Anda di halaman 1dari 49

SIKLUS AKUNTANSI BIAYA

Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu

Mata Kuliah:
Akuntansi Biaya

Dosen Pengampu :
Tri Endar Susianto SEI., M.Ak.

Disusun Oleh:

Aldi Maulana
18A2

YAYASAN PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN


STIE PASIM SUKABUMI
Alamat : Graha PASIM Jalan Prana NO. 8A Kota Sukabumi Telp. (0266) 241000
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya dan telah memberi saya kesempatan untuk dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul Siklus Akuntansi Biaya ini dengan baik.

Terimakasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Akuntansi Biaya Bapak Tri Endar
Susianto, SEI., M.Ak. yang telah memberi dukungan dan pembekalan materi sehingga makalah ini
bisa tersusun dengan baik dan rapi.saya berharap makalah ini bisa menjadi sarana untuk menambah
wawasan dan pengetahuan khususnya bagi pembaca.

Dan saya juga menyadari bahwasannya makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
saya sangat mengaharapkan kritik juga saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.

Sukabumi, 01 Febuari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Siklus Akuntansi Biaya 3


1. Pengertian 3
2. Siklus akuntansi biaya berdasarkan jenis-jenis
Perusahaan 5
3. Siklus Akuntansi Biaya pada Metode Harga Pokok
Pesanan 25
4. Karakteristik usaha perusahaan yang produksi nya
Berdasarkan pesanan 28
5. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan 28
6. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan 29
B. Siklus Pembuatan Produk & Siklus Akuntansi Biaya 30
C. Siklus Akuntansi Biaya Dalam Rekening 31
D. Dasar Jurnal Siklus Akuntansi Biaya 32
1. Jurnal Bahan Baku Langsung dan Bahan
Penolong 32
2. Jurnal Tenaga Kerja Langsung 32
3. Jurnal Biaya Overhead 34
4. Jurnal Harga Pokok Selesai 34
5. Jurnal Harga Pokok Produk dalam Proses 35
6. Jurnal Harga Pokok Penjualan 35

ii
7. Jurnal Penjualan 35
E. Contoh Soal 38

BAB III PENUTUP 38

A. Kesimpulan 38

Daftar Pustaka 39

LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam ilmu ekonomi khusus jurusan akuntansi, kita banyak mempelajari berbagai
jenis akuntansi, salah satunya adalah akuntansi biaya. Akuntansi biaya adalah sebagai suatu
bagian dari akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok barang yang di
produksi oleh suatu perusahaan dalam rangka memenuhi pesanan ataupun mengisi persediaan
yang akan di jual. Dengan demikian, pengertian dari akuntansi biaya tidak terlepas dari
pengertian akuntansi dan biaya. Pengertian akuntansi sendiri adalah suatu proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan pelaporan dengan cara-cara tertentu dari transaksi keuangan
serta penafsirannya. Sedangkan pengertian biaya dalam arti luar adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang di ukur dengan satuan uang, yang telah atau yang mungkin akan terjadi untuk
suatu tujuan tertentu.

Dalam ilmu akuntansi, terdapat sebuah bagian ilmu yang mempelajari mengenai
sistem akuntansi yang terdapat di dalam sebuah perusahaan meliputi penentuan harga barang
produksi, pencatatan, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dalam proses produksi. Secara
umum, akuntansi biaya adalah proses pencatatan, peringkasan, penggolongan, serta pelaporan
biaya yang menggunakan cara-cara tertentu. Tujuan dari akuntansi biaya ini adalah untuk
membantu menyediakan informasi yang berkaitan biaya kepada manajemen perusahaan.
Informasi ini dapat digunakan untuk mengelola perusahaan. Sehingga kehadiran akuntansi
biaya ini sangat penting di dalam sebuah perusahaan. Di dalam akuntansi biaya terdapat siklus
akuntansi biaya. Apa itu siklus akuntansi biaya?

Pengertian Siklus akuntansi biaya merupakan proses dari penyediaan informasi


keuangan yang terdiri dari pencatatan data hingga menyusunnya kedalam sebuah laporan
keuangan yang berdasarkan pada tahapann-tahapan dalam penyusunan laporan keuangan.

Untuk lebih lengkap nya, silahkan baca materi siklus akuntansi biaya berikut ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Siklus Akuntasi biaya
2. Jenis Siklus Akuntansi Biaya Berdasarkan Perusahaan
3. Siklus Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Pesanan
4. Jurnal Siklus Akuntansi Biaya

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui beberapa materi dari siklus akuntansi biaya
2. Mengetahui jurnal dari siklus akuntansi biaya

2
BAB II

Pembahasan

A. Siklus Akuntansi Biaya

Siklus Akuntansi Biaya dimulai :

a. Penentuan harga pokok yang dibeli dan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi
b. Penentuan biaya tenaga kerja langsung
c. Penentuan biaya overhead pabrik

Kemudian dari ketiga biaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi
yang selanjutnya dapat menentukan harga pokok produk selesai.

1. Pengertian

Dalam ilmu akuntansi, akuntansi biaya adalah salah satu materi pokok yang penting.
Untuk itu memahami pengertian akuntansi biaya adalah suatu keharusan. Dalam akuntansi
biaya tersebut pun juga terdapat siklus akuntansi biaya yang juga mesti di pahami
pengertiannya. Akuntansi biaya sendiri memiliki pengertian sebagai suatu bagian dari
akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok barang yang di produksi oleh
suatu perusahaan dalam rangka memenuhi pesanan ataupun mengisi persediaan yang akan di
jual. Dengan demikian, pengertian dari akuntansi biaya tidak terlepas dari pengertian
akuntansi dan biaya. Pengertian akuntansi sendiri adalah suatu proses pencatatan,
penggolongan, peringkasan dan pelaporan dengan cara-cara tertentu dari transaksi keuangan
serta penafsirannya. Sedangkan pengertian biaya dalam arti luar adalah pengorbanan sumber
ekonomi yang di ukur dengan satuan uang, yang telah atau yang mungkin akan terjadi untuk
suatu tujuan tertentu. Di dalam pengertian biaya ini terdapat 4 unsur, yaitu :

a. Merupakan pengorbanan sumber ekonomi


b. Diatur dengan satuan uang
c. Yang telah terjadi atau yang akan terjadi

3
d. Untuk tujuan tertentu

Pengertian Siklus akuntansi biaya merupakan proses dari penyediaan informasi


keuangan yang terdiri dari pencatatan data hingga menyusunnya kedalam sebuah laporan
keuangan yang berdasarkan pada tahapann-tahapan dalam penyusunan laporan keuangan.
Laporan keuangan sendiri merupakan bentuk informasi keuangan dalam bentuk debit atau
kredit sehingga mudah di pahami oleh pengguna informasi tersebut. Laporan keuangan juga
harus bersifat relavan, mudah di mengerti serta dapat di perbandingkan.

Siklus akuntansi biaya dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus kegiatan
usaha suatu perusahaan. Jadi siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dagang akan berbeda
dengan siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur, begitu juga dengan siklus
akuntansi biaya dalam perusahan jasa.

