Anda di halaman 1dari 10

Tugas : Ujian Akhir Semester // Akuntansi Manajemen

Nama Noveri Abdul Salam


Nim 11190810000003
Kelas 5B-Manajemen Keuangan
Kelompok Kelompok 1
Judul Manajemen Dasar Konsep Akuntansi
Mata Kuliah Akuntansi Manajemen
Dosen Pengampu Supriyono, M.M.

Manajemen Dasar Konsep Akuntansi

BAB 2 : KAJIAN TEORI

2.1 Proses Pembebanan Biaya


A. Cost
Biaya diartikan sebagai nilai kas ekuivalen untuk mendapatkan suatu barang
atau jasa yang nantinya memberikan manfaat untuk masa sekarang maupun di masa
yang akan datang. Maksud dari kas ekuivalen disebabkan sumber nonkas bisa
ditukarkan dengan barang atau jasa yang diinginkan. Manfaat yang diberikan ketika
satu alternative dipilih dari berbagai alternative lain disebut dengan Biaya
Kesempatan. Dikeluarkannya biaya disini agar mendapatkan value di masa yang akan
datang. Jika pada suatu perusahaan yang berorientasi pada laba, manfaatnya dapat
berupa pendapatan. Biaya dikatakan kadaluwarsa jika biaya tersebut telah dihabiskan
dalam proses mendapatkan laba (beban).

B. Cost Object
Sistem akuntansi manajemen ini dibuat dengan maksud membebankan dan
mengukur biaya kepada entitas / objek biaya. Biasanya objek biaya yang dimaksud
disini bisa saja berupa seperti produk, proyek, departemen, pelanggan maupun semua
aktivitas yang bisa diukur biaya dan bebannya. Aktivitas biasanya muncul menjadi
objek yang sangat penting. Aktivitas diartikan sebagai unit kerja dasar yang dilakukan
suatu organisasi dan divisualisasikan dalam bentuk pengumpulan tindakan dalam
sebuah organisasai yang akan memiliki tujuan bagi manajer guna melakukan
pengendalian, perencanaan, maupun pengambilan keputusan.

C. Loading Accuracy
Loading Accuracy pada suatu objek biaya itu sangat penting, karena
keakuratan tidak dievaluasi berdasarkan knowledge mengenai biaya yang sebenarnya.
Accuracy merupakan konsep relative dan dilaksanakan wajar serta logis terhadap
penggunaan suatu metode pembebanan biaya. Memiliki tujuan untuk membebankan
dan mengukur biaya dari suatu resource yang dipakai objek biaya. Traceabiliy adalah
suatu hubungan diantara biaya dan objek biaya harus digali mendalam untuk
membantu dalam meningkatkan suatu keakuratan pembebanan biaya. Biaya berkaitan
secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek biaya.
Indirect Cost ialah biaya yang tidak bisa ditelusuri secara mudah dan akurat
sebagai suatu ojek biaya. Terdapat perbedaan makna pada “ditelusuri secara mudah”
dengan “ditelusuri secara akurat”. Maksud dari ditelusuri secara mudah diartikan
sebagai suatu biaya dibebankan secara layak dan ekonomi sedangkan ditelusuri secara
akurat berarti biaya dibebankan karena disebabkan oleh hubungan sebab-akibat. Jadi
dapat diambil kesimpulan definisi dari Tracebility ialah kemampuan dalam
membebankan biaya pada objek biaya dengan layak dan ekonomi serta dilihat dari
hubungan sebab-akibat. Jika semakin besar biaya pada objek, semakin akurat
pembebanan biaya. Traceability merupakan satu unsur yang utama dalam suatu
pengembangan pembebanan biaya yang akurat

D. Method of Charge
Penelusuran merupakan aktula pembebanan dari biaya ke ojek biaya, memakai
ukuran yang mudah diamati berdasarkan resource yang dipakai oleh objek biaya.
Berikut beberapa metode dari pembebanan biaya
 Direct search : proses pengidentifikasi dan pembebanan biaya secara khusus
dan fisik dengan suatu objek yang saling berkaitan. (sering dikerjakan melalui
pegamatan secara fisik)
 Driver search : penggunaan untuk membebankan biaya ke objek biaya,
biasanya penggerak menjadi faktor penyebab yang bisa diamati dan yang
mengukur konsumsi resource. Penggerak juga disebut sebagai faktor yang
menyebabkan perubahan dalam penggunaan resource, dan terdapat hubungan
sebab-akibat terhadap biaya yang berhubungan dengan ojek biaya.
 Cost Allocation/Indirect Cost Charge : merupakan biaya yang tidak dapat
dibebankan pada objek-objek biaya, baik itu memakai direct search maupun
driver search. Dapat diartikan tidak memiliki hubungan sebab-akibat diantara
biaya dan objek biaya, atau research tidak layak dilakukan secara ekonomis.
Alokasi didefinisikan sebagai pembebanan biaya yang tidak langsung ke objek
biaya. Tidak terdapatnya ada hubungan sebab-akibat diantara biaya dan objek
biaya, maka dari itu pengalokasian biaya disini tidak dapat langsung
didasarkan kepada kemudahan maupun asumsi yang berkaitan.

