Anda di halaman 1dari 24

ISLAM DAN TEKNOLOGI

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan

Dosen Pengampu: Ahmad Zubaidi, M.A.

Disusun Oleh:

Fauzan Hardianto 11160820000052

Shafira Wulansari 11160820000059

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya
yang telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Islam dan Teknologi ”.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 2 Desember 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Pengertian Teknologi ................................................................................... 3

B. Dalil yang Menjelaskan Mengenai Teknologi ............................................. 4

C. Perkembangan Teknologi Saat Ini ............................................................... 8

D. Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi .............................. 12

E. Sikap Kita Terhadap Perkembangan Teknologi ........................................ 15

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 17

A. Simpulan .................................................................................................... 17

B. Saran ........................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat seiring


perkembangan zaman. Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan
kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus
merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan
khalifah-Nya. Karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada
manusia yg bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan
teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yg tidak dapat
dipisahkan satu sama lain.

Ilmu adalah sumber teknologi yang mampu memberikan kemungkinan


munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-ide. Adapun teknologi adalah
terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang
lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Al-quran,
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Islam sangat memperhatikan pentingnya ilmu
pengetahuan. Karena, selain ditentukan oleh nilai-nilai peribadatan kepada Allah,
martabat manusia juga ditentukan oleh ilmu yang dimilikinya. Al-Qur’an tidak
hanya mengatur urusan masalah ubudiyah saja, tetapi juga memuat ayat-ayat
yang berhubungan dengan IPTEK.

Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80
yang artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu
guna memelihara diri dalam peperanganmu”. Dari keterangan itu jelas sekali
bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga
tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang
tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan

1
teknologi. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempat
ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnya
melepaskan kepeloporannya. Bangsa Barat dengan mudah mengambil dan
mentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan dengan mudah
pula mereka membelenggu para pemikir Islam sehingga sampai saat ini bangsa
baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari teknologi?


2. Dalil-dalil apa saja yang membahas mengenai teknologi?
3. Bagaimana perkembangan teknologi pada saat ini?
4. Bagaimana pandangan islam terhadap perkembangan teknologi?
5. Bagaimana sikap kita terhadap perkembangan teknologi saat ini?

C. Tujuan Penulisan

1. Dapat megetahui pengertian dari teknologi.


2. Dapat mengetahui dalil apa saja yang menjelaskan mengenai teknologi.
3. Dapat mengetahui bagaimana perkembangan teknologi pada saat ini.
4. Dapat mengetahui bagaimana pandangan islam terhadap perkembangan
teknologi.
5. Dapat mengetahui bagaimana sikap kita terhadap perkembangan teknologi
saat ini.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi

Kata teknologi berasal dari bahasa latin “Texere” yang berarti menyusun atau
membangun. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal
manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih
nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya
telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah
“teknologi” berasal dari “techne” atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi
secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia. Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk
memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan
juga teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi
suatu tujuan.

Mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran,
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam
surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat
baju besi utk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.” Dari
keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan
sarana teknologi.

Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat


luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala.
Makanan lebih nikmat dan beraneka ragam, pakaian terbuat dari bahan yg jauh
lebih baik dan halus, sarana-sarana transportasi dan komunikasi yang
kecepatannya amat mengagumkan, gedung dan rumah tempat tinggal dibangun

3
dengan megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai
taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan
yang lebih banyak lagi.

Benar bahwa agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan


dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di
zaman lampau di masa sekarang, maupun di waktu-waktu yang kan datang.
Demikian pula dengan ajaran Islam, yang tidak akan bertentangan dengan teori-
teori pemikiran modern yang teratur dan lurus, serta analisa-analisa yang teliti
dan obyekitf. Dalam pandangan Islam menurut hukum asalnya segala sesuatu itu
adalah mubah termasuk segala apa yg disajikan oleh berbagai peradaban baik
yang lama ataupun yang baru. Semua itu sebagaimana diajarkan oleh Islam tidak
ada yang hukumnya haram, kecuali jika terdapat nash atau dalil yang tegas dan
pasti mengharamkannya.