Siklus akuntansi biaya dapat pula digambarkan melalui hubungan rekening-rekning


buku besar. Untuk menampung biaya yang dikeluarkan dalam pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi, didalam buku besar dibentuk rekening-rekening berikut ini :

Barang dalam proses/WIP digunakan untuk mencatat biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik (debit), dan harga pokok produk jadi yang ditransfer
ke bagian gudang (kredit).

Persediaan bahan baku digunakan untuk mencatat harga pokok bahan baku yang dibeli
(debit) dan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi (kredit).

Gaji dan upah rekening ini merupakan rekening antara (cleanging account) yang
digunakan untuk mencatat utang gaji & upah (debit) dan upah langsung yang digunakan untuk
mengolah produk (kredit)

Biaya overhead pabrik digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi (debit) dan yang dibebankan kepada produk berdasarkan tarif (kredit)

Persediaan produk jadi digunakan untuk mencatat biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi (debit) dan harga pokok produk yang dijual (kredit).

4
2. Siklus Akuntansi Biaya Berdasarkan Jenis-Jenis Perusahaannya

Secara umum, proses siklus akuntansi biaya pada sebuah perusahaan terdiri dari
beberapa proses, antara lain :

 Penjurnalan

Jurnal adalah pancatatan yang sistematis dan kronologis atas transaksi keuangan yang
terjadi pada suatu perusahaan. Jurnal merupakan langkah awal dalam siklus akuntansi.
Jurnal berbentuk kolom-kolom yang berisi tentang tanggal (date), nama rekening/
keterangan (account name), referensi (ref), debet dan kredit. Semua transaksi yang
terjadi maka secara utuh dicatat pada satu tempat. Jurnal adalah catatan berupa
pendebetan dan pengkreditan atas pengaruh transaksi dan disertai penjelasan-
penjelasan yang diperlukan untuk transaksi tersebut.

Langkah-langkah proses penjurnalan :

1) Mengidentifikasi atau memahami transaksi yang terjadi dari sumber dokumen


sesuai dengan prinsip bukti yang objektif (bukti transaksi).
2) Menentukan rekening-rekening yang terkait dengan transaksi tersebut serta
menggolongkan rekening tersebut apakah termasuk kelompok aktiva, utang, atau
ekuitas.
3) Menentukan akibat yang terjadi pada masing-masing rekening tersebut sebagai
akibat dari akuntansi tersebut. Apakah rekening tersebut mengalami penambahan
atau pengurangan.
4) Tentukan apakah bertambahnya didebet atau dikredit rekening yang akan dicatat
tersebut dan lakukan pencatatan kedalam jurnal serta beri penjelasan singkat
dibawah jurnal tersebut.
 Buku besar

Buku besar adalah kumpulan rekening yang saling berhubungan dan merupakan satu
kesatuan yang disusun dan dikelompokan sesuai dengan pos-pos laporan keuangan
perusahaan. Sumber buku besar adalah jurnal yang telah dibuat. Setelah transaksi

5
dicatat dalam jurnal, langkah selanjutnya adalah memindahkan semua jurnal kedalam
rekening masing-masing dalam buku besar. Proses pemindahkan dari buku jurnal
kedalam buku besar dinamakan Posting. Sisi debet sebuah rekening pada jurnal, di
posting kesisi debet pada buku besar rekening yang bersangkutan. Sebaliknya sisi
kredit pada jurnal akan diposting ke sisi kredit pada buku besar.

 Bentuk buku besar

Buku besar memiliki beberapa bentuk. Bentuk buku besar dapat dijabarkan
sebagai berikut :

1) Buku besar bentuk T sederhana

Bentuk T sederhana dan cara pengisian/pencatatan transaksinya ke masing-


masng adalah sebagai berikut :

D (nama Rekening) k

Keterangan :

a. Nama rekening diisi di ats garis bagian tengah, misalnya


kas, piutang usaha, utang usaha, ekuitas, pendapatan dan
beban.
b. D adalah sisi debet
c. K adalah sisi kredit
2) Buku besar bentuk Skontro

6
Bentuk skontro ini sama dengan bentuk T sederhana. Pada bentuk ini terdapat
tambahan kolom tanggal, keterangan, referensi, dan jumlah pada siis debet
maupun kredit. Sisi kiri adalah debet, sedangkan sisi kanan adalah kredit.

Tgl Ket Ref Jumlah Tgl Ket Ref Jumlah

Keterangan :

a. Nama rekening diisi dengan nama rekening yang dibuka pada saat
menjurnal.
b. Nomor rekening diisi dengan nomor rekening dari nama rekening
yang bersangkutan.
c. Tanggal, diisi tanggal pengisian buku besar/posting
d. Keterangan, diisi dengan nama debitur/kreditur.
e. Referensi, diisi dengan nama jurnal yang merupakan sumbernya,
misalnya JU 1 (Jurnal Umum Halaman 1) dan merupakan tanda
pemindahan transaksi.
f. Jumlah, diisi dengan nilai jumlahnya.
 Neraca Saldo

7
Neraca saldo adalah daftar yang menunjukan saldo debet dan saldo kredit dari buku
besar setiap rekening aktiva, utang, ekuitas, pendapatan, dan beban atas daftar
rekening-rekening buku besar dengan saldo debet dan kredit. Jumlah debet dan kredit
pada neraca saldo harus menunjukkan jumlah yang sama. Neraca saldo yang tidak
menunjukkan jumlah yang sama antara saldo debet dan saldo kredit, mengindikasikan
adanya kesalahan dalam pencatatan rekening-rekening buku besar atau salah dalam
menmpatkan rekening. Neraca saldo juga mempunyai fungsi sebagai alat kontrol
untuk mengecek kebenaran, ketelitian pencatatan dan pebuktian, sehingga neraca
saldo juga disebut neraca percobaan.

 Bentuk dan penyusunan rekening dalam neraca saldo

Neraca saldo disusun setelah semua jurnal diposting ke buku besar dan
sebelum pencatatan jurnal penyesuaian dibuat. Penyusunan rekening-rekening
dalam neraca saldo berdasarkan suatu susunan yang akan memudahkan
penyusunan laporan keuangan. Susunan pertama adalah rekening ril(neraca)
dan susunan berikutnya adalah rekening nominal (laba-rugi). Bentuk dan
susunan dari neraca saldo adalah menggolongkan rekening-rekening sesuai
dengan kelompoknya masing-masing seperti pada pembahasan bab
sebelumnya tentang klasifikasi rekening dan kode rekening dalam buku besar.
Bentuk neraca saldo adalah sebagai berikut :

PT Maulana

Neraca Saldo

Per, 31 desember 2014

Kode rekening Nama barang Debet Kredit

1111 Aktiva xxx -

2111 Utang - xxx

8
3111 Ekuitas - xxx

4111 Pendapatan - xxx

5111 Beban-beban xxx -

Total xxx xxx

 Jurnal penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo rekening-
rekening ke saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir periode pelaporan atau untuk
memisahkan antara pendapatan dan beban dari suatu periode dengan periode yang lain.
Dibuatnya jurnal penyesuaian terhadap rekening-rekening tertentu pada hakikatnya
adalah untuk mengoreksi rekening-rekening tersebut sehingga mencerminkan keadaan
aktiva, kewajiban, beban, pendapatan, dan ekuitas yang sebenarnya. Sebelum
membuat laporan keungan, terlebih dahulu memperhatikan kejadian ekonomi yang
memerlukan penyesuaian. Setelah pencatatan jurnal penyesuaian langkah berikutnya
adalah melakukan posting ke buku besar, sehingga saldo yang ada pada buku besar
adalah saldo-saldo setelah penyesuaian.