2.2 Biaya Produk dan Jasa

Terdapat 2 jenis output organisasi yang menjadi salah satu objek biaya terpenting :
a. Real Product
merupakan suatu barang yang diproduksi dengan cara memberikan perubahan
pada bahan mentah menggunakan penggunaan tenaga kerja dan input modal,
missal seperti mesin dan pabrik. Contoh dari real product, seperti mobil, pakaian,
alat elektronik dan furniture.

b. Service
merupakan sebuah aktivitas yang dikerjakan oleh pelanggan dengan
menggunakan produk atau fasilitas lainnya. Jasa disini juga diproduksi dengan
memerhatikan bahan, tenaga kerja dan juga input modal. Contoh dari kegiatan
jasa yang dimaksud disini seperti pertanggungan asuransi, perawatan pemakaman,
akuntansi, perawatan kesehatan, dll.

Terdapat 4 jenis dimensi dari layanan berbeda dari produk berwujud seperti :
 Tidak berwujud : jadi diartikan disini pembeli jasa tidak bisa melihat,
merasakan, bahkan mendengar suatu jasa sebelum mereka membeli.
 Tidak tahan lama : jadi diartikan jasa tidak boleh disimpan untuk pemakaian di
masa depan oleh konsumen namun harus dikonsumsi saat dilakukan.
 Tidak dapat dipisahkan : jadi diartikan disini bahwa produsen jasa dan
pembeli jasa harus berhubungan langsung agar pertukaran dapat terjadi.
 Heterogenitas : jadi diartikan terdapat kemungkinan variasi lebih besar dalam
kinerja jasa daripada dalam produksi produk.

Biaya Berbeda untuk Tujuan Berbeda


Biaya produk memiliki pengertian bahwa pembebanan biaya disini yang
mendukung untuk tujuan manajerial yang ditentukan dengan baik. Maksud dari
“biaya produk” disini tergantung bagaimana pada tujuan manajerial yang akan
dilayani.
Rantai nilai internal diartikan sebagai suatu kumpulan semua aktivitas yang
memang diperlukan untuk mendesaign, mengembangkan, memproduksi,
memasarkan, mendistribusikan serta melayani suatu produk. Biaya produk rantai nilai
ini biasanya diperoleh lebih dahulu berdasrkan dari membebankan biaya ke
rangakaian aktivitas yang nantinya menentukan rantai nilai dan kemudian akan
membebankan pada biaya aktivitas tersebut ke suatu produk. Sebagai contoh disini,
jika tujuan yang dimaksud manajerial adalah untuk analisa profit jangka pendek,,
maka diperlukannya sebuah biaya perencangan dan pengembangan mungkin tidak
relevan terutama pada produk yang sudah tersedia. Dalam sebuah keputusan, untuk
menerima atau menolak pesanan pada produk yang sudah tersedia akan sangat
bergantung berdasarkan harga yang berhasil ditawarkan oleh calon pelanggan atau
pembeli dan biaya produksi, pemasaran, distribusi serta pelayanan pesanan khusus.
Maka dari itu hanya aktivitas operasi dalam rantai nilai yang akan menjadi penting,
dan pada pembebanan biaya aktivitas ini ke produk akan menentukan biaya produk
operasi.
Biaya Produk serta Pelaporan pada Keuangan Eksternal
Sistem manajemen biaya memiliki tujuan utama yaitu berdasarkan perhitungan
biaya produk untuk pelaporan keuangan eksternal. Disini tujuan penetapan biaya
produk, akan dikonvensi pada pemberlakuan secara eksternal untuk menentukan biaya
yang akan diklasifikasikan dalam tujuan khusus yang mereka layani. Biaya yang
dimaksud disini dibagi menjadi 2 berdasarkan kategori fungsional utama :
 Biaya produksi : didefinisikan sebagai biaya yang mengarah kepada
pembuatan barang atau penyediaan jasa
 Biaya nonproduksi : didefiinisikan sebagai biaya yang mengarah kepada
fungsi dari perancangan, pemasaran, pengembangan, distribusi, layanan
pelanggan, dan administrasi umum. Dalam biaya non-produksi juga terdapat
biaya penjualan serta biaya administrasi.

