Disusun oleh :
Fransiska Natasya Valencia Adams / C (21110119130099)
Pradipa Fajar Ibrahim / C (21110119130109)
Rifqy Al Arfi Ardani / C (21110119140050)
Dosen Pengampu :
Ibu Islamiyati, S.Ag., M.S.I., M.H.
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kepada kita kemudahan sehingga
penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya bisa saja penyusun
tidak akan bisa menyelesaikannya dengan baik. Shalawat dan salam semoga terlimpah
dan tercurahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini di susun agar pembaca bisa memperluas ilmu berkenaan “IPTEK
dalam Konsep islam”, yang penyusun sajikan berdasarkan pemahaman berasal dari
beragam sumber.
Penyusun juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu
Islamiyati, S.Ag., M.S.I., M.H. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Agama Islam
(PAI) Teknik Geodesi Undip yang sudah memberikan kepercayaan kepada penyusun
untuk menyelesaikan tugas ini. Penyusun sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat
dalam rangka menambah pengetahuan juga wawasan kepada para pembaca.
Penyusun pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penyusun membutuhkan kritik dan arahan
berasal dari pembaca yang bersifat membangun. Penyusun mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika terdapat kata-kata yang kurang berkenan.Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................3
III.1 Kesimpulan...................................................................................................16
III.2 Saran..............................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau sering kita sebut dengan IPTEK adalah
sesuatu yang selalu berkembangdantidak akan pernah berhenti berkembang. Sejak
zaman peradaban awal, hingga kini, manusia tidak terlepas dari berkembangnya IPTEK
tersebut.Inovasi-inovasi baru dari IPTEK kian hari pun kian berwarna-warni. Bahkan,
berkembangnya kebudayaan manusia pun turut dipengaruhi oleh berkembangnya
inovasi-inovasi IPTEK tersebut. Hampir semua aspek kehidupan masyarakat sekarang
ini dipengaruhi oleh perkembangan IPTEK, Hal itu terbukti dengan semakin banyaknya
masyarakat yang menggunakan teknologi di kehidupannya,seperti : Televisi,
Smartphone yang canggih, dan masih banyak lagi teknologi-teknologi lainnya.
Ilmu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang sesuatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)
itu.Sedangkan teknologi menurut Wikipedia adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup
manusia.
1
3. sejauh mana perkembangan dan fungsi dari perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknoogi yang dilihat dari segi kehidupan Islam terutama di Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Pentingnya IPTEK dalam Kehidupan
Allah akan mengangkat derajat dan martabat orang-orang yang beriman dan
berilmu, seperti difirmankan dalam QS. 58 (al-Mujadilah) : 11
3
Dialog antara Allah dengan malaikat ketika Allah mau menciptakan manusia,
dan malaikat mengatakan bahwa manusia akan berbuat kerusakan dan menumpahkan
darah, Allah membuktikan keunggulan manusia daripada malaikat dengan kemampuan
manusia menguasai ilmu melalui kemampuan menyebutkan nama-nama. Ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni dalam praktiknya mampu mengangkat harkat dan
martabat manusia, karena melalui ilmu pengetahuan, teknologi dan seni manusia
mampu melakukan eksplorasi kekayaan alam yang disediakan Allah. Karena itu dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, nilai-nilai Islam tidak boleh
diabaikan agar hasil yang diperoleh memberikan kemanfaatan sesuai dengan fitrah
hidup manusia.
Kehidupan agama islam di panggung sejarah peradaban manusia memiliki arti
tersendiri, termasuk dalam bidang ilmu pengetahuan. Islam memberi warna khas corak
peradaban yang diwariskan Romawi-Yunani yang pernah berjaya selam satu milenium
sebelumnya. Walaupun pada awalnya karakteristik ini tidak mudah bekerja, karena
pengetahuan peradaban Hellenisme yang begitu kuat, namun dalam waktu yang tidak
begitu panjang akhirnya kaum muslimin dapat memainkan sendiri peran peradabannya
yang unik selama beberapa abad. Ilmu dalam Islam berdasarkan paham kesatupaduan
yang merupakan inti wahyu Allah SWT sebagaimana seni Islam murni yang melahirkan
bentuk plastis yang dapat membuat orang merenungkan keesaan Ilahi, begitu pula
semua ilmu yang pantas disebut bersifat Islami menunjukan kesatupaduan dan saling
berhubungan dari segala yang ada. Dengan merenungkan kesarupaduan alam orang
dapat menuju ke arah Keagungan dan Keesaan ilahi.