 Keadaan yang membutuhkan jurnal penyesuaian


1) Transaksi telah terjadi tetapi belum dicatat dalam rekening
a. Beban yang masih harus dibayar

Pada akhir periode sebelum disusun laporan keuangan terdapat beban


yang belum dibayar oleh perusahaan. Beban yang merupakan beban
periode akuntansi berjalan harus dibebankan/diakui pada periode
pelaporan tersebut. Untuk mengakui beban yang belum dibayar dicatat

9
melalui jurnal penyesuaian. Jurnal penyesuaian yang dibuat adalah
sebagai berikut :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Thn Tgl Beban ..... xxx

Bln Utang. ... xxx

(mencatat
beban yang
terutang)

b. Pendapatan yang masih harus diterima

Pada akhir periode pelaporan terdapat pendapatan yang menjadi hak


perusahaan. Pendapatan ini belum diterima secara tunai, tetapi
perusahaan perlu mengakui dan mencatat karena pendapatan ini
merupakan pendapatan periode pelaporan tersebut. Pendapatan ini
harus disajikan didalam laporan keuangan periode pelaporan.
Pengakuan pendapatan karena perusahaan telah memberikan jasa,
walaupun masih belum diterima kas atas jasa tersebut. Untuk mengakui
pendapatan tersebut maka dibuat jurnal penyesuaian berikut :

Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit

Thn Tgl piutang ..... xxx

bln pendapatan. ... xxx

(mencatat
pendapatan

10
yang harus
diakui)

2) Transaksi sudah dicatat, tetapi pada akhir periode memerlukan penyesuaian


atas jumlah yang tercantum diceraca saldo
a. Beban dibayar dimuka

Beban dibayar dimuka adalah beban-beban yang sudah dibayar tetapi


belum dibebankan/diakui sebagai beban pada periode pelaporan
berjalan. Timbulnya beban dibayar dimuka disebabkan perusahaan
membayar sekaligus beban-beban untuk beberapa periode pelaporan
berikutnya. Beban yang telah dibayar sekaligus tersebut merupakan
beban periode pelaporan sekarang dan sebagian lagi periode pelaporan
selanjutnya.

Beban yang dibayar dimuka pada saat pengeluaran kas atau pada saat
pembayaran dapat dicatat dengan pendekatan neraca dan dapat dicatat
dengan pendekatan laba-rugi. Dikatakan pendekatan neraca karena
pada saat pengeluaran kas dicatat dengan menggunakan rekening
neraca yaitu harta, sedangkan pendekatan laba-rugi karena pada saat
pengeluaran kas dicatat dengan menggunakan rekening beban.

 Neraca lajur

Neraca lajur adalah suatu daftar tempat mencatat, menyesuaikan dan menggolongkan
saldo rekening-rekening buku besar. Neraca lajur merupakan cara untuk memudahkan
penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur disusun dari rekening-rekening buku
besar yang telah disusun neraca saldo dan jurnal penyesuaian. Neraca lajur bukan
merupakan tahapan yang wajib dilakukan dalam siklus akuntansi. Hal ini dikarenakan
neraca lajur hanya untuk mempermudah dalam pembuatan laporan keuangan dan tidak
ada informasi yang diberikan dari neraca lajur.

11
Jurnal penyesuaian yang telah dibuat pada akhir periode, selanjutnya diposting ke
buku besar dan disusun neraca saldo. Neraca saldo tersebut dinamakan neraca saldo
setelah penyesuaian. Berdasarkan pada neraca saldo setelah penyesuaian maka dapat
disusun laporan keuangan. Namun, untuk mempermudah dan mempercepat
penyusunan laporan keuangan disusunlah terlebih dahulu neraca lajur.

 Bentuk neraca lajur


1) Neraca lajur 6 kolom

PT Maulana
Neraca Lajur
Untuk periode yang berakhir, 31 Desember 2014

Neraca saldo
Nama setelah Laba Rugi Neraca
No.Rek penyesuaian
Rekening
D K D K D K

2) Neraca lajur 8 kolom


PT Maulana
Neraca Lajur
12
Untuk periode yang berakhir, 31 Desember 2014

Neraca Laba Neraca


Nama Penyesuaian
No.Rek saldo Rugi
Rekening
D K D K D K D K

3) Neraca Lajur 12 Kolom


PT Maulana
Neraca Lajur
Untuk periode yang berakhir, 31 Desember 2014

Neraca
Saldo Perubah
Neraca Penyesua Laba Nerac
No. Nama Setelah an
saldo ian Rugi a
Rek Rek Penyesua Ekuitas
ian

D K D K D K D K D K D K

Keterangan :
a. Nomor rekening diisi dengan nomor kode masing-masing rekening
b. Nama rekening diisi dengan nama masing-masing pos aktiva,
utang, modal, pendapatan, beban, laba dan rugi.
c. Kolom neraca saldo adalah neraca saldo yang belum dipengaruhi
jurnal penyesuaian dan berisi tentang saldo-saldo aktiva, utang,
ekuitas, pendapatan, dan beban. Kolom debet dineraca saldo berisi

13
rekening aktiva dan beban, sedangkan kolom kredit berisi rekening
utang, ekuitas, dan pendapatan.
d. Kolom penyesuaian beisi rekening-rekening penyesuaian aktiva,
utang, ekuitas, pendapatan, dan beban yang telah dibuat dan
sumbernya adalah jurnal penyesuaian.
e. Kolom neraca saldo disesuaikan berisi rekening-rekening nominal
dan rekening-rekening riil, jumlah debet atau kredit kolom neraca
saldo disesuaikan adalah berdasarkan jumlah debet dan kredit
kolom neraca saldo ditambah atau dikurangi debet dan kredit kolom
penyesuaian. Kolom debet berisi kelompok rekening aktiva dan
beban, sedangkan kolom kredit berisi tentang kelompok rekening
utang, ekuitas dan pendapatan.
f. Kolom laba-rugi berisi rekening-rekening nominal saya dari kolom
neraca yang telah disesuaikan. Kolom debet berisi semua rekening
beban, sedangkan kolom kredit berisi tentang semua rekening
pendapatan.
g. Kolom perubahan ekuitas berisi tantang rekening-rekening yang
berhubungan dengan rekening-rekening modal dan saldo laba.
h. Kolom neraca berisi rekening-rekening riil dan rekening laba rugi
bersih. Pada kolom debet berisi semua rekening aktiva dan saldo
rugi, sedangkan pada kolom kredit berisi tentang semua rekening
utang, ekuitas, dan saldo laba.

 Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pentatan transaksi-transaksi


keuangan yang terjadi selama periode pelaporan dan dibuat untuk mempertanggung
jawabkan tugas yang dibebankan kepadanya oleh pihak pemilik perusahaan.
Manajemen perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan perusahaan. Lapora keuangan merupakan informasi dan dibutuhkan oleh
bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi posisi keuangan


perusahaan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan
ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban menajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada pihak manajemen.

Berdasarkan SAK ETAP karakteristik kualitatif dalam laporan keuangan, yaitu :

1) Dapat dipahami

14
Informasi akuntansi tersebut harus dapat dimengerti oleh para pemakai dan
dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas
pengertian para pemakai.

2) Relavan

Artinya bahwa informasi harus bermanfaat dan dikaitkan dengan tindakan.


Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut diubah, maka akan mengubah
keputusan atau tindakan pemakai laporan keuangan.

3) Materialitas

Informasi dipandang materialitas jika informasi tersebut dapat mengubah


pengambilan keputusan pengguna laporan kauangan.

4) Kendalan

Informasi dalam laporan keuangan dikatakan andal apabila bebas dari kesalahan
material dan bias serta disajikan secara jujur.

5) Substansi mengguli bentuk

Semua peristiwa dan transaksi disajikan secara keseluruhan sesuai dengan


substansinya, realitas ekonomi dan bukan hanya bentuk hukumnya.

6) Pertimbangan sehat

Adalah menggunakan unsur kehati-hatian dalam menilai dan menyajikan aset atau
penghasilan tidak terlalu tinggi dan kewajiban atau beban tidak terlalu rendah.

7) Kelengkapan

Informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan
biaya. Tidak terdapat informasi yang tidak benar yang tersajikan dalam laporan
keuangan.

8) Dapat dibandingkan

15
Informasi akuntansi akan lebih bermanfaat bila diperbandingkan dengan laporan
keuangan perusahaan yang sejenis untuk periode yang sama.

9) Tepat waktu

Laporan keuangan tersebut harus diproses dan dilaporkan dalam periode waktu
yang cukup ekonomis, dengan mempertimbangkan jangka waktu pengambilan
keputusan.

10) Keseimbangan antara biaya dan manfaat

Informasi dari laporan keuangan harus memberikan manfaat melebihi dari biaya
penyediaannya. Tetapi bukan berarti pengguna informasi itu yang harus
menanggung biaya.

 Jurnal penutup

Hal ini dilakukan pada beberapa pos akun yang memiliki pengaruh pada laporan
perubahan ekuitas dan laporan laba rugi.

 Jurnal pembalik

Hal ini merupakan proses terakhir dalam siklus akuntansi biaya. Jurnal pembalik
bertujuan untuk menutup pos-pos akun sebelumnya yang sudah di tutup.

 Neraca awal atau neraca akhir

Disusun berdasarkan neraca pada neraca periode sebelumnya.

Berikut ini beberapa siklus akuntansi biaya berdasarkan jenis-jenis perusahaan


tersebut :

a) Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan dagang


Perusahaan dagang adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jual-beli barang tanpa
mengubah bentuk barang tersebut. Perusahaan membeli barang dan kemudian menjualnya
kembali dalam bentuk barang yang sama tanpa diolah lebih dahulu. Seandainya terjadi

16
pengolahan maka pengolahan tersebut biasanya hanya terbatas pada pengepakan atau pemberian
kemasan khusus agar barang tersebut lebih menarik tetapi wujud barang tetap sama. Perusahaan
dapat berupa agen, toko, penyalur tunggal, distributor, grosir, toserba, supermarket. Bentuk
perusahaan dapat berupa perseroan terbatas (PT), perseroan komanditer (CV), persekutuan firma
(Fa), perusahaan perseroan atau koperasi.

Siklus akuntansi biata dalam suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh siklus
kegiatan usaha suatu perusahaan. Jadi siklus akuntansi biaya pada perusahaan dagang
akan berbeda dengan siklus akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur, begitu juga
dengan siklus akuntansi biaya pada perusahaan jasa.

Siklus kegiatan perusahaan dagang dengan pembelian barang dagang tanpa di


lakukan pengolahan lebih lanjut, kemudian di akhiri dengan penjualn barang dagang
tersebut kepada pelanggan. Dalam perusahaan dagang yang kegiatannya membeli dan
menjual barang dagang tanpa penglohan lebih lanjut terhadap barang dagang, maka
siklus akuntansi biaya di mulai dengan pencatatan harga pokok barang dagangan yang
di beli dan berakhir dengan penyajian harga pokok barang dagangan yang dijual.

Tujuan utama akuntansi biaya dalam perusahaan dagang yaitu menyajikan


informasi tentang harga pokok barang dangan yang dijual, biaya pemasaran, biaya
administrasi umum.

Karakteristik utama perusahaan dagang :

 Pendapatannya disebut dengan penjualan barang dagangan.


 Transaksi jual beli barang dagangan merupakan aktivitas utama.
 Pada umumnya memiliki pesediaan barang dagangan.
 Pada saat penjualan barang dagangan diikuti dengan penyerahan hak atas
barang.
 Berkurangannya persediaan barang dagangan dicatat dalam rekening harga
pokok penjualan/beban pokok penjualan sebesar harga pokoknya.
 Barang yang diperoleh dengan cara membeli akan timbul rekening
pembelian (bila metode phisik/ periodical yang digunakan) atau rekening

17
persediaan barang dagangan (bila metode buku/perpectual yang digunakan)
serta rekening retur dan potongan pembelian.
b) Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan jasa

Sebernanya siklus akuntansi biaya dalam perusahaan jasa sama dengan


perusahaan dagang, hanya saja yang mebedakan adalah jenis usaha yang dilakukan.
Jika perusahaan dagang menjual barang, namun pada perusahaan jasa yang dijual
dalam bentuk layanan jasa. Jika perusahaan dagang memiliki persediaan barang
dagang, namun tidak dengan perusahaan jasa. Pada perusahaan jasa, inti dari kegiatan
usahanya adalah untuk menyediakan pelayanan atau jasa.

Pada perusahaan jasa siklus kegiatan usahanya dimulai dengan penyerahan jasa
dan berakhir dengan penyerahan jasa kepada pemakainya. Siklus akuntansi biaya
dimulai dengan pencatatan biaya persiapan penyerahan jasa dan berakhir dengan
penyajian harga pokok jasa yang diserahkan kepada konsumen.

Akuntansi biaya pada perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa bertujuan
untuk menyajikan informasi harga poko persatuan jasa yang diserahkan kepada
pemakai jasa.

Karakteristik perusahaan jasa yaitu :

 Tidak berwujud (intangibility). jasa memang tidak meiliki bentuk dan


tidak terlihat fisiknya sehingga jasa harus segera dikonsumsi karena
tidak dapat disimpan
 Tidak terpisahkan (inseparability). Keberadaan konsumen tidak dapat
dipisahkan dengan jasa yang harus diberikan, bahkan dalam hal tertentu
konsumen lain juga terlibat dalam menikmati jasa seperti bioskop atau
pertunjukan
 Beraneka ragam (heterogenity). Jenis dan kualitas layanan berbeda-
beda pada setiap konsumen sehingga jasa sulit menetapkan standar
untuk kegiatan pelayanan seperti jasa rumah sakit.

