Anda di halaman 1dari 185

Pertemuan 1

RUANG LINGKUP
AKUNTANSI MANAJEMEN
Definisi Akuntansi Manajemen - 1

Akuntansi Manajemen menyediakan informasi, baik


keuangan maupun non-keuangan, kepada manajer dan
karyawan organisasi. Akuntansi manajemen disusun untuk
keperluan spesifik para pembuat keputusan dan jarang
disebarkan kepada pihak luar perusahaan (Atkinson et al.,
2009)
Definisi Akuntansi Manajemen - 2
Akuntansi Manajemen dapat dipandang dari dua
sudut:

1. Sebagai suatu sistem pengolahan informasi keuangan


Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe
akuntansi diantara 2 tipe akuntansi yaitu akuntansi
keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah
satu tipe akuntansi, akuntansi manajemen merupakan
suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang
digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan
bagi kepentingan pemakai intern organisasi
Definisi Akuntansi Manajemen - 3
2. Sebagai satu Tipe Informasi
Informasi pada dasarnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
a. Informasi Kuantitatif, yang terdiri dari:
1) Informasi Non Akuntansi
2) Informasi Akuntansi, meliputi:
a) Informasi Operasi
b) Informasi Akuntansi keuangan
c) Informasi Akuntansi Manajemen,antara lain:
- Informasi Akuntansi penuh
- Informasi Akuntansi Diferensial
- Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban
b. Informasi Non kuantitatif
Perbedaan Akuntansi Manajemen dan
Akuntansi Keuangan
N Keterangan Akuntansi Manajemen Akuntansi Keuangan
o

1 Pemakai Informasi Pihak Intern Pihak Ekstern

2 Frekuensi Tidak ada batasan waktu Memiliki batasan waktu


Pelaporan pelaporan, disesuaikan pada umumnya 1 periode
kebutuhan manajer akuntansi/1 tahun
3 Skema Klasifikasi Mengikuti skema klasifikasi Biasanya diklasifikasikan
biaya lainnya, misalnya berdasarkan obyek
memisahkan by menurut beban( misal: gaji) atau
tingkat perubahan aktivitas fungsi beban(misal:
beban penjualan)

4 Orientasi waktu Berorientasi kemasa yang Berorientasi ke masa


akan datang yang lalu
Perbedaan Akuntansi Manajemen dan
Akuntansi Keuangan.. (Lanjutan)
5 Relevansi & Data yang disajikan Data yang disajikan tidak
Fleksibilitas Data harus relevan & harus relevan & Fleksibel
Fleksibel
6 Presisi Informasi Tidak terlalu Selalu memperhatikan
memperhatikan presisi presisi informasi
Informasi
7 Unit Pelaporan Perbagian dari Secara keseluruhan dari
perusahaan perusahaan
8 Sumber disiplin Ilmu ekonomi dan Ilmu ekonomi, akuntansi,
ilmu akuntansi statistik & psikologi
9 Standar Akuntansi Tidak mengikuti S.A.K Harus mengikuti S.A.K
10 Kewajiban Bukan merupakan suatu Merupakan suatu kewajiban
membuat laporan kewajiban
Persamaan Akuntansi Manajemen dan
Akuntansi Keuangan

Persamaan
1. Standar Akuntansi Keuangan yang dipakai
dalam akuntansi bisa juga dipakai dalam
akuntansi manajemen
2. Adanya sumber informasi yang sama yaitu
kegiatan operasional
Jenis-jenis Informasi Akuntansi yang Digunakan
dalam Akuntansi Manajemen
1. Akuntansi Biaya Penuh (Full Cost Accounting)
Yaitu akuntansi yang menjelaskan tentang jumlah
seluruh biaya langsung yang berkenaan dengan suatu
item, ditambah bagian yang layak dibebankan pada
item tersebut dari biaya tidak langsung
Contoh:
PT. X membeli mesin seharga Rp 15Jt, &
menggunakan upah TKL utk merakit sebesar Rp 2jt,
suku cadang sebesar Rp1jt, termasuk biaya tetap
sebesar Rp1jt. Berapakah Harga perolehan Mesin?
Jenis Informasi Akuntansi yang digunakan
Akuntansi Manajemen.. (Lanjutan)
2. Akuntansi Biaya Diferensial (Differential accounting)
yaitu akuntansi yang menjelaskan tentang biaya yang
berbeda antara satu set kondisi/ alternatif yang satu
dengan kondisi yang lain.
contoh: PT X membeli mesin seharga Rp. 15Jt. Untuk
merakit mesin tersebut ada 2 alternatif A= dirakit sendiri
dengan biaya Rp 2,5jt atau dirakit perusahaan lain dengan
biaya Rp 1,8 jt. Mana yang lebih menguntungkan?
3. Akuntansi Pertanggungjawaban (Responsibility
Accounting
Yaitu Akuntansi yang menjelaskan tentang
pertanggungjawaban manajemen terhadap pelaksanaan
kegiatan yang tertuang didalam anggaran.
PERTEMUAN 2

KONSEP DAN KLASIFIKASI


BIAYA
Definisi Biaya
Dalam Akuntansi Manajemen ada dua istilah yang sering
digunakan yaitu:
1. Biaya (Cost)
yaitu kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk barang
atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat pada saat ini
atau dimasa yang akan datang bagi suatu organisasi.
Setara kas (Cash Equivalent) yaitu sumber-sumber daya non
kas yang dapat ditukarkan dengan barang atau jasa yang
dikehendaki.
2. Beban (Expense)
yaitu biaya yang terpakai (Expired cost) yang berkaitan dengan
segala jenis organisasi
Penggolongan Biaya
Berdasarkan jenis perusahaan, maka biaya dapat
dibagi menjadi:
a. Biaya Dalam Perusahaan Jasa
Dalam perusahaan jasa, biaya produk (biaya
jasa) meliputi biaya tenaga kerja,biaya
keperluan kantor dan biaya lain yang
berkaitan langsung dengan penyerahan jasa
kepada pelanggan atau klien
Penggolongan Biaya.. (Lanjutan 1)
Biaya jasa tersebut dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Biaya langsung antara lain gaji yang dibayarkan kepada
akuntan
2) Biaya tidak langsung antara lain asuransi atau sewa
b. Biaya Dalam perusahaan Dagang
Dalam perusahaan dagang, biaya tersebut dibagi menjadi:
1) Biaya produk yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli
barang dagangan dan membuatnya tersedia untuk
dijual.contoh: biaya pembelian
2) Biaya periode, yaitu biaya yang dikeluarkan dalam satu
periode tertentu meliputi biaya penjualan dan biaya
administrasi.
Penggolongan Biaya..
c. Biaya dalam perusahaan industri
(Lanjutan 2)
Dalam perusahaan industri biaya tersebut dibagi menjadi:
1) Biaya Pabrikasi (Manucfacturing Cost), yaitu semua biaya
yang berkaitan dengan proses produksi.biaya pabrikasi
meliputi:
a)Biaya Utama (prime cost) yaitu jumlah biaya bahan baku
langsung,meliputi:
Biaya Bahan baku langsung (Direct Material Cost) yaitu
biaya dari komponen-komponen fisik produk yang
dapat dibebankan secara langsung terhadap produk
tersebut. Contoh: untuk memproduksi 1 unit kursi
memerlukan 5 m kulit yang harganya 120.000/m, berapa
biaya baku langsung atas kursi tersebut?
Penggolongan Biaya.. (Lanjutan 3)
Bahan baku langsung (Direct Material) yaitu bahan baku yang
menjadi bagian integral dari produk jadi dan dapat ditelusuri
dengan mudah. Misal bahan baku kayu untuk produksi kursi
Biaya Tenaga Kerja langsung (Direct Labor Cost)
yaitu biaya tenaga kerja yang dapat ditelusuri secara fisik
kedalam pembuatan produk. Contoh: untuk memproduksi
1unit kursi memerlukan 3 orang tenaga kerja dengan tarif Rp
2.000/jam dan membutuhkan waktu pengerjaan 8 jam.
Berapa BTKL untuk mengerjakan kursi tersebut.
Tenaga Kerja langsung (Direct Labor) yaitu tenaga kerja yang
terlibat secara langsung dalam mengubah BB menjadi produk.
Contoh: Teller di Bank.
Penggolongan Biaya.. (Lanjutan 4)
b). Biaya konversi (Conversion Cost)
semua biaya produksi selain dari biaya bahan baku dan
BTKL yang meliputi antara lain: Biaya bahan penolong
dan BTKL
2. Biaya Non pabrikase (Non Manufacturing Cost) yaitu biaya
yang dikeluarkan, yang tidak dapat dikaitkan atau dibebankan
kepada sebuah produk manufaktur.
Biaya Non Pabrikase dapat digolongkan menjadi 2:
a) Biaya Pemasaran/Penjualan (marketing cost)
yaitu semua biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan
pesanan pelanggan dana menyerahkan produk jadi/ jasa
ketangan pelanggan. Contoh: by iklan
Penggolongan Biaya.. (Lanjutan 5)
b) Biaya umum dan administrasi (general & Administrative
cost, yaitu semua biaya klerikal,organisasional & eksekutif
yang tidak dapat dimasukkan secara logis dalam biaya
pemasaran ataupun biaya produksi. Contoh biaya humas
2. Biaya untuk tujuan Perencanaan Dan Pengendalian
a. Klasifikasi Berdasarkan tingkah laku
1) Biaya variabel (Variabel cost)
Yaitu biaya yang bervariasi langsung (proporsional) dengan
kuantitas (Volume) produksi. Cth: By BB &BTKL
2) Biaya Tetap
yaitu biaya yang jumlah totalnya tetap walaupun jumlah
yang diproduksi mengalami perubahan.cth:By sewa gedung
Penggolongan Biaya.. (Lanjutan 6)
3) Biaya semi Variabel
yaitu biaya yang bervariasi langsung dengan kuantitas
(volume) produksi, tetapi tidak secara proporsional.
b. Klasifikasi berdasarkan Pertanggungjawaban
1)Biaya Terkendali (Controllable Cost)
yaitu biaya yang dikeluarkan oleh suatu departemen/bagian
dan atas pengeluaran tersebut manajer harus
mempertanggungjawabkannya. Cth: biaya iklan adalah
biaya terkendali bagi manager penjualan
2) Biaya Tidak terkendali (Uncontrollable Cost)
yaitu biaya tertentu yang tidak dapat dikendalikan oleh
manager suatu departemen/bagian. Cth by iklan adalah by
tidak terkendalikan bagi manager produksi
Penggolongan
c. Klasifikasi berdasarkan obyek
Biaya.. (Lanjutan 7)

1) Biaya Langsung (Direct Cost)


yaitu biaya yang dapat ditelusuri secara langsung kepada
sebuah obyek biaya. cth: By iklan bagi departemen
penjualan.
2) Biaya Tidak langsung (Indirect Cost)
yaitu biaya yang tidak dapat ditelusuri secara langsung
kepada obyek biaya. Cth PBB bagi departemen penjualan
Penggolongan Biaya.. (Lanjutan 8)
3. Biaya untuk Pengambilan Keputusan
a. Biaya Masa Lalu (Historical Cost) dan Biaya masa yang akan
datang
Historical cost adalah biaya yang terjadi karena adanya
peristiwa/kejadian dimasa lalu. cth : HP aktiva
Future cost adalah biaya yang dipertimbangkan akan
dikeluarkan dimasa yang akan datang. Cth: By Rencana
Penggantian mesin
b. Biaya tenggelam (Sunk Cost) dan biaya tunai (out of Pocket)
Sunk Cost yaitu biaya yang sudah dikeluarkan dan tidak
dapat diganti dengan keputusan sekarang atau dimasa yang
akan datang. Cth: By depresiasi
Out Of Pocket yaitu biaya yang memerlukan pengeluaran
kas pada saat ini. Cth by gaji
Penggolongan Biaya..
(Lanjutan 9)

c. Biaya Relevan (Relevant Cost) dan biaya tidak relevan

(Irrelevant Cost)
Relevant cost yaitu biaya mesti berbeda untuk suatu
• alternatif dan mesti memiliki nilai kini atau nilai
masa yang akan datang
• Irrelevant Cost yaitu biaya yang tidak berubah
untuk semua alternatif
d. Biaya kesempatan (opportunity cost)
yaitu manfaat potensial yang hilang atau
dikorbankan pada saat memilih suatu
tindakan yang perlu mengorbankan tindakan
lainnya. Cth: PT.C mengganti mesin lama yang
bisa memberikan hasil RP 2jt dengan mesin
bary yang akan memberikan hasil Rp 5 jt.
Berapakah opportunity costnya?
Penggolongan Biaya..
(Lanjutan 10)
e. Biaya Diferensial (Differential Cost atau Incremental
cost)
yaitu perbedaan jumlah biaya diantara 2 alternatif.
Cth PT C mengganti mesin lama yang bisa
memberikan hasil Rp2jt dengan mesin baru yang
akan memberikan hasil Rp5jt. Berapakah
Differential costnya?
PERTEMUAN 3

SISTEM PENENTUAN
BIAYA POKOK PESANAN
Definisi Penentuan
Harga Pokok Produk
Penentuan Harga Pokok produk adalah proses
pembebanan biaya produksi kepada produk yang
dibuat. Pemahaman terhadap proses ini sangat penting
bagi seorang manager, karena cara penentuan harga
pokok produk akan berpengaruh terhadap laba bersih
yang dilaporkan.

