Dosen : Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., M.Si., Ph.D., Ak, CA, CMA, CIBA, CBV
Kelompok 6:
Universitas Udayana
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan dan kemampuan, sehingga makalah yang berjudul
“Aspek Keperilakuan pada Pengakumulasian dan Pengendalian Biaya” ini dapat
diselesaikan.
Dengan adanya makalah ini Penulis berharap sedikit membantu para
pembaca dalam memahami lebih dalam tentang Akuntansi Keperilakuan. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mohon saran dan kritiknya yang bersifat membangun
untuk menyempurnakan makalah ini dengan harapan untuk memperbaiki kualitas
makalah. Semoga makalah ini dapat berguna khususnya bagi kami dan umumnya
bagi kita semua yang membacanya.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dalam proses pengambilan keputusan manajemen, seperti apakah akan menerima atau
menolak suatu penawaran harga atas jasa atau produk tertentu
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
(b) Biaya penilaian, biaya yang dibuat untuk melakukan pemantauan atau inspeksi.
Biaya ini dikeluarkan untuk mendeteksi kegagalan produk.
(c) Biaya kegagalan, terdiri dari biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan
eksternal. Biaya kegagalan internal merupakan biaya kegagalan yang terjadi
selama proses manufaktur atau proses produksi, seperti biaya bahan baku sisa,
biaya pengerjaan kembali, dan inspeksi ulang. Biaya kegagalan eksternal
merupakan biaya kegagalan yang terjadi setelah produk tersebut dijual, seperti
biaya pengembalian produk, biaya garansi, dan kehilangan penjualan sehubungan
dengan kinerja produk yang buruk.
Biaya non-manufaktur atau biaya operasi dibagi lagi menjadi yaitu sebagai berikut:
1) Biaya Penjualan
Semua biaya yang dihubungkan dengan aktivitas penjualan dan pengiriman dari
produk. Contohnya adalah biaya iklan dan komisi penjualan.
2) Biaya Umum dan Administrasi
Semua biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan pelaksaan aktivitas umum dan
administrasi. Contohnya adalah biaya gaji eksekutif dan biaya legal.
4
2.3. Sistem Biaya Tradisional versus Biaya Standar
2.3.1. Tujuan dan Penggunaan Sistem Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya mengidentifikasikan, menguantifikasi, mengakumulasikan,
dan melaporkan berbagai elemen biaya yang berkaitan dengan produksi barang
atau penyerahan jasa. Akuntansi biaya memiliki dua tujuan yaitu sebagai berikut:
1) Melayani kebutuhan pengguna eksternal, seperti pemegang saham, kantor
pemeriksaan pajak dan kreditor melalui akumulasi biaya untuk penilaian
persediaan dan penentuan laba.
2) Membantu dalam perencanaan, pengendalian, dan evaluasi aktivitas operasional
harian yang berkaitan dengan analisis dan penilaian profitabilitas relatif atau
tingkat diinginkannya suatu alternatif keputusan dengan menyediakan informasi
biaya yang tepat waktu dan relevan.
Pendekatan dan sistem yang digunakan dalam menyediakan informasi biaya
sangat berbeda satu sama lain. Setiap jenis memiliki aspek keperilakuannya sendiri.
Bila hal ini diabaikan, maka respons manusia yang tidak diinginkan dapat timbul,
di mana hal tersebut berkisar dari agak mengganggu sampai benar-benar destruktif.
5
disfungsional umumnya disarankan agar manajer segmen hanya bertanggung
jawab atas biaya yang dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka. Kelemahan sistem
biaya tradisional ini adalah sebagai berikut:
1) Persyaratan akuntansi keuangan menuntut agar biaya per unit produk atau jasa
memperhitungkan semua biaya, baik yang dapat ditelusuri ke suatu produk atau
jasa maupun yang terjadi untuk satu periode waktu tertentu atau untuk lebih
dari satu objek biaya. Biaya periode atau kapasitas dan biaya yang terjadi untuk
lebih dari satu produk atau segmen tidak dapat ditelusuri langsung ke unit jasa,
produk, atau departemen tertentu. Biaya tersebut dibebankan ke produk atau
jasa melalui alokasi yang kurang lebih bersifat arbitrer. Alokasi ini dapat
menyesatkan manajemen dan memengaruhi kualitas keputusan manajerial
secara negatif, seperti penetapan harga atau keputusan buat atau beli jangka
pendek, yang memerlukan informasi biaya inkremental. Ketika menggunakan
biaya tradisional untuk mengevaluasi kinerja dari manajer segmen, terdapat
kemungkinan bahwa mereka dibebankan dengan sebagian biaya yang atasnya
mereka tidak memiliki kendali. Laporan kinerja yang menggabungkan biaya
langsung dan biaya tidak langsung yang dialokasikan seringkali menghasilkan
pertikaian dan frustasi mengenai validitas dan jumlah dari alokasi tersebut.
