Anda di halaman 1dari 10

MATA KULIAH AKUNTANSI MANAJEMEN

PERTEMUAN KE-2

“Konsep Dasar Perilaku Biaya Aktivitas (Basic Cost Terms and Concept)””

KELOMPOK 8

Disusun oleh :

I Putu Eckta Mahesa Putra (22) 2107311026

I Gede Erlangga Purnaditya Adnyana (23) 2107311027

I Gusti Ayu Diana Dana Putri (24) 2107311028

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas Asung Kertha Waranugraha-Nya sehingga Ringkasan Materi Kuliah
ini dapat tersusun hingga selesai.

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada rekan - rekan kami
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini, dan berbagai sumber yang telah
banyak membantu dalam proses penyelesaian makalah ini. Penyusunan RMK ini bertujuan
untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Akuntansi Manajemen. Selain itu, pembuatan
makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Om Santih, Santih, Santih Om

Denpasar, 4 September 2022

Penulis
1. Pembebanan Biaya
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk barang atau jasa
yang diharapkan membawa keuntungan masa kini dan masa datang untuk organisasi.
Kita sebut ekuivalen kas karena aset non kas dapat ditukar untuk barang atau jasa yang
diinginkan. Misalnya, untuk menukar peralatan dengan bahan baku yang digunakan
dalam produksi.
Biaya dikeluarkan untuk menghasilkan manfaat di masa depan. Dalam perusahaan
penghasil laba, manfaat di masa depan biasanya berarti pendapatan. Karena biaya
digunakan dalam memproduksi pendapatan, biaya ini dimaksudkan untuk kadaluarsa.
Biaya yang kadaluarsa disebut beban. Tiap periode, beban dikurangkan dari pendapatan
pada laporan laba-rugi untuk menentukan laba periode. Kerugian adalah biaya yang
kadaluarsa tanda menghasilkan manfaat pendapatan.
Misalnya, biaya persediaan yang tidak diasuransi rusak karena banjir dapat
diklasifikasi sebagai kerugian pada laporan laba-rugi. Banyak biaya tidak kadaluarsa
dalam suatu periode tertentu. Biaya yang tidak kadaluarsa diklasifikasi sebagai aktiva
dan muncul pada neraca. Komputer dan gedung pabrik adalah contoh aktiva yang
berumur lebih dari satu periode.
Pembebanan biaya atas produk, jasa, pelanggan, dan objek lain yang merupakan
kepentingan manajemen adalah salah satu tujuan dasar sistem informasi akuntansi
manajemen. Peningkatan keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang
lebih bermutu tinggi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat keputusan yang
lebih baik. Ada setidaknya dua persoalan dalam pembebanan biaya, yakni:

 Keakuratan Pembebanan
Pentingnya keakuratan pembebanan tidaklah didadasarkan pada berapa biaya yang
terjadi, namun lebih didasarkan pada konsep relatif yang menyangkut kelogisan
metode pembebanan biaya. Tujuannya adalah untuk mengukur dan membebankan
seakurat mungkin biaya sumber daya kepada obyek biaya. Artinya bahwa apa yang
dibebankan sesuai dengan apa yang dikonsumsi.

 Ketertelusuran Biaya
Berdasarkan ketertelusurannya, biaya dikelompokkan menjadi dua yaitu, pertama,
biaya langsung adalah biaya yang dapat dengan mudah dan akurat ditelusuri ke
obyek biaya. Mudah ditelusuri berarti biaya-biaya tersebut dapat dibebankan dengan
cara seekonomis mungkin. Kedua, biaya tidak langsung adalah biaya-biaya yang
tidak dapat dengan mudah dan akurat ditelusuri ke obyek biaya.

