Ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, angket, observasi, dan
studi documenter.
1. Wawancara
Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data
yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif
kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara
individual . Adalakanya juga wawancara dengan suatu keluarga, pengurus yayasan,
Pembina pramuka, dll. Wawancara yang ditujukkan untuk memperoleh data dari
individu dilaksanakan secara individual.
Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan instrument
wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview guide). Pedoman ini berisi
sejumlah pertanyaan atau pernyataan bias mencakup data, fakta, pengetahuan,
konsep, pendapat, persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah
atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian. Bentuk pertanyaan atau
pernyataan bias sangat memberikan jawaban atau penjelasan. Pertanyaan atau
pernyataan dalam perdoman wawancara juga bias berstruktur, suatu pertanyaan atau
pernyataan umum diikuti dengan pernyataan atau pertanyaan atau pernyataan yang
lebih khusus atau lebih terurai, sehingga jawaban atau penjelasan dari responden
menjadi lebih dibatasi dan diarahkan. Untuk tujuan-tujuan tertentu sub pertanyaan
atau pernyataan tersebut bisa sangat berstruktur, sehingga jawabannya menjadi
singkat-singkat atau pendek-pendek, bahkan membentuk instrument berbentuk ceklis.
Dalam persiapan wawancara selain penyusunan pedoman, yang sangat penting
adalah membina hubungan baik (rapport) dengan responden. Keterbukaan responden
untuk memberikan jawaban atau respon secara objektif sangat ditentukan oleh
hubungan baik yang tercipta antara pewawanca ra dengan responden. Sebelum mulai
berwawancara, pewawancara harus membina persahabatan, keakraban dengan
responden, menumbuhkan apresiasi dan kepercayaan responden kepada
pewawancara. Selama berlangsungnya proses wawancara hal-hal diatas harus tetap
dipelihara. Rusaknya kepercayaan dan hubungan baik dengan responden dapat
mengakibatkan kegagalan wawancara. Kegagalan wawancara dalam arti
pewawancara tidak mendapatkan data seperti yang diharapkan, baik objektivitas
maupun kelengkapannya.
Hal penting lain yang perlu mendapatkan perhatian serius dari pewawancara
adalah perekaman atau pencatatan data. Kalau situasi memungkinkan dalam arti ada
kesediaan responden untuk direkam, tersedia alat perekam yang baik, situasi dan
kondisi lingkunan yang mendukung, jawaban-jawaban responden dapat direkam
dengan menggunakan perekam elektronik, supaya digunakan alat perekam yang baik,
dan proses perekaman tidak mengganggu situasi wawancara. Bila perekaman tidak
memungkinkan pencatan tertulis perlu dilakukan dengan seksama.
Sebelum wawancara dilaksanakan sebaiknya disiapkan alat pencatat yang
mencukupi. Alat pencatat dapat bersatu dengan pertanyaan dan pernyataan disusun
dalam suatu format, ataupun dibuat terpisah. Alat pencatat yang bersatu dengan daftar
pertanyaan dapat memudahkan dalam pengisian, karna berada pada lembar yang
sama, tetapi lebih boros karena setiap responden membutuhkan satu perangkat
pertanyaan-pencatatan. Alat pencatat yang terpisah agak sulit dalam pengisian, tetapi
dapat menghemat bahan atau biaya.
Dalam pembuatan catatan hasil wawancara, selain dicatat jawaban atau respon-
respon dari responden yang berlangsung berhubungan dengan pertanyaan, juga
dicatat reaksi-reaksi lainnya baik yang dinyatakan secara verbal maupun non verbal.
Pewawancara dapat melaksanakan tugasnya dengan baik maka dibutuhkan
pedoman :
1. Pewawancara harus bersikap sopan santun, sabar, dan dengan gaya khas bahasa
yang menarik, tetapi jelas dan sederhana agar dapat dimengerti oleh responden,
2. Pergunakan bahasa responden agar tidak dianggap seperti orang asing,
3. Ciptakan suasana psikologis agar situasi cair, saling percaya,
4. Suasana wawancara harus santai,
5. Wawancara dimuali dari pertanyaan yang mudah, karena awalnya biasanya
responden akan nampak tegang,
6. Keadaan responden harus diperhatikan, apabila belum siap atau karena sedang
terkena musibah maka wawancara sebaiknya ditunda.
2. Angket
Keuntungan teknik pengumpulan data dengan cara angket adalah relatif murah,
tidak membutuhkan banyak tenaga, dapat di ulang. Sedangkan kerugiannya adalah
jawaban tidak spontan, banyak terjadi non respon, pertanyaan harus jelas dan disertai
dengan petunjuk yang jelas, Jawaban sering tidak lengkap terutama bila pertanyaan
kurang dimengerti responden, sering tidak di isi oleh responden, tetapi di isi oleh
orang lain, tidak dapat digunakan oleh responden yang buta huruf. Hal yang dapat
dilakukan untuk mengatasi kerugian ini antara lain lakukan kunjungan dan dilakukan
wawancara pada nonrespon, jawaban yang terlambat harus dikeluarkan dan tidak
dianalisis, apabila tejadi non respon terlalu banyak dapat diulang.
3. Observasi
4. Studi Dokumenter
B. Teknik Pengukuran
Instrument yang bersifat mengukur secara umum dapat dibedakan dalam dua
macam, yaitu: tes dan skala.
1. Tes
2. Skala