Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

SIKLUS AKUNTANSI MANUFAKTUR

DOSEN PENGAMPU :

Deasy Ervina, SE., M. Ak.

DI SUSUN OLEH :

1. Devi Mega Octavia


2. Siti Mu’alimah
3. Adi Bagus Prakoso
4. Abdul Latif

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI TEBUIRENG JOMBANG

FAKULTAS EKONOMI

AKUNTANSI

2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat Asung Kerta Wara NugrahaNya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Siklus Akutansi” ini tepat pada waktunya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah
Akutansi sebagai nilai tugas.

Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan pada pembuatan proposal berikutnya.

Besar harapan penulis, semoga pembuatan proposal ini ada manfaatnya bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa.

Jombang, 08 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Akuntansi Biaya

2.2 Jenis Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur


BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Setiap perusahaan baik itu perusahaan dagang, perusahaan jasa maupun
perusahaan manufaktur selalu menjalankan aktivitas yang beragam. Setiap
perusahaan akan berbeda cara perhitungan, terutama perusahaan manufaktur
yang memproduksi dari barang mentah sehingga menjadi barang jadi, Dengan
adanya makalah tentang siklus akuntansi perusahaan manufaktur ini diharapkan
akan memberikan suatu pengetahuan yang terpadu dalam pengenalan kegiatan
perusahaan manufaktur dengan lancar. Hal yang perlu diperhatikan dalam
penerapan perusahaan manufaktur adalah kesesuaian dan kecocokan antara
sistem itu sendiri dengan aktivitas perusahaan. Salah satu aktivitas yang sering
dilakukan adalah aktivitas yang berhubungan dengan Laporan keuangan
perusahaan manufaktur.

Laporan keuangan perusahaan manufaktur adalah suatu proses pencatatan,


pengklasifikasian dan pelaporan atas kejadian ekonomi dan dilaporkan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Kegiatan dalam suatu perusahaan manufaktur
yaitu untuk mencapai produksi dan produktifitas yang optimal agar dapat
digunakan untuk pengambilan-pengambilan keputusan atau kebijakan dalam
memilih alternative sehingga operasional produksinya dapat lebih efektif dan
efesien. Konsep dasar dalam penyusunan laporan keuangan adalah penyediaan
data yang akurat dan dapat dipercaya, serta dapat teruji kebenarannya sehingga
dapat diterima oleh semua pihak yang berkepentingan.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud siklus akuntansi?
2. Bagaimana siklus akuntansi itu?
3. Apa saja laporan keuangan manufaktur?
4. Bagaimana contoh laporan keuangan manufaktur?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui siklus akuntansi perusahaan manufaktur
2. Mengetahui macam-macam laporan keuangan manufaktur
3. Mengetahui contoh laporan keuangan manufaktur
BAB II

PEMBAHASAN

Di dalam ilmu akutansi, terdapat sebuah bagian ilmu yang mempelajari mengenai
sistem akuntansi yang terdapat di dalam sebuah perusahaan meliputi penentuan harga
barang produksi, pencatatan, dan hal hal lainnya yang berkaitan dalam proses
produksi. Secara umum, akutansi biaya adalah proses pencatatan, peringkasa,
penggolongan, serta pelaporan biaya yang menggunakan cara-cara tertentu. Tujuan
dari akuntansi biaya ini adalah untuk membantu menyediakan informasi yang
berkaitan biaya kepada manajemen perusahaan. Informasi ini dapat digunakan untuk
mengelola perusahaan. Sehingga kehadiran akuntansi biaya ini sangat penting di
dalam sebuah perusahaan. Di dalam akuntansi biaya terdapat siklus akuntansi biaya.
Apa itu siklus akuntansi biaya dan tujuannya?

2.1 Pengertian Siklus Akuntansi Biaya

Siklus akuntansi biaya merupakan proses dari penyediaan informasi keuangan


yang terdiir dari pencatatan data hingga menyusunnya ke dalam sebuah laporan
keuangan yang berdasarkan pada tahapan-tahapan dalam penyusunan laporan
keuangan. Laporan keuangan sendiri merupakan bentuk informasi keuangan
dalam bentuk debit atau kredit sehingga mudah dipahami oleh pengguna
informasi tersebut. Laporan keuangan juga harus bersifat relevan, mudah
dimengerti serta dapat diperbandingkan. Misalnya saja dalam perusahaan industri
atau manufaktur, tentunya terdapat kegiatan produksi seperti proses produksi
mengolah bahan baku menjadi sebuah produk jadi yang dijual kepada konsumen.
Melihat dari sini, maka dapat diketahui bila siklus akuntansi memiliki urutan-
urutan di dalamnya, antara lain adalah:

