli Pirdaus 190301049
Shandy Ramadhan 190301050
Yudi Winaldi 190301074
Ahmad Ilham 190301105
William Faranuarri 190301130

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis


Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Riau
TA. 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Perhitungan
Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas tepat pada waktunya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Biaya semester III
jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Riau. Melalui
makalah ini, kami juga berharap semoga kita dapat memahami Perhitungan Harga Pokok Produk
Berbasis Aktivitas dengan lebih baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesan sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna menyempurnakan makalah ini dan agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita khususnya bagi kami pribadi.

Pekanbaru, 21 Februari 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Company Profile ...........................................................................................................3
B. Offered Service .............................................................................................................3
C. Wawancara Mengenai Perusahaan ...............................................................................5
D. Materi Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas .....................................6
E. Perhitungan Harga Pokok Berbasis Aktivitas ..............................................................13
F. Dokumentasi Kegiatan .................................................................................................16
BAB III PENUTUP ..........................................................................................................19
A. Kesimpulan.....................................................................................................................19
B. Saran...............................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................21

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perhitungan harga pokok pada awalnya diterapkan dalam perusahaan manufaktur,
akan tetapi dalam perkembangannya perhitungan harga pokok telah diadaptasi oleh
perusahaan jasa, perusahaan dagang, dan sektor nirlaba. Harga pokok produk merupakan
seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga
perolehan dari barang yang dijual (Supriyono, 2002).
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based-Costing) merupakan
pendekatan penentuan harga pokok produk yang membebankan biaya ke produk atau jasa
berdasarkan konsumsi sumber daya pada setiap aktivitas yang dilakukan. Metode ABC
System menggunakan cost driver (pemicu biaya) berdasarkan aktivitas yang
menimbulkan biaya. Manajemen harus membatasi pemicu biaya terpilih untuk jumlah
yang beralasan dan menentukan bahwa biaya pengukuran pemicu tersebut tidak melebihi
manfaat penggunaannya. Suatu pemicu biaya harus mudah dimengerti, berhubungan
langsung kepada aktivitas yang dijalankan dan sesuai dengan pengukuran prestasi.
Penerapan metode ABC merupakan inovasi yang salah satunya adalah menambah nilai
tambah aktivitas kepada produk/jasa yang akan dihasilkan dan mengeliminasi aktivitas-
aktivitas yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan atau yang tidak menciptakan nilai
tambah.
Sistem ini dilakukan dengan dasar pemikiran bahwa penyebab timbulnya biaya
adalah aktivitas yang dilakukan dalam suatu perusahaan. Perhitungan ABC ini
merupakan sistem yang memproses data keuangan dan operasional dari sumber daya
perusahaan berdasarkan aktivitas, objek biaya, cost driver dan kuantitas kinerja aktivitas.
Konsep sistem Activity based Costing merupakan alternatif solusi yang ditempuh
oleh perusahaan untuk mendapatkan informasi akuntansi yang relevan dalam keragaman
kondisi dan sistem ABC ini menurut harapan, dapat diterapkan pada perusahaan konveksi
tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi manajemen perusahaan.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dapat dirumuskan
adalah :
1. Bagaimana perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan metode Activity
Based Costing (ABC) pada Yumna Advertising?
2. Bagaimana Yumna Advertising melakukan penelurusan pembebanan biaya untuk
memproduksi suatu produk atau jasa?
3. Apakah terdapat perbedaan antara perhitungan harga pokok produk menggunakan
metode tradisional jika dibandingkan dengan menerapkan sistem Activity Based Costing
di perusahaan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas akhir semester (UAS) yang diberikan oleh Dosen pengampu
Ibu Linda Hetri Suriyanti,SE,M.Ak,Ak,CA.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem perhitungan harga pokok produksi berbasis
aktivitas yang dilakukan Yumna Advertising.
3. Untuk mengetahui bagaimana Yumna Advertising melakukan penelusuran biaya untuk
memproduksi suatu produk/jasa.
4. Untuk mengetahui perbedaan antara perhitungan harga pokok produk menggunakan
metode tradisional (volume) dengan metode berbasis aktivitas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Company Profile
Yumna Advertisning adalah perusahaan jasa yang berpengalaman sejak Tahun
2014 dalam bidang promosi-reklame dan design, yang meliputi spanduk, brosur, undangan,
kalender, plakat, kartu nama, dan lainnya.
Advertising adalah usaha yang bergerak dibidang periklanan. Advertising tidak
akan pernah lepas dari ide. Karena dari ide inilah suatu iklan menjadi bernilai. Seiring
dengan pesatnya dunia bisnis dan usaha, advertising dapat menjadi salah satu alternatif
usaha, karena hampir semua perusahaan membutuhkan jasa periklanan. Bahkan, biasanya
dalam suatu perusahaan, marketing adalah hal yang paling utama. Jadi, pangsa pasar
untuk usaha advertising sangat luas. Dalam hal keuangan, advertising tidak membutuhkan
banyak modal, karena fungsinya hanya sebagai distributor dengan mengandalkan
kreatifitas. Advertising hanya memberikan ide ide kreatif pada produk iklan.

