Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP BIAYA
Dosen Pengampu : Puji Nurhayati, S.E., M.Si.

Disusun oleh :
Pipit Fitriana (1703101100)
Nila Kris. s (1703101108)
Alda Risqi (1703101115)
Novita Ika . P (1703101118)
Riza Mayasari (1703101125)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah- Nya maka saya dapat menyelesaikan
tugas makalah Studi Kelayakan Bisnis Bab II dengan judul “Konsep Biaya”.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca , sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini dan kedepannya dapat lebih baik. Kami menyadari dalam
penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, baik dari penyusunan,
pembahasan ataupun penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun .
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pemahaman terhadap konsep biaya memerlukan analisis yang hati-hati
terhadap karakteristik dan transaksi yang berkaitan dengan biaya. Ada elemen
laporan lain yang sifatnya hampir sama dengan biaya namun sebaiknya tidak
dimasukkan sebagai komponen biaya. Karakteristik biaya dapat dipahami
dengan mengenali batasan atau pengertian yang berkaitan dengan biaya.
Dengan pemahaman seperti ini, transaksi yang berkaitan dengan biaya dapat
dengan mudah diidentifikasi sehingga dapat disajikan dengan benar dalam
laporan keuangan. Dalam makalah ini akan membahas tentang cost yang
sebagai dasar pencatatan nilai dalam akuntansi pada tahap pembebanan. Konsep
dasar yang melandasi pembebanan cost adalah konsep upaya dan hasil (efforts
and accomplishment).
Atas dasar konsep tersebut cost dapat dipisah menjadi dua yaitu : cost yang
masih menjadi potensi jasa (melekat pada aktiva), dan cost yang potensi jasanya
dianggap sudah habis dalam rangka menghasilkan pendapatan. Pembebanan
cost satu periode akuntansi di dasarkan pada kriteria penentuan habisnya
manfaat cost tersebut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat ditentukan rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud konsep biaya?
2. Apa itu Klasifikasi Biaya?
3. Apa itu Objek biaya?
4. Apa itu Biaya dalam Hubungan dengan Produk?
5. Apa yang dimaksud sistem akuntansi manajemen konvensional dan
kontemporer ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian dari konsep biaya.
2. Mengetahui apa itu klasifikasi biaya.
3. Mengetahui obek biaya.
4. Mengetahui biaya dalam hubungan dengan produk.
5. Mengetahui sistem akuntansi manajemen konvensional dan
kontemporer.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dan Klarifikasi Biaya

1. Pengertian Biaya
Kos (cost) adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang
atau jasa yang diharapkan memberi manfaat sekarang atau masa yang akan
datang.
2. Klasifikasi Biaya
Pada dasarnya biaya dapat diklasifikasi berdasarkan :
1. Ketertelusuran biaya
2. Perilaku biaya
3. Fungsi pokok perusahaan
4. Elemen biaya produksi
Ada klasifikasi biaya lain yaitu klasifikasi berdasarkan proses pokok
manajerial. Sebagian biaya yang berdasarkan klasifikasi ini adalah biaya
standar dan biaya sesungguhnya.

a. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Ketertelusuran, dapat diggolongkan menjadi


dua, yaitu :
1. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang dapat ditelusur sampai
kepada produk secara langsung.
2. Biaya tidak langsung ( indirect cost) adalah biaya yang tidak dapat
secara langsung ditelusur ke produk.
b. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Perilaku, dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Biaya variabel ( variable cost) adalah biaya yang jumlah totalnya
berubah sebanding dengan perubahan tingkat aktivitas.
2. Biaya tetap ( fixed cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak terpengaruh
oleh tingkat aktivitas dalam kisaran tertentu.
3. Biaya campuran ( mixed cost) adalah biaya yang memiliki karakteristik
biaya variabel dan sekaligus biaya tetap.
c. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Fungsi dapat diklasifikasikan menjadi :
1. Biaya produksi ( production cost) adalah biaya untuk membuat bahan
menadi produk jadi.
2. Biaya pemasaran ( marketing expense) adalah meliputi berbagai biaya
yang teradi untuk memasarkan produk atau jasa.
3. Biaya administrasi dan umum ( general and administrative expense)
adalah biaya yang terjadi dalam rangka mengarahkan menjalankan, dan
mengendalikan perusahaan.
d. Klasifikasi Biaya Berdasarkan Elemen Biaya Produksi dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Biaya bahan baku ( row material cost)adalah nilai bahan baku yang
diggunakan dalam proses produksi untuk diubah menjadi produk jadi.
2. Biaya tenaga kerja langsung ( direct labor cost) adalah besarnya nilai
gaji dan upah tenaga kerja yang terlibat langsung untuk mengerjakan
produk.
3. Biaya overhead pabrik ( manufacture overhead cost) adalah semua biaya
produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kera langsung.