Namun, hal yang lebih penting adalah konsekuensi jangka panjang dari
kejadian semacam itu dapat meliputi rendahnya moral dan tingkat aspirasi
karyawan serta respons yang destruktif.
2) Berkaitan dengan penggunaan sistem biaya tradisional untuk tujuan
pengendalian bahwa satu-satunya dasar untuk pengendalian adalah
perbandingan kinerja saat ini dengan kinerja dari periode sebelumnya.
Membandingkan kinerja saat ini dengan periode sebelumnya cukup
menyesatkan karena tidak ada cara untuk mengetahui apakah biaya dari periode
sebelumnya terlalu tinggi, terlalu rendah, atau hampir tepat. Hal yang sama
membingungkannya adalah varians anggaran yang ditimbulkan dari
membandingkan hasil kinerja aktual dengan standar anggaran yang ditetapkan
untuk suatu tingkat aktivitas yang berbeda dengan yang aktualnya dicapai.
Oleh karena itu, semakin jelas bahwa informasi yang diberikan oleh sistem
biaya tradisional tidak sesuai dengan tujuan pengendalian modern. Sistem tersebut
juga memberikan sedikit informasi yang bermanfaat untuk perencanaan dan
pengambilan keputusan manajerial. Kelemahannya yang terbesar adalah sistem
6
tersebut berbahaya karena mendorong respons yang tidak diinginkan dan destruktif
ketika digunakan dalam mengevaluasi kinerja dari individu yang ditugaskan
melaksanakan berbagai aktivitas dalam batasan anggaran tersebut.
7
neraca akan terlihat jika biaya-biaya dan input per unit harus direncanakan
dengan tepat pada tingkat output aktual yang dicapai (unit yang dibuat dan unit
yang dijual).
8
mencapai nilai pengendalian terbesar yang mungkin, kebanyakan sistem harus
melalui modifikasi-modifikasi tertentu. Modifikasi tersebut tidak begitu
memengaruhi tekniknya itu sendiri, tetapi lebih memengaruhi sikap dan
filososfi dari orang-orang yang mengoperasikan dan menggunakannya.
9
mengeluarkan biaya kapasitas atau biaya tetapdalam menilai persediaan dan harga
pokok penjualan, metode ini menempatkan perusahaanmanufaktur dan perusahaan
dagang pada dasar yang sama sejauh berkaitan dengan biaya produk.
10
1) Biaya teknik, meliputi biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya
overheadvariabel, seperti bahan bakar dan listrik.
2) Biaya tetap yang dikomitmenkan atau biayakapasitas adalah “seluruh biaya organisasi
dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitas) yang tidak dapat
dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memenuhi tujuan jangka
panjang.
3) Biaya diskresioner (juga disebut biaya terprogram) adalah:
(a) Biaya yang muncul dari keputusan periodik (biasanya tahunan) mengenai jumlah
maksimum yang akan dikeluarkan, dan
(b) Biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat ditunjukkan antara
input (yang diukur oleh biaya) dan output (yang diukur oleh pendapatan atau
tujuan lainnya).
11
biaya penuh plus mark-up yang konsisten dengan tujuan laba perusahaan secara
keseluruhan.
3) Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk penetuan harga ketika
mereka bermaksud memasuki pasar baru (misalnya luar negeri) dengan produk yang
sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan yang semakin
meningkat selama periode di mana permintaan menurun.
4) Penghapusan Produk
Margin produksi akan membantu manajemen dalam menetukan apakah akan
menghentikan suatu produk atau hanya berhenti menjualnya di pasar tertentu.
5) Pesanan Khusus
Perusahaan juga dapat dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus. Situasi
tersebut dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewaatau persyaratan
khusus untuk ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.
6) Kampanye Iklan dan Promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem perhitungan
biaya tradisional maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya akan didasarkan
pada perbandingan antar tambahan biayadengan prospek peningkatan dalam volume
penjualan.
7) Keputusan Mengurangi Biaya
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing, maka manjemen akan
mengetahui besarnya biaya variabel yang diperkenankan pada volume overasi saat
inijika tujuan laba tertentu harus dicapai. Pengetahuan ini akan mendorong manajemen
untuk waspada terhadap biaya serta memperkenalkan alat dan prosedur untuk
menghemat biaya.