B. Offered Service
Undangan

Membuat Undangan dengan kertas yang terbaik, dan membuat undangan yang bagus dan
menarik.

3
Spanduk

Spanduk atau Panji adalah sebuah bendera berukuran panjang yang menampilkan sebuah
simbol, logo, slogan atau pesan lainnya. Bendera yang dirancang disamakan dengan
tameng dalam sebuah lambang adalah sebuah spanduk lengan. Kebanyakan spanduk atau
panji memiliki proporsi dimensi lebar di atas 1 meter.

Kalender

4
kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu
(seperti hari sebagai contohnya). Nama-nama ini dikenal sebagaitanggal kalender. Tanggal ini
bisa didasarkan dari gerakan-gerakan benda angkasa sepertimatahari dan bulan. Kalender juga
dapat mengacu kepada alat yang mengilustrasikan sistem tersebut (sebagai contoh, sebuah
kalender dinding).

C. Wawancara Mengenai Perusahaan


Berikut ini wawancara yang dilakukan oleh Mahasiswa UMRI kelompok II 3 Aka 1
Pertanyaan : Sejak Kapan Yumna Advertising berdiri?
Jawaban : sejak tahun 2014
Pertanyaan : apa saja produk yang diproduksi dipercetakan yumna advertising?
Jawaban : mulai dari spanduk, brosur, undangan, kalender, plakat, kartu nama, dan
yang berhubungan dengan percetakan insyaallah kita produksi
semua.
Pertanyaan : berapakah karyawan yang bekerja di yumna advertising?
Jawaban : jumlah karyawan ada 2
Pertanyaan : untuk tahapan sebuah proses produk yang dihasilkan, biasanya seperti
yang abang bilang tadi seperti spanduk, berapa lama pembuatan
spanduk tersebut?
Jawaban : kalau spanduk 1 hari bisa selesai, dan tergantung pelanggan dalam
memesan sebuah produk
Pertanyaan : biasanya ketika harga bahan baku untuk pembuatan spanduk ini naik atau
mahal, bagaimana abang menyikapinya?
Jawaban : biasanya menyesuaikan harga dipasaran juga, kalau harga pasar naik
maka kami juga akan menaikkan harganya, dan pandai dalam
menyampaikan kepada pelanggan bahwa harga naik, dan
membuat para pelanggan paham akan hal itu. Dan memberikan
diskon juga kepada pelanggan yang memesan produk yang
banyak

5
D. Materi Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas
1. Metode Pembeban Biaya
a) Metode Penelusuran Langsung (Direct Tracing Method)
 Metode ini digunakan untuk membebankan biaya langsung. Biaya langsung
adalah biaya yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke objek biaya,
seperti biaya untuk sumber daya yang semata-mata dikonsumsi oleh objek biaya
yang bersangkutan. Jika Departemen Pembangkit Tenaga Listrik sebagai objek
biaya, maka gaji supervisor Departemen Pembangkit Tenaga Listrik merupakan
biaya langsung departemen tersebut. Karena waktu supervisor sepenuhnya
digunakan untuk departemen ini.
 Idealnya, semua biaya dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan metode
penelusuran langsung karena pembebanannya sangat akurat. Namun, menjadikan
semua biaya sebagai biaya langsung sering kali tidak efisien.

b) Metode Penelusuran Driver (Driver Tracing Method)


