Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Islam dan Ilmu Pengetahuan
Disusun Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia-Nya
yang telah dilimpahkan kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “ Islam dan Teknologi ”.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
A. Simpulan .................................................................................................... 17
B. Saran ........................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam surat Al-Anbiya ayat 80
yang artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu
guna memelihara diri dalam peperanganmu”. Dari keterangan itu jelas sekali
bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan sarana teknologi. Sehingga
tidak mengherankan jika abad ke-7 M telah banyak lahir pemikir Islam yang
tangguh produktif dan inovatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
1
teknologi. Tetapi sangat disayangkan bahwa kemajuan-kemajuan itu tidak sempat
ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya sehingga tanpa sadar umat Islam akhirnya
melepaskan kepeloporannya. Bangsa Barat dengan mudah mengambil dan
mentransfer ilmu dan teknologi yang dimiliki dunia Islam dan dengan mudah
pula mereka membelenggu para pemikir Islam sehingga sampai saat ini bangsa
baratlah yang menjadi pelopor dan pengendali ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi
Kata teknologi berasal dari bahasa latin “Texere” yang berarti menyusun atau
membangun. Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal
manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih
nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya
telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi” belum digunakan. Istilah
“teknologi” berasal dari “techne” atau cara dan “logos” atau pengetahuan. Jadi
secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian
teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan
memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia. Teknologi adalah penerapan ilmu-ilmu dasar untuk
memecahkan masalah guna mencapai suatu tujuan tertentu, atau dapat dikatakan
juga teknologi adalah ilmu tentang penerapan ilmu pengetahuan untuk memenuhi
suatu tujuan.
Mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam Alquran,
sebab kitab suci ini banyak mengupas keterangan-keterangan mengenai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh adalah firman Allah SWT dalam
surat Al-Anbiya ayat 80 yg artinya “Telah kami ajarkan kepada Daud membuat
baju besi utk kamu guna memelihara diri dalam peperanganmu.” Dari
keterangan itu jelas sekali bahwa manusia dituntut untuk berbuat sesuatu dengan
sarana teknologi.
3
dengan megah dan mewah. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai
taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan
yang lebih banyak lagi.
4
manusia diciptakan. Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga garis besar tentang
kejadian alam semesta, tentang penciptaan makhluk hidup, termasuk manusia
didorong hasrat ingin tahunya, dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang
ada di sekelilingnya.
Firman Allah yang berkaitan tenang teknologi di antaranya dalam surat al-
Anbiya 80-81 :
“Dan telah Kami ajarkan kepada Daud baju perisai untuk kamu, guna
memeliharamu dalam peperangan, maka tidakkah kamu bersyukur ? Dan bagi
Sulaiman, angin yang kencang tiupannya yang menghembus ke negeri yang telah
Kami berkati, dan Kami mengetahui tentang segala sesuatu”.
Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa Nabi Daud as diberitahu oleh Allah
SWT tentang pembuatan baju pelindung yang dapat digunakan dalam
pertempuran. Dari pelajaran yang disampaikan Allah kepada Nabi Daud ini dapat
kita lihat perkembangan pembuatan baju besi yang dirancang khusus untuk para
prajurit dalam peperangan yang mereka hadapi baik itu berupa topi besi, rompi
anti peluru dan sebagainya, ini merupakan pengembangan dari teknologi yang
telah berabad-abad Allah ajarkan kepada nabi-Nya.
5
Begitu juga Nabi Sulaiman as, Allah telah menundukkan angin baginya,
hingga ia dapat melawat ke negeri sekitarnya. Dari gambaran yang Allah
tunjukkan, kita bisa melihat perkembangannya saat ini berapa banyak peralatan
canggih yang dikembangkan hampir dari semuannya menggunakan tenaga angin
seperti kapal layar, kincir angin dan alat-alat berat sejenisnya.
