Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

METODE PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA


Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan sumber Daya
Manusia
Dosen Pengampu: Bpk. Lili Supriadi,M.M.

Disusun Oleh:

Kelvin Andi Setiawan 11190810000093

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmutullahi Wabarakatuh.


Bismillahirrahmanirrahim
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat dan kesehatan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah mata kuliah Manajemen Strategik berjudul “Formulasi
dan Pemilihan Strategi” yang Insyaallah makalah ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum.
Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Lili
Supriadi.M.M. selaku dosen mata kuliah “Perencanaan Sumber Daya Manusia”
yang sudah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada kami. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Akhir kata penulis memahami bahwasanya tak ada satupun di dunia ini yang
sempurna, tak terkecuali makalah ini. oleh karena itu, penulis berharap kepada
pembaca untuk berkenan memberikan saran yang membangun guna memberikan
koreksi pada makalah ini dan diadakan perbaikan untuk penulis berikutnya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 11 April 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i


KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan kuantitatif dan Perencanaan Kualitatif............ 2
2.2 Penggunaan Metode Perencanaan Kuantitatif Dan Kualitatif............... 4
2.3 Ciri-Ciri Metode Perencanaan Kuantitatif Dan Kualitatif .................... 7
2.4 Perbedaan Antara Perencanaan Kuantitatif Dan Kualitatif.................... 8
2.5 Persamaan Antara Perencanaan Kuantitatif Dan Kualitatif............... …8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ......................................................................................... 13
3.2 Saran.................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak sekali bentuk dan cara penulisan karya ilmiah yang kita temui.
Bentuk luasnya bisa berbeda, namun jiwa dan penalarannya adalah sama. Atas dasar
itu yang paling penting adalah bukan mengetahui teknik-teknik pelaksanaannya,
melainkan memahami dasar pikiran yang melandasinya. Pemilihan bentuk dan
penulisan merupakan masalah selera dan preferensi perorangan maupun lembaga
dengan memperhatikan berbagai factor lainnya, seperti masalah apa yang sedang
dikaji, siapakah pembaca tulisan ini dan dalam rangka kegiatan ilmiah apa akan
disampaikan. Berdasarkan pemikiran di atas, maka untuk menyeragamkan tata cara
penulisan tersebut, maka perlu diterbitkan pedoman penyusunan usulan
perencanaan maupun Skripsi. Hal ini dilakukan supaya pembaca mempunyai
persamaan persepsi terhadap istilah atau terminologi yang berkaitan dengan
penulisan skripsi.
Suatu perencanaan ilmiah dapat menggunakan pendekatan kuantitatif
maupun kualitatif. Pendekatan kuantitatif menggunakan alat uji statistik, maupun
matematik yang sering disebut sebagai analisis deskriptif kuantitatif, sedangkan
pendekatan kualitatif lebih mendasarkan pada penalaran logis (logical reasoning),
pemahaman interpretasi terhadap obyek perencanaan Bahkan pada saat ini sesuai
dengan perkembangannya pendekatan kuantitatif ini tidak ada artinya sama sekali
bila tanpa menggunakan pendekatan analisis kualitatif.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari peneletian kuantitatif dan kualitatif ?
2. Bagaimana penggunaan metode perencanaan kuantitatif dan kualitatif ?
3. Apa saja ciri-ciri metode perencanaan kuantitatif dan kualitatif ?
4. Apa saja perbedaan antara perencanaan kuantitatif dan kualitatif?
5. Apa saja persamaan antara perencanaan kuantitatif dan kualitatif?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Metode Perencanaan Kuantitatif dan Kualitatif


Metode perencanaan kuantitatif merupakan salah satu jenis perencanaan
yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain perencanaannya. Definisi lain menyebutkan
perencanaan kuantitatif adalah perencanaan yang banyak menuntut penggunaan
angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan perencanaan akan
lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.1
Menurut Sugiyono, metode perencanaan kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode perencanaan yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada
umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen
perencanaan, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Metode kuantitatif sering juga disebut metode
tradisional, positivistik, ilmiah/scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif
dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan
sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk perencanaan. Metode ini disebut
sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode
ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi
kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan
sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini
dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data perencanaan berupa angka-angka dan analisis menggunakan
statistik.2