Metode Pembebanan Biaya


2. Penelusuran langsung        
Penelusuran langsung adalah proses mengidentifikasi dan membebankan biaya pada
obyek biaya yang secara spesifik atau fisik berhubungan dengan obyek biaya yang sering
dilakukan dengan pengamatan fisik. Sebagai contoh yaitu produk. Produk merupakan
obyek biaya. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung untuk membuat produk
tersebut merupakan biaya yang dapat diamati dan diidentifikasi secara fisik. Oleh
karenanya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung dapat dikenakan secara
langsung pada produk.
3. Penelusuran Penggerak/Pendorong
Sehubungan dengan kenyataan bahwa tidak semua biaya dapat diamati secara fisik pada
obyek biaya, maka untuk mengamati dan mengukur konsumsi sumber daya dari obyek
biaya digunakan pendekatan pertimbangan sebab akibat atau disebut
pendorong/penggerak. Pendorong/penggerak adalah faktor yang menyebabkan
perubahan pada penggunaan kegiatan, penggunaan kegiatan biaya, dan pendapatan.
Penelusuran pendorong/penggerak adalah penggunaan pendorong untuk membebankan
biaya pada obyek biaya. Penelusuran pendorong/penggerak memiliki dua jenis
penelusuran biaya pada obyek biaya, yaitu:
 Pendorong/penggerak sumber daya, mengukur permintaan akan sumber daya
oleh kegiatan dan digunakan untuk membebankan biaya sumber daya pada
kegiatan. Misalnya kegiatan “memelihara mesin”. Kegiatan ini mengonsumsi
sumber daya seperti onderdil, peralatan, listrik, tenaga kerja, dll. Biaya peralatan
mungkin dapat ditelusuri secara langsung pada kegiatan memelihara. Namun biaya
listrik dan tenaga kerja mungkin tidak dapat ditelusuri secara langsung.
 Pendorong/penggerak kegiatan, mengukur permintaan akan kegiatan menurut
objek biaya dan digunakan untuk membebankan biaya kegiatan pada objek biaya.
Berikut diberikan contoh-contoh aktivitas dan pendorong/penggerak aktivitas
tersebut.

KEGIATAN PENGGERAK AKTIVITAS POTENSIAL


Mengatur peralatan Jumlah pengaturan
Memindahkan bahan baku Jumlah perpindahan
Memesan bahan baku Jumlah pesanan pembelian yang dilakukan
Mengebor Jumlah jam mesin
Mendesain ulang produk Jumlah pesanan perekayasaan
Membayar tagihan Jumlah faktur
Merencanakan produksi Jumlah produk yang berbeda

Penelusuran pendorong/ penggerak merupakan kunci dari pendekatan pembebanan


biaya yang dikenal dengan Perhitungan Harga Pokok Berdasarkan Kegiatan.
Perhitungan Harga Pokok Berdasar Kegiatan membebankan biaya pada obyek
biaya dengan penelusuran biaya, pertama, pada kegiatan dan kemudian
penelusuran biaya pada obyek biaya. Secara skematik dapat digambarkan sebagai
berikut.
4. Alokasi Biaya
Pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya disebut alokasi. Karena tidak
terdapat hubungan penyebab, pengalokasian biaya tidak langsung berdasarkan hubungan
dekat atau beberapa asumsi. Cara yang tepat untuk mengalokasikan biaya ini adalah
hanya dengan membebankan biaya utilitas sesuai dengan proporsi terhadap penggunaan
jam tenaga kerja yang digunakan tiap produk.
Pengalokasian biaya tidak langsung secara acak mengurangi keakuratan secara
keseluruhan dari pembebanan biaya. Maka, kebijakan perhitungan biaya yang terbaik
mungkin adalah hanya membebankan biaya tidak langsung.
Misalnya biaya penerangan untuk dua produk pisang goreng dan tempe goreng.
Untuk melhat hubungan penyebab jelas sulit maka untuk mengalokasikan biaya
dilakukan dengan proporsi terhadap penggunaan jam tenaga kerja langsung yang
digunakan untuk setiap produk.. Pengalokasian biaya tidak langsung yang dilakukan
secara acak akan mengurangi keakuratan secara keseluruhan dari pembebanan biaya.
Yang terbaik mungkin hanya mebebankan biaya tidak langsung yang dapat ditelusuri
pada obyek biaya. Namun untuk kepentingan pelaporan eksternal alokasi biaya tidak
langsung pada obyek biaya perlu dilakukan.

5. Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk
memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk
menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya dalam
pengertian Ekonomi ialah semua “ beban “ yang harus ditanggung untuk menyediakan suatu
barang agar siap dipakai oleh konsumen. Biaya dalam pengertian Produksi ialah Semua
“beban” yang harus ditanggung oleh Produsen untuk menghasilkan suatu Produksi. Biaya
produksi adalah beban yang harus ditanggung oleh produsen dalam bentuk uang untuk
menghasilkan suatu barang / jasa. Menetapkan biaya produksi berdasarkan pengertian
tersebut memerlukan kecermatan karena ada yang mudah diidentifikasikan, tetapi ada juga
yang sulit diidentifikasikan.
Biaya produksi dapat meliputi unsur-unsur sebagai berikut:
a. Bahan baku atau bahan dasar termasuk bahan setengah jadi.
b. Bahan-bahan pembantu atau penolong
c. Upah tenaga kerja dari tenaga kerja kuli hingga direktur.
d. Penyusutan peralatan produksi.
e. Uang modal, sewa.
f. Biaya penunjang seperti biaya angkut, biaya administrasi, pemeliharaan, biaya listrik, biaya
keamanan dan asuransi
g. Biaya pemasaran seperti biaya iklan
h. Pajak
Pandangan akuntan mengenai biaya menekankan pada biaya-biaya langsung,
biayabiaya historis, dan biaya-biaya lainnya. Maka devinisi biaya menurut ahli
ekonomi setiap
sumberdaya adalah pembayaran yang diperlukan supaya sumber-sumber daya tersebut
pada
penggunaannya yang sekarang. Dengan kata lain biaya ekonomi suatu sumber daya
tersebut
pada alternative kesempatan penggunaannya yang terbaik (walter,1991).
2. Jenis-jenis Biaya Produksi
Biaya produksi membentuk harga pokok produksi yang digunakan untuk menghitung
harga pokok produk jadi dan harga pokok produk pada akhir periode akuntansi masih
dalam
proses. Biaya produksi digolongkan dalam tiga jenis yang juga merupakan elemen-
elemen
utama dari biaya produksi, meliputi:
a. Biaya bahan baku (direct material cost)
Merupakan bahan secara langsung digunakan dalam produksi untuk mewujudkan
suatu
macam produk jadi yang siap untuk dipasarkan.

A. Perilaku Biaya
Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk mendeskripsikan apakah
biaya berubah seiring dengan perubahan keluaran. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya
yang jumlahnya tetap sama ketika keluaran berubah (Hanson dan Mowen, 2009:98).
Contoh biaya tetap adalah biaya sewa gedung, sewa mesin dalam satu tahun.
Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang dalam jumlah keseluruhan
bervariasi secara proporsional terhadap perubahan keluaran (biaya variabel naik ketika
keluaran naik dan akan turun ketika keluaran turun) (Hanson dan Mowen, 2009:100).
Contoh biaya listrik, air.
Biaya campuran adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel.
Misalnya agen penjualan sering dibayar dengan gaji yang ditambah dengan komisi
penjualan (Hanson dan Mowen, 2009:103). Gaji merupakan komponen biaya tetap dan
bonus merupakan biaya variabel yang besarnya berdasarkan omzet penjualan.

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menilai perilaku biaya, antara lain
(Hanson dan Mowen, 2009:103-106):
1. Batasan waktu
Rentang waktu berperan penting dalam penentuan prilaku biaya karena biaya dapat
berubah dari tetap menjadi variabel. Hal ini tergantung pada apakah keputusan yang
diambil mencakup jangka pendek atau jangka panjang. Untuk menentukan suatu biaya
apakah biaya tersebut biaya tetap atau biaya variabel bergantung pada batasan waktu.
Menurut ilmu ekonomi, dalam jangka panjang, semau biaya adalah variabel; dalam
jangaka pendek, paling tidak satu biaya adalah tetap. Lama dari periode jangka pendek
tergantung pada pertimbangan subjektif manajemen dan tujuan dilakukannya perkiraan
perilaku biaya tersebut. Sebagai contoh, pengajuan suatu penawaran untuk mendapatkan
satu pesanan khusus mungkin hanya membutuhkan waktu satu bulan. Waktu satu bulan
tersebut merupakan waktu yang cukup lama untuk membuat suatu penawaran dan
menghasilkan pesanan. Contoh misalnya tenaga kerja langsung, ketika perusahaan dapat
memperkerjakan dan memberhentikan karyawan dengan cepat maka tenaga kerja
langsung merupakan biaya variabel, namun jika perusahaan tidak dapat memberhentikan
karyawan karena kontrak, tingkat tenaga kerja dapat disesuaikan jika kontrak
dirundingkan kembali maka dalam kasus tersebut tenaga kerja langsung sebagai biaya
tetap.