Sebelum Nabi Muhammad SAW diutus untuk menjalankan dan menyebarkan
risalah-nya, sumber-sumber bagi dunia ilmu pengetahuan hanyalah pengembaraan aal
yang dikuasai oleh naluri dan berbagai nafsu manusia. Dengan berbekal hal ini manusia
mengembangkan pemikiran induktifnya dan kemudian melahirkan karya-karya yang
dianggap besar pada zamannya. Namun demikian pengaruh-pengaruh pemikiran dan
mitos masih saja bekerja dan tak melampaui batas-batas yang telah digariskan.
Turunnya wahyu Allah SWT kedada nabi Muhammad SAW membawa
semangat baru bagi dunia ilmu pengetahuan. Ditinjau dari peranan kewahyuan dalam
kehidupan manusia, sebenarnya apa yang terjadi pada diri beliau bukanlah suatu hal
4
yang baru. Para Nabi Allah yang sebelumnya pernah diutus ke berbagai generasi
manusia dalam suatu kurun waktu yang sangat panjang, namun keunikan ajaran islam
yang dibawa Nabi Muhammad SAW membawa semangat baru, memecahkan kebekuan
zaman. Lahirnya Islam membawa manusia kepada sumber-sumber pengetahuan lain
dengan tujuan baru, yakni lahirnya tradisi intelektual-induktif. Dalam QS. 41 (Fushilat)
: 53 Allah berfirman
5
Artinya : Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum
(kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejadian dan
kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);
dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir)
dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak
menyukai orang-orang yang zalim. Dalam firman yang lain, dalam QS. 2 (al-Baqarah) :
164 Allah menyatakan:
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan
siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa
yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi
sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan
pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh
(terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.
6
Dalam bentuk ayat-ayat kauniyah dan ayat-ayat tanziliah. Ayat kauniliah adalah
pengetahuan yang terhampar di alam kehidupan dan ayat tanziliah adalah wahyu
Allah yang diturunkan kepada Rasulullah saw berupa Al-Qur’an.
3. Berorientasi pada kemaslahatan umat manusia.
Rasulullah saw mengingatkan bahwa sebaik-baiknya manusia adalah orang yang
paling tinggi kebaikannya terhadap orang lain. Karena itu Iptek jangan sampai
menimbulkan kerugian bagi kehidupan umat manusia.
4. Menjaga keseimbangan alam.
Dalam kegiatan meneliti (iptek) jangan sampai menimbulkan kerusakan yang
dapat mengganggu keseimbangan alam yang justru akan merugikan manusia
sendiri.
5. Menyadari bahwa Iptek adalah hasil kerja manusia yang tidak menghasilkan
kebenaran mutlak. Karena kebenaran yang mutlak hanya lah datang dari Allah
Yang Maha Mutlak. Maka dari itu kebenaran iptek berada di bawah kebenaran
mutlak yang ditunjukkan oleh Allah.
6. Berorientasi pada ridha Allah.
Tujuan tertinggi dari setiap amal usaha manusia adalah tercapainya ridha Allah
terhadap amal usahanya tersebut.
Peran Islam dalam perkembangan iptek adalah bahwa Syariah Islam harus
dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah
islam) wajib dijadikan tolak ukur dan pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga
bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan adalah yang telah dihalalkan oleh syariah
islam. Sedangkan Iptek yang tidak boleh dimanfaatkan adalah yang telah diharamkan.
Akhlak yang baik muncul dari keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT sumber
segala kebaikan, Keindahan, dan Kemuliaan. Keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT hanya akan muncul bila diawali dengan pemahaman ilmu pengetahuan dan
pengenalan terhadap Tuhan Allah SWT dan terhadap alam semesta sebagai tajaliyat
(manifestasi) sifat-sifat KeMahaMuliaan, Kekuasaan dan Keagungan-Nya.
7
dan merenungkan segala kejadian di alam semesta. Dengan kata lain Islam sangat
mementingkan pengembangan ilmu pengetahuandan teknologi. Berbeda dengan
pandangan Barat yang melandasi pengembangan Ipteknya hanya untuk mementingkan
duniawi, maka Islam mementingkan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana ibadah atau
pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat Khalifatullah
(wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada manusia dan
menyebarkan rahmat bagi seluruh alam. Ada lebih dari 800 ayat dalam Al-Quran yang
mementingkan proses perenungan, pemikiran, dan pengamatan tehadap berbagai gejala
alam, untuk di tafakuri dan menjadi bahan dzikir kepada Allah.
