Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KONSEP BIAYA DALAM

AKUNTANSI MANAJEMEN

Di susun oleh :
Syafarudin Maulana (212395A)

PRODI D3 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu;alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga saya bisa menyusun tugas Akuntansi
Manajemen yang berjudul “ Konsep Biaya dalam Akuntansi Manajemen” ini
dengan baik serta tepat waktu.

Tugas ini saya buat untuk memberikan ringkasan tentang konsep biaya untuk
memudahkan kita dalam memahami system didalamnya. Mudah-mudahan
makalah yang saya buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih
luas lagi. Saya menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun
makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat saya
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Saya mengucapkan terima kasih
kepada Ibu Dr. Ida Ayu Nursanty, SE., M.Ak, dosen pengampu mata kuliah
Akuntansi Manajemen. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, saya sampaikan banyak
terima kasih.

Mataram, 8 Maret 2023

Penyusun

ii
iii
DAFTAR ISI

Cover …………………………………………………………………………..i
Kata Pengantar…………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………..iii
BAB I
1.1 Latar belakang…………………………………………………………….1
1.4 Rumusan masalah…………………………………………………………1
1.3 Tujuan masalah……………………………………………………………1

BAB II
2.1 Pengertian Biaya…………………………………………………...……..2
2.2 Klasifikasi Biaya………………………………………………….............2
2.3 Klasifikasi Biaya berdasarkan ketertelusuran…………………………....3
2.4 Klasifikasi Biaya berdasarkan perilaku…………………………………..3
2.5 Klasifikasi Biaya berdasarkan fungsi…………………………………….4
2.6 Klasifikasi Biaya berdasarkan elemen biaya produksi…………………...4
2.7 Pembebanan Biaya……………………………………………………….5
2.8 Akurasi Pembebanan Biaya……………………………………………...8
2.9 Biaya barang dan jasa……………………………………………………8

BAB III
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….10
3.2 Daftar Pustaka…………………………………………………………….10

iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati
terhadap karakteristik dan transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen
laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami
dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya
dapat dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar
dalam laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang cost
yang sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan.
Konsep dasar yang melandasi pembebanan cost adalah konsep upaya dan hasil
(efforts and accomplishment).
Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu : cost
yang masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi
jasanya dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan.
Pembebanan cost satu periode akuntansi di dasarkan pada kriteria penentuan
habisnya manfaat cost tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


Kami sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
karya tulis ini antara lain:

 Bagaimana Pengertian Konsep Biaya ?


 Bagaimana Klasifikasi biaya
 Bagaimana pembebanan biaya
 Bentuk akurasi pembebanan biaya
 Bentuk biaya barang dan jasa

1.3. Tujuan Masalah

Bersumber dari permasalahan yang ada, berikut tujuan-tujuan yang kami akan
bahas diantaranya :
 Untuk mengetahui pengertian Konsep Biaya
 Mengetahui jenis biaya
 Mengetahui pembebanan biaya
 Mengetahui bentuk akurasi pembebanan biaya
 Mengetahui bentuk biaya barang dan jasa

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Biaya
Biaya merupakan pengukur semua elemen laporan keuangan berbasis
biaya historis. Pemahaman mengenai biaya penting karena biaya dapat menjadi
dasar pengambilan keputusan ekonomik.
Biaya sebagai padanan cost, tidak boleh disamakan dengan beban, sebagai
terjemahan expense, ataupun aset, sebagai padanan asset. Definisi biaya yang
paling mudah dipahami adalah bahwa biaya merupakan harga yang disepakati
oleh pihak-pihak yang bertransaksi ketika transaksi terjadi. Adapun pengertian
lain, biaya yaitu semua pengorbanan yang secara langsung ataupun tidak langsung
dikeluarkan untuk melakukan kegiatan tertentu, misalnya kegiatan produksi atau
membeli aset tetap. Sesaat setelah transaksi terjadi, biaya tersebut menjadi biaya
historis. Contoh sebagai penjelas :
Perusahaan pada hari ini membeli persediaan secara tunai dengan harga
Rp 100.000. jumlah seratus ribu rupiah inilah yang menjadi bisnis historis setelah
transaksi berlalu. Sepanjang persediaan belum terjual, maka persediaan adalah
aset perusahaan. Jika persediaan tersebut telah terjual, maka akuntansi akan
melaporkannya sebagai beban di laporan laga-rugi. Aset (berupa persediaan) di
neraca dan beban (berupa beban/harga pokok penjualan) di laporan laba-rugi
diukur dengan biaya historis.
Sebetulnya pembedaan makna cost dari expense banyak dibicarakan di
teori akuntansi keuangan, bukan di akuntansi managemen. Di akuntansi
managemen, pembedaan seperti itu tidak begitu penting.
Dari penjelasan tersebut, istilah biaya terutama untuk menunjuk pada
aliran-keluar sumber daya ekonomik atau komitmen untuk mengeluarkan kegiatan
tertentu.
2.2. Klasifikasi Biaya
Akuntan manajemen dituntut untuk menghasilkan informasi yang berbeda sesuai
dengan tujuan penggunaan informasi. Informasi biaya yang berbeda dapat
dihasilkan dengan mengklasifikasikan biaya secara berbeda pula. Pada dasarnya
biaya dapat diklasifikasi berdasarkan:
1. Keterlelusuran biaya;
2. Perilaku biaya;
3. Fungsi pokok perusahaan;
4. Elemen biaya produksi.

