DOSEN PENGAMPU :
DI SUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
AKUNTANSI
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat Asung Kerta Wara NugrahaNya penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Siklus Akutansi” ini tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata Kuliah
Akutansi sebagai nilai tugas.
Penulis menyadari bahwa penulisan proposal ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai
pihak demi kesempurnaan pada pembuatan proposal berikutnya.
Besar harapan penulis, semoga pembuatan proposal ini ada manfaatnya bagi
pembaca, khususnya bagi mahasiswa.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Mengetahui siklus akuntansi perusahaan manufaktur
2. Mengetahui macam-macam laporan keuangan manufaktur
3. Mengetahui contoh laporan keuangan manufaktur
BAB II
PEMBAHASAN
Di dalam ilmu akutansi, terdapat sebuah bagian ilmu yang mempelajari mengenai
sistem akuntansi yang terdapat di dalam sebuah perusahaan meliputi penentuan harga
barang produksi, pencatatan, dan hal hal lainnya yang berkaitan dalam proses
produksi. Secara umum, akutansi biaya adalah proses pencatatan, peringkasa,
penggolongan, serta pelaporan biaya yang menggunakan cara-cara tertentu. Tujuan
dari akuntansi biaya ini adalah untuk membantu menyediakan informasi yang
berkaitan biaya kepada manajemen perusahaan. Informasi ini dapat digunakan untuk
mengelola perusahaan. Sehingga kehadiran akuntansi biaya ini sangat penting di
dalam sebuah perusahaan. Di dalam akuntansi biaya terdapat siklus akuntansi biaya.
Apa itu siklus akuntansi biaya dan tujuannya?
Menentukan harga dari bahan baku pokok yang akan dibeli dan harga bahan
baku yang digunakan dalam proses produksi.
menghitung biaya dari tenaga kerja yang digunakan
Menghitung biaya dari overhead public
Bahan baku, merupakan bahan uatam yang diolah menjadi bentuk produk
jadi dan penggunaannya dapat diidentifikasikan.
Biaya bahan baku, merupakan biaya dari bahan utama yang digunakan
dalam proses produksi.
Bahan tambahan (penolong), merupakan bahan yang dapat diolah menjadi
produk jadi namun penggunaannya tidak dapat teridentifikasi.
Biaya tambahan (penolong), merupakan biaya dari bahan tambahan atau
penolong yang digunakan dalam proses produksi.
Biaya tenaga kerja, merupakan biaya yang digunakan sebagai tanda jasa
kepada karyawan yang telah bekerja di dalam perusahaan.
Biaya overhead public, merupakan biaya proses produksi namun selain dari
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja. Dapat dikatakan bahwa biaya ini
masuk ke dalam golongan biaya-biaya tambahan seperti biaya bahan
penolong, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya listrik dan air perusahaan,
biaya asuransi, dan biaya-biaya overhead lainnya.
Secara umum, proses siklus akuntansi biaya pada sebuah perusahaan terdiri dari
beberapa proses, antara lain adalah:
Tentunya siklus akuntansi biaya yang dimiliki tiap perusahaan akan berbeda
satu sama lainnya. Hal ini dikarenakan siklus akuntansi biaya tentunya
dipengaruhi dengan siklus kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
Berikut ini beberapa siklus akuntansi biaya yang didasarkan pada jenis-jenis
perusahaan tersebut
Harga pokok produk pesanan yang telah jadi, dapat dihitung dengan
menggunakan informasi dari biaya yang sudah dikumpulkan ke dalam kartu
harga pokok pesanan yang bersangkutan.
Nah itu tadi penjelasan rinci mengenai siklus akuntansi biaya. Setiap
perusahaan tentunya memiliki siklus akuntansi biaya yang berbeda tergantung dari
kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan. Semoga informasi diatas dapat
bermanfaat bagi anda.
Dalam perusahaan industri harga pokok ditentukan oleh bahan baku yang
dipakai + biaya tenaga kerja langsung + biaya-biaya produksi tidak langsung
(biaya overhead).
Biaya tenaga kerja langsung yaitu biaya tenaga kerja terlibat langsung
dalam proses produksi.
Contoh :
Pembelian BB,
Pengolahan BB di bagian produksi,
Penyerahan produksi jadi ke bagian gudang produk jadi.
