EVALUASI PROGRAM
Dosen Pembimbing :
Novrianti, M.Pd
Oleh Kelompok 1:
Segala puji bagi Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas dalam mata kuliah
Evaluasi Program.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Evaluasi
Program khususnya tentang prinsip, aspek dan dimensi ,standar menilai, serta
istilah-istilah dalam Evaluasi Program yang kami sajikan berdasarkan pengamatan
dari berbagai sumber mulai dari mencari informasi literatur serta sumber lainnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi
sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Negeri Padang. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu kami meminta masukannya demi perbaikan
pembuatan makalah di masa yang akan datang dan mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Daftar Isi................................................................................................................ ii
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ditelaah dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang menjadi syarat/prinsip evaluasi program?
2. Apa yang menjadi aspek dan dimensi evaluasi program?
3. Bagaimana standar untuk menilai evaluasi program?
4. Apa saja yang yang menjadi istilah-istilah dalam evaluasi program?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan masalah yang dirumuskan dalam makalah ini yaitu:
1. Agar mengetahui apa saja syarat/prinsip evaluasi program
2. Agar mengetahui apa saja aspek dan dimensi evaluasi program
3. Agar dapat memahami standar untuk menilai evaluasi program
4. Agar mengetahui istilah-istilah dalam evaluasi program
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Program dan Evaluasi Program
1. Validitas
Sebuah Instrumen Evaluasi dikatakan baik manakala memiliki
validitas yang tinggi. Yang dimaksud Validitas disini adalah
kemampuan instrumen tersebut mengukur apa yang seharusnya
diukur. Ada tiga aspek yang hendak dievaluasi dalam evaluasi hasil
belajar yaitu aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Tinggi rendah
nya validitas instrumen dapat di hitung dengan uji validitas dan di
nyatakan dengan koefisien validitas
2. Reliabilitas
Instrumen dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi manakala
instrumen tersebut dapat menghasilkan hasil pengukuran yang
ketetapan disini tidak diartikan selalu sama tetapi mengikuti
perubahan secara ketetapan. Tinggi rendahnya reliabilitas ini dapat di
hitung dengan uji reliabilitias dan dinyatakan dengan koefisien
reliabilitas.
3. Objectivitas
Instrumen evaluasi hendaknya terhindar dari pengaruh-pengaruh
subyektifitas pribadi dari si evaluator dalam menetapkan hasilnya.
Dalam menekan pengaruh subyektifitas yang tidak bisa dihindari
hendaknya evaluasi dilakukan mengacu kepada pedoman terutama
menyangkut masalah kontinuitas dan komprehensif.
4. Evaluasi harus dilakukan secara kontinu (terus-menerus).
Dengan evaluasi yang berkali-kali dilakukan maka evaluator akan
memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keadaan audience
yang dinilai. Evaluasi yang diadakan secara on the spot dan hanya satu
atau dua kali, tidak akan dapat memberikan hasil yang obyektif
tentang keadaan audience yang di evaluasi.
5. Praktikabilitas
Sebuah intrumen evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang
tinggi apabila bersifat praktis mudah pengadministrasiannya dan
memiliki ciri sebagai berikut: Mudah dilaksanakan, tidak menuntut
peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada audience
mengerjakan yang dianggap mudah terlebih dahulu. Mudah
pemeriksaannya artinya dilengkapi pedoman skoring, kunci jawaban.
Dilengkapi petunjuk yang jelas sehingga dapat di laksanakan oleh
orang lain.
6. Ekonomis
Pelaksanaan evaluasi menggunakan instrumen tersebut tidak
membutuhkan biaya yang mahal tenaga yang banyak dan waktu yang
lama.
7. Taraf Kesukaran
Instrumen yang baik terdiri dari butir-butir instrumen yang tidak
terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Butir soal yang terlalu mudah
tidak mampu merangsang audience mempertinggi usaha
memecahkannya sebaliknya kalau terlalu sukar membuat audiece
putus asa dan tidak memiliki semangat untuk mencoba lagi karena
diluar jangkauannya. Di dalam isitilah evaluasi index kesukaran ini
diberi simbol p yang dinyatakan dengan “Proporsi”.