Metode ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi
secara bersama oleh beberapa objek biaya dan memiliki hubungan sebab-akibat (causal
relationship) antara biaya dan aktivitas. Metode menggunakan penelusuran driver
menggunakan cost driver (pemicu biaya) untuk membebankan biaya ke objek biaya.
Berdasarkan proses pembebanannya, terdapat dua jenis cost driver, yaitu driver sumber
daya dan aktivitas.
 Driver Sumber Daya (Resource Driver)
Driver ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas.
Contohnya listrik dalam “Aktivitas Pemrosesan Transaksi Kartu Kredit”. Beban
listrik yang dikonsumsi oleh setiap komputer untuk Aktivitas Pemrosesan
Transaksi Kartu Kredit tidak dapat ditelusuri secara mudah dan akurat. driver
sumber daya yang digunakan adalah lamanya jam pemakaian komputer dan beban
listrik memiliki hubungan sebab-akibat. Semakin lama pemakaian komputer,

6
semakin besar beban listrik yang akan dibayar ke PLN. Artinya, beban listrik
dipengaruhi oleh lamanya pemakaian komputer.
 Driver Aktivitas (Activity Drivers)
Driver ini digunakan untuk membebankan biaya aktvitas ke produk. Misalnya
driver “jumlah transaksi” dapat digunakan untuk membebankan biaya Aktivitas
Pemrosesan Transaksi Kartu Kredit ke Kartu Kredit. Driver “jumlah transaksi”
digunakan karena beban kerja untuk Aktivitas Pemrosesan Transaksi Kartu Kredit
dipengaruhi jumlah transaksi yangd diproses. Semakin banyak transaksi, semakin
besar beban kerja (workload) dari aktivitas pemrosesan transaksi dan semakin
besar biayanya karena memerlukan biaya tenaga kerja, beban listrik, beban
perlengkapan, dan sejumlah biaya lainnya.

Driver aktivitas dikelompokkan menjadi dua, yaitu driver lama (duration driver)
dan drivertransaksi (transaction driver). Driver lama digunakan jika setiap
aktivitas yang dilakukan memerlukan waktu yang berbeda.

Berikut merupakan beberapa contoh aktivitas dan driver aktivitasnya yang


memungkinkan.

Aktivitas Driver Aktivitas


Memindahkan Barang Jumlah Perpindahan
Mengecek Bahan Lama Pengecekan; Jumlah Pengecekan
Mengeset Mesin Lama Pengesetan; Jumlah Pengesetan
Memotong (Dengan Mesin) Jam Mesin
Membeli Bahan Jumlah Pesanan

c.) Metode Alokasi (Allocation Method)


Metode ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya yang dikonsumsi
secara bersama oleh beberapa objek biaya, tetapi tidak ada hubungan sebab-akibat.
Besarnya biaya tidak dipengaruhi besarnya aktivitas. Ada atau tidak ada aktivitas,
biayanya tetap terjadi. Sebagian besar biaya ini berkaitan dengan penyediaan fasilitas dan
kapasitas pendukung di pabrik. Karena tidak ada hubungan antara aktivitas dan besarnya

7
biaya, alokasi biayanya hanya didasarkan pada kemudahannya (convenience) saja atau
hubungan yang diasumsikan (assumed linkage).

Kebijakan terbaik dalam perhitungan harga pokok produk adalah dengan


membebankan biaya yang dapat ditelusuri ke produk, yaitu biaya yang pembebanannya
menggunakan metode penelusuran langsung dan penelusuran driver, sedangkan biaya
yang pembebanannya menggunakan metode alokasi tidak dibebankan ke produk, tetapi
dibebankan langsung sebagai biaya periode berjalan (period cost) pada laporan laba rugi.
Hal ini ditujukan untuk memperoleh keakuratan perhitungan harga pokok produk.

2. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas (Activity–Based Costing


ABC)
Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dalam pembebanan biaya
overhead pabrik ke aktivitas memberikan penekanan kepada metode penelusuran
langsung dan penelusuran driver, sedangkan perhitungan harga pokok produk berbasis
volume cenderung mengunkan metode alokasi. Oleh karena itu perhitungan harga pokok
produk berbasis aktivitas meningkatkan keakuratan perhitungan harga pokok produk.

Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas membebankan biaya aktivitas


ke produk tidak hanya mengunakan driver berbasis unit (unit-based driver) tetapi juga
mengunakan berbasis non unit (non-unit based driver) , sedangkan perhitungan harga
pokok berbasis volume membebankan biaya pabrik atau biaya departemen produksi ke
produk dengan hanya mengunakan driver berbasis unit. Pengguna driver berbasis unit
untuk membebankan semua biaya overhead pabrik ke produk dan mengakibatkan
perhitungan harga pokok produk menjadi tidak akurat.