2.2 PEMBEBANAN BIAYA

Ada tiga konsep yang perlu diketahui dalam membebankan biaya.


Ketiga konsep tersebut adalah biaya, objek biaya ( cost obek), dan
metode pembebanan biaya ( ost assignment)
1. Objek Biaya
Objek biaya ( cost object) adalah unsur berupa apa pun yang yang
kepadanya biaya dibebankan. Objek biaya dapat berupa produk,
deparemen, aktivitas, atau bahkan pelanggan.
2. Metode Pembebanan Biaya
Pembebanan biaya adalah penentuan biaya yang dikonsumsi oleh
objek biaya. Ada tiga metode pembebanan biaya, yaitu :
a) Penelusuran langsung ( diret tracing ) adalah proses penentuan
biaya yang dikonsumsi objek biaya dengan mengamati
hubungan langsung antara biaya dan obek biayanya.
b) Penelusuran pemicu ( driver racing) adalah faktor penyebab
besar atau kecilnya konsumsi biaya oleh objek biaya yang dapat
diamati.
c) Alokasi ( alloation) ada biaya yang terjadi akan tetapi tidak
memiliki hubungan sebab akibat dengan objek biaya.
3. Akurasi Pembebanan Biaya
Akurasi adalah suatu konsep relatif, pembebanan biaya yang masuk
akal dan logis, bukan pembebanan biaya yang benar. Tujuan
pembebanan biaya adalah mengukur dan membebankan sebaik
mungkin biaya sumber daya yang dikonsumsi suatu objek biaya.

2.3 PENENTUAN PEMICU BIAYA

Pemicu biaya adalah faktor yang menentukan besar atau kecilnya


permintaan biaya oleh aktivitas. Aktivitas adalah pekerjaan atau aksi yang
dilakukan dalam perusahaan. Aktivitas mengkonsumsi biaya. Konsumsi biaya oleh
aktivitas dipengaruhi oleh pemicu biaya. Pemicu biaya perlu diidentifikasikan dan
ditentukan oleh perusahaan untuk setiap aktivitas. Agar tepat dalam membebankan
biaya ke aktivitas, perusahaan harus menentukan pemicu biaya yang tepat pula.