Kalau di abad yang lalu, umat Islam hanya bisa meraba dan menerka saja
jawaban dari teknologi. Maka dalam abad ini kita telah melihat dengan mata
kepala sendiri bagaimana teknologi roket dan pengendalian elektronik yang
canggih telah berhasil melontarkan manusia sampai ke permukaan bulan dan
mengembalikannya ke bumi serta mengirimkannya pesawat-pesawat antariksa,
yang masing-masing mempunyai misi tertntu.
“Dan suatu tanda bagi mereka adalah bahwa Kami angkat keturunan mereka
dalam bahtera yang penuh dengan muatan dan Kami ciptakan untuk mereka
yang akan mereka kendarai seperti bahtera itu.”
Kapal Nabi Nuh a.s. ini menjadi proyek saintek pertama ummat manusia,
langsung pelaksanaannya diawasi dan diberi petunjuk oleh Allah SWT sendiri.
6
Apa yang dibuat oleh Nabi Nuh a.s. awalnya menjadi bahan ejekan bagi kaumnya,
karena memang belum pernah dilihat yang seperti itu sebelumnya. Lagipula Nabi
Nuh a.s. membangun kapalnya di atas gunung, jauh dari pantai, sehingga tidak
ada yang membayangkan benda itu nantinya akan menjadi sebuah sarana
transportasi di air, yang kemudian dinamai kapal. Allah SWT sendiri tidak pernah
menciptakan satu pun jenis makhluk air yang bentuk mau pun cara kerjanya
seperti kapal. Sebaliknya, ketika manusia dengan izin Allah SWT dapat me-
rekayasa suatu alat transportasi air bernama kapal, maka bentuk dan cara kerja
kapal dari jenis apa pun, dari rakit yang paling kecil dan sederhana sampai ke
kapal induk yang besarnya lebih dari suatu kecamatan, tidak ada satu pun yang
menyerupai ikan atau makhluk air ciptaan Allah SWT yang lain.
Allah SWT Maha Pencipta segala sesuatu yang Dia Kehendaki untuk
diciptakan-Nya. Juga Allah SWT tidak menciptakan apa yang tidak Dia
Kehendaki, misalnya makhluk beroda. Di alam semesta tidak ditemukan makhluk
apa pun yang bergerak di daratan dengan menggunakan roda. Gerak rotasi atau
berputar dianugerahkan Allah SWT secara khusus kepada akal-budi manusia
sehingga manusia mampu me-rekayasa berbagai sarana transportasi dan sarana
produksi lainnya untuk mendukung kelayakan dan kenyamanan kehidupan
mereka. Selanjutnya Allah SWT pun berFirman dalam al-Qur'an:
7
Seekor nyamuk bisa terbang dengan menggetarkan sayapnya. Sepanjang
sejarah peradaban, manusia berupaya meniru logika kreasi yang membuat
nyamuk bisa terbang, baik untuk membuat dirinya terbang (seperti hikayat Ikarus
dari Yunani) atau pun membuat sesuatu bisa terbang (layanglayang dan balon
udara), tapi baru kurang lebih seabad yang lalu Wright bersaudara, Wilbur dan
Oliver, berhasil membuat pesawat yang bisa terbang, dengan memanfaatkan
konsep - atau logika kreasi - yang berbeda sama sekali dengan yang ada
contohnya di alam semesta ciptaaan Allah SWT. Sayap pesawat terbang hasil
rekayasa manusia tidak bergerak seperti sayap nyamuk atau sayap burung dan
kupu-kupu. Yang mendorong udara sehingga pesawat itu terangkat adalah kipas,
bukan getaran atau kepakan sayap. Tidak ada makhluk ciptaan Allah SWT yang
terbang dengan cara yang sama seperti terbangnya pesawat terbang jenis apa pun.
Pesawat-pesawat rekayasa saintek manusia terbang dengan logika kreasi yang
berbeda dengan terbangnya makhluk-makhluk Allah SWT dari yang sekecil
nyamuk sampai sebesar burung garuda. Apalagi pesawat ruang angkasa atau
peluru kendali antar-benua yang melesat terbang ke antariksa dengan dorongan
ledakan roket, tidak ada contohnya logika kreasi seperti itu digunakan di alam
semesta oleh Sang Pencipta.