Tujuan dilakukannya proses penentuan harga pokok


produk adalah untuk menghasilkan informasi tentang
biaya yang akan membantu para manager untuk
merencanakan, mengendalikan, mengarahkan
perusahaan dan membuat keputusan.
Penentuan Biaya Pokok Pesanan
Sistem Penentuan Biaya Pokok Pesanan
• Sistem Penentuan Biaya Pokok Pesanan adalah
metode pengumpulan biaya pokok produk dimana biaya
dikumpulkan untuk setiap pesanan tertentu.
• Sistem ini digunakan dalam kondisi dimana banyak
produk, pekerjaan atau batch produksi yang berbeda,
yg diproduksi setiap periodenya
Karakteristik perusahaan yg produksinya berdasarkan
pesanan :
1. Proses pengolahan produk secara terputus-putus
2. Produk dihasilkan sesuai spesifikasi yang ditentukan
pemesan
3. Produksi ditujukan utk memenuhi pesanan
Pencatatan Transaksi
Dalam Sistem Penentuan Metode Harga Pokok Pesanan
(Job-Order costing ),perusahaan pd umumnya membagi
biaya pabrik menjadi :
1. Biaya Bahan Baku ( BBB )
2. Biaya Tenaga Kerja langsung (BTKL)
3. Biaya Overhead Pabrik ( BOP )
Pencatatan Transaksi Dalam Harga Pokok Pesanan
1. Jurnal utk mencatat pembelian BB & Bhn Penolong (BP)
Persed. BB xxx
Persed. BP xxx
Utang Dagang/Kas xxx
Pencatatan Transaksi.. (Lanjutan 1)
2.Jurnal utk mencatat pemakaian BB & BP
BDP BB xxx
BOPS xxx
Persed. BB xxx
Persed.Bahan Penolong xxx
3. Jurnal utk mencatat pemakaian BTK
BDP BTKL xxx
BOPS xxx
Utang Gaji & Upah xxx
4. Jurnal utk mencatat BOP dibebankan
BDP BOP xxx
BOP Dibebankan xxx
Pencatatan Transaksi.. (Lanjutan 2)
5. Jurnal utk mencatat BOPS
BOPS xxx
Berbagai rekening di kredit xxx
6. Jurnal utk mencatat pembebanan BOPD ke BOPS
BOP D xxx
BOPS xxx
7. Jurnal utk mencatat Persed. Prod. Jadi
Persed. Prod. Jadi xxx
BDP BBB xxx
BDP BTKL xxx
BDP BOP xxx
Pencatatan Transaksi.. (Lanjutan 3)
8. Jurnal utk mencatat Penjualan
Piutang Dagang / Kas xxx
Penjualan xxx
9. Jurnal utk mencatat HPP
HPP xxx
Persed. Prod. Jadi xxx
Contoh Kasus
 Pada bulan Nov. PT Eliona mendapat pesanan 1500
undangan dari PT. R dengan harga Rp 3 000/undangan
dan diberi nomor 101
 Perusahaan juga menerima pesanan pamflet iklan
sebanyak 20.000 lembar dengan harga Rp 1.000/ lbr.
Pesanan ini diberi nomor 102
 Untuk keperluan diatas perusahaan membeli bahan baku
dan bahan penolong:
– Bahan baku
• Kertas jenis X 85 ream @ 10.000 850.000
• Kertas jenis Y 10 roll @ 350.000 3.500.000
• Tinta jenis A 5 Kg @ 100.000 500.000
• Tinta jenis B 25 Kg @ 25.000 625.000
Jumlah 5.475.000
* Diambil dari akuntansi Biaya Mulyadi M.Sc. Akt
Contoh Kasus.. (Lanjutan
• Bahan penolong
1)
– Bahan penolong P 17 Kg @10.000 170.000
– Bahan penolong Q 60 ltr @ 5.000 300.000
Jumlah 470.000
• Penggunaan bahan baku
– Pesanan 101
• Kertas jenis X 85 ream @10.000 850.000
• Tinta jenis A 5 kg @ 100.000 500.000
Jumlah 1.350.000
– Pesanan 102
• Kertas jenis Y 10 roll @350.000 3.500.000
• Tinta jenis B 25 kg @ 25.000 625.000
Jumlah 4.125.000
• Penggunaan bahan penolong
 Bahan Penolong P 10 kg @ 10.000 100.000
 Bahan penolong Q 40 ltr @ 5.000 200.000
Jumlah 300.000
Contoh Kasus.. (Lanjutan 2)
• Biaya Tenaga Kerja
– Upah Langsung Pesanan 101
– 225 jam @ 4.000 900.000
– Upah Langsung Pesanan 102
– 1.250 jam @ 4.000 5.000.000
– Upah tidak langsung 3.000.000
Jumlah Upah 8.900.000

– Gaji kary. Adm dan Umum 4.000.000


– Gaji kary Bag. Pemasaran 7.500.000
Jumlah gaji 11.500.000

Jumlah Upah dan Gaji 20.400.000


• Tarif Biaya Overhead Pabrik
– BOP Pesanan dibebankan atas dasar tarif 150 % dari
BTKL
Contoh Kasus.. (Lanjutan 3)
• Biaya Overhead pabrik sesungguhnya
BOP sesungguhnya yang terjadi selain BTKTL dan
bahan Penolong adalah:
1. Biaya depresiasi Mesin 1.500.000
2. Biaya Depr gedung pabrik 2.000.000
3. Biaya Asuransi gd pabrik & Mesin 700.000
4. Biaya Pemeliharaan Mesin 1.000.000
5. Biaya Pemeliharaan Gedung 500.000
Jumlah 5.700.000
Diminta :
a. Buatlah Kartu Harga pokok kedua pesanan
b. Buatlah jurnal yang diperlukan.
Kartu Harga Pokok -
Undangan PT. Eliona yogyakarta
Kartu Harga Pokok
Pesanan : 101 Pemesan : PT. R
Jenis Produk : Undangan Sifat pesanan : Segera
Tgl Pesan : 2 Nov 1986 Jumlah : 1.500
Tgl Selesai : 22 Nov 1986 Harga Jual : Rp 4.500.000

BBB BTKL BOP


T No Ket Jumlah T No. Jumlah T Dasar Tari Jumlah
g BP gl Kart g f%
l BG u JK l

Kertas 850.000 900.000 BTKTL 150 1.350.000


X
Tinta A 500.000

Jumlah 1.350.000 Jumlah 900.000 Jumlah 1.350.000

Jumlah Total Biaya Produksi 3.600.000


Kartu Harga Pokok - Pamflet
PT. Eliona yogyakarta
Kartu Harga Pokok
Pesanan : 102 Pemesan : PT. O
Jenis Produk : Pamflet iklan Sifat pesanan : Biasa
Tgl Pesan : 15 Nov 1986 Jumlah : 20.000 lbr
Tgl Selesai : 16 Des 1986 Harga Jual : Rp 20.000.000

BBB BTKL BOP

T N Ket Jumlah T No. Jumlah T Das Tar Jumlah


g o g Kart g ar if
l BP l u JK l
B
G
Kerta 3.500.000 5.000.000 BTKT 150 7.500.000
sY L %
Tinta 625.000
B
Jumlah 4.125.000 Jumlah 5.000.000 Jumlah 7.500.000

Jumlah Total Biaya Produksi Adalah 16.625.000


Jurnal
1. Mencatat pembelian bahan baku dan bahan
penolong
Persediaan bahan baku 5.475.000
Utang Dagang 5.475.000

Persediaan bahan penolong 470.000


Utang Dagang 470.000
2. Mencatat pemakaian bahan baku
BDP- BBB 5.475.000
Persediaan bahan baku 5.475.000
Jurnal.. (Lanjutan 1)
3. Mencatat pemakaian bahan penolong
BOP sesungguhnya 300.000
Persediaan bahan penolong 300.000

4. Mencatat biaya tenaga kerja


 Saat BTK terhutang ( Seluruh Karyawan)
Gaji dan Upah 20.400.000
Utang Gaji dan upah 20.400.000
 Mencatat distribusi gaji dan upah
BDP- BTKL 5.900.000
BOP Sesungguhnya 3.000.000
Bi. ADM & Umum 4.000.000
Bi. Pemasaran 7.500.000
Gaji dan upah 20.400.000
 Mencatat Pembayaran Gaji
Utang Gaji dan Upah 20.400.000
Kas 20.400.000
Jurnal.. (Lanjutan 2)
5. Mencatat biaya overhead pabrik
 Pembebanan BOP
BDP- BOP 8.850.000
BOP dibebankan 8.850.000

 Mencatat BOP sesungguhnya


BOP Sesungguhnya 5.700.000
Akumulasi dep mesin 1.500.000
Akumulasi dep gedung pabrik 2.000.000
Persekot asuransi 700.000
Persediaan suku cadang 1.000.000
Persediaan bahan bangunan 500.000

6. Mencatat produk jadi (asumsi pes 101 selesai)


Persediaan Produk jadi 3.600.000
BDP-BBB 1.350.000
BDP-BTKL 900.000
BDP- BOP 1.350.000
Jurnal.. (Lanjutan 3)

7. Mencatat produk dalam proses (asumsi pes 102


belum selesai)
Persed Produk dlm proses 16.625.000
BDP-BBB 4.125.000
BDP-BTKL 5.000.000
BDP- BOP 7.500.000

8. Mencatat harga pokok produk yang dijual


Harga pokok penjualan 3.600.000
Persediaan produk jadi 3.600.000
PERTEMUAN 4
SISTEM PENENTUAN
BIAYA POKOK PROSES
Sistem Penentuan
Biaya Pokok Proses

Yaitu sistem penentuan biaya pokok yang dipakai oleh


perusahaan-perusahaan yang menghasilkan produk yang
serupa atau mempunyai aliran produksi yang terus-menerus

Karakteristik perusahaan yang berproduksi secara proses


1. Proses pengolahan produk terus - menerus.
2. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar.
3. Produk ditujukan untuk mengisi persediaan gudang.
Perbedaan Metode By Pokok Pesanan dan Proses
Keterangan Metode By. Pokok Metode By. Pokok
Pesanan Proses

Dasar kegiatan produksi Pesanan langganan Budget produksi

Tujuan Produksi Utk melayani pesanan Utk persed. Yg akan dijual

Bentuk Produksi Tergantung spesifikasi pemesan Homogen & Standar

By. Prod. dikumpulkan Setiap pesanan Setiap satuan waktu

Kapan By. Prod. dihitung Pada saat pesanan selesai Pada akhir periode

Menghitung hrg pokok Hrg Pokok pesanan ttt Hrg Pokok periode ttt
Jmlh prod. Pesanan ybs Jmlh prod. Periode ybs

Contoh perusahaan Percetakan, kontraktor Semen, tekstil


Metode Harga Pokok Proses Satu Departemen

PT. isa Rimendi mengolah produknya secara massal


melalui satu departemen produksi. Biaya yang dikeluarkan
selama bulan Jan 20x1 adalah:
Biaya bahan baku 5.000.000
Biaya Bahan Penolong 7.500.000
Biaya Tenaga Kerja 11.250.000
Biaya Overhead pabrik 16.125.000
Total 39.875.000
Jumlah produk yang dihasilkan adalah:
– Barang jadi 2.000 kg
– Barang dalam Proses (100% BBB dan BB.
Penolong, 50% BTK, 30% BOP) 500 kg
PT. Risa Rimedi
Laporan biaya produksi bulan Jan 20x1

• Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 2.500 kg
Produk jadi ditransfer ke gudang 2.000 kg
Produk dalam proses akhir 500 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 2.500 kg