 Menentukan harga dari bahan baku pokok yang akan dibeli dan harga bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi.
 menghitung biaya dari tenaga kerja yang digunakan
 Menghitung biaya dari overhead public

Setelah menentukan biaya-biaya tersebut, maka selanjutnya perusahaan dapat


menentukan harga dari produk yang akan dijual kepada konsumen tersebut.
Untuk lebih memahami siklus akuntansi biaya, ada beberapa istilah-istilah yang
perlu anda pahami terlebih dahulu.

 Bahan baku, merupakan bahan uatam yang diolah menjadi bentuk produk
jadi dan penggunaannya dapat diidentifikasikan.
 Biaya bahan baku, merupakan biaya dari bahan utama yang digunakan
dalam proses produksi.
 Bahan tambahan (penolong), merupakan bahan yang dapat diolah menjadi
produk jadi namun penggunaannya tidak dapat teridentifikasi.
 Biaya tambahan (penolong), merupakan biaya dari bahan tambahan atau
penolong yang digunakan dalam proses produksi.
 Biaya tenaga kerja, merupakan biaya yang digunakan sebagai tanda jasa
kepada karyawan yang telah bekerja di dalam perusahaan.
 Biaya overhead public, merupakan biaya proses produksi namun selain dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa biaya ini
masuk ke dalam golongan biaya-biaya tambahan seperti biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya listrik dan air perusahaan,
biaya asuransi, dan biaya-biaya overhead lainnya.

Setelah semua unsur-unsur di dalamnya lengkap, maka perusahaan dapat


menggambarkan dasar dari penjurnalan siklus akuntansi biaya, seperti berikut:

1. Mencatat bahan baku produksi yang digunakan


2. Mencatat biaya dari bahan baku produksi
3. Mencatat upah karyawan perusahaan
4. Mencatat upah dalam proses produksi
5. Mencatat hal-hal yang masuk dalam overhead pabrik
6. Mencatat biaya overhead yang dikeluarkan selama proses produksi
7. Mencatat pemindahan dari biaya overhead pabrik ke biaya overhead
sesungguhnya.
8. Mencatat proses produksi hingga selesai
9. Mencatat semua produk produksi hingga sampai proses akhir.

Siklus Akuntansi Biaya Berdasarkan Jenis-Jenis Perusahaan

Secara umum, proses siklus akuntansi biaya pada sebuah perusahaan terdiri dari
beberapa proses, antara lain adalah:

 Penjurnalan, mencatat nilai transaksi yang ada pada bukti-bukti dalam


sebuah buku catatatan.
 Buku besar, proses pengklasifikasian atau pengelompokan dari nilai nominal
pos akun masing-masing. Sehingga perusahaan dapat mengetahui saldo dari
masing-masing akun.
 Neraca percobaan, biasanya hal ini disusun menjelang penutupan buku. Hal
ini bertujuan agar dapat melihat input data yang ada di dalam jurnal umum
apakah sudah sesuai dengan buku besar.
 Jurnal penyesuaian, menyesuaikan antara saldo yang ada pada akun dengan
perhitungan fisik sebenarnya.
 Neraca lajur, hal ini dilakukan setelah melakukan penyesuaian namun saldo
masih belum seimbang. Sehingga neraca lajur ini digunakan agar saldo
seimbang.
 Laporan keuangan, setelah saldo seimbang maka laporan keuangan akan
disusun dalam bentuk neraca, laporan perubahan ekuitas, dan laporan laba
rugi.
 Jurnal penutup, hal ini dilakukan pada beberapa pos akun yang memiliki
pengaruh pada laporan perubahan ekuitas dan laporan laba rugi.
 Jurnal pembalik, hal ini merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi
biaya. Jurnal pembalik bertujuan untuk menutup pos-pos akun sebelumnya
yang sudah ditutup.
 Neraca awal atau neraca akhir, disusun berdasarkan neraca pada neraca
periode sebelumnya.