2. Sumber daya dan ukuran keluaran output (penggerak)


Sumber daya dapat meliputi bahan baku, energi atau bahan bakar, tenaga kerja, dan
modal. Ukuran keluaran (penggerak) aktivitas merupakan faktor-faktor penyebab yang
dapat diamati yang mengukur jumlah sumber daya yang digunakan objek biaya.
Penggerak aktivitas adalah perubahan dalam biaya aktivitas dengan mengukur perubahan
dalam penggunaan aktivitas. Penggerak untuk penanganan bahan baku bisa berupa
jumlah perpindahan, penggerak untuk pengapalan barang bisa berupa unit yang terjual.

Penggerak aktivitas dibagi menjadi dua kategori umum, yaitu:


1) Penggerak produksi (tingkat unit), menjelaskan perubahan dalam biaya ketika unit
yang diproduksi berubah. Contoh penggerak produksi antara lain: jumlah bahan
baku langsung, jam-kilowatt yang digunakan untuk menjalankan mesin produksi,
jumlah jam tenaga kerja langsung.
2) Penggerak tingkat non unit, menjelaskan perubahan dalam biaya ketika faktor-faktor
lain (selain unit) berubah. Contoh penyetelan (set up), ketika perusahaan
menghentikan proses produksi untuk mengatur produksi lain maka muncul biaya
penyetelan. Contoh lain seperti penyusutan pabrik, gaji manajer pabrik, dan biaya
menjalankan departemen pembelian.
Dalam sistem biaya fungsi, perilaku biaya diasumsikan hanya oleh penggerak tingkat
unit. Sistem berdasarkan aktivitas menggunakan penggerak unit dan non unit. Oleh
karena itu sistem ABC menghasilkan pandangan yang lebih kaya terhadap perilaku biaya
dari pada sistem fungsi.

B. Horizon Waktu, Aktivitas, Penggunaan Sumber Daya dan Perilaku Biaya


Untuk dapat menentukan perilaku biaya, kita harus mempertimbangkan horizon waktu,
penggunaan sumberdaya dan pengukuran output aktivitas. Horizon waktu sangat
penting dalam menentukan perilaku biaya karena biaya dapat berubah dari tetap ke
variabel tergantung apakah keputusan terjadi dalam jangka pendekatau jangka panjang.
Sumber daya disediakan dengan dua cara, yaitu, ketika digunakan/diperlukan dan
sebelum digunakan.
1. Sumber daya fleksibel (flexible resources) atau sumber daya yang tersedia ketika
diperlukan adalah sumber daya yang diperoleh dari luar dan tidak diperlukan adanya
komitmen jangka panjang untuk setiap jumlah tertentu sumber daya. Karena biaya
sumberdaya yang tersedia ketika diperlukan sama dengan biaya sumber daya yang
digunakan, maka total biaya akan meningkat ketika kebutuhan sumber daya
meningkat. Secara umum kita dapat memperlakukannya sebagai biaya variabel.
Contoh : penggunaan bahan baku dan energi.
2. Sumber daya terikat (committed resources) atau sumber daya yang tersedia sebelum
penggunaan. sumber daya ini diperoleh dengan menggunakan kontrak eksplisit
maupun implisit untuk mendapatkan kuantitas tertentu sumber daya, tanpa
memperhatikan apakah kuantitas sumber daya tersedia seluruhnya atau tidak, disebut
juga.Biaya atas sumber daya ini dapat dikelompokkan menjadi dua :
(1) Biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan kapasitas aktivitas jangka panjang
(committed fixed expenses), contoh : pembelian / penyewaan bangunan dan
peralatan, dan
(2) Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh kapasitas aktivitas jangka pendek
(discretionary fixed expenses), contoh : tenaga kerja.

Perilaku Biaya Bertahap (Step-Cost)