• Biaya Dibebankan bln Jan 19x1


Bi. produksi Total biaya Unit Ekuivalen Hp/unit
BBB 5.000.000 2.500 2.000
BB Penolong 7.500.000 2.500 3.000
BTK 11.250.000 2.250 5.000
BOP 16.125.000 2.150 7.500
Jumlah 39.875.000 17.500
Perhitungan Biaya & Unit
• Perhitungan Biaya Ekuivalen
HP produk jadi yang ditransfer ke gudang
2.000 Kg x 17.500 35.000.000
HP Produk dalam proses akhir
BBB (100% x 500 x Rp 2000) = 1.000.000
BBp (100 % x 500 x Rp 3000) = 1.500.000
BTK (50% x 500 x Rp 5000) = 1.250.000
BOP (30% x 500 x Rp 7.500) = 1.125.000
Total 4.875.000
Jumlah biaya produksi Jan 20x1 39.875.000

• Perhitungan Unit Ekuivalen


Unit Produk selesai + ( Unit dalam proses x % Penyelesaian )
BBB = 2000 + (500 x100%) => 2.500
BBp = 2000 + (500x100% ) => 2.500
BTK = 2000 + ( 500 x 50%) => 2.250
BOP = 2000 + (500 x 30% ) => 2.150
Jurnal yang
Dibutuhkan (1)
1. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku
BDP- BBB 5.000.000
Persediaan Bahan Baku 5.000.000
2. Pencatatan Pemakaian Bahan Penolong
BDP- Biaya bahan Penolong 7.500.000
Persediaan Bahan Penolong 7.500.000
3. Pencatatan BTK
BDP-BTK 11.250.000
Gaji dan Upah 11.250.000
4. Pencatatan BOP
BDP- BOP 16.125.000
Berbagai rek yang dikredit 16.125.000
Jurnal yang
5.
Dibutuhkan
Mencatat produk selesai
(2)
Persediaan produk Jadi 35.000.000
BDP-BBB 4.000.000
BDP- B. Bahan Penolong 6.000.000
BDP-BTK 10.000.000
BDP- BOP 15.000.000

6. Mencatat Barang Dalam Proses akhir


Persed. PDP Akhir 4.875.000
BDP- BBB 1.000.000
BDP-B. Bahan Penolong 1.500.000
BDP- BTK 1.200.000
BDP-BOP 1.125.000
Metode Harga Pokok Proses Dua Departemen
PT. Eliona Sari memiliki 2 departemen produksi, Dept A dan Dept B,
Data produksi dan biaya kedua dept pada bulan Jan 19x1 adalah :

Dept A Dept B
Dimasukkan dalam proses 35.000 Kg ----
Produk selesai di transfer ke dept B 30.000 Kg
Produk selesai di transfer ke Gudang --- 24.000 Kg
Produk dalam proses Akhir 5.000 Kg 6.000 Kg
Biaya yang dikeluarkan Jan 19x1
BBB 70.000 0
BTK 155.000 270.000
BOP 248.000 405.000
Tingkat penyelesaian PDP akhir
BBB 100 % ---
Biaya konversi 20 % 50%
Unit Ekuivalen
Perhitungan Unit Ekuivalen
Unit Produk selesai + ( Unit dalam proses x % Penyelesaian )
• Dept A
BBB = 30.000 + (5.000 x100%) => 35.000
BTK = 30.000 + (5.000 x 20%) => 31.000
BOP = 30.000 + (5.000 x 20%) => 31.000
• Dept B
BTK = 24.000 + (6.000 x 50%) => 27.000
BOP = 24.000 + (6.000 x 50%) => 27.000
PT. Eliona Sari
Laporan Biaya Produksi Dept A Bulan Jan 20x1
Data Produksi
Dimasukkan dalam proses 35.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Dept B 30.000 kg
Produk dalam proses akhir 5.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 35.000 kg
Biaya Dibebankan di Dept A bln Jan 19x1

Bi. Produksi Total biaya Unit Hp/unit


Ekuivalen
BBB 70.000 35.000 2
BTK 155.000 31.000 5
BOP 248.000 31.000 8
Jumlah 473.000 15
Perhitungan Biaya
Dept. A
HP produk jadi yang ditransfer ke Dept B
30.000 Kg x Rp 15 450.000
HP Produk dalm proses akhir
BBB (100% x 5.000 x Rp 2) = 10.000
BTK (20% x 5.000 x Rp 5) = 5.000
BOP (20% x 5.000 x Rp 8) = 8.000
Total 23.000
Jumlah biaya produksi Dept A Jan 19x1 473.000
PT. Eliona Sari Laporan
Biaya Produksi Dept B
Bulan Jan 20x1
• Data Produksi
Di terima dari dept A 30.000 kg
Produk jadi ditransfer ke Gudang 24.000 kg
Produk dalam proses akhir 6.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 30.000 kg
Biaya Komulatif yang
Dibebankan di Dept B
bln Jan 20x1
Bi. Produksi Total biaya Unit Hp/u
Ekuivalen
HP dari dept A 450.000 30.000 15
Biaya yang ditambahkan Dept B
BTK 270.000 27.000 10
BOP 405.000 27.000 15
Jumlah tambahan 675.000 25
Total Biaya Komulatif 1.125.000 40
dept B
Perhitungan Biaya
Dept. B
HP produk jadi yang ditransfer ke Dept B
24.000 Kg x Rp 40 960.000
HP Produk dalm proses akhir
HP dari dept A (6.000 x 15) = 90.000
Biaya tambahan di dept B
BTK (50% x 6.000 x Rp 10) = 30.000
BOP (50% x 6.000 x Rp 15) = 45.000
75.000
Total HP produk dalam proses Dept B 165.000
Jumlah biaya produksi Dept B Jan 19x1 1.125.000
Jurnal di Dept
A:
1. Pencatatan Pemakaian Bahan Baku
BDP- BBB Dept A 70.000
Persediaan Bahan Baku 70.000

2. Pencatatan BTK
BDP-BTK Dept A 155.000
Gaji dan Upah 155.000

3. Pencatatan BOP
BDP- BOP Dept A 248.000
Berbagai rek yang dikredit 248.000
Jurnal di Dept A..
(Lanjutan)
4. Mencatat produk selesai di transfer ke dept B
BDP- BBB dept B 450.000
BDP-BBB Dept A 60.000
BDP-BTK Dept A 150.000
BDP- BOP Dept A 240.000

5. Mencatat Barang Dalam Proses akhir


Persed. PDP Akhir Dept A 23.000
BDP- BBB Dept A 10.000
BDP- BTK Dept A 5.000
BDP- BOP Dept A 8.000
Jurnal Dept. B
1. Mencatat Penerimaan Produk dari dept A
BDP- BBB dept B 450.000
BDP-BBB Dept A 60.000
BDP-BTK Dept A 150.000
BDP- BOP Dept A 240.000

2. Pencatatan BTK
BDP-BTK Dept B 270.000
Gaji dan Upah 270.000

3. Pencatatan BOP
BDP- BOP Dept B 405.000
Berbagai rek yang dikredit 405.000
Jurnal Dept. B..
(Lanjutan)
4. Mencatat produk selesai di transfer ke Gudang
Persediaan produk jadi 960.000
BDP-BBB Dept B 360.000
BDP-BTK Dept B 240.000
BDP- BOP Dept B 360.000

5. Mencatat Barang Dalam Proses akhir


Persed. PDP Akhir Dept B 165.000
BDP- BBB Dept B 90.000
BDP- BTK Dept B 30.000
BDP- BOP Dept B 45.000
PERTEMUAN 5

JUST IN TIME (JIT) &


ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM
• Dalam menanggapi naiknya biaya, menurunnya laba
dan menajamnya persaingan dunia, telah
mengakibatkan perusahaan-perusahaan mencari
cara-cara untuk merampingkan kegiatan usaha
mereka dan mengumpulkan lebih banyak data
akurat untuk tujuan pengambilan keputusan. Hal
inilah yg menyebabkan munculnya dua instrumen
manajemen untuk melakukan Kalkulasi Biaya
(Costing) yaitu : Sistem ABC (Activity-Based Costing
System) & Sistem Just In Time (JIT).
JUST IN TIME (JIT)
Perusahaan manufaktur pada umumnya menyimpan 3 jenis
persediaan yaitu : Persed. BB, Persed. BDP & Persed. Brg
jadi. Penyimpanan persediaan ini tentu akan memakan biaya
besar.
Sistem JIT merupakan upaya untuk mengurangi atau
menghilangkan persediaan, dimana segenap sumber daya,

termasuk BB & suku cadang, personalia dan fasilitas lainnya


dipakai sebatas kebutuhan, dgn tujuan dapat mengangkat
produktivitas & mengurangi pemborosan
A. Konsep Sistem JIT
Dalam Kondisi ideal, perusahaan yg menerapkan JIT,
hanya membeli BB yg cukup utk 1 hari operasi dlm
rangka memenuhi kebutuhan hari itu. Selain itu
perusahaan juga tdk memiliki barang yg masih dlm
proses pd akhir hari kerja & semua barang yang
diselesaikan pd hari itu langsung dikirim ke
pelanggan, shg tdk ada brg yg disimpan di gudang
Aspek Fundamental JIT
Terdapat 4 aspek fundamental JIT :
1. Menghilangkan segala aktivitas yg tdk memberikan nilai
tambah bagi produk/jasa (termasuk aktivitas atau sumber
daya yg menjadi sasaran utk pengurangan atau
penghilangan, misal : Persed. Prod jadi yg digudang)
Dalam JIT, waktu pabrikase meliputi :
Waktu pabrikase = Waktu proses + Waktu inspeksi + Waktu
pindah + waktu antri
Waktu Proses adlh waktu yg dibutuhkan utk
mengkonversikan BB menjadi brg jadi
Waktu Inspeksi adlh lamanya waktu yg dihabiskan utk
memastikan bhw produk bermutu tinggi. Inspeksi ini
dilakukan pd waktu BB & komponen-komponennya datang,
atau pd berbagai titik selama & setelah proses produksi
Aspek Fundamental JIT.. (Lanjutan 1)
Waktu Pindah adlh waktu yg dibutuhkan utk
memindahkan BB atau produk yg sebagian tlh selesai
dari satu dept/bagian ke dept/bagian yg lainnya
Waktu Antri adlh lamanya waktu tunggu suatu produk
untuk dikerjakan, dipindahkan atau dikirim dari gudang ke
pelanggan
Dari aktivitas-aktivitas tadi yg memberikan nilai tambah
hanya waktu proses, sedangkan waktu inspeksi, waktu
pindah & waktu antri tidak memberikan nilai tambah
(sehingga hrs dihilangkan/dipangkas)
Aspek Fundamental JIT.. (Lanjutan 2)
2. Komitmen tinggi terhadap mutu
Perusahaan hrs mempunyai komitmen utk mencapai &
mempertahankan tingkat mutu yg tinggi dlm semua aspek
aktivitas perusahaan, dalam arti harus melakukan kegiatan
secara benar mulai dari awal s/d akhir
3. Upaya perbaikan yg berkelanjutan dlm efisiensi aktivitas-
aktivitas perusahaan
Dlm hal ini, perusahaan perlu mencanangkan komitmen
terhadap perbaikan berkesinambungan pd semua aktivitas
perusahaan
4. Penekanan pd penyederhanaan & peningkatan aktivitas-
aktivitas nilai tambah utk membantu mengidentifikasi
aktivitas-aktivitas yg tdk menambah nilai
Tujuan dan Elemen JIT
B. Tujuan JIT
Adalah menghasilkan sebuah produk hanya jika dibutuhkan
dan hanya dalam kualitas yg diminta oleh para pelanggan