1. Tahapan Penentuan Pemicu Biaya


Pemicu biaya ditentukan terhadap mulai dari analisis, analisis
biaya, investarisasi pemicu biaya dan pemilihan pemicu biaya.
Tujuan analisis akivitas adalah untuk mengidentifikasi aktifitas
yang dilakukan. Hasil akhir analisis adalah investarisis aktivitas. Yang
bertujuan untuk menentukan besar biaya yang digunakan dan aktivitas
yang mengakibatkan konsumsi biaya tersebut. setelah analisis biaya
dilakukan, maka biaya setiap aktivitas dapat diketahui. Kemudian
ditentukan alternatif aktivitas yang menjadi faktor penyebab besaran
konsumsi biaya. Setelah itu, menajemen akan memilih satu di antara
beberapa alternatif yang tersedia untuk menentukan pemicu biaya yang
paling tepat.
2. Analisis aktivitas
Adalah proses identifikasi aktivitas yang dilakukan. Ada tiga
tahapan yang dilakukan dalam menganalisis aktivitas:
a) Wawancara karyawan
b) Inventarisasi aktivitas
c) Pegecekan ulang
Metode yang lazim digunakan untuk mengidentifikasi
aktivitas adalah wawancara. Pewawancara memberikan pertanyaan
kepada karyawan mengenai aktivitas yang dilakukannya dan juga
harus dapat mendiskripsikan aktivitas yang dilakukannya dengan
baik
Selain identitas aktivitas, konsumsi pelaksanaan aktivitas
juga perlu diketahui. Besarnya konsumsi waktu pelaksanaan
aktivitas dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam menentukan
peringkasan aktivitas jika daftar aktivitas terlalu terperinci.
Inventarisasi aktivitas dapat dilakukan bersamaan dengan distribusi
waktunya. Pengelompokan aktivitas yang terperinci menjadi
aktivitas yang ringkas, tetapi mewakilimberbagai aktivitas
terperinci perlu dilakukan.
Inventarisasi aktivitas dan konsumsi waktu setiap aktivitas
perlu dikomunikasikan kepada karyawan. Pewawancara dan
karyawan perlu melakukan pengecekan ulang. Pada tahap ini,
pewawancara dan karyawan akan mengakaji sejauh mana tingkat
kewajaran isi dari inventarisasi aktivitas.
Inventarisasi Aktivitas PT Tunas Belia-Terperinci
Supervisor/karyawan Aktivitas Konsumsi/waktu
Menghubungi bagian perencanaan 5%
Mengawasi operator peralatan dan
Supervisor peralatan 90%
mesin
dan mesin
Koordinasi dengan operator
5%
peralatan dan mesin
Koordinasi dengan supervisor
Operator peralatan 5%
peralatan dan mesin
dan mesin
Pengesetan peraralatan dan mesin 95%
Menghubungi manajer produksi 4%
Mengawasi operator penanganan
Supervisor 86%
barang
penanganan barang
Koordinasi operator penanganan
10%
barang
Koordinasi dengan supervisor
Operator penanganan 10%
penanganan barang
barang Menangani barang 90%
Menghubungi manajer produk 3%
Merencanakan pemeliharaan 7%
Supervisor
Mengawasi karyawan pemeliharaan 85%
pemeliharaan
Koordinasi dengan karyawan
5%
pemeliharaan
Karyawaan Koordinasi dengan supervisor
5%
pemeliharaan pemeliharaan
Melakukan pemeliharaan 85%
Memastikan mesin dan peralatan
10%
berfungsi baik
Analisis aktivitas perlu dibuat sesederhana mungkin tanpa
menghilangkan esesnsi pokok aktivitas yang digabungkan. Banyaknya
karyawan yang terlibat, jumlah konsumsi waktu dan jumlah aktivitas
sejenis dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengelompokkan aktivitas
menjadi lebih ringkas.
3. Analisis Biaya
Analisis biaya bertujuan untuk menentukan jumlah biaya yang
dikonsumsi untuk setiap aktivitas. Analisis biaya dijadikan dasar untuk
mengidentifikasi unsur biaya yang dikonsumsi oleh setiap aktivitas.
Data biaya diperoleh dari bagian akuntansi manajemen yang ada di
perusahaan.
Hasil kajian dari catatan akuntansi manajemen PT Tunas Belia
menunjukkan bahwa konsumsi biaya yang terkait dengan aktivitas
overhead pabrik selama April 2012 adalah sebagai berikut :
a. Gaji supervisor peralatan dan mesin sebesar Rp. 2.000.000
b. Upah operator peralatan dan mesin sebesar Rp. 5.000.000
c. Gaji supervisor penanganan barang sebesar Rp. 2.000.000
d. Upah operator penanganan barang sebesarRp. 4.000.000
e. Gaji supervisor pemeliharaan sebesar Rp. 2.000.000
f. Upah karyawan pemeliharaan sebesar Rp. 4.000.000
g. Biaya bahan bakar sebesar Rp. 10.000.000
h. Biaya suku cadanng pemeliharaan sebesar Rp 1.000.000
Inventarisasi Aktivitas PT Tunas Belia-Ringkas
Supervisor/Karyawan Aktivitas
Pengesetan peralatan dan mesin Pengesetan peralatan dan mesin
Penanganan barang Penanganan barang
Pemeliharaan peralatan dan mesin Pemeliharaan peralatan dan mesin

