Anda di halaman 1dari 24

PENELITIAN EVALUATIF

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian


Pendidikan SD

Dosen Pengampu: Dr. Karlimah, M.Pd.

Disusun oleh :

Kelompok 6

Amanda Aulia R 1807147

Farhan Aulia 1804007

Fitriani Puspita 1800489

Shinta Auliamaudy 1807047

Susi Susanti 1804611

3B PGSD

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2021
KATA PENGANTAR

Pertama – tama penulis ingin memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas
segala rahmat dan petunjuk nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini.

Makalah ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman dalam proses


pembelajaran dan berdiskusi. Untuk memenuhi maksud tersebut penulis
mengumpulkan data dari beberapa sumber untuk dijadikan pembahasan pada
materi makalah ini yang berjudul “Penelitian Evaluatif”.

Dalam penyusunan makalah ini, tak jarang kami mengalami beberapa


kendala. Oleh karena itu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran dari ibu dan teman teman sangat kami harapkan.

Tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.
Karlimah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian
Pendidikan SD, beserta rekan rekan 3B PGSD yang kami banggakan.

Akhir kata kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi


pembacanya khususnya bagi rekan – rekan mahasiswa.

Tasikmalaya, 14 Maret 2021

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Konsep dan Tujuan Penelitian Evaluatif ........................................................... 3

2.2 Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif ........................................................... 5

2.3 Standar Evaluasi ................................................................................................ 8

2.4 Lingkup Penelitian Evaluatif dalam Pendidikan ............................................... 8

2.5 Pendekatan Penelitian Evaluatif ........................................................................ 9

2.6 Langkah-Langkah Evaluasi Program ............................................................. 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 19

3.1 Simpulan ......................................................................................................... 19

3.2 Rekomendasi ................................................................................................... 19

3.3 Implikasi.......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan


sejumlah pengetahuan, juga merupakan suatu usaha yang sistematis dan
terorganisasi untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.
Hakekat penelitian dapat dipahami dengan mempelajari berbagai aspek yang
mendorong peneliti untuk melakukan penelitian.

Ada berbagai macam penelitian, diantaranya penelitian evaluatif. Penelitian


evaluatif pada dasarnya digunakan untuk meneliti keberhasilan suatu program
khususnya yang berkaitan dengan dunia pendidikan. Begitu banyak program yang
dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang sehingga dibutuhkan penelitian
evaluatif tentang keberhasilan atau terlaksananya program tersebut dalam
implementasinya dilapangan. Penelitian evaluatif difokuskan pada suatu kegiatan
dalam suatu unit tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses,
ataupun hasil kerja. Sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi ataupun
lembaga.

Penelitian evaluatif dalam pendidikan sangat diperlukan untuk memperbaiki


mutu kinerja lembaga pendidikan, sistem dari pendidikan dan program-program
yang akan dilaksanakan atau program yang diharapkan dapat meningkatkan mutu
pendidikan di Indonesia. Untuk itu kita perlu mengkaji dan memahami penelitian
evaluatif lebih lanjut, terkait dengan tujuan, manfaat, serta prosedur yang benar
dalam penelitian evaluatif.

Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang penelitian
evalutif dan komponen-komponen yang tercakup didalamnya.

1
2

1.2 Rumusan Masalah

Sehubungan dengan latar belakang tersebut, rumusan masalah penulisan


adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dan tujuan penelitian evaluatif?


2. Apa itu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif?
3. Bagaimana standar evaluasi?
4. Apa saja lingkup penelitian evaluatif dalam pendidikan?
5. Apa saja pendekatan dalam penelitian evaluatif?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam evaluasi program?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan makalah ini


adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan tujuan penelitian evaluatif.


2. Untuk mengetahui apa itu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
3. Untuk mengetahui bagaimana standar evaluasi.
4. Untuk mengetahui apa saja lingkup penelitian evaluatif dalam pendidikan.
5. Untuk mengetahui apa saja pendekatan dalam penelitian evaluatif.
6. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah dalam evaluasi program.

1.4 Manfaat Penulisan

Penulisan makalah dapat memberikan manfaat baik bagi penulis maupun


pembaca untuk mendapatkan gambaran mengenai penelitian evaluatif dan
bagaimana penelitian evaluatif itu dilaksanakan terutama penelitian evaluatif di
bidang pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep dan Tujuan Penelitian Evaluatif

2.1.1 Konsep Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam


mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai
atau manfaat (worth) dari suatu praktik. Nilai atau manfaat dari suatu praktik
didasarkan dari hasil pengumpulan data dengan menggunakan standar atau
kriteria tertentu yang digunakan secara absolut maupun relatif.

Banyak persamaan antara penelitian evaluatif dan evaluasi itu sendiri.