Adapun peradaban modern yag begitu luas memasyarakatkan produk-produk


teknologi canggih, seperti televisi, video player, alat-alat komunikasi, dan
barang-barang mewah (gadget) lainnya, serta yang menawarkan aneka jenis
hiburan bagi tiap orang tua, muda atau anak-anak yang tentunya alat-alat itu tidak
bertanggung jawab atas apa yg diakibatkannya. Tetapi di atas pundak
manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya berbagai media
informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini, dapat berbuat apa
saja. Kiranya faktor manusianya-lah yg menentukan opersionalnya. Adakalanya
menjadi manfaat, yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat.
Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka, manakala manusia
menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.

B. Dalil yang Menjelaskan Mengenai Teknologi

Tidak seorangpun dapat menyangkal bahwa di dalam Al-Qur’an tidak hanya


diletakkan dasar-dasar peraturan hidup manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan sang pencipta, dalam interaksinya sesama manusia, dan dalam
tindakannya terhadap alam di sekitarnya, tetapi juga dinyatakan untuk apa

4
manusia diciptakan. Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga garis besar tentang
kejadian alam semesta, tentang penciptaan makhluk hidup, termasuk manusia
didorong hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang
ada di sekelilingnya.

Dalam ayat-ayat Al-Qur’an, Allah SWT memberi bimbinganNya dengan


memberi contoh apa saja yang dapat diamati dan untuk tujuan apa pengamatan
itu dilakukan, agar manusia selalu melakukan observasi untuk mencari titik
terang dari apa yang telah Allah gambarkan, karena alam semesta dan proses-
proses yang terjadi di dalamnya sering kali dinyatakan sebagai “ayat-ayat Allah”.
Maka, meneliti kosmos atau alam semesta dapat diartikan sebagai “membaca
ayatollah”.

Allah telah menggambarkan tentang teknologi dalam Al-Qur’an, teknologi


bagi para pendahulu kita (para utusan Allah). Hal ini Allah gambarkan untuk kita
jadikan bahan pembelajaran dan motivasi dalam menguasai berbagai cabang ilmu.

Firman Allah yang berkaitan tenang teknologi di antaranya dalam surat al-
Anbiya 80-81 :

“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud baju perisai untuk kamu, guna
memeliharamu dalam peperangan, maka tidakkah kamu bersyukur ? Dan bagi
Sulaiman, angin yang kencang tiupannya yang menghembus ke negeri yang telah
Kami berkati, dan Kami mengetahui tentang segala sesuatu”.

Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa Nabi Daud as diberitahu oleh Allah
SWT tentang pembuatan baju pelindung yang dapat digunakan dalam
pertempuran. Dari pelajaran yang disampaikan Allah kepada Nabi Daud ini dapat
kita lihat perkembangan pembuatan baju besi yang dirancang khusus untuk para
prajurit dalam peperangan yang mereka hadapi baik itu berupa topi besi, rompi
anti peluru dan sebagainya, ini merupakan pengembangan dari teknologi yang
telah berabad-abad Allah ajarkan kepada nabi-Nya.

5
Begitu juga Nabi Sulaiman as, Allah telah menundukkan angin baginya,
hingga ia dapat melawat ke negeri sekitarnya. Dari gambaran yang Allah
tunjukkan, kita bisa melihat perkembangannya saat ini berapa banyak peralatan
canggih yang dikembangkan hampir dari semuannya menggunakan tenaga angin
seperti kapal layar, kincir angin dan alat-alat berat sejenisnya.

Kalau di abad yang lalu, umat Islam hanya bisa meraba dan menerka saja
jawaban dari teknologi. Maka dalam abad ini kita telah melihat dengan mata
kepala sendiri bagaimana teknologi roket dan pengendalian elektronik yang
canggih telah berhasil melontarkan manusia sampai ke permukaan bulan dan
mengembalikannya ke bumi serta mengirimkannya pesawat-pesawat antariksa,
yang masing-masing mempunyai misi tertntu.

Al-Qur’an juga memberi tahu tentang sarana transportasi tercanggih. Dalam


Surat Yasin ayat 41-42 Allah berfirman:

“Dan suatu tanda bagi mereka adalah bahwa Kami angkat keturunan mereka
dalam bahtera yang penuh dengan muatan dan Kami ciptakan untuk mereka
yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.”