Pendekatannya terletak pada proses sehingga perhitungan harga pokok produk


berbasis aktivitas disebut juga perhitungan harga pokok produk berbasis proses (process
based costing). Perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas lebih rumit karena
informasi biayanya lebih rinci dibandingkan perhitungan harga pokok produk tradisional.

8
Perhitungan harga pokok berbasis aktivitas memiliki dua keunggulan, yaitu
perhitungan harga pokok produk lebih akurat sehingga dapat meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan sehingga manajemen lebih mudah melakukan efisiensi biaya
dengan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah melalui
program pengurangan biaya secara berkelanjutan. oleh karena itu, pengembangan sistem
perghitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dapat meningkatkan daya saing
produk yang dihasilkan.

Jika tarif aktivitas yang digunakan, pool biaya yang dipakai untuk membebankan
biaya overhead pabrik adalah aktivitas dari suatu proses bisnis. Biaya overhead pertama
kali dibebankan ke masing-masing produk. Tarif biaya overhead pabrik dihitung untuk
setiap aktivitas dan dibebankan ke produk berdasarkan tarif aktivitas. Oleh karena itu,
dengan menggunakan ABC, perusahaan akan memiliki banyak tarif overhead pabrik
karena tarifnya dihitung untuk setiap aktivitas. Dalam praktiknya, sebuah pabrik dapat
memiliki puluhan bahkan ratusan aktivitas. Oleh karena itu, aka nada puluhan bahkan
ratusan tarif aktivitas yang harus dihitung oleh suatu perusahaan. Karena perhitungan
harga pokok produknya sangat terperinci, perhitungan biayanya dilakukan secara manual.

Pool biaya digunakan sebagai penyaringan biaya overhead pabrik. Saringan yang
paling kasar adalah pool biaya-pabrik sehingga perhitungan biaya dengan saringanm ini
sangat akurat terutama jika perusahaan menghasilkan beberapa macam produk yang
berbeda. Keakuratan perhitungan biaya harga pokok produk akan meningkat jika saringan
yang digunakan adalah pool biaya-departemen produksi. Hal ini dikarenakan saringan
biaya lebih halus daripada pool biaya-pabrik. Masing-masing departemen produksi
memiliki karakteristik proses yang berbeda yang mengakibatkan driver biaya yang
digunakan juga harus berbeda untuk setiap departemen sesuai dengan karakteristik proses
produksi di departemen tersebut. Di departemen produksi yang banyak menggunakan
mesin, driver biaya yang digunakan adalah jam mesin. Alasannya driver inilah yang
menyebabkan besar kecilnya biaya di departemen tersebut.

9
Saringan ketiga adalah pool biaya-aktivitas. Saringan biaya dengan menggunakan
pool ini sangat halus sehingga perhitungan biayanya sangat terperinci.dan akurat. Selain
itu, juga memudahkan manajemen dalam meningkatkan efisiensi biaya yang mengelola
aktivitas operasional yang tidak bernilai tambah. Dengan hilangnya aktivitas, semua atau
sebagian biaya yang terkait dengan aktivitas yang dihapuskan tersebut juga akan hilang.
Dibandingkan dengan perhitungan berbasis volume, proses pembebanan biaya
produksi ke produk dengan perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas lebih
dapat diterima karena dianggap lebih rasional.

Pelanggan memerlukan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Untuk


menghasilkan produk diperlukan aktivitas. Untuk melaksanakan aktivitas diperlukan
sumber daya (bahan baku, tenaga kerja, energi, dan fasilitas pendukung). Setiap sumber
daya menimbulkan biaya, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, beban listrik, dan
penyusutan pabrik. Oleh karena itu, perhitungan harga pokoknya mengikuti alur ini, yaitu
biaya sumber daya yang dibebankan ke pelanggan dengan menambahkan tingkat
keuntungan tertentu.

Ide inilah yang dikembangkan dalam perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas.

Pembebanan biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung ke
produk sama antara perhitungan harga pokok produk berbasis aktivitas dan berbasis
volume. Hal ini karena biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung
merupakan biaya langsung produk yang dapat secara mudah dan akurat ditelusuri ke
masing-masing produk. Pool biaya overhead pabrik yang digunakan dalam perhitungan
harga pokok produk berbasis aktivitas adalah aktivitas.