2
2.3 Klasifikasi Biaya Berdasarkan Ketertelusuran.

1. Biaya Langsung (direct cost)


Biaya langsung adalah biaya yang dapat ditelusur sampai kepada produk
secara langsung. Biaya bahan baku da biaya tenaga kerja langsung adalah
biaya langsung yang dapat ditelusur sampai kepada produk. Biaya tenaga
kerja langsung adalah gaji atau upah karyawan produksi yang terlibat
lagsung dalam mengerjakan produk. Karyawan dan jam kerjanya dapat
diidentifikasi hingga ke setiap produk yang dihasilkan.
2. Biaya Tidak Langsung (indirect post)
Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak dapat secara langsung
ditelusur ke produk. Gaji mador adalah contoh biaya tidak langsung.
Seorang mandor dapat mengawasi pengerjaan beberapa produk sekaligus.
Oleh karena itu, gaji mandor produksi tidak dapat dikategorikan sebagai
biaya langsung melainkan biaya tidak langsung.

2.4 Klasifikasi Biaya berdasarkan perilaku


Perilaku biaya menggambarkan pola variasi tingkat aktivitas terhadap perubahan
biaya. Bedasarkan perilakunya, biaya dapat diklasifikasi menjadi:

1. Biaya Variabel (variable cost)


Biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding
dengan perubahan dengan tingkat aktivitas. Contoh biaya variabel adalah
biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
2. Biaya Tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh oleh tingkat
aktivitas dalam kisaran tertentu. Walaupun tingkat aktivitas meningkat
atau menurun, jumlah biaya tetap tidak berubah. Contoh biaya tetap adalah
biaya sewa peralatan pabrik.
3. Biaya Campuran (mixed cost)
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki karakteristik biaya variabel
dan sekaligus biaya tetap. Sebagian unsur biaya campuran berubah sesuai

3
dengan perubahan aktivitas. Sementara, sebagian unsur biaya campuran
yang lain berubah walaupun tingkat aktivitas berubah. Contoh biaya
campuran adalah biaya listrik.

2.4 Klasifikasi Biaya berdasarkan fungsi

Pada dasarnya ada tiga jenis fungsi pokok perusahaan manufaktur, biaya dapat
diklasifikasikan menjadi:

1. Biaya Produksi (production cost)


Biaya produksi adalah biaya untuk membuat lahan menjadi produk jadi.
Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead pabrik.
2. Biaya Pemasaran (marketing expense)
Biaya pemasaran meliputi berbagai biaya yang terjadi untuk memasarkan
produk atau jasa. Biaya pemasaran terjadi dalam fungsi pemasaran.
Contoh biaya pemasaran adalah biaya promosi, biaya iklan dan biaya
pengiriman.
3. Biaya Administrasi dan Umum (general and administrative expense)
Biaya administrasi dan umum adalah biaya yangterjadi dalam rangka
mengarahka, menjalakan dan mengendalikan perusahaan. Biaya
administrasi dan umum terjadi dalam fungsi administrasi dan umum.
Contoh biaya administrasi dan umum adalah biaya gaji pegawai
administrasi, biaya depresiasi gedung kantor dan biaya perlengkapan
kantor, untuk menyelenggarakan catatan waktu hadir bagi semua
karyawan perusahaan.