Ayat tersebut menguraikan kekuasaan Allah yang mengingatkan manusia


tentang leluhurnya yang diselamatkan di atas perahu Nabi Nuh as. Dalam ayat 41
ini, Allah menerangkan tentang bahtera Nabi Nuh as yang juga memberi
kepadanya pengetahuan tentang cara pembuatan perahu itu hingga dapat
digunakan. Kemudian, dalam ayat 42 Allah juga menerangkan tentang informasi
aneka alat transformasi yang dapat digunakan manusia. Semua informasi Allah
itu dapat kita lihat dan kita rasakan keberadaannya.

Kapal Nabi Nuh a.s. ini menjadi proyek saintek pertama ummat manusia,
langsung pelaksanaannya diawasi dan diberi petunjuk oleh Allah SWT sendiri.

6
Apa yang dibuat oleh Nabi Nuh a.s. awalnya menjadi bahan ejekan bagi kaumnya,
karena memang belum pernah dilihat yang seperti itu sebelumnya. Lagipula Nabi
Nuh a.s. membangun kapalnya di atas gunung, jauh dari pantai, sehingga tidak
ada yang membayangkan benda itu nantinya akan menjadi sebuah sarana
transportasi di air, yang kemudian dinamai kapal. Allah SWT sendiri tidak pernah
menciptakan satu pun jenis makhluk air yang bentuk mau pun cara kerjanya
seperti kapal. Sebaliknya, ketika manusia dengan izin Allah SWT dapat me-
rekayasa suatu alat transportasi air bernama kapal, maka bentuk dan cara kerja
kapal dari jenis apa pun, dari rakit yang paling kecil dan sederhana sampai ke
kapal induk yang besarnya lebih dari suatu kecamatan, tidak ada satu pun yang
menyerupai ikan atau makhluk air ciptaan Allah SWT yang lain.

Allah SWT Maha Pencipta segala sesuatu yang Dia Kehendaki untuk
diciptakan-Nya. Juga Allah SWT tidak menciptakan apa yang tidak Dia
Kehendaki, misalnya makhluk beroda. Di alam semesta tidak ditemukan makhluk
apa pun yang bergerak di daratan dengan menggunakan roda. Gerak rotasi atau
berputar dianugerahkan Allah SWT secara khusus kepada akal-budi manusia
sehingga manusia mampu me-rekayasa berbagai sarana transportasi dan sarana
produksi lainnya untuk mendukung kelayakan dan kenyamanan kehidupan
mereka. Selanjutnya Allah SWT pun berFirman dalam al-Qur'an:

7
Seekor nyamuk bisa terbang dengan menggetarkan sayapnya. Sepanjang
sejarah peradaban, manusia berupaya meniru logika kreasi yang membuat
nyamuk bisa terbang, baik untuk membuat dirinya terbang (seperti hikayat Ikarus
dari Yunani) atau pun membuat sesuatu bisa terbang (layanglayang dan balon
udara), tapi baru kurang lebih seabad yang lalu Wright bersaudara, Wilbur dan
Oliver, berhasil membuat pesawat yang bisa terbang, dengan memanfaatkan
konsep - atau logika kreasi - yang berbeda sama sekali dengan yang ada
contohnya di alam semesta ciptaaan Allah SWT. Sayap pesawat terbang hasil
rekayasa manusia tidak bergerak seperti sayap nyamuk atau sayap burung dan
kupu-kupu. Yang mendorong udara sehingga pesawat itu terangkat adalah kipas,
bukan getaran atau kepakan sayap. Tidak ada makhluk ciptaan Allah SWT yang
terbang dengan cara yang sama seperti terbangnya pesawat terbang jenis apa pun.
Pesawat-pesawat rekayasa saintek manusia terbang dengan logika kreasi yang
berbeda dengan terbangnya makhluk-makhluk Allah SWT dari yang sekecil
nyamuk sampai sebesar burung garuda. Apalagi pesawat ruang angkasa atau
peluru kendali antar-benua yang melesat terbang ke antariksa dengan dorongan
ledakan roket, tidak ada contohnya logika kreasi seperti itu digunakan di alam
semesta oleh Sang Pencipta.

C. Perkembangan Teknologi Saat Ini

Perkembangan tehnologi dijaman sekarang ini sangatlah canggih dan pesat.


Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya inovasi dimasa ini, dengan yang
sederhana maupun yang menghebohkan dunia. Teknologi sudah ada sejak jaman
dahulu, yaitu jaman romawi kuno. Perkembangan teknologi berkembang secara
drastis dan terus berevolusi hingga sekarang yang semakin canggih dan mendunia.

Perkembangan tehnologi semakin maju, dahulu yang handphone hanya


digunakan untuk telepon dan sms untuk sekedar menanya kabar, sekarang ini
handphone tidak hanya bisa telepon dan sms, akan tetapi di sekarang ini bisa juga
menjadi sebuah komputer mini yang canggih, bisa menjadi tv juga dengan
adanya smartphone. Perkembangan teknologi dalam berbagai bidang khususnya

8
Teknologi Informasi (IT), Biotechnology, Nanotechnology, dan Neuroscience
saat ini semakin berkembang dengan pesat. Sebentar lagi masyarakat di dunia
akan disuguhkan beberapa macam teknologi yang mungkin selama ini tidak
pernah terbayangkan, misalnya mobil terbang, orang terbang, robot yang mirip
manusia yang akan membantu pekerjaan kita, dan mungkin akan lebih banyak
lagi teknologi-teknologi yang tidak masuk di akal.

Pada abad modern ini, para pakar entomolog telah menemukan teknologi
mutakhir yang semua diilhami dan ditiru dari desain yang sempurna pada
makhluk hidup sekitarnya. Tidakkah kita berfikir tentang keanekaragaman yang
luar biasa dari kehidupan di bumi? Tiap-tiap makhluk yang kita lihat adalah
tanda-tanda keagungan karya seni ciptaan Allah. Demikian pula halnya dengan
keajaiban luar biasa yang tersembunyi dalam laba-laba, capung, kumbang, lalat
dan segala makhluk ciptaan-Nya.

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa serat yang digunakan laba-laba


ternyata 30 % lebih fleksibel dari serat karet dengan ketebalan yang sama. Serat
yang diproduksi oleh laba-laba ini memiliki mutu yang demikian tinggi sehingga
ditiru oleh manusia dalam pembuatan jaket anti peluru. Sungguh luar biasa,
sarang laba-laba yang dianggap oleh kebanyakan manusia, ternyata terbuat dari
bahan yang mutunya setara dengan bahan industri paling ideal di dunia.

Manusia telah mencoba berbagai macam cara untuk dapat terbang. Sejak
pesawat pertama dibuat kira-kira seratus tahun yang lalu, ribuan model pesawat
udara yang berbeda telah dirancang.

Terbang adalah keahlian yang hebat, tapi kegunaannya tergantung pada


sejauh mana ia dapat dikendalikan. Sebenarnya untuk dapat terbang pada posisi
tetap di udara atau mendarat di tempat yang diinginkan adalah sama pentingnya
dengan kemampuan terbang itu sendiri. Untuk itulah, manusia merancang
pesawat terbang dengan kemampuan manuver yang tinggi, yaitu helikopter. Akan
tetapi, penelitian terkini telah menemukan fakta yang sangat mencengangkan.
Teknologi penerbangan helikopter modern ternyata telah sangat tertinggal jauh

9
dibandingkan dengan seekor makhluk mungil yang mampu terbang. Makhluk itu
adalah capung.

Sistem penerbangan capung adalah sebuah keajaiban desain dengan teknologi


terbang yang mengalahkan semua mesin buatan manusia. Dengan alasan itulah
desain model terakhir helikopter siskorsky yang terkenal di dunia, dibuat
menggunakan desain capung sebagai model. Dalam proyek ini, sebuah
perusahaan membantu mendesain siskorsky dengan memuat gambar-gambat
capung dalam computer. Kemudian, dengan mencotoh teknologi terbang capung,
dibuatlah model helikopter siskorsky.

Singkatnya, tubuh seekor serangga kecil memiliki desain lebih unggul dari
rancangan manusia. Capung memiliki dua pasang sayap yang ditempatkan secara
diagonal pada tubuhnya, ini memungkinkannya melakukan manuver sangat cepat.
Capung dapat mencapai kecepatan lima puluh kilometer perjam dalam waktu
yang sangat singkat, hal ini sungguh luar biasa pada seekor serangga. Teknologi
penerbangan capung dan desain sayapnya mengemukakan suatu fakta bahwa
makhluk kecil ini memperlihatkan kepada kita desain menakjubkan pada ciptaan
Allah.