8. Daya Pembeda
Daya pembeda sebuah instrumen adalah kemampuan instrumen
tersebut membedakan antara audience yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan audience yang tidak pandai (berkemampuan rendah).
Indek daya pembeda ini disingkat dengan D dan dinyatakan dengan
Index Diskriminasi.
5) Evaluasi outcome
Evaluasi outcome adalah atau bisasa disebut dengan lulusan
merupakan evaluasi yang diarahkan guna melihat hasil belajar
seorang siswa lebih lanjut, evaluasi setelah terjun ke
masyarakat.
2. Persyaratan Evaluasi
a. Reliabilitas
Secara sederhana, reliabilitas (reliability) berarti hal tahan
uji atau dapat dipercaya.Sebuah alat evaluasi dipandang reliable
atau tahan uji apabila memiliki konsistensi atau keajegan hasil.
b. Validitas
Validitas berarti keabsahan atau kebenaran. Sebuah alat
evaluasi dipandang valid atau abash apabila dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur.
Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam
mengadakan kegiatan evaluasi dalam proses pendidikan menurut
Dimyati dan Mudjiono (2006:194-198) terurai sebagai berikut :
1) Kesahihan
Kesahihan menggantikan kata validitas (validity) yang
dapat diartikan sebagai ketepatan evaluasi mengevaluasi apa
yang seharusnya di evaluasi. untuk memperoleh hasil evaluasi
yang sahih, dibutuhkan insturmen yang memiliki/memenuhi
syarat-syarat kesahihan suatu instrumental evaluasi. Kesahihan
instrument evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan hasil
pengalaman.
2) Keterandalan
Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah
kepercayaan, yakni tingkat kepercayaan bahwa suatu
instrument evaluasi mampu memberikan hasil yang tepat.
Gronlund dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:196)
mengemukakan bahwa, “keterandalan menunjukkan kepada
konsistensi (keajegan) pengukuran yakni bagaimana keajegan
skor tes atau hasil evaluasi lain yang berasal dari pengukuran
yang satu ke pengukuran yang lain”. Dengan kata lain,
keterandalan dapat kita artikan sebagai tingakat kepercayaan
keajegan hasil evaluasi yang diperoleh dari suatu instrument
evaluasi.
3) Kepraktisan
Kepraktisan evaluasi dapat diartikan sebagai kemudahan-
kemudahan yang ada pada instrument evaluasi baik dalam
mempersiapkan, menggunakan, menginterpretasi/ memperoleh
hasil, maupun kemudahan dalam menyimpanya.
A. Kesimpulan
Evaluasi dapat memberikan pendekatan yang lebih banyak lagi dalam
memberikan informasi kepada pendidikan untuk membantu perbaikan dan
pengembangan sistem pendidikan. Karena evaluasi dapat membantu
mengadakan informasi tersebut, maka para pembuat aturan pendidikan dapat
memakai hasil evaluasi untuk alasan dalam proses perbaikan pendidikan.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safruddin AJ. (2008). Evaluasi
Program Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Adjadan, Suriadi. 2015. Evaluasi Program Pendidikan dan Pelatihan Calon Kepala
Sekolah (Studi Evaluatif Pascadiklat di LPMP Provinsi Maluku
Utara). Jurnal Teknologi Pendidikan, Volume 17. Nomor 3.
Drs. Zainal Arifin, M.Pd. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Direktorat
Jenderal Pendidikan Islam
Putro, Eko Widoyoko, 2014. Evaluasi Program Pembelajaraan,,
Yogyakarta;Pustaka Pelajar, Cet. VI.
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), h. 1
Tayibnafis, Farida Yusuf, (2000), Evaluasi Program, Jakarta: Rineka Cipta.