Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

KONSEP AGAMA ISLAM TENTANG IPTEK

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata kuliah: Agama

Dosen pengampu: Drs. Mujilan.,M.Ag

Disusun Oleh: Kelompok 5

1. Amanda Violanita (P3.73.20.1.20.048)


2. Diana Puspasari (P3.73.20.1.20.058)
3. Nabila Sukma Anggraheni (P3.73.20.1.20.068)
4. Sthepanie Zahra Perez (P3.73.20.1.20.078)

JURUSAN D-III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyusun Makalah Konsep Agama
Islam Tentang IPTEK ini dengan baik serta tepat waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Konsep Agama Islam
Tentang IPTEK. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan
pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan
dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Dosen mata kuliah Agama. Kepada pihak yang sudah turut menolong dan dalam
penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.

Bekasi, 25 September 2020

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian IPTEK........................................................................................................3
2.2 Pentingnya Umat Beragama Islam Mengetahui Perkembangan IPTEK.....................3
2.3 Konsep Agama Islam dalam mengembangkan IPTEK...............................................4
2.4 Tujuan Pengembangan IPTEK....................................................................................6
2.5 Ayat-ayat Al-Quran dan Hadis Tentang IPTEK.........................................................6
2.6 Nilai-nilai Ilmu Pengetahuan Teknologi Dalam Islam..............................................10
2.7 Pandangan Agama Islam Tentang Berbagai Kemajuan Bidang Teknologi Kesehatan
14
2.8 Dampak Perkembangan IPTEK Terhadap Nilai-nilai Agama Islam........................16
BAB III.....................................................................................................................................19
PENUTUP................................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan................................................................................................................19
3.2 Saran..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................20

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau sering kita sebut dengan IPTEK adalah
sesuatu yang selalu berkembangdantidak akan pernah berhenti berkembang. Sejak
zaman peradaban awal, hingga kini, manusia tidak terlepas dari berkembangnya
IPTEK tersebut.Inovasi-inovasi baru dari IPTEK kian hari pun kian berwarna-warni.
Bahkan, berkembangnya kebudayaan manusia pun turut dipengaruhi oleh
berkembangnya inovasi-inovasi IPTEK tersebut. Hampir semua aspek kehidupan
masyarakat sekarang ini dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK, Hal itu terbukti
dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan teknologi di
kehidupannya,seperti : Televisi, Smartphone yang canggih, dan masih banyak lagi
teknologi-teknologi lainnya.
Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang
sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang
dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
itu.Sedangkan teknologi menurut Wikipedia adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan
hidup manusia.
Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki
manfaat yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat untuk mempermudah
pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari, Sebagai manusia yang beragama kita tentunya
mempunyai aturan-aturan dalam menggunakan teknologi sesuai syariat agama islam,
Jangan sampai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di gunakan untuk hal-hal
yang dilarang oleh agama, karena didalam agama Islam sangat memperhatikan segala
aspek kehidupan, salah satunya,ketika IPTEK disalah gunakan maka itu termasuk
perbuatan yang dilarang oleh ajaran Islam.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian IPTEK dan nilai kebenaran IPTEK?


2. Apa pentingnya umat beragama Islam mengetahui perkembangan IPTEK?

1
3. Apa konsep agama islam dalam mengembangkan IPTEK?
4. Apa tujuan pengembangan IPTEK?
5. Apa ayat-ayat Al-Quran dan Hadis tentang IPTEK?
6. Apa nilai-nilai IPTEK dalam kehidupan umat beragama Islam?
7. Apa pandangan agama Islam tentang berbagai kemajuan bidang teknologi
kesehatan?
8. Apa dampak perkembangan IPTEK terhadap nilai-nilai agama Islam?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Memahami pengertian IPTEK dan nilai kebenaran IPTEK.


2. Memahami pentingnya umat beragama Islam mengetahui perkembangan IPTEK.
3. Memahami konsep agama islam dalam mengembangkan IPTEK.
4. Memahami tujuan pengembangan IPTEK.
5. Memahami ayat-ayat Al-Quran dan Hadis tentang IPTEK.
6. Memahami nilai-nilai IPTEK dalam kehidupan umat beragama Islam.
7. Memahami pandangan agama Islam tentang berbagai kemajuan bidang teknologi
kesehatan.
8. Memahami dampak perkembangan IPTEK terhadap nilai-nilai agama Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian IPTEK

Menurut Poerbahawadja Harahap, IPTEK adalah alah sebuah ilmu tentang


teknik yang akan memacu kita untuk mengetahui akan bidang industri. IPTEK adalah
sebuah ilmu yang akan menjadikan kita lebih ampu untuk mengerjakan pekerjaan
dengan lebih praktis dan lebih mudah. Dan IPTEK juga akan banyak kita temukan
ditempat tempat industry dan pabrik pabrik.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan
kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknoogi
adalah terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang
lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran sebab
kitab suci ini banyak mengupas keteranganketerangan mengenai ilmu pengetahuan
dan teknologi.

2.2 Pentingnya Umat Beragama Islam Mengetahui Perkembangan IPTEK

IPTEK sebagai bagian tak terpisahkan dari peradaban modern adalah potensi
besar untuk membantu manusia dalam mengembangkan agama yang berwajah
manusiawi dan semakin relevan. Berbagai sarana komunikasi dan multimedia yang
merupakan produk dari IPTEK telah dimanfaatkan oleh agama untuk menyampaikan
pesan-pesan moral. Dengan mengetahui perkembangan IPTEK manusia ikut terlibat
dalam pekerjaan Allah untuk membangun dan menyelamatkan dunia.
Di tengah situasi masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai demokratis,
pendekatan humanis dengan bahasa persuasif-dialogis akan lebih mudah dicerna
banyak kalangan dari pada dari pada bahasa doktriner konspetual (yang cenderung
elitis). Maka, para pemimpin agama dan pengajar agama kiranya perlu menjalin
kerjasama dan dialog intensif dengan berbagai kalangan agar dapat membahasakan
dan menghadirkan agama dalam secara humanis dan kontekstual. Sebaliknya, para

3
ilmuwan perlu membuka diri untuk berdialog dengan berbagai kalangan, termasuk
agamawan, agar mereka mampu merefleksikan dan memaknai IPTEK dalam
keutuhan dimensi manusia.

2.3 Konsep Agama Islam dalam mengembangkan IPTEK

Islam sangat mendukung umatnya untuk menemukan dan mengembangkan


ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Dalam hal ini pengembangan IPTEK, umat
Islam dapat mempelajarinya dari orang-orang non-mulsim, disamping juga dapat
mengembangkan iptek dari spirit ajaran Islam sendiri.
Ajaran hukum Islam secara normatif dan empirik sangat memuliakan orang-
orang yang beriman dan berilmu dengan beberapa derajat. Dalam ajaran hukum
Islam, ditegaskan bahwa tidak sama antara orang yang berilmu dengan orang yang
tidak berilmu. Orang yang berilmu jelas lebih baik dan lebih utama daripada orang
yang tidak berilmu. Dengan demikian, pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan ragam modelnya (missal dengan bahasa islamisasi IPTEK) sangat
dianjurkan oleh ajaran hukum Islam
Dalam masyarakat Islam, ilmu merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
nilai-nilai ketuhanan, karena sumber ilmu yang hakiki adalah Allah SWT. Manusia
adalah ciptaan Allah SWT yang paling tinggi derajatnya dibandingkan dengan
makhluk yang lain, karena manusia diberi daya berpikir, daya berpikir inilah yang
menemukan teori-teori ilmiah dan teknologi. Pada waktu yang bersamaan, daya pikir
tersebut menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dari keberadaan manusia sebagai
makhluk Allah SWT. Oleh karenya, manusia tidak hanya bertanggung jawab kepada
sesamanya, tetapi juga kepada pencipta-Nya.
Meski begitu perlu diingat bahwa ikatan agama yang terlalu kaku dan
terstruktur kadangkala dapat menghambat perkembangan ilmu. Oleh karena itu, perlu
kejelian dan kecerdasan memperhatikan sis kebebasan dalam ilmu dan sistem nilai
dalam agama agar keduanya tidak saling bertolak belakang. Ide islamisasi ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) merupakan bagian dari upaya memberikan nilai-
nilai islam pada beragam keilmuan dengan ragam model pengembangannya. Beragam
keilmuan dikembangkan dengan memberikan pandangan keislaman di dalamnya. Ide
ini melahirkan pihak-pihak yang pro dan kontra.
Berdasarkan tinjauan hukum islam ilmu tidaklah berkembang pada arah yang
tak terkendali, tapi ia harus bergerak pada arah maknawi dan umat manusia berkuasa

4
untuk mengendalikannya. Kekuasaan manusia atas ilmu pengetahuan dan teknologi
harus mendapatkan tempat yang utuh. Eksistensi ilmu pengetahuan dan teknologi
bukan melulu untuk mendesak kemanusiaan, tetapi kemnausiaanlah yang
menggenggam ilmu pengetahuan untuk kepentingan dirinya dalam rangka
penghambaan diri kepada sang Pencipta.
Konsep ajaran islam tentang pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang demikian itu didasarkan kepada beberapa prinsip sebagai berikut :
Pertama, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam dikembangkan dalam
kerangka tauhid dan teologi. Teologi yang bukan smeata-mata meyakini adanya Allah
SWT dalam hati, mengucapkannya dengan lisan dan mengamalkannya dengan
tingkah laku, melainkan teologi yang menyangkut aktivitas mental berupa kesadaran
manusia yang paling dalam perihal hubungan manusia dengan Tuhan, lingkungan dan
sesamanya. Lebih tegasnya adalah teologi yang memunculkan kesadaran, yakni suatu
“mantra yang paling dalam” dari diri manusia yang menformat pandangan dunianya,
yang kemudian menurukan pola sikap dan tindakan yang selaras dengan pandangan
dunia itu. Oleh karena itu, teologi pada ujungnya akan mempunyai implikasi yang
sangat sosiologis sekaligus antropologis.
Kedua, ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam hendaknya
dikembangkan dalam rangka bertakwa dan beribadah kepada Allah SWT. Hal ini
penting ditegaskan, karena dorongan alquran untuk mempelajari fenomena alam dan
sosial tampak kurang diperhatikan, sebagai akibat dan dakwah islam yang semula
lebih tertuju untuk memperoleh keselamatan di akhirat. Hal ini mesti diimbangi
dengan perintah mengabdi kepada Allah SWT dalam arti yang luas, termasuk
mengembangkan Iptek.
Ketiga, ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan oleh orang-
orang islam yang memiliki keseimbangan antara kecerdasan akal, kecerdasan
emosional dan spiritual ayng dibarengi dengan kesungguhan untuk beribadah kepada
Allah SWT dalam arti yang seluas-luasnya. Hal ini sesuai dengan apa yang terjadi
dalam sejarah di abad klasik, dimana para ilmuan yang mengembangkan ilmu
pengetahuan adalah pribadi-pribadi yang senantiasa taat beribadah kepada Allah
SWT.
Keempat, ilmu pengetahuan dan teknologi harus dikembangkan dalam
kerangka yang integral, yakni bahwa antara ilmu agam dan ilmu umum walaupun
bentuk formalnya berbeda-beda, namun hakikatnya sama, yaitu sama-sama sebagai

5
tanda kekuasaan Allah SWT. Dengan pandangan yang demikian itu, maka tidak ada
lagi perasaan yang lebih unggul antara satu dan yang lainnya. Dengan menerapkan
keempat macam strategi pengembangan ilmu pengetahuan tersebut, maka akan dapat
diperoleh keuntungan yang berguna untuk mengatasi problem kehidupan masyarakat
modern sebagimana tersebut di atas.

2.4 Tujuan Pengembangan IPTEK

Mengenai tujuan ilmu pengetahuan, ada beberapa perbedaan pendapat antara


filosof dengan para ulama. Sebagian berpendapat bahwa pengetahuan sendiri
merupakan tujuan pokok bagi orang yang menekuninya, dan mereka ungkapkan
tentang hal ini dengan ungkapan, ilmu pengetahuan untuk ilmu pengetahuan, seni
untuk seni, sastra untuk sastra, dan lain sebagainya. Menurut mereka ilmu
pengetahuan hanyalah sebagai objek kajian untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
sendiri. Sebagian yang lain cenderung berpendapat bahwa tujuan ilmu pengetahuan
merupakan upaya para peneliti atau ilmuwan menjadikan ilmu pengetahuan sebagai
alat untuk menambahkan kesenangan manusia dalam kehidupan yang sangat terbatas
dimuka bumi ini.
Menurut pendapat yang kedua ini, ilmu pengetahuan itu untuk meringankan
beban hidup manusia atau untuk membuat manusia senang, karena dari ilmu
pengetahuan itulah yang nantinya akan melahirkan teknologi. Teknologi jelas sangat
dibutuhkan oleh manusia untuk mengatasi berbagai masalah, dan lain sebagainya.
Sementara itu pendapat yang lainnya cenderung menjadikan ilmu pengetahuan
sebagai alat untuk meningkatkan kebudayaan dan kemajuan bagi umat manusia secara
keseluruhan.

2.5 Ayat-ayat Al-Quran dan Hadis Tentang IPTEK

 Ayat Al-Quran
Surah Ar-rahman : 33
‫ت‬ ِ َ‫س ِإ ِن ا ْستَطَ ْعتُ ْم َأ ْن تَ ْنفُ ُذوا ِم ْن َأ ْقط‬
َ ‫ار ال َّس َم‬
ِ ‫اوا‬ ِ ‫يَا َم ْعش ََر ْال ِجنِّ َواِإْل ْن‬
ٍ َ‫ض فَا ْنفُ ُذوا ۚ اَل تَ ْنفُ ُذونَ ِإاَّل بِس ُْلط‬
‫ان‬ ِ ْ‫َواَأْلر‬
Terjemahan ayat :
“Hai jemaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi)
penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan
dengan kekuatan.”

6
Penjelasan :
Ayat tersebut berisi anjuran bagi siapapun yang bekerja di bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi, untuk berusaha mengembangkan kemampuan sejauh-
jauhnya sampai-sampai menembus (melintas) penjuru langit dan bumi. Namun al-
Qur’an memberi peringatan agar manusia bersifat realistik, sebab betapapun baiknya
rencana, namun bila kelengkapannya tidak dipersiapkan maka kesia-siaan akan
dihadapi.
Kelengkapan itu adalah apa yang dimaksud dalam ayat itu dengan istilah
sulthan, yang menurut salah satu pendapat berarti kekuasaan, kekuatan yakni ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tanpa penguasaan dibidang ilmu dan teknologi jangan
harapkan manusia memperoleh keinginannya untuk menjelajahi luar angkasa. Oleh
karena itu, manusia ditantang dianjurkan untuk selalu mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
 Menurut Tafsir Al- Mishbah oleh M. Quraish Shihab
Ayat diatas menegaskan bahwa mereka tidak dapat menghindar dari
pertanggungjawaban serta akibat-akibatnya. Allah menentang mereka dengan
menyatakan : hai kelompok jin dan manusia yang durhaka, jika karena sanggup
menembus keluar menuju penjuru-penjuru langit dan bumi guna menghindar dari
pertanggungjawaban / siksa yang menimpakanmu itu, maka tembuslah keluar.
Tetapi sekali-kali kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan
kekuatan, sedangkan kamu tidak memiliki kekuatan! Maka nikmat tuhan kamu berdua
yang manakah yang kamu berdua ingkari? Peringatan diatas yang merupakan salah
satu bentuk nikmat Allah SWT dan karena itu pertanyaan yang menggugah atau
mengandung kecaman tersebut diulangi lagi.
Surat Al-Mulk: 19

ُ‫ت َويَ ْقبِضْ نَ ۚ َما يُ ْم ِس ُكه َُّن ِإاَّل الرَّحْ ٰ َمن‬ َ ‫ۚ َأ َولَ ْم يَرَوْ ا ِإلَى الطَّي ِْر فَوْ قَهُ ْم‬
ٍ ‫صافَّا‬
‫صي ٌر‬ ْ ‫ِإنَّهُ بِ ُكلِّ ش‬
ِ َ‫َي ٍء ب‬
Terjemahan :
“Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang
mengembangkan dan mengatup sayapnya diatas mereka? Tidak ada yang menahan di
(udara) selain Yang Maha Pemurah Dia Maha Melihat Segala Sesuatu”.
Penjelasan :

7
Ayat diatas menceritakan tentang bagaimana burung bisa terbang
mengembangkan sayapnya. Itu karena burung dilengkapi dengan organ-organ
tertentu, misalnya sayap, bulu-bulu yang dapat menahan angin dan badan yang lebih
ringan dari pada tenaganya, tentu hal serupa juga tidak mustahil bagi manusia untuk
bisa terbang, Bila dilengkapi dengan organ-organ yang mampu menerbangkannya.
Hai ini pernah dicoba oleh manusia terdahulu ketika mereka mencoba terbang seperti
burung.
Mereka membuat sayap kemudian diikatkan pada kedua tangannya, lalu
terbang dari atas, namun sayang mereka tidak bisa terbang ke atas karena tidak
seimbang antara berat badannya dan kekuatan sayapnya. Tetapi berkat akal
pikirannya manusia akhirnya mampu membuat pesawat udara dan alat-alat lain yang
dapat menerbangkan dirinya bahkan benda-benda yang jauh lebih berat. Maha Besar
Allah yang telah manusia dan dilengkapi dengan akal pikiran.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri
Ayat diatas menegaskan bahwa terbangnya burung dengan kekuasaan Allah,
menunjukkan bahwa dia Maha Melihat setiap perkara yang kecil dan yang besar.
Kemudian Allah berfirman “ dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung
yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka?” yakni, terkadang
burung mengepakkan sayapnya di udara dan terkadang melipatnya dan
mengembangkan-nya. “ tidak ada yang menahannya , “ yakni di udara, “ selain Yang
Maha Pemurah”. karena rahmat dan kelembutannya, dia menundukkan udara untuk
burung-burung agar dapat terbang menembusnya.
Surah Al-Hadid : 25
ُ‫َاب َو ْال ِميزَ انَ لِيَقُو َم النَّاس‬َ ‫ت َوَأ ْن َز ْلنَا َم َعهُ ُم ْال ِكت‬
ِ ‫لَقَ ْد َأرْ َس ْلنَا ُر ُسلَنَا بِ ْالبَيِّنَا‬
‫ْأ‬
ِ َّ‫ْط ۖ َوَأ ْنزَ ْلنَا ْال َح ِدي َد فِي ِه بَ سٌ َش ِدي ٌد َو َمنَافِ ُع لِلن‬
‫اس َولِيَ ْعلَ َم هَّللا ُ َم ْن‬ ِ ‫بِ ْالقِس‬
‫َزي ٌز‬ ِ ‫ص ُرهُ َو ُر ُسلَهُ بِ ْال َغ ْي‬
ِ ‫ب ۚ ِإ َّن هَّللا َ قَ ِويٌّ ع‬ ُ ‫يَ ْن‬
Terjemahan :
“Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa
bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca
(keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia,
(supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang
menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.

8
Penjelasan :
Dalam ayat tersebut, Allah menganugerahkan besi sebagai karunia yang tidak
terhingga nilai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari- hari. kita bisa saksikan
betapa besi banyak memberikan manfaat kepada manusia. Dengan besi, manusia bisa
menciptakan berbagai macam keperluan rumah tangga, kendaraan laut, darat, udara
dan sebagainya. Dengan besi pula manusia dapat membina kekuatan bangsa dan
negaranya, karena dari besi dibuat segala alat perlengkapan pertahanan dan keamanan
negeri, seperti senapan, kendaraan perang dan sebagainya. Karena besi, bangunan-
bangunan pencakar langit didirikan.
Tentu besi itu hanya salah satu contoh saja dari sekian banyak anugerah Allah
yang telah diberikan kepada manusia untuk keperluan hidupnya, seperti emas, perak,
tembaga, timah, baja dan lainnya. Kesemuanya itu tersedia di dalam perut bumi,
tinggal bagaimana manusia bisa mengeksploitasi dengan tidak merusak lingkungan.
Menurut Tafsir Ibnu Katsir oleh Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri
Ayat diatas menegaskan bahwa para nabi diutus dengan membawa mukjizat, keadilan
dan kebenaran. Allah berfirman “ sesungguhnya kami telah mengutus rasul-rasul
kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata” yaitu dengan membawa mukjizat,
argumentasi-argumentasi yang akurat dan bukti-bukt nyata. “ dan telah kami
turunkan bersama mereka al-kitab, yaitu dalil naqli yang benar. “ dan neraca “ yang
dimaksud adalah keadilan sebagaimana yang ditafsir oleh Mujahid, Qatadah dan
lainnya. Kitab dan neraca keadilan itulah yang merupakan sumber kebenaran yang
diakui oleh akal sehat lagi lurus. Dan lawannya adalah berbagai pendapat serta
pandangan yang tidak benar
 Hadis Tentang IPTEK
a. Pembelahan Bulan
Nabi berssabda :
ِ‫ق ْالقَ َم ِر ك ََر َمةً لِ َرسُوْ ِل هللا‬
ُ ‫اِ ْن ِشقَا‬
Terjemahan :
“ Terbelahnya bulan merupakan karamah Rasulullah “. (HR. Imam Al-
Bukhori ).
Penjelasan :
Hadits ini diriwayatkan oleh oleh Imam Al Bukhori dalam Shahihnya kitab
Al-Maghazy. Maksud dari hadits ini adalah terbelahnya bulan ini adalah peristiwa .
ini merupakan representasi dari salah satu kemukjizatan indrawi yang muncul

9
sebagai penguat bagi Rasulullah dalam menghadapi kaum kafir dan musyrik Mekah
dan pengingkaran mereka atas kenabian Nabi SAW.
Mukjizat adalah peristiwa adikodrati yang keluar dari ketentuan Sunnatullah.
Oleh karena itu, aturan-aturan duniawi tidak mungkin bisa memahami terjadinya
mukjizat. Seandainya mukjizat pembelahan bulan menjadi dua ini tidak disebutkan
dalam Al-Qur’an dan sejarah Rasulullah, tentu kaum muslimin sekarang tidak akan
mengimaninya. Jadi, fungsi hadits di atas adalah untuk menguatkan bahwa Rasulullah
benar-benar mempunyai mukjizat yaitu salah satunya membelah bulan jadi dua.
b. Siklus Hujan
Nabi bersabda :
‫َام بَِأقَ َّل َمطَرًا ِم ْن‬
ٍ ‫َام َما ِم ْن ع‬
ٍ ‫ع‬
Terjemahan :
“Tidak ada tahun yang lebih sedikit curah hujannya daripada tahun yang lain”
Penjelasan :
Al – Baihaqi meriwayatkan hadis ini dalam As-Sunan Al-kubra dari Ibnu
Mas’ud Ra, dari Rasulullah dengan teks hadis “tidak ada tahun yang lebih sedikit
curah hujannya daripada tahun yang lain”.
Kendati nash hadis berhenti (mauquf) pada Ibnu Mas’ud, sehingga mendorong
beberapa pengkaji hadis untuk melemahkan statusnya (dhaif) karena tidak dapat
memahami petunjuk ilmiahnya, namun hadis ini tetap mempresentasikan sebuah
gebrakan ilmiah yang mendahului khazanah sains modern sejak tahun 1400 tahun
silam. Di samping itu, hadis ini merupakan salah satu representasi kemukjizatan sains
dalam hadits-hadits Nabi SAW. Sehingga meski berstatus dho’if, hadis itu pun tetap
kuat dan diperhitungkan.

2.6 Nilai-nilai Ilmu Pengetahuan Teknologi Dalam Islam

Modernisasi dalam Islam adalah gerakan Islam terpadu dan ilmu-ilmu modern
(barat). Akibatnya, Islam harus menyesuaikan diri dengan doktrin-doktrin dan
prinsip-prinsip keinginan Barat. Dampak dari gerakan ini akan merusak prinsip-
prinsip Islam dan mendorong orang-orang Muslim untuk mengakui nilai-nilai
modernitas Barat.
Dalam islam, sains dan teknologi sangatlah penting untuk membangun dan
mengembangkan peradaban yang kokoh dan tangguh. Seperti halnya para khalifah
dahulu, dalam mendorong kaum muslim untuk mencipatakan teknologi dan membuat

10
karya ilmiah untuk mengembangkan dan memanfaatkan Sumber daya alam yang telah
tersedia.
Seperti yang telah diketahui para ilmuwan islam seperti al-Khawarizmi ahli
matematika, Ibnu Firnas konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia,
dan masih banyak lagi. Beliau semua mengerahkan segenap daya dan upaya bemi
berkarya untuk umat. Jadi, agama Islam tidak pernah melarang sains dan teknologi,
malah justru agama Islam selalu terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad
yang lalu.
Agama dan Ilmu pengetahuan-teknologi merupakan dua sisi yang tidak dapat
dipisahkan antara satu sama lain. Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu
memberikan kemungkinan untuk kemuncul berbagai penemuan baru dan ide-ide baru.
sedangkan teknologi adalah aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil
nyata yang lebih kompleks dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih
maju lagi. Tetapi, terlepas dari semua hal tersebut, perkembangan teknologi juga tidak
boleh melepaskan diri dari nilai-nilai agama Islam.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di satu sisi memang
berdampak positif, yakni dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Berbagai sarana
modern industri, komunikasi, dan transportasi, misalnya, terbukti bermanfaat. Tapi di
sisi lain, tak jarang teknologi berdampak negatif karena merugikan membahayakan
kehidupan dan martabat manusia. Di sinilah, peran agama sebagai pedoman hidup
menjadi sangat penting untuk dilihat kembali.
Untuk menghindari dampak dari perkembangan teknologi, sebagai umat Islam
yang bijak dan taat pada aturan ajaran agamanya, semestinya berawal dari diri sendiri
dalam menyikapi terjangan perkembangan teknologi. Pergunakan manfaat yang
postifnya apabila dampak dari perkembangan teknologi itu bisa bermanfaat dalam
kehidupan umat Islam.
Dan menjauhi atau buang dampak negatifnya apabila dampak dari
perkembangan teknologi komunikasi itu cenderung bersifat mengarah kedalam
kebathilan. Dikarenakan agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di masa
lalu atau di masa sekarang, maupun di waktu-waktu yg kan datang.
Bersamaan dengan modernisasi sains dan teknologi Barat, pemikiran-
pemikiran sekularitas tidak saja memasuki wilayah ekonomi, polotik, maupun hukum,
tetapi juga menerobos masuk dalam wilayah pendidikan di dunia Islam. Sedangkan

11
kondisi pendidikan Islam masih tradisional dan posisinya goyah (labil), sehingga
tidak berhasil mencegah masuknya pemikiran-pemikiran yang selalu mencoba
memisahkan secara tajam masalah dunia dan akhirat ke dalam pendidikan Islam.
Sistem pendidikan Islam belum memiliki perangkat yang efektif untuk menangkal
pikiran-pikiran yang tersesat itu, karena belum dirumuskan berdasarkan konsep yang
matang dari wahyu.
Oleh karena itu, dibutuhkan penataan kembali secara komprehensif terhadap
pendidikan Islam. Pendidikan dewasa ini menuntut pembaruan dan menumbangkan
konsep dualisme dikotomik secara mendasar.
Islam merupakan ajaran agama yang sempurna. Nilai-nilai ajarannya
menyeluruh. Dalam hal ini ajaran Islam berupaya memadukan dua hal yang
dikotomik dalam pendidikan Islam dimana implikasinya mengakibatkan terpisahnya
pengetahuan agama (religious sciences) dengan ilmu pengetahuan (modern sciences).
Untuk itu, ajaran Islam mempunyai tawaran nilai yang integralistik. Berikut
rinciannya:
1) Mengintegrasikan ayat-ayat Ilahiyah (ketuhanan) dengan ayat-ayat kauniyah
(alam semesta), sebab alam merupakan ayat-ayat dan manifestasi sifat-sifat
Tuhan. Ayat-ayat Ilahiyah dipelajari dalam religious sciences sebagaiman
yang telah berjalan selama ini, akan tetapi tidak boleh dipisahkan dengan ayat-
ayat kauniyah sebagaimana terungkap dalam ilmu-ilmu modern. Sebaliknya,
pengetahuan yang dicapai melalui ilmu-ilmu modern tidaklah boleh
menjadikan kita semakin jauh dengan keyakinan kita kepada Allah. Justru
semakin tersingkap tabir rahasia alam semesta semakin terbuka lebar tanda-
tanda kekuasaan Tuhan dan keberadaannya. Ini sejalan dengan harapan Nabi
SAW, agar kita tidak tambah ilmu pengetahuan kecuali makin mendapat
petunjuk atas kebenaran nilai-nilai ketuhanan atau teologis.
2) Mengintegrasikan relasi Tuhan-manusia dalam bentuk pendidikan yang teo-
antroposentris dengan titik tekan bahwa manusia adalah makhluk Tuhan yang
paling mulia. Manusia sebagai khalifah di bumi, maka pendidikan Islam
hendaknya mampu mengarahkan tujuan, materi, metode, proses dan seluruh
kegiatannya pada pembentukan manusia muslim yang taat kepada Allah
sekaligus mampu menjadi pemimpin (QS. Al-Baqarah: 30), pengelola dan
pemakmur di bumi. Selain itu dapat menguak rahasia alam dan
memanfaatkannya untuk kehidupan manusia tanpa merusak, eksploratif atau

12
menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. Maka pendidikan Islam
hendaknya dapat mengharmoniskan hubungan antara Tuhan, alam dan
manusia.
3) Mengintegrasikan antara iman dengan ilmu. Ibarat koin, iman dan ilmu
merupakan dua perkara yang tidak boleh dipisahkan. Dalam Al-Qur’an telah
dinyatakan bahwa Allah SWT mengangkat derajat orang-orang yang beriman
dan berilmu pengetahuan beberapa derajat. Nabi SAW juga bersabda bahwa
orang yang berjalan menuju ke suatu tempat untuk menuntut ilmu maka akan
dimudahkan jalan baginya menuju ke surga. Iman seseorang hendaknya
didasari oleh ilmu, sehingga keyakinannya tidaklah atas dasar ikut-ikutan
(taqlid). Melainkan penuh kesadaran dan pemahaman yang mendalam melalui
proses balajar.
4) Mengintegrasikan antara pemenuhan kebutuhan rohani (spiritual-ukhrawi)
dengan jasmani (material-duniawi). Pendidikan Islam hendaknya tidak
dimaksudkan untuk mengisi mental spiritual anak dengan pembinaan
rohaniyah semata, melainkan juga penguatan unsur jasmaniah sehingga
tercapai kebahagiaaan utuh jasmani-rohani dan dunia-akhirat. Berbeda dengan
aliran serba zat atau materialisme yang memandang bahwa manusia itu
tersususn dari unsur kimiawi dan materi, yang begitu ia mati akan terurai
kembali ke dalam materi bentuk lain, dan tidak ada alam non-materi. Di sisi
lain atau aliran serba ruh (spiritualisme) yang memandang manusia sebatas
jiwa atau idea, sedang badan yang melekat adalah bayangan. Islam
memadukan kedua sisi manusia tersebut dalam bentuk totalitas, antara roh-
jasad, material-spiritual dan dunia-akhirat. Seperti pandangan ilmuwan
muslim Al-Ghazali dan Al-Farabi menyatakan, bahwa manusia terdiri atas
unsur jasad (badan) dan roh atau jiwa. Dengan jasad manusia dapat bergerak
dan merasa, sedangkan roh manusia dapat berfikir, mengetahui dan
sebagainya. Dalam pandangan ini tercermin akan adanya hubungan yang
terintegrasi antara kedua unsur dimaksud.
5) Mengintegrasikan antara tuntunan wahyu dengan daya intelek. Pemberdayaan
intelek membuat kita tetap berpikir kritis dan rasional. Potensi akal bila
dikaitkan kedudukannya dengan wahyu ini cukup intens. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya wahyu yang menyuruh manusia menggunakan akal pilkiran.

13
Selain itu, untuk memahami kedalaman makna wahyu itu sendiri jelas
membutuhkan nalar yang kuat dan cerdas.
Proses internalisasi nilai-nilai pendidikan islam pada perkembangan IPTEK
yaitu dapat menyatukan nilai-nilai :
a. aqidah,
b. syariah,
c. akhlak
d. jihad
Penyatuan ini menjadikan ilmu pengetahuan sebagai indikator bahwa
paradigma pendidikan islam memiliki pandangan yang luas terhadap ketauhidan,
etika, moral yang menjadikan seseorang berbeda di hadapan Allah SWT. Dengan
adanya internalisasi nilai-nilai pendidikan islam itu sendiri bisa menjadikan penguatan
terhadap nilai-nilai islam yang lebih mendalam tanpa harus mengesampingkan ilmu
pengetahuan.

2.7 Pandangan Agama Islam Tentang Berbagai Kemajuan Bidang Teknologi


Kesehatan

Peradaban Islam sangat berbeda dengan Yunani, Romawi dan Byzantium


dalam memandang teknologi. Para cendekiawan Muslim di era kekhalifahan
menganggap teknologi sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan yang sah. Fakta itu
terungkap berdasarkan pengamatan sejarawan sains Barat di era modern terhadap
sejarah sains di Abad Pertengahan.
Demikian pula ajaran Islam ia tidak akan bertentangan dengan teori-teori
pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan
obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu adalah
mubah termasuk segala apa yang disajikan oleh berbagai peradaban baik yang lama
maupun yang baru. Semua itu berlaku oleh Islam tidak ada yang hukumnya haram
kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan pasti mengherankannya.
Kemajuan teknologi yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk
teknologi radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah
lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi setiap orang tua, kaum muda, atau
anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang
diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab
itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia

14
saat ini dapat menentukan apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan
operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan
dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka
manakala manakala manusia untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata-
mata.
Dalam islam, sains dan teknologi sangat penting untuk membangun peradaban
yang kuat dan tangguh. Seperti halnya dahulu para khalifah mendorong kaum muslim
untuk mencipatakan teknologi dan membuat karya ilmiah guna mengembangkan dan
memanfaatkan SDA yang ada. Seperti kita ketahui para ilmuwan islam seperti ahli
matematika, Ibnu Firnas, konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia,
dan banyak lagi. Mereka semuanya mengerahkan segenap upaya dan hasil untuk
umat. Jadi, Islam tidak pernah melarang sains dan teknologi, tetapi justru Islam selalu
terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Kalian tahu urusan dunia kalian”
Hadits ini menunjukkan kebolehan mengenai sains dan teknologi karena pada
saat itu Rasulullah SAW ditanyai oleh seseorang tentang pertanian, tapi Rasulullah
tidak memberikan jawaban yang benar karena Rasulullah tidak ahli dalam pertanian.
Maka dari itu, sains dan teknologi merupakan  madaniyah 'am  yaitu benda
yang tidak ada sangkut pautnya dengan  hadlarah . Sebagaimana Imam Taqiyuddin
an-Nabhani dalam kitabnya  Nizhamul Islam menyebutkan bahwa  “Sedangkan
bentuk-bentuk madaniyah yang menjadi produk kemajuan sains dan perkembangan
teknologi / industri tergolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh umat
manusia” . Madaniyah  itu sendiri merupakan merupakan bentu-bentuk fisik berupa
benda-benda yang terindera dan digunakan dalam kehidupan yang mencakup seluruh
aktivitas kehidupan.
Maka dengan hal ini jelaslah sudah bahwa produk dari sains dan teknologi
dalam pandangan Islam boleh / mubah. Tetapi ingat bahwasannya, ada juga
madaniyah yang bersifat khas seperti patung, salib, bintang david, dll itu merupakan
karya / hasil dari  hadlarah  selain Islam, maka ku adalah suatu kemaksiatan dan
hukumnya haram.

15
Contoh Perkembangan Teknologi di Bidang Kesehatan
 Virtual reality dan augmented reality
Saat ini teknologi virtual reality dan augmented reality telah banyak digunakan
seperti pada permainan. Namun saat ini teknologi virtual reality dan augmented
reality sedang dikembangkan untuk bidang kesehatan. Teknologi ini sangat berguna
karena dokter dapat melakukan pemeriksaan pada pasien tanpa harus bertatap wajah.
Tentunya hal ini sangat bermanfaat karena dapat menghemat waktu dan lebih efisien.
Selain itu, dengan teknologi ini dokter juga dapat melakukan latihan operasi pada
pasien sebelum melakukan operasi yang sebenarnya.

2.8 Dampak Perkembangan IPTEK Terhadap Nilai-nilai Agama Islam

Munculnya globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu


negara termasuk Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan
dampak negatif di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan berdampak kepada nilai- nilai nasionalisme
terhadap bangsa. Karena tidak ada batas lagi antarnegara, sehingga arus informasi dan
teknologi bisa masuk dengan mudah. Hal ini bisa tercipta karena adanya teknologi
canggih seperti internet, radio, televisi, dan telepon. Semakin banyak penduduk dunia
menggunakan teknologi tersebut semakin banyak informasi yang dapat kita terima
atau berikan.
Ada beberapa dampak negatif globalisasi yang digulirkan oleh dunia Barat
yang rawan mempengaruhikehidupan seorang muslim, dan sekaligus menjadi
tantangan dakwah di era globalisasi, yaitu: Pertama, adalah kecende-rungan
maddiyyah (materialisme) yang selalu kuat pada zaman sekarang ini.Kedua, adanya
proses atomisasi, individualistis. Kehidupan kolektif, kebersamaan, gotong royong,
telah diganti dengan semangat individualisme yang kuat. Ketiga, sekulerisme yang
senantiasa memisahkan kehidupan agama dengan urusan masyarakat, karena agama
dinilai hanya persoalan privat antar individu semata. Dan keempat, munculnya
relativitas norma-norma etika, moral, dan akhlak. Sehingga dalam suatu konteks
masyarakat yang dianggap tabu bisa saja dalam konteks masyarakat yang lain
dianggap boleh (Rais, 1998: 65-66)
Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa,
kita tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia
(world society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu,
16
manusia secara alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat
saling terpisah melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Contoh media komunikasi dari awal sampai saat ini:
a. Media Cetak
Yang termasuk media cetak yaitu:
1. Surat
Pengiriman surat saat ini sangat mudah dan cepat. Mengirim melalui surat
mempunyai keuntungan tersendiri. Kita dapat menulis pesan secara lengkap dan
terperinci. Kita memerlukan perangko untuk mengirimnya.
2. Koran, Majalah, Tabloid, dan buku-buku
Koran, majalah, tabloid, dan buku-buku memberikan pengetahuan tentang
segala peristiwa yang terjadi di dunia secara tertulis. Tetapi berita dikoran biasanya
terlambat satu hari karena surat kabar harus melalui proses cetak dan edar.
b. Media Elektronik
Yang termasuk media elektronik yaitu:
1. Televisi
TV ditemukan oleh orang skotlandia bernama john logie baird pada tahun
1925. Saat pertama kali dibuat, televisi hanya berwarna hitam putih. Sesuai
perkembangan zaman, TV sekarang sudah berwarna.
2. Radio
Siaran radio dipancarkan dari stasiun pemancar radio ke satelit lalu dari satelit
ke rumahrumah penduduk. Ada radio dari frekuensi AM dan ada juga yang FM.
Siaran radio dapat menyampaikan berita dan informasi tentang peristiwa disaat itu
juga. Ada radio yang menggunakan listrik, dan ada juga yang menggunakan baterai.
3. Telepon
Telepon adalah media komunikasi yang cuup cepat untuk berbicara dengan
seseorang kita hanya tinggal memijat atau memutar nomor orang yang akan kita ajak
bicara. Bila telah tersambung kita bisa langsung komunikasi. Telepon ditemukan oleh
seorang Amerika bernama Alexander Graham bell pada tahun 1876.
4. Internet
Dengant internet kita bisa mengtahui berita-berita apapun melalui computer
yang dihubungkan dengan telepon atau melalui telepon genggam yang mempunyai
fasilitas internet.

17
5. SMS (Short Message Service)
Pengiriman berita dan informasi melalui sms hanya bisa digunakan bila kita
mempunyai telepon genggam, karena sms merupakan salah satu dari fasilitas telepon
genggam. Sms ini baru berlaku bila kedua belah pihak telepon genggam.
6. Media Sosial
Di Zaman yang serba canggih sekarang ini kita dapat memanfaatkan media
sosial untuk komunikasi dan usaha seperti bisnis online dan lain sebagainya.
c. Dampak positif globalisasi antara lain:
1. Mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan
2. Mudah melakukan komunikasi
3. Cepat dalam bepergian (mobilitas tinggi)
4. Menumbuhkan sikap kosmopolitan dan toleran
5. Memacu untuk meningkatkan kualitas diri
6. Mudah memenuhi kebutuhan
d. Dampak negatif globalisasi antara lain:
1. Informasi yang tidak tersaring
2. Perilaku konsumtif
3. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempit
4. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruk
5. Mudah terpengaruh oleh hal yang berbau barat

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki


manfaat yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat untuk mempermudah
pekerjaan dalam kehidupan sehari-hari, Sebagai manusia yang beragama kita tentunya
mempunyai aturan-aturan dalam menggunakan teknologi sesuai syariat agama islam,
Jangan sampai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di gunakan untuk hal-hal
yang dilarang oleh agama, karena didalam agama Islam sangat memperhatikan segala
aspek kehidupan, salah satunya,ketika IPTEK disalah gunakan maka itu termasuk
perbuatan yang dilarang oleh ajaran Islam.

3.2 Saran

Bijaklah dalam penggunaan IPTEK. Gunakan IPTEK sesuai aturan dan


kebutuhan yang bermanfaat bagi diri sendiri, orang lain dan keberadapab umat
manusia. Jangan sampai lalai akan kewajiban dan perintah Allah karen terlalu asyik
dengan IPTEK.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kompasiana.com, 06 Juli 2020. Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam pada


Perkembangan Iptek. Diakses pada 23 September 2020, dari
https://www.kompasiana.com/anisanurkhofipah/5f0326c6097f361cb2454c02/internalisasi-
nilai-nilai-pendidikan-islam-pada-perkembangan-iptek

Kompasiana.com, 03 Oktober 2019. Perkembangan Teknologi dalam Bidang Kesehatan.


Diakses pada 25 September 2020, dari
https://www.kompasiana.com/dharmauntad/5d95fe85097f365b0b1e3972/perkembangan-
teknologi-dalam-bidang-kesehatan

Wordpress.com, 21 Oktober 2018. Ayat-ayat Al-Quran Tentang IPTEK. Diakses pada 23


September 2020. https://berbagiilmutentangfilsafat.wordpress.com/2018/10/21/ayat-dan-
hadis-tentang-ilmu-pengetahuan-dan-teknologi/

Kompasiana.com, 14 September 2018. Peran Agama dalam Perkembangan Teknologi.


Diakses pada 23 September 2020, dari
https://www.kompasiana.com/rosyidaaula/5bebfc45677ffb1e495306d5/peran-agama-dalam-
perkembangan-teknologi

Blogspot.com, 21 September 2016. IPTEK Dalam Pandangan Islam. Diakses pada 25


September 2020, dari http://imammuchtarom94.blogspot.com/2016/09/makalah-iptek-dalam-
pandangan-islam_21.html

Media.neliti.com, Juni 2016. Integritas Pendidikan Agama Islam Terhadap Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi. Diakses pada 25 September 2020, dari
https://media.neliti.com/media/publications/256986-integritas-pendidikan-agama-islam-
terhad-e0893d13.pdf

Julnalpai.uinsby.ac.id, 01 Mei 2014. Pengembangan IPTEK Dalam Tinjauan Hukum Islam.


Diakses pada 25 September 2020, dari
http://jurnalpai.uinsby.ac.id/index.php/jurnalpai/article/view/27/27

Wordpress.com, 10 Juni 2012. Pandangan Islam Tehadap Perkembangan Teknologi. Diakses


pada 25 September 2020, dari
https://wendamongmong.wordpress.com/2012/06/10/pandangan-islam-terhadap-

20
perkembangan-teknologi/#:~:text=Kemajuan%20teknologi%20secara%20umum
%20telah,Siapapun%20boleh%20mengambilnya%20dan%20menggunakannya.

Tulungagung.ac.id. Nilai Pengetahuan IPTEK. Diakses pada 23 September 2020, dari


http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1036/6/BAB%20IV.doc

21

Anda mungkin juga menyukai