Bila ada pemahaman atau tafsiran ajaran agama Islam yang menentang fakta
ilmiah, maka kemumgkinan yang salah adalah pemahaman dan tafsiran terhadap ajaran
agama tersebut. Bila ada ilmu pengetahuan yang menentang prinsip pokok ajaran agama
Islam maka yang salah adalah tafsiran filosofis atau paradigma materialisme yang
beradadi balik wajah ilmu pengetahuan modern tersebut. Karena alam semesta yang
dipelajari melalui ilmu pengetahuan dan ayat-ayat suci Tuhan (Al-Quran) dan Sunnah
Rasulullah SAW yang dipelajari melalui agama adalah sama-sama ayat (tanda-tanda
dan perwujudan) Allah SWT, maka tidak mungkin satu sama lain saling bertentangan
dan bertolak belakang, karena keduanya berasal dari satu sumber sama, Allah Yang
Maha Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam Semesta.
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah
kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada
di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang
teguh dan sungguh sungguh perpedoman pada Al-Qur’an dan Al-Hadist.
Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim
ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu
tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi),
sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun
adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil) Dalam sebuah hadist
rasulullah bersabda, “mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang
meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata
8
dan emas pada babi hutan.” (HR. Ibnu Majah dan lainya) Juga pada hadist
rasulullah yang lain, “carilah ilmu walau sampai ke negeri cina”. Dalam hadist
ini kita tidak dituntut mencari ilmu ke cina, tetapi dalam hadist ini rasulullah
menyuruh kita mencari ilmu dari berbagai penjuru dunia. Walau jauh ilmu haru
tetap dikejar.
9
perumpamaan kalimat yang baik (dinul Islam) seperti sebatang pohon yang baik,
akarnya kokoh (menghujam ke bumi) dan cabangnya menjulang ke langit,
pohon itu mengeluarkan buahnya setiap muslim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia agar mereka ingat”.
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi dan mulia di sisi
Allah dan masyarakat. Al-Quran menggelari golongan ini dengan berbagai
gelaran mulia dan terhormat yang menggambarkan kemuliaan dan ketinggian
kedudukan mereka di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Mereka digelari
sebagai “al-Raasikhun fil Ilm” (Al Imran: 7), “Ululal-Ilmi” (Al Imran: 18),
“Ulul al-Bab” (Al Imra: 190), “al-Basir” dan “as-Sami' “ (Hud: 24), “al-
A'limun” (al-An’kabut: 43), “al-Ulama” (Fatir: 28), “al-Ahya' “(Fatir: 35) dan
berbagai nama baik dan gelar mulia lain. Dalam surat ali Imran ayat ke-18,
Allah SWT berfirman: "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan
melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para
Malaikat dan orang- orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).
Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi
Maha Bijaksana".
Dalam ayat ini ditegaskan pada golongan orang berilmu bahwa mereka
amat istimewa di sisi Allah SWT. Mereka diangkat sejajar dengan para malaikat
yang menjadi saksi Keesaan Allah SWT. Peringatan Allah dan Rasul-Nya sangat
10
keras terhadap kalangan yang menyembunyikan kebenaran/ilmu, sebagaimana
firman-Nya:"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah
Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati
Allah dan dilaknati pula oleh semua (mahluk) yang dapat melaknati." (Al-
Baqarah: 159) Rasulullah saw juga bersabda: "Barangsiapa yang
menyembunyikan ilmu, akan dikendali mulutnya oleh Allah pada hari kiamat
dengan kendali dari api neraka." (HR Ibnu Hibban di dalam kitab sahih beliau.
Juga diriwayatkan oleh Al-Hakim. Al Hakim dan adz-Dzahabi berpendapat
bahwa hadits ini sahih)
Jadi setiap orang yang berilmu harus mengamalkan ilmunya agar ilmu
yang ia peroleh dapat bermanfaat. Misalnya dengan cara mengajar atau
mengamalkan pengetahuanya untuk hal-hal yang bermanfaat.
Setiap manusia diberikan hidayah dari Allah SWT berupa “alat” untuk
mencapai dan membuka kebenaran. Hidayah tersebut adalah:
11
IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok: Kelompok
yang menganggap IPTEK moderen bersifat netral dan berusaha melegitimasi
hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai;
Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang
tidak islami, Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha
membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang
mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada
dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-
agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia
merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri.
“Barang siapa ingin menguasai dunia dengan ilmu, barang siapa ingin
menguasai akhirat dengan ilmu, dan barang siapa ingin menguasai kedua-duanya
juga harus dengan ilmu” (Al-Hadist). Perubahan lingkungan yang serba cepat
12
dewasa ini sebagai dampak globalisasi dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), harus diakui telah memberikan kemudahan terhadap berbagai
aktifitas dan kebutuhan hidup manusia. Di sisi lain, memunculkan kekhawatiran
terhadap perkembangan perilaku khususnya para pelajar dan generasi muda,
dengan tumbuhnya budaya kehidupan baru yang cenderung menjauh dari nilai-
nilai spiritualitas. Semuanya ini menuntut perhatian ekstra orang tua serta
pendidik khususnya guru, yang kerap bersentuhan langsung dengan siswa.
