Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASPEK KEPRILAKUAN PADA PENGAKUMULASIAN DAN


PENGENDALIAN BIAYA

Dosen Pengampu : Andi Irfan, S.E, M.Sc.


Mata Kuliah : Akuntansi Keprilakuan

Oleh :

SURYA INDRA KUSUMA (02070417658)


YORI FERNANDA (02070417279)

JURUSAN DIII AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,


karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Akuntansi Keprilakuan

Dalam penyelesaian makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dan


bimbingan dari beberapa pihak, untuk itu melalui kata pengantar ini penulis
mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini . Dan tidak pula
penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Akuntansi
Keprilakuan

Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan


kepada penulis dapat diterima dan menjadi amal sholeh dan diterima Allah
sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan semua pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 24 Maret 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Dilema Bisnis..............................................................................................2
B. Biaya dengan Fungsi Manajemen...............................................................3
C. Pentingnya Manajemen Biaya.....................................................................3
D. Sistem Biaya Tradisional Versus Biaya Standar.........................................4
E. Sistem Biaya Standar..................................................................................5
F. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel................................................6
G. Pengendalian Biaya.....................................................................................8
H. Pengambilan Keputusan..............................................................................8
I. Aspek Keprilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih...............9

BAB III PENUTUP

Kesimpulan............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam akuntansi keuangan, istilah biaya didefenisikan sebagai suatu


pengukuran dalam satuan moneter, jumlah dari sumberdaya yang digunakan untuk
beberapa tujuan dalam akuntansi manajerial. Istilah biaya digunakan dalam
beberapa cara yang berbeda. Terdapat perbedaan jenis dari biaya yang digunakan
untuk perbedaan tujuan. Beberapa biaya sangat bermanfaat dan diperlukan untuk
penilaian persediaan dan penentuan laba. Beberapa biaya sangat bermanfaat dan
untuk perencanaan, penganggaran, dan pengendalian biaya.

Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi
pada saat ini atau pada masa mendatang.

Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa mendatang. Manfaat


bagi perusahaan yang berorientasi laba atau profit oriented berarti pendapatan.
Jika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka bioaya
tersebut dinyatakan kadaluarsa (expired).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dilema Bisnis
Indonesia Building Together (IBT) merupakan sebuah perusahaan
manufaktur yang berlokasi di jakarta. IBT menghasilkan banyak produk
beton bagi banyak bangunan perumahan di area metropolitan Jakarta. Pada
tahun 2008, IBT melakukan ekspansi dengan cara melakukan akuisisi dan
menaikkan kapasitas sebagai antisipasi atas meningkatnya permintaan.
Setelah perusahaan diperluas, akan menjadi lebih jelas bahwa
sistem akuntansi biaya saat ini kelihatnnya lebih menekankan pada
masalah anggaran, pengendalian, dan evaluasi kinerja.

B. Biaya dengan Fungsi Manajemen

Dalam perusahaan manufaktur, biaya dibagi menjadi 2 kategori


menjadi biaya manufaktur dan biaya non-manufaktur yang juga sering
disebut biaya beroperasi. Biaya manufaktur merupakan seluruh biaya yang
berhubungan dengan aktivitas paorikasi perusahaan. Biaya manufaktur
dibagi menjadi 3 kategorin yaitu :
 Bahan baku langsung
Adalah semua bahan baku yang menjadi satu bagian
integral dari produk jadi.
 Tenaga kerja langsung
Adalah tenaga kerja yang dilibatkan secara langsung dalam
pembuatan produk.
 Overhead pabrik
Adalah seluruh biaya manufaktur, kecuali bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung.
C. Pentingnya Manajemen Biaya

Anggaran biaya dan analisis biaya adalah salah satu cara


mengendalikan dan mengatur biaya guna memperbaiki laba bersih. Cara
lain untuk memperbaiki laba bersih adalah mengurangi biaya tanpa
memerdulikan konsekuensinya.