18
 Mudah lenyap (perishability). Manfaat jasa bersifat mudah lenyap
dengan cepat sehingga konsumsi jasa akan dilakukan oleh para
konsumen secara beulang, seperti jasa pijat tubuh.

Adapun karakteristik akuntansi perusahaan jasa sebagai berikut :

 Tidak ada akun persediaan karena jasa tidak berwujud sehingga


tidak dapat disimpan. Jasa hanya bisa dirasakan manfaatnya oleh
masyarakat sebagai konsumen

 Tida ada membutuhkan pencatatan untuk pengeluaran jasa angkut.
Produk yang dijual adalah jasa sehingga tidak membutuhkan jasa
angkut untuk memperlancar operasional atau pun proses
produksinya. Kecuali untuk perusahaan jasa tranportasi umu yang
melakukan kegiatan pengangkutan penumpang atau pengiriman
barang maka harus dicatat jasa angkut sebagai pendapatan bukan
pengeluaran.
 Tingkatan harga jual produk jasa tidak bisa digeneralisasi sehingga
pembuatan laporan keuangan akan berbeda-beda jenis
pemasukanya. Jasa yang dihasilkan oleh perusahaan jasa sesuai
tingkat kebutuhan setiap konsumen sehingga mahal atau murahnya
jasa tidak bisa dipatok secara umum pada semua konsumen.
 Tidak ada harga pokok produksi dan harga pokok penjualan pada
laporan keuangan laba rugi. Harga pokok produksi dan harga pokok
penjualan merupakan jenis perhitungan dari penggunaan bahan
baku, barang setengah jadi dan barang jadi. Setiap produk yang
berwujud seperti barang biasanya untuk perusahaan yang mengolah
dan menjual produk barang seperti perusahaan manufaktur. Pada
perusahaan jasa tidak ada perhitungan harga pokok produksi atau
harga pokok penjualan pada pelaporan keuangan karena perusahaan
jasa hanya menjual produk jasa.

19
 Hanya ada akun pendapatan dan biaya-biaya pada perhitunan
laporan laba-rugi. Perusahaan jasa tentu saja menjual produk jasa
sehingga perhitungan laporan laba-rugi hanya berkaitan dengan
pendapatan jasa dan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut.

c) Siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur

Pada perusahaan manufaktur, siklus kegiatannya dimulai dengan pengolahan


bahan baku dibagian produksi dan berakhir dengan penyerahan produk jadi kebagian
gudang.

Prusahaan ini memiliki aktivitas bisnis membuat produk dengan mengolah


bahan baku menjadi produk siap jual. Sehingga akuntansi biaya pada manufaktur
memiliki tujuan untuk menentukan harga pokok produksi dari setiap barang yang di
produksi. Selain itu, akuntansi biaya di perusahaan manufaktur juga bertujuan
menyampaikan informasi berupa harga-harga produksi dari setiap unit yang di simpan
di gudang.

20
Siklus kegiatan dari perusahaan ini dimulai saat pengolahan bahan baku pada
proses produksi dan diakhiri dengan penyerahan produk kedalam gudang
penyimpanan. Sehingga siklus akuntansi biaya dalam perusahaan manufaktur dimulai
dari pencatatan harga dari bahan baku yang akan di proses kemudian mencatat biaya-
biaya yang dikeluarkan lainnya seperti biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan
lainnya. Setelah itu, siklus akuntansi biaya diakhiri dengan menyajikan harga pokok
produk yang sudah jadi kepada bagian gudang produksi.

Siklus akuntansi biaya pada sebuah perusahaan manufaktur dipakai untuk


mengikuti proses pengolahan sebuah produk, sejak dari dimasukannya sebuah bahan
baku kedalam proses produksi hingga dihasilkan sebuah produk jadi dari proses
pembuatan produk tersebut.

Tujuan dari adanya akuntansi biaya pada perusahaan manufaktur adalah untuk
menyajikan informasi dari harga produk per unit yang akan di pasarkan. Selain itu,
siklus akuntansi biaya juga digunakan untuk mengikuti proses produksi dari produk
atau barang. Mulai dari memasukan bahan baku hingga menjadi sebuah produk jadi
yang siap dipasarkan. Tentunya siklus akuntansi biaya yang ada harus mengikuti dari
proses produksi yang dilakukan oleh prusahaan.

Rekening-rekening perusahaan manufaktur :

 Rekenig pembelian bahan baku

Rekening ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian bahan bak.


Pada saat melakukan pembelian bahan baku dicatat pada akun
pembelian bahan baku.

 Rekening persediaan bahan baku

Bahan baku yang sampai akhir periode tidak diproduksi, maka akan
dilaporkan sebagai persediaan bahan baku. Persediaan bahan baku

21
akhir periode pelaporan akan menjadi persediaan bahan baku periode
pelaporan selanjutnya.

 Rekening persediaan barang dalam proses

Pada akhir periode kemungkinan proses produksi atas suatu produk


belum terselesaikan. Proses produksi yang tidak yang tidak selesai
sampai akhir periode maka dilaporkan sebagai persediaan barang dalam
proses. Persediaan barang dalam proses akhir periode tersebut akan
dilanjutkan proses produksinhya pada periode berikutnya dan akan
menjadi persediaan barang dalam proses awa.

 Rekening persediaan barang jadi

Persediaan barang dalam proses awal periode akan dilanjutkannya


proses peroduksinya hingga terbentuk barang jadi. Untuk penyelesaian
baran gjadi, diperlukan biaya-biaya tambahan berupa bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.

 Rekening ikhtisar harga pokok produksi

Rekening ini digunakan untuk menampung pembebanan semua biaya


produksi pada akhir periode semua biaya produksi akan dibebankan
pada rekening ikhtisar harga pokok produksi.

Aktivitas Prusahaan Manufaktur :

 Aktivitas pengadaan bahan baku

Pembelian bahan baku, menyimpan, mengeluarkan untuk digunakan oleh aktivitas


pemrosesan

 Aktivitas Pemrosesan

Mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Penggunaan bahan baku, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead untuk proses produksi .
22
 Aktivitas penyelesaian

Menerima produk yang telah selesai diproses, menyimpan sebagian persediaan


barang jadi dan mencatat barang jadi yang dijual.

Contoh Ilustrasi :

a. Aktivitas Pengadaan bahan baku


 Pembelian bahan baku

Ilustrasi 1

PT.Nusantara, perusahaan manufaktur yang memproduksi sepeda gunung,


memiliki persediaan bahan baku langsung tanggal 1 januari sebesar Rp 150
juta, pembelian bahan baku langsung selama periode berjalan Rp 398 juta,
dibayar kas biaya transportasi pembelian Rp 2 juta, bahan baku yang tersedia
pada tanggal 31 januari Rp 50 juta.

Jurnal :

Persediaan Bahan Baku Rp 398.000.000

Hutang Usaha Rp 398.000.000

(untuk mencatat pembelian bahan baku secara kredit)

Persediaan Bahan Baku Rp 2.000.000

Kas Rp 2.000.000

(Untuk mencatat pembelian bahan baku secara tunai)

 Pemakaian Bahan Baku

Bahan Baku yang tersedia per 31 januari Rp 50.000.000

Persediaan awal Bahan Baku 150.000.000

Ditambah Harga Pokok Pembelian 400.000.000

23
Bahan Baku tersedia untuk digunakan 550.000.000

Dikurangi persediaan akhir bahan baku (50.000.000)

Biaya pemakaian bahan baku 500.000.000

Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku :

Pekerjaan dalam proses Rp 500.000.000

Persediaan bahan baku Rp 500.000.000

(untuk mencatat pemakaian bahan baku untuk produksi)

b. Aktivitas pemrosesan

Ilustrasi 2

 Diketahui akun pekerjaan dalam proses tanggal 1 januari sebesar Rp


100juta
 Dari ilustrasi 1 di atas diketahui biaya pemakaian bahan baku langsung
sebesar Rp 500 juta
 Dikeluarkan biaya tenaga kerja langsung selama bulan januari Rp 750
juta
 Total biaya overhead selama bulan januari Rp 400 juta
 Pekerjaan yang masih dalam proses pada akhir periode, sebesar Rp 150
juta.

24
Jurnal untuk mencatat penggunaan biaya tenaga kerja langsung dan biaya over
head :

Pekerjaan dalam proses Rp 750.000.000

Biaya Gaji Rp 750.000.000

Pekerjaan dalam proses Rp 400.000.000

Biaya Gaji Rp 400.000.000

c. Aktivitas Penyelesaian
 Mencatat produk yang telah selesai di proses

Menghitung harga pokok produksi

 Mencatat produk yang dikirimkan ke pelanggan

Menghitung harga pokok penjualan

1) Menghitung harga pokok produksi


 Harga pokok produksi (Cost Of Goods manufacture) : biaya-biaya
produksi yang dibebankan keproduk yang telah selesai diproses.
 Cara menghitung harga pokok produksi.

Harga pokok produksi = persediaan awal pekerjaan dalam proses +


biaya produksi – persediaan akhir pekerjaan dalam proses

25
 Contoh cara menghitung harga pokok produksi

PT.Nusantara

Laporan Harga Pokok Produksi

Bulan : Januari 2011

Persediaan awal pekerjaan dalam proses Rp 100.000.000

Ditambah : Biaya produksi

 Biaya pemakaian bahan baku langsung Rp 500.000.000

 Biaya tenaga kerja langsung Rp 750.000.000

 Biaya overhead Rp 400.000.000

Total Biaya Produksi Rp 1.650.000.000

Total Pekerjaan Dalam Proses Rp 1.750.000.000

Dikurangi : persediaan akhir pekerjaan dalam proses (Rp 150.000.000)

Harga Pokok Produksi Rp 1.600.000.000

 Jurnal untuk mencatat produk yang telah selesai diproses

Persediaan barang jadi Rp 1.600.000.000

Pekerjaan dalam proses Rp 1.600.000.000

2) Menhitung Harga Pokok Penjualan (Cost Of Goods Sold)


 Harga pokok penjualan : Biaya produk jadi yang telah dijual
 Perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP)

26
HPP = Persediaan awal barang jadi + Harga Pokok Produksi –
persediaan akhir barang jadi

 Contoh Menghitung harga pokok penjualan


 Persediaan awal barang jadi = Rp 200 juta
 Persediaan akhir barang jadi = Rp 125 juta

PT.Nusantara

Laporan Harga Pokok Penjualan

Bulan = Januari 2011

Persediaan awal barang jadi Rp 200.000.000

Ditambah :

 Harga pokok produksi (table 1) Rp 1.600.000.000

Barang jadi tersedia untuk dijual Rp 1.800.000.00

Dikurangi : Persediaan akhir barang jadi (Rp 125.000.000)

Harga Pokok Penjualan 1.675.000.000

3. Siklus Akuntansi Biaya Pada Metode Harga Pokok Pesanan

Metode harga pokok pesanan merupakan metode pengumpulan biaya-biaya produksi


yang nantinya akan membantu untuk menentukan harga pokok dari produk yang di
produksi perusahaan tersebut. Tujuan dari menggunakan metode ini adalah agar
perusahaan dapat menentukan harga pokok produk baik pada setiap satuan maupun secara
keseluhuran dari setiap pesanan. Dalam metode dari harga pokok pesanan, akan
dikumpulkan pesanan-pesanan serta harga pokok produksi untuk setiap satuannya.
Kemudian dihitung dengan cara membagi total biaya produksi pada pesanan dengan
jumlah satuan produk dalam setiap pesanan yang ada.

27
Pada pengumpulan harga pokok dari pesanan, semua biaya yang dikumpulkan pada
tiap pemesanan akan dipisahkan menurut identitasnya. Atau dengan kata lain, penentuan
dari harga pokok pesanan merupakan sistem akuntansi yang menelusuri biaya setiap unit
individual atau pekerjaan, kontrak ataupun tumpukan produk yang spesifik.

Pembahasan dari metode harga pokok produksi dimulai dari menguraikan prosedur
pencatatan dari biaya bahan baku produksi dan dilanjutkan dengan menguraikan
pencatatan biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik hingga mencatat harga
produk yang sudah jadi.

a) Pembelian Bahan Baku dan Bahan Penolong

Perusahaan akan menggunakan dua rekening yang akan digunakan untuk mencatat
persediaan bahan baku serta bahan penolong.

Dalam pembelian tersebut akan tercatat dalam jurnal dengan format berikut :

Jurnal 1 : untuk pembelian materi buku

Persediaan materi buku Rp.....

Utang dagang Rp.....

Jurnal 2 : Untuk pembelian materi penolong

Persediaan materi penolong Rp....

Utang dagang Rp ....

b) Penggunaan Bahan Baku dan Bahan Penolong dalam Proses Produksi

Untuk mencatat bahan yang akan digunakan dalam setiap pesanan, maka perusahaan
akan menggunakan dokumen yang digunakan sebagai bukti permintaan pengeluaran

28
dari gudang. Pencatatan penggunaan bahan baku dalam metode harga pokok pesanan
dilakukan dengan cara mendebitkan rekening barang yang digunakan dalam proses
produksi dan mengkreditkan rekening persediaan bahan baku berdasarkan dokumen
permintaan dan pengeluaran yang dikeluarkan oleh gudang produksi.

c) Mencatat biaya tenaga kerja

Dalam metode ini, perusahaan harus memisahkan antara upah tenaga kerja langsung
dan upah tenaga kerja langsung. Untuk upah tenaga kerja langsung, akan dilakukan
pencatatan dengan mendebitkan barang yang digunakan dalam proses produksi serta
mencatatnya dalam kartu harga pokok pesanan. Untuk upah tenaga kerja tak langsung,
makan pencatatannya dilakukan dengan mendebitkan biaya overhead pabrik yang
sebenarnya.