Pernahkan kita membayangkan saat sedang naik pesawat dan menikmati


perjalanan di udara, tiba-tiba pilot mengumumkan bahwa salah satu mesin
pesawatnya mati? Awak pesawatpun kemudian diketahui mengalami kesulitan
menyalakan mesin kembali karena suhu udara luar terlalu dingin.

Terkait dengan hal di atas, para ilmuan dari universitas Leeds Inggris yang
didukung The Engineering and Physical Sciences Research Council, EPSRC
(Badang Penelitian Ilmu Rekayasa dan Fisika, Inggris) mempelajari mekanisme
pertahanan diri menggunakan teknik jet, yakni semburan atau pancaran gas kimia
panas dari makhluk kecil bernama kumbang bombardier (bombardier berarti
pengebom atau juru bom).

10
Kumbang bombardier mempertahankan diri musuh-musuhnya, yakni semut,
katak, dan laba-laba dengan menyemprotkan cairan panas mendidih yang
bertekanan tinggi.

Dalam jurnal ilmiah science, Jeffrey Dean dkk, memaparkan :

Semprotan pertahanan dari kumbang bombardier stenaptinus insignis


disemburkan melalui denyutan cepat (sekitar 500 denyut perdetik) dan bukan
pancaran yang terus-menerus, perangkat penyemprotan kumbang ini
memperlihatkan kesamaan mendasar dengan cara kerja pendorong jet berdenyut
dari bom “ dengung ” milik Jerman pada perang dunia II. Moncong perut
kumbang berperan sebagai menara meriam yang dapat beputar, yang
memungkinkan kumbang membidikkan semprotan ke segala arah.

Kemapuan kumbang bombardier yang mengilhami para pakar penerbangan


adalah bentuk moncong penyemprotannya yang memungkinkan cairan
dibidikkan secara tepat ke arah musuh. Para ilmuan berharap dapat menerapkan
prinsip tersebut untuk menyalakan kembali mesin turbin gas pesawat ketika suhu
udara luar telah mencapai 50 derajat celcius di bawah nol.

Dengan dana sekitar 135 ribu poundsterling Inggris atau sekitar 1,35 milyar
rupiah dari EPSRC, Profesor Mclntosh dkk melakukan proyek penelitian
“ belajar dari ledakan-ledakan terkendali alam-meniru perangkat ledakan
katalistis dari kumbang bombardier ” yang bertujuan untuk membuat tiruan
teknologi penyala-ulang mesin, yang berupa proses pelewatan arus listrik kuat
sepanjang celah kecil yang akan memicu ionisasi air dan uap air, sehingga
terbentuklah gas panas (plasma). Gas panas yang memuai ini kemudian akan
ditembakkan ke arah dalam, ke bagian mesin tempat dilakukannya penyalaan-
ulang yang dapat terpicu karena keberadaan ion-ion gas tersebut (molekul-
molekul radikal bermuatan listrik).

Sekilas dalam pandangan manusia, serangan balik kumbang bombardier saat


mempertahankan diri dari para musuhnya hanya terlihat sebagai sekepul asap
kecil dengan suara ledakan yang tidak seberapa. Tapi bagi para mesuh kumbang

11
bombardier, sekepul asap itu bisa berarti senjata ampuh yang menghalangi
mereka memangsa kumbang bombardier. Sedangkan bagi manusia yang
menelitinya hal ini adalah jawaban atas permasalahan yang dihadapinya, yang
telah Allah siapkan bahkan tatkala manusia belum mampu memahaminya.

Sama halnya dengan lalat, yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan


serangga-serangga lain. Lalat dapat terbang ke arah manapun tanpa terpengaruh
oleh arah dan kecepatan angin. Dengan teknologi mutakhir sekalipun, manusia
masih belum mampu membuat mesin yang spesifikasi dan teknik terbang yang
luar biasa sebagaimana lalat, tidaklah mungkin bahwa seekor lalat melakukan ini
semua semata-mata karena kemampuan dan kecerdasan yang ia miliki. Semua
karakteristik istimewa dari lalat adalah kemampuan yang Allah berikan
kepadanya.

Saat kita memikirkan secara mendalam fenomena alam yang nampak biasa
saja di mata kita, di sanalah Allah akan mengajarkan kepada kita betapa
sempurnanya ilmu dan ciptaan-Nya. Tak ada kekuatan lain selain Allah yang
mampu menciptakan seekor lalat sekalipun. Fakta ini dinyatakan Allah dalam Al-
Qur’an :

“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu


perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali
tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk
menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu, amat lemahlah (pulalah) yang
disembah ”. (Q.S. al-Hajj, 22 : 73).”

D. Pandangan Islam Terhadap Perkembangan Teknologi

Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan teknologi informasi modern tersebut membuat banyak orang
lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban barat, tanpa diiringi sikap

12
kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang
diakibatkannya. (Ahmad Y. Samantho.2004).

Peradaban barat modern saat ini memang memperlihatkan kemajuan dan


kebaikan kesejahteraan material yang seolah menjanjikan kebahagian hidup bagi
umat manusia.

Negara-negara yang berpenduduk mayoritas muslim, saat ini pada umumnya


adalah negara-negara berkembang atau negara terbelakang, yang lemah secara
ekonomi dan juga lemah atau tidak menguasai perkembangan ilmu pengetahuan
dan sains-teknologi. Karena nyatanya saudara-saudara muslim kita itu banyak
yang masih bodoh dan lemah, maka mereka kehilangan harga diri dan
kepercayaan dirinya. Beberapa di antara mereka kemudian menjadi hamba
budaya dan pengikut buta kepentingan negara-negara barat. Mereka menyerap
begitu saja nilai-nilai, ideologi dan budaya materialis (’matre’) dan sekular (anti
Tuhan) yang dicekokkan melalui kemajuan teknologi informasi dan media
komunikasi Barat. Akibatnya krisis-krisis sosial-moral dan kejiwaan pun menular
kepada sebagian besar bangsa-bangsa Muslim.

Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran
suci Ilahiah dan peradaban dan IPTEK Islam yang jaya di masa lalu, justru kini
terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya,
namun miskin kualitas sumber daya manusianya (pendidikan dan IPTEKnya).
Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya
dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80%
penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah
sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.

Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak
dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di
tengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu
hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis
ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan

13
rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan
bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan
terkorup di dunia? Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi
cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih
memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat.
Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan
moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah swt. Serta melawan
pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis
(mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).

Dampak globalisasi sebagai akibat dari kemajuan bidang informasi


sebagaimana tersebut diatas terhadap dunia pendidikan. Berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi, seperti perkembangan teknologi komunikasi dan
unsur budaya lainnya aka mudah dipengaruhi oleh masyarakat. Ketika
berhadapan dengan ide-ide modernisasi dan polarisasi ideologi dunia, terutama
didorong oleh kemajuan teknologi modern, pendidikan Islam tidak terlepas dari
tantangan yang menuntut jawaban segera. Secara garis besar tantangan–tantangan
tesebut meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Terdapatnya kecendrungan perubahan sistem nilai untuk meninggalkan


sistem nilai yang telah ada (agama). Standar kehidupan dilaksanakan oleh
kekuatan ynag berpijak pada materialisme dan sekulerisme.
2. Adanya dimensi besar dari kehidupan masyarakat modern yang berupa
pemusatan pengetahuan teoritis.

Bertolak dari kenyataan tersebut dalam konteks perubahan sosial ini


pendidikan Islam mempunyai misi ganda yaitu:

1. Mempersiapkan manusia muslim untuk menghadapi perubahan yang sedang


dan akan terjadi, mengendalikan dan memanfaatkan perubahan tersebut,
mepersiapakan kerangka fikiran yang komprehensif dan dinamis bagi
terselenggaranya proses perubahan yang berada diatas nilai-nilai Islam.

14
2. Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa
depersonalisas, frustasi, dan keterasingan umat dari dunia modern.

Kedua misi diatas mengisyaratkan tugas berat yang harus dihadapi


pendidikan Islam dalam rangka menuju perubahan umat Islam yang lebih baik,
dan diperlukan kerangka pandang yang komprehensif dan relevan dalam dalam
mengantisipasi tiap perubahan sosial sebagai kemajuam teknologi komunikasi
dan teknologi informasi.