C. Elemen-Elemen JIT
1. Jumlah pemasok yg terbatas
Dlm sistem JIT, pemasok diperlakukan sbg mitra & biasanya
terikat dlm kontrak jangka pjg.
Para pemasok merupakan bagian vital dr JIT, krn dgn
memastikan adanya masukan – masukan bermutu &
pengiriman tepat waktu membuat sistem JIT dpt berjalan
mulus
Elemen JIT.. (Lanjutan 1)
Sistem JIT akan menguntungkan perusahaan & pemasok.
Buat perusahaan dgn adanya sistem JIT, Bhn baku dpt
diterima tepat waktu, yg pd akhirnya dpt menghemat dlm hal
penyimpanan & penanganan persediaan. Buat Pemasok,
dgn adanya sistem JIT, maka pemasok akan mendapatkan
perjanjian kontrak jgk pjg
2. Tingkat persediaan yg minimal
Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yg
berlebihan, hal ini disebabkan krn adanya lima faktor
berikut:
a. Perusahaan meyakini, bhw mereka membutuhkan
persediaan yg besar dlm upaya menjaga jgn sampai
kehabisan stok
Elemen JIT.. (Lanjutan 2)
b. Kesalahan yg mungkin terjadi dlm proses produksi, yg
mengakibatkan menumpuknya BB & brg jadi. Hal ini
disebabkan kurangnya koordinasi antara bagian
pembelian dgn bagian produksi atau antara bagian
pemasaran dgn bagian produksi
c. Kurangnya koordinasi antar stasiun kerja shg ada
penumpukkan BDP
d. Dept. produksi meyakini bhw mengerjakan produksi
sekaligus dlm jmlh besar akan lebih efisien
e. Stasiun kerja mungki diarahkan utk menghasilkan
barang yg sebenarnya tdk perlu
Tujuan Produksi Dalam Sistem JIT
Berbeda dgn Sistem JIT, dimana BB & suku cad dibeli dan
diterima hanya ketika dibutuhkan saja. Dgn tujuan utk
memastikan bhw setiap stasiun kerja menghasilkan &
megirimkan unsur-unsur yg tepat pd waktu yg tepat
Tujuan Produksi dlm sistem JIT adalah menghasilkan
sebuah produk hanya jika dibutuhkan & hanya dlm
kuantitas yg diminta oleh pelanggan. Dalam sistem JIT,
arus brg dikendalikan oleh pendekatan tarik dlm hal
pengolahan produk. Adapun visualiasi pendekatan tarik
dpt dilihat sbb :
Visualisasi Pendekatan Tarik
Elemen JIT.. (Lanjutan 3)
Menunjukkan aliran BB, suku cad, BDP & brg jd

Menunjukkan sinyal bhw dibutuhkan lebih banyak brg pd


tahap prod. berikutnya
3. Pengurangan Set Up Time
Set Up Time adalah waktu yg dibutuhkan utk mengubah
perlengkapan, perlengkapan, memindahkan BB dan
mendptkan formulir terkait & bergerak cepat guna
mengakomodasikan produksi unsur yg berbeda
Set Up time biasanya membutuhkan waktu yg lama & biaya
yg mahal. Dlm Sistem JIT, Set Up Time bisa dikurangi dgn
cara menguarangi masa pengesetan mesin. Diharapkan dgn
mengurangi set up time akan didpt penghematan berupa by.
Penyimpanan brg & dpt meningkatkan produksi
Elemen JIT.. (Lanjutan 4)
4. Kendali Mutu Terpadu
Aktivitas JIT dpt menghasilkan produk bermutu tingi krn
diolah dr BB bermutu tinggi & inspeksi produk dilakukan utk
seluruh proses prod.
Agar JIT dpr berjalan mulus, perusahaan perlu
mengembangkan Sistem Kendali Mutu Terpadu (TQC = Total
Quality Control) atas komponen & BBnya. TQC berarti bhw
perusahaan tdk akan membolehkan penerimaan komponen &
BB yg cacat dari pemasok
TQC bertolak dari pemasok perusahaan, hanya pemasok yg
bisa diandalkan dalam hal ketepatan pengiriman & mutu
produk yg baik, yg akan dipilih oleh perusahaan
Elemen JIT.. (Lanjutan 5)
5. Tenaga Kerja Yang Fleksibel
Dlm JIT, TK diminta dpt mengoperasikan beberapa jenis
mesin scr simultan, selain itu dlm JIT, krn TK hanya
menghasilkan yg dibutuhkan saja oleh stasiun kerja
berikutnya, maka pd saat kebutuhan ini tlh terpenuhi maka
TK tsb dpt melakukan reparasi & pemeliharaan thdp
perlengkapan mesin yg ada
Konsep Dasar ABC
Sistem ABC adalah Sistem Akuntansi yg terfokus pd
aktivitas-aktivitas yg dilakukan utk menghasilkan
produk/jasa
ABC menyediakan informasi mengenai aktivitas & sumber
daya ygdibutuhkan utk melaksanakan aktivitas tsb
Aktivitas adalah setiap kejadian atau transaksi yg
merupakan pemicu by. Aktivitas ini menjadi titik
penghimpunan by, dgn cara Biaya-biaya ditelusuri ke
aktivitas-aktivitas, kemudian aktivitas tadi lantas ditelusuri
ke produk-produk berdasarkan penggunaan aktivitas oleh
produk tadi
KonsepDasar ABC.. (Lanjutan)
Konsep-konsep yg mendasari ABC dpt diringkas dlm
dua hal yaitu :

Pelangg Aktivitas Sumber By-By


an daya

By-By Sumber Aktivitas Obyek-Obyek


Daya By
Pengidentifikasian Pusat-pusat Aktivitas

• Terdpt 4 tingkat umum aktivitas, dimana


masing-masing tingkat aktivitas dibagi lagi
menjadi pusat aktivitas ttt. Keempat aktivitas tsb
yaitu :
1. Unit Level Activities (Aktivitas Tingkat Unit)
• Yaitu Aktivitas-aktivitas yg muncul sbg akibat
Yaitu Aktivitas-aktivitas yg mencakup tugas-tugas
jmlh volume produksi melalui sebuah fasilitas
seperti penempatan pesanan pembelian, penyiapan
produksi. Unitproduksi,
perlengkapan Level Activities dilakukan
pengiriman produksetiap
kpd
kali unit diproduksi.
pelanggan & penerimaan BBContoh : Aktivitas TKL &
mesin
Pengidentifikasian Pusat-pusat Aktivitas..
Lanjutan

3. Product Level Activities (Aktivitas Tingkat Produk)


Yaitu Aktivitas-aktivitas yg berkaitan dgn produk ttt yg
diproduksi oleh perusahaan. Aktivitas ini mendukung
produksi dan penjualan masing-masing produk. Semakin
banyak produk dan lini produk, maka semakin tinggi
biaya aktivitas tingkat produk. Contoh : Inspeksi mutu
produk
4. Facility Level Activities (Aktivitas Tingkat Fasilitas)
Yaitu Aktivitas-aktivitas yg biasanya digabung kedlm
sebuah pusat aktivitas tunggal krn aktivitas ini berkaitan
dgn keseluruhan produksi dan tdk dgn gugus spesifikasi
ttt.
PERTEMUAN 6

PERILAKU BIAYA AKTIVITAS


Pengertian Perilaku Biaya

Pengertian
Perilaku Biaya (Cost Behavior) berarti bagaimana
suatu biaya akan bereaksi atau memberikan
respon thdp perubahan tgk aktivitas usaha.

Aktivitas adalah istilah umum yg menunjuk kpd


segala sesuatu yg dilakukan perusahaan. Contoh :
Unit produk yg diproduksi atau dijual
.

.
Jenis-jenis Perilaku Biaya
Pada umumnya dikenal 3 perilaku biaya, yaitu :
1. Fixed Cost ( FC )
Yaitu biaya yg jumlah totalnya tdk berubah, walaupun
tgk aktivitas dlm kisaran relevan ttt mengalami
perubahan. Contoh : PPB, gaji manajer pabrik, premi
ass. Gedung dsb
Pada umumnya FC dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Committed FC
Yaitu FC yg timbul dari kepemilikan pabrik,
equipment & organisasi pokok.
Perilaku Committed FC dpt diketahui dgn mengamati
biaya-biaya yg tetap dikeluarkan jika seandainya
perusahaan tdk melakukan kegiatan sama sekali
Perilaku Biaya.. (Lanjutan 1)
Sifat dari Committed FC adalah :
Jangka panjang dan tidak dapat diturunkan ditengah
periode. Contoh: Depresiasi, By. Ass jgk pjg,
By. Gaji Top Manajemen

b. Discretionary FC
Yaitu by yg timbul dari keputusan penyediaan
anggaran scr berkala & tdk dpt menggambarkan
hubungan yg optimum antara masukan dgn keluaran
Sifat dari Discretionary FC adalah :
Jangka pendek dan dapat diturunkan ditengah
periode Cont : By. Iklan, By. Riset
Perilaku Biaya.. (Lanjutan 2)
2. Variabel Cost (VC)
Yaitu biaya yg jumlah totalnya berubah, sebanding dgn tgk
aktivitas dlm kisaran relevan ttt. Contoh : By. BBL & BTKL
Pada umumnya VC dapat dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a. Engineered VC, yaitu By yg memiliki hubungan fisik ttt dgn
ukuran kegiatan ttt. Hampir semua VC merupakan biaya
Engineered VC. Cont : By. BB
b. Discretionary VC, yaitu by yg masukan & keluarannya
mempunyai hubungan erat, namun tdk nyata. Dlm
Dicretionary VC, jika keluaran berubah maka masukan
akan berubah sebanding dgn perubahan keluaran tsb,
tetapi jika masukan berubah, keluaran belum tentu berubah
dgn adanya perubahan masukan tsb. Cont : By. Iklan
Perilaku Biaya.. (Lanjutan 3)
3. Mixed Cost / Biaya Semi Variabel
Yaitu biaya yg mengandung unsur variabel & tetap dlm
hubungannya dgn perubahan volume aktivitas
Contoh : PT. X membayar gaji seorang Wiraniaga
sebesar Rp. 250.000, meliputi by. Gaji bulanan Rp.
150.000 & komisi penjualan sebesar Rp. 500/unit.
Berapakah besarnya VC jika jmlh produksi 100 unit

Adapun Fungsi by. Tetap sbb : Y = a + bX


Dimana : Y = Taksiran By. Variabel, b = By. Konstan/unit
X = Taksiran tgk keluaran, a = By. Variabel/unit
Analisis Biaya Campuran.. (Lanjutan 1)
2. Wawancara (Interview)
Salah satu metode sederhana lainnya yaitu metode
wawancara, yaitu dg mewawancarai para manajer
dlm rangka menentukan apa yg kemungkinan terjadi
thdp by. Tertentu Jika diambil suatu tindakan
spesifik

3. Metode Titik Tertinggi & Terendah (High And Low


Point Method)
Rumus : Y = a + bX,
Y = Jmlh by. Semi Variabel b = VC/unit
a = FC/periode X = Kapasitas yg diharapkan
Analisis Biaya Campuran
Terdapat beberapa metode utk menganalisis By.
Campuran, yaitu :
1. Analisis Rekening (Account Analysis)
Metode ini adalah metode yg paling sederhana,
dimana akuntan manajemen mengklasifikasikan
by. tertentu sbg by. Tetap & by. Variabel dgn
mengevaluasi informasi dari 2 sumber, yaitu yang
pertama telaah lebih dulu kebijakan manajerial yg
menyangkut biaya & yg kedua manajemen meneliti
aktivitas historis biaya
Analisis Biaya Campuran.. (Lanjutan 2)
Langkah-langkah yg diperlukan :
a. Menentukan tgk operasi tertinggi & terendah
beserta by. pd jenjang tsb
b. Menghitung selisih tgk operasi & by. pd jenjang
tertinggi & terendah
c. Mencari VC dgn membagi jmlh selisih by pd
point b tsb dgn selisih kapasitas
d.Menentukan FC dgn memasukkan unsur VC dari
perhitungan point c dlm kelompok by terendah &
tetinggi
e. Membuat persamaannya
Analisis Biaya Campuran.. (Lanjutan 3)
4. Metode Biaya Berjaga (Standby Cost Method)
Yaitu metode yg harus tetap dikeluarkan andaikata
perusahaan ditutup utk sementara

Rumus : Y = a + bX,
Y = Jmlh by. Semi Variabel b = VC/unit
a = FC (by. berjaga), X = Kapasitas yg diharapkan
Analisis Biaya Campuran.. (Lanjutan 4)

• Y= a( Least
5. Metode Kuadrat Terkecil + bX,Square
dimanaMethod)
:
• Y = By. periodik
Rumus :
b = n E xy – E x E y • a = FC, X = Kegiatan
n E x2 – (E x)2
a =Ey–bEx • b = VC, n = Jmlh sampel
periodik
n
PERTEMUAN 9

PENETAPAN HARGA
(Cost Plus Pricing)
Menentukan Harga Target
• Tujuan Penetapan Harga Target Return

Profit Maksimum
Orientasi Laba

Pertumbuhan Penjualan

Orientasi Sales
Sasaran harga
Pertumbuhan Pangsa Pasar

Menghadapi Persaingan
Orientasi status

Persaingan Non Harga


Cost Plus Pricing

• Cost plus pricing merupakan pendekatan penentuan


harga berdasarkan perilaku biaya karena penentuan
harga cost plus merupakan langkah awal dalam hal ini
dapat mengurangi ketidakpastian dalam beberapa hal
misalnya perusahaan dihadapkan dengan pesanan/
order dibawah harga target yang telah ditetapkan
• Cost Plus Pricing adalah biaya tertentu ditambah dengan
kenaikan (Markup) yang ditentukan
• Pengertian Cost yang digunakan adalah Harga pokok
Metode Pelaporan Cost dan
1.
Laba
Absorpsion/Full Cost
Rugi
Harga pokok terdiri dari: Biaya bahan baku langsung,
Biaya tenaga kerja Langsung, Biaya tak langsung
Pabrik (BOP) Tetap dan Variabel
2. Variabel Costing
Biasa disebut juga Direct Costing atau Contribution
Approach atau Pendekatan contribusi
Harga pokok terdiri dari Total Biaya variabel atau Biaya
Produksi Variabel seperti: Biaya bahan baku langsung,
Biaya tenaga kerja Langsung, Biaya tak langsung
Variabel, Biaya penjualan dan administrasi variabel
Contoh
Volume produksi dan penjualan per periode sebesar 50.000
unit, Perusahaan menggunakan cost plus dengan kebijakan
50% dari HP Produksi dan 80% dari Biaya variabel
Data biaya produk PT Pesona adalah sebagai berikut:
Per unit Total
• Bahan baku langsung Rp 8
• Tenaga kerja langsung Rp 12
• Overhead Variabel Rp 3
• Overhead tetap Rp 7 Rp 350.000
• Bi Penj & Adm Variabel Rp 2
• Bi. penj &Adm tetap Rp 4 Rp 200.000
Full Cost
Target harga jual biaya penuh (Full cost)
• Biaya bahan baku Rp 8
• Tenaga kerja Rp 12
• Overhead variabel Rp 3
• Overhead tetap Rp 7
Rp 10
Total biaya produksi Rp 30
50% mark up Rp 15
Harga jual target Rp 45
Variable Cost
Target harga jual biaya Variabel (Pendekatan Kontribusi)
• Bahan baku langsung Rp 8
• Upah langsung Rp 12
• Overhead Variabel Rp 3
• Biaya Penj & Adm Var Rp 2
Total biaya produksi Var Rp 25
80% mark up Rp 20
Harga jual Target Rp 45
Modifikasi Cost Plus Pricing dan
Hubungan Biaya
• Dapat digunakan untuk menentukan berapa besar
prosentasi laba dari biaya dengan asumsi laba telah
ditentukan
Harga jual – Biaya yg ditetapkan
Prosentase Target laba = X 100%
Biaya yang ditetapkan
Menetapkan Harga
Berdasarkan ROI yang
• dikehendaki
Sering kali perusahaan menetapkan sasaran untuk
menghasilkan produk adalah tingkat pengembalian
modal atau biasa disebut Return On Invesment (ROI)

Profit Margin Sales


ROI = X
Sales Investasi (aktiva)

ROI = Profit Margin X sales turn over


ROI
• Untuk menetapkan harga dengan tingkat ROI tertentu
dapat digunakan langkah berikut:
1. Menetapkan prosentase mark up
ROI + Biaya
Prosentase mark-up =
Total biaya produksi
2. Menambah harga pokok produksi dengan mark-up pada
langkah pertama
Modifikasi Rumus Metode Full Cost
• Modifikasi rumus untuk Metode Full Cost
– Prosentse mark-up
Hasil ROI yang dikehendaki + Bi. penj & Adm
Volume (unit) x biaya produksi per unit
– jika laporan Laba rugi telah disusun maka rumusnya
dapat menggunakan
Margin Bruto (Gross profit)
Harga pokok Penjualan (CGS)
Modifikasi Rumus Metode Variable Cost
• Modifikasi rumus untuk metode Variabel Costing atau
direct costing atau metode contribution
– Prosentase Mark-up
ROI yang dikehendaki + biaya tetap
Volume (unit) x Biaya variabel
– Jika laporan laba rugi sudah disusun maka rumusnya:
Contribution Margin
Biaya Variabel
Penetapan Harga Per
Waktu Dan Harga
• Bahan
Metode ini banyak digunakan oleh perusahaan Jasa
seperti Reparasi mobil, Motor,Radio/TV percetakan, dll
• Yang dimaksud waktu disini bisa jam kerja buruh, mesin
dan sebagainya
• Komponen Waktu perjam untuk tenaga kerja langsung:
1. Upah langsung termasuk tunjangan dan bonus
2. Biaya-biaya yang berhubungan dengan pekerjaan
tidak langsung, seperti gaji pengawas, penyusutan,
asuransi, baha-bahan tidak langsung dan
sebanding dengan jam
3. Laba yang diinginkan perwaktu tertentu misalnya
per jam
Komponen Bahan Per jam
• Komponen bahan perjam terdiri dari:
1. Persentase laba dari harga faktur bahan
2. persentase dari bahan tidak langsung atau yang
dibebankan seperti gaji manajer, bahan, pengawas,
asuransi, handling atau biaya yang berhubungan
dengan pengolahan bahan
Tarif/Harga Per Waktu
• Tarif/harga per waktu (misal perjam adalah):
– Upah langsung Rp.......
– Biaya tak langsung/sebanding Rp.......
– Laba per waktu Rp ......
tarif/Harga per jam Rp ......
Ditambah:
– Laba bahan .......%
– Bahan Tak langsung .......%
Bahan x ......% = Rp .......
Situasi Harga Dan Faktor
Yang
Mempengaruhinya
Biaya produksi dan
operasi

HARGA JUAL Laba dan Faktor Lain

Situasi Pasar
PERTEMUAN 10

ANALISIS BIAYA, VOLUME


DAN LABA
Pengertian Analisa Biaya, Volume
dan Biaya
• Menurut pendapat Edward J Blocher (2009:387) Analisis
Biaya Volume Laba (Cost Volume Profit – CVP)
“merupakan metode untuk menganalisis pengaruh
keputusan operasi & pemasaran terhadap laba bersih,
berdasarkan pemahaman atas hubungan antara biaya
variabel, biaya tetap, harga jual per unit dan tingkat
output”.
Pengertian Analisa Biaya, Volume dan Biaya
a. merup. suatu metode estimasi bagaimana menganalisis
perubahan variabel yg akan mempengaruhi laba.
b. adalah pemeriksaan tentang bagaimana jumlah
pendapatan dan jumlah by berubah seiring dgn
perubahan volume penjualan
c. adalah instrumen yg lazim digunakan utk menyediakan
informasi yg bermanfaat bagi manajemen utk pengambilan
keputusan.
cont : Analisis by-vol laba dlm menetapkan hrg jual
d. merupakan instrumen perencanaan & pengendalian, yg
memerlukan sejmlh teknik & prosedur pemecahan masalah
dgn bertumpukan pada pemahaman thdp pola-pola
perilaku by Perusahaan
e. adalah analisis pola-pola perilaku biaya yang mendasari
hubungan-hubungan antara by-vol-laba & sering juga
disebut Analisis Break Even Point (BEP)
Asumsi yang Mendasari Analisis
Biaya, Volume dan Laba
Asumsi yg digunakan dlm Analisis by-vol-laba adlh sbb :

1. Semua biaya diklasifikasikan sbg biaya variabel


ataupun biaya tetap
2.Fungsi jmlh by adlh linier dlm kisaran relevan
3.Fungsi jmlh pendapatan adlh linier dlm kisaran relevan
4.Analisisnya utk sebuah produk atau bauran penjualan
dari bermacam-macam produk adlh konstan dlm kisaran
relevan
5.Hanya terdpt satu pemicu biaya yaitu volume unit produk
atau rupiah penjualan
Break Event Point
Konsep Marjin Kontribusi (Contribution Margin/CM)
Marjin Kontribusi adalah perbedaan antara harga jual/unit
& biaya. variabel/unit

Analisis Titik Impas (Break Event Point/BEP)


BEP adalah suatu kondisi dimana pada volume penjualan
tertentu, jumlah pendapatan dan jumlah bebannya sama

Tujuan BEP adalah utk mencari tgk aktivitas, dimana


pendapatan dari hasil penjualan sama dengan jmlh semua
VC & FC
Metode Utk Mencari BEP
Dalam mencari BEP ada 3 metode yg dpt digunakan yaitu
1. Metode Persamaan
Rumus : Penjualan – Total By = Laba bersih, atau
Penjualan – VC – FC = Laba bersih, atau
Penjualan = VC + FC + Laba bersih
2. Metode CM
CM adalah sisa hasil penjualan stlh dikurangi dgn VC
Rumus :
BEP (dlm Unit) = FC
CM/unit
BEP (dlm Rp) = FC
Ratio CM (%)
3. Pedekatan Grafik
Aplikasi Manajerial
Aplikasi Manajerial Dari Analisa Biaya, Volume
dan Laba:
1.Menetapkan Laba Sasaran
2.Dampak Perubahan Harga Jual
3.Dampak Perubahan VC
4.Dampak Perubahan FC
PERTEMUAN 11

AKUNTANSI BIAYA DIFFERENSIAL


Pengertian By. Differensial & Pendapatan Differensial

Biaya Differensial yaitu jumlah biaya yg berbeda bila


dihitung menurut satu set kondisi-kondisi tertentu dibanding
dgn satu set kondisi-kondisi lain.
Biaya Differensial sering juga disebut dgn biaya Relevan.
Informasi relevan tergantung pada keputusan yg sedang
dibuat. Pengambilan keputusan pada hakekatnya
merupakan pemilihan di antara serangkaian alternatif
tindakan.
Analisa Biaya differensial adalah pendekatan terhadap
biaya relevan yg terfokus pd biaya yg berbeda dalam
serangkaian alternatif.
Pengertian Relevan
Perbedaan antara biaya relevan dari dua atau lebih
alternatif disebut biaya differensial
Pendapatan Differensial adlh jmlh pendapatan yg
berbeda apabila dihitung dgn satu set kondisi tertentu
dibanding dgn set kondisi yg lain

Pengertian Relevan
Terdapat 4 pertimbangan yang membuat informasi menjadi
relevan terhadap suatu keputusan :
1. Berkaitan dengan masa depan
Supaya informasi relevan dgn suatu keputusan, maka
manfaat & biaya informasi mestilah melibatkan kejadian
di masa datang, krn semua keputusan berhubungan
dgn masa y.a.d
Pengertian Relevan.. (Lanjutan)
2. Berbeda di antara alternatif-alternatif
Informasi relevan mestilah melibatkan manfaat & biaya yg
berbeda di antara alternatif yg ada. Apabila suatu biaya
y.a.d adlh sama utk lebih dari satu alternatif, maka biaya
tsb tdk mempunyai pengaruh thdp keputusan
3. Kebutuhan akan prediksi
Karena informasi relevan melibatkan kejadian dimasa
y.a.d, maka akuntan manajemen haruslah memprediksi
besarnya manfaat & biaya yg relevan, dgn menggunakan
estimasi perilaku biaya berdasarkan data historis
4. Keputusan Unik & Keputusan Repetitif
Keputusan Unik adalah keputusan yg jarang muncul, shg
dlm menghimpun data utk keputusan unik pd umumnya
membutuhkan analisa khusus
Relevansi Versus Akurasi
Keputusan Repetitif adalah keputusan yg hampir setiap
harinya muncul, shg dlm menghimpun data utk keputusan
unik pd umumnya tdk terlalu membutuhkan analisa
khusus