3. Perbedaan metode perhitungan Activity Based Costing dengan metode tradisional


(volume)

Sistem perhitungan biaya dalam produksi suatu barang dibagi menjadi dua
metode yaitu:

10
1. Metode Activity Based Costing (ABC System)
Metode Activity Based Costing atau yang disebut pula dengan sistem ABC
merupakan metode perhitungan biaya dimana perhitungan biaya didasarkan pada
alokasi aktivitas yang berbeda-beda seperti pada aktivitas produksi suatu produk dan
pendistribusian suatu produk. Dengan metode ABC, suatu perusahaan dapat
mengetahui biaya produksi suatu barang yang dikeluarkannya secara akurat. Biasanya
metode ABC menggunakan tempat penampungan biaya overhead pabrik lebih dari
satu. Penerapan metode ABC dalam perhitungan biaya suatu perusahaan dapat
menghindari terjadinya distorsi atau kesalahan dalam menentukan harga pokok
produk.
Penggunaan metode ABC dapat dilakukan melalui langkah-langkah berikut ini:
 Tahap yang pertama adalah mengelompokkan biaya overhead ke dalam
kelompok biaya homogen. Kelompok biaya homogen sendiri merupakan
sekumpulan overhead yang variasinya dapat dikaitkan dengan satu faktor
penyebab atau pemicu (cost driver). Jadi cost driver adalah faktor yang
menjelaskan konsumsi biaya-biaya overhead. Kelompok biaya homogeny
dapat ditentukan dengan melihat biaya yang memiliki rasio konsumsi yang
sama dengan seluruh produk yang ada.
 Tahap yang kedua adalah mengalokasikan biaya overhead pabrik.
Pengalokasian biaya overhead dapat dilakukan dengan tarif kelompok
dikalikan dengan dasar pembebanan yang dikonsumsi oleh suatu produk.

2. Metode Tradisional (Volume)


Metode tradisional merupakan metode perhitungan biaya dimana perhitungan
biaya hanya didasarkan pada tahap produksi barang dalam setiap unit barang. Metode
perhitungan biaya secara tradisional dapat disebut juga dengan metode perhitungan
berdasarkan unit. Alokasi biaya overhead pabrik dalam metode tradisional didasarkan
pada jam tenaga kerja langsung atau jam kerja mesin atau juga hanya didasarkan pada
volume produksi barang. Dikarenakan masing-masing produk menghasilkan biaya
overhead pabrik yang berbeda-beda maka saat menentukan harga pokok produksi barang

11
biasanya akan tidak akurat, akan terjadi distorsi atau kesalahan saat menentukan harga
pokok produksi per unit barang.

Pada CV.Galleri Advertising, dari uraian yang dijelaskan diatas dapat dilihat
perbedaan jika perusahaan menggunakan perhitungan biaya dengan metode tradisional
yang hanya menggunakan satu driver aktivitas yaitu jam tenaga kerja langsung atau jam
kerja mesin atau pun hanya berdasarkan volume/ unit produksi barang. Dengan
menggunakan satu cost driver saja maka akan menimbulkan distorsi atau pun kesalahan
dalam menentukan harga pokok produk (overcosting atau undercosting).

Jika perusahaan ingin perhitungan biaya produksi dihitung secara akurat agar
tidak menimbulkan kerugian dan dapat bersaing dengan perusahaan lainnya maka
sebaiknya menggunakan metode activity based costing (ABC) dibandingkan dengan
metode tradisional yang masih memungkinkan terjadinya kesalahan dalam perhitungan
biaya. Selain itu, Metode ABC ini menggunakan cost driver (pemicu biaya) berdasarkan
aktivitas yang menimbulkan biaya.

Manajemen harus membatasi pemicu biaya terpilih untuk jumlah dan menentukan
bahwa biaya pengukuran pemicu tersebut tidak melebihi manfaat penggunaannya. Suatu
pemicu biaya harus mudah dimengerti, berhubungan langsung kepada aktivitas yang
dijalankan dan sesuai dengan pengukuran prestasi. Penerapan metode ABC merupakan
inovasi yang salah satunya adalah menambah nilai tambah aktivitas kepada produk/jasa
yang akan dihasilkan dan mengeliminasi aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai dengan
keinginan pelangan atau yang tidak menciptakan nilai tambah bagi produk atau jasa yang
dihasilkan CV.Galleri Adversiting.