Tentunya siklus akuntansi biaya yang dimiliki tiap perusahaan akan berbeda
satu sama lainnya. Hal ini dikarenakan siklus akuntansi biaya tentunya
dipengaruhi dengan siklus kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Berikut ini beberapa siklus akuntansi biaya yang didasarkan pada jenis-jenis
perusahaan tersebut

1) Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Dagang


Siklus akuntansi biaya yang ada pada perusahaan dagang dimulai pada saat
pembelian barang dagangan dengan tidak mengolahnya lebih lanjut dan
kemudian diakhiri dengan penjualan kembali dari barang-barang tersebut
kepada konsumen. Bila kegiatan perusahaan tersebut hanya membeli dan
menjual barang atau produk, maka siklus akuntansi biaya dimulai dari saat
pencatatan dari harga pokok barang dagangan yang dibeli. Kemudian diakhir
dengan penyajian dari harga pokokb barang yang sudah dijual. Tujuan utama
dari siklus akuntansi biaya di dalam perusahaan dagang adalah untuk
menyajikan informasi yang terkait dengan harga pokok barang yang dijual,
biaya administrasi, biaya pemasaran, hingga biaya-biaya umum lainnya

2) Siklus Akuntansi Biaya Pada Perusahaan Jasa


Sebenarnya siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa sama dengan
perusahaan dagang, hanya saja yang membedakan adalah jenis usaha yang
dilakukan. Jika perusahaan dagang menjual barang. Namun pada perusahaan
jasa, yang dijual dalam bentuk layanan jasa. Jika perusahaan dagang memiliki
persediaan barang dagangan, namun tidak dengan perusahaan jasa. Pada
perusahaan jasa, inti dari kegiatan usaha nya adalah untuk menyediakan
pelayanan atau jasa. Siklus kegiatan dari perusahaan jasa adalah pada
persiapan penyerahan jasa hingga jasa tersebut sudah berada pada
penggunanya. Maka siklus akuntansi biaya dimulai dari pencatatan biaya-
biaya yang digunakan untuk persiapan penyerahan jasa dan kemudian
berakhir dengan penyajian harga jasa yang diserahkan kepada pengguna jasa.
Tujuan dari adanya akuntansi biaya dalam perusahaan yang bergerak di
bidang jasa adalah untuk menyajikan informasi mengenai harga pokok per
satuan jasa yang digunakan oleh pengguna jasa

3) Siklus Akuntasi Biaya Pada Perusahaan Manufaktur


Pada perusahaan bidang manufaktur, siklus kegiatan dari perusahaan ini
dimulai saat pengolahan bahan baku pada proses produksi dan diakhiri dengan
penyerahan produk ke dalam gudang penyimpanan. Sehingga siklus akuntansi
biaya yang ada pada perusahaan manufaktur dimulai dari pencatatan harga
dari bahan-bahan baku yang akan diproses kemudian mencatat biaya-biaya
yang dikeluarkan lainnya seperti biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik,
dan lainnya. Setelah itu, siklus akuntansib biaya diakhiri dengan menyajikan
harga pokok produk yang sudah jadi kepada bagian gudang produksi.

Tujuan dari adanya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur adalah


untuk menyajikan informasi dari harga produk per unit yang akan dipasarkan.
Selain itu, siklus akuntansi biaya juga digunakan untuk mengikuti proses
produksi dari produk atau barang. Mulai dari memasukkan bahan baku hingga
menjadi sebuah produk jadi yang siap dipasarkan. Tentunya siklus akuntansi
biaya yang ada harus mengikuti dari proses produksi yang dilakukan oleh
perusahaan.
Siklus Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya-biaya


produksi yang nantinya akan membantu untuk menentukan harga pokok dari
produk yang diproduksi perusahaan tersebut. Tujuan dari penggunaan metode ini
adalah agar perusahaan dapat menentukan harga pokok produk baik pada setiap
satuan maupun secara keseluruhan dari setiap pesanan. Dalam metode harga
pokok pesanan, akan dikumpulkan pesanan-pesanan serta harga pokok produksi
untuk setiap satuannya. Kemudian dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi pada pesanna dengan jumlah satuan produk dalam setiap pesanan yang
ada. Pada pengumpulan harga pokok dari pesanna, semua biaya yang
dikumpulkan pada tiap pemesanan akan dipisahkan menurut identitasnya. Atau
dengan kata lain, penentuan dari harga pokok pesanan merupakan sistem
akuntansi yang menelusuri biaya setiap unit individual atau pekerjaan, kontrak
ataupun tumpukan produk yang spesifik.