Accurate Information adalah informasi yg benar-benar


persis atau tepat
Relevant Information adalah informasi yg berkaitan dgn
masa y.a.d & berbeda diantara alternatif yg sedang
dipertimbangkan
Akurasi
Akurasi memang merupakan karakteristik sangat penting
didalam pengambilan keputusan, tetapi terkadang informasi
yg akurat belum tentu merupakan informasi yg relevan thdp
suatu keputusan. Akurasi biasanya berhubungan dgn data
masa yg lalu. Sdgkan relevansi berhubungan dgn data di
masa y.a.d.
Contoh : PT. V adalah sebuah perusahaan yg sedang
mengalami penurunan penjualan. Utk itu PT. V
merencanakan utk meningkatkan anggaran promosi sebesar
Rp. 50 jt. Peningkatan anggaran promosi termasuk informasi
yg relevan atau akurat ?
Manfaat Informasi Akuntansi
Diferensial Dalam Pengambilan
Keputusan
• Menurut (Mulyadi, 2001), manajemen menghadapi
empat macam keputusan jangka pendek sebagai berikut:
1. Membeli atau membuat sendiri ( make or buy decision)
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk (sell
or proces further)
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk
tertentu atau kegiatan usaha suatu bagian perusahaan
(stop or continue product line)
4. Menerima atau menolak pesanan khusus (special order
decision)
Mempertahankan atau Membeli Aktiva Baru
PT. M berencana mengganti truk lama dgn truk yg baru.
Adapun perincian data truk lama & truk yg diusulkan sbb :
Truk lama Truk Baru
Harga Perolehan.. Rp. 70 juta Harga Faktur Baru Rp. 80 juta
NB yg tersisa …… Rp. 56 juta Taksiran masa
Masa manfaat yg manfaat ……. 4 thn
tersisa.. 4 thn Nilai penghentian
Nilai penghentian dlm 4 thn 0
skrg Rp. 36 juta VC tahunan utk
Nilai penghentian operasi ……. Rp. 120 juta
dlm 4 thn ….. 0 Pendapatan thnan
VC tahunan utk dr penj. . Rp. 200 juta
operasi…….. Rp. 138 juta
Pendapatan thnan
dr penj. … Rp. 200 juta
Perhitungan
Haruskah truk lama tsb dijual & kemudian membeli truk
baru?, atau tetap mempertahankan truk lama ?, Serta
berapakah besarnya By. Differensial ?
Secara sederhana terdapat 3 hal yg perlu dipertimbangkan
yaitu :
Penghentian truk lama mengakibatkan rugi sebesar :
NB yg tersisa …………………… : Rp. 56.000.000
Nilai penghentian skrg (HJ truk lama) : Rp. 36.000.000 _
Kerugian penghentian truk skrg : Rp. 20.000.000
Pembelian truk baru akan mengakibatkan efisiensi VC thnan
sebesar : Efisiensi VC : Rp. 138.000.000 – Rp. 120.000.000 =
Rp. 18.000.000
Penghentian truk lama & pembelian truk baru akan
mengakibatkan kenaikan laba bersih sebesar :
Kesimpulan
Mempertahan Biaya-Biaya Pembelian
kan Truk lama Differensial truk baru
Penjualan ……….. Rp. 800 juta 0 Rp. 800 juta
VC ……………….. (552 juta) Rp. 72 juta (480 juta)
Depr. Truk baru … 0 (80 juta) (80 juta)
Depr. Truk lama /
NB yg dihapus …… (56 juta) 0 (56 juta)
Nilai penghentian
truk lama ………. 0 Rp. 36 juta 36 juta
Laba bersih selama Rp. 192 juta Rp. 28 juta Rp. 220 juta
4 thn
Kesimpulan : Besarnya By. Differensial adlh Rp. 28.000.000 &
PT. X sebaiknya mengganti truk lama dgn truk baru krn akan
menghasilkan laba sebesar Rp. 28.000.000 & dpt menciptakan
efisiensi VC sebesar Rp. 18.000.000, meskipun ada kerugian
terhdp penghentian truk lama sebesar Rp. 20.000.000
Menyewakan atau Menjual Perlengkapan
PT. V berencana melepas perlengkapan yg hrg perolehannya
Rp. 2.000.000 & akumulasi depr s/d tgl pelepasan sebesar
Rp. 1.200.000. PT. V bisa menjual perlengkapan tsb dgn hrg
Rp. 1.500.000 melalui jasa perantara yg komisinya 6% atau
perlengkapan tsb disewakan ke PT. R dgn hrg sewa sebesar
Rp. 480.000 selama 5 thn & diperkirakan akan mengeluarkan
biaya operasional sebesar Rp. 105.000/thn. Berdasarkan
data diatas, maka sebaiknya PT. V menjual atau
menyewakan perlengkapannya ?
Penyelesaian
Jawab : Keuntungan bersih dari penyewaan perlengkapan
(selama 5 thn)
Pendapatan differensial dr penyewaan :
• Rp. 480.000 x 5
= Rp. 2.400.000
• By. Differensial dr penyewaan : Rp. 105.000 x 5
= 525.000 _
• Keuntungan bersih dr penyewaan perleng = Rp. 1.875.000
Keuntungan bersih dari penjualan perlengkapan (selama 5
thn)
Pendapatan differensial dr penjualan = Rp. 1.500.000
By. Differensial dr penjualan = 90.000 _
Keuntungan bersih dr penjualan = Rp. 1.410.000
Kesimpulan : Berdasarkan data diatas terlihat bahwa
keuntungan bersih yang timbul dari penyewaan perlengkapan
sebesar Rp. 1.875.000 lebih besar dari keuntungan bersih yg
timbul dr penjualan perlengkapan sebesar Rp. 1.410.000
Jadi : PT. V sebaiknya menyewakan saja perlengkapan yg
dimilikinya

Menjual Atau Memproses Lebih Lanjut


PT. R dlm memproduksi 2.000 liter Produk M & Produk V
membutuhkan By. bergabung Rp. 1.500.000.
Pada titik pisah batas produksi : Produk M memerlukan
proses produksi lebih lanjut, dan menghasilkan 900 liter
produk M tambahan dgn by. tambahan sebesar Rp. 600/liter
serta dpt laku dijual Rp. 2.400/liter
Menjual Atau Memproses LebihLanjut..
(Lanjutan)
Produk V memerlukan proses produksi lebih lanjut, dan
menghasilkan 1.100 liter produk V tambahan tanpa ada by.
tambahan serta dpt laku dijual Rp. 1.200/liter
Berdasarkan informasi di pasar, produk V masih dpt dijual
dgn hrg Rp. 1.500, tetapi membutuhkan By. tambahan Rp.
90/liter.
Berdasarkan data tsb apakah PT. R perlu memproses lebih
lanjut Produk V ?
Lap. L/R Sebelum Proses
Jawab :
1. Lap. L/R sebelum memproses produk V lebih lanjut
(dalam ribuan Rp.)
Produk M Produk V Jumlah
Pendapatan Penj :
900 ltr x Rp. 2.400 Rp. 2.160
1.100 ltr x Rp.1.200 Rp. 1.320
Jmlh pend. penjualan Rp. 3.480
By. Terpisah :
900 ltr x Rp. 600 540
Jmlh by. terpisah 540
Kontribusi ke by.
bergabung 1.620 1.320 2.940
Biaya bergabung …… …………… …………… 1.500
Laba Operasi ……….. …………… …………… Rp. 1.440
Lap. L/R Setelah Proses
2. Lap. L/R setelah memproses produk V lebih lanjut
(dalam ribuan Rp.)
Produk M Produk V Jumlah
Pendapatan Penj :
900 ltr x Rp. 2.400 Rp. 2.160
1.100 ltr x Rp.1.500 Rp. 1.650
Jmlh pend. penjualan Rp. 3.810
By. Terpisah :
900 ltr x Rp. 600 540
1100 ltr x Rp. 90 99
Jmlh by. terpisah 540
Kontribusi ke by.
bergabung 1.620 1.551 3.171
Biaya bergabung …… …………… …………… 1.500
Laba Operasi ……….. …………… …………… Rp. 1.671
PERTEMUAN 12

AKUNTANSI
PERTANGGUNGJAWABAN DAN
LAPORAN UNTUK MANAJEMEN
Akuntansi
Pertanggungjawaban
• Menurut (Mulyadi, 2001) Akuntansi
pertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansi
yang disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan
dan pelaporan biaya dan pendapatan dilakukan sesuai
dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi,
dengan tujuan agar dapat ditunjuk orang atau
kelompok orang yang bertanggung jawab atas
penyimpangan biaya dan pendapatan yang
dianggarkan.
• Akuntansi pertanggungjawaban pada umumnya
digunakan oleh suatusegmen bisnis dimana
manajernya bertanggungjawab terhadap
kegiatan-kegiatan tertentu, diantaranya :
1. Pusat Biaya, sebagai pusat pertanggungjawaban
dimana manajer hanya bertanggungjawab
terhadap biaya. Kinerja manajer dievaluasi
berdasarkan efisiensi biaya.
2. Pusat Pendapatan, sebagai suatu pusat
pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggungjawab mengenai penjualan.
Kinerjanya dievaluasi berdasarkan
kemampuannya meluaskan pangsa pasar.
4. Pusat Laba, sebagai suatu pusat pertanggungjawaban
dimana manajer hanya bertanggungjawab mengenai
pendapatan dan biaya. Kinerjanya dievaluasi
berdasarkan kemampuannya memperoleh laba.

5.Pusat Investasi, sebagai suatu pusat


pertanggungjawaban dimana manajer hanya
bertanggungjawab mengenai pendapatan, biaya dan
investasi. Kinerjanya dievaluasi berdasarkan hasil atas
investasi yang diukur dengan Return On Investment
(ROI).
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi

• Pengukuran kinerja pusat investasi dapat


menggunakan rasio Return On Investment dan laba
residu (Residual Income).

1. Return On Investment (ROI)


Merupakan kemampuan manajemen dalam
mengoperasionalkan aktiva/harta untuk mendapatkan
laba. Laba perusahaan dibedakan atas :
a. Laba kotor atas penjualan
b. Laba operasi
c. Laba bersih
• Penggunaan rumus ROI nya tergantung dari
kewenaangan manajer investasi.

• Jika manajer investasi memiliki kewenangan atas


perolehan sumber dana (sumber pembiayaan
investasi), terutama dari yang diperoleh dari kreditur
(utang), maka ROI dihitung dari laba bersih, dengan
rumus sebagai berikut
Laba bersih atau earning after tax
ROI =
Aktiva operasi rata-rata

• Aktiva operasi rata-rata = ( Nilai aktiva operasi awal


periode + aktiva operasi akhir periode)/2
• Jika manajer investasi tidak memiliki wewenang atas
perolehan sumber dana (sumber pembiayaan investasi),
keputuan pembiayaan investsi berada di manajer puncak
maka ROI dihitung dari laba operasi atas harta operasi
rata-rata, dengam rumus sebagai berikut

Laba operasi atau earning before interest and tax


ROI =
Aktiva operasi rata-rata
• Perhitungan ROI dapat juga dihitung dengan rumus
berikut

ROI = Perputaran Harta ( Assets Turn Over) x Laba


Operasi (Operating Profit Margin atau Earning Before
Interest and Tax)

Sales
Perputaran Harta =
Aktiva Operasi Rata-Rata

Laba Operasi
Operating Profit Margin =
Sales
Sehingga ROI dapat dihitung dengan rumus :

ROI = Perputaran Harta x Laba Operasi atas Penjualan

Atau

ROI = Assets Turnover x Operating Profit Margin

Jika ROI dihitung dari laba bersih atas penjualan, maka

ROI = Perputaran Harta x Laba Bersih atas Penjualan

Atau

ROI = Assets Turnover x Net Profit Margin


Contoh:

PT Berkah Berkarya melakukan investasi dalam


bentuk aktiva lancar Rp.50.000.000,- ; aktiva tetap
Rp.150.000.000,00 ; total investasi Rp.200.000.000,00
. Sumber pembiayaan berasal dari modal sendiri
Rp.150.000.000,00 dengan hasil yang diharapkan 24%
; sisanya Rp.50.000.000,00 berasal dari utang dengan
bunga 12% . Pada periode tahun berjalan perusahaan
mampu menjual barang sebesar Rp. 450.000.000,00
dengan harga pokok penjualan Rp. 250.000.000,00 ;
biaya pemasaran Rp.10.000.000,00 ; biaya
administrasi Rp.5.000.000,00, ; pajak perseroan 20% ,
maka besarnya ROI dan biaya modal adalah
Tabel 1 Perhitungan Laba Rugi PT Berkah (Akhir Tahun)

Keterangan Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)


Penjualan 450.000.000,00
Harga Pokok Penjualan ( 250.000.000,00)
Laba Kotor atas Penjualan 200.000.000,00
Biaya Pemasaran 10.000.000,00
Biaya Administrasi 5.000.000,00 ( 15.000.000,00)
Laba Operasi 185.000.000,00
Bunga ( 6.000.000,00)
12% x Rp.50.000.000,00
Laba Sebelum Pajak 179.000.000,00
Pajak Perseroan (35.800.000,00)
20% x Rp.179.000.000,00
Laba Bersih 143.200.000,00
Berdasarkan Tabel 1 maka nilai ROI :
1. Berdasarkan laba operasi =
(Rp.185.000.000,00/Rp.200.000.000,00) x100% =92,5%
2. Berdasarkan laba bersih =
(Rp.143.200.000,00/Rp.200.000.000,00) x100% = 71,6%

Biaya modal rata-rata tertimbang = kb ( 1-T ) (B/V) + ks (S/V)