2.6 Klasifikasi Biaya berdasarkan Elemen Biaya produksi


Aktivitas produksi adalah aktivitas mengolah bahan baku menjadi produk jadi.
Pengolahan bahan dilakukan oleh tenaga keraja, mesin, peralatan dan fasilitas
pabrik lainnya. Berdasarkan fungsi produksi, biaya dapat diklasifikasikan menjadi
tiga, yaitu:

4
1. Biaya Bahan Baku (raw material cost)
Biaya bahan baku adalah nilai bahan baku yang digunakan dalam proses
produksi untuk diubah menjadi produk jadi. Apabila bahan mudah
ditelusur ke produk atau nilainya signifikan, maka bahan tersebut dapat
dikategorikan sebagai bahan baku. Contoh biaya bahan baku adalah kertas
dan tinta dalam pembuatan buku.
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung (direst labor cost)
Biaya tenaga kerja langsung adalahbesarnya gaji dan upah tenaga kerja
yang terlibat langsung untuk mengerjakan produk. Contoh biaya tenaga
kerja langsung adalah buruh.
3. Biaya Overhead Pabrik (manufacture overhead cost)
Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain biaya bahan
baku dan tenaga kerja langsung. Contoh biaya overhead pabrik adalah nilai
bahan penolong yang digunakan, gaji tenaga kerja tidak langsung,
depresiasi peralatan pabrik, depresisasi gedung pabrik dan asuransi pabrik.
diperlukan bagi karyawan yang bekerja di fungsi produksi untuk keperluan
distribusi biaya upah karyawan kepada produk atau pesanan yang
menikmati jasa karyawan tersebut.

2.7 Pembebanan Biaya


Ada tiga konsep yang perlu diketahui dalam membebankan biaya. Ketiga konsep
tersebut adalah biaya, objek biaya (cost object) dan metode pembebanan biaya
(cost assignment). Pada bagian ini akan diuraikan objek biaya dan metode
pembebanan biaya.
a) Objek Biaya (cost object)
Objek biaya adalah unsur apapun yang kepadanya biaya dibebakan. Objek
biaya dapat berupa produk, departemen, aktivitas atau bahkan pelanggan.
Akuntansi manajemen konvensional tidak mempertimbangkan aktivitas sebagai
objek biaya. Sementara dalam akuntansi manajemen kontemporer, aktivitas
merupakan objek biaya yang menjadi fokus perhatian. Aktivitas adalah tindakan
yang dilakukan oleh manajemen. Suatu aktivitas menggambarkan suatu tindakan.
Contoh aktivitas pada perusahaan manufaktur adalah mengeset mesin,
memindahkan bahan dan produk, membeli bahan, menagih pelanggan, membayar

5
tagihan, memelihara peralatan, mengirim pesanan, mendesain produk dan
menginspeksi produk.
b) Metode Pembebanan Biaya (cost assignment)
Pembebanan biaya adalah penentuan biaya yang dikonsumsi oleh objek
biaya. Ada tiga metode pembebanan biaya. Ketiga tersebut adalah:
1. Penelusuran Langsung (direct tracing)
Penelusuran langsung adalah proses penentuan biaya yang dikonsumsi
objek biaya dengan mengamati hubungan langsung antara biaya dan objek
biayanya.
2. Penelusuran Pemicu (driver tracing)
Pemicu adalah faktor penyebab besar atau kecilnya konsumsi biaya oleh
objek biaya yang dapat diamati. Pemicu menyebabkan perubahan dalam
penggunaan sumber daya. Pemicu memiliki hubungan sebab-akibat antara
biaya dan objek biaya. Penelusuan Pemicu adalah proses penentuan biaya
yang dikonsumsi oleh objek biaya dengan mengamati hubungan sebab
akibat antara pemicu dan objek biaya. Pemicu Biaya (cost driver) adalah
faktor yang menentukan besar atau kecilnya permintaan biaya atas
aktivitas, pemicu ini digunakan untuk membebankan biaya sumber daya
ke aktivitas. Pemicu aktivitas (activity driver) adalah faktor yang
menentukan besar atau kecilnya permintaan aktivitas oleh objek biaya,
pemicu ini digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya.
Berikut ini adalah ilustrasi penelusuran pemicu;
Objek biaya : Meja (objek biaya berupa produk).
Aktivitas : Pengesetan.
Biaya : Biaya pengesetan.
Pemicu : Jumlah pengesetan.
Pembebanan : Sebanyak 20 dari 100kali pengesetan dilakukan untuk
aktivitas pengesetan produk meja. Sebesar 20% biaya pengesetan
dibebankan ke meja.
Pemicu biaya bersifat kontekstual dan sesuai dengan kondisi perusahaan.
Manajemen harus mengidentifikasi berbagai alternatif pemicu biaya dan
kemudian memilih satu dari alternatif pemicu biaya yang tersedia yang
dianggap paling mewakili. Misalnya, pemicu biaya pengiriman barang
dapat berupa jumlah pelanggan, frekuensi pengiriman, dan jarak tempuh.
Di antara tiga alternatif metode tersebut, perusahaan memilih salah satu,
misalnya frekuensi pengiriman. Lihatlah peraga dibawah ini yang
menunjukkan tipikal aktivitas dan pemicunya.