Inventarisasi Biaya Aktivitas PT Tunas Belia


Aktivitas Biaya Aktivitas
Pengesetan peralatan dan mesin Rp. 7.000.000
Penanganan barang Rp. 6.000.000
Pemeliharaan peralatan dan mesin Rp. 17.000.000

Biaya untuk gaji dan upah operator peralatan dan mesin merupakan
biaya yang dikonsumsi aktivitas pengesetan peralatan. Biaya untuk gaji
dan upah operator penanganan barang merupakan biaya yang dikonsumsi
aktivitas penanganan barang. Sedangkan biaya untuk gaji dan upah
karyawan pemeliharaan serta biaya bahan bakar dan suku cadang
merupakan biaya aktivitas pemeliharaan.

4. Inventarisasi Pemicu Biaya


Selain aktivitas dan biaya yang dikonsumsi diketahui, langkah
selanjutnya adalah melakukan inventarisasi faktor kemungkinan yang
menyebabkan tinggi rendahnya konsumsi biaya tersebut. Faktor
penyebab tinggi rendahnya konsumsi biaya oleh aktivitas disebut
pemicu biaya. Pemicu biaya dapat lebih dari satu untuk suatu aktivitas
tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan inventarisasi agar dapat
ditentukan faktor pemicu yang paling tepat.