Pembahasan dari metode harga pokok produksi dimulai dari menguraikan


prosedur pencatatan dari biaya bahan baku produksi dan dilanjutkan dengan
menguraikan pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik
hingga mencatat harga produk yang sudah jadi.

1) Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong


Perusahaan akan menggunakan dua rekening yang akan digunakan untuk
mencatat persediaan bahan baku serta bahan penolong. Dalam pembelian
tersebut akan tercatat di dalam jurnal dengan format berikut:

Jurnal 1 : Untuk pembelian bahan baku

Persediaan bahan baku Rp…..


Utang Dagang Rp…..

Jurnal 2 : Untuk pembelian bahan penolong

Persediaan bahan penolong Rp……

Utang dagang Rp……..

2) Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Penolong dalam Proses Produksi


Untuk mencatat bahan baku yang akan digunakan dalam setiap pesanan,
maka perusahaan akan menggunakan dokumen yang digunakan sebagai bukti
permintaan pengeluaran dari gudang. Pencatatan penggunaan bahan baku
dalam metode harga pokok pesanan dilakukan dengan cara mendebitkan
rekening barang yang digunakan dalam proses produksi dan mengkreditkan
rekening persediaan bahan baku bedasarkan dokumen permintaan dan
pengeluaran yang dikeluarkan oleh gudang produksi

3) Mencatat Biaya Tenaga Kerja


Dalam metode ini, perusahaan harus memisahkan antara upah tenaga kerja
langsung dan upah tenaga kerja tak langsung. Untuk upah tenaga kerja
langsung, akan dilakukan pencatatan dengan mendebitkan barang yang
digunakan dalam proses produksi serta mencatatnya dalam kartu harga pokok
pesanan. Untuk upah tenaga kerja tak langsung, maka pencatatannya
dilakukan dengan mendebitkan biaya overhead pabrik yang sebenarnya.

4) Mencatat Biaya Overhead Pabrik


Untuk pencatatan biaya overhead pabrik ini terbagi menjadi dua bagian,
antara lain adalah:

 Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk


yang didasarkan pada tairf yangs udah ditentukan sebelumnya.
Kemudian dicatat dengan mendebitkan rekening barang ke dalam proses
dan mengkreditkan ke dalam rekening biaya overhead pabrik.
 Pencatatan biaya overhead pabrik sebenarnya akan dicatat dengan cara
mendebitkan rekening biaya overhead pabrik yang sebenarnya.

5) Mencatat Harga Pokok Produk Jadi

Harga pokok produk pesanan yang telah jadi, dapat dihitung dengan
menggunakan informasi dari biaya yang sudah dikumpulkan ke dalam kartu
harga pokok pesanan yang bersangkutan.

6) Mencatat Harga Produk Dalam Proses Produksi


Pada akhir periode, akan ada kemungkinan bila pesanan yang dipesan oleh
konsumen belum selesai diproduksi. Biaya yang dikeluarkan pada pesanan
tersebut dapat dilihat pada kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Setelah itu barulah dibuat jurnal yang mencatat persediaan produk yang
digunakan dalam proses produksi dengan cara mendebitkan rekening
persediaan produk serta mengkreditkan rekening barang yang digunakan.

7) Mencatat Harga Pokok Produk Yang Dijual


Harga produk yang akan diserahkan kepada pemesan kemudian dicatat
dalam rekening harga pokokpenjualan serta rekening persediaan produk yang
sudah jadi.

8) Mencatat Pendapatan Penjualan Produk


Pendapatan yang diperoleh dari proses penjualan produk akan dicatat
dengan cara mendebitkan rekening piutang dagang serta mengkreditkan
rekening dari hasil penjualan.

Nah itu tadi penjelasan rinci mengenai siklus akuntansi biaya. Setiap
perusahaan tentunya memiliki siklus akuntansi biaya yang berbeda tergantung dari
kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Semoga informasi diatas dapat
bermanfaat bagi anda.

Laporan Harga Pokok Produksi

Pengertian Biaya Produksi


Biaya Produksi yaitu seluruh biaya yang di pergunakan untuk proses
produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung &
biaya-biaya lainnya.

Biaya Produksi → Terjadi pada perusahaan manufaktur / perusahaan


industri.

Dalam perusahaan industri harga pokok ditentukan oleh bahan baku yang
dipakai + biaya tenaga kerja langsung + biaya-biaya produksi tidak langsung
(biaya overhead).