6
Aktivitas Pemicu
Pengesetan peralatan Jumlah pengesetan
Pemindahan bahan Jumlah pemindahan
Pemesanan bahan Jumlah order pembelian
Pendesain kembali produk Jumlah order desain ulang
Pembayaran tagihan Jumlah faktur
Menginspeksi produk jadi Jumlah kelompok produksi
Pemeliharaan peralatan Jam pemeliharaan
Penyediaan listrik Jumlah kilowatt listrik
Pembungkusan barang Jumlah kotak
Penjadwalan produksi Jumlah jenis produk

3. Alokasi (allocation)
Ada biaya yang terjadi akan tetapi tidak memiliki hubungan sebab-
akibat dengan objek biaya. Ada juga biaya tidak secara langsung dapat
ditelusuri ke objek biaya. Apabila hal ini terjadi, maka alternatif metode
yang tersedia untuk membebankan biaya ke objek biaya adalah alokasi.
Oleh karena tidak memiliki hubungan langsung dan sebab-akibat, maka
metode alokasi biaya dilakukan berdasarkan kemudahan (convenience).
Dasar alokasi yang lazim digunakan adalah jam mesin, jam kerja
langsung, jumlah karyawan, jam pemeliharaan, luas lantai, dan jumlah
kwh listrik. Berikut ini ilustrasi alokasi.
Objek biaya : Meja (Objek biaya berupa produk)
Aktivitas : Mendepresiasikan gedung.
Biaya : Depresiasi gedung.
Dasar Alokasi : Jam mesin.
Pembebanan : Tidak ada hubungan langsung dan sebab-akibat antara
depresiasi gedung dan jumlah unit meja. Perusahaan memutuskan
mengalokasikan berdasarkan jam mesin. Besarnya depresiasi yang
dialokasikan ke meja ditentukan berdasarkan besarnya jam mesin yang
dikonsumsi untuk memproduksi meja.

7
2.8 Akurasi Pembebanan Biaya

Akurasi adalah suatu konsep relatif, pembebanan biaya yang masuk akal
dan logis, bukan pembebanan biaya yang “benar”. Tujuan pembebanan biaya
adalah mengukur dan membebankan sebaik mungkin biaya sumber daya yang
dikonsumsi suatu objek biaya. Suatu metode pembebanan biaya dapat lebih
akurat dibandingkan dengan metode pembebanan lainnya. Sebagai contoh,
biaya overhead pabrik dari departemen jasa dibebankan ke departemen
produksi berdasarkan jumlah karyawan. Oleh karena departemen produksi
tersebut padat modal bukan padat karya, maka pembebanan berdasarkan jam
mesin mungkin lebih akurat.
Sebagai ilustrasi, metode pembebanan biaya yang akurat menunjukkan
bahwa biaya penyediaan listrik adalah Rp.40.000.000. Biaya penyediaan
listrik dari pemasok luar adalah Rp.44.000.000. Selama ini pembebanan biaya
kurang akurat dan menghasilkan biaya penyediaan listrik Rp.46.000.000. Oleh
karena pembebanan biaya listrik yang kurang akurat, perusahaan memutuskan
memperoleh listrik dari pemasok luar. Keputusan ini adalah keputusan yang
salah karena menyebabkan perusahaan merugi Rp. 4.000.000 (Rp.
44.000.000- Rp. 40.000.000).
Biaya dapat dilacak secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan
objek biaya. Biaya langsung adalah biaya yang mudah dan akurat untuk
ditelusuri hingga ke objek biaya. Biaya tidak langsung adalah biaya yang tidak
mudah dan tidak akurat untuk ditelusuri hingga ke objek biaya. Istilah mudah
ditelusuri (easily traced) berarti bahwa biaya dapat dibebankan dengan cara
yang ekonomis pada objek biaya. Istilah akurat ditelusuri (accurately traced)
berarti bahwa biaya dibebankan ke objek biaya dengan menggunakan
hubungan sebab-akibat (cause and effect relationship).