8
Teknologi Informasi (IT), Biotechnology, Nanotechnology, dan Neuroscience
saat ini semakin berkembang dengan pesat. Sebentar lagi masyarakat di dunia
akan disuguhkan beberapa macam teknologi yang mungkin selama ini tidak
pernah terbayangkan, misalnya mobil terbang, orang terbang, robot yang mirip
manusia yang akan membantu pekerjaan kita, dan mungkin akan lebih banyak
lagi teknologi-teknologi yang tidak masuk di akal.
Pada abad modern ini, para pakar entomolog telah menemukan teknologi
mutakhir yang semua diilhami dan ditiru dari desain yang sempurna pada
makhluk hidup sekitarnya. Tidakkah kita berfikir tentang keanekaragaman yang
luar biasa dari kehidupan di bumi? Tiap-tiap makhluk yang kita lihat adalah
tanda-tanda keagungan karya seni ciptaan Allah. Demikian pula halnya dengan
keajaiban luar biasa yang tersembunyi dalam laba-laba, capung, kumbang, lalat
dan segala makhluk ciptaan-Nya.
Manusia telah mencoba berbagai macam cara untuk dapat terbang. Sejak
pesawat pertama dibuat kira-kira seratus tahun yang lalu, ribuan model pesawat
udara yang berbeda telah dirancang.
9
dibandingkan dengan seekor makhluk mungil yang mampu terbang. Makhluk itu
adalah capung.
Singkatnya, tubuh seekor serangga kecil memiliki desain lebih unggul dari
rancangan manusia. Capung memiliki dua pasang sayap yang ditempatkan secara
diagonal pada tubuhnya, ini memungkinkannya melakukan manuver sangat cepat.
Capung dapat mencapai kecepatan lima puluh kilometer perjam dalam waktu
yang sangat singkat, hal ini sungguh luar biasa pada seekor serangga. Teknologi
penerbangan capung dan desain sayapnya mengemukakan suatu fakta bahwa
makhluk kecil ini memperlihatkan kepada kita desain menakjubkan pada ciptaan
Allah.
Terkait dengan hal di atas, para ilmuan dari universitas Leeds Inggris yang
didukung The Engineering and Physical Sciences Research Council, EPSRC
(Badang Penelitian Ilmu Rekayasa dan Fisika, Inggris) mempelajari mekanisme
pertahanan diri menggunakan teknik jet, yakni semburan atau pancaran gas kimia
panas dari makhluk kecil bernama kumbang bombardier (bombardier berarti
pengebom atau juru bom).
10
Kumbang bombardier mempertahankan diri musuh-musuhnya, yakni semut,
katak, dan laba-laba dengan menyemprotkan cairan panas mendidih yang
bertekanan tinggi.
Dengan dana sekitar 135 ribu poundsterling Inggris atau sekitar 1,35 milyar
rupiah dari EPSRC, Profesor Mclntosh dkk melakukan proyek penelitian
“ belajar dari ledakan-ledakan terkendali alam-meniru perangkat ledakan
katalistis dari kumbang bombardier ” yang bertujuan untuk membuat tiruan
teknologi penyala-ulang mesin, yang berupa proses pelewatan arus listrik kuat
sepanjang celah kecil yang akan memicu ionisasi air dan uap air, sehingga
terbentuklah gas panas (plasma). Gas panas yang memuai ini kemudian akan
ditembakkan ke arah dalam, ke bagian mesin tempat dilakukannya penyalaan-
ulang yang dapat terpicu karena keberadaan ion-ion gas tersebut (molekul-
molekul radikal bermuatan listrik).
11
bombardier, sekepul asap itu bisa berarti senjata ampuh yang menghalangi
mereka memangsa kumbang bombardier. Sedangkan bagi manusia yang
menelitinya hal ini adalah jawaban atas permasalahan yang dihadapinya, yang
telah Allah siapkan bahkan tatkala manusia belum mampu memahaminya.