E. Sikap Kita Terhadap Perkembangan Teknologi

Menempatkan Islam sebagai yang shalih li kulli zaman wa makan membawa


perdebatan dalam dunia Islam, yaitu bagaimana berurusan dengan dengan ilmu
pengetahuan modern tanpa menyerah pada godaan saintisme sekuler (Guiderdoni,
2003). Saintisme yang bersumber dari Barat menimbulkan sikap yang negatif
terhadap teknologi dengan menuding sebagai produk kapitalis, bid’ah, dan
sekuler. Osman Bakar dalam Islamic Perspectives:Encyclopedia of Science,
Technology, and Ethics (2005) menyatakan masalah etika tersebut terjadi pada
etika Islam Tradisional yang dihadapkan pada isu-isu pengetahuan dan teknologi
yang bukan merupakan hasil karya muslim sendiri.

Permasalahan lain tentang sikap Islam terhadap perkembangan teknologi


adalah, tentang masa depan sains yang semakin logis dan teknologi yang semakin
praktis, sehingga Islam sering dipaksa untuk mempertimbangkan secara serius
nilai-nilai keyakinan dan tujuan keagamaan agar berjalan selaras dengan nilai-
nilai dan keyakinan dari ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seperti yang ditulis oleh Osman Bakar (2005) bahwa, kita sebagai umat Islam
memiliki sikap yang tidak menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
yang paling penting dari semua cabang pengetahuan, sebagaimana yang
dilakukan oleh banyak orang Eropa dan Amerika Utara. Mereka memandang
ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya dasar pengetahuan yang dapat diandalkan
dan memandang teknologi sebagai cara terbaik untuk memecahkan masalah
manusia. Memang, dalam prespektif Islam ilmu pengetahuan tidak pernah bisa

15
menggantikan metafisika dan teologi, dan teknologi tidak pernah bisa
menggantikan syari’ah sebagai penyedia terbaik dan solusi untuk masalah
individu dan masalah sosial manusia. Muslim menempatkan baik itu syari’ah atau
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seuatu yang diperlukan untuk
keselamatan masyarakat, dan keduanya harus bergabung dalam frame etika dan
hukum syari’at. Syari’ah, yang terutama didasarkan pada ajaran Qur’an dan
hadits, dianggap oleh umat Islam menjadi sumber yang paling penting dari nilai-
nilai etika dan prinsip-prinsip untuk membimbing tindakan manusia. Islam
menempatkan batasan ketat pada teknologi dengan syara’ dan menyesuaikannya
untuk kepentingan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam rangka untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.

16
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Menurut pengertian Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa adanya
campur tangan Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah rangkaian
keterangan teratur dari Allah (Q.S. Al-Rahman : 1-13).

Orang Barat menganggap bahwa teknologi merupakan objek yang terlahir


atas kebudayaan perilaku manusia. Menurut al-Qur’an, teknologi tercipta karena
adanya kesadaran untuk menciptakannya, bukan sebagai ambisi tiap individu.

Sebelum Islam datang, Dr Muhammad Luthfi, ketua Kajian Timur Tengah


Universitas Indonesia, mengatakan bahwa Eropa berada dalam abad kegelapan.
Tak satu pun bidang ilmu yang maju, bahkan lebih percaya tahyul. Para ilmuwan
Barat terinspirasi oleh kemajuan IPTEK yang dibangun kaum muslimin.

Rahasia kemajuan peradaban Islam adalah karena Islam tidak mengenal


pemisahan yang kaku antara ilmu pengetahuan, etika, dan ajaran agama. Satu
dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan nafas. Pengamalan syariat Islam,
sama pentingnya dan memiliki prioritas yang sama dengan riset-riset ilmiah.

Secara implisit, bangsa Indonesia menghendaki agar agama dapat berperan


sebagai jiwa, penggerak, dan pengendali ataupun sebagai landasan spiritual,
moral, dan etik bagi pembangunan nasional, termasuk pembangunan bidang iptek
tentunya. Dalam kaitannya dengan pengembangan iptek nasional, agama
diharapkan dapat menjiwai, menggerakkan, dan mengendalikan pengembangan
iptek nasional tersebut.

Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada taraf
tidak saling mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan kehidupan
beragama diusahakan agar tidak saling tabrak pagar masing-masing.
Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek

17
sedang pengembangan iptek diharapkan tidak mengganggu pengembangan
kehidupan beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan dengan
kebijaksanaan.

Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai dampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek
membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam usahanya
memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna menemukan solusi.
Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada
pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau
negaranya saja. Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat
ia bekerja atau mencari ilmu. Dampak negatifnya adalah adanya globalisasi cara
berfikir, yang dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai
tradisional bangsanya. Kemudahan memperoleh informasi akan membuat ia
dapat mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik
yang menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.

Kondisi Indonesia sekarang sudah mengikuti pada gaya Barat. Kenyataan


menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi cambuk bagi kita bangsa
Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih memperjuangkan kemandirian
politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat. Kemandirian itu tidak bisa lain
kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan moral (akhlak) bangsa-bangsa
Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilandasi
keimanan-taqwa kepada Allah SWT. Serta melawan pengaruh buruk budaya
sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis (mempertuhankan
kenikmatan hawa nafsu).

Berbeda dengan pandangan dunia Barat yang melandasi pengembangan


Ipteknya hanya untuk kepentingan duniawi yang ’matre’ dan sekular, maka Islam
mementingkan pengembangan dan penguasaan Iptek untuk menjadi sarana
ibadah-pengabdian Muslim kepada Allah SWT dan mengembang amanat

18
Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).

Dalam perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, dan iptek tidak bisa
dipisahkan. Disana terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Tauhid sebagai kunci
pokok Islam, tidak mengakui adanya pemisahan antara iman dan sains. Segala
sesuatu yang ada di alam merupakan bukti kehadiran Allah. Pengetahuan tentang
alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri manusia
kepada Allah.

Para ilmuwan muslim lebih menjadikan keimanan sebagai landasan dalam


menegembangkan teori-teori ilmiah. Bagi mereka, alam adalah objek berfikir,
manusia sebagai subjeknya, dan Allah merupakan tujuan akhirnya. Inilah yang
menjadi landasan utama para ilmuwan muslim dalam mengembangkan sains.

B. Saran

Al-Qur’an mempunyai kandungan yang komplit bagi segala kebutuhan


manusia. Ia merupakan pedoman hidup yang mengantarkan manusia untuk
memperoleh suatu titik terang kebenaran. Gambaran-gambaran yang dimuat Al-
Qur’an merupakan motivasi agar kita terus dapat menggalinya.

Dari keumuman ayat Al-Qur’an itu menuntut kita untuk mempelajari apa
yang telah digambarkan Allah untuk menambah tebal keyakinan manusia bahwa
al-Qur'an memang suatu kitab petunjuk yang akan selalu kontekstual dan relevan
pada setiap zaman.

Pengembangan teknologi yang lepas dari keimanan tak akan bernilai ibadah
dan tak akan menghasilkan manfaat bagi manusia dan lingkungan. Sebaliknya,
pengembangan teknologi yang didasari etika Islam akan memberikan orientasi
dan arah yang jelas, serta mampu mengoptimalkan manfaat teknologi dan
meminimalisir dampak negatif teknologi bagi manusia dan alam. Orang yang
melandaskan ilmunya dengan keimanan, pengembangan dan pemanfaatan

19
teknologi tidaklah ditujukan sebagai tuntutan hidup semata, tetapi juga
merupakan refleksi dari ibadah kepada Allah. Ia menjadi sarana peningkatan rasa
syukur dan ketakwaan kepada Allah. Oleh karena itu, kita harus sebisa mungkin
menyeimbangkan antara iptek dan agama.

20
DAFTAR PUSTAKA

Mutia, 2007, Teknologi dalam Al-Qur’an, Islam Futura. Vol. IV, No. 2, Hal: 70 –
77.

Rhiza S. Sadjad, Jejak-Jejak Perkembangan Sains dan Teknologi dalam Al-Qur’an,


Makassar: Universitas Hasanuddin.

https://naifu.wordpress.com/2010/08/12/teknologi-dalam-perspektif-al-
qur%E2%80%99an-2/ diakses pada 5 November 2018 Pukul 22.48

21

Anda mungkin juga menyukai