d) Mencatat biaya overhead Pabrik

Untuk mencatat biaya overhead pabrik ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

 Pencatatan biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk yang


didasarkan pada tarif yang sudah ditentukan sebelumnya. Kemudian dicatat
dengan mendebitkan rekening barang ke dalam proses dan mengkreditkan
kedalam rekening biaya overhead pabrik.
 Pencatatan biaya overhead pabrik sebenarnya akan dicatat dengan cara
mendebitkan rekening biaya overhead pabrik yang sebenarnya.
e) Mencatat harga pokok produk jadi

Harga pokok pesanan yang telah jadi, dapat dihitung dengan menggunakan informasi
dari biaya yang sudah dikumpulkan kedalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan.

f) Mencatat harga produk dalam proses produksi

Pada akhir periode, akan ada kemungkinan bila pesanan yang dipesan oleh konsumen
belum selesai diproduksi. Biaya yang dikeluarkan pada pesanan dapat dilihat pada
kartu harga pokok pesanan yang bersangkutan. Setelah itu barulah dibuat jurnal yang
mencatat persediaan produk yang digunakan dalam proses prosuksi dengan cara
29
mendebitkan rekening persediaan produk serta mengkreditkan rekening barang yang
digunakan.

g) Mencatat harga pokok yang dijual

Harga produk yang akan diserahkan kepada pemesan kemudian dicatat kedalam
rekening harga pokok penjualan serta rekening persediaan produk yang sudah jadi.

h) Mencatat pendapatan penjualan produk

Pendapatan yang di peroleh dari proses penjualn produk akan di catat dengan cara
mendebitkan rekening piutang dagang serta mengkreditkan rekening dari hasil
penjualan.

4. Karakteristik Usaha Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan


a. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.

Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi dihentikan dan mulai
dengan pesanan berikutnya.

b. Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan.

Pesanan yang satu dapat berbeda dengan pesanan yang lain.

c. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan


digudang.

5. Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan


a. Perusahaan memproduksi berbagai macam produk sesuai dengan spesifikasi
pemesanan dan setiap jenis produk dihitung harga pokok produksinya individual.
b. Biaya produksi harus digolongkan menjadi biaya produksi langsung & biaya produksi
tidak langsung.
c. Biaya produksi langsung diperhitungkan sebagai harga pokok produksi pesanan
tertentu berdasarkan biaya yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya overhead
pabrik dihitung kedalam harga pokok pesanan berdasarkan tarid yang ditentukan.

30
d. Harga pokok produksi perunit dihitung pada saat pesanan selesai diproduksi dengan
cara membagi jumlah biaya produksi yang dikeluarkan untuk pesanan dengan jumlah
unit produk yang dihasilkan dalam pesanan yang bersangkutan.
6. Manfaat Informasi Harga Pokok Pesanan
a. Menentukan harga jual yang akan dibebankan kepada pemesan

Perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan memproses produknya


berdasarkan spesifikasi yang ditentukan oleh pemesan. Biaya produksi pesanan yang
satu berbeda dengan biaya produksi pesanan yang lain. Harga jual yang dibebankan
kepada pemesan sangat ditentukan oleh besarnya biaya produksi yang akan
dikeluarkan untuk pesanan tersebut.

b. Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.

Manajemen memerlukan informasi total harga pokok pesanan yang memberikan


perlindungan bagi manajemen agar dalam menerima pesanan manajemen tidak
mengalami kerugian

c. Memantau realisasi biaya produksi

Jika pesanan telah diputuskan untuk diterima, manajemen memerlukan informasi biaya
produksi yang sesungguhnya dikeluarkan dalam memenuhi pesanan tertentu.
Perhitungan biaya produksi sesungguhnya yang dikeluarkan untuk pesanan tertentu
dilakukan dengan formula.

d. Minghitung laba atau rugi tiap pesanan

Informasi laba atau rugi tiap pesanan diperlukan untuk mengetahui kontribusi tiap
pesanan dalam menutup biaya non produksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh
karena itu, metode harga pokok pesanan yang digunakan oleh manajeman untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk
pesanan guna menghasilkan informasi laba atau rugi tiap pesanan dapat dihitung.

e. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang
disajikan dalam neraca

31
Di dalam neraca, manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi
dan harga pokok produk yang pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk tujuan
tersebut, manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap pesanan.

Berdasarkan catatan biaya produksi tiap pesanan manajemen dapat menentukan biaya
produksi yang melekat pada pesanan yang telah selesai diproduksi, namun pada
tanggal neraca belum diserahkan kepada pemesan.

B. Siklus Pembuatan Produk dan Sikluk Akuntansi Biaya

Siklus pembuatan produk dimulai dengan pembelian dan penyimpanan bahan baku yang
kemudian dimasukan kedalam proses menjadi produk dalam proses. Produk dalam proses
dimasukan lagi untuk diolah dan diproses menjadi produk selesai. Produk selesai tersebut
kemudian disimpan digudang sebelum dijual atau dipasarkan ketangan konsumen. Produk
selesai yang belum terjual akan menjadi persediaan produk selesai.

Siklus akuntansi biaya dimulai dari pembelian bahan dan penentuan harga pokok bahan
yang dibeli, kemudian dihitung berapa harga pokok bahan yang digunakan. Selanjutnya bahan
yang digunakan bersama tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dikumpulkan akan
membentuk biaya produksi. Biaya produksi yang digunakan dalam periode waktu tersebut
akan membentuk harga pokok produksi. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya
produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses. Setelah biaya produksi
dikumpulkan dihitung harga pokok produksi dan berikutnya ditentukan harga pokok produk
selesai.

32
Siklus Pembuatan Produk Siklus Akuntansi Biaya

Pembelian dan
penyimpanan Bahan
Penentuan
Baku Harga Pokok
Bahan Baku Yang
di beli

Penggolongan bahan
baku menjadi produk
selesai Penentuan harga
Biaya tenaga Biaya Overhead
pokok bahan Pabrik
kerja langsung
baku yang
digunkan

Penyimpanan produk
selesai dalam gudang

Pengumpulan
biaya produksi

Penentuan Harga
pokok Produk
selesai

C. Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening

Dalam aliran biaya pabrikasi tersebut dapat dilihat bahwa akun buku besar unutk biaya
pabrikasi yang digunakan adalah akun bahan baku, beban gaji dan akun pengendali overhead,
produk dalam proses, produk selesai dan harga pokok penjualan.

Tahapan siklus akuntansi melalui akun bentuk T dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Membuka rekening perkiraan persediaan bahan baku, beban gaji (untuk mencatat
tenaga kerja langsung) dan BOP pengendali disebelah debit.

33
2. Bahan baku, tenaga kerja langsung dan BOP dimasukkan kedalam proses dan
dipindahkan ke sebelah kredit kemudian membuka rekening produk dalam proses
yang diletakkan disebelah debit.
3. Produk dalam proses diproses dan dipindahkan ke sebelah kredit dan kemudian
membuka rekening perkiraan produk selesai yang diletakan disebelah debit.
4. Produk selesai dijual akan membentuk harga pokok penjualan, sehingga produk
selesai berpindah kesebelah kredit dan mendebitkan rekening harga pokok
penjualan.

34
D. Dasar Jurnal Pada Siklus Akuntansi Biaya

Dasar jurnal pada siklus akuntansi biaya dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Jurnal Bahan Baku Langsung dan Bahan Penolong


a. Pencatatan pembelian bahan baku

Bahan Baku XXX

Hutang XXX

(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara kredit)

Bahan Baku XXX

Kas XXX

(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara tunai)

b. Pencatatan pembelian bahan penolong

Bahan Penolong XXX

Hutang XXX

(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong secara kredit)

Bahan penolong XXX

Kas XXX

(jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong secara tunai)

c. Jurnal Gabungan

Bahan XXX

Hutang XXX

(Jurnal untuk mencatat bahan baku dan bahan penolong secara kredit)

Bahan XXX
35
Kas XXX

(Jurnal untuk mencatat bahan baku dan bahan penolong secara tunai)

d. Jurnal pemakaian bahan baku

Produk dalam proses bahan baku XXX

Persediaan Bahan Baku XXX

(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku)

e. Jurnal Pemakaian Bahan Penolong

BOP Pengendali XXX

Bahan Penolong XXX

(Jurnal uintuk mencatat pemakaian bahan penolong)

2. Jurnal Tenaga Kerja Langsung


a. Jurnal pencatatan tenaga kerja terutang oleh perusahaan

Beban gaji dan upah XXX

Gaji dan Upah terutang XXX

(Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang belum dibayar oleh perusahaan atau gaji
yang masih terutang)

b. Pencatatan Distribusi Biaya Tenaga Kerja

PDP – TKL XXX

BOP pengendali XXX

Beban Pemasaran XXX

Beban Adm XXX

Beban gaji dan upah XXX

36
(jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
sesungguhnya dan biaya lain)

3. Jurnal Biaya Overhead Pabrik


a. Pencatatan pemakaian BOP

PDP – BOP XXX

Bahan Penolong XXX

Tenaga kerja tidak langsung XXX

Biaya penyusutan XXX

BOP lain-lain XXX

(Jurnal untuk mencatat pemakaian biaya overhead pabrik)

b. Jurnal biaya overhead sesungguhnya

BOP pengendali XXX

Akumuluasi penyusutan mesin XXX

Asuransi biaya dimuka XXX

Kas XXX

c. Jurnal menutup BOP dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya

BOP dibebankan XXX

BOP Pengendali XXX

4. Jurnal Hrga Pokok Produk Selesai

Produk selesai XXX

PDP – BBL XXX

PDP – TKL XXX

37
PDP – BOP XXX

(Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang)

5. Jurnal Harga Pokok Produk Dalam Proses

Persediaan PDP XXX

PDP – BBL XXX

PDP – TKL XXX

PDP – BOP XXX

(Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses)

6. Jurnal Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Penjualan XXX\

Produk selesai XXX

(Jurnal untuk mencatat produk selesai yang terjual)

7. Jurnal Penjualan
a. Pencatatan penjualan tunai

Kas XXX

Penjualan XXX

(Mencatata penjualan produk selesai secara tunai)

b. Pencatatan penjualan kredit

Piutang XXX

Penjualan XXX

(Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara kredit)

38
Catatan :

PDP = produk dalam proses

BBL = Bahan Baku Langsung

TKL = Tenaga Kerja Langsung

BOP = Biaya Overhead Pabrik

E. Contoh Soal

PT. Kreatif Ananda pada tahun 2006 mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung sebesar
Rp 100.000. Saldo perkiraan perusahaan awal dan akhir sebagai berikut :

Keterangan Awal Akhir

Bahan Baku Rp 34.000 Rp 48.000

Produk Dalam Proses Rp 24.000 Rp 28.000

Produk Jadi Rp 56.000 Rp 90.000

HPP - Rp 280.000

BOP - Rp 50.000

Diminta : Buatlah arus biaya dan jurnal yang diperlukan

Penyelesaian :

Catatan :

Pembelian Rp 182.000

Pemakaian bahan baku Rp 168.000

Harga pokok produksi Rp 314.0001


39
1. Junal Yang di Perlukan
 Jurnal Pebebanan Biaya

PDP – Beban Rp 168.000

PDP – Tenaga kerja Rp 100.000

PDP – BOP RP 50.000

Bahan Rp 168.000

Beban Gaji dan Upah Rp 100.000

BOP dibebankan Rp 50.000

(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan, tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik menjadi produk dalam proses).

 Jurnal persediaan Produk Selesai

Persediaan produk selesai Rp 314.000

Persediaan Produk Dalam proses Rp 314.000

(Jurnal untuk mencatat PDP Bahan, TKL dan BOP yang dimasukkan kedalam proses
dan menjadi produk selesai).

 Jurnal harga poko penjualan

Harga pokok penjualan Rp 280.000

Produk selesai Rp 380.000

40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Siklus akuntansi Biaya proses dari penyediaan informasi keuangan yang terdiri dari
pencatatan data hingga menyusunnya kedalam sebuah laporan keuangan yang berdasarkan
pada tahapann-tahapan dalam penyusunan laporan keuangan. Laporan keuangan sendiri
merupakan bentuk informasi keuangan dalam bentuk debit atau kredit sehingga mudah di
pahami oleh pengguna informasi tersebut. Laporan keuangan juga harus bersifat relavan,
mudah di mengerti serta dapat di perbandingkan.

Untuk siklus akuntansi berdasarkan jenis perusahaannya ada 3, yaitu : Siklus


Akuntansi Biaya dalam perusahaan dagang, Siklus Akuntansi Biaya dalam Perusahaan Jasa
dan Siklus Akuntansi Biaya Dalam Perusahaan Manufaktur. siklus akuntansi biaya dalam
perusahaan dagang akan berbeda dengan siklus akuntansi biaya dalam perusahaan
manufaktur, begitu juga dengan siklus akuntansi biaya dalam perusahan jasa.

41
DAFTAR PUSTAKA

Bastian Bustami Nurlela. Akuntansi Biaya : Teori & Aplikasi. GRAHA ILMu

fitria supya ningsih, 15 Desember 2016. http://al401.ilearning.me/2016/12/15/siklus-akuntansi-


biaya/

Reza, 30 Maret 2017. https://dosenakuntansi.com/siklus-akuntansi-biaya

Novia Widya Utami, 08 Januari 2020. https://www.jurnal.id/id/blog/siklus-akuntansi-biaya/

Admin, http://www.akuntansipendidik.com/2014/08/mengenal-siklus-akuntansi-biaya-pada-
perusahaan.html

Admin, https://www.pelajaran.click/2015/09/memahami-siklus-akuntansi-biaya.html

Admin, http://automotivehunter.blogspot.com/2013/07/siklus-akuntansi-biaya-dalam-
perusahaan.html

42
LAMPIRAN-LAMPIRAN

43
44
45

Anda mungkin juga menyukai