5. Penentuan Pemicu Biaya


Apabila manajemen menemukan hubungan sebab-akibat pada lebih
dari satu pemicu biaya, maka ia harus memilih yang terbaik diantara
alternative pemicu biaya yang ada. Pemicu biaya yang baik adalah
pemicu biaya yang memiliki karakteristik berikut ini
a) Dapat diukur. Perusahaan dapat mengukur besaran pemicu biaya
dengan mudah
b) Dapat dikendalikan. Besar kecilnya pemicu biaya dapat dikelola
oleh manajemen. Apabila manajemen berencana mengubah biaya,
maka manajemen dapat melakukannya dengan mengubah pemicu
biaya
c) Sederhana. Pemicu biaya bukan merupakan dana yang kompleks
yang berasal dari perhitungan yang rumit. Pemicu biaya yang
menggunakan rata-rata tertimbang semua alternative pemicu biaya
merupakan contoh pemicu biaya yang tidak sederhana
d) Berhubungan dengn objek biaya. Ada hubungan sebab-akibat
antara pemicu biaya dan objek biaya
e) Dapat diterima. Pihak-pihak yang terlibat dalam perencanaan dan
pengendalian biaya dapat menerima pemicu biaya yang dipilih
Dengan kriteria diatas, pemicu biaya yang benar tidak
selalu diperoleh. Perlu ada kompromi dalam penentuan pemicu
biaya sehingga ditemukan pemicu biaya terbaik yang tersedia.
Pemicu biaya terbaik yang tersedia ini adalah masalah pilihan
perusahaan terhadap pemicu biaya yang memenuhi syarat diatas
Penentuan pemicu biaya bukanlah tujuan akhir. Pemicu
biaya ini dapat digunakan untuk menentukan biaya yang
dibebankan pada objek biaya lain, misalnya produk. Setelah
pemicu biaya ditentukan, perusahaan dapat menghitung biaya per
pemicu biaya. Biaya per pemicu biaya ini digunakansebagai tarif
untuk membebankan biaya terhadap objek biaya.
2.4 BIAYA BARANG DAN JASA
Output yang dihasilkan perusahaan merepresentasi objek biaya. Pada
dasarnya ada dua jenis produk perusahaan yaitu produk yang berwujud dan produk
yang tidak berwujud. Produk berwujud adalah barang yang diproduksi dengan
mengongversi barang melalui pengguna tenaga kerja dan berbagai sumber daya
lainnya. Seperti peralatan, mesin, dan tanah. Oleh karena itu produksi berwujud
disebut barang. Mobil motor, televisi, komputer, san pakaian adalah contoh
produksi berwujud berupa barang.
Produk tidak berwujud merupakan jasa yang diperoleh dengan
menggunakan sumber daya manusia dan sumberdaya lainya, seperti peralatan dan
perlengkapan. Produk tidak berwujud disebut jasa. Jasa merupakan pekerjaan atau
aktivitas yang dilaksanakan oleh pelanggan dengan menggunakan produk atau
fasilitas perusahaan. Jasa juga diproduksi menggunakan bahan, tenaga kerja dan
sumber daya modal.
Perusahaan yang membuat produksi berupa barang di debut perusahaan
manufaktur. Sedangkan perusahaan yang membuat produk berupa jasa disebut
perusahaan jasa. Di dalam peusahaan-perusahaan tersebut sama-sama
membutuhkan akuntansi manajemen. Manajer membutuhkan informasi dari
akuntansi manajemen untuk menentukan biaya produk, menjalankan aktivitas
pokok manajerial dan membantu keputusan. Contoh, penentuan biaya produk (
barang dan jasa ) yang akurat dibutuhkan untuk menentukan perencanaan produk
dan penetapan harga jual.
1. Fitur Jasa
Produk barang dan jasa memiliki fitu yang berbeda. Dengan
demikian disajikan dimensi yang membedakan fitu keduannya.
Kewujutan. Dikarenakan jasa tidak berwujud, maka jasa tidak dapat
disimpan. Jasa ini rentang terhapat peniruan karena tidak ada pelindungan
paten. Jasa pun tidak dapat ditampilkan dan kadang sulit ditentukan
harganya. Dampak dimensi ini terhadap akuntansi manajemen adalah tidak
ada persediaan, perlu pengaturan kode etik, perlu dekripsi naratif jasa, dan
pembebanan biaya menjadi lebih rumit.
a) Daya tahan. Manfaat jasa juga dapat segera hilang setelah
