MAKALAH
Disusun oleh :
Kelompok 6
3B PGSD
KAMPUS TASIKMALAYA
2021
KATA PENGANTAR
Pertama – tama penulis ingin memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah Swt, atas
segala rahmat dan petunjuk nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan makalah ini.
Tak lupa ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dr.
Karlimah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Metode Penelitian
Pendidikan SD, beserta rekan rekan 3B PGSD yang kami banggakan.
Kelompok 6
ii
DAFTAR ISI
3.3 Implikasi.......................................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu, dalam makalah ini kami akan membahas tentang penelitian
evalutif dan komponen-komponen yang tercakup didalamnya.
1
2
PEMBAHASAN
3
4
Model evaluasi ini mulai dilakukan ketika kebijakan, program atau proyek
mulai dilaksanakan (evaluasi formatif) sampai akhir pelaksanaan program
(evaluasi sumatif). Purwanto (2009:28) mengemukakan model evaluasi yang
diungkapkan Scriven, bahwa evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan
pada saat sistem masih dalam pengembangan yang penyempurnaannya terus
dilakukan atas dasar hasil evaluasi. Sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi
yang dilakukan setelah sistem sudah selesai menempuh pengujian dan
penyempurnaan.
Formatif Sumatif
1. Tujuan Menyempurnakan program Menilai kelayakan program
2.
Pengguna Pimpinan, administrator, dan Pengguna atau pemberi dana
staf
3.
Pelaksana Evaluator internal Evaluator eksternal
4.
Pengumpulan data Multi metode, informal Instrumen baku (valid dan
5. reliabel)
Empat standar di atas bukan merupakan standar yang baku, yang wajib untuk
diikuti, tetapi dapat digunakan sebagai pedoman dan pegangan didalam
merencanakan, melaksanakan dan melaporkan hasil evaluasi.
1. Kurikulum
Bagiannya antara lain desain kurikulum, implementasi dan evaluasi kurikulm.
Material kurikulum berupa buku teks, modul, paket, perangkat keras,
perangkat lunak, film, video, dll. Sumber belajar berupa laboratorium,
workshop dan perpustakaan.
2. Program pendidikan
Misalnya Anak berbakat, anak yang lambat, pencegahan putus sekolah,
remedial. Programmnya antara lain: sains, social, matematika, ketrampilan
PJJ.
3. Pembelajaran
Model-model pembelajaran seperti CTL, Discovery inquiry, pembelajaran
terpadu,dll.
9
Evaluasi ini menekankan pada hasil atau produk yang sesuai harapan dan
sesuai kebutuhan pengguna. Evaluasi dapat diterapkan terhadap produk program
seperti, hasil penerapan kurikulum, pembelajaran, pendidikan anak berbakat,
pendidikan nilai, dsb. Pengguna dari program tersebut adalah orang tua, siswa,
dunia industri, dll. Produk juga dapat dilakukan pada produk-produk yang bersifat
perangkat lunak dan perangkat keras. Perangkat lunak dapat berupa proses
pembelajaran menggunakan komputer dan video-audio, sedang perangkat keras
dapat berupa media cetak, buku, modul dan alat peraga lainnya.
Evaluasi jenis ini akan menentukan keputusan yang akan diambil, pemilihan,
pengumpulan dan analisis data yang dibutuhkan untuk penentuan keputusan, dan
menyampaikan laporan pada penentu keputusan. Jenis bidang dan program yang
dievaluasi serta lingkup dari evaluasi akan menentukan hasil evaluasi dapat
dimanfaatkan oleh penentu kebijakan pada tingkat mana. Misalnya hasil evaluasi
kurikulum di propinsi tertentu akan menjadi bahan penentuan kebijakan bidang
kurikulum dinas pendidikan propinsi tersebut.
Evaluasi ini berbeda dengan jenis pendekatan yang lain. Dalam evaluasi
berorientasi lawan ini untuk menguji keampuhan suatu program harus
dibandingkan dengan program lain atau menggunakan standar evaluasi yang lain.
11
Program kegiatan yang baik akan tetap unggul meskipun dibandingkan dengan
program lain atau menggunakan standar evaluasi yang lain. Pembandingan dua
program akan dapat memberikan pro dan kontra bagi masing-masing dan dapat
menjadi bahan masukan untuk penyempurnaan program tersebut selanjutnya.
1. Analisis Kebutuhan
Menurut Arikunto dan Jabar (dalam Ananda dan Rafida, 2017) analisis
kebutuhan diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk
mengidentifikasi kebutuhan sekaligus menentukan prioritas diantaranya. Dalam
konteks pendidikan dan pembelajaran kebutuhan diartikan sebagai suatu kondisi
yang memperlihatkan adanya kesenjangan antara keadaan nyata (yang ada)
dengan kondisi yang diharapkan. Kebutuhan tersebut dapat terjadi pada diri
individu, kelompok maupun lembaga.
2. Scheduling (Penjadwalan)
Batas waktu atau deadline untuk menyelesaikan setiap kegiatan mengacu pada
waktu di mana kegiatan diharapkan selesai. Jumlah waktu yang diberikan untuk
setiap kegiatan dibuat dalam satuan waktu jam, hari atau minggu yang akan
dihabiskan untuk kegiatan, dan itu biasanya dihitung berdasarkan pertimbangan
kemampuan dan waktu yang tersedia bagi evaluator.
Tenaga yang berperan serta dalam evaluasi program, pada dasarnya dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu tenaga evaluator dan tenaga penunjang atau
pembantu. Tenaga evaluator adalah tenaga inti yang bertanggung jawab penuh
atas keseluruhan pekerjaan evaluasi, sedangkan tenaga penunjang atau pembantu
adalah orang-orang yang menyelesaikan sebagian pekerjaan evaluasi atas dasar
permintaan dan arahan dari evaluator.
14
Apabila tenaga evaluator merupakan tim, maka perlu ada kesepakatan tentang
siapa yang menjadi ketua tim dan siapa menjadi anggota. Lebih jauh siapa yang
menjadi evaluator pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Hal ini pentiing
terutama dalam kaitannya dengan hak-hak, wewenang dan yang terpenting adalah
tanggungjawab dalam melaksanakan evaluasi.
4. Budgeting (Pembiayaan)
Suatu evaluasi biasanya diberikan sejumlah biaya dan jumlah yang telah
ditentukan, tidak lebih dan tidak kurang. Untuk merencanakan biaya, evaluator
harus mempertimbangkan antara lain keperluan yang dibutuhkan dan ketersediaan
sumber, rincian kegiatan, alokasi waktu, dan jumlah staf yang ditugasi.
Seluruhnya diatur sesuai dengan biaya dan jadwal. Biaya evaluasi dibedakan
menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tak langsung.
1) Biaya Langsung.
Biaya tak langsung adalah biaya yang diperlukan untuk mendukung kegiatan
evaluasi, tetapi tidak termasuk dalam pos biaya langsung. Biaya tak langsung
biasanya dihitung dala prosentase dari total biaya langsung atau prosentase dari
15
gaji/honor, misalnya 20% dari biaya langsung. Dalam hal ini segala sumber yang
tersedia dan mungkin dapat digunakan dalam proses evaluasi hendaknya
ditentukan, dimanfaatkan berdasarkan kesepakatan yang jelas. Apa saja dokumen-
dokumen, buku-buku, sarana prasarana dan lain-lain sumber yang akan
dimanfaatkan dalam evaluasi harus direncanakan, dimanfaatkan dan dikelola
dengan prinsip efektivitas dan efisiensi.
Proposal menurut Arikunto dan Jabar (dalam Ananda dan Rafida, 2017)
adalah sebuah rencana kerja yang menggambarkan semua kegiatan yang akan
dilakukan dalam pelaksanaan evaluasi program.
1) Judul kegiatan
Pada bagian ini menyebutkan isi pokok kegiatan evaluasi yang mencantumkan
nama kegiatan, program apa yang dievaluasi dan dapat juga mencantumkan
model yang digunakan serta menyebutkan unit dan lokasi program.
Contoh: Evaluasi program koperasi di UIN Sumatera Utara.
2) Rasional dilaksanakannya evaluasi
Pada bagian ini menjelaskan adanya kebijakan tentang program yang menjadi
objek sasaran, perkiraan adanya hambatan tentang pelaksanaanvatau alasan
mengapa perlu dilaksanakan evaluasi. Di samping itu untuk meyakinkan
pembaca bahwa urgensi dilakukannya evaluasi program adalah memaparkan
atau menunjukkan adanya kesenjangan Kesenjangan yang dimaksudkan di sini
adalah penjelasan tentang kondisi yang diharapkan dengan kondisi yang
terjadi atau yang ada saat ini. Apabila evaluator penyusun proposal dapat
menunjukkan bahwa kondisi yang terjadi saat ini masih jauh dari kondisi yang
diharapkan maka kesenjangan dimaksud semakin jelas, sehingga terdapat
16
alasan yang kuat dan dapat diterima untuk dilakukannya evaluasi program
tersebut.
Contoh: Memaparkan nama dan jenis koperasi UIN Sumatera Utara tersebut
apakah koperasi simpan pinjam, konsumsi atau koperasi umum. Pemaparan
dikuatkan dengan memberikan penjelasan tentang koperasi dengan akte
pendirian. Kemudian dipaparkan data mengenai koperasi UIN Sumatera Utara
belum pernah di evaluasi atau bisa juga bukti adanya kesenjangan antara
kenyataan dengan harapan sehingga perlu dilakukan evaluasi. Tunjukkan
kemanfaatan evaluasi yang akan dilaksanakan sekurang-kurangnya bagi
pelanggan. Pemaparan dilengkapi dengan penjelasan mengenai program
koperasi UIN Sumatera Utara itu sendiri.
3) Tujuan.
Taylor dkk (dalam Ananda dan Rafida, 2017) mengidentifikasi beberapa
dimensi umum yang biasanya digali dalam tujuan evaluasi suatu program
yaitu:
Dampak/pengaruh program. Dalam dimensi ini, evaluator akan mengkaji
seberapa jauh program yang akan, sedang atau telah dijalankan memiliki
konsekuensi terhadap konteks, partisipan dan subjek, sistem atau lainnya.
Implementasi program. Evaluator melakukan kajian terhadap seberapa
jauh pelaksanaan program ini akan dan sedang dijalankan.
Konteks program. Evaluator mengamati dan mengkaji kondisi konteks
(lingkungan) dari program yang akan, sedang dan telah dijalankan,
seberapa jauh keterkaitannya, dan apa sajakah konteksnya.
Kebutuhan program. Evaluator mengkaji tentang faktor-faktor penentu
keberhasilan program dan keberlanjutannya di masa yang akan datang.
Pilihan ini juga telah membatasi cakupan kegitan evaluasi serta
jenjangnya.
4) Pertanyaan evaluasi
Setelah tujuan evaluasi dirumuskan, maka evaluator kemudian
mengoperasionalkan tujuan evaluasi tersebut ke dalam pertanyaan evaluasi
yang akan dijawab dalam kegiatan evaluasi.
Dalam hal ini Arikunto dan Jabar (dalam Ananda dan Rafida, 2017)
memaparkan model pertanyaan yang biasanya muncul dalam evaluasi
program yaitu
Pertanyaan tentang dampak/pengaruh.
Apakah prilaku/aktivitas/orang-orang berubah akibat dari program
yang dijalankan?
Siapakah yang diuntungkan dan bagaimana?
Apakah semua partisipan program puas dengan apa yang mereka dapat
dari program tersebut?
Apakah capaian program yang didapat sebanding dengan sumber
daya yang diinvestasikan?
Apa yang bisa orang pelajari, dapatkan, dan capai dari hasil program
tersebut?
Apa dampak program ditinjau dari segi sosial, ekonomis, dan
lingkungan (baik positif maupun negatif) terhadap orang, masyarakat
dan lingkungan?
Apa kekuatan dan kelemahan dari program?
Kegiatan apa dari program yang paling banyak atau sedikit
berkontribusi terhadap pencapaian tujuan program?
Jika ada, apa pengaruh tak langsung, baik positif atau negatif dari
program?
Seberapa baik program mampu merespon kebutuhan?
Seberapa efisienkah sumber daya digunakan dalam pencapaian tujuan
program?
Pertanyaan tentang implementasi program.
Terdiri dari aktivitas atau event apakah program yang
akan/sedang/telah berjalan itu?
Metode apa yang digunakan dalam menjalankan program?
18
3.1 Simpulan
Penelitian ini ada dua jenis yaitu penelitian formatif dan penelitian sumatif,
dimana evaluasi formatif dapat dilakukan sejak awal program dilaksanakan,
sedangkan evaluasi sumatif dilakukan pada akhir program.
3.2 Rekomendasi
Penelitian evaluatif ini harus dipelajari, dipahami dan dilakukan baik bagi
mahasiswa ataupun bagi pembaca atau peneliti terutama di bidang pendidikan.
Hal itu dikarenakan dalam dunia pendidikan, penelitian evaluatif sangat
diperlukan karena betapa banyak komponen yang ada dalam pendidikan itu
sendiri. Satu komponen saja mengalami kegagalan, maka akan menghasilkan
output yang kurang berkualitas bahkan gagal. Hal itu dikarenakan dalam dunia
pendidikan, antara komponen satu dengan komponen yang lain berkaitan erat dan
saling mendukung.
19
20
3.3 Implikasi
Melalui penelitian evaluatif, dapat diketahui apa saja yang menjadi kelemaha
ataupun dapat diketahui apakah suatu program telah terlaksana dengan baik atau
tidak. Sehingga itu akan memunculkan baik suatu program yang baru atau
pengembangan dari suatu program tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
21