Anda di halaman 1dari 11

Nama : Berlianna Novianti

NIM : 044855506

TUGAS TUTORIAL KE-1 PROGRAM


STUDI MANAJEMEN

Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya


Kode Mata Kuliah : EKMA4315
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang : Dr. Sutono, SE, MM
Nama Penelaah :
Status : Baru
Pengembangan
Tahun : 2023.
Pengembangan
Edisi Ke- :

Skor Sumber Tugas


No Tugas Tutorial
Maksimal Tutorial
1 a. Buatlah bagan dan jelaskan : 30 Modul 1
Hubungan Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Pendahuluan dan
Akuntansi Manajemen dan Sistem Akuntansi Kos Konsep Dasar
b. Buatlah bagan dan jelaskan : Akuntansi
Metode Penelusuran Kos (Cost Traceability
Methods)
c. Jelaskan dan beri contoh :
Kos Prima, Kos Konversi, Kos Produk dan Kos
Periode

2 a. Buatlah bagan dan jelaskan : 30 Modul 2 Analisis


1. Perilaku Kos dalam Hubungan dengan Perilaku Kos
Aras Aktivitas Aktivitas
2. Kos Tetap, Kos Variabel dan Kos
Variabel Bertahap
3. Kos Tetap dan Kos Tetap Bertahap
4. Kos Campuran
b. Jelaskan :
1. Fungsi Kos Campuran : Y= T + VX
2. Metode Pemisahan Kos Campuran :
Metode Regresi Berganda

3 a. Buatlah bagan dan jelaskan : 40 Modul 3


1. Siklus Kegiatan Usaha Jasa, Dagang dan Sistem Akuntansi
Manufaktur Kos, Sistem Kos
2. Aliran Kegiatan Produksi dan Siklus dan Metode
Akuntansi Biaya Akumulasi Kos
b. Buatlah Laporan Kos Produksi :
Informasi PT Maju Jaya tahun 2022
Sediaan produk dalam proses :
per 1 Januari 2022 Rp. 41.580.000
per 31 Desember 2022 Rp. 13.200.000 Kos
bahan baku Rp. 154.000.000
Kos tenaga kerja langsung Rp. 187.000.000 Kos
overhead pabrik Rp. 104.720.000
Sediaan produk jadi :
per 1 Januari 2022 Rp. 24.750.000
per 31 Desember 2022 Rp. 74.250.000
Penjualan Rp. 825,000.000
Biaya pemasaran dan adm Rp. 110.000.000

c. Jelaskan dan berikan contoh :


Penggunaan Sistem Kos Aktual, Sistem Kos
Normal dan Sistem Kos Standar

Keterangan
Jawaban diketik dan di-upload di lms UT dalam bentuk PDF
Batas waktu pengumpulan : Tanggal 23 Oktober 2023, Jam 21.00 WIB

Jawaban :

1. A. Bagan Hubungan Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Akuntansi Manajemen dan Sistem
Akuntansi Kos

Sistem Akuntansi Keuangan, Sistem Akuntansi Manajemen, dan Sistem Akuntansi Kos adalah tiga
jenis sistem akuntansi yang berbeda yang digunakan dalam perusahaan untuk tujuan yang berbeda.
Namun, ketiganya saling terkait dalam menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan dan pelaporan keuangan. Berikut adalah penjelasan mengenai hubungan antara ketiga
sistem akuntansi ini:

a). Sistem Akuntansi Keuangan:


Tujuan Utama: Sistem Akuntansi Keuangan ditujukan untuk memenuhi persyaratan laporan
keuangan eksternal. Tujuannya adalah menyajikan informasi keuangan perusahaan kepada pihak
eksternal, seperti pemegang saham, kreditor, auditor, dan pihak berkepentingan lainnya.
Standar Pelaporan: Sistem ini mengikuti standar pelaporan keuangan yang ditetapkan oleh lembaga
standar pelaporan keuangan, seperti Financial Accounting Standards Board (FASB) di Amerika
Serikat.
Isi Laporan: Laporan keuangan utama yang dihasilkan melalui sistem ini termasuk laporan laba
rugi, neraca, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas.
Tujuan Utama: Tujuannya adalah memberikan informasi keuangan yang akurat, relevan, dan dapat
dipercaya kepada pihak eksternal untuk evaluasi kinerja perusahaan.

b). Sistem Akuntansi Manajemen:


Tujuan Utama: Sistem Akuntansi Manajemen digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi
manajemen internal. Tujuannya adalah membantu manajer dalam perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan yang efektif.
Standar Pelaporan: Sistem ini tidak terikat pada standar pelaporan keuangan eksternal, dan
perusahaan dapat menyesuaikan metodenya sesuai kebutuhan.
Isi Laporan: Laporan yang dihasilkan melalui sistem ini mencakup laporan biaya, laporan
anggaran, laporan kinerja departemen, dan analisis varian biaya.
Tujuan Utama: Tujuannya adalah menyediakan informasi yang relevan dan dapat dipahami oleh
manajer untuk membantu mereka dalam mengelola perusahaan dan mencapai tujuan strategis

c). Sistem Akuntansi Kos:


Tujuan Utama: Sistem Akuntansi Kos adalah sub-bagian dari Sistem Akuntansi Manajemen yang
khusus untuk mengukur, melacak, dan mengelola biaya produksi dalam perusahaan manufaktur.
Tujuannya adalah memberikan informasi tentang biaya produksi yang akurat dan relevan.
Standar Pelaporan: Sistem ini menggunakan standar biaya yang mungkin termasuk biaya standar,
biaya aktual, atau biaya normal.
Isi Laporan: Laporan yang dihasilkan melalui sistem ini mencakup perhitungan biaya produk,
analisis varian biaya, dan alokasi biaya overhead.
Tujuan Utama: Tujuannya adalah memberikan informasi yang dapat membantu manajer dalam
pengambilan keputusan terkait dengan biaya produksi, perencanaan anggaran, dan analisis kinerja
produksi.

Hubungan antara sistem akuntansi ketiga ini adalah bahwa Sistem Akuntansi Kos adalah bagian
dari Sistem Akuntansi Manajemen yang membantu manajer dalam pengelolaan biaya produksi,
sementara Sistem Akuntansi Keuangan menyediakan informasi keuangan eksternal yang berguna
bagi pihak luar perusahaan. Semua tiga sistem ini bekerja bersama untuk memenuhi kebutuhan
informasi yang berbeda di dalam dan di luar perusahaan.

B. Bagan Metode Penelusuran Kos (Cost Traceability Methods)

Mengacu pada Gambar diatas, kos dapat ditelusuri ke objeknya melalui tiga metode, yaitu metode
penelusuran langsung (direct tracing), metode penelusuran dengan menggunakan pemicu kos
(driver tracing); dan metode alokasi untuk jenis-jenis kos yang tidak dapat diobservasi secara
langsung dan sulit ditentukan hubungan sebab akibat antara kos dan objeknya.
Pemilihan metode penelusuran biaya tergantung pada karakteristik perusahaan, jenis biaya yang
harus dialokasikan, dan tingkat akurasi yang dibutuhkan. Beberapa metode, seperti ABC, dapat
memberikan alokasi biaya yang lebih akurat, tetapi juga lebih kompleks dalam perhitungannya.
Tujuan utama dari metode penelusuran kos adalah untuk memberikan informasi biaya yang relevan
dan akurat untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam perusahaan.

C. Jelaskan dan beri contoh apa itu :


Kos Prima (Biaya Utama), Kos Konversi (Biaya Konversi), Kos Produk (Biaya Produk), dan Kos
Periode (Biaya Periode) adalah komponen biaya yang digunakan dalam sistem akuntansi biaya.
Berikut adalah penjelasan singkat beserta contohnya:

 Kos Prima (Biaya Utama):


Definisi: Kos Prima adalah jumlah biaya langsung yang terkait langsung dengan produksi barang
atau penyediaan layanan. Ini mencakup biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Contoh: Untuk perusahaan manufaktur, biaya bahan baku adalah kos prima (misalnya, bahan kayu
untuk pembuatan mebel). Untuk perusahaan jasa konstruksi, biaya tenaga kerja langsung untuk
pekerjaan konstruksi adalah kos prima.

 Kos Konversi (Biaya Konversi):


Definisi: Kos Konversi adalah biaya produksi yang diperlukan untuk mengubah bahan baku
menjadi produk jadi. Ini mencakup biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
Contoh: Biaya gaji pekerja produksi (tenaga kerja langsung) dan biaya listrik pabrik (biaya
overhead pabrik) dalam perusahaan manufaktur adalah kos konversi.

 Kos Produk (Biaya Produk):


Definisi: Kos Produk adalah total biaya yang terkait dengan produksi barang atau penyediaan
layanan. Ini mencakup kos prima dan kos konversi.
Contoh: Jika suatu perusahaan manufaktur memproduksi televisi, kos produk mencakup biaya
bahan baku (misalnya, komponen elektronik), biaya tenaga kerja langsung (misalnya, pekerja yang
merakit televisi), dan biaya overhead pabrik (misalnya, biaya peralatan produksi).

 Periode Kos (Biaya Periode):


Definisi: Kos Periode adalah biaya yang tidak terkait langsung dengan produksi barang atau
penyediaan layanan dan dikaitkan dengan aktivitas yang berlangsung sepanjang periode akuntansi.
Meliputi biaya administrasi, biaya penjualan, dan biaya pemasaran.
Contoh: Gaji karyawan kantor, biaya iklan, biaya pemeliharaan kantor, dan biaya distribusi adalah
contoh kos periode. Mereka tidak berhubungan langsung dengan produksi barang atau layanan
tertentu.

Penting untuk memahami perbedaan antara komponen biaya ini, terutama ketika melakukan analisis
biaya dan perencanaan anggaran. Kos Prima dan Kos Konversi terkait langsung dengan produksi,
sementara Kos Produk terdiri dari keduanya. Sementara itu, Kos Periode terkait dengan biaya yang
terjadi selama periode tertentu dan tidak bergantung pada volume produksi.

2. A. Buatlah bagan dan jelaskan :


- Perilaku Kos dalam Hubungan dengan Aras Aktivitas

Berikut ini dibahas lebih rinei mengenai perilaku kos dalam hubungannya dengan tingkat
aktivitas yang dilaksanakan, kemudian dilanjutkan dengan metode untuk memisahkan kos
campuran. Gambar diatas menuniukkan bahwa perilaku kos dapat dideteksi melalui
perubahan jumlah kos akibat perubahan aras (level) aktivitas. Dari Gambar diatas tersebut
tampak bahwa sebenarnya dalam hubungannya dengan tingkat aktivitas kos dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu kos tetap dan kos variabel. Namun ada beberapa kos yang
masih bersifat campuran (abu-abu). Di samping itu, pola perubahan kos sebenarya
bertahap. ada yang tahapannya panjang dan ada juga yang tahapannya lebih pendek. Kos
yang berubah secara bertahap in disebut kos variabel bertahap (step variable cost) dan kos
tetap bertahap (step fixed cost).

- Kos Tetap, Kos Variabel dan Kos Variabel Bertahap

Kos variabel adalah kos yang secara total berubah jika terjadi perubahan tingkat aktivitas.
Sebenarnya sifat perubahan kos ini tidaklah benar-benar linear, melainkan bertahap. Untuk itu
dikenal istilah kos variabel bertahap (step variabel cost). Kos variabel bertahap ini memiliki
rentang perubahan yang relatif pendek. Lebarnya rentang pada setiap tahap menggambarkan
rentang penggunaan aktivitas. Kos variabel bertahap dan kos tetap bertahap sulit dibedakan
karena konsep cakrawala waktu bersifat relatif. Sebuah. perilaku kos dapat dikatakan variabel
bertahap atau tetap bertahap jika kedua kos tersebut disandingkan. Kos dengan tahap lebih
pendek disebut kos variabel bertahap.

-Kos Tetap dan Kos Tetap Bertahap

Kos tetap adalah kos yang dalam rentang waktu atau aktivitas (activity
range) tertentu tidak berubah meskipun terjadi perubahan tingkat aktivitas.
Perlu dipahami bahwa yang dimaksud dengan tetap adalah tetap dalam rentang
waktu tertentu sehingga jika ditunjukkan dalam gambar akan tampak bertahap.
Namun step fixed cost memiliki rentang waktu perubahan kos yang lebih
panjang dibandingkan dengan step variabel costs.
Di samping konsep-konsep kos tersebut, juga ada konsep Committed fixed cost dan
Discretionary fixed cost. Committed fixed cost adalah kos yang dibutuhkan agar perusahaan
dapat berjalan pada kapasitas normal. Manajemen mempunyai pengaruh yang keeil untuk
mengurangi jumlah kos ini. Kos jenis ini dikeluarkan dalam rangka membeli kapasitas produksi
jangka panjang.
Discretionary fixed cost adalah kos yang dikeluarkan dalam rangka untuk membeli kapasitas
produksi jangka pendek. Kos ini biasanya ditetapkan pada setiap awal tahun. Jadi, manajer
memiliki wewenang dalam menentukan besar kecilnya kos ini bahkan wewenang untuk
menentukan ada tidaknya kos ini.

- Kos Campuran

Kos campuran (mixed cost) adalah kos yang memiliki karakteristik tetap dan juga karakteristik
variabel. Gambar diatas menunjukkan perilaku kos campuran. Dari Gambar diatas tersebut
tampak bahwa kos total terdiri dari unsur variabel dan unsur tetap (warna gelap). Jika dibuat
notasi bahwa kos campuran dinotasikan dengan Y; kos tetap dinotasikan dengan T; kos
variabel dinotasikan dengan V; dan aras aktivitas dinotasikan dengan X maka secara
matematis kos campuran dapat ditulis dengan persamaan Y = T + VX
Untuk kepentingan analisis, kos yang masih bersifat campuran ini harus
dipisahkan menjadi unsur tetap (K'T) dan unsur variabel (KV).

B.- Fungsi Kos Campuran : Y= T + VX


Rumus fungsi biaya campuran yang diberikan adalah Y = T + VX, di mana:

Y adalah total biaya campuran.


T adalah biaya tetap atau komponen tetap dari biaya campuran. Ini adalah biaya yang tetap atau
konstan, tidak peduli berapa banyak produk yang diproduksi atau layanan yang diberikan.
V adalah variabel biaya per unit produk atau layanan. Ini adalah biaya yang berubah tergantung
pada volume produksi atau layanan yang dihasilkan.
* adalah jumlah unit produk atau layanan yang diproduksi atau diberikan.
Fungsi biaya campuran ini digunakan untuk menggambarkan bagaimana biaya keseluruhan (Y)
dalam produksi atau penyediaan layanan tergantung pada jumlah unit (X) yang diproduksi atau
diberikan.

Fungsi biaya campuran ini umumnya sangat dalam analisis biaya, terutama dalam analisis
biaya produksi. Dengan memahami komponen tetap (T) dan variabel (V), perusahaan dapat
menghitung total biaya untuk berbagai tingkat produksi atau layanan. Ini membantu dalam
perencanaan anggaran, pengambilan keputusan, dan penentuan harga produk atau layanan.

Contoh penggunaan fungsi biaya campuran dapat mencakup:

 Perusahaan Manufaktur: Sebuah pabrik yang memproduksi mobil menggunakan rumus ini
untuk memahami bagaimana total biaya produksi mobil (Y) berubah seiring dengan jumlah
mobil yang diproduksi (X). Biaya tetap (T) mungkin termasuk biaya penyewaan pabrik dan
biaya gaji karyawan tetap, sementara biaya variabel (V) mungkin termasuk biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya produksi variabel lainnya.

 Perusahaan Jasa: Sebuah perusahaan jasa konstruksi menggunakan rumus ini untuk
menghitung biaya total proyek konstruksi (Y) berdasarkan jumlah proyek yang sedang
dikerjakan (X). Biaya tetap (T) dapat mencakup biaya kantor dan gaji karyawan tetap,
sedangkan biaya variabel (V) dapat mencakup biaya bahan dan gaji pekerja proyek.

Dengan menggunakan rumus biaya campuran, perusahaan dapat merencanakan anggaran,


memahami titik impas (titik impas), dan sejauh mana biaya total akan berubah ketika volume
produksi atau layanan berubah. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mengambil keputusan
yang lebih baik dalam mengelola sumber daya dan menentukan harga produk atau layanan
mereka.

- Metode Pemisahan Kos Campuran : Metode Regresi Berganda


Metode Pemisahan Kos Campuran dengan menggunakan Metode Regresi Berganda adalah
teknik analisis statistik yang digunakan untuk memisahkan biaya variabel dan biaya tetap
dalam suatu campuran biaya. Metode ini bergantung pada konsep bahwa biaya campuran dapat
dibagi menjadi dua komponen utama: biaya yang berubah seiring dengan perubahan volume
produksi atau aktivitas (biaya variabel) dan biaya yang tetap, yang tidak berubah seiring
dengan perubahan volume (biaya tetap).

Berikut adalah langkah-langkah dalam mengimplementasikan metode regresi berganda untuk


memisahkan kos campuran:

1) kumpulkan Data: mengumpulkan data historis biaya total (Y) dan volume produksi
atau aktivitas (X) selama beberapa periode waktu. Data ini harus mencakup berbagai
tingkat volume produksi atau aktivitas yang berbeda.

2) Bentuk Model Regresi: Bentuk model regresi yang sesuai dengan data Anda. Model ini
biasanya mengambil bentuk regresi linier berganda, dimana biaya total (Y) adalah
variabel dependen dan volume produksi atau aktivitas (X) adalah variabel independen.
Model ini akan mencoba memodelkan hubungan antara biaya total dan volume
produksi.

3) Estimasi Koefisien: Gunakan perangkat lunak statistik atau alat analisis data untuk
menghitung koefisien regresi dalam model. Koefisien ini akan memberikan perkiraan
biaya variabel per unit produksi (variabel biaya per unit, V).

4) Hitung Biaya Tetap: Setelah Anda memiliki perkiraan biaya variabel per unit (V) dari
analisis regresi, Anda dapat menghitung biaya tetap (biaya tetap, T). Caranya adalah
dengan mengurangkan biaya variabel (V*X) dari total biaya (Y) pada tingkat produksi
atau aktivitas tertentu. Dengan kata lain, T = Y - (V * X).

Metode regresi berganda adalah salah satu alat yang efektif untuk memisahkan biaya campuran
dalam situasi di mana Anda memiliki data biaya total dan volume produksi atau aktivitas yang
relevan. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memahami komponen biaya variabel dan
tetap dalam campuran biaya dan mengidentifikasi kontribusi variabel biaya terhadap perubahan
total biaya seiring dengan perubahan volume produksi.

Dengan menggunakan metode ini, perusahaan dapat membuat perencanaan anggaran yang
lebih akurat, menghitung titik impas (break-even point), dan membuat keputusan yang lebih
baik terkait dengan strategi harga, pengendalian biaya, dan analisis kinerja.

3. A.1 Gambar dan jelaskan :


a. Siklus Kegiatan Usaha Jasa, Dagang dan Manufaktur
-Siklus Kegiatan Usaha Jasa
Siklus kegiatan usaha jasa sangat pendek. (I) Dimulai dari penggunaan kas atau sumber
daya lainnya, misalnya keahlian, diteruskan dengan memberikan pelayanan jasa kepada
pelanggan; (2) pelanggan setelah menerima pelayanan jasa akan membayar jasa pelayanan
secara tunai (2a) atau kredit (2b); (3) jika pelanggan tidak membayar secara tunai maka
akan timbul piutang usaha bagi perusahaan jasa. Pada periode waktu berikutnya perusahaan
jasa akan menerima pelunasan piutang dari pelanggan sehingga diperoleh kas.
Siklus kegiatan ini akan berputar kembali seperti semula. Gambar diatas menggambarkan
siklus kegiatan tersebut.
-Siklus Kegiatan Usaha Dagang

Siklus kegiatan usaha dagang lebih panjang daripada siklus kegiatan usaha jasa
karena ada kegiatan pembelian barang dagangan. Siklus kegiatan usahanya dimulai dari
(1) penggunaan kas atau sumber daya lain untuk membeli barang dagangan; (2)
penyimpanan barang dagangan di gudang; (3) penjualan barang dagangan ke pelanggan.
Pelanggan dapat membayar langsung secara tunai (3a) atau melalui sistem kredit (3b); dan
(4) perusahaan menerima pelunasan piutang dari pelanggan schingga diperoleh kas.
Selanjutnya, siklus kegiatan berulang kembali. Siklus kegiatan ini tampak
'seperti pada Gambar diatas.
-Siklus Kegiatan Manufaktur

Siklus kegiatan usaha manufaktur sangat kompleks apalagi jika dikaitkan dengan tingkat
kerumitan desain produk sederhana, rumit yang diproduksi, sifat proses produksinya
order, masa, kelangkaan atau keunikan bahan baku yang diperlukan, spesialisasi tenaga
kerja, serta penggunaan berbagai macam teknologi. Tampaknya sulit untuk
menggambarkan secara lengkap siklus kegiatan usaha dalam satu buah bagan. Namun
secara generik dari gambar diatas cukup mewakili siklus kegiatan usaha manufaktur.
Kegiatan usaha manufaktur dimulai dari (1) penggunaan kas atau sumber daya lain untuk
membeli bahan baku, investasi pada mesin dan bangunan pabrik, dan menyewa tenaga
kerja;
(2) kegiatan pergudangan bahan baku; (3) proses produksi; (4) kegiatan pergudangan
barang jadi; (5) penjualan produk ke agen atau pembeli langsung; pelanggan dapat
membayar tunai (Sa) atau secara kredit (5b); (6) penerimaan pelunasan piutang oleh
pelanggan. Selanjutnya, siklus kegiatan usaha berulang kembali.

A.2 Aliran Kegiatan Produksi dan Siklus Akuntansi Biaya

Aliran Kegiatan Produksi adalah rangkaian proses yang terjadi dalam perusahaan
manufaktur saat mengubah bahan baku menjadi produk jadi. Proses ini melibatkan
beberapa langkah utama, yang meliputi:

1) Pengadaan Bahan Baku: Langkah pertama dalam aliran produksi adalah


pengadaan bahan baku yang dibutuhkan untuk produksi. Bahan baku ini mungkin
berupa bahan mentah atau komponen yang akan digunakan dalam pembuatan
produk.

2) Pengolahan: Setelah bahan baku diterima, bahan tersebut diolah melalui berbagai
tahap produksi. Ini mungkin melibatkan pemotongan, pembentukan, pengerjaan,
perakitan, atau tahap lainnya, tergantung pada jenis produk yang dibuat.

3) Persediaan dalam Proses (Work-in-Progress, WIP): Produk yang sedang dalam


proses produksi disimpan dalam persediaan dalam proses. Di sini, biaya produksi
seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik
dikumpulkan.

4) Produk Jadi: Setelah produk melewati semua tahap produksi, mereka menjadi
produk jadi yang siap dijual.

5) Distribusi: Produk jadi didistribusikan ke pelanggan atau disimpan dalam gudang


sebelum penjualan.

Siklus Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, pengukuran, pelaporan, dan analisis
biaya yang terkait dengan aliran kegiatan produksi di perusahaan manufaktur. Siklus ini
melibatkan langkah-langkah berikut:

1) Pencatatan Biaya Bahan Baku: Pada tahap ini, biaya bahan baku yang dibeli dan
digunakan dalam produksi dicatat. Pencatatan ini mencakup pengelompokkan
biaya berdasarkan jenis bahan baku dan penghitungan biaya total bahan baku
yang digunakan.

2) Pencatatan Biaya Tenaga Kerja Langsung: Biaya tenaga kerja langsung yang
dikeluarkan dalam proses produksi dicatat. Ini mencakup penghitungan jam
tenaga kerja langsung dan tarif gaji yang diterapkan.

3) Pencatatan Biaya Overhead Pabrik: Biaya overhead pabrik yang terdiri dari biaya-
biaya pabrik yang tidak dapat diatribusikan langsung ke produk tertentu yang
dicatat. Ini mencakup biaya pemeliharaan fasilitas, penyewaan pabrik, dan biaya
operasional lainnya.

4) Alokasi Biaya ke Produk: Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik dialokasikan ke produk dalam persediaan dalam proses. Ini
bisa dilakukan berdasarkan tingkat alokasi seperti biaya bahan baku per unit atau
biaya tenaga kerja langsung per jam.

5) Penilaian Kinerja dan Pengendalian Biaya: Selama proses produksi, manajer akan
menilai kinerja dan memonitor biaya untuk memastikan sesuai dengan anggaran
dan tujuan perusahaan.

6) Penyusunan Laporan Biaya: Laporan biaya, termasuk laporan laba rugi produk
dan analisis varian biaya, disiapkan untuk memberikan wawasan tentang biaya
produksi dan kinerja perusahaan.

7) Analisis Kinerja: Analisis biaya digunakan untuk mengidentifikasi varian biaya,


menyalakan kinerja produksi, dan membuat perbaikan dalam operasi.

Siklus Akuntansi Biaya merupakan bagian integral dari manajemen biaya di perusahaan
manufaktur. Itu membantu perusahaan dalam memantau biaya produksi, evaluasi kinerja,
dan pengambilan keputusan yang tepat terkait dengan produksi dan penjualan produk.

B.
Laporan kos produksi

Produk awal dalam proses 41.580.000


Kos produksi ditambahkan periode ini:
Kos bahan baku 154.000.000
Kos tenaga kerja 187.000.000
Kos overhead 104.720.000
Kos total masuk ke produksi 445.720.000
Total kos produksi selama periode 487.300.000
Sediaan akhir dalam proses 74.250.000
Kos produksi: 561.550.000
C. Jelaskan dan berikan contoh :
Penggunaan Sistem Kos Aktual, Sistem Kos Normal dan Sistem Kos Standar
Sistem Kos Aktual, Sistem Kos Normal, dan Sistem Kos Standar adalah tiga pendekatan
yang berbeda yang digunakan dalam akuntansi biaya untuk mengukur dan melaporkan
biaya dalam berbagai situasi. Berikut penjelasan dan contoh penggunaannya:

1. Sistem Kos Aktual (Sistem Biaya Aktual):

Penjelasan: Sistem Kos Aktual mengukur biaya dengan cara mencatat biaya yang
sebenarnya terjadi selama proses produksi atau pemberian layanan. Dalam sistem ini,
biaya yang dicatat sesuai dengan biaya yang sebenarnya dikeluarkan.
Contoh: Misalkan sebuah perusahaan manufaktur menghasilkan biaya bahan baku sebesar
Rp. 50.000.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 60.000.000, dan biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 40.000.000 selama bulan tertentu. Ini adalah biaya aktual yang terjadi
selama bulan tersebut, dan akan dicatat seperti itu dalam sistem kos aktual.

2. Sistem Kos Normal (Sistem Biaya Normal):


Penjelasan: Sistem Kos Normal mengukur biaya dengan menggunakan biaya yang
dianggap normal atau standar dalam produksi. Biaya normal ini mewakili biaya yang
seharusnya terjadi dalam kondisi operasi normal. Setiap selisih antara biaya aktual dan
biaya normal dicatat sebagai varian biaya.
Contoh: Jika perusahaan telah menetapkan biaya normal bahan baku sebesar Rp.
50.000.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 60.000.000, dan biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 40.000.000, maka dalam sistem kos normal, ini adalah biaya yang akan
digunakan sebagai standar. Jika biaya aktual melebihi atau kurang dari standar, akan
dicatat sebagai varian biaya.

3. Sistem Kos Standar (Sistem Standar Biaya):


Penjelasan: Sistem Kos Standar menggunakan biaya yang telah ditetapkan sebelumnya
sebagai standar untuk mengukur biaya produksi. Standar ini bisa menjadi perkiraan biaya
yang dianggap wajar untuk kondisi tertentu. Varian biaya juga dicatat dalam sistem ini
untuk sejauh mana produksi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Contoh: Misalkan perusahaan telah menetapkan standar biaya bahan baku sebesar Rp.
45.000.000, biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp. 55.000.000, dan biaya overhead
pabrik sebesar Rp. 35.000.000 untuk menghasilkan satu unit produk. Selama produksi,
biaya aktual dicatat, dan setiap selisih antara biaya aktual dan standar dicatat sebagai
varian biaya.
Penggunaan sistem kos aktual, normal, atau standar tergantung pada kebutuhan
perusahaan dan tujuan analisis biayanya. Sistem kos aktual memberikan gambaran paling
akurat tentang biaya yang sebenarnya terjadi. Sistem kos normal dan standar membantu
dalam memantau kinerja dan mengidentifikasi varian biaya, yang dapat membantu
manajer dalam pengambilan keputusan dan pengendalian biaya.

Anda mungkin juga menyukai