Perencanaan kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai


(value free).Dengan kata lain, perencanaan kuantitatif sangat ketat menerapkan

1
Mudji santoso dalam jurnal perencanaan kuantitatif, hal 12.
2
Sugiyono, Metode Perencanaan Pendidikan, 2012, hal 14.

5
prinsipprinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui
penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selain itu
metode perencanaan kuantitatif dikatakan sebagai metode yang lebih menekankan
pada aspek pengukuran secara obyektif terhadap fenomena sosial. Untuk dapat
melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial di jabarkan kedalam beberapa
komponen masalah, variable dan indikator. Setiap variable yang di tentukan di ukur
dengan memberikan simbol-simbol angka yang berbeda–beda sesuai dengan
kategori informasi yang berkaitan dengan variable tersebut. Dengan menggunakan
simbol–simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif matematik
dapat di lakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang belaku
umum di dalam suatu parameter.3
Tujuan utama dati metodologi ini adalah menjelaskan suatu masalah tetapi
menghasilkan generalisasi. Generalisasi ialah suatu kenyataan kebenaran yang
terjadi dalam suatu realitas tentang suatu masalah yang di perkirakan akan berlaku
pada suatu populasi tertentu.
Sedangkan metode perencanaan kualitatif merupakan metode baru karena
popularitasnya belum lama, metode ini juga dinamakan postpositivistik karena
berlandaskan pada filsafat post positifisme, serta sebagai metode artistic karena
proses perencanaan lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode
interpretive karena data hasil peneletian lebih berkenaan dengan interprestasi
terhadap data yang di temukan di lapangan.
Metode perencanaan kuantitatif dapat di artikan sebagai metode
perencanaan yang di gunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu,pengumpulan data menggunakan instrument perencanaan, analisis data
bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang teleh di
tetapkan. Metode perencanaan kualitatif sering disebut metode perencanaan
naturalistik karena perencanaanya di lakukan pada kondisi yang alamiah (natural
setting), disebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih
banyak di gunakan untuk perencanaan bidang antropologi budaya.

3
Alsa, Asmdi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam perencanaan
psikologi,Pustaka Pelajar, 2003

6
Beberapa metodologi seperti Kirk dan Miller (1986), mendefinisikan
metode kualitatif sebagai tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya
sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam
peristilahanya. Sedangkan menurut Bogdan dan Taylor mengemukakan metode
kualitatif sebagai prosedur perencanaan yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Metode perencanaan kualitatif juga merupakan metode perencanaan yang
lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu
masalah dari pada melihat permasalahan untuk perencanaan generalisasi. Metode
perencanaan ini lebih suka menggunakan teknik analisis mendalam ( in-depth
analysis ), yaitu mengkaji masalah secara kasus perkasus karena metodologi
kulitatif yakin bahwa sifat suatu masalah satu akan berbeda dengan sifat dari
masalah lainnya.4

2.2 Penggunaan Metode Perencanaan Kuantitatif dan Kualitatif

Antara metode perencanaan kuantitatif dan kualitatif tidak perlu di


pertentangkan, karena saling melengkapi dan masing-masing memiliki keunggulan
dan kelemahan.
1. Perencanaan Kuantitatif
Perencanaan kuantitatif biasanya digunakan dalam perencanaan yang bertujuan
untuk menguji suatu teori, untuk menyajikan suatu fakta atau mendeskripsikan
statistik, untuk menunjukan hubungan antara variabel, dan ada pula yang bersifat
mengembangkan konsep, mengembangkan pemahaman atau mendeskripsikan
banyak hal. Metode yang sering digunakan adalah experimental, deskripsi, survey,
dan korelasi. Perencanaan kuantitatif menyajikan proposal yang bersifat lengkap,

4
Purwanto, Metodologi Perencanaan Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan, Pustaka Pelajar,

7
rinci, prosedur yang spesifik, literatur yang lengkap dan hipotesis yang dirumuskan
dengan jelas. Pada perencanaan kuantitatif, proposalnya lebih singkat

dan tidak banyak kajian literature, pendekatan dijabarkan secara umum, dan biasanya
tidak menyajikan rumusan hipotesis.5

Metode kuantitatif digunakan apabila


a. Bila masalah yang merupakan titik tolak perencanaan sudah jelas.
Masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan
yang terjadi, antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan
praktek, antara rencana dengan pelaksanaan. Dalam menyusun proposal
perencanaan, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil
perencanaan sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti
untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang
miskin sebagai masalah harus ditunjukkan.
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
Metode perencanaan kuantitaif cocok digunakan untuk mendapatkan
informasi yang lebih luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu
luas, maka perencanaan dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi tersebut.
c. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain.
Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan.
Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap tingkat kesehatan.
d. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis perencanaan. Hipotesis
perencanaan dapat berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan
asosiatif.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan
fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui

5
Margono, Metodologi Peelitian Pendidikan, Rineka Cipta, 2010

8
IQ anak-anak dari masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran
dengan test IQ.
f. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas
pengetahuan, teori dan produk tertentu.
2. Perencanaan Kualitatif
Penggunaan perencanaan kualitatif digunakan oleh seseorang yang ingin tahu
suatu masalah yang terjadi dengan cara “sangat mendalam”. Oleh sebab itu metode
yang digunakan wawancara mendalam, observasi lapangan, pengamatan,
pencatatan.
Bahkan ada peneliti yang merasakan sendiri apa yang terjadi di lapangan dan
mengikuti informannya berada. Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan
yang berbeda bila dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini dijelaskan
kapan metode kualitatif digunakan
a. Bila masalah perencanaan belum jelas, Kondisi semacam ini cocok diteliti
dengan metode kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke
obyek, melakukan penjelajahan dengan grant tour questions, sehingga
masalah akan ditemukan dengan jelas.
b. Untuk memahami makna dibalik data yang tampak. Gejala sosial sering
tidak bisa dipahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang.
Setiap ucapan dan tindakan orang mempunyai makna tertentu. Data untuk
mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya cocok diteliti dengan
metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam, dan observasi
berperan serta, dan dokumentasi.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan perencanaan dengan metode kualitatif
dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi
sosial tersebut. Dengan demikian akan dapat ditemukan pola-pola hubungan
yang jelas.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak
diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data

9
wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan
apa yang dirasakan orang tersebut.
e. Untuk mengembangkan teori. Metode kualitatif paling cocok digunakan
untuk mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh
melalui lapangan.
f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan
kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data
secara trianggulasi atau gabungan (karena dengan teknik pengumpulan data
tertentu belum dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain),
maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode
kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan perencanaan
berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat diperoleh.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan
seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode
kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi wawancara mendalam
kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka sejarah perkembangan
kehidupan seseorang.6

2.3 Ciri-Ciri Metode Perencanaan Kuantitatif dan Kualitatif


1. Ciri perencanaan Kuantitatif
Ciri khas penlitian kuantitatif adalah adanya sumber teori yang kuat, hipotesis,
definisi operasional, sampling, proses pengumpulan data dengan angket, adanya
pembuatan instrumen, pengujian, perhitungn, pengujian hipotesis dan perencanaan
tersebut penuh dengan angka-angka statistik.

2. Ciri perencanaan Kualitatif


Metode perencanaan kualitatif memliki ciri sebagai berikut :
a. Latar alami (Natural Setting) yaitu kontek alami secara menyeluruh (holistic)
dan tidak dapat disolasi atau dieliminasi sehingga terlepas dari konteksnya.

6
Sugiyono, Metode Perencanaan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R&D),Alfabeta,

10
b. Instrumen manusia (human instrument) yang berarti merupakan instrumen
kunci (key instrumen) untuk menangka makna, interaksi nilai, nilai local yang
berbeda, yang mana hal ini tidak mungkin ditangkap oleh kuesioner.

2010

c. Memanfaatkan pengetahuan tak terkatakan karena realitas diasumsikan


mempunyai nuansa ganda yang sulit dipahami tanpa mengekspresikan dengan
dengan yang tak terkatakan.
d. Data kualitatif untuk mengungkapkan realitas ganda, mengungkapkan
hubungan alami antara peneliti dan informan.7

2.4 Perbedaan Perencanaan Kuantitatif dan Perencanaan Kualitatif


Perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu
perbedaan tentang aksioma, proses perencanaan, dan karakteristik perencanaan itu
sendiri.

1. Perbedaan Aksioma
Aksioma adalah pandangan dasar. Aksioma perencanaan kualitatif dan
kuantitatif meliputi seperti:
a. Sifat Realitas
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat
perbedaan antara metode kualitatif dan kuantitatif. Seperti telah
dikemukakan dalam metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat
positivisme, realitas dipandang sebagai sesuatu yang kongkrit, dapat
diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan menurut jenis, bentuk,
warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan diverivikasi.

7
Bungin, M. Burhan, Metodologi Perencanaan Kuantitatif, Kencana Prenada Media Group, 2006

11
b. Hubungan peneliti dangan yang diteliti
Dalam perencanaan kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga
peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat
independen. Sedangkan perencanaan kualitatif peneliti sebagai human
instrument dan dengan teknik pengumpulan data participant observation
(observasiberperan serta) dan in depth interview (wawancara mendalam).
c. Hubungan antar variabel
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang
diteliti lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam
perencanaannya ada variabel independen dan dependen. Contohnya
pengaruh iklan terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang
ditayangkan maka akan semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai
variabel independen (sebab) dan nilai penjualan sebagai variabel dependen
(akibat).
d. Kemungkinan generalisasai
Pada umumnya perencanaan kuantitatif lebih menekankan pada keluasan
informasi sehingga metode ini cocok digunakan sebagai populasi yang luas
dengan variabel yang terbatas dan menggunakan data sampel yang diambil
dari populasi tersebut dengan teknik probality sampling (random).
e. Peranan nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi
antara peneliti data dengan sumber data. Dalam perencanaan kuantitatif,
karena peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas
dari nilai-nilai yang dibawa peneliti dan sumber data sehingga data yang
diperoleh obyektif.

2. Karakteristik perencanaan
Karakteristik perencanaan menurut kualitatif menurut Bogdan and Biklen
(1982) yaitu:
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung kesumber data dan peneliti
adalah instrumen kunci.

12
b. Perencanaan kualitatif lebih bersifat eskritif. Data yang terkumpul berbentuk
katakata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
c. Perencanaan kualitatif melakukan analisi data secara induktif.

d. Perencanaan kualitatif lebih menekankan makna.

e. Teknik pengumpulan data kualitatif adalah participant observation, in depth


interview, dan dokumentasi.

Karakteristik perencanaan kuantitatif yaitu:


a. Perencanaan kuantitatif ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan.
b. Perencanaan kuantitatif melakukan analisis data secara deduktif.
c. Data yang diperoleh hasil pengukuran variabel yang dioperasionalkan dengan
menggunakan instrumen.
d. Teknik pengumpulan data kuantitatif adalah angket, observasi dan wawancara
terstruktur.
e. Tujuan perencanaan ini untuk menguji teori, menunjukan hubungan antar
variabel, dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai prediktif.
3. Proses perencanaan
a. Proses perencanaan kuantitatif
Peneliti kuantitatif pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah.
Perencanaan kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti
untuk mendapatkan yang betul-betul masalah. Peneliti harus digali melalui studi
pendahuluan melalui fakta-fakta empiris dan peneliti juga harus menguasai teori
melalui membaca berbagai referensi. Masalah dirumuskan secara spesifik dan
dibuat dalam bentuk kalimat tanya. Untuk menjawab rumusan masalah yang
sifatnya sementara (berhipotesis) peneliti dapat membaca refrensi teoritis yang
relavan dengan masalah dan berfikir. Menguji hipotesis tersebut peneliti dapat
memilih metode/strategi/pendekatan/desain peneliti yang sesuai. Metode
perencanaan kuantitatif yang dapat digunakan adalah metode survey, ex post facto,
eksperimen, evaluasi, action research, policy research. Setelah metode perencanaan

13
dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen perencanaan atau alat
pengumpulan data yang berbentuk test, angket, untuk pedoman wawancara atau
observasi. Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang berbentuk
populasi atau sampel. Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk
menjawab rumusan dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode perencanaan yang berupa
jawaban terhadap rumusan masalah. berdasarkan proses diatas maka tampak jelas
bahwa perencanaan kuantitatif bersifat linier, penggunaan konsep dan teori yang
relavan serta pengkajian terhadap hasil-hasil perencanaan.

b. Proses perencanaan kualitatif


Pada tahap pertama disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand tour
question. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar,
dirasakan, dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap
informasi yang diperolehnya.
Pada tahap ke dua disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap ini peneliti mereduksi
seagala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama untuk memfokuskan
pada masalah tertentu.
Pada tahap ke tiga adalah tahap selection. Pada tahap ini peneliti menguraikan fokus
yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. Ibaratnya pohon, kalau fokus itu baru
pada aspek cabang, maka kalau pada tahap selection peneliti sudah mengurai
sampai ranting, daun, dan buahnya. Setelah peneliti melakukan analisis yang
mendalam terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat
menemukan tema dengan cara mengkostruksikan data yang diperoleh menjadi
sesuatu bangunan pengetahuan, hipotesis, atau ilmu yang baru.
Pada tahap ke lima, peneliti mencandra kembali terhadap kesimpulan yang telah
dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau tidak. Jika
kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka pengumpulan
data dinyatakan selesai.