D. Sistem Biaya Tradisional vs Biaya Standar


1. Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya

Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi,


mengakumulasikan, dan melaporkan berbagai elemen biaya yang
berkaitan dengan produksi barang atau penyerahan jasa. Akuntansi
biaya memiliki dua tujuan. Melalui akumulasi biaya untuk penilaian
persediaan dan penentuan laba, akuntansi biaya melayani kebutuhan
pengguna eksternal seperti pemegang saham, kantor pemeriksaan
pajak, dan kreditor. Dengan menyediakan manajemen dengan
informasi biaya yang tepat waktu dan relevan, akuntansi biaya
membantu dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktivitas
operasional harian dan orang yang bertanggung jawab untuk itu. Data
biaya juga memainkan peranan dalam analisis dan penilaian
profitabilitas relatif atau tingkat diinginkannya suatu alternatif
keputusan.

Pendekatan sistem yang digunakan dalam menyediakan


informasi biaya sangat berbeda satu sama lain. Setiap jenia memiliki
aspek keperilakuannya sendiri. Bila hal ini diabaikan, maka respons
manusia yang tidak diinginkan dapat timbul, dimana hal tersebut
berkisar dari agak mengganggu sampai benar-benar destruktif.

2. Sistem Biaya Tradisional (Historis)

Istilah tradisional (historis) mengacu pada sistem biaya yang


membatasi input pada biaya historis dan mengusahakan penyerapan penuh
atas biaya tetap dan variabel oleh unit produk atau jasa. Sistem biaya
tradisional atau historis terutama fokus pada identifikasi dan akumulasi
biaya per unit produk atau jasa. Sistem tersebut digunakan untuk
menghitung nilai persediaan dan data biaya harga pokok penjualan atau
jasa yang diberikan untuk pelaporan keuangan ekternal. Tetapi, sistem
biaya tradisional tidaklah sesuai untuk pengendalian manajemen yang
efektif karena akumulasi data biaya historis semata-mata tanpa
perbandingan dengan sasaran biaya yang telah ditentukan sebelumnya
tidak sesuai dengan konsep pengendalian kontemporer.

Salah satu kelemahan utama dari sistem biaya tradisional ini adalah
bahwa persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit
produk atau jasa memperhitungkan semua biaya baik yang dapat ditelusuri
ke suatu produk atau jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu
tertentu atau untuk lebih dari satu objek biaya. Biaya periode atau
kapasitas dan biaya yang terjadi untuk lebih dari satu objek satu produk
atau segmen tidak dapat ditelusuri langsung ke unit jasa, produk, atau
departemen tertentu.

Kelemahan utama lainnya yang berkaitan dengan penggunaan sistem


biaya tradisional untuk tujuan pengendalian adalah bahwa satu-satunya
dasar untuk pengendalian adalah perbandingan kinerja saat ini dengan
kinerja dari periode sebelumnya. Membandingkan kinerja saat ini dengan
periode sebelumnya dapat cukup menyesatkan karena tidak ada cara untuk
mengetahui apakah biaya dari periode sebelumnya terlalu tinggi, terlalu
rendah, atau hampir tepat.

E. Sistem Biaya Standar

Ruang Lingkup

Mengakui kelemahan dari sistem biaya tradisional, banyak organisasi


mengadopsi “sistem biaya standar”. Sistem biaya standar mencerminkan
pencampuran yang potensial efektif dari akuntansi dengan konsep
pengendalian dari teori organisasi modern. Biaya standar adalah sasaran
biaya per unit produk atau jasa yang ditentukan sebelumnya secara ilmiah,
yang dikembangkan melalui studi teknik dan akuntansi. Biaya standar
mencerminkan estimasi terinci dan canggih mengenai berapa biaya untuk
melaksanakan suatu tugas tertentu atau menghasilkan suatu produk
tertentu. Sistem biaya standar bahkan mampu menentukan penyebab dari
penyimpangan tersebut. Untuk menghasilkan manfaat pengendalian yang
optimal dan untuk mempertahankan relevansi, biaya standar harus
diperbarui secara kontinu.

Kompatibilitas dengan Konsep Teori Organisasi Modern

Dalam mengembangkan kerangka kerja untuk sistem biaya standar yang


sesuai dengan konsep teori organisasi modern, langkah-langkah pengendalian
berikut ini, sebagaimana dijelaskan oleh Edwin Caplain, adalah penting :

1. Penetapan tujuan organisasi.

2. Penentuan pusat pertanggungjawaban yang sesuai dan penugasan fungsi


kepada masing-masing.

3. Pengisian staf dari pusat pertanggungjawaban dengan individu-individu


yang memiliki kemampuan, motivasi, dan pengetahuan yang mencukupi
untuk melakukan fungsinya.