Dimana
kb = Biaya Utang T = Pajak Perseroan
B = Jumlah Utang V = Nilai investasi
ks = Biaya modal sendiri S = Jumlah modal sendiri
Biaya modal rata-rata tertimbang
=0,12(1-0,20) ( Rp.50.000.000,00/ Rp.200.000.000,00) + 0,24
(Rp.150.000.000,00/Rp.500.000.000,00)=0,096= 9,6%

Berdasarkan contoh no.1 maka berapa besarnya nilai


perusahaan dan nilai tambah perusahaan

• Nilai Perusahaan = (Laba operasi bersih setelah pajak/Biaya


modal rata-rata tertimbang)
• Laba Operasi Setelah Pajak ( Net Operating Profit After Tax) =
Laba Operasi (1- Pajak Perseroan)

Laba Operasi Setelah Pajak ( Net Operating Profit After Tax atau
NoPAT)
= Rp.185.000.000,00 (1-0,20)
= Rp.148.000.000,00
Nilai Perusahaan = Rp. 148.000.000,00/0,096
= Rp. 1.541.666.666,67
= Rp. 1.541.666.670,00 (Pembulatan)

Nilai Tambah Perusahaan = Nilai Perusahaan – Nilai Harta Operasi


= Rp. 1.541.666.670,00 – Rp.200.000.000,00 = Rp. 1.341.666.670,00

Berdasarkan contoh ini menunjukkan tim manajemen PT


Berkah Berkarya memiliki prestasi kerja karena dapat
menaikkan nilai harta operasi secara akuntansi menjadi
nilai perusahaan yangsedang berjalan. Perusahaan
memiliki nilai tambah ekonomi jika nilai ROI lebih besar
daripada biaya modal rata-rata tertimbang. Pada PT Berkah
berkarya nilai ROI atas dasar laba bersih 71,6% sedangkan
besarnya biaya modal rata-rata tertimbang 9,6% .
• Jika ROI lebih kecil dari biaya modal rata-rata
tertimbang, maka nilai perusahaan negatif, berarti
manajemen tidak mampu menaikkan nilai perusahaa,
atau manajemen tidak berprestasi seperti yang
diharapkan oleh pemilik perusahaan.
• Penilaian investasi dengan mengunakan ROI memiliki
kelebihan dan kelemahan. Kelebihannya adalah ROI
mendorong manajer untuk lebih efektif dan efisien
dalam mengoperasikan harta untuk memeproleh
pendapatan, atau mendorong manajer untuk
mempertinggi perputaran harta (assets turn over)
dan mempertinggi net profit margin. Adapun
kelemahan dari ROI adalah mempersempit pola pikir
manajer, yang hanya mengejar laba jangka pendek
tanpa bersedia menambah investasi untuk
memperoleh laba jangka panjang. ROI cocok
digunakan untuk tujuan laba jangka pendek
Kinerja Pusat Biaya (Cost Center)
• Kategori pusat biaya meliputi biaya produksi, biaya
pemasaran, dan biaya administrasi, Ketiga jenis biaya
ini sering disebut biaya operasi. Langkah yang harus
dilakukan untuk pengukuran kinerja pusat biaya
adalah:
1. Menentukan biaya standar perusahaan
2. Membuat anggaran

• Standar dan anggaran ini akan digunakan sebagai


pedoman oleh manajamen perusahaan. Standar dan
anggaran harus bersifat fleksibel, selalu disesuaikan
dengan kondisi yang terjadi pada lingkungan bisnis
baik kondisi ekonomi, sosial, maupun politik.
Kinerja Pusat Laba
• Merupakan pengukuran kinerja manajemen berdasarkan
kemampuannya dalam menghasilakn keuntungan atau
laba

• Pengukuran kinerja pusal laba dapat juga dilakukan


dengan menggunakan rasio sebagai berikut
1. Gross Profit Margin = Gross Profit / Sales
2. Operating Profit Margin = Operating Profit / Sales
3. Net Profit Margin = Earning After Tax / Sales
4. Return on Asset (ROA) = Earning After Tax / Total Asset
5. Return on Equity (ROE) = Earnig After Tax / Total Equity
Kinerja Pusat Pendapatan
(Revenue Center)

• Kinerja manajer pusat pendapatan diukur dari


kemampuannya dalam memperoleh pendapatan. Semakin
tinggi kemampuan manajer dalam menghasilkan
pendapatan maka semakin baik kinerjanya, dan sebaliknya
Laporan Untuk Manajemen
Prinsip Dasar Laporan yang Efektif
1. Konsep pertanggung jawaban harus digunakan
2. Prinsip “Exception” seharusnya digunakan sebaik-
baiknya
3. Angka-angka dalam laporan sebaiknya ada
pembandingnya
4. Laporan sebaiknya makin ketingkat atas makin
berbentuk ringkasan
5. Laporan sebaiknya meliputi komentar dan keterangan
serta interpretasi yang baik dari pembuat laporan
Syarat-syarat Tambahan Laporan
yang Efektif
1. Tepat pada waktunya
2. Sederhana
3. Bahasa mudah dipahami pembaca
4. Laporan menggambarkan hal-hal yang sebenarnya
5. Sedapat mungkin bentuknya menarik
6. Bahasa maupun komentar disesuaikan dengan tingkat
pejabat yang membacanya
7. Laporan harus yang bermanfaat untuk disampaikan
bukan masalah yang setiap orang sudah tahu
8. Biaya Pembuatan seefisien mugkin
Jenis Laporan
Laporan laporan dalam perusahaan untuk manajemen
dapat dikelompokkan dalam 3 kelompok
1. Laporan-laporan Perencanaan (Planning report)
2. Laporan-Laporan Pengawasan (Control Report)
3. Laporan-laporan Informasi (Information Report)
Laporan-Laporan Perencanaan
1. Laporan perencanaan Jangka Pendek
Laporan tentang kegiatan yang akan dicapai perusahan
dalam waktu kurang dari satu periode akuntansi contoh:
Laporan estimasi penerimaan dan pengeluaran kas,
Laporan estimasi posisi keuangan, laporan estimasi
hasil usaha perusahaan
2. Laporan Perencanaan jangka menengah
3. Laporan Perencanaan jangka panjang
( Laporan perencanaan jangka menengah dan panjang
umumnya umumnya dijabarkan dalam anggaran
pembelian barang modal, perencanaan expansi dll yang
lebih dari satu periode akuntansi)
Laporan Pengawasan

• Laporan yang digunakan manajemen untuk


mengadakan pengawasan pelaksanaan dari
perencanaan yang dijabarkan dalam laporan untuk
perencanaan
• Umumnya dengan membandingkan antara pelaksanaan
sesungguhnya dengan perencanaannya
• Contoh
– Laporan perbandingan anggaran dengan actualnya
– Laporan estimasi posisi kas dan realisasinya
Laporan Informasi
• Laporan yang perlu disampaikan kepada manajemen
yang berkenan dengan keadaan yang telah ada akibat
dari pelaksanaan yang telah lampau, umumnya
digunakan manajemen untuk menentukan tindakan
• Laporan Informasi dapat digolongkan menjadi 2 bagian
– Laporan Trend
laporan yang membandingkan suatu kondisi atau
aktivitas selama beberapa tahun
– Laporan Analisa
Laporan yang berisi analisa dari keadaan yang telah
ada dan yang seharusnya terjadi
PERTEMUAN 13

PENGANGGARAN (1)
Pengertian
• Anggaran (Budget) adalah suatu rencana yg
terkoordinasi, menyeluruh dan dinyatakan dlm satuan
uang, mengenai kegiatan operasi dan penggunaan
Sumber Daya perusahaan utk suatu periode ttt di waktu
y.a.d
• Penganggaran (Budgeting) adalah proses penyusunan
anggaran-anggaran
• Sistem Penganggaran (Budgeting System) adalah
prosedur-prosedur yg dipakai utk menyusun anggaran
Tujuan
Penganggaran
• Tujuan Pokok Anggaran
Adalah meramalkan transaksi-transaksi dan kejadian-
kejadian financial dan non financial dimasa y.a.d
• Tujuan Kedua anggaran
Adalah mengembangkan informasi informasi yg akurat
dan bermakna bagi penerima anggaran
Manfaat
Penganggaran
1. Sebagai Dasar perencanaan
2. Sebagai alat Komunikasi
3. Sebagai alat Koordinasi
4. Sebagi alat Pengendalian
Keterbatasan-
Keterbatasan
1. Anggaran Penganggaran
cenderung terlalu menyederhanakan fakta-
fakta dari situasi nyata dilapangan dan tdk benar-benar
menunjukkan kompleksitas yang dihadapi oleh
manajemen
2. Anggaran bisa saja terlampau menekankan hasil-hasil,
namun bukan pada sebab-sebabnya
3. Anggaran menuntut dukungan penuh dan keterlibatan
manajemen
4. Anggaran dpt mengurangi inisiatif manajemen dgn
menghalangi perkembangan & langkah baru yg tdk
tercakup dlm anggaran
Jenis-Jenis Sistem Penganggaran
Terdapat 4 macam sistem Penganggaran, yaitu :
1. Anggaran Inkremental (Incremental Budget)
 Penganggaran Inkremental adalah metode anggaran yg
hanya mempertimbangkan perubahan sumber daya dari
anggaran thn sblmnya
 Dlm penganggaran inkremental, anggaran thn sblmnya
berfungsi sbg dasar terhadap sumber-sumber daya
inkremental dianggarkan
 Rancangan anggaran inkremental lazim digunakan pada
organisasi nirlaba & pemerintah
 Keunggulan utama rancangan anggaran inkremental
adalah bhw rancangan ini menyederhanakan proses
penganggaran dgn hanya mempertimbangkan kenaikan-
kenaikan dlm berbagai pos anggaran
Jenis-jenis Sistem Penganggaran..
(Lanjutan 1)
 Kelemahannya adalah bhw pemborosan dan inefisiensi
dpt menumpuk dari thn ke thn tanpa pernah diketahui

Contoh : PT. X
Anggaran Inkremental thn 2001
Kenaikan Gaji … …………………….. : Rp. 5.000.000
Posisi Supervisor baru …………… . : Rp. 12.000.000
Posisi Manager baru ………………. : Rp. 30.000.000
Kenaikan anggaran operasional …. : Rp. 64.000.000
Program riset baru ………………….. : Rp. 2.400.000+
Jumlah ……………………………….. : Rp. 113.400.000
Jenis-jenis Sistem Penganggaran..
(Lanjutan 2)
2. Anggaran Basis Nol (Zero Based Nol)
 Dalam Anggaran Basis Nol, semua jajaran manajemen
bertolak dari nol dan menaksir kebutuhan–kebutuhan
sumber daya yg diperlukan utk mendanai aktivitas thn
anggaran yg akan berjln.
 Rancangan anggaran basis nol ini mensyaratkan
keputusan anggaran pd masa silam utk dievaluasi ulang
setiap thnnya
Contoh Anggaran Basis
PT X
Anggaran Basis Nol BOP tahun 2001