12
vern mengemukakan empat prasyarat utama berikut bagi sistem pengendalian yang
unggul secara keperilakuan.
1) Standar haruslah ditetapkan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimnya sebagai sesuatu realistisdan bukannya arbitrer.
2) Orang-orang harus merasa bahwa mereka memilih pengaruh dalam menetapkan
tujuan mereka sendiri.
3) Orang-orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil
untuk variasi normal yang terjadi secara kebetulan dalam kinerja.
4) Umpan balik atas kinerja haruslah bertujuan untuk koreksi maupun evaluasi.
2.7.2. Partisipasi dalam Penetapan Standar
Michael Foran dan Don DeCoster meringkas logika yang mendasari seluruh
argument yang mendukung partisipasi terjadi, “Jika seorang pekerja berpartisipasi
dalam menetapkan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat komitmen
yang tegas terhadap standar tersebut sehingga akan bekerja keras untuk
mencapainya. ”. Dalam salah satu studi empiris, mereka menggunakan teori
disonansi kognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan mengenai penyebab
partisipasi lebih efektif dalam penetapan standar kinerja. Teori disonasi kognitif
terpusat pada tiga konsep kunci, yaitu: kemauan, disonasi, dan komitmen. Dalam
konteks penetapan standar, teori ini mengimplikasikan bahwa jika manjemen
menginginkan komitmen yang pasti terhadap standar, maka individu yang
dikendalikan harus memiliki pilihan ( kemauan). Ketika memilih sekelompok
standar kinerja tertentu mereka mengalami keraguan (disonasi) mengenai
kebijaksanaan dari pilihan mereka.
2.7.3. Standar yang Ketat versus Standar yang Longgar
Untuk berfungsi sebagai alat motivasi, standar yang digunakan haruslah
tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar. Standar yang ketat adalah tantangan
yang berguna (penghargaan intrinsik) hanya bagi mandor atau manajer yang
termotivasi oleh kebutuhan akan prestasi yang luar biasa. Bagi kebanyakan
individu, standar yang terlalu ketat dan kemungkinan kegagalan menimbulkan
frustasi dan kecil hati. Kinerja mereka akan mengalami penurunan lebih lanjut
karena mereka berhenti melakukan perbaikan. Semntara itu, standar yang longgar
tidak memberikan manfaat motivasional apapun karena standar tersebut begitu
mudah dicapai. Jadi, mandor dan manajer akan mengabaikan standar tersebut
karena dianggap tidak berarti.
13
2.7.4. Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan difungsional adalah penyerapan
overhead. Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan
variabel ke produk pada tariff estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang
telah ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan
berbeda dengan yang telah ditentukan sebelumnya, maka varians yangdibebankan
terlalu tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga
dipengaruhi oleh tingkat kapasitas yang dipilh sebagai penyebut dalam penetuan
tariff tersebut. Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan
menghasilkan varians yang berbeda dibandingkan dengan tingkat kapasitas jangka
pendek (kapasitas yang secara aktual dapat dicapai).
2.7.5. Alokasi Biaya Tidak Langsung
Dalam riset yang didukung oleh National Associaton of accountants
(NAA), James Fremgen dan Shu S. Lioa menemukan bahwa
perusahaan responden membedakan dengan tegas dua jenis biaya tidak langsung,
yaitu biaya jasa korporat dan biaya administratif korporat.
1) Biaya jasa korporat adalah biaya jasa yang dilakukan secara sentral untuk
manfaat korporat dan berbagai pusat pertanggungjawaban.
2) Biaya administratif korporat adalah biaya yang diperlukan untuk
mengoperasikan kantor korporat. Biaya ini termasuk gaji, hubungan masyarakat
dan biaya korporat lainnya terjadi untuk menjalankan perusahaan secara
keseluruhan. Tidak ada hubungan yang jelas antara biaya administratif ini
dengan tingkat operasi dari berbagai pusat biaya dan/atau laba di seluruh
organisasi.
2.7.6. Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara peiodik
antara biaya aktual dengans asaran biaya yang sudah dietentukan sebelumnya, baik
dalam bentuk anggaran maupun bentuk standar. Perbandingan tersebut juga akan
menghasilkan sejumlah varians karena mustahil bahwa biaya aktual yang terjadi
akan setara dengan standar atau anggaran dari elemen operasional yang akan
dikendalikan. Varians tersebut dapat merupakan hasil dari berbagai penyebab,
bebrapa di antaranya dapat dijelaskan dan dikendalikan, smentara yang lain tidak
dapat dijelaskan maupun dikendalikan.