4. Penciptaan jalur komunikasi antara pusat pertanggungjawaban dan unit


organisasi lainnya serta, dimana perlu lingkungan eksternal.

5. Pengembangan prosedur yang memastikan bahwa informasi yang


mencukupi, relevan, dan tepat waktu sepanjang jalur komunikasi.

6. Desain dan implementasi mekanisme pengendalian yang mengukur dan


mengevaluasi kinerja dalam hal tujuan organisasi dan memberikan umpan
balik mengenai penyesuain yang diperlukan dalam tujuan dan/atau kinerja.
Sistem biaya standar dirancang untuk berfungsi secara simultan sebagai
suatu sumber informasi, jalur komunikasi, dan alat pengendalian serta evaluasi
kinerja.

F. Perhitungan Biaya Langsung atau Variabel

Filosofi yang mendasari

Semua metode akuntansi biaya tradisional, sesuai dengan konsep biaya


tersebut, membebankan unit produk atau jasa dengan biaya penuh. Bahan baku
langsung dan tenaga kerja langsung dibebankan langsung ke unit produk atau jasa,
sementara overhead tetap dan variable pada kebanyakan kasus diserap
berdasarkan estimasi tarif yang didasarkan pada volume yang telah ditentukan
sebelumnya. Metode akuntansi biaya tradisional juga mengabaikan fakta bahwa
biaya overhead tertentu akan tetap konstan tanpa memperdulikan kuantitas dari
unit yang dihasilkan atau jasa yang diserahkan, sementara biaya overhead yang
lainnya berfluktuasi terhadap volume.

Untuk memfasilitasi pengambilan keputusan dan pengendalian biaya tanpa


perlu untuk menyusun laporan pelengkap yang menghabiskan banyak waktu,
suatu filosofi perhitungan biaya baru diperkenalkan sejak tahun 1930. Perhitungan
biaya langsung atau biaya variabel membedakan antara biaya produksi (bahan
baku langsung, tenaga kerja langsung, dan bagian variabel dari overhead) dengan
biaya untuk siap menghasilkan (overhead tetap atau biaya periode). Pendukung
perhitungan biaya langsung mempertimbangkan pembagian overhead berdasar
struktur biayanya sebagai kebutuhan dasar untuk mengendalian biaya yang efektif
serta pengambilan keputusan yang berarti.

Dorongan Keperilakuan

Konsep, prinsip, dan praktik akuntansi memengaruhi pengukuran kinerja


manajerial dan, konsekuensinya, keputusan manajemen. Hal ini tidak selalu
mengarah pada hasil yang diharapkan karena banyak ukuran kinerja memiliki bias
yang terkandung di dalamnya, yang memotivasi manajer untuk memilih alternatif
tindakan yang tidak sesuai dengan kepentingan operasi dan/ atau keuangan
perusahaan.

Hawkins menyatakan bahwa konsep, prinsip, dan praktik akuntansi adalah


bagus secara keperilakuan maupun teknis jika konsep, prinsip, atau praktik
tersebut :

1. Menghambat manajer dari pengambilan berbagai tindakan operasi yang tidak


menguntungkan guna membenarkan adopsi atas suatu alternatif akuntansi.

2. Menghambat adopsi praktik akuntansi oleh perusahaan yang hanya


menciptakan ilusi kinerja.

G. Pengendalian Biaya

Membagi biaya kedalam komponen variable dan tetap memberikan dasar


yang lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut memungkinkan
penyusunan laporan laba rugi menggunakan margin kontribusi, yang
menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan kepada manajemen
mengenai biaya teknik, biaya yang dikomitmenkan, dan biaya diskresioner.

Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead variabel, seperti bahan bakar dan listrik. Biaya
tetap dikomitmenkan atau biaya kapasitas adalah seluruh biaya organisasi dan
pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) dan yang tidak
dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi
tujuan jangka panjang. Biaya diskresioner (juga disebut dengan biaya
terprogram) adalah biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya
tahunan) mengenai jumlah maksimum yang akan dikeluarkan dan yang tidak
memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara input (yang
diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau tujuan
lainnya). Biaya-biaya ini meliputi biaya seperti periklanan, audit, dan jasa
konsultasi manajemen serta pelatihan sumber daya manusia.