Dalam hal barang yang berwujud disini, biaya produksi dan non-produksi bisa
dikatakan sebagai biaya produksi dan biaya non-manufaktur.
 Biaya Produksi
a. Bahan Baku Langsung : diartikam sebagai bahan yang dapat langsung dilacak
ke barang/jasa yang sedang diproduksi. Biaya bahan ini biasanya langusng
dibebankan ke produk karena dibutuhkan pengamatan fisik guna mengukur
kuantitas yang akan dikonsumsi nantinya oleh suatu produk.
b. Tenaga Kerja Langsung : diartikan sebagai tenaga kerja yang dilacak langsung
ke barang atau jasa yang akan diproduksi. Pengamatan fisik disini juga
diperlukan guna mengukur jumlah tenaga kerja yang nantinya digunakan akan
menghasilkan produk atau jasa. Tenaga kerja langsung ialah tenaga kerja yang
dipekerjakan untuk mengubah bahan mentah dan memberika layanan kepada
pelanggan.
c. Overhead : diartikan sebagai semua biaya produksi lain daripada bahan
langsung maupun tenaga kerja langsung yang dikelompokkan ke dalam suatu
kategori. Jika dalam suatu perusahaan biasanya yaitu perusahaan manufaktur,
overhead dikenal sebagai overhead pabrik (beban pabrik).
 Biaya non-manufaktur
a. Biaya Pemasaran : untuk permisalan disini seperti biaya perolehan pesanan
sebagau biaya pengisian pesanan.
b. Biaya Administrasi : diartikan sebagai biaya yang berkaitan dengan penelitian,
pengembangan, dan administrasi lainnya yang tidak mungkin dibebankan
wajar kepada pemasaran atau produksi. Untuk permisalan disini seperti biaya
gaji eksekutif puncak, dan biaya akuntansi umum.

2.3 Laporan Keuangan Eksternal


Dalam pelaporan keuangan harus memenuhi persyaratan, biaya
diklasifikasikan menurut fungsinya. Biaya produksi dan biaya penjualan dan
administrasi dalam penyusunan laporan laba rugi harus dipisahkan. Dengann tujuan
agar biaya produksi = biaya produk sedangkan biaya penjualan dan administrasi =
biaya periode. Maka dari itu biaya produksi disini yang melekat pada produk yang
akan dijual harus diakui sebagai beban (HPP) pada laporan laba rugi. Namun biaya
produksi yang melekat pada produk yang tidak terjual akan dilaporkan sebagai
persediaan di neraca.
Laporan Laba Rugi : disini harus mengikuti format terdahulu yang diajarkan
dalam pengantar akuntansi. Penghasilan disini dihitung dengan mengikuti klasifikasi
fungsional atau pendapatan biaya penyerapan karena biaya produksi akan dibebankan
seutuhnya ke produk. Selanjutnya dibawah pendekatan biaya pennyerapan disini,
biaya dipisahkan menurut fungsi dan kemudian dikurangkan berdasrkan penjualan
untuk sampai pada pendapatan sebelum pajak penghasilan.
Harga Produk Produksi : harus mewakili total biaya yang lengkap
berdasarkan periode yang berjalan. Satu-satunya biaya yang nantinya dibebankan ke
brang yang akan diselesaika itu ialah biaya produksi bahan langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead
Tabel 2.5 - Laporan Laba Rugi untuk Organisasi Manufaktur

Sedikit dijelaskan berdasarkan tabel 2.5, terdapat 2 kategori fungsional utama


dari biaya yaitu HPP dan biaya operasional. Ketegori ini termasuk sesuai, karena
masing-masing dengan biaya manufaktur maupun biaya nonmanufaktur perusahaan
terkait. HPP disini adalah biaya bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead
pabrik ini yang melekat pada unit yang akan dijual. Disini untuk perhitungan HPP,
pertama yang harus dilakukan harus mengetahui terlebih dahulu harga pokok
produksi.

Tabel 2.6 - Laporan Harga Pokok Produksi


Dapat dilihat dari Tabel 2.6, dijelaskan jika biaya produksi yang ditambahkan
selama periode yang berlaku maka akan ditambahkan pada biaya produksi yang
ditemukan pada pekerjaan yang dikerjakan diawal proses untuk menghasilkan total
biaya produksi. Biaya yang ditemukan disini bisa saja menyelesaikan barang dalam
proses yang kemudian dikurangkan dari total biaya produksi itu sendiri sampai pada
harga pokok produksi. Namun jika dalalm harga pokok produksi disini adalah untuk
satu produk, maka untuk biaya per unit rata-rata nya bisa dihitung dengan cara
membagi harga pokok produksi dengan unit akan diproduksi.
Laporan Laba Rugi : untuk organisasi jasa, HPP dapat dihitung berbeda dari
HPP di manufaktur. Dalam laporan laba rugi tidak ada persediaan barang jadi di awal
atau di akhir. Perusahaan jasa disini tidak memiliki persediaan barang jadi karena
tidak mungkin mnenyimpan jasa.