Dalam pembahasan mengenai perilaku biaya diasumsikan bahwa fungsi biaya
adalah kontinu. Pada kenyataannya, beberapa fungsi biaya tidak kontinu. Jenis fungsi
biaya seperti ini dikenal sebagai fungsi bertahap. Biaya bertahap menampilkan
tingkat biaya yang konstan untuk rentang output tertentu dan pada titik tertentu nai
ketingkat biaya yang lebih tinggi dimana biaya tersebut tidak berubah untuk rentang
output yang sama. Pada tampilan 3-5, biaya adalah sebesar $100, selama output
aktivitas antara 0 hingga 10 unit. Jika output 10 dan 20 unit, biaya naik menjadi
$200.
Hal-hal yang menunjukkan perilaku biaya bertahap, harus dibeli dalam jumlah
tertentu. Lebar dari tiap tahap menetapkan tentang output yang mengharuskan
diperolehnya sumber daya dalam jumlah tertentu. Jika lebar tahap sempit, seperti
dalam tampilan 3-5, biaya sumber daya akan berubah ketika terjadi perubahan kecil
dalam penggunaan sumber daya. Beberapa biaya bertahap menunjukkan tahap-tahap
yang sempit.
Contoh dari biaya dengan tahap-tahap yang sempit adalah kertas foto kopi.
Kertas tersebut tidak dibeli lembar perlembar. Kertas tersebut dibeli dalam kotak
berisi 10 rim (5.000 lembar). Perusahaan umumnya akan menggunakan banyak kotak
dalam setahun, sehingga tahapannya sempit. Jika lebar tahap sempit, kita dapat
mengasumsikan biaya ini sebagai biaya variabel.
6. Metode Pemisahan Biaya Campuran
Ada tiga metode yang digunakan secara luas untuk memisahkan biaya campuran
menjadi komponen biaya tetap dan variabel:
1. Metode Tinggi Rendah (high low method)
Dengan metode tinggi rendah, kita memilih terlebih dahulu dua titik, titik terendah
dan titik tertinggi. Titik terendah menunjukkan aktivitas terendah dan titik tertinggi
menunjukkkan aktivitas tertinggi. Untuk mencari rumus biaya digunakan persamaan
berikut :

Metode tinggi rendah memiliki keunggulan: (1) objektivitas dan (2) dapat
mengetahui hubungan biaya dengan cepat hanya berdasarkan dua titik data.
Kelemahannya adalah jika dua titik tertinggi atau terendah tersebut merupakan
outlier, maka hubungan biaya aktivitas yang diperoleh menjadi tidak representative.

2. Metode Scatter Plot (scatter plot method)


Dengan metode scatter plot, kita memplot titik-titik data sehingga diperoleh
hubungan biaya dan aktivitas. Hal ini dilakukan untuk menilai validitas hubungan
linear yang diasumsikan. Kemudian dipilih titik untuk menempatkan garis terbaik
pada titik-titik scatter plot, yaitu garis di mana titik-titik data lebih dekat dengan garis
tersebut daripada garis lainnya. Setelah menentukan dua titik untuk membuatgaris
terbaik, maka rumus biaya dapat dihitung dengan persamaan yang digunakan pada
saat menggunakan metode tinggi rendah.

Keunggulan signifikan metode scatter plot adalah memberi kesempatan untuk


melakukan analisis biaya secara visual serta dapat mengidentifikasi nonlinearitas,
keberadaan outliers, dan terjadinya pergeseran dalam hubungan biaya. Adapun
kekurangannya adalah tidak adanya kriteria objektif dalam pemilihan garis terbaik
sehingga kualitas rumus biaya tergantung pada kualitas penilaian subjektif analis.

3. Metode Kuadrat Terkecil (least square method)


Metode kuadrat terkecil mengidentifikasi garis terbaik dengan
mengkuadratkan deviasi (selisih antara biaya yang diprediksi dengan biaya aktual,
ditunjukkan oleh jarak dari titik ke garis) yang terdapat pada masing-masing titik dan
kemudian menjumlahkan deviasi yang dikuadratkan tersebut sebagai ukuran
keseluruhan kedekatan. Garis dengan jumlah kuadrat deviasi terkecil merupakan
garis kecocokan terbaik (best fitting line). Metode ini lebih disarankan daripada
metode tinggi rendah maupun metode scatter plot. Rumus statistik yang digunakan
untuk menghasilkan rumus biaya adalah:

DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto, G. H. (2014). Pembebanan Biaya: Penelusuran Langsung dan Penggerak Biaya,
Alokasi Biaya. Diakses tanggal 31 Agustus 2022, pada
https://sites.google.com/site/pekembia/pembebanan-Penelusuran-Langsung-
Penggerak-Perilaku-Alokasi-biaya#:~:text=Penelusuran
%20Pendorong.&text=Penelusuran%20pendorong%2F%20penggerak%20adalah
%20penggunaan,keakuratan%20yang%20tinggi%20dapat%20diharapkan.

https://studylibid.com/doc/279102/pembebanan-biaya--penelusuran-langsung

Anda mungkin juga menyukai