2) Harga Pokok
Harga pokok penjualan (HPP) bukanlah istilah yang asing untuk Anda
dengar bukan? Terlebih untuk orang yang bekerja dalam bidang akuntansi,
istilah ini akan sangat familiar. Namun, bagi sebagian orang juga masih ada
yang bingung mengenai harga pokok penjualan. Beberapa orang akan
menganggap harga pokok penjualan merupakan harga jual, apakah demikian?
Harga pokok penjualan bukanlah harga jual. Harga jual dan harga pokok
penjualan memiliki arti dan cara penghitungan yang berbeda. Di bawah ini,
Jurnal akan memberikan penjelasan lebih lengkap mengenai Harga Pokok
Penjualan dan Harga Jual.
a. Harga Pokok Penjualan
Harga pokok penjualan (HPP) atau yang biasa disebut dengan cost of
good sold (COGS) merupakan seluruh biaya langsung yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang atau jasa yang dijual. Dalam menghitung HPP,
biaya yang diperhitungkan mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead.
Tujuan menghitung HPP adalah mengetahui besarnya biaya yang
dikeluarkan dalam produksi barang dan jasa. HPP merupakan salah satu
komponen dalam laporan laba rugi. Untuk menghitung HPP, Anda dapat
menggunakan rumus berikut ini:
Sementara
Dari contoh di atas, maka dapat diketahui jumlah HPP adalah sebesar Rp54
juta.
1) Harga Jual
Harga jual merupakan besarnya harga yang dibebankan kepada
konsumen. Untuk menghitung harga jual, Anda dapat menghitungnya
dengan cara :
Dalam menentukan harga jual, ada dua metode yang bisa digunakan,
yakni penetapan harga biaya plus dan penetapan harga mark up.
Penetapan harga biaya plus (cost plus pricing method) merupakan salah
satu metode menghitung harga jual dengan cara menjumlahkan semua
biaya dengan margin yang diharapkan. Sementara penetapan harga mark
up caranya lebih sederhana, yakni dengan menambahkan jumlah
keuntungan yang Anda harapkan dengan harga beli dari barang yang akan
dijual.
Kesimpulan:
Harga pokok penjualan dan harga jual merupakan hal yang berbeda. Namun, dengan
menggunakan HPP, Anda dapat menentukan harga jual yang sesuai untuk dibebankan
kepada konsumen. Agar perusahaan mendapatkan laba, maka harga jual yang Anda
tetapkan harus lebih besar dari HPP.
PT IWAGAKURE FURNITURE
NECARA SALDO
NAMA AKUN D K
Kas Rp 21.000.000
Bangunan Rp 300.000.000
Penjualan Rp 68.300.000
Overhead Pabrikasi -
Buku besar memperlihatkan bahwa pada bulan November terdapat tambahan data-
data berikut:
Kesimpulan:
Namun, pada perusahaan manufaktur, produk yang diperjual belikan bisa lebih
bervariasi. Produk ini berupa barang jadi atau bahan mentah yang dioleh trlebih
dahulu, atau bahan mentah yang diolah namun tetap berbentuk mentah.
Secara umum, laporan keuangan perusahaan dagang dibagi beberapa jenis, antara
lain:
2. Laporan neraca
Ketika ada pembelian pada perusahaan jasa, maka umumnya akan langsung
dimasukkan sebagai peralatan atau perlengkapan. Pada laporan keuangan
perusahaan jasa, tidak ada harga pokok penjualan (HPP) atau akuntansi biaya yang
berlaku.
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
https://dosenakuntansi-com.cdn.ampproject.org/v/s/dosenakuntansi.com/siklus-
akuntansi-
biaya/amp?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQEKAFwAQ%3D%3D#aoh=
15679231158371&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20
%251%24s&share=https%3A%2F%2Fdosenakuntansi.com%2Fsiklus-akuntansi-
biaya
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-apakah-harga-pokok-penjualan-adalah-harga-jual-
berikut-ulasannya/
https://jenimilasari1997-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/jenimilasari1997.wordpress.com/2014/12/11/laporan-
harga-
pokokproduksi/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQEKAFwAQ%3D
%3D#aoh=15679232360105&_ct=1567923240143&referrer=https%3A%2F%2
Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fjeni
milasari1997.wordpress.com%2F2014%2F12%2F11%2Flaporan-harga-pokok-
produksi%2F
https://zahiraccounting.com/id/blog/inilah-contoh-laporan-keuangan-perusahaan-
manufaktur-lengkap/