Tabel 2.7 - Laporan Laba Rugi untuk Organisasi Jasa


Kita bisa simpulkan berdasarkan Tabel 2.7, dapat dilihat biaya jasa disini yang
dijual selama suatu periode tertentu akan dihitung mengikuti format yang sama seperti
tabel sebelumnya. Untuk tabel ini lebih mengutarakan bahwa mungkin saja untuk
memilih barang dalam proses untuk layanan.

2.4 Jenis Sistem Akuntansi Manajemen

Sistem akuntansi manajemen memiliki 2 kategori diantaranya sistem berbasis


fungsional dan sistem berbasis aktivitas. Sistem manajemen berbasis fungsional
dimulai sejak tahun 1900-an dan masih banyak digunakan luas di sektor jasa maupun
manufaktur. Dan sistem manajemen berbasis aktivitas baru dikembangkan belum
terlalu lama digunakan secara ekstensif dan untuk penggunaannya disini meningkat
khususnya antara organisasi yang menghadapi keragaman produk dan pelanggan.

Terdapat 2 sistem akuntansi manajemen :

1. Sistem Akuntansi ABM


Dalam sistem ini biaya dapat ditelusuri ke aktivitas lalu ke produk. Sama
halnya dengan FBM, baik itu direct search maupun driver search. Driver search
memiliki peran luas secara signifikan dengan hanya mengenali dan memakai
driver yang terkair dengan volume dari produk yang dihasilkan. Maka selanjutnya,
untuk pembebanan biaya berdasrkan aktivitas disini sangat menekankan pada
penelusuran atas lokasi (tracing-intensif). Untuk penggunaan penggerak berbasin
unit maupun nonunit akan kembali meningkatkan tingak akurasi pembebanan
biaya dan kualitas secara keseluruhan dan juga relevansi pada informasi biaya.
Memiliki sifat fleksibel untuk penetapan biaya produksi berbasis aktivitas ini.
Dan informasi mengenai biaya produksi ini nantinya akan sangat mendukung
tercapainya tujuan manajerial, include pelaporan keuangan. Untuk perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan sangat ditekankan untuk tujuan biaya
produksi yang komprehensif. Untuk pandangan efisiensi pada operasional ABM
sangat amat berbeda signfikan dari FBM. Untuk FBM lebih menekankan pada
pengelolaan biaya dan ABM lebih menekankan pada pengelolaan kegiatan. ABM
disini berfokus pada pengelolaan kegiatan dengan maksud meningkatkan value
yang akan diterima oleh supplier dan profit yang diterima. Sumber informasi
utama dalam ABM mencakup analisis penggerak, evaluasi kinerja dan analisiss
aktivitas. Faktor yang menjadi fokus dalam ABM adalah dengan menilai apa yang
akan dilakukan, serta mengevaluasi pekerjaan yang dikerjakan dan hasil yang
diperoleh. Dapat disimpulkan ABM memerlukan informasi yang sangat rinci.

2. Sistem Akuntansi FBM


Untuk FBM sendiri lebih mengutamakan pada fungsi dan elemen yang sesuai.
Biasanya fungsi ini dikategorikan ke unit seperti departemen dan pabrik. Dalam
FBM disini biaya untuk sumber daya nya akan dibebankan pada unit fungsional
dan baru ke produk. Sistem FBM disini memilih penelusuran penggerak dengan
menggunakan tingkat unit, serta ukuran konsumsi yang berhubungan dengan
output dari produksi. Selanjutnya, driver yang berhubungan dengan unit
diproduksi (tenaga kerja, bahan baku langsung) menjadi driver yang sangat
penting. FBM berkaitan dengan FBC memiliki arti bahwa tingkat unit FBC yang
sering diandalkan bukan menjadi salah satu yang menjelaskan adanya hubungan
sebab-akibat. Driver non tigkat unit adalah penggerak produksi yang
menggambarkan adanya hubungan sebab-akibat.
Pandangan Efisiensi Operasional FBM adalah untuk menyediakankinformasi
untuk perencanaankdan pengendalian adalah tujuan lain dari78akuntansi
manajemen. Manajemenjklberbasis fungsional pendekatan pengendalian
membebankan biaya ke unit organisasi dan kemudian meminta23manajer unit
organisasijbertanggung jawab untuk mengendalikanklbiaya yang ditetapkan.
Kinerja diukurhdengan melakukan perbandingan hasil aktual dengan hasil standar.
Penekanannya adalah23pada ukuran kinerja keuangan. Manajer dihargai
berdasarkan kemampuan untuk mengendalikan biaya. Dengankldemikian,
pendekatan berbasis fungsionalklmenelusuri biaya ke individu yang bertanggung
jawab untuk menimbulkan biaya.jw2

Anda mungkin juga menyukai