Unsur-unsur biaya produksi :

a. Biaya Bahan Baku (BBB)


Biaya bahan baku / bahan langsung merupakan bahan yang digunakan
& menjadi bagian dari produk yang dihasilkan. Biaya bahan langsung akan
dibebankan secara langsung kesatuan hasil yang diproduksi / ke proses
produksi tanpa melalui alokasi biaya terlebih dahulu.
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung (BTKL)

Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga kerja terlibat langsung
dalam proses produksi.

c. Biaya Overhead Pabrik (BOP)


Biaya overhead pabrik disebut juga biaya produksi tidak langsung.
BOP merupakan biaya-biaya produksi lainnya selain biaya bahan
langsung & biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini tidak dihubungkan
secara langsung dengan barang yang dihasilkan oleh perusahaan. BOP
meliputi biaya bahan btidak langsung biaya tenaga kerja tdk langsung, &
BOP lainnya. Contoh :

 Biaya Bahan Penolong,


 Biaya Perlengkapan Pabrik,
 Biaya Asuransi Pabrik,
 & Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung.
Biaya Pendukung Biaya Produksi :
 Biaya Komersial

Biaya Komersial adalah biaya non produksi, meliputi :

a. Biaya Penjualan ⇒ Biaya yang dilakukan berhubungan dengan


fungsi pemasaran produksi jadi.
b. Biaya Administrasi & Umum ⇒ Biaya yang dikeluarkan untuk
keperluan bagian administrasi & umum pabrik.

Contoh :

 Gaji bagian administrasi,


 Gaji bagian akuntansi,
 Gaji bagian Humas, dll.

Aliran Biaya Produksi :

Biaya produksi dimasukkan dalam proses produksi kegiatan perusahaan


industri di mulai dari :

 Pembelian BB,
 Pengolahan BB di bagian produksi,
 Penyerahan produksi jadi ke bagian gudang produk jadi.

Alur Biaya Produksi :

 Pencatatan harga pokok BB yang dibeli


 Pencatatan bahan baku yang dimasukkan dalam proses produksi
 Pencatatan biaya tenaga kerja langsung & pencatatan biaya overhead
pabrik yang terjadi selama proses produksi,
 Pencatatan harga pokok produksi jadi.

Kartu Biaya Produksi adalah kartu yang mencatat perubahan-


perubahan biaya produksi dalam produksi pada periode tertentu.

2.2 Jenis Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur


1) Laporan Harga Pokok Produksi
Di perusahaan manufaktur, Anda mungkin mengenal istilah laporan harga
pokok produksi. Maka, laporan ini yang akan menjadi poin utama dalam
perusahaan manufaktur, karena adanya laporan ini, maka perusahaan bisa
melihat jumlah nilai persediaan yang dipakai dalam sebuah proses produksi,
jumlah nilai biaya yang dipakai dalam proses ini serta jumlah nilai biaya
overhead pabrik yang dikeluarkan saat proses ptroduksi. Dengan begitu,
perusahaan manufaktur mampu menentukan berapa nilai harga pokok dengan
pasti yang nantinya dipakai pada barang jadi yang sudah selesai dibuat. Hal
ini juga bisa berpengaruh pada nilai jual yang akan dipakai untuk menjual
produk jadi dari hasil produksi itu.

2) Harga Pokok

Harga pokok penjualan (HPP) bukanlah istilah yang asing untuk Anda
dengar bukan? Terlebih untuk orang yang bekerja dalam bidang akuntansi,
istilah ini akan sangat familiar. Namun, bagi sebagian orang juga masih ada
yang bingung mengenai harga pokok penjualan. Beberapa orang akan
menganggap harga pokok penjualan merupakan harga jual, apakah demikian?
Harga pokok penjualan bukanlah harga jual. Harga jual dan harga pokok
penjualan memiliki arti dan cara penghitungan yang berbeda. Di bawah ini,
Jurnal akan memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai Harga Pokok
Penjualan dan Harga Jual.
a. Harga Pokok Penjualan

Harga pokok penjualan (HPP) atau yang biasa disebut dengan cost of
good sold (COGS) merupakan seluruh biaya langsung yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Dalam menghitung HPP,
biaya yang diperhitungkan mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead.
Tujuan menghitung HPP adalah mengetahui besarnya biaya yang
dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa. HPP merupakan salah satu
komponen dalam laporan laba rugi. Untuk menghitung HPP, Anda dapat
menggunakan rumus berikut ini:

HPP = Persediaan Awal + Pembelian – Persedian Akhir

Sementara

Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian +


Potongan Pembelian)
A
gar lebih jelas, Anda dapat memperhatikan ilustrasi berikut:
PT Maju Bersama pada Tanggal 24 Maret 2017 memiliki:
a. Persediaan barang dagangan (awal) sebanyak Rp20 juta.
b. Pembelian sebesar Rp50 juta.
c. Beban angkut pembelian Rp1 juta.
d. Retur pembelian sebesar Rp5 juta.
e. Potongan pembelian Rp2 juta.
f. Persediaan barang dagangan akhir sebesar Rp10 juta.
Untuk menghitung HPPnya adalah sebagai berikut;

Pembelian Bersih = (Pembelian + Biaya Angkut) – (Retur Pembelian +


Potongan Pembelian)

Pembelian Bersih = (50.000.000 + 1.000.000) – (5.000.000 + 2.000.000)


Pembelian Bersih = 51.000.000 – 7.000.000
Pembelian Bersih = 44.000.000

Barang Tersedia Dijual = Persediaan Awal + Pembelian Bersih

Barang Tersedia Dijual = 20.000.000 + 44.000.000


Barang Tersedia Dijual = 64.000.000

HPP = Barang Tersedia Dijual – Persediaan Akhir

HPP = 64.000.000 – 10.000.000


HPP = 54.000.000

Dari contoh di atas, maka dapat diketahui jumlah HPP adalah sebesar Rp54
juta.

1) Harga Jual
Harga jual merupakan besarnya harga yang dibebankan kepada
konsumen. Untuk menghitung harga jual, Anda dapat menghitungnya
dengan cara :

Harga Jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi + Laba yang


Diharapkan

Dalam menentukan harga jual, ada dua metode yang bisa digunakan,
yakni penetapan harga biaya plus dan penetapan harga mark up.
Penetapan harga biaya plus (cost plus pricing method) merupakan salah
satu metode menghitung harga jual dengan cara menjumlahkan semua
biaya dengan margin yang diharapkan. Sementara penetapan harga mark
up caranya lebih sederhana, yakni dengan menambahkan jumlah
keuntungan yang Anda harapkan dengan harga beli dari barang yang akan
dijual.

Kesimpulan:

Harga pokok penjualan dan harga jual merupakan hal yang berbeda. Namun, dengan
menggunakan HPP, Anda dapat menentukan harga jual yang sesuai untuk dibebankan
kepada konsumen. Agar perusahaan mendapatkan laba, maka harga jual yang Anda
tetapkan harus lebih besar dari HPP.

2) Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi di perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda dengan
laporan laba rugi pada perusahaan komersil lainnya, dimana ada nilai
pendapatan dan beban didalam satu periode sehingga menghasilkan nilai laba
atau rygi pada satu periode tertentu.
3) Laporan Neraca
Laporan neraca pada perusahaan ini juga tidak berbeda dengan perusahaan
komersil lain, dimana ada dua bagian penting yakni aktiva dan pasiva. Aktiva
merupakan sumber utama keuangan perusahaan karena semua aset perusahaan
tercatat pada laporan neraca mulai dari aktivta lancar (kas, piutang, bank,
persediaan, dsb), sedangkan pasiva adalah hutang atauy kewajiban perusahaan
dan modal perusahaan manufaktur.

4) Laporan Perubahan Modal


Laporan perubahan modal pada perusahaan manufaktur sama juga dengan
perusahaan komersil lainnya. Di laporan perubahan modal berisikan nilai
modal awal, perubahan modal karena prive dan lain lain yang tidak ada
kaitannya dengan kegiatan perusahaan.
Contoh Soal
Berikut ini adalah Neraca Saldo yang telah disesuaikan, perusahaan Iwagakure
Furniture pada tanggal 31 Januari 2018, akhir bulan operasi pertama mereka:

PT IWAGAKURE FURNITURE

NECARA SALDO

PERIODE JANUARI 2018

NAMA AKUN D K

Kas Rp 21.000.000

Piutang Usaha Rp 16.200.000

Persediaan Bahan Baku Rp 7.400.000

Persediaan Barang Dalam Proses -

Persediaan Barang Jadi Rp 13.900.000

Bangunan Rp 300.000.000

Akumulasi Depresiasi - Bangunan Rp 3.000.000

Mesin & Peralatan Rp 88.000.000

Akumulasi Depresiasi - Mesin &


Rp 2.200.000
Peralatan
Paten Rp 800.000

Hutang Usaha Rp 8.900.000

Gaji & Upah -

Modal Saham Rp 422.550.000

Penjualan Rp 68.300.000

Harga Pokok Penjualan Rp 42.450.000

Overhead Pabrikasi -

Biaya Penjualan dan Administrasi Rp 15.200.000

Total Rp 504.950.000 Rp 504.950.000

Buku besar memperlihatkan bahwa pada bulan November terdapat tambahan data-
data berikut:

a) Tidak ada saldo awal persediaan

b) Bahan baku yang dibeli selama periode tersebut berjumlah Rp 33.000.000

c) Biaya tenaga kerja langsung berjumlah Rp 18.500.000

d) Biaya overhead pabrikasi, adalah sebagai berikut:


Bahan baku tidak langsung Rp 1.400.000

Tenaga kerja tidak langsung Rp 4.300.000

Depresiasi - Bangunan Rp 3.000.000

Depresiasi - Mesin &


Rp 2.200.000
Peralatan
Diminta
Utilitas (listrik, air &
Rp 2.750.000
telepon) 1. Siapkan laporan
harga pokok produksi dan
Total Rp 13.650.000
harga pokok penjualan
untuk bulan Januari 2018.
2. Siapkan laporan laba rugi untuk bulan Januari 2018.
3. Siapkan laporan posisi keuangan untuk bulan Januari 2018.
Jawab:

1. Laporan harga pokok produksi dan harga pokok penjualan


2. Laporan Laba Rugi

Kesimpulan:

Jika dilihat dari penjelasan dan contoh laporan keuangan perusahaan


manufaktur sederhana diatas, maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan yang
mencolok pada laporan keuangan perusahaan dengan perusahaan komersil lain.
Namun, yang paling mencolok adalah pada laporan harga pokok produksi pada
perusahaan manufaktur dan perusahaan komersil.
Perbedaan Laporan Keuangan Perusahaan Dagang, Jasa dan Manufaktur
 Laporan Keuangan Perusahaan Dagang

Pada perusahaan dagang, produk yang akan diperjualbelikan adalah produk


jadi. Sistem penjualannya juga hanya dengan menjual lagi produk tersebut kepada
orang lain sembari menaikkan harga sedikit demi sedikit. Nah, selisih harga inilah
yang menjadi keuntungan usaha dari sebuah perusahaan dagang.

Namun, pada perusahaan manufaktur, produk yang diperjual belikan bisa lebih
bervariasi. Produk ini berupa barang jadi atau bahan mentah yang dioleh trlebih
dahulu, atau bahan mentah yang diolah namun tetap berbentuk mentah.

Secara umum, laporan keuangan perusahaan dagang dibagi beberapa jenis, antara
lain:

1. Laporan laba rugi

2. Laporan neraca

3. Laporan arus kas

4. Laporan perubahan modal

Masing-masing tersebut memiliki fungsi dan menyediakan data keuangan yang


berbeda sesuai dengan kebutuhan perusahaan dagang.

 Laporan Keuangan Perusahaan Jasa


Produk dalam perusahaan jasa bisa dikatakan cukup berbeda. Jika pada
perusahaan dagang lebih focus pada barang sebagai produk bisnisnya, maka lain
hal dengan perusahaan jasa. Perusahaan jasa memiliki aktivitas bisnis dengan
menjual layanan tertentu. Maka dari itu, perbedaan laporan kuangan juga terletak
pada bagian persediaan dan pembeliaannya.

Ketika ada pembelian pada perusahaan jasa, maka umumnya akan langsung
dimasukkan sebagai peralatan atau perlengkapan. Pada laporan keuangan
perusahaan jasa, tidak ada harga pokok penjualan (HPP) atau akuntansi biaya yang
berlaku.

 Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur


Pada perusahaan manufaktur, persediaan dan pembelian terdiri dari persediaan
bahan baku, persediaan bahan pembantu, pembelian, persediaan dalam proses
produksi, persediaan barang jadi dan adanya harga produk penjualan (HPP) juga
akuntansi biaya.