Keduanya bisa mengkaji fokus atau permasalahan yang sama, menggunakan
desain dengan metode dan teknik pengukuran atau pengumpulan data yang sama.
Keduanya juga dapat menggunakan sampel dengan lokasi atau lingkup wilayah
yang sama, menggunakan teknik analisis data dan interpretasi hasil yang sama.

Perbedaan mendasar antara keduanya adalah dalam tujuan dan penggunaan.


Penilitian evaluatif dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji atau
membuktikan hipotesis, sedang evaluasi ditujukan untuk mengambil keputusan.
Penelitian evaluatif bersifat hypothesis driven sedang evaluasi bersifat decision
driven. Perbedaan mendasar yang lain adalah penggunaannya, hasil penelitian
evaluatif disimpan sampai ada lembaga atau orang yang akan mengunakannya,
sedang hasil evaluasi segera digunakan untuk mengambil keutusan terhadap
program yang dievaluasi.

Meskipun terdapat perbedaan, namun keduanya berhubungan erat. Penelitian


evaluatif dilaksanakan dengan maksud hasilnya dapat digunakan untuk
memperbaiki praktik. Di pihak lain evaluasi yang baik dilaksanakan dengan
berpegang pada prinsip dan prsedur penelitian evaluatif.

3
4

2.1.2 Tujuan Penelitian Evaluatif

Tujuan penelitian evaluatif secara umum adalah untuk merancang,


menyempurnakan dan menguji efektifitas pelaksanaan suatu program pendidikan
agar sesuai dengan perkembangan zaman. Secara lebih rinci tujuan penelitian
evaluatif adalah:

1. Membantu perencanaan untuk pelaksanaan program.


2. Membantu dalam menentukan keputusan penyempurnaan atau perubahan
program.
3. Membantu dalam penentuan keputusan keberlanjutan atau pemberhentian
program.
4. Menemukan fakta-fakta dukungan atau penolakan terhadap program.
5. Memberikan sumbangan dalam pemahaman proses psikologis, sosial, dan
politik, dalam pelaksanaan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi
program.

2.1.3 Ciri-Ciri Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi yang mengikuti kaidah-


kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan keilmiahan,
mengikuti sistematika dan metodologi secara benar dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sejalan dengan pengertian yang terkandung di dalamnya,
maka penelitian evaluatif yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku


bagi penelitian pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir secara sistemik, yaitu
memandang program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dari
beberapa komponen atau unsur yang saling berkaitan satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dari objek yang dievaluasi, bagi pengawas
adalah keberhasilan program pembinaan.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dari objek yang dievaluasi, perlu
adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor penentu bagi
keberhasilan program.
5

4. Menggunakan standar, kriteria, atau tolok ukur sebagai perbandingan dalam


menentukan kondisi nyata dari data yang diperoleh dan untuk mengambil
kesimpulan.
5. Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan atau
rekomendasi bagi sebuah kebijakan atau rencana program yang telah
ditentukan. Dengan kata lain, dalam melakukan kegiatan evaluasi program,
peneliti harus berkiblat pada tujuan program kegiatan sebagai standar, kriteria,
atau tolok ukur.
6. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara
rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana,
maka perlu ada identifikasi komponen, yang dilanjutkan dengan identifikasi
sub komponen, dan sampai pada indikator dari program yang dievaluasi.
7. Standar, kriteria atau tolok ukur, diterapkan pada indikator, yaitu bagian yang
paling kecil dari program agar dapat dengan cermat diketahui letak kelemahan
dari proses kegiatan.
8. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci dan
akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat (Borg and Gall,
2003)

2.2 Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif

Model evaluasi ini mulai dilakukan ketika kebijakan, program atau proyek
mulai dilaksanakan (evaluasi formatif) sampai akhir pelaksanaan program
(evaluasi sumatif). Purwanto (2009:28) mengemukakan model evaluasi yang
diungkapkan Scriven, bahwa evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan
pada saat sistem masih dalam pengembangan yang penyempurnaannya terus
dilakukan atas dasar hasil evaluasi. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
yang dilakukan setelah sistem sudah selesai menempuh pengujian dan
penyempurnaan.

Secara teoritis pelaksanaannya, kedua jenis evaluasi ini dilakukan secara


berimbang. Evaluasi formatif dapat dilakukan sejak awal program dilaksanakan,
sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program. Dengan seringnya
dilakukan evaluasi formatif, maka pembuat program akan mengetahui kelemahan
6

dan hambatan selama program dilaksanakan. Dengan diketahuinya kelemahan dan


hambatan selama pelaksanaan program tersebut, maka akan segera dilakukan
perbaikan. Sedangkan evaluasi sumatif akan menghadirkan hasil program yang
dapat atau tidak dilanjutkan berlangsungnya program tersebut.

2.2.1 Evaluasi Formatif

Evaluasi formatif adalah evaluasi dari dalam yang menyajikan untuk


perbaikan atau meningkatkan hasil yang dikembangkan. Evaluasi formatif
digunakan untuk memperoleh informasi yang dapat membantu memperbaiki
program atau obyek yang diteliti, dengan cara menilai kualitas pelaksanaan
program dan konteks organisasi, seperti personil, prosedur kerja dan input.
Evaluasi formatif digunakan untuk mendapatkan feedback dari suatu aktivitas
dalam bentuk proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas
program yang berlangsung.

Evaluasi formatif dilaksanakan pada saat implementasi program sedang


berjalan. Fokus evaluasi berkisar pada kebutuhan yang dirumuskan oleh karyawan
atau orang-orang dalam program. Evaluator sering merupakan bagian dari
program dan kerja sama dengan orang-orang dalam program. Evaluasi ini
menekankan pada usaha memberikan informasi yang berguna secepatnya bagi
perbaikan program. Evaluasi formatif memberikan umpan balik secara terus-
menerus untuk membantu pengembangan program.

Evaluasi formatif mencakup beberapa jenis evaluasi:

1. Penilaian kebutuhan (needs assessment), menentukan siapa yang


membutuhkan program, seberapa besar kebutuhan itu, dan apa yang mungkin
berhasil untuk memenuhi kebutuhan itu.
2. Konseptualisasi terstruktur (structured conceptualization), membantu para
pemangku kepentingan mendefinisikan program atau teknologi, populasi
target, dan hasil yang mungkin.
3. Evaluasi implementasi (implementation evaluation), memonitor ketepatan
program atau teknologi
7

4. Evaluasi proses (process evaluation), menyelidiki proses penyampaian


program atau teknologi, termasuk prosedur penyampaian alternatif.

2.2.2 Evaluasi Sumatif

Evaluasi sumatif digunakan untuk mengetahui hasil dari suatu program.


Evaluasi sumatif dilaksanakan untuk menilai manfaat suatu program sehingga dari
hasil evaluasi akan dapat ditentukan suatu program tertentu yang akan diteruskan
atau dihentikan. Evaluasi sumatif dilakukan dengan cara mendeskripsikan apa
yang terjadi sebagai akibat dari pelaksanaan program. Mendiskripsikan seluruh
dampak baik yang ditargetkan maupun tidak, dan mengestimasi biaya yang terkait
dengan program yang telah dilaksanakan.

Pada pelaksanaan evaluasi sumatif difokuskan pada variabel-variabel yang


dianggap penting bagi sponsor program maupun pihak pembuat keputusan.
Evaluator luar atau tim review sering dipakai karena evaluator internal dapat
mempunyai kepentingan yang berbeda. Waktu pelaksanaan evaluasi sumatif
terletak pada akhir implementasi program. Evaluasi sumatif mengemukakan atau
mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti apakah produk tersebut lebih efektif
dan lebih kompetitif. Evaluasi sumatif dilakukan untuk menentukan bagaimana
akhir dari program tersebut bermanfaat dan juga keefektifan program tersebut.

Perbandingan kedua jenis evaluasi Worthen, Sander dan Fitzpatrick dalam


Sukmadinata, Nana Syaodih (2009: 122):

Formatif Sumatif
1. Tujuan Menyempurnakan program Menilai kelayakan program

2.
Pengguna Pimpinan, administrator, dan Pengguna atau pemberi dana
staf
3.
Pelaksana Evaluator internal Evaluator eksternal
4.
Pengumpulan data Multi metode, informal Instrumen baku (valid dan
5. reliabel)

Sampel Purposif atau probabilitas Probabilitas


6. - -
Pertanyaan Kegiatan mana yang berjalan Apa hasilnya?
8

dan mana yang tidak? - Dalam situasi bagaimana?


- Apa yang harus diperbaiki? - Membutuhkan biaya, sarana
- Bagaimana perbaikannya? prasarana dan latihan apa?

2.3 Standar Evaluasi

Standar evaluasi pendidikan yang baik menurut Joint Committee for


Educational Evaluation (1994) dalam Sukmadinata, Nana Syaodih (2009: 123)
mencakup empat aspek sebagai berikut:

1. Standar kebergunaan (untility standards)


2. Standar kelayakan (feasibility standards)
3. Standar kesantunan (propriety standards)
4. Standar ketepatan (accuracy standards)

Empat standar di atas bukan merupakan standar yang baku, yang wajib untuk
diikuti, tetapi dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan didalam
merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil evaluasi.

2.4 Lingkup Penelitian Evaluatif dalam Pendidikan

Penelitian evaluatif dalam pendidikan mencakup bidang yang cukup luas,


adapun beberapa contoh bidang antara lain:

1. Kurikulum
Bagiannya antara lain desain kurikulum, implementasi dan evaluasi kurikulm.
Material kurikulum berupa buku teks, modul, paket, perangkat keras,
perangkat lunak, film, video, dll. Sumber belajar berupa laboratorium,
workshop dan perpustakaan.
2. Program pendidikan
Misalnya Anak berbakat, anak yang lambat, pencegahan putus sekolah,
remedial. Programmnya antara lain: sains, social, matematika, ketrampilan
PJJ.
3. Pembelajaran
Model-model pembelajaran seperti CTL, Discovery inquiry, pembelajaran
terpadu,dll.
9

5. Pendidik, Guru, konselor dan administrator.


Siswa kepribadian, kecerdasan, sikap, minat, motivasi, kebiasan belajar dan
prilaku menyimpang.
6. Organisasi Sekolah dasar, sekolah menengah, pendidikan tinggi, pendidikan
kejuruan, pendidikan khusus,dll
7. Manajemen Personil, sarana dan prasarana, biaya, partisipasi masyarakat, dan
kegiatan ekstrakurikuler.

2.5 Pendekatan Penelitian Evaluatif

Pendekatan evaluasi merupakan strategi untuk memfokuskan kegiatan


evaluasi agar dapat menghasilkan sesuatu yang bernilai guna. McMillian dan
Schumacher (2001) dalam Sukmadinata, Nana Syaodih (2009:125)
mengemukakan enam pendekatan dalam penelitian evaluatif:

1. Evaluasi berorientasi tujuan

Evaluasi ini ditujukan untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan dalam


pelaksanaan program kegiatan oleh kelompok sasaran, atau untuk mengukur hasil
pelaksanaan program/kegiatan, seperti kurikulum pembelajaran, manajemen
berbasis sekolah, penggunaan dana bantuan operasional, dll. Kelompok sasaran
yang diharapkan akan berdampak positif dari pelaksanaan kegiatan tersebut
adalah siswa, guru, dan sekolah.

Langkah-langkah evaluasi yang berorientasi pada tujuan (Sukmadinata, Nana


Syaodih. 2009:125)

1) Pemilihan tujuan yang dapat diukur


2) Pemilihan instrumen
3) Pemilihan desain evaluasi
4) Pengumpulan dan analisis data
5) Interpretasi data
10

2. Evaluasi berorientasi pengguna

Evaluasi ini menekankan pada hasil atau produk yang sesuai harapan dan
sesuai kebutuhan pengguna. Evaluasi dapat diterapkan terhadap produk program
seperti, hasil penerapan kurikulum, pembelajaran, pendidikan anak berbakat,
pendidikan nilai, dsb. Pengguna dari program tersebut adalah orang tua, siswa,
dunia industri, dll. Produk juga dapat dilakukan pada produk-produk yang bersifat
perangkat lunak dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat berupa proses
pembelajaran menggunakan komputer dan video-audio, sedang perangkat keras
dapat berupa media cetak, buku, modul dan alat peraga lainnya.

3. Evaluasi berorientasi keahlian

Evaluasi ini menggunakan standar keahlian untuk mengevaluasi program atau


komponen pendidikan dengan menggunakan kriteria atau standar yang telah
dirumuskan oleh para ahli, misalnya para ahli kurikulum telah merumuskan
standar kurikulum yang memenuhi kaidah-kaidah yang dikatakan baik dan dapat
diimplementasikan dalam dunia pendidikan. Ahli manajemen pendidikan juga
telah merumuskan bagaimana langkah-langkah menjalankan manajemen berbasis
sekolah yang sesuai dengan kaidah-kaidah atau prinsip-prinsip manajemen yang
baik.

4. Evaluasi berorientasi keputusan

Evaluasi jenis ini akan menentukan keputusan yang akan diambil, pemilihan,
pengumpulan dan analisis data yang dibutuhkan untuk penentuan keputusan, dan
menyampaikan laporan pada penentu keputusan. Jenis bidang dan program yang
dievaluasi serta lingkup dari evaluasi akan menentukan hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan oleh penentu kebijakan pada tingkat mana. Misalnya hasil evaluasi
kurikulum di propinsi tertentu akan menjadi bahan penentuan kebijakan bidang
kurikulum dinas pendidikan propinsi tersebut.

5. Evaluasi berorientasi lawan

Evaluasi ini berbeda dengan jenis pendekatan yang lain. Dalam evaluasi
berorientasi lawan ini untuk menguji keampuhan suatu program harus
dibandingkan dengan program lain atau menggunakan standar evaluasi yang lain.
11

Program kegiatan yang baik akan tetap unggul meskipun dibandingkan dengan
program lain atau menggunakan standar evaluasi yang lain. Pembandingan dua
program akan dapat memberikan pro dan kontra bagi masing-masing dan dapat
menjadi bahan masukan untuk penyempurnaan program tersebut selanjutnya.

6. Evaluasi berorientasi partisipan-naturalistik

Pendekatan evaluasi ini bersifat holistik atau menyeluruh, dengan


menggunakan aneka instrumen dan aneka data untuk memperoleh pemahaman
yang utuh dari sudut pandang dan nilai-nilai yang berbeda tentang pelaksaan
pendidikan menurut perspektif atau sudut pandang para partisipan.

Contoh Rumusan Masalah Penelitian Evaluatif

a. Apakah kurikulum 2013 dapat menghasilkan lulusan yang maju dalam


akademik dan non akademik?
b. Apakah kegiatan KKKS di Gugus V Kelurahan ... Kecamatan ... Kabupaten ...
dapat meningkatkan kinerja kepala sekolah?
c. Apakah penggunaan media pembelajaran ... dapat meningkatkan motivasi dan
aktivitas belajar siswa di SDN ...

2.6 Langkah-Langkah Evaluasi Program

1. Analisis Kebutuhan

Menurut Arikunto dan Jabar (dalam Ananda dan Rafida, 2017) analisis
kebutuhan diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengidentifikasi kebutuhan sekaligus menentukan prioritas diantaranya. Dalam
konteks pendidikan dan pembelajaran kebutuhan diartikan sebagai suatu kondisi
yang memperlihatkan adanya kesenjangan antara keadaan nyata (yang ada)
dengan kondisi yang diharapkan. Kebutuhan tersebut dapat terjadi pada diri
individu, kelompok maupun lembaga.

Selanjutnya langkah pelaksanaan analisis kebutuhan menurut Arikunto dan


Jabar dalam (Ananda dan Rafida, 2017) terbagi menjadi menjadi 2 teknik yaitu:
12

a. Analisis Kebutuhan Secara Objektif

Analisis kebutuhan secara objektif dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai


berikut:

1) Mengidentifikasi lingkup tujuan-tujuan penting dalam program yang akan


dievaluasi.
2) Menentukan indikator dan cara pengukuran tujuan-tujuan.
3) Menyusun kriteria (standar) untuk tiap-tiap indikator dengan acuan pedoman
atau acuan apa saja yang ada dalam sistem dan bidang yang dievaluasi.
4) Menyusun alat pengukuran untuk tiap-tiap indikator.
5) Membandingkan kondisi yang diperoleh dengan kriteria, jika data yang
diperoleh lebih rendah dari tingkat standar maka maknanya berarti ada
kebutuhan.

b. Analisis Kebutuhan Secara Subjektif

Analisis kebutuhan secara subjektif dilakukan dengan tahapan-tahapan


sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi tujuan-tujuan penting dalam program yang akan dievaluasi.


2) Menentukan pilihan kriteria atau menyusun kriteria yang sesuai dengan setiap
tujuan masing-masing bidang dan indikator.
Dalam langkah ini evaluator perlu mengumpulkan banyak bukti formal yang
akan digunakan untuk dasar pertimbangan kebutuhan.
3) Menyusun skala bertingkat yang digunakan untuk mempertimbangkan tingkat
penampilan indikator.
Dalam pembuatan skala sedapat mungkin diurutkan sesuai dengan tingkat
penerimaan, dan skala tersebut sebaiknya berbentuk interval.
4) Jika sudah selesai membuat skala, kumpulkan semua calon evaluator untuk
bersama-sama menentukan urutan kebutuhan dan skala prioritas kebutuhan.
Jika kebetulan terdapat dua kebutuhan yang sejajar, diperlukanlagi
kesepakatan untuk menentukan masa kebutuhan yang lebih mendesak untuk
diprioritaskan dalam penyelesaiannya. Yang terpenting untuk diingat adalah
13

bahwa menentukan urutan kebutuhan jangan sampai ada subjektivitas yang


masuk sehingga menyebabkan hasilnya menyimpang dari kenyataan yang ada.

2. Scheduling (Penjadwalan)

Penyusunan jadwal kegiatan evaluasi diperlukan, terutama untuk kepentingan,


kelancaran kegiatan evaluasi itu sendiri, mengatur batas waktu penyelesaian setiap
kegiatan, dan menentukan jumlah waktu yang diberikan untuk setiap kegiatan.
Kegiatan yang dilakukan selama evaluasi diarahkan untuk mengecek tujuan
program serta menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti bagaimana pengembangan
rancangan strategi evaluasi dan prosedur samplingnya, bagaimana perencanaan
dan pelaksanaan pengumpulan data/informasi dan analisisnya, dan bagaimana
pelaporan hasil evaluasinya.

Batas waktu atau deadline untuk menyelesaikan setiap kegiatan mengacu pada
waktu di mana kegiatan diharapkan selesai. Jumlah waktu yang diberikan untuk
setiap kegiatan dibuat dalam satuan waktu jam, hari atau minggu yang akan
dihabiskan untuk kegiatan, dan itu biasanya dihitung berdasarkan pertimbangan
kemampuan dan waktu yang tersedia bagi evaluator.

3. Penugasan dan Monitoring

Merencanakan dan mengelola evaluasi berarti juga melakukan aktivitas


mengawasi atau melihat bagaimana staf secara efisien melakukan kegiatan
evaluasi. Berbagai informasi harus dikumpulkan, misalnya informasi tentang
jumlah waktu yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan, bagaimana setiap kegiatan
diselesaikan, dan masalah-masalah apa yang timbul.

Tenaga yang berperan serta dalam evaluasi program, pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu tenaga evaluator dan tenaga penunjang atau
pembantu. Tenaga evaluator adalah tenaga inti yang bertanggung jawab penuh
atas keseluruhan pekerjaan evaluasi, sedangkan tenaga penunjang atau pembantu
adalah orang-orang yang menyelesaikan sebagian pekerjaan evaluasi atas dasar
permintaan dan arahan dari evaluator.
14

Apabila tenaga evaluator merupakan tim, maka perlu ada kesepakatan tentang
siapa yang menjadi ketua tim dan siapa menjadi anggota. Lebih jauh siapa yang
menjadi evaluator pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Hal ini pentiing
terutama dalam kaitannya dengan hak-hak, wewenang dan yang terpenting adalah
tanggungjawab dalam melaksanakan evaluasi.

4. Budgeting (Pembiayaan)

Masalah pembiayaan evaluasi merupakan hal yang perlu dikelola secara


efektif dan efisien. Dalam hal ini evaluator harus dapat mengelola biaya yang
dialokasikan atau yang telah disepakati dalam kontrak. Meskipun dalam kontrak
dimungkinkan adanya perubahan melalui adendum atau revisi, hal ini ditempuh
jika benar-benar telah terjadi sesuatu yang luar biasa seperti kejadian force
majeur.

Suatu evaluasi biasanya diberikan sejumlah biaya dan jumlah yang telah
ditentukan, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk merencanakan biaya, evaluator
harus mempertimbangkan antara lain keperluan yang dibutuhkan dan ketersediaan
sumber, rincian kegiatan, alokasi waktu, dan jumlah staf yang ditugasi.
Seluruhnya diatur sesuai dengan biaya dan jadwal. Biaya evaluasi dibedakan
menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung.

1) Biaya Langsung.

Biaya langsung adalah biaya-biaya yang diperlukan untuk mendanai seluruh


kegiatan evaluasi. Pos-pos pengeluaran untuk biaya langsung ini terdiri atas;
pengeluaran untuk staf dan nonstaf. Pengeluaran untuk staf meliputi; gaji/honor,
biaya lainnya (asuransi, kesehatan, keamanan), biaya konsultan. Sedangkan
pengeluaran untuk nonstaf meliputi; sewa, ATK, peralatan, penggunaan
komputer, telepon, surat-menyurat, percetakan dan penggandaan, serta perjalanan
(lumpsum, tranpor, penginapan).

2) Biaya Tak Langsung.

Biaya tak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
evaluasi, tetapi tidak termasuk dalam pos biaya langsung. Biaya tak langsung
biasanya dihitung dala prosentase dari total biaya langsung atau prosentase dari
15

gaji/honor, misalnya 20% dari biaya langsung. Dalam hal ini segala sumber yang
tersedia dan mungkin dapat digunakan dalam proses evaluasi hendaknya
ditentukan, dimanfaatkan berdasarkan kesepakatan yang jelas. Apa saja dokumen-
dokumen, buku-buku, sarana prasarana dan lain-lain sumber yang akan
dimanfaatkan dalam evaluasi harus direncanakan, dimanfaatkan dan dikelola
dengan prinsip efektivitas dan efisiensi.

5. Proposal Evaluasi Program

Proposal menurut Arikunto dan Jabar (dalam Ananda dan Rafida, 2017)
adalah sebuah rencana kerja yang menggambarkan semua kegiatan yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi program.

Terdapat 6 (enam) komponen yang terdapat format rancangan proposal


evaluasi program menurut Arikunto dan Jabar (dalam Ananda dan Rafida, 2017)
yaitu: (1) judul kegiatan, (2) rasional dilaksanakan evaluasi, (3) tujuan, (4)
pertanyaan evaluasi, (5) metodologi yang digunakan, dan (6) prosedur dan
langkah-langkah kegiatan. Berikut penjelasan dari masing-masing bagian tersebut:

1) Judul kegiatan
Pada bagian ini menyebutkan isi pokok kegiatan evaluasi yang mencantumkan
nama kegiatan, program apa yang dievaluasi dan dapat juga mencantumkan
model yang digunakan serta menyebutkan unit dan lokasi program.
Contoh: Evaluasi program koperasi di UIN Sumatera Utara.
2) Rasional dilaksanakannya evaluasi
Pada bagian ini menjelaskan adanya kebijakan tentang program yang menjadi
objek sasaran, perkiraan adanya hambatan tentang pelaksanaanvatau alasan
mengapa perlu dilaksanakan evaluasi. Di samping itu untuk meyakinkan
pembaca bahwa urgensi dilakukannya evaluasi program adalah memaparkan
atau menunjukkan adanya kesenjangan Kesenjangan yang dimaksudkan di sini
adalah penjelasan tentang kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang
terjadi atau yang ada saat ini. Apabila evaluator penyusun proposal dapat
menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi saat ini masih jauh dari kondisi yang
diharapkan maka kesenjangan dimaksud semakin jelas, sehingga terdapat
16

alasan yang kuat dan dapat diterima untuk dilakukannya evaluasi program
tersebut.
Contoh: Memaparkan nama dan jenis koperasi UIN Sumatera Utara tersebut
apakah koperasi simpan pinjam, konsumsi atau koperasi umum. Pemaparan
dikuatkan dengan memberikan penjelasan tentang koperasi dengan akte
pendirian. Kemudian dipaparkan data mengenai koperasi UIN Sumatera Utara
belum pernah di evaluasi atau bisa juga bukti adanya kesenjangan antara
kenyataan dengan harapan sehingga perlu dilakukan evaluasi. Tunjukkan
kemanfaatan evaluasi yang akan dilaksanakan sekurang-kurangnya bagi
pelanggan. Pemaparan dilengkapi dengan penjelasan mengenai program
koperasi UIN Sumatera Utara itu sendiri.
3) Tujuan.
Taylor dkk (dalam Ananda dan Rafida, 2017) mengidentifikasi beberapa
dimensi umum yang biasanya digali dalam tujuan evaluasi suatu program
yaitu:
 Dampak/pengaruh program. Dalam dimensi ini, evaluator akan mengkaji
seberapa jauh program yang akan, sedang atau telah dijalankan memiliki
konsekuensi terhadap konteks, partisipan dan subjek, sistem atau lainnya.
 Implementasi program. Evaluator melakukan kajian terhadap seberapa
jauh pelaksanaan program ini akan dan sedang dijalankan.
 Konteks program. Evaluator mengamati dan mengkaji kondisi konteks
(lingkungan) dari program yang akan, sedang dan telah dijalankan,
seberapa jauh keterkaitannya, dan apa sajakah konteksnya.
 Kebutuhan program. Evaluator mengkaji tentang faktor-faktor penentu
keberhasilan program dan keberlanjutannya di masa yang akan datang.
 Pilihan ini juga telah membatasi cakupan kegitan evaluasi serta
jenjangnya.

Beberapa kriteria yang digunakan dalam merumuskan tujuan evaluasi adalah:


(1) kejelasan, (2) keterukuran, (3) kegunaan dan kebermanfaatan, dan (4)
relevansi dan kesesuaian atau compatibility.
17

4) Pertanyaan evaluasi
Setelah tujuan evaluasi dirumuskan, maka evaluator kemudian
mengoperasionalkan tujuan evaluasi tersebut ke dalam pertanyaan evaluasi
yang akan dijawab dalam kegiatan evaluasi.
Dalam hal ini Arikunto dan Jabar (dalam Ananda dan Rafida, 2017)
memaparkan model pertanyaan yang biasanya muncul dalam evaluasi
program yaitu
 Pertanyaan tentang dampak/pengaruh.
 Apakah prilaku/aktivitas/orang-orang berubah akibat dari program
yang dijalankan?
 Siapakah yang diuntungkan dan bagaimana?
 Apakah semua partisipan program puas dengan apa yang mereka dapat
dari program tersebut?
 Apakah capaian program yang didapat sebanding dengan sumber
 daya yang diinvestasikan?
 Apa yang bisa orang pelajari, dapatkan, dan capai dari hasil program
tersebut?
 Apa dampak program ditinjau dari segi sosial, ekonomis, dan
lingkungan (baik positif maupun negatif) terhadap orang, masyarakat
dan lingkungan?
 Apa kekuatan dan kelemahan dari program?
 Kegiatan apa dari program yang paling banyak atau sedikit
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan program?
 Jika ada, apa pengaruh tak langsung, baik positif atau negatif dari
program?
 Seberapa baik program mampu merespon kebutuhan?
 Seberapa efisienkah sumber daya digunakan dalam pencapaian tujuan
program?
 Pertanyaan tentang implementasi program.
 Terdiri dari aktivitas atau event apakah program yang
akan/sedang/telah berjalan itu?
 Metode apa yang digunakan dalam menjalankan program?
18

 Siapa yang sebenarnya menjalankan program dan seberapa baik


mereka melakukannya?
5) Metodologi Yang Digunakan
Pada bagian metodologi ini juga dipaparkan instrumen pengumpulan data
yang digunakan untuk pengumpulan data yaitu terkait dengan bentuk atau
jenis instrumennya. Demikian juga halnya dengan pemaparan prosedur yang
ditempuh evaluator dalam memperoleh instrumen yang akan digunakan untuk
pengumpulan data.
Apabila instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dirancang
sendiri, maka dipaparkan hal-hal terkait langkah-langkah menyusun instrumen
tersebut seperti membuat spesifikasi atau kisi-kisi, menulis butir, mengkaji
dan merevisi dan pemaparan terkait dengan syarat validitas dan reliabilitasnya
terpenuhi, apakah dilakukan ujicoba dan bagaimana cara memvalidasinya.
Pada bagian metodologi ini juga dipaparkan teknik analisis data yang
digunakan. Penentuan teknik analisis data ditentukan oleh tingkat pengukuran
atau level of measurement dan jenis datanya. Teknik analisis yang sering
digunakan dalam evaluasi program adalah statistik deskriptif seperti distribusi
frekuensi, mean, median, modus, simpangan baku, persentil rank dan skor
standar.
6) Prosedur dan Langkah-Langkah Kegiatan
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Penelitian evaluatif merupakan suatu desain dan prosedur evaluasi dalam


mengumpulkan dan menganalisis data secara sistematik untuk menentukan nilai
atau manfaat (worth) dari suatu praktik. Penelitian ini bertujuan untuk merancang,
menyempurnakan dan menguji efektifitas pelaksanaan suatu program pendidikan
agar sesuai dengan perkembangan zaman.

Penelitian ini ada dua jenis yaitu penelitian formatif dan penelitian sumatif,
dimana evaluasi formatif dapat dilakukan sejak awal program dilaksanakan,
sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program.

Standar evaluasi ini ada standar kebergunaan (untility standards), standar


kelayakan (feasibility standards), standar kesantunan (propriety standards), dan
standar ketepatan (accuracy standards). Sedangkan untuk lingkup penelitian
evaluatif dalam dunia pendidikan mencakup bidang sangat yang luas, misalnya:
Kurikulum, Program, pendidikan, Pembelajaran, Pendidik, Siswa, Organisasi dan
Manajemen.

Penelitian evaluatif ini dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan


melalui beberapa langkah mulai dari analisis kebutuhan, scheduling, penugasan
dan monitoring, budgeting sampai pada proposal evaluasi program.

3.2 Rekomendasi

Penelitian evaluatif ini harus dipelajari, dipahami dan dilakukan baik bagi
mahasiswa ataupun bagi pembaca atau peneliti terutama di bidang pendidikan.
Hal itu dikarenakan dalam dunia pendidikan, penelitian evaluatif sangat
diperlukan karena betapa banyak komponen yang ada dalam pendidikan itu
sendiri. Satu komponen saja mengalami kegagalan, maka akan menghasilkan
output yang kurang berkualitas bahkan gagal. Hal itu dikarenakan dalam dunia
pendidikan, antara komponen satu dengan komponen yang lain berkaitan erat dan
saling mendukung.

19
20

3.3 Implikasi

Melalui penelitian evaluatif, dapat diketahui apa saja yang menjadi kelemaha
ataupun dapat diketahui apakah suatu program telah terlaksana dengan baik atau
tidak. Sehingga itu akan memunculkan baik suatu program yang baru atau
pengembangan dari suatu program tertentu.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, R dan Rafida, T. (2017). Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.


Medan: Perdana Publishing.

Arikunto, S. 2007. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Borg, W.R and Gall, M. D, 2003, Educational Research: An Introduction,


Longman,New York

Consueo G. Sevilla dkk, (1993). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta:


Universitas Indonesia.

Muryadi, A.D. (2017). Model Evaluasi Program dalam Penelitian Evaluatif.


Jurnal Ilmiah PENJAS. 3(1).

Nana Syaodih Sukmadinata. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Suharsimi Arikunto. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta : PT Bumi Aksara.

Sukmadinata, N.S. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : UPI.

Stake, Robert E. (1967), The Coutenance of Educational Evaluation, Teachers


College record 68, 523-540

21

Anda mungkin juga menyukai