13
sebagian komunitas pelajar kita saat ini.
14
misalnya pada jaman dahulu ketika para ulama di pulau jawa menyebarkan
ajaran agama Islam mereka menyebarkan dakwahnya melalui kesenian
wayang yang isinya tentang ajaran-ajaran agama Islam. Pada saat ini
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sudah sangat maju, dibuktikan
dengan adanya penemuan-penemuan baru yang fungsinya untuk
memudahkan segala aktifias manusia, begitu juga kemudahan dalam
derdakwah bagi para ulama. Ada banyak hal yang sudah dihasilkan oleh
teknologi untuk dakwah Islam sebagai bagian dari integrasi itu sendiri, Al
Quran digital, akses hadist shahih yang bisa dilakukan dimana saja,
silahturahmi yang tidak pernah putus karena sudah ada HP, jejaring sosial
dan sebagainya. Bahkan media pembelajaran yang menyenangkan dengan
menggunakan game untuk memperdalam ilmu Islam itu sendiri.
Bagi orang yang beriman,iman dan ilmu haruslah berimbang, Iman adalah stir atau
kompas bagi orang yang berilmu sehingga orang yang beriman tidak kehiangan arah,
dan tidak akan melupakan Tuhannya. Dalam rangka ini hendaklah kaum muslimin tidak
tertinggal dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi dengan upaya-upaya berikut :
2. Menghargai Waktu
15
16
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Perkembangan IPTEK sendiri adalah hasil dari segala langkah dan pemikiran
untuk memperluas,memperdalam, dan mengembangkan IPTEK itu sendiri. Dari uraian
di atas dapat dipahami, bahwa peran Islam yang utama dalam perkembangan
IPTEK dan seni setidaknya ada 2 (dua). Pertama, menjadikan Aqidah Islam sebagai
paradigma pemikiran dan ilmu pengetahuan.Kedua, menjadikan syariah Islam sebagai
standar penggunaan IPTEK dan seni. Jadi, syariah Islam-lah, bukannya standar manfaat
(utilitarianisme), yang seharusnya dijadikan tolok ukurumat Islam dalam
mengaplikasikan IPTEK dan seni. Untuk itu setiap muslim harus bisamemanfaatkan
alam yang ada untuk perkembangan IPTEK dan seni, tetapi harus tetap menjagadan
tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap
berpegang teguh pada syari’at Islam.
Sebagai manusia yang beriman dan berilmu kita juga harus menggunakan
kemajuan IPTEK sesuai dengan apa yang sudah di atur didalam Agama Islam. Manusia
juga harus mengamalkan ilmunya dengan ikhlas dan hanya mencari ridho Allah SWT.
Selain itu manusia sebagai khalifah dimuka bumi haruslah menjaga serta melestarikan
alam ini tanpa melakukan kerusakan terhadapnya
III.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini penulis berharap para pembaca mengetahui
pentinnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi didalam kehidupan manusia. Serta
memahami bagaimana Islam memberikan aturan-aturan didalam kita menggunakan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi agar manusia tidak menyalahgunakannya, karena
perkembangan IPTEK di zaman sekarang ini sangatlah pesat sehingga diperlukan
pegangan yang kuat agar kita dapat dengan bijak didalam memanfaatkan teknologi
dalam kehidupan sehari-hari. Kami juga meminta atas kekurangan didalam penulisan
makalah ini,kritik dan saran dari pembaca kami harapkan demi kesempurnaan penulisan
makalah ini sehingga menjadi lebih baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2014). Pandanga Islam dalam Perkembangan Ilmu. Dipetik Maret 24, 2020,
dari hannahafifah.blogspot.co.id: http://.hannahafifah.blogspot.co.id/2014/01/
Pandangan-Islam-Dalam-perkembangan-Ilmu.html?m=1
Prof. Muhammad David Ali, S. (2013). Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT.Raja
Grafindo Persada.
Putra, B. H. (2017). Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi (IPTEK) Dalam Islam. Dipetik
Maret 24, 2020, dari academia.edu: https://www.academia.edu/36067756/
MAKALAH_PENDIDIKAN_AGAMA_TENTANG_ILMU_PENGETAHUAN
_DAN_TEKNOLOGI_IPTEK_DALAM_ISLAM
Teknik, A. (2016). IPTEK Dalam Pandangan Islam. Dipetik Maret 24, 2020, dari
imammuchtarom94.blogspot.com:
http://imammuchtarom94.blogspot.com/2016/ 09/makalah-iptek-dalam-
pandangan-islam_21.html
BAB I
18