digunakan. Jasa yang sejenis sering kali diberikan secara berulang
ulang bahkan kepads pelanggan yang sama. Isu akuntansi
manajemen adalah bahan persediaan tidak ada dan perlu pebuatan
standar agar terdapat konsistensi dalam pemberian jasa.
b) Keterpisahan. Terkadang jasa diberikan kepada pelanggan,
sedangkan pelanggan itu sendiri tidak terlibat dalam proses
pembuatan jasa tersebut., misalnya jasa ansuransi. Namun ada jasa
yang diperoleh bersama-sama antara pelanggan dan perusahaan
menggunakan fasilitas perusahaan. Misalnya sewa mobil. Oleh
karena itu tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain ,
seperti barang berwujud maka produksi masal jasa juga tidak dapat
dimaksimumkan. Konsintensi kualitas diperlukan untuk setiap jenis
jasa dan biaya di hitung kepada masing-masing pelanggan.
c) Heterogenitas. Jenis jasa sangat hiterogen. Perusahaan perlu
mengatur dan meningkatkan produktivitas dan kualitas antara jenis
jasa.
2. Biaya Berbadan untuk Tujuan Berbeda
Biaya produk merupakan pembebanan biaya untuk mendukung tujuan
manajemen tertentu. Pengertian biaya produk tergantung pada tujuan
manajerial yang hendak dicapai. Hal inisesuai dengan istilah “ biaya yang
berbeda untuk tujuan yang berbeda”. Sebagai contoh manajemen tertarik
untuk menganalisis tingkat laba produk. Rantai nilai adalah seperangkat
aktivitas yang dibutuhkan untuk merancang, megembangkan,
memproduksi,memasarkan, mendistribusikan dan melayani pelanggan. Ada
3 definisi biaya produk yaitu:
a) Biaya produksi rantai nilai adalah biaya yang mempertimbangkan
semua biaya mulai dari riset dan pengembangan, pproduksi,
pemasaran sampai dengan layanan pelamggan. Setiap definisi biaya
produksi digunakan untuk tujuan manajerial yang berbeda sebagai
contoh biaya produksi rantai nilai disajikan dengan tujuan untuk
penentuan harga jual produk, keputusan baruan produk, dan analisis
laba strategis.
b) Biaya produk oprasional adalah biaya produk yang menimbangkan
aktifitas yang dikonsumsi produk mulai dari produksi, pemasaran,
sampai dengan layanan pelanggan.
c) Biaya produk tradisional adalah akumulasi biaya bahan, tenaga
kerja,dan overhand publik yang digunakan untuk menghasilkan
produksi.
3. Biaya Produksi dan Pelaporan Keuangan Eksternal
Tujuan utama sistem akuntansi manajemen adalah penentuan biaya
produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Tujuan perhitungan biaya
produk,biaya harus diklarifikasikan berdasarkan fungsi. Ada 2 fungsi utama
dalam perusahaan yaitu: produksi dan non produksi. Biaya produksi adalah
biaya yang dikaitkan dalam pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya
produksi terjadi dalam fungsi produksi. Biaya nonproduksi adalah biaya
yang dikaitkan dalam fungsi perencanaan,
pengembangan,penjualan,distribusi, layanan pelanggan dan adminitrasi
umum. Biaya perencanakan pengembangan dan adminitrasi umum
ditetapkan dalam kategori biaya adminitrasi.
Biaya produksi dapat diklarifikasi lebih lanjut menjadi biaya bahan
baku, tenaga kerja langsung dan overhand. Hanya tiga unsur biaya ini yang
diakumulasikan ke produk dalam pelaporan eksternal. Biaya produksi
sering dikelompokan menjadi dua yaitu biaya utama dan biaya konversi.
Biaya utama adalah jumlah biaya bahan bakku dan tenaga kerja langsung .
biaya konversi adalah jumalah biaya tenaga kerja langsung dan biaya
overhand. Biaya konversi menggabungkan biaya untuk mengubah bahan
baku menjadi produk akhir.
4. Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur
Dalam laporan keuangan eksternal biaya harus dikelarifikasi
berdasarkan fungsi. Laporan laba rugi perusahaan manufaktur berdasarkan
klarifikasi fungsi atas biaya yang disajikan. Unsur pertama yang tampak