H. Pengambilan Keputusan
Di samping menekankan perbedaan antara biaya tetap dan biaya variable
serta memberikan informasi biaya diferensial, dalam situasi pengambilan
keputusan tertentu, perhitungan biaya langsung atau biaya variable
memberikan informasi penting lainnya kepada manajer. Beberapa situasi
pengambilan keputusan yang umum akan dijelaskan berikut ini.

1. Keputusan Bauran Produk. Ketika dihadapkan dengan keputusan


mengenai bauran produk, manajer penjualan yang mengetaui margin
kontribusi dari produk-produknya akan jauh lebih mampu untuk
memutuskan produk mana yang akan didorong dan mana yang harus
dikurangi atau ditolerir hanya Karena penjualannya menguntungkan
produk yang lain.

2. Penentuan Harga Produk Baru. Produk baru pada umumnya diterima


dipasar hanya setelah diuji secara ekstensif oleh perusahaan yang memiliki
reputasi dalam industri tersebut.

3. Penetrasi Pasar. Manajer dapat menggunakan biaya variable sebagai


dasar untuk penentuan harga ketika bermaksud untuk memasuki pasar baru
(misalnya pasar luar negeri) dengan produk yang sudah ada atau ketika
mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin meningkat selama
periode dimana permintaan menurun.

4. Penghapusan Produk. Margin kontribusi akan membantu manajemen


dalam menentukan apakah akan menghentkan suatu produk atau hanya
berhenti menjualnya di pasar tertentu.

5. Pesanan Khusus. Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis


situasi pesanan khusus. Situasi tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk
pelanggan istimewa atau persyaratan khusus untuk ukuran, metode
pengiriman, atau pengepakan.

6. Kampanye Iklan dan Promosi. Untuk meningkatkan volume penjualan


saat ini perusahaan dapat meluncurkan kampanye iklan dan promosi
khusus.
7. Keputusan Mengurangi Biaya. Jika harga jual suatu perusahaan
ditetapkan oleh pesaing,maka manajemen akan mengetahui seberapa besar
biaya variable yang diperkenankan pada volume operasi saat ini jika
tujuan laba tertentu harus di capai.

I. Aspek Keperilakuan dari Langkah Akuntansi Biaya yang Dipilih

Penetapan Standar

Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau


kegagalan sistem biaya adalah standar yang digunakan sebagai kriteria
kinerja. Standar yang memiliki fungsi ganda yaitu berfungsi sebagai tujuan
untuk memotivasi pengendalian biaya dan sebagai alat evaluasi kinerja.

Raymond Miles dan Roger Vern mengemukakan empat persyaratan


utama bagi sistem pengendalian yang unggul secara keperilakuan :

1. Standar haruslah ditetapkan dalam cara yang sedemikian rupa


sehingga orang menerimanya sebagai sesuatu realistis dan
bukannya arbitrer.
2. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memiliki pengaruh
dalam menetapkan tujuan mereka sendiri.
3. Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara
tidak adil untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam
kinerja.
4. Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun
evaluasi.

Partisipasi dalam Penetapan Standar

Pentingnya partisipasi dalam penetapan stadar telah dibahas secara


ektensif dalam literatur akuntansi keperilakuan. Michael Foran dan Don
DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh argumen yang
mendukung partisipasi menjadi, “jika seorang pekerja berpartisipasi dalam
menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen
yang tegas terhadap standar tersebut, dan oleh karena itu, akan bekerja
keras untuk mencapainya”.

Dalam salah satu studi empiris mereka, mereka menggunakan teori disonansi
kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai kenapa partisipasi
lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonansi kognitif terpusat
pada tiga konsep kunci : kemauan, disonansi, dan komitmen. Dalam konteks
penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manajemen
menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang
dikendalikan harus memiliki pilihan (kemauan).

Standar yang Ketat vs Standar yang Longgar

Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan haruslah
tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering
tidak tercapai daripada dipenuhi. Standar yang ketat adalah tantangan yang
berguna (penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang termotivasi
oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Sementara itu, standar yang longgar
tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu
mudah dicapai, sehingga mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut
karena dianggap tidak berarti.

Penyerapan Overhead

Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan


overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan
variabel ke produk pada tarif estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas
yang telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk
penyerapan berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yang
dibebankan terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini
juga dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebut dalam
penentuan tarif tersebut.

Aspek kapitalisasi biaya tetap dalam persediaan juga memengaruhi


interpretasi orang laba rugi dari bisnis yang bersifat musiman. Perusahaan-
perusahaan dengan fluktuasi musiman dalam penjualan sering kali memproduksi
lebih banyak waktu senggang untuk menimbun persediaan yang mencukupi
selama penjualan tinggi. Walaupun laporan laba rugi kuartalan dari perusahaan-
perusahaan ini kemungkinan besar akan menunjukkan laba yang lebih tinggi pada
kuartal dengan penjualan rendah dibandingkan dengan pada kuartal dengan
penjualan tinggi.

Alokasi Biaya Tidak Langsung

Salah satu keputusan paling kontroversial yang dihadapi oleh setiap organisasi
adalah apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan/atau
pusat pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan.

Dalam riset yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA),


James Fremgen dan Shu S. Liao menemukan bahwa perusahaan responden
membedakan dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung : biaya jasa korporat
dan biaya administratif korporat. Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang
dilakukan secara sentral untuk manfaat korporat dan berbagai pusat
pertanggungjawaban. Biaya ini termasuk biaya akuntansi, pengolahan data,
penelitian dan pengembangan, serta memiliki beberapa hubungan yang dapat di
identifikasikan dengan tingkat aktivitas dari berbagai pusat tanggung jawab.

Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk


mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat,
dan biaya korporat lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara
keseluruhan.

Tujuan alokasi biaya tidak langsung, responden survey menyebutkan


pelaporan keuangan eksternal, evaluasi kinerja internal, penentuan harga berbasis
biaya, dan pengambilan keputusan.

Analisis Varians

Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara periodik


antara biaya aktual dengan sasaran biaya yang sudah ditentukan sebelumnya, baik
dalam bentuk anggaran maupun standar. Perbandingan tersebut juga akan
menghasilkan sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi
akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen operasioanal yang akan
dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab,
beberapa diantaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, sementara yang lain
tidak dapat dijelaskan maupun dikendalikan.

Keputusan Investigasi Varians

Keputusan manajemen semata-mata bergantung pada penilaiannya atas


signifikansi diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikasi
pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat
ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan
perbaikan. Tetapi, kerumitan permasalahan yang sebenarnya terletak pada fakta
bahwa tanpa investigasi, manajemen tidak memiliki dasar untuk menentukan
apakah varians tertentu ditimbulkan dari penyalahgunaan yang dapat di
identifikasikan dan dikendalikan, atau apakah varians tersebut bersifat acak atau
tidak dapat dikendalikan.

Aspek Keperilakuan

Komponen khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat mempengaruhi


respon manusia adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan oleh
manajemen, jenis hasil umpan balik, keketatan pemaksaan, dan penghargaan serta
sanksi yang terkait dengan kebijakan pengendalian.

1. Batas pengendalian. Batasan ini menentukan seberapa mudah atau sulit bagi
seseorang yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat
diterima dan berapa banyak ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali
waktu.

2. Hasil Umpan Balik. Tidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai
kinerja manusia akan menimbulkan perasaan keberhasilan atau kegagalan
dalam diri individu yang dikendalikan. Umpan balik yang positif akan
memberitahu mereka bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan
memotivasi mereka untuk mengulangi usaha yang sama.
3. Keketatan Pemaksaan. Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian
akan menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Tekanan
dapat menyegarkan individu-individu tertentu.

4. Struktur Penghargaan. Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku


mereka yang tidak diinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika
mereka memandang bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebut
disertai dengan penghargaan intrinsik maupun ekstrinsik. Efek umpan balik
psikologi antara berbagai faktor dari kebijakan pengendalian dengan kinerja
masa depan, maka kebijakan pengendalian yang ideal dibuat khusus dan
bervariasi dari situasi ke situasi.
BAB III

KESIMPULAN

Sistem biaya tradisional tidaklah bagus secara keprilakuan dan dapat


mendorong respons yang tidak diinginkan maupun destruktif ketika digunakan
dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja individual. Walaupun sistem
biaya standar berpotensi meningkatkan motivasi dan keselarasan tujuan, sistem
tersebut juga dapat digunakan untuk mencapai tingkat pengendalian otokratis dan
koersif yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Arfan Ikhsan. Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai