Makalah
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Evalusi Pendidikan
pada Jurusn Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Alauddin Makassar
Oleh
Dosen Pemandu:
Dr. Misykat Malik Ibrahim, M.Si
Dr. Sitti Mania, M.Ag
PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas individu yang diberikan oleh deosen
yang berjudul Evaluasi Program. Ucapan rasa terima kasih juga, penulis haturkan
terhadap berbagai pihak yang membantu dalam penyelesaian penulisan makalah ini,
baik dalam bentuk moril maupun dalam bentuk materi, sehingga dapat terlaksana
dengan baik.
banyak terdapat kekurangan serta amat jauh dari kata kesempurnaan. Namun penulis
telah berusaha semaksimal mungkin dalam membuat sebuah makalah ini. Di samping
itu, penulis sangat mengharapkan kritik serta sarannya dari pembaca demi tercapainya
Penulis
i
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
yaitu pengukuran dan penilaian serta evaluasi. Antara tes, pengukuran, penilaian dan
evaluasi merupakan hal yang berbeda antar satu sama lain namun saling memiliki
Secara umum kegiatan evaluasi program hampir berkonotasi dengan kegiatan evaluasi
metodenya kuantitatif, instrumen juga kuantitatif. Fakta itu muncul dan menguat
sejak tahun 1960-an, dan baru mulai mereda di awal tahun 1980-an, dan sejak tahun
2000 dikotomi antara kuantitatif dan kualitatif dalam evaluasi program telah
ditinggalkan.2
kombinasi berbagai sumber referensi yang mengkaji tentang evaluasi program secara
umum, sehingga makalah ini lebih bersifat memperkenalkan dan membuka jalan untuk
1
Heri Retnawati dan Endag Multiyaningsih, Evaluasi Program Pendidikan (Universitas
Terbuka: Jakarta, 2013), h. 10.
2
Heri Retnawati dan Endag Multiyaningsih, Evaluasi Program Pendidikan, h. 25.
1
Selain itu dalam menjalankan aktivitas mengevaluasi suatu program atau
dikenal dengan nama evaluasi program, juga berbeda dengan istilah penelitian. Namun
dalam prakteknya, evaluator menggunakan sebagian besar desain yang sama dalam
metode penelitian.
Berdsarkan uraian di atas maka, penulis menggap perlu untuk menulis makalah
membahas tentang disitngsi antara evaluasi program dengan penelitian dan membahas
evaluasi program dalam prosedur kuantitatif maupun kualtatif serta akan membahas
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
hal-hal yang erat kaitannya dengan evaluasi. Pengukuruan adalah proses menetapkan
angka terhadap sesuatu dengan menggunakan aturan tertentu3 atau process by which
Sementara itu penilaian adalah semua cara yang digunakan untuk menilai
unjuk kerja individu atau kelompok.5 Dengan kata lain penilaian dapat diartikan
seseorang. Adapun evaluasi adalah the process of determining to what exte nt the
adalah hal yang berbeda namun saling terkait dalam hirarki evaluasi program. Hasil
3
Griffin, P dan Nix, P. Educational Assessment and Reporting (Harcout Brace Javanovich
Publisher: Sydney, 1991),h.3.
4
Oriondo, L.L., dan Antonio, E. M.D., 1998, Evaluating Educatiobal Outcomes (Test,
Measurement and Evaluation) (Rex Printing Company Inc: Florentino St., 1998), h. 2.
5
Griffin, P dan Nix, P. Educational Assessment and Reporting, ,h.3
6
Heri Retnawati dan Endag Multiyaningsih, Evaluasi Program Pendidikan (Universitas
Terbuka: Jakarta, 2013), h. 12.
3
yang dicapai dalam bentuk informasi digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
program.
kebutuhan atau tujuan evaluasi itu sendiri. Menurut Greene dalam Safruddin amin
bahwa tujuan evaluasi misalnya untuk mengetahui efektifitas suatu program maka
tersebut mencapai tujuan yang diinginkan?, Apakah program tersebut efektif (dalam
mencapai hasil yang diharapkan)?, Seberapa besar program tersebut mencapai hasil
nyata?, Seberapa jauh hasil – hasil nyata tersebut konsisten/sejalan dengan hasil yang
diharapkan?7
bisa dikembangkan sesuai kebutuhan sejauh mampu menemukan informasi dan data
masyarakat. Dilihat dari tujuannya, yaitu bahwa pelaksana ingin mengetahui kondisi
sesuatu, maka evaluasi dapat dikatakan salah satu bentuk penelitian yaitu penelitian
evaluatif, oleh karena itu dalam pelaksana evaluasi harus berfikir dan menentukan
7
Safruddin Amin, ‚Memperkenalkan Evaluasi Program Secara Kualitatif‛, Jurnal Etnohistori,
vol. 1, No. 1 (2014), h. 24.
4
Dalam berbagai sumber yang ada, bahwa terdapat perbedaan antara evaluasi
dengan penelitian. Dari segi pelaksana penelitian dan evaluasi dilabeli dengan istilah
yang berbeda. Orang yang hendak ingin melakukan penelitian disebut dengan peneliti,
namun pada evaluasi proram sering disebut sebagai evaluator. Sebagaimana menurut
Feuerstein bahwa evaluator program adalah seseorang yang melakukan evaluasi atau
menyasar beberapa perbedaan yaitu dari segi motivasi inqurer dan tujuan. Dari segi
motivasi dari inquirer. Penelitian dan evaluasi dilaksanakan untuk beberapa alasan
dari permasalahan praktis.9 Selain itu menurut Ashiong P. Munthe bahwa pada
dibuatkan rumusan masalah karena ingin mengetahui jawaban dari hasil penelitian.
Adaun dari segi tujuan, penelitian dan evaluasi mempunyai tujuan akhir yang
berbeda. Menurut Cronbach dan Suppesdalam Retnawati perbedaan tersebut
8
Feuerstein, Partners in Evaluation, terj. Farid Wadjidi, Evaluasi Partisipatoris (Jakarta: P3M,
1990), h. 204
9
Heri Retnawati dan Endag Multiyaningsih, Evaluasi Program Pendidikan , h. 31-32.
10
Ashiong P. Munthe Pentingnya Evaluasi Prgram di Instansi Pendidikan‛, Scholaria, vol. 5,
no. 2, (Mei 2015), h, 6.
5
halnya administrator sekolah, pembuat kebijakan pendidikan, manajer proyek
pengadaan buku teks, dan sejenisnya. Pada kegiatan yang berorientasi pada
dilakukan untuk mengonsep dan memahami gejala. Kegiatan difokuskan pada orang-
orang atau keadaan yang diharapkan dapat memberikan pencerahan pada masalah
pada keputusan.11
berbagai aspek, namun antara evaluasi program dan penelitian sama-sama patuh
terhadap kaidah-kaidah penenelitian.12 Maka dari itu dalam uraian jenis penelitian
terdapat istilah penelitian evaluasi yang merupakan bagian dari penelitian terapan.
kegiatan/program dan menentukan keberhasilan suatu prgram dan apakah sesuai dari
6
Dari uraian diatas maka arti evaluatif dalam penelitian evaluasi mengarah pada
sifat dari suatu kegiatan. Dalam hal ini, bagian yang penting dalam suatu evaluasi
adalah adanya suatu tujuan atau keadaan yang diharapkan, dan kemudian tujuan
tersebut dinilai dengan melakukan evaluasi. Penilaian dalam evaluasi ini tidak saja
yang tidak direncanakan. Oleh karena itu evaluasi akan dapat dilaksanakan dengan
baik apabila dalam program dicantumkan tujuan yang jelas, sehingga mampu
satu sama lain. McDavid dan Hawthorn dalam Safruddin menyusun perbedaan
14
Safruddin Amin, ‚Memperkenalkan Evaluasi Program Secara Kualitatif‛, h. 27.
7
(sesuai mentyajikan gambaran numerik atas variabel
kondisi lokal) selama proses variabel.
evaluasi.
Menggunakan sampel representatif
Umumnya menggunakan studi kasus
Evaluator sebagai instrumen Memastikan reliabilitas dan validitas
pengukuran utama instrumen
Pendekatan naturalistik: tidak Evaluator punya kemampuan dan kontrol
secara eksplisit memanipulasi seting terhadap
evaluasi. seting untuk memperbaiki validitas internal,
validitas
kesimpulan statsitik, dan validitas konstruk
dari rancangan evaluasi/penelitian.
Adanya perbedaan antara pendekatan evaluasi kuantitatif dengan kualitatif
memugnkinkan peluang untuk adanya kombinasi antara keduanya. Dengan begitu kita
dapat melibatkan evaluasi program pendekatan kualitatif dan pada tataran tertentu
evaluasi bisa dalam titik ekstrim kualitatif atau ekstrim kuantitatif, namun banyak
kemudian menggunakan kualitatif. Hal ini dapat ditempuh jika diperlukan upaya
terkaitan fenomena yang tidak tersenutuh oleh survey. Ketiga, terdapat juga data
menggunakan survei yang dilengkapi dengan open-ended question, atau evaluasi yang
15
Safruddin Amin, ‚Memperkenalkan Evaluasi Program Secara Kualitatif‛, h. 27.
8
organisasi atau pengguna evaluasi memutuskan bagaimana menindaklanjuti hasil
yang terkait dengan masalah tersebut. Hasil kualitatif yang telah mengidentifikasi
kemudian diteliti/dievaluasi.
Model-model evaluasi adalah desain yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar
evaluasi. Adapun beberapa model evaluasi yang familiar adalah 1) Goal Oriented
Evaluation Model, 2) Model Scriven yang berisi dua model yaitu Goal-Free
Evaluation Approach dan Formative and Summative model, 3) Model CIPP dan 4)
Model CSE- UCLA.
munculcpaling awal. Evaluasi berorientasi program dari Tyler ini didesain untuk
memfokuskan pada tujuan spesifik dari program dan sejauh mana prorgam ini telah
berhasil mencapai tujuan tersebut.17Yang menjadi objek pengamatan pada model ini
16
Safruddin Amin, ‚Memperkenalkan Evaluasi Program Secara Kualitatif‛, h. 27.
17
Aris Try Andreas Putra, ‚Evaluasi Program Pendidikan: ‚Pedekatan Evaluasi Program
Berorientasi Tujuan (Goal-Oriented Evaluation Approach: Ralph W. Tyler)‛, Shatut Tarbiyah, vol.18,
no.1 (2012), h. 62.
9
adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan sebelum program tersebut dimulai.
seberapa jauh tujuan tersebut telah tercapai dalam proses pelaksanaan program.18
Setelah langkah terakhir ini selesai, kesenjangan antara kinerja dan tujuan yang
kekurangan program. Saat program koreksi berjalan, berikutnya siklus evaluasi ini bisa
diulang kembali.
2. Model Scriven\
Approach, dan (2) Formative and Summative model. Adapun penjelasan dari kedua
model tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program. Yang perlu
18
Amat Jaedun, ‚Metode Penelitian Evaluasi Program‛, (Makalah disajikan pada kegiatan
Pelatihan Penelitian Evaluasi Kebijakan dan Evaluasi Program Pendidikan di UNY, Yogyakarta, 23-24
Agustus, 2010), h. 8.
19
Aris Try Andreas Putra, ‚Evaluasi Program Pendidikan: ‚Pedekatan Evaluasi Program
Berorientasi Tujuan (Goal-Oriented Evaluation Approach: Ralph W. Tyler)‛ h. 62.
10
program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan-penampilan yang terjadi
(pengaruh) baik hal-hal yang positif (yaitu hal yang diharapkan) maupun hal-hal yang
negatif (yang tidak diharapkan). Evaluasi juga membandingkan antara hasil yang
dicapai dengan besarnya biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut atau
melakukan cost benefit analysis.20 Ciri –ciri dari Model evaluasi Goal-Free Evaluation
program atau kegiatan, bukan hanya tujuan-tujuan yang teridentifikasi. Jenis model ini
mungkin telah diidentifikasi oleh perancang program. Melalui proses teknik baik
Scriven adalah ahli yang pertama sekali membedakan evaluasi formatif dan
program agar program tersebut lebih sistematis, efektif dan efisien. Adapun Evaluasi
20
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, h. 55.
21
Tayibnapis, Evaluasi Program, h. 35.
11
sumatif yang dilaksanakan di akhir suatu program yang bertujuan untuk melihat
merupakan suatu kerugian karena data evaluasi formatif diperoleh lebih dulu, hal ini
tingkat nasional atas sampel sekolah khusus, guru dan siswa pada tingkat
perkembangan tertentu. Penemuan hasil pada evaluasi sumatif ini akan diberikan
kepada konsumen/ pengguna. Objek atau subjek dan pemakaian evaluasi antara
evaluasi sumatif, audiensinya termasuk konsumen yang potensial seperti siswa, guru,
dan lain-lain yang terlibat dalam program. Evaluasi formatif harus mengarah kepada
22
Heri Retnawati dan Endag Multiyaningsih, Evaluasi Program Pendidikan, h. 27.
23
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan , h. 61.
12
Dengan demikian jelaslah bahwa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif
proyek, untuk memperbaiki, dan memperkuat lagi sesudah stabil, untuk menilai
3. Model CIPP
sebuah singkatan dari huruf awal empat buah kata, yaitu Context, Input, Process, and
Product. Keempat kata yang disebutkan dalam singkatan CIPP tersebut merupakan
sasaran evaluasi, yang tidak lain adalah komponen dari proses sebuah program
kegiatan. Dengan kata lain, model CIPP adalah model evaluasi yang memandang
Model evaluasi CIPP ini terdiri dari 4 huruf yang dari nama modelnya yaitu
yang akan dicapai oleh program dan merumuskan tujuan program.25 Tujuan evaluasi
konteks yang utama adalah untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
Dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan ini, evaluator akan dapat memberikan
b. Input Evaluation
sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai tujuan, dan bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Pertanyaan yang
24
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan , h. 43
25
Tayibnapis, Evaluasi Program (Jakarta: Rineka Cipta, 200), h. 14
13
berkenaan dengan masukan mengarah pada pemecahan masalah yang mendorong
masukan meliputi: (1) sumber daya manusia, (2) sarana dan peralatan pendukung, (3)
dana atau anggaran, dan (4) berbagai prosedur dan aturan yang diperlukan.26
c. Evaluation Process
Pada dasarnya evaluasi proses untuk mengetahui sampai sejauh mana rencana
telah diterapkan dan komponen apa yang perlu diperbaiki. Evaluasi proses dalam
model CIPP menunjuk pada ‚apa‛ (what) kegiatan yang dilakukan dalam program,
‚siapa‛ (who) orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab program, ‚kapan‛
(when) kegiatan akan selesai. Dalam model CIPP, evaluasi proses diarahkan pada
seberapa jauh kegiatan yang dilaksanakan di dalam program sudah terlaksana sesuai
dengan rencana.27
d. Product Evaluation
26
Rusydi Ananda dan Tien Rafida, Pengantar Evaluasi Program Pendidikan, h. 46.
27
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 47
28
Tayibnapis, Evaluasi Program, h. 14
14
menentukan atau memberikan rekomendasi kepada evaluan apakah suatu program
University of California in Los Angeles. Pada awalnya, karakteristik dari model CSE-
UCLA adalah adanya 5 (lima) tahap yang dilakukan dalam evaluasi yaitu:
a. Need assessment.
program?
program ini?
3. Tujuan jangka panjang apakah yang dapat dicapai melalui program ini?
b. Program planning.
data yang terkait langsung dengan program dan mengarahkan pada pemenuhan
kebutuhan yang telah diidentifikasi pada tahap pertama. Dalam tahap perencanaan ini
program yang di evaluasi degan cermat untuk mengetahui apakah rencana program
yang telah disusun berdasarkan analisis kebutuhan. Evaluasi tahap ini tidak lepas dari
15
c. Formative evaluation.
betul-betul terlibat dalam program karena harus mengumpulkan data dan berbagai
d. Summative evaluation.
mengumpulkan semua data tentang hasil dan dampak dari program.29 Melalui evaluasi
sumatif ini diharapkan dapat diketahui apakah tujuan yang dirumuskan untuk program
sudah tercapai dan jika belum dicari bagian mana yang dan apa faktor-faktor
penyebabnya
29
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
Pedoman Teoretis Praktis Bagi Mahasiswa Dan Praktisi Pendidikan ., h. 68-69
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Antara pengukuran, penilaian dan evaluasi adalah hal yang berbeda namun
saling terkait dalam hirarki evaluasi program. Sebab evaluasi merupakan proses untuk
Perbedaan antara evaluasi program dan penelitian dapat dilihat dari berbagai
aspek, namun antara evaluasi program dan penelitian sama-sama patuh terhadap
kaidah penenelitian. Maka dari itu dalam uraian jenis penelitian terdapat istilah
penelitian evaluasi yang merupakan bagian dari penelitian terapan. Penelitian evaluasi
menentukan keberhasilan suatu prgram dan apakah sesuai dari yang telah diharapkan.
Model-model evaluasi adalah desain yang dibuat oleh ahli-ahli atau pakar
evaluasi yang biasanya nama dari model evaluasi itu diambil dari nama pembuat
model tersebut atau singkatan dari tahap-tahap dari model yang dibuatnya. Adapun
beberapa model evaluasi yang familiar adalah 1) Goal Oriented Evaluation Model, 2)
Model Scriven yang berisi dua model yaitu Goal-Free Evaluation Approach dan
Formative and Summative model, 3) Model CIPP dan 4) Model CSE- UCLA.
17
DAFTAR PUSTAKA
18