pada laporan laba rugi perusahaan manufaktur adalah penjualan. Harga
pokok penjualan dilakukan dari penjualan untuk menentukan laba kotor.
Harga okok penjualan berasal dari persediaan awal barang. Ditambah harga
pokok produksi dan dikurang persediaan akhir. Perincian lebih lanjut
mengenai dituangkan dalam laporan yang disebut laporan barang yang
diproduksi. Biaya pemasaran dan biaya adminitrasi disebut biaya oprasi.
Untuk menentukan laba bersih sebelum pajak, biaya operasi dikurangi laba
kotor.
5. Laporan Laba Rugi Perusahaan Jasa
Perhitungan penyajian jasa berbeda dengan perhitungan harga
pokok penjualan pada perusahaan maufaktur. Dalam perusahaan
manufaktur dikenal dengan istilah harga pokok penjualan, sedangkan di
perusahaan jasa dikenal dengan istilah biaya jasa dijual. Dan tidak ada
persediaan barang awal dan akhir periode. Takseperti daalam perusahaan
manufaktur, barang dagang tidak dijumpai dalam perusahaan jasa. Jasa
tidak dapa disimpan seperti barang. Walaupun dalam perusahaan jasa tidak
ada barang awal dan akhir, tetapi pekerjaan dalam proses masih tetap ada.
2.5 BIAYA DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
 Biaya Relevan dan Pendapatan Relevan
Biaya relevan (Relevand Cost) adalah biaya masa depan yang
berbeda antara satu alternative dan alternative lainnya. Berikut dua
kriteria biaya relevan tersebut.
1. Biaya masa depan . biaya masa depan berarti biaya tersebut
belum terjadi. Biaya yang sudah terjadi bukan merupakan
biaya yang relevan.
2. Biaya berbeda antara alternative. Biaya yang berbeda antar
alternative berarti bahwa suatu elemen biaya tertentu tidak
memiliki jumlah yang sama antara satu alternative dengan
alternative lainnya. Biaya yang berbeda antar alternative
disebut juga biaya diferensial (Differential Cost).
Pendapatan relevan (relevant revenue) adalah pendapatan
masa depan yang berbeda antara satu alternative dan alternative
lainnya. Mengapa pembuatan keputusan memerlukan biaya
relevan ? berikut 3 alasan yang mendasari pertimbangan ini.
1. Tidak semua biaya merupakan biaya relevan.
2. Profuksi merupakan informasi yang mahal.
3. Kemampuan kognitif yang terbatas.
 Biaya Diferensial dan Pendapatan Diferensial.
Biaya diferensial dalah biaya yang berbeda antar alternative.
Sedangkan pendapatan difernsial adalah pendapatan yang berbeda
antar alternative keputusan.
Biaya diferensial dapat merupakan kenaikan biaya atau
penurunan biaya. Biaya diferensial berupa kenaikan biaya disebut
biaya incremental (incremental cost). Sedangkan biaya diferensila
berupa penurunan biaya disebut biaya dekremental.
Pendapatan diferensial dapat berupa kenaikan pendapatan
atau penurunan pendapatan. Pendapatan diferensial berupa kenaikan
pendapatan disebut pendapatan incremental (incremental revenue).
Sedangakan pendapatan diferensial berupa penurunan pendapatan
disebut pendapatan dikremental (dekremental revenue).
 Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah manfaat yang
dikorbankan satu alternative keputusan dipilih dan mengabaikan
alternative lain. Biaya kesempatan tidak dapat diidentifikasikan
secara langsung dari catatan akutntansi perusahaan manajer harus
secara eksplisit mengidentifiksikan dan mempertimbangkan biaya
ini dalam setiap pembuatan keutusan.
 Biaya Terbenam
Biaya terbenam (sunk cost) adalah biaya biaya yang sudah
terjadi dan keputusan masa depan tidak lagi dapat mengubah biaya
tersebut. Oleh karena biaya terbenam tidak dapat diubah dengan
keputusan apapun, maka biaya ini bukan merupakan biaya
diferensial, oleh karena biaya relevan harus biaya diferensial, maka
biaya terbenam bukanlah biaya relevan. Biaya terbenam diabaikan
dalam pembuatan keputusan.