2.5 Persamaan Antara Perencanaan Kuantitatif dan Kualitatif

14
Ada beberapa sisi yang sama-sama dimiliki oleh kedua desain perencanaan ini
sebagai cara untuk mendapatkan pengetahuan yang benar, yaitu sebagai berikut:
1) Pada tahap awal, kedua peneliti dengan desain yang berbeda ini meneliti
satu tema yang masih bersifat umum.
2) Terkait dengan tema yang akan diteliti, tahap berikutnya adalah membuat
pertanyaan-pertanyaan yang dimaksudkan untuk studi pendahuluan.
3) Masing-masing desain telah memiliki asumsi yag mendasari pelaksaan
perencanaan tersebut.
4) Dalam proses pelacakan informasi awal, terkadang digunakan metode
yang sama seperti observasi, wawancara, dan dokumentasi, meski kadar
pada masing-masing perencanaan tersebut berbeda.
5) Kebenaran data yang telah diperoleh diperiksa dengan caranya
masingmasing.
6) Data yang telah diperoleh diolah dan dibuatlah laporan hasil perencanaan
yang telah dilakukan.8

8
Zuriah Nurul, Metodologi Perencanaan Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi, 2007, PT
Bumi Aksara, hal 89-91.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jenis Metode Perencanaan kuantitatif banyak menggunakan hitungan,
statistik, dan tabel, dengan kaidah-kaidah tertentu. Perencanaan kuantitatif ini
menggunakan teknik pengumpulan data dengan quesioner. Perencanaan kuantitatif
sering digunakan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam maupun ilmu
sosial seperti biologi, fisika, kimia, matematika, sosiologi, jurnalisme, ekonomi, dan
lain sebagainya. Metode perencanaan ini berbeda dengan metode perencanaan
kualitatif karena menggunakan hitungan-hitungan, sedangkan metode perencanaan
kualitatif menggunakan kata-kata atau deskripsi. Sifat-sifat yang terdapat dalam
Perencanaan kuantitatif antara lain berisi penghitungan besaran atau jumlah,
pengukuran tingkat kejadian, pembuktian sesuatu, prediksi suatu variabel
berdasarkan variabel lain, tindakan atau eksperimen, dan pembuktian suatu
hipotesa. Perencanaan yang digunakan untuk Perencanaan Kuantitatif ini
merupakan perencanaan yang sistematis terhadap fenomena-fenomena yang terjadi
beserta hubungan-hubungannya.
Perencanaan kualitatif adalah salah satu metode perencanaan yang bertujuan
untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berfikir induktif.
Dalam perencanaan ini, peneliti terlibat dalam situasi dan setting fenomenanya yang
diteliti. Peneliti diharapkan selalu memusatkan perhatian pada kenyataan atau
kejadian dalam konteks yang diteliti. Setiap kejadian merupakan sesuatu yang unik
dan berbeda dengan yang lain karena ada perbedaan konteks.
3.2 Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan.
Kami tetap berharap makalah ini tetap memeberikan manfaat bagi pembaca.
Namun, saran dan kritik yang sifatnya membangun dengan tangan terbuka kami
terima demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA

Alsa, Asmdi, Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif serta kombinasinya dalam


perencanaan psikologi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003

Bungin, M. Burhan, Metodologi Perencanaan Kuantitatif, Jakarta: Kencana


Prenada
Media Group, 2006

Margono, Metodologi Peelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Muhammad Idrus, Metode Perencanaan Ilmu Sosial, 2009, Jakarta: Penerbit


Erlangga

Purwanto, Metodologi Perencanaan Kuantitatif untuk Psikologi dan Pendidikan,


Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010

Sugiyono, Metode Perencanaan Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


R&D), Bandung: Alfabeta, 2010

Zuriah Nurul, Metodologi Perencanaan Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi,


2007,
Malang: PT Bumi Aksara

17

Anda mungkin juga menyukai