Deskripsi Aktivitas Skor Jumlah Kumulatif Jumlah


Prioritas Anggaran Anggaran karyawan

Manajemen Mutu 100 Rp 400.000 Rp 400.000 2


Sistem Basis data 98 Rp 550.000 Rp 950.000 3
Pemantaan Lingk. 95 Rp 215.000 Rp 1.165.000 3
Dukungan Kontrak 80 Rp 78.000 Rp 1.243.000 4
Hub. Media 65 Rp 110.000 Rp 1.353.000 2
Hub. Karyawan 50 Rp 60.000 Rp 1.413.000 6
Prog Pendidikan 45 Rp 340.000 Rp 1.753.000 1
Jenis-jenis Sistem Penganggaran..
(Lanjutan 3)
3. Anggaran Statik (Static Budget)
 Penganggaran statik merupakan rancangan yg dipakai
oleh banyak perusahaan jasa dan pada banyak fungsi jasa
pendukung seperti : Bagian pembelian, bagian akuntansi
& Bagian hukum
 Anggaran statik adalah anggaran yg sifatnya tetap begitu
anggaran tsb sudah disusun
 Anggaran statik tdk berubah sepanjang thn berjln, jika
terjadi perbedaan antara pengeluaran sesungguhnya dgn
anggaran statik disebut selisih pengeluaran anggaran
(Spending Variance)
Contoh Anggaran
Statik
PT X
Anggaran Statik Tahun 2001
Rekening Anggaran
Gaji Auditor Rp 44.000.000
Keperluan Kantor Rp 1.000.000
Perjalanan Dinas Kantor Rp. 8.200.000
Pelatihan Auditor Rp 16.000.000
Depresiasi Rp 320.000
Jumlah Anggaran Rp 69.520.000
Pengeluaran Sesungguhnya Rp 70.000.000
Selisih Anggaran Rp 480.000
Anggaran
4.
Fleksibel
Anggaran Fleksibel
 Utk tujuan pengendalian, anggaran fleksibel jauh lebih
bermanfaat krn anggaran ini tdk dibatasi hanya pd satu tgk
aktivitas saja.
 Anggaran fleksibel mengaitkan volume aktivitas dgn jmlh
rupiah yg dianggarkan
 Anggaran fleksibel mempunyai 3 kegunaan :
a. Dapat dipakai utk menyusun anggaran sblm adanya data
taksiran tgk aktivitas
b. Dapat menentukan berapa besarnya by pada bermacam-
macam tgk aktivitas & dpt dipakai stlh adanya data utk
menghitung berapa sehrsnya by utk tgk aktivitas aktual
c. Dapat membantu manajemen menghadapi ketidakpastian
dgn memungkinkan manajemen utk melihat taksiran hasil-
hasil dlm kisaran aktivitas ttt
Contoh Anggaran
Fleksibel
PT X
Anggaran Flexsibel Tahun 2001
Unit Produksi 1000 unit 2.000 unit 3.000 Unit
Variabel Cost:
TKL (Rp 400/unit) 400.000 800.000 1.200.000
Listrik (Rp 50/unit) 50.000 100.000 150.000
Jumlah Var. cost 450.000 900.000 1.350.000
Fix Cost:
Gaji Supervisor 220.000 220.000 220.000
Listrik 10.000 10.000 10.000
Jumlah Fix Cost 230.000 230.000 230.000
Jumlah Biaya Dept 680.000 1.130.000 1.580.000
Penyusunan Induk Anggaran
(Master Budget)
• Master Budget adalah sebuah anggaran komprehensif
yang menyatakan keseluruhan rencana bisnis bagi
keseluruhan perusahaan, untuk suatu periode yang
mencakup waktu satu tahun atau kurang.
• Master Budget :
1. Mengakui hubungan di antara aktivitas-aktivitas yg
berinteraksi dari dept. yg ada di dlm perusahaan
2. Merangkum masing-masing anggaran dari dept. tsb
3. Memadukan masing-masing anggaran tsb kedlm
anggaran gabungan yg harmonis bagi perusahaan
scr keseluruhan
Unsur Master
1.
Budget
Anggaran Operasi (Operating Budget)
 Yaitu anggaran yg berisi deskripsi rinci pendapatan
dan biaya yg dibutuhkan utuk mencapai hasil laba yg
memuaskan
 Operating budget meliputi :
1. Anggaran Penjualan
2. Anggaran Produksi
3. Anggaran BB Langsung
4. Anggaran TKL
5. Anggaran BOP
6. Anggaran Persed. Akhir barang jadi
7. Anggaran Beban penjualan & administrasi
Unsur Master Budget..
(Lanjutan)
2. Anggaran Keuangan (Financial Budget)
 Yaitu anggaran yg berisi ekspetasi arus kas dan
posisi keuangan dgn kegiatan usaha yg terencana
 Financial Budget meliputi :
1. Anggaran Pengeluaran Modal
2. Anggaran Kas
3. Anggaran L/R
4. Anggaran Neraca
Anggaran
Penjualan
• Skedul rinci yg(Sales Budget)
memperlihatkan penjualan yg diharapkan
utk periode-periode yang akan datang
• Sales Budget disusun dengan menggunakan data dari
sumber-sumber dibawah ini :
1. Analisis Trend-Trend historis utk menciptakan suatu
momentum ramalan
2. Ramalan-ramalan berdasarkan produk & pelanggan
yg dibuat oleh wiraniaga
3. Analisis statistikal penjualan dan data ekonomi
4. Analisis riset pasar perihal promosi, upaya
penjualan dan pangsa pasar
Contoh Anggaran
Penjualan
PT X
Anggaran Penjualan tahun 2003
Tri Wulan
I II III IV Total
Ekpetasi Penj (Unit) 20.000 60.000 30.000 18.000 128.000
Harga jual/unit 1000 1.000 1.000 1.000 1.000
Jumlah 20 juta 60 juta 30 juta 18 juta 128 juta

Skedul ekpetasi penagihan kas


Pitang dagang 3,1 jt * 3,1 jt
Penjualan
Triwulan I 14 jt # 6 jt 20 jt
Triwulan II 42 jt 18 jt 60 jt
Triwulan III 21 jt 9 jt 30 jt
Triwulan IV 12.6 jt @ 12,6 jt
Jumlah Kas yg ditagih 17,1 jt 48 jt 39 jt 21,6 jt 125,7 jt
Anggaran Produksi
(Production
• Skedul
Budget)
rinci yg mengidentifikasi produk/jasayg mesti
dihasilkan atau disediakan untuk memenuhi penjualan
yg dianggarkan & kebutuhan persediaan
• Pada saat merencanakan anggaran produksi,
manajemen mencoba untuk meminimalkan 3 biaya yaitu:
 Biaya persediaan yg menumpuk
 Biaya hilangnya penjualan sewaktu permintaan
pelanggan tdk dpt terpenuhi
 Biaya tambahan persediaan dari pesanan khusus
Contoh Anggaran
Produksi
PT Pondok Cipta
Anggaran Produksi tahu 2003
Triwulan
I II III IV akhir
tahun
Ekpetasi penj. (unit) 20.000 60.000 30.000 18.000 128.000
Persed. akhir yg 12.000 6.000 3.600 4.000 * 4.000
dikehendaki @
Jumlah Kebutuhan 32.000 66.000 33.600 22.000 132.000
Persed.
Persed. awal Brg Jadi# 3.000 12.000 6.000 3.600 3.000
Unit yg diproduksi 29.000 54.000 27.600 18.400 129.000
PERTEMUAN 14

PERANGGARAN (2)
Anggaran Bahan Baku Langsung
(Direct Materials Budget)
• Skedul rinci yg mengidentifikasi bahan baku yg akan
dibutuhkan dlm proses produksi
Triwulan
I II III IV Akhir tahun

Unit yg diproduksi 29.000 54.000 27.600 18.400 129.000


Kebutuhan BB/Unit(kg) 10 10 10 10
Jmlh Kebutuhan Prod. 290.000 540.000 276.000 184.000 1.290.000
Psd. Akhir BB dikhdki* 54.000 27.600 18.400 16.000 16.000
Jumlah kebutuhan 344.000 567.600 294.400 200.000 1.306.000

Persed. awal BB 29.000 54.000 27.600 18.400 29.000

BB akan dibeli 315.000 513.600 266.800 181.600 1.277.000

Biaya BB (Rp50/)kg 15.750.000 25.680.000 13.340.000 9.080.000 63.850.000


Anggaran Bahan Baku
(Direct Materials Budget).. Lanjutan
• Untuk Skedul Ekspetasi Pengeluaran Kas dari
pembelian BB seperti dibawah ini :
Triwulan
I II III IV Akhir tahun

Utang dagang 8.591.400 8.591.000


31/12
Penjualan
Triwulan I 7.875.000 15.750.000
Triwulan II 12.840.000 12.840.000 25.680.000
Triwulan III 6.670.000 6.670.000 13.340.000
triwulan IV 4.540.000 4.540.000
Jumlah kas yang 16.466.400 20.715.000 19.510.000 11.210.000 67.901.400
ditagih
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
(Direct Labor Budget)
• Skedul rinci yg mengidentifikasi tenaga kerja yg akan
dibutuhkan dlm proses produksi

Tri wulan
I II III IV Akhir thn
Unit yg 29.000 54.000 27.600 18.400 129.000
diproduksi
JKL/Unit 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6
(jam)
JKL yang 17.400 32.400 16.560 11.040 77.400
dibutuhkan
BTKL/Jam 200 200 200 200 200
Jmlh BTKL 3.480.000 6.480.000 3.312.000 2.208.000 15.480.000
Anggaran Biaya Overhead Pabrik
(Manufacturing Overhead Budget)
• skedul rinci taksiran biaya pabrik selain Biaya BBL &
BTKL, yg harus dikeluarkan utk memenuhi ekspetasi
produksi di masa yang akan datang
• Contoh PT Pondok Cipta
Anggaran BOP 2003
Tri Wulan
I II III IV Akhir tahun
Jumlah JTKL 17.400 32.400 16.560 11.040 77.400
Tarif BOP Var 25 25 25 25 25
Anggaran BOP V 435.000 810.000 414.000 276.000 1.935.000
Anggaran BOPT 180.000 180.000 180.000 180.000 720.000
Jmlh Anggr BOP 615.000 990.000 594.000 456.000 2.655.000
Penyusutan 40.000 40.000 40.000 40.000 160.000
Kas untuk BOP 575.000 950.000 554.000 416.000 2.495.000
Anggaran Persediaan Akhir Barang
Jadi (Ending Finished Goods
Inventory Budget)
• skedul rinci yg mengidentifikasi persediaan brg jadi dari
proses produksi pd akhir tahun
• Contoh PT Pondok Cipta
Anggaran Persediaan Akhir barang Jadi
Desember 2003
Komponen Kuantitas Biaya Jumlah
By. Produksi/Unit
BY. BBL 10 kg Rp 50/kg Rp 500
BTKL 0,6 kg Rp 200/jam Rp 120
BOP 0,6 kg Rp 35/jam Rp 21
Rp 641
Anggaran Persediaan Akhir Barang
jadi..
(Lanjutan)

komponen Kuantitas Biaya jumlah


Persediaan Barang Jadi dianggarkan
Persed akhir Brg 4.000 unit
jadi
Jumlah By. prod/unit Rp 641
Persediaan akhir Rp 2.564.000
brg jadi
Anggaran Beban Penjualan & Administratif
(Selling And Administrative Budget)

• skedul rinci yg mengidentifikasi beban dalam bidang-


bidang selain biaya pabrikase yg akan dikeluarkan dlm
periode anggaran
PT Pondok Cipta
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi 2003
Tri wulan

I II III IV Akhir tahun


Anggaran Penj (Unit) 20.000 60.000 30.000 18.000 128.000
Bi. Adm dan Penj/unit 400.000 1.200.000 600.000 360.000 2.560.000
Bi. Var. Anggaran 400.000 1.200.000 600.000 360.000 2560.000
Anggaran Beban Penjualan &
Administratif.. (Lanjutan)
Tri Wulan Akhir
tahun
I II III IV
Bi. Penjualan & Adm tetap dianggarkan
Iklan 200.000 200.000 200.000 200.000 800.000
Beban Eksekutif 180.000 180.000 180.000 180.000 720.000
Asuransi 20.000 0 0 0 50.000
Bi Tetap Dianggarkan 400.000 380.000 380.000 380.000 1.570.000
Juml bi ADM dan penj 800.000 1.580.000 740.000 740.000 4.130.000
dianggarkan
Anggaran Kas (Cash Budget)
• suatu rencana rinci yg memperlihatkan
bagaimana sumber daya kas akan diperoleh
dan digunakan selama periode waktu tertentu
Anggaran Laba Rugi
(Income Statement Budget)
• suatu rencana rinci yg memperlihatkan estimasi
pendapatan & beban dari aktivitas yg menghasilkan laba
atau rugi untuk periode anggaran tertentu
PT Pondok Cipta
Anggaran Laba/Rugi 2003
Penjualan 128.000.000
HPP 82.048.000
Laba Kotor 45.952.000
bi. Penjualan & Adm 4.130.000
Laba Bersih 41.822.000
Beban Bunga 745.616
Laba Bersih sebelum Pajak 41.076.834
PPh 800.000
Laba setelah Pajak 40.276.834
Anggaran Neraca
(Balance Sheet Budget)
• suatu rencana rinci yg memperlihatkan estimasi kondisi
keuangan pada akhir periode anggaran tertentu
PT Pondok Cipta
Anggaran Neraca 2003
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas 47.634.486
Piutang dagang 540.000
Persed. BB 800.000
Persed Brg Jadi 2.564.000
Jumlah Ak. Lancar 51.547.486
Anggaran Neraca..
Lanjutan
Aktiva tetap
Tanah 76.000.000
Gedung 79.200.000
Ak. Dep. Gedung (1.718.000)
Jumlah Ak. Tetap 153.482.000
Jumlah Aktiva 205.029.480

PASIVA
Utang Lancar
Utang Dagang 4.540.000
Modal Saham
Saham Biasa 74.732.650
Saldo Laba 125.756.830
Jumlah modal saham 200.489.480
Jumlah Pasiva 205.029.480

Anda mungkin juga menyukai