12
E. Perhitungan Harga Pokok Produk Berbasis Aktivitas
Tabel 01 Produk perusahaan 2020
No Bulan Jumlah Ket
1 Januari 950
2 Februari 1012
3 Maret 1150
4 April 1030
5 Mei 890
6 Juni 621
7 Juli 1020
8 Agustus 900 M2
9 September 867
10 Oktober 980
11 November 820
12 Desember 1010

Tabel 02 biaya bahan baku


No Keterangan Kualitas Harga Biaya Ket
1 Vinyl 420 m 9000 3.780.000 1m
2 Tinta 2000 ml 300.000 300.000 2000 ml
Solvent
Outdoor
SK4
3 Lem 3 30 unit 8.500 255.000 1 unit
4 Mata 3 set 80.000 240.000 1 set
ayam/cincin
Total biaya bahan baku 4. 575.000

Tabel 03 Biaya Tenaga Kerja Langsung oleh perusahaan

13
Tabel 04 Biaya Overhead Pabrik oleh perusahaan

Tabel 05 Penentuan Harga Pokok Produksi oleh perusahaan

Tabel 06 penentuan harga jual produk oleh perusahaan

Tabel 07 Biaya Bahan Baku metode berbasis aktivitas

Tabel 08 Biaya Tenaga Kerja Langsung 4 hari metode berbasis aktivitas

14
Tabel 9 Biaya Overhead Pabrik menurut metode berbasis aktivitas

Tabel 10 Harga Pokok Produksi dengan menurut metode berbasis aktivitas

F. Dokumentasi Kegiatan

15
16
17
18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (Activity Based-Costing)
merupakan pendekatan penentuan harga pokok produk yang membebankan biaya ke
produk atau jasa berdasarkan konsumsi sumber daya pada setiap aktivitas yang dilakukan.
Metode ABC System menggunakan cost driver (pemicu biaya) berdasarkan aktivitas
yang menimbulkan biaya. Terdapat beberapa metode dalam perhitungan biaya
berdasarkan aktivitas, yaitu metode penelusuran langsung (direct tracing method),
metode penelusuran driver (driver tracing method) dan metode alokasi (allocation
method).
Keunggulan dalam menggunakan perhitungan harga pokok produk
berbasis aktivitas ialah:
 Perhitungan harga pokok produk menjadi cukup akurat. Hal ini akan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan daya saing suatu produk.
 Memudahkan dalam melakukan efisiensi biaya dengan cara mengidentifikasi dan
mengeliminasi aktivitas yang tidak bernilai tambah. Ini juga akan meningkatkan
daya saing suatu produk.

3.2 Saran
Disini penulis mengajukan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
 Sebaiknya perusahaan yang melakukan kerja sama promosi ini menetapkan media
dan mengukur efektivitasnya sebelum melakukan suatu kegiatan melalui
periklanan. Karena itu penting bagi perusahaan untuk melihat jangkauan,
frekuensi, dan dampak dari iklan yang digunakan.
 Walaupun sebagian besar program promosi penjualan dirancang berdasarkan
pengalaman, seharusnya dilakukan pra-pengujian untuk menentukan apakah alat
tersebut tepat, apakah besarnya insentif tersebut optimal, dan apakah metode
penyajian tersebut efisien. Untuk mengevaluasi program di atas, perusahaan dapat

19
menggunakan tiga metode, yaitu data penjualan, survei konsumen, dan
eksperimen.
 Perusahaan juga harus memperhatikan alat promosi lainnya selain promosi
penjualan dan iklan yaitu seperti penjualan perorangan, hubungan masyarakat,
dan mengadakan acara khusus.
 Untuk tetap menjaga kepercayaan dari setiap konsumen, perusahaan diharapkan
senantiasa menjaga pelayanan serta kualitas produk yang ditawarkan agar
kepuasan dan loyalitas konsumen tetap terjaga dengan baik.
 Melakukan kerja sama yang lebih baik agar tercipta keterikatan antara perusahaan
dengan pelanggan, antar perusahaan yang saling bekerja sama dengan
mengadakan pertemuan rutin untuk membahas dan mengevaluasi kegiatan
promosi baik iklan dan promosi penjualan yang telah dilakukan sebelumnya
apakah sudah berjalan dengan efektif dan efisien.

20
Daftar Pustaka
RIWAYADI, AKUNTANSI BIAYA PENDEKATAN TRADISIONAL DAN
KONTEMPORER EDISI 2, SALEMBA EMPAT, JAKARTA: 2019

21

Anda mungkin juga menyukai