Anda di halaman 1dari 23

ISLAM DAN TEKNOLOGI

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Pendidikan
Agama Islam
Dosen pengampu: Dr. Syarip Hidayat., MA., M.Pd.
Dr. Dudung Rahmat Hidayat, M.Pd.

Disusun Oleh:
Kelompok 7
Assyifa Ainunnisa 1804485
Azis Muslim 1806061
Ian Andriana 1803944
Resah 1807083
Ria Khairani Rahmah 1804425

3 B PGSD

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA
2021
ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan
kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan untuk
menyelesaikan tugas penulisan makalah Islam dan Teknologi.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjunan alam
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni
Syariah Agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling
besar bagi seluruh alam semesta.
Kami menyampaikan rasa terimakasih kepada dosen pengampu Bapak Dr.
Syarip Hidayat.,MA., M.Pd dan Bapak Dr. Dudung Rahmat Hidayat, M.Pd serta
semua yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membimbing dan
membantu dalam hal apapun. Kami berharap agar makalah ini bermanfaat dalam
meningkatkan pengetahuan serta wawasan terkait Isalam dan Teknologi.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini masih banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
membutuhkan kritik dan saran untuk kemudian dapat kami perbaiki, sebab kami
menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai dengan saran
yang membangun.

Tasikmalaya, 18 Maret 2021

Penulis

ii
iii

DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I .............................................................................................................................1

PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................................1

1.3 Tujuan .............................................................................................................2

BAB II ............................................................................................................................3

PEMBAHASAN .............................................................................................................3

2.1 Pengertian Islam ..............................................................................................3

2.2 Definisi Teknologi ...........................................................................................3

2.3 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi..............................................4

2.4 Hubungan Teknologi dan Islam .......................................................................6

2.5 Sejarah Penerapan Teknologi dalam Peradaban Islam ......................................7

2.6 Perspektif Islam terhadap Teknologi ................................................................8

2.7 Dasar-dasar Teknologi dalam Al-Qur’an ........................................................ 11

2.8 Tantangan ...................................................................................................... 13

2.9 Sains dan Teknologi dalam Tradisi Islam........................................................ 14

2.10 Dampak Teknologi terhadap Islam ................................................................. 15

BAB III ......................................................................................................................... 19

PENUTUP .................................................................................................................... 19

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 19

3.2 Saran................................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peran Islam dalam perkembangan iptek pada dasarnya ada 2 (dua). Pertama,
menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma ilmu pengetahuan. Paradigma inilah
yang seharusnya dimiliki umat Islam, bukan paradigma sekuler seperti yang ada
sekarang. Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh ilmu pengetahuan. Ini bukan
berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan. Kedua,
menjadikan Syariah Islam (yang lahir dari Aqidah Islam) sebagai standar bagi
pemanfaatan iptek dalam kehidupan sehari-hari.
Standar atau kriteria inilah yang seharusnya yang digunakan umat Islam, bukan
standar manfaat (pragmatisme/utilitarianisme) seperti yang ada sekarang. Standar
syariah ini mengatur, bahwa boleh tidaknya pemanfaatan iptek, didasarkan pada
ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam). Umat Islam boleh
memanfaatkan iptek jika telah dihalalkan oleh Syariah Islam. Sebaliknya jika suatu
aspek iptek dan telah diharamkan oleh Syariah, maka tidak boleh umat Islam
memanfaatkannya, walau pun ia menghasilkan manfaat sesaat untuk memenuhi
kebutuhan manusia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa Pengertian Islam?
2. Apa Definisi Teknologi?
3. Apa Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Apa Hubungan Teknologi dan Islam?
5. Apa Sejarah Penerapan Teknologi dalam Peradaban Islam?
6. Apa Perspektif Islam terhadap Teknologi?
7. Apa Dasar-dasar Teknologi dalam Al-Qur’an?

1
2

8. Apa Tantangannya?
9. Apa Sains dan Teknologi dalam Tradisi Islam?
10. Apa Dampak Teknologi terhadap Islam?

1.3 Tujuan Pembuatan Makalah


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui Pengertian Islam
2. Untuk mengetahui Definisi Teknologi
3. Untuk mengetahui Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4. Untuk mengetahui Hubungan Teknologi dan Islam
5. Untuk mengetahui Sejarah Penerapan Teknologi dalam Peradaban Islam
6. Untuk mengetahui Perspektif Islam terhadap Teknologi
7. Untuk mengetahui Dasar-dasar Teknologi dalam Al-Qur’an
8. Untuk mengetahui Tantangan
9. Untuk mengetahui Sains dan Teknologi dalam Tradisi Islam
10. Untuk mengetahui Dampak Teknologi terhadap Islam

2
3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Islam
1. Arti Epitimologis
Kata “Islam” berasal dari: salima yang artinya selamat. Dari kata itu terbentuk
aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk dan patuh. Sebagaimana firman
Allah SWT: “Bahkan, barangsiapa aslama (menyerahkan diri) kepada Allah,
sedang ia berbuat kebaikan, maka baginya pahala di sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula bersedih hati”
Dari kata aslama itulah terbentuk kata Islam. Pemeluknya disebut Muslim.
Orang yang memeluk Islam berarti menyerahkan diri kepada Allah dan siap patuh
pada ajaran-Nya.
2. Arti Terminology
Secara terminologis (istilah, maknawi) dapat dikatakan Islam adalah agama
wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad Saw sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku bagi
seluruh manusia, di mana pun dan kapan pun, yang ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia.
Terminologi Islam secara bahasa (secara lafaz) memiliki beberapa makna.
Makna-makna tersebut ada kaitannya dengan sumber kata dari "Islam" itu sendiri.
Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim".
Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan
"Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam. Dari situlah kita bisa mengetahui
makna Islam secara bahasa.
Jadi, makna-makna Islam secara bahasa antara lain: Al istislam (berserah
diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu
(perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj).

2.2 Definisi Teknologi


Teknologi mempunyai arti keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-
barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

3
4

Teknologi merupakan pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material, dan
proses yang membantu manusia menyelesaikan masalahnya. Sebagai aktifitas
manusia, teknologi mulai sebelum sains dan teknik.
Kata teknologi penting menggambarkan penemuan dan alat yang
menggunakan prinsip dan proses penemuan sainsifik yang baru ditemukan,
penemuan yang sangat lama seperti roda dapat disebut teknologi.

2.3 Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Pada abad modern ini, para pakar entomologi telah menemukan teknologi
mutakhir yang semua diilhami dan ditiru dari desain yang sempurna pada makhluk
hidup sekitarnya. Tidakkah kita berfikir tentang keanekaragaman yang luar biasa
dari kehidupan di bumi? Tiap-tiap makhluk yang kita lihat adalah tanda-tanda
keagungan karya seni ciptaan Allah. Demikian pula halnya dengan keajaiban luar
biasa yang tersembunyi dalam laba-laba, capung, kumbang, lalat dan segala
makhluk ciptaan-Nya.
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa serat yang digunakan laba-laba
ternyata 30 % lebih fleksibel dari serat karet dengan ketebalan yang sama. Serat
yang diproduksi oleh laba-laba ini memiliki mutu yang demikian tinggi sehingga
ditiru oleh manusia dalam pembuatan jaket anti peluru.5 Sungguh luar biasa, sarang
laba-laba yang dianggap oleh kebanyakan manusia, ternyata terbuat dari bahan
yang mutunya setara dengan bahan industri paling ideal di dunia. Manusia telah
mencoba berbagai macam cara untuk dapat terbang. Sejak pesawat pertama dibuat
kira-kira seratus tahun yang lalu, ribuan model pesawat udara yang berbeda telah
dirancang. Terbang adalah keahlian yang hebat, tapi kegunaannya tergantung pada
sejauh mana ia dapat dikendalikan. Sebenarnya untuk dapat terbang pada posisi
tetap di udara atau mendarat di tempat yang diinginkan adalah sama pentingnya
dengan kemampuan terbang itu sendiri. Untuk itulah, manusia merancang pesawat
terbang dengan kemampuan manuver yang tinggi, yaitu helikopter. Akan tetapi,
penelitian terkini telah menemukan fakta yang sangat mencengangkan. Teknologi
penerbangan helikopter modern ternyata telah sangat tertinggal jauh dibandingkan
dengan seekor makhluk mungil yang mampu terbang. Makhluk itu adalah capung.

4
5

Sistem penerbangan capung adalah sebuah keajaiban desain dengan teknologi


terbang yang mengalahkan semua mesin buatan manusia. Dengan alasan itulah
desain model terakhir helikopter siskorsky yang terkenal di dunia, dibuat
menggunakan desain capung sebagai model. Dalam proyek ini, sebuah perusahaan
membantu mendesain siskorsky dengan memuat gambar-gambat capung dalam
computer. Kemudian, dengan mencotoh teknologi terbang capung, dibuatlah model
helikopter siskorsky.6 Singkatnya, tubuh seekor serangga kecil memiliki desain
lebih unggul dari rancangan manusia. Capung memiliki dua pasang sayap yang
ditempatkan secara diagonal pada tubuhnya, ini memungkinkannya melakukan
manuver sangat cepat. Capung dapat mencapai kecepatan lima puluh kilometer
perjam dalam waktu yang sangat singkat, hal ini sungguh luar biasa pada seekor
serangga.
Teknologi penerbangan capung dan desain sayapnya mengemukakan suatu
fakta bahwa makhluk kecil ini memperlihatkan kepada kita desain menakjubkan
pada ciptaan Allah.
Sama halnya dengan lalat, yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan
serangga-serangga lain.8 Lalat dapat terbang ke arah manapun tanpa terpengaruh
oleh arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi mutakhir sekalipun, manusia
masih belum mampu membuat mesin yang spesifikasi dan teknik terbang yang luar
biasa sebagaimana lalat, tidaklah mungkin bahwa seekor lalat melakukan ini semua
semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua
karakteristik istimewa dari lalat adalah kemampuan yang Allah berikan kepadanya.
Saat kita memikirkan secara mendalam fenomena alam yang nampak biasa saja di
mata kita, di sanalah Allah akan mengajarkan kepada kita betapa sempurnanya ilmu
dan ciptaan-Nya. Tak ada kekuatan lain selain Allah yang mampu menciptakan
seekor lalat sekalipun. Fakta ini dinyatakan Allah dalam Al-Qur’an: “Hai manusia,
telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu.
Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat
menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya.
Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya

5
6

kembali dari lalat itu, amat lemahlah (pulalah) yang disembah”. (Q.S. al-Hajj, 22:
73).

2.4 Hubungan Teknologi dan Islam


Ilmu pengetahuan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari ajaran
agama Islam, sebab kata islam itu sendiri, dari kata dasar aslama yang artinya
“tunduk patuh”, mempunyai makna “tunduk patuh kepada kehendak atau ketentuan
Allah”. Dalam Surat Ali Imran ayat 83, Allah menegaskan bahwa seluruh isi jagat
raya, baik di langit maupun di bumi, selalu berada dalam keadaan islam, artinya
tunduk patuh kepada aturan-aturan Ilahi. Allah memerintahkan manusia untuk
meneliti alam semesta yang berisikan ayat-ayat Allah. Sudah tentu manusia takkan
mampu menunaikan perintah Allah itu jika tidak memiliki ilmu pengetahuan. Itulah
sebabnya, kata alam dan ilmu mempunyai akar huruf yang sama: ain-lam-mim.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi. dan Teknolgi, merupakan salah satu hal yang tidak dapat
kita lepaskan dalam kehidupan kita. Kita membutuhkan ilmu karena pada dasarnya
manusia mempunyai suatu anugerah terbesar yang diberikan Allah SWT hanya
kepada kita, manusia, tidak untuk makhluk yang lain, yaitu sebuah akal pikiran.
Dengan akal pikiran tersebutlah, kita selalu akan berinteraksi dengan ilmu. Akal
yang baik dan benar, akan terisi dengan ilmu-ilmu yang baik pula. Sedangkan
teknologi, dapat kita gunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Namun, dalam mempelajari dan mengaplikasikan iptek itu sendiri, harus
memperhatikan beberapa hal yang penting.
Tidak semua teknologi yang diciptakan para ilmuwan itu baik untuk kita.
Terkadang ada pula yang menggunakan bahan-bahan berbahaya bagi kesehatan
lingkungan sekitar. Beberapa dari mereka ada yang menyalahgunakan hasil

6
7

penelitian tsb. Sesungguhnya Allah melarang kita membuat pengrusakan di bumi,


seperti dalam firman-Nya dalam (Q.S. Al-A’raf: 56).

2.5 Sejarah Penerapan Teknologi dalam Peradaban Islam


Era keemasan Islam, para cendekiawan Muslim telah mengelompokkan ilmu
ilmu yang bersifat teknologis sebagai berikut; ilmu jenisjenis bangunan, ilmu optik,
ilmu pembakaran cermin, ilmu tentang pusat gravitasi, ilmu pengukuran dan
pemetaan, ilmu tentang sungai dan kanal, ilmu jembatan, ilmu tentang mesin kerek,
ilmu tentang mesin-mesin militer serta ilmu pencarian sumber air tersembunyi. Para
penguasa dan masyarakat di zaman kekhalifahan Islam menempatkan para
rekayasawan (engineer) dalam posisi yang tinggi dan terhormat. Mereka diberi
gelar muhandis. Banyak di antara ilmuwan Muslim, pada masa itu, yang juga
merangkap sebagai rekayasawan.
Al-Kindi, misalnya, selain dikenal sebagai fisikawan dan ahli metalurgi
adalah seorang rekayasawan. Selain itu, al-Razi juga yang populer sebagai seorang
ahli kimia juga berperan sebagai rekayasawan. Al-Biruni yang masyhur sebagai
seorang astronom dan fisikawan juga seorang rekayasawan.
Selain itu, peradaban Islam juga telah mengenal ilmu navigasi, ilmu tentang
jam, ilmu tentang timbangan dan pengkuran serta ilmu tentang alat-alat genial.
Menurut al-Hassan, teknik mesin dan teknik sipil yang digolongkan sebagai ilmu
matematika, bukan satu-satunya subyek teknologis yang dikelompokkan sebagai
sains. Para ilmuwan Muslim memberi perhatian pada semua jenis pengetahuan
praktis, mengklasifikasi ilmu-ilmu terapan dan subyek-subyek teknologis
berdampingan dengan telaah-telaah teoritis, (ungkap Ahmad Y al-Hassan dan
Donald R Hill dalam Islamic Technology: An Illustrated History). Sejumlah kitab
dan risalah yang ditulis para ilmuwan Muslim tercatat telah mengklasifikasi ilmu-
ilmu terapan dan teknologis. Menurut al-Hassan, hal itu dapat dilihat dalam sederet
buku atau kitab karya cendikiawan Muslim, seperti; Mafatih al-Ulum, karya
alKhuwarizmi; Ihsa al-Ulum (Penghitungan Ilmuilmu) karya al-Farabi, Kitab al-
Najat, (Buku Penyelamatan) karya Ibnu Sina dan buku-buku lainnya.

7
8

Para rekayasawan Muslim telah berhasil membangun sederet karya besar


dalam bidang teknik sipil berupa; bendungan, jembatan, penerangan jalan umum,
irigasi, hingga gedung pencakar langit. Sejarah membuktikan, di era keemasannya,
peradaban Islam telah mampu membangun bendungan jembatan (bridge dam).
Bendung jembatan itu digunakan untuk menggerakkan roda air yang bekerja
dengan mekanisme peningkatan air. Bendungan jembatan pertama dibangun di
Dezful, Iran.
Selain itu, di era kekhalifahan para insinyur Muslim juga sudah mampu
membangun bendungan pengatur air diversion dam. Bendungan ini digunakan
untuk mengatur atau mengalihkan arus air. Bendungan pengatur air itu pertama kali
dibangun insinyur Muslim di Sungai Uzaym yang terletak di Jabal Hamrin, Irak.
Setelah itu, bendungan semacam itu pun banyak dibangun di kota dan negeri lain
di dunia Islam. Pencapaian lainnya yang berhasil ditorehkan insinyur Islam dalam
bidang teknik sipil adalah pembangunan penerangan jalan umum. Lampu
penerangan jalan umum pertama kali dibangun oleh kekhalifahan Islam, khususnya
di Cordoba. Pada masa kejayaannya, pada malam hari jalanjalan yang mulus di kota
peradaban Muslim yang berada di benua Eropa itu bertaburkan cahaya. Selain
dikenal bertabur cahaya di waktu malam, kota-kota peradaban Islam pun dikenal
sangat bersih. Ternyata, pada masa itu para insinyur Muslim sudah mampu
menciptakan sarana pengumpul sampah, berupa kontainer. Sesuatu yang belum
pernah ada dalam peradaban manusia sebelumnya.

2.6 Perspektif Islam terhadap Teknologi


Peradaban Islam sangat berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium
dalam memandang teknologi. Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan
menganggap teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah. (Aryadi,
et al 2018). Fakta itu terungkap berdasarkan pengamatan para sejarawan sains Barat
di era modern terhadap sejarah sains di Abad Pertengahan.
Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori
pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan
obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah

8
9

mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama
ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak ada yang
hukumnya haram kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti
mengherankannya. Bukanlah Alquran sendiri telah menegaskan bahwa agama
Islam bukanlah agma yang sempit? Allah SWT telah berfirman yang artinya “Di
sekali-kali tidak menjadikan kamu dalam agama suatu kesempitan”.
Teknologi modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk
teknologi canggih seperti Radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-
barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua,
kaum muda, atau anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab
atas apa yang diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua
tanggung jawab itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alatalat canggih
yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah
yang menentukan operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala
manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan
dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa
nafsu dan kesenangan semata.
Kemajuan teknologi dalam dunia kedokteran juga patut untuk kita apresisai
secara kritis; proses cloning (bayi tabung) misalnya, telah mendapat tanggapan
beragam dari para ulama; Sebagian kelompok agamawan menolak fertilisasi in
vitro pada manusia karena mereka meyakini bahwa kegiatan tersebut sama artinya
mempermainkan Tuhan yang merupakan Sang Pencipta. Juga banyak kalangan
menganggap bahwa pengklonan manusia secara utuh tidak bisa dilakukan sebab ini
dapat dianggap sebagai “intervensi” karya Ilahi.
Sebaliknya, Sheikh Mohammad Hussein Fadlallah, seorang pemandu
spiritual muslim fundamentalis dari Lebanon berpendapat, adalah salah jika
menganggap kloning adalah suatu intervensi karya Ilahi.Peneliti dianggapnya tidak
menciptakan sesuatu yang baru. Mereka hanya menemukan suatu hukum yang baru
bagi ormanisme, sama seperti ketika mereka menemukan fertilisasi in vitro dan
transplantasi organ. Professor Abdulaziz Sachedina dari Universitas Virginia
mengemukakan bahwa Allah adalah kreator terbaik. Manusia dapat saja melakukan

9
10

intervensi dalam pekerjaan alami, termasuk pada awal perkembangan embrio


untukmeningkatkan kesehatan atau embrio splitting untuk meningkatkan peluang
terjadinya kehamilan, namun perlu diingat, Allahlah Sang pemberi hidup.
Islam sebagai agama paripurna yang mampu memberikan petunjuk bagi
manusia. Ini semua tidak lepas dari karakter agama Islam sebagai rahmatan
lil’alamin. Memang dalam abad teknologi dan era globalisasi ini umat Islam
hendaklah melakukan langkah-langkah strategis dengan meningkatkan pembinaan
sumber daya manusia guna mewujudkan kualitas iman dan takwa serta tidak
ketinggalan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang gemilang yang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang
tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka
sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-
penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara
umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dgn cara yang belum pernah
dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala.
Namun seiring dengan upaya meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi
kita pun harus jeli menentukan pilihan ini. Untuk apakah semua kemajuan itu?
Apakah sekadar untuk menuruti keinginan-keinginan syahwat lalu tenggelam
dalam kemewahan dunia hingga melupakan akhirat dan menjadi pengikut-pengikut
setan? Ataukah sebaliknya semua ilmu dan kemajuan itu dicari untuk menegakkan
syariat Allah guna memakmurkan bumi dan menegakkan keadilan seperti yang
dikehendaki Allah serta untuk meluruskan kehidupan dengan berlandaskan pada
kaidah moral Islam? Ada banyak tantangan yang harus kita jawab dengan
pemikiran yang berwawasan jauh ke depan. Namun terlepas dari problema dan
kekhawatiran-kekhawatiran sebagaimana diuraikan di atas kita sebagai umat Islam
harus selalu optimis dan tetap bersyukur kepada Allah SWT.
Karena sungguhpun perubahan sosial dan tata nilai kehidupan yang dibawa
oleh arus westernisasi dan sekularisasi terus-menerus menimpa dan menyerang
masyarakat Islam tetapi kesadaran umat Islam untuk membendung dampak-
dampak negatif dari budaya Barat itu ternyata masih cukup tinggi meskipun hanya

10
11

segolongan kecil umat yaitu mereka yang tetap teguh untuk menegakkan nilai-nilai
Islam.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Qur’an
mengundang kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Qur’an yang berbicara
tentang alam raya. Menurut ulama terdapat 750 ayat Al-Qur’an yang menjelaskan
tentang alam beserta fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui
dan memanfaatkannya. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 31 yang
artinya: “Dan dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian
diperintahkan kepada malaikat-malaikat, seraya berfirman “Sebutkan kepadaku
nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar”. Dari ayat di atas yang dimaksud
nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini berarti manusia berpotensi
mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut, dan tersedianya lahan
yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk membangkang pada
perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat memperoleh
kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu menghantarkan
pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah dari ilmu
pengetahuan dan teknologi. Al-Qur’an memerintahkan manusia untuk terus
berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasul
Allah Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa agar selalu
ditambah pengetahuannya (QS Yusuf: 72).

2.7 Dasar-dasar Teknologi dalam Al-Qur’an


Tidak seorangpun dapat menyangkal bahwa di dalam Al-Qur’an tidak hanya
diletakkan dasar-dasar peraturan hidup manusia dalam hubungannya dengan Tuhan
sang pencipta, dalam interaksinya sesama manusia, dan dalam tindakannya
terhadap alam di sekitarnya, tetapi juga dinyatakan untuk apa manusia diciptakan.
Di dalam AlQur’an disebutkan juga garis besar tentang kejadian alam semesta,
tentang penciptaan makhluk hidup, termasuk manusia didorong hasrat ingin
tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya.
Dalam ayat-ayat Al-Qur’an, Allah SWT memberi bimbinganNya dengan
memberi contoh apa saja yang dapat diamati dan untuk tujuan apa pengamatan itu

11
12

dilakukan, agar manusia selalu melakukan observasi untuk mencari titik terang dari
apa yang telah Allah gambarkan, karena alam semesta dan proses-proses yang
terjadi di dalamnya sering kali dinyatakan sebagai “ayat-ayat Allah”. Ahmad
Baiquni (1996. hal. 6). Maka, meneliti kosmos atau alam semesta dapat diartikan
sebagai “membaca ayatullah”.
Allah telah menggambarkan tentang teknologi dalam Al-Qur’an, teknologi
bagi para pendahulu kita (para utusan Allah). Hal ini Allah gambarkan untuk kita
jadikan bahan pembelajaran dan motivasi dalam menguasai berbagai cabang ilmu.
Firman Allah yang berkaitan tenang teknologi di antaranya dalam surat al-Anbiya
80-81: “Dan telah Kami ajarkan kepada Daud baju perisai untuk kamu, guna
memeliharamu dalam peperangan, maka tidakkah kamu bersyukur? Dan bagi
Sulaiman, angin yang kencang tiupannya yang menghembus ke negeri yang telah
Kami berkati, dan Kami mengetahui tentang segala sesuatu”.
Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa Nabi Daud as diberitahu oleh Allah
SWT tentang pembuatan baju pelindung yang dapat digunakan dalam pertempuran.
Dari pelajaran yang disampaikan Allah kepada Nabi Daud ini dapat kita lihat
perkembangan pembuatan baju besi yang dirancang khusus untuk para prajurit
dalam peperangan yang mereka hadapi baik itu berupa topi besi, rompi anti peluru
dan sebagainya, ini merupakan pengembangan dari teknologi yang telah berabad-
abad Allah ajarkan kepada nabi-Nya.
Begitu juga Nabi Sulaiman as, Allah telah menundukkan angin baginya,
hingga ia dapat melawat ke negeri sekitarnya. Dari gambaran yang Allah tunjukkan,
kita bisa melihat perkembangannya saat ini berapa banyak peralatan canggih yang
dikembangkan hampir dari semuannya menggunakan tenaga angin seperti kapal
layar, kincir angin dan alat-alat berat sejenisnya.
Kalau di abad yang lalu, umat Islam hanya bisa meraba dan menerka saja
jawaban dari teknologi. Maka dalam abad ini kita telah melihat dengan mata kepala
sendiri bagaimana teknologi roket dan pengendalian elektronik yang canggih telah
berhasil melontarkan manusia sampai ke permukaan bulan dan mengembalikannya
ke bumi serta mengirimkannya pesawat-pesawat antariksa, yang masingmasing
mempunyai misi tertntu. Al-Qur’an juga memberi tahu tentang sarana transportasi

12
13

tercanggih. Dalam Surat Yasin ayat 41-42 Allah berfirman: “Dan suatu tanda bagi
mereka adalah bahwa Kami angkat keturunan mereka dalam bahtera yang penuh
dengan muatan dan Kami ciptakan untuk mereka yang akan mereka kendarai seperti
bahtera itu”.
Ayat tersebut menguraikan kekuasaan Allah yang mengingatkan manusia
tentang leluhurnya yang diselamatkan di atas perahu Nabi Nuh as. Dalam ayat 41
ini, Allah menerangkan tentang bahtera Nabi Nuh as yang juga memberi kepadanya
pengetahuan tentang cara pembuatan perahu itu hingga dapat digunakan.
Kemudian, dalam ayat 42 Allah juga menerangkan tentang informasi aneka alat
transformasi yang dapat digunakan manusia. Semua informasi Allah itu dapat kita
lihat dan kita rasakan keberadaannya. Quraish Shisab (2002 hal. 544).

2.8 Tantangan
1. Pemaksimalan pemanfaatan penggunaan ICT dalam Islam tentu menjadi PR
bersama umat Islam.
Beralih merujuk al-Qur’an yang berdasarkan web based tentu membutuhkan
waktu untuk pembiasaannya (habituasi), jadi personal bukan hanya transfer of
knowledge semata melainkan sudah masuk kepada wilayah budaya juga. Jadi
karena perubahan tersebut membutuhkan proses, maka dalam pelaksanaannya pun
membutuhkan kesabaran. Tidak semua orang ingin cepat beralih kepada
perkembangan teknologi baru. Masih banyak yang kerasan dan betah untuk
menggunakan sistem teknologi yang konvensional.
2. Persoalan lain yang tidak dapat diabaikan adalah kesiapan umat Islam sendiri
ketika menerima banjir informasi.
Setidaknya umat Islam harus bisa memilih dan memilah berbagai macam
informasi yang diterima, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jika tidak,
maka teknologi informasi hanya akan menjadikan dan pendorong dari perpecahan
umat Islam itu sendiri. Sederhanyanya, kita perlu kedewasaan dan kebijaksanaan
dalam penggunaan ICT tersebut. Demikian yang harus menjadi catatan dalam
pengembangan ICT ke depannya.

13
14

3. Tantangan lainnya yang muncul yaitu dampak negatif dari teknologi digital
(termasuk ICT) sebagaimana yang berkembang saat ini.
Memang benar pada satu sisi memiliki dampak positif yang melimpah seperti
memudahkan seseorang untuk mencari informasi dan berkomunikasi juga kegiatan
ekonomi lainnya, seperti on-line shopping dan lain sebagainya. Pada saat yang
bersamaan muncul generasi yang tidak saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Mereka akrab di dunia maya akan tetapi tidak pada realitas sebenarnya. Kehidupan
yang sangat cepat tersebut melahirkan pribadi-pribadi yang kosong jiwanya. Untuk
itu, sikap bijak dalam pengembangan ICT sangat diperlukan, karena tanpa itu
manusia tidak lebih seperti robot yang diatur oleh sistem komputer itu sendiri.

2.9 Sains dan Teknologi dalam Tradisi Islam


Di bidang astronomi, masyarakat Islam sudah memberikan sumbangan yang
tidak terhingga banyaknya. Masyarakat Islam menciptakan Zij yang merupakan
buku pegangan yang berisi sekitar 200 halaman tabel yang isinya banyak terkait
dengan masalah-masalah astronomi ruang, termasuk penentuan waktu dari
ketinggian matahari dan juga menentukan arah matahari. Tabel tersebut digunakan
juga untuk menentukan waktu-waktu shalat berdasarkan derajat longitudinal
matahari. Masyarakat Islam juga membangun pusat-pusat penelitian dan
observatorium yang digunakan untuk melihat fenomena langit angkasa seperti
Observatorium Besar di Samarkand, Uzbekistan. (Rukmana, et al 2018)
Di dalam bidang fisika dikenal tokoh besar Islam seperti al-Biruni misalnya
yang sudah memberikan sumbangan penting bagi pengukuran berat jenis (specific
gravity) berbagai zat dengan hasil perhitungan yang cermat dan akurat. Sumbangan
besar lainnya yaitu metode dan eksperimen yang dia gunakan cukup mudah dan
tepat sehingga tetap terpakai sampai saat ini. Dia merancang piknometer, yaitu
suatu alat untuk menentukan berat jenis cairan berupa gelas bulat. Al-Khazini
adalah sosok lainnya yang sudah berhasil mencatat gravitasi tertentu pada benda
padat dan cair, namun juga membentuk standar pengukuran, neraca, dan
mengajukan teori-teori tentang sistem kapiler dan sistem pengungkit sederhana.

14
15

Tulisan yang berjudul Kitab Mizân al-Hikmah ini kemudian menjadi rujukan
standar di Eropa Abad Pertengahan. (Rukmana, et al 2018).
Masyarakat Islam pada masa klasik terbukti dengan jelas telah memberikan
kontribusi besar bagi pengembangan teknologi. (Rukmana, et al 2018) Posisi
mereka pada masa itu jauh unggul di atas peradaban lainnya. Ibn Taymiyyah pernah
memberikan gambaran kondisi pada masa itu:
“Kaum Muslimin mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan baik yang
bersifat kenabian (agama) maupun rasional, yang juga pernah dikembangkan oleh
umat-umat sebelumnya. Tapi mereka, orang-orang Muslim itu, memiliki
keunggulan dengan ilmu pengetahuan yang tidak dipunyai oleh umat-umat yang
lain. Ilmu pengetahuan rasional dari umat-umat lain yang sampai ke tangan orang-
orang Muslim kemudian dikembangkan, baik pengungkapan maupun isinya,
sehingga menjadi lebih baik daripada yang ada pada umat-umat lain itu, kemudian
dibersihkan dari patokan-patokan yang palsu, dan ditambahkan kepadanya unsur
kebenaran sehingga orang-orang Muslim itu menjadi lebih unggul daripada orang-
orang lain”

2.10 Dampak Teknologi terhadap Islam


Dampak Teknologi di masa depan sangat besar. Yang paling dikhawatirkan
di masa depan nanti, banyak orang yang secara tidak sadar menuhankan teknologi.
Apalagi zaman yang semakin maju menyebabkan peradaban nanti akan bergeser
kearah teknologi modern. Ini sangat berbahaya, bisa – bisa dengan dalih persatuan
bersama dan iman yang menipis menyebabkan mereka lupa pada agamanya. Seperti
firman-Nya dalam surat Al-An’am: 6
“Apakah mereka tidak memperhatikan berapa banyaknya generasi – generasi
yang telah Kami binasakan sebelum mereka, padahal (generasi itu) telah Kami
teguhkan kedudukan mereka dimuka bumi, yaitu keteguhan yang belum pernah
Kami berikan kepada-Mu, dan Kami curahkan hujan yang lebat atas mereka dan
Kami jadikan sungai – sungai mengalir dibawah mereka, kemudian Kami binasakan
mereka karena dosa mereka sendiri, dan Kami ciptakan sesudah mereka generasi
yang lain.”

15
16

Selain itu teknologi yang tidak dikendalikan dengan baik akan merusak
kehidupan manusia sendiri. Seperti yang sedang kita alami sekarang yaitu “Global
Warming”. Hal ini terjadi dikarenakan salah satu faktornya adalah ketidak sesuaian
antara sains dan teknologi. Mereka berjalan tidak beriringan. Teknologi yang
semakin maju dan sains (lingkungan) yang diabaikan. Baik buruknya teknologi, itu
tergantung dari kita yang memakainya. Hendaknya kita menghargai pula kreasi
para professor yang berusaha menciptakan alat – alat yang sesungguhnya
bermanfaat bagi kita.
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di pelbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan Iptek modern tersebut membuat banyak orang lalu mengagumi
dan meniru-niru gaya hidup peradaban Barat tanpa dibarengi sikap kritis terhadap
segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang diakibatkannya.
Peradaban Barat modern dan postmodern saat ini memang memperlihatkan
kemajuan dan kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan
kebahagian hidup bagi umat manusia. Namun karena kemajuan tersebut tidak
seimbang, pincang, lebih mementingkan kesejahteraan material bagi sebagian
individu dan sekelompok tertentu negara-negara maju (kelompok G-8) saja dengan
mengabaikan, bahkan menindas hak-hak dan merampas kekayaan alam negara lain
dan orang lain yang lebih lemah kekuatan iptek, ekonomi dan militernya, maka
kemajuan di Barat melahirkan penderitaan kolonialisme-imperialisme (penjajahan)
di Dunia Timur & Selatan.
Krisis multidimensional terjadi akibat perkembangan Iptek yang lepas dari
kendali nilai-nilai moral Ketuhanan dan agama. Krisis ekologis, misalnya: berbagai
bencana alam: Tsunami, gempa dan kacaunya iklim dan cuaca dunia akibat
pemanasan global yang disebabkan tingginya polusi industri di negara-negara maju;
Kehancuran ekosistem laut dan keracunan pada penduduk pantai akibat polusi yang
diihasilkan oleh pertambangan mineral emas, perak dan tembaga, seperti yang
terjadi di Buyat, Sulawesi Utara dan di Freeport Papua, Minamata Jepang.
Kebocoran reaktor Nuklir di Chernobil, Rusia, dan di India, dll. Krisis Ekonomi

16
17

dan politik yang terjadi di banyak negara berkembang dan negara miskin, terjadi
akibat ketidakadilan dan ’penjajahan’ (neo-imperialisme) oleh negara-negara maju
yang menguasai perekonomian dunia dan ilmu pengetahuan dan teknologi modern.
Negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, saat ini pada umumnya
adalah negara-negara berkembang atau negara terkebelakang, yang lemah secara
ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan
dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara Muslim kita itu banyak yang
masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan kepercayaan
dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba budaya dan pengikut
buta kepentingan negara-negara Barat. Mereka menyerap begitu saja nilai-nilai,
ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti Tuhan) yang dicekokkan
melalui kemajuan teknologi informasi dan media komunikasi Barat. Akibatnya
krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular kepada sebagian besar bangsa-
bangsa Muslim.
Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita
bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan
kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak
bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-
bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan
ketaqwaan kepada Allah SWT Sumber segala Kebaikan, Keindahan dan
Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT hanya akan muncul bila
diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan pengenalan terhadap Tuhan
Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat (manifestasi) sifat-sifat Ke-
Maha-Muliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
Adapun dampak positif dari adanya teknologi adalah sebagai berikut:
1. Mampu meringankan masalah yang dihadapi manusia.
2. Mengurangi pemakaian bahan – bahan alami yang semakin langka.
3. Membuat segala sesuatunya menjadi lebih cepat
4. Membawa manusia kearah lebih modern.
5. Menyadarkan kita akan ke-Esa-an-Nya

17
18

6. Menjawab pertanyaan yang dari dulu diajukan oleh nenek moyang kita melalui
penelitian ilmiah.
Dampak negatif dari adanya Teknologi adalah sebagai berikut:
1. Dengan segala sesuatunya yang semakin mudah, menyebabkan orang-orang
menjadi malas berusaha sendiri.
2. Menjadi tergantung pada alat yang dihasilkan oleh teknologi itu sendiri.
3. Melupakan keindahan alam.
4. Masyarakat lebih menyukai yang instan – instan.
5. Dengan memanipulasi makanan yang ada, menyebabkan masyarakat kurang
gizi.
6. Kekhawatiran masyarakat terhadap Teknologi yang semakin maju
menyebabkan peradaban baru.

18
19

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kemajuan Teknologi merupakan tantangan yang besar bagi kita. Apakah kita
sanggup atau tidak menghadapi tantangan ini tergantung pada kesiapan pribadi
masing-masing. Perkembangan teknologi adalah hasil dari segala langkah dan
pemikiran untuk memperluas, memperdalam, dan mengembangkan iptek. Dari
uraian di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan
iptek setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai paradigma
pemikiran dan ilmu pengetahuan. Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai standar
penggunaan iptek. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat
(utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolak ukur umat Islam dalam
mengaplikasikan iptek.

3.2 Saran
Diharapkan kepada kita semua baik yang tua maupun yang muda agar dapat
mewujudkan Imtaq dan Iptek secara seimbang di negeri yang tercinta ini yaitu
Indonesia. Yakni melalui peningkatan kualiatas sumber daya manusia, potensi,
perbaikan sistem ekonomi, serta menerapkan budaya zakat, infak, dan sedekah.
Insya Allah dengan menjalankan syariat Islam dengan baik dan teratur kita dapat
memperbaiki kehidupan bangsa ini secara perlahan.

19
20

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Baiquni, Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman (Jakarta: PT. Dana
Bhakti Prima Yasa, 1996), hal. 6.
Ariyadi, A. (2018). Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Dalam Sudut Pandang
Islam. Jurnal Sains Komputer Dan Teknologi Informasi, 1(1), 5-10.
Ilmi, Zainal. (2012). Islam sebagai Landasan Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi. Jurnal Komunikasi dan Sosial Keagamaan. XV (1). Hal. 9-101
Jamal Misbahuddin. (2011). Konsep Islam Dalam Al-Quran. Jurnal Al-Ulum. 11
(2) 283-310.
Kamaruddin Rahmat. (2012). Pengertan Islam. [online]. Diakses di
http://www.penaraka.com/2012/04/pengertian-islam.html
Mutia. (2007). Tekhnologi dalam Al-Quran. Jurnal: Islam Futura, VI (2),70-77.
Quraish Shisab, Tafsir al-Misbah volume II (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 544.
Rukmana. (2018). Peran Tekhnologi dalam Islam. Jurnal : Studi Al-Qur an dan
Keislaman. 2(1),111-120.

20

Anda mungkin juga menyukai