2.9 Biaya Barang dan Jasa


Pada dasarnya ada dua jenis produk perusahaan, yaitu produk berwujud
dan tidak berwujud. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan
mengonversi bahan melalui penggunaan tenaga kerja dan berbagai sumber
daya lain,seperti peralatan,mesin, dan tanah.produk berwujud disebut barang.
Produk tidak berwujud adalah jasa yang dipoduksi dengan menggunakan
sumber daya manusia dan sumber daya lain,seperti perlengkapan dan
peralatan.Produk tidak berwujud disebut jasa.

8
Fitur Jasa
Produk barang dan jasa memiliki fitur yang berbeda.
a. Kewujudan. Dikarenakan jasa tidak berwujud,maka jasa tidak dapat
disimpan.Jasa rentan terhadap peniruan karena tidak ada perlindungan
paten.
b. Daya tahan. Manfaat jasa dapat segera hilang setelah digunakan.
c. Keterpisahan. Terkadang jasa diberikan kepada pelanggan,sementara
pelanggan itu sendiri tidak terlibat dalam proses produksi jasa
tersebut,misalnya jasa asuransi.
d. Heterogenitas. Perusahan perlu mengukur dan meningkatkan
produktivitas dan kualitas antarjenis jasa.

Biaya Berbeda Untuk Tujuan Berbeda


Ada 3 definisi biaya produk.setiap difinisi tersebut digunakan untuk tujuan
manajerial yang berbeda.ke 3 definisi biaya produk tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Biaya Produk Rantai Nilai (value chain product cost) adalah biaya
produk yang mempertimbangkan semua biaya, mulai dari riset dan
pengembangab,produksi,pemasaran,sampai layanan pelanggan.
b. Biaya Produk Operasional (operating product cost) adalah biaya
produk yang mempertimbangkan aktivitas yang dikonsumsi produk
mulai dari produksi,pemasaran,sampai dengan layanan pelanggan.
c. Biaya produk tradisional ( traditional product cost) adalah akumulasi
biaya bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang digunakan dalam
menghasilkan produk.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Biaya merupakan pengukur semua elemen laporan keuangan berbasis
biaya historis. Pemahaman mengenai biaya penting karena biaya dapat menjadi
dasar pengambilan keputusan ekonomik.
Dari pembedaan makna cost dari expense banyak dibicarakan di teori
akuntansi keuangan, bukan di akuntansi managemen. Di akuntansi managemen,
pembedaan seperti itu tidak begitu penting. Istilah biaya terutama untuk menunjuk
pada aliran-keluar sumber daya ekonomik atau komitmen untuk mengeluarkan
kegiatan tertentu.
Klasifikasi biaya berdasar Fungsi Perusahaan dalam perusahaan
pemanufakturan, fungsi kegiatannya dibagi menjadi 2 yaitu : fungsi produksi dan
fungsi non produksi. Dan biaya dikelompokkan menjadi 3 yaitu : biaya produksi,
biaya pemasaran dan biaya administrasi. Pada perusahaan dagang tidak terdapat
biaya produksi karena perusahaan tersebut tidak menjual barang dari hasil
kegiatan produksinya sendiri, melainkan dari pembelian barang dalam bentuk
sudah jadi. Pada perusahaan jasa juga tidak terdapat biaya produksi. Klasifikasi
biaya berdasar perioda penandingan, pembagian biaya dibagi menjadi 2 yaitu :
biaya produk dan biaya perioda.
Klasifikasi biaya berdasar perubahan voluma kegiatan, akuntansi managemen
menggunakan beberapa objek biaya dengan pemilihan spesifik, bergantung pada
sifat bisnis dan kehendak managemen. Jika objek biayanya adalah produk maka
dikenal biaya langsung produk dan biaya taklangsung produk. Jika objek biayanya
adalah dapartemen maka dikenal biaya langsung dapartemen dan biaya
taklangsung dapartemen.
3.2 Daftar Pustaka
Arsyad Lincolin, Ekonomi Manajerial – Ekonomi Mikro Terapan Untuk
Manajemen Bisnis, Edisi 4 : BPFE- Yogyakarta, 2008.
Carter, William 2009. Akuntansi Biaya. Edisi 14. Dialihbahasakan oleh
Krista.Jakarta: Salemba Empat.
Ray H Garrison. dkk. 2014. Akuntansi Manajerial ed 14 buku 1. Jakarta:
Salemba Empat
https://www.academia.edu/38893190/Konsep_biaya

10
https://http300581940.wordpress.com/2018/02/22/makalah-konsep-biaya/

11

Anda mungkin juga menyukai