Saat kita memikirkan secara mendalam fenomena alam yang nampak biasa
saja di mata kita, di sanalah Allah akan mengajarkan kepada kita betapa
sempurnanya ilmu dan ciptaan-Nya. Tak ada kekuatan lain selain Allah yang
mampu menciptakan seekor lalat sekalipun. Fakta ini dinyatakan Allah dalam Al-
Qur’an :
Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi dunia, yang kini dipimpin oleh
peradaban Barat satu abad terakhir ini, mencegangkan banyak orang di berbagai
penjuru dunia. Kesejahteraan dan kemakmuran material (fisikal) yang dihasilkan
oleh perkembangan teknologi informasi modern tersebut membuat banyak orang
lalu mengagumi dan meniru-niru gaya hidup peradaban barat, tanpa diiringi sikap
12
kritis terhadap segala dampak negatif dan krisis multidimensional yang
diakibatkannya. (Ahmad Y. Samantho.2004).
Kenyataan memprihatikan ini sangat ironis. Umat Islam yang mewarisi ajaran
suci Ilahiah dan peradaban dan IPTEK Islam yang jaya di masa lalu, justru kini
terpuruk di negerinya sendiri, yang sebenarnya kaya sumber daya alamnya,
namun miskin kualitas sumber daya manusianya (pendidikan dan IPTEKnya).
Ketidakadilan global ini terlihat dari fakta bahwa 80% kekayaan dunia hanya
dikuasai oleh 20 % penduduk kaya di negara-negara maju. Sementara 80%
penduduk dunia di negara-negara miskin hanya memperebutkan remah-remah
sisa makanan pesta pora bangsa-bangsa negara maju.
Ironis bahwa Indonesia yang sangat kaya dengan sumber daya alam minyak
dan gas bumi, justru mengalami krisis dan kelangkaan BBM. Ironis bahwa di
tengah keberlimpahan hasil produksi gunung emas-perak dan tembaga serta kayu
hasil hutan yang ada di Indonesia, kita justru mengalami kesulitan dan krisis
ekonomi, kelaparan, busung lapar, dan berbagai penyakit akibat kemiskinan
13
rakyat. Kemana harta kekayaan kita yang Allah berikan kepada tanah air dan
bangsa Indonesia ini? Mengapa kita menjadi negara penghutang terbesar dan
terkorup di dunia? Kenyataan menyedihkan tersebut sudah selayaknya menjadi
cambuk bagi kita bangsa Indonesia yang mayoritas Muslim untuk gigih
memperjuangkan kemandirian politik, ekonomi dan moral bangsa dan umat.
Kemandirian itu tidak bisa lain kecuali dengan pembinaan mental-karakter dan
moral (akhlak) bangsa-bangsa Islam sekaligus menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dilandasi keimanan-taqwa kepada Allah swt. Serta melawan
pengaruh buruk budaya sampah dari Barat yang Sekular, Matre dan hedonis
(mempertuhankan kenikmatan hawa nafsu).
14
2. Memberikan solusi terhadap akses negatif kehidupan modern yang berupa
depersonalisas, frustasi, dan keterasingan umat dari dunia modern.
Seperti yang ditulis oleh Osman Bakar (2005) bahwa, kita sebagai umat Islam
memiliki sikap yang tidak menganggap ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai
yang paling penting dari semua cabang pengetahuan, sebagaimana yang
dilakukan oleh banyak orang Eropa dan Amerika Utara. Mereka memandang
ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya dasar pengetahuan yang dapat diandalkan
dan memandang teknologi sebagai cara terbaik untuk memecahkan masalah
manusia. Memang, dalam prespektif Islam ilmu pengetahuan tidak pernah bisa
15
menggantikan metafisika dan teologi, dan teknologi tidak pernah bisa
menggantikan syari’ah sebagai penyedia terbaik dan solusi untuk masalah
individu dan masalah sosial manusia. Muslim menempatkan baik itu syari’ah atau
ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai seuatu yang diperlukan untuk
keselamatan masyarakat, dan keduanya harus bergabung dalam frame etika dan
hukum