Manfaat Laporan Keuangan Bagi Seorang Pengusaha


 Memisahkan Aset Bisnis dengan Aset Pribadi
Laporan keuangan bisa membuat aset pribadi tidak bercanmpur dengan aset
bisnis Anda. Hal ini bisa meminimalkan resiko bisnis kedalam ranah pribadi Anda.
Selain itu, dengan membuat laporan keuangan ini, Anda bisa menjalankan
perusahaan dengan lebih professional.

 Acuan Penting dalam Pengambilan Keputusan


Pelaku bisnis bisa melihat kondisi keuangan pada periode tertentu untuk
memastikan apakah kondisi keuangan baik, kritis atau bahkan bangkrut. Maka,
manajemen perusahaan bisa membuat keputusan terkait pembelian aset, mencari
modal, kenaikan gaji karyawan, pembagian bonus, menambah pinjaman,
pembagian dividen, dll.
 Informasi untuk Perhitungan Pajak
Laporan keuangan juga memegang perang yang sangat penting dalam
penyajian informasi yang nantikan bisa menjadi bahan dasar perhitungan pajak.
Bahan dasar perhitungan pajak berisikan informasi dalam laporan keuangan yang
harus dikelola lebih lanjut untuk bisa menentukan besarnya pajak terutang didalam
suatu perusahaan.

 Melihat Jumlah Keuntungan


Pada suatu bisnis tentu akan ada fase dimana Anda bisa memiliki pendapatan
yang bervariasi. Melalui laporan ini, maka bisa melihat dan juga menganalisa
jumlah keuntungan dari bisnis, seperti apa mendapatkan keuntungan yang banyak
atau justru mengalami kerugian. Anda bisa melihat semua kondisi ini melalui lajur
debit dan kredit.

 Laporan ke Pihak Luar


Laporan keuangan sangatlah dibutuhkan sebagai bahan tinjau pajak atau
syarat pihak luar yakni pemerintah, lembaga keuangan dan perusahaan lain.
Mereka mungkin akan meminta laporan keuangan sebagai syarat kerjasama untuk
meninjau prospek bisns yang mungkin Anda miliki dimasa yang akan datang.
Maka dari itu, Anda harus tahu seberapa pentingnya fungsi laporan keuangan
sebagai syarat untuk berhubungan dengan pihak luar. Jika Anda memiliki bisnis
yang lebih besar, maka memiliki laporan keuangan adalah syarat utama dalam
transparansi kepada public.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Siklus akuntansi merupakan serangkaian langkah-langkah yang terjadi


selama periode waktu yang telah ditentukan, sehingga menghasilkan Laporan
keuangan yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan, baik itu pihak
internal maupun pihak eksternal. Untuk Membuat Laporan Keuangan, terdapat
beberapa langkah, yang dikenal dengan Siklus Akuntansi yaitu ; Transaksi
keuangan, Mencatat segala transaksi keuangan berdasarkan bukti asli transaksi
dalam satu periode akuntansi, menggolongkan teransaksi ke Jurnal Umum,
Membuat dan memposting teransaksi ke Buku Besar, meingiktisarkan kedalam
Neraca saldo, Membuat Jurnal Penyesuaian, meingiktisarkan kedalam Neraca
saldo disesuaikan, membuat neraca lajur yang digunakan sebagai alat
pembantu/memudahkan dalam menyusun laporan keuangan, menyusun laporan
keuangan(Laporan Laba rugi, Leporan Perubahan Modal dan Neraca,),
membuat jurnal penutup dan meingiktisarkan kedalam Neraca saldo setelah
penutupan.
DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi. 2016. Akuntansi Biaya. Edisi 5. Yogyakarta : UPP STIM YKPN

https://dosenakuntansi-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenakuntansi.com/siklus-
akuntansi-
biaya/amp?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQEKAFwAQ%3D%3D#aoh=
15679231158371&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20
%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fdosenakuntansi.com%2Fsiklus-akuntansi-
biaya

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-apakah-harga-pokok-penjualan-adalah-harga-jual-
berikut-ulasannya/

https://jenimilasari1997-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/jenimilasari1997.wordpress.com/2014/12/11/laporan-
harga-
pokokproduksi/amp/?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQEKAFwAQ%3D
%3D#aoh=15679232360105&amp_ct=1567923240143&referrer=https%3A%2F%2
Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fjeni
milasari1997.wordpress.com%2F2014%2F12%2F11%2Flaporan-harga-pokok-
produksi%2F

https://zahiraccounting.com/id/blog/inilah-contoh-laporan-keuangan-perusahaan-
manufaktur-lengkap/

Anda mungkin juga menyukai