2.6 Sistem Akutansi Manajemen Konvensional


System akuntansi manajemen konvensional adalah system akuntansi
manajemen yang memfokuskan perhatian pada pengukuran output aktivitas
berdasarkan volume produksi. System ini dibangun dengan asumsi bahwa semua
biaya dapat diklasifikasi menjadi biaya tetap dan biaya variabel dalam kaitannya
dengan volume produksi. Pemicu biaya berbasis volume atu unit digunakan sebagai
dasar untuk membebankan biaya ke produk , oleh karena ada sebagian biaya tidak
dipicu oleh unit, maka biaya tersebut dibebankan dengan menggunakan alokasi.
Kalkulasi biaya produk dalam system akuntansi konvensional adalah
penjumlahan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead
pabrik. Pembebanan biaya utama (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung) ke produk tidak memiliki kesulitran. Hal ini terjadi karena kedua jenis
biaya tersebut relative dapat ditelusur keproduk. Biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung dapat dibebankan ke produk dengan menggunakan penelusuran
langsung atau penelusuran pemicu yang relative akurat. Sebaliknya, biaya overhead
pabrik memiliki maslah dalam pembebanan biaya ke produk. Tidak ada hubungan
sebab akibat yang jelas antara biaya overhead pabrik dengan produk. Dikarenakan
hubungan sebab akibat sulit diamati secara fisik, maka biaya overhead pabrik sering
kali dibebankan keproduk melalui alokasi. Isu tentang ketidak akuratan alokasi
merupakan kelemahan mendasar system akuntansi manajemen konvensional.
Berikut pemicu tingkat unit yang secara umum digunakan untuk
membebankan biaya overhead pabrik.
1. Unit yang diproduksi
2. Jam tenaga kerja langsung
3. Tenaga kerja langsung
4. Jam mesin
5. Bahan langsung
System penentuan biaya konvensional memiliki kelemahan
mendasar. Kelemahan tersebut terletak pada pembebanan biaya overhead
pabrik. Tariff overhead pabrik tunggal dan tariff overhead pabrik
departemental digunakan untuk membebankan biaya overhead pabrik
keproduk. Penggunaan kedua jenis tariff ini menimbulkan distorsi. Distorsi
terjadi karena pembebanan seperti ini menghasilkan biaya produk kurang
akurat. Kurang akuratnya pembebanan biaya disebabkan oleh variasi
produk dan adanya pemicu non unit. Secara ringkas berikut merupakan cirri
khas system akuntansi manajemen konvensional.
 Sistem Akuntansi Manajemen Kontemporer
System akuntansi manajemen kontemporer berevolusi sejalan
dengan perubahan dalam lingkungan bisnis. Tujuan utama system akuntansi
manajemen kontemporer adalah untuk memperbaiki kualitas, konten,
revaluasi, dan ketepatan waktu informasi biaya. Dibandingkan dengan
system akuntansi manajemen konvensional, lebih banyak tujuan manajerial
yang terpenuhi melalui system akuntansi manajemen kontemporer.
System akuntansi manajemen kontemporer lebih menekankan pada
penelusuran daripada alokasi biaya. Manajemen berbasis aktivitas yang
dikenal dengan istilah ABM (activity based management) merupakan inti
dari system akuntansi manajemen kontemporer.
Model system akuntansi berbasis aktivitas
Berbasis aktivitas adalah system yang memfokuskan perhatian
manajemen terhadap aktivitas untuk meningkatkan nilai bagi pelanggan
dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. Manajemen berbasis aktivitas
memiliki dua dimensi :
1. Dimensi biaya
2. Dimensi proses
Dimensi biaya menekankan pada penelusuran biaya keobjek biaya
melalui penelusuran biaya sumber daya keaktivitas dan kemudian ke objek
biaya. Pada dimensi ini dilakukan analisis terhadap aktivitas untuk mencaro
jawaban mengenai pertanyaan ; apa aktivitas yang dilakukan, mengapa
aktivitas dilakukan dan seberapa baik aktivitas dilakukan, mengapa
aktivitas tersebut dilakukan, dan menilai seberapa berhasil aktivitas
dilaksanakan. Secara ringkas, cirri kghas system akuntansi manajemen
kontemporer adalah sebagai berikut.
1. Menggunakan pemicu berbasis unit dan nonunit
2. Menggunakan banyak penelususran dalam pembebanan biaya
3. Penentuan biaya produk fleksibel
4. Focus pada manajemen aktivitas
5. Menggunkan informasi aktivitas secara ringkas
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada materi “Konsep Biaya” ini kita membahas tentang pengklasifikasian


biaya-biaya. Bagaimana biaya akan digunakan untuuk menyiapkan laporan
eksternal, memprediksi perilaku biaya, membebankan biaya ke objek biaya atau
membuat keputusan akan member tahu bagaimana biaya diklasifikasikan.

Untuk tujuan laporan eksternal, biaya diklasifikasikan sebagai biaya produk


atau biaya periode. Biaya produk dibebankan di persediaan dan ianggap sebagai
asset sampai barang terjual. Pada saat penjualan, biaya produk dibebankan langsung
ke laporan laba rugi sebagai biaya di dalam periodee dumana mereka terjadi.

Untuk tujuan memprediksi bagaimana biaya akan bereaksi terhadap


perubahan aktivitas, biaya diklasifikasikan menjadi tiga kategori yaitu biaya
variabel, tetap dan semi variabel,secara total meningkat sesuai proporsi aktivitas.
Biaya variabel per unit adalah tetap, secara total, tetap sama sepanjang level
aktivitas berubah dalam rentang waktu yang relevan.

3.2 Saran

Adanya konsep dan klasifikasi biaya akan mempermudah pemimpin


perusahaan dalam mengelola perusahaanya secara efisien dan efektif. Untuk itu
penulis menyarankan kepada pembaca dan calon pemimpin perusahaan pada
khususnya, untuk lebih mendalami semua aspek yang berkaitan dengan akuntansi
biaya. Khususnya tentang biaya produksi atau operasional, di sistem industri
memainkan peran yang sangat penting, karena ia menciptakan keunggulan
kompetitif dalam persaingan antar industri dalam pasar global.

Anda mungkin juga menyukai