14
2.7.7. Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata-mata bergntung pada penilainnya atas
signifkansi diskrepansi yang diamati. Varians ini memiliki signifikansi
pengendalian hanya jika varians tersebut berasal dari penyebab yang dapat
ditentukan, dengan kata lain tidak bersifat acak dan rentan terhadap tindakan
perbaikan.
2.7.8. Aspek Keperilakuan
Semua model akuntansi untuk investigasi varians biaya didasarkan pada
pandangan pengendalian struktural. Pandagan ini lebih melihat pengendalian
sebagai”mesin homostatis yang mengukur dirinya sendiri”. pendukungnya tidak
melihat perbedaan antara regulator mekanis dalam suatu sitem sibernetika (seperti
thermostat) dengan regulator manusia(sperti pekerja, mandor atau manajer).
1) Batas pengendaliaKisaran hasil kenerja yang dianggap dapat diterima oleh
manajer adalah batasan pengendalian. Batasan ini menntukan mudah atau
sulitnya sesorang yang dikendalikan untuk berkinerja dalam kisaran yang dapat
diterima dan banyaknya ruang yang mereka miliki untuk gagal sekali waktu.
Tingkat toleransi ini dapat memengaruhi kinerja aktual mereka. Komponen
khusus dari kebijakan pengendalian yang dapat memengaruhi respons manusia
adalah faktor-faktor seperti batas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis umpan
balik, keketatan pemaksaan,serta penghargaan dan sanksi yang terkait dengan
kebijakan pengendalian.
2) Hasil umpan balikTidak seperti mesin, informasi umpan balik mengenai kinerja
manusia akan menimbulka perasaan keberhasilan atau kegagalan dalam
individu yang dikendalikan. Umpan balik positif akan memberi tahu mereka
bahwa mereka ada pada jalur yang tepat dan akan memotivasi mereka untuk
mengulangi usaha yang sama. Umpan balik yang negative tidak akan secara
otomatis mendorong mereka untuk melakukan usaha yang lebih besar, tetapi hal
tersebut dapat secara perlahan-lahan akan menurunkan tingkat aspirasi mereka
serta mengikis tingkat usaha dan kinerja mereka.
3) Keketatan pemaksaanPemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akan
menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara
tekanan dapat menyegarkan individu-individu tertentu, tekanan tersebut dapat
mengintimidasi yang lain dan mnurunkan kinerja mereka yang sudah buruk
15
lebih jauh lagi. Dalam jangka panjang, pemaksaan yang longgar akan
menrunkan motivasi individu untuk berjuang bagi pencapaian tujuan.
4) Struktur penghargaan
Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku mereka yang tidak diinginkan
dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang bahwa
perubahan atau pengulangan perilaku tersebutdisertai dengan penghargaan
intrinsic maupun ekstrinsik.
16
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Makalah ini membahas mengenai aspek-aspek keperilakuan pada akumulasi dan
pengendalian biaya. Telah ditunjukkan bahwa sistem biaya tradisional tidaklah bagus
secara keperilakuan dan dapat mendorong respons yang tidak diinginkan maupun
destruktif ketika digunakan dalam mengendalikan dan mengevaluasi kinerja individual.
Walaupun sistem biaya standar berpotensi meningkatkan motivasi dan keselarasan
tujuan, sistem tersebut juga dapat digunakan untuk mencapai tingkat pengendalian
otokratis dan koersif yang tinggi. Metode yang unggul secara keperilakuan adalah sistem
perhitungan biaya langsung (variabel) yang dengan mengisolasikan biaya produk dan
biaya periode, memberikan informasi yang lebih relevan untuk mengendalikan berbagai
jenis biaya, dan mengarahkan manajemen kepada keputusan yang lebih menguntungkan.
Telah dianalisis pula aspek-aspek keperilakuan dari langkah-langkah akuntansi biaya dan
menyarankan pendekatan-pendekatan yang dapat mendorong perilaku karyawan yang
diinginkan.
3.2. Saran
Sebaiknya perusahaan menggunakan sistem biaya yang modern karena dibanding
sistem biaya tradisional, sistem biaya yang lebih modern lebih baik secara keperilakuan
dan dapat mendorong respon yang baik ketika digunakan dalam mengendalikan dan
mengevaluasi kinerja individual.
17
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, Arfan Ikhsan. 2010. Akuntansi Keperilakuan Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta
18