Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Dilema Bisnis..............................................................................................2
B. Biaya dengan Fungsi Manajemen...............................................................3
C. Pentingnya Manajemen Biaya.....................................................................3
D. Sistem Biaya Tradisional Versus Biaya Standar.........................................4
E. Sistem Biaya Standar..................................................................................5
F. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel................................................6
G. Pengendalian Biaya.....................................................................................8
H. Pengambilan Keputusan..............................................................................8
I. Aspek Keprilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih...............9
Kesimpulan............................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi
pada saat ini atau pada masa mendatang.
PEMBAHASAN
A. Dilema Bisnis
Indonesia Building Together (IBT) merupakan sebuah perusahaan
manufaktur yang berlokasi di jakarta. IBT menghasilkan banyak produk
beton bagi banyak bangunan perumahan di area metropolitan Jakarta. Pada
tahun 2008, IBT melakukan ekspansi dengan cara melakukan akuisisi dan
menaikkan kapasitas sebagai antisipasi atas meningkatnya permintaan.
Setelah perusahaan diperluas, akan menjadi lebih jelas bahwa
sistem akuntansi biaya saat ini kelihatnnya lebih menekankan pada
masalah anggaran, pengendalian, dan evaluasi kinerja.
Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional ini adalah
bahwa persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit
produk atau jasa memperhitungkan semua biaya baik yang dapat ditelusuri
ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu
tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya. Biaya periode atau
kapasitas dan biaya yang terjadi untuk lebih dari satu objek satu produk
atau segmen tidak dapat ditelusuri langsung ke unit jasa, produk, atau
departemen tertentu.
Ruang Lingkup
Dorongan Keperilakuan
G. Pengendalian Biaya
Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead variabel, seperti bahan bakar dan listrik. Biaya
tetap dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh biaya organisasi dan
pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) dan yang tidak
dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi
tujuan jangka panjang. Biaya diskresioner (juga disebut dengan biaya
terprogram) adalah biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya
tahunan) mengenai jumlah maksimum yang akan dikeluarkan dan yang tidak
memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input (yang
diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan
lainnya). Biaya-biaya ini meliputi biaya seperti periklanan, audit, dan jasa
konsultasi manajemen serta pelatihan sumber daya manusia.
H. Pengambilan Keputusan
Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variable
serta memberikan informasi biaya diferensial, dalam situasi pengambilan
keputusan tertentu, perhitungan biaya langsung atau biaya variable
memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Beberapa situasi
pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut ini.
Penetapan Standar
Dalam salah satu studi empiris mereka, mereka menggunakan teori disonansi
kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasi
lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonansi kognitif terpusat
pada tiga konsep kunci : kemauan, disonansi, dan komitmen. Dalam konteks
penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manajemen
menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang
dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah
tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering
tidak tercapai daripada dipenuhi. Standar yang ketat adalah tantangan yang
berguna (penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi
oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Sementara itu, standar yang longgar
tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu
mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut
karena dianggap tidak berarti.
Penyerapan Overhead
Salah satu keputusan paling kontroversial yang dihadapi oleh setiap organisasi
adalah apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan/atau
pusat pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan.
Analisis Varians
Aspek Keperilakuan
1. Batas pengendalian. Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi
seseorang yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat
diterima dan berapa banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali
waktu.
2. Hasil Umpan Balik. Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai
kinerja manusia akan menimbulkan perasaan keberhasilan atau kegagalan
dalam diri individu yang dikendalikan. Umpan balik yang positif akan
memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan
memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
3. Keketatan Pemaksaan. Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian
akan menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Tekanan
dapat menyegarkan individu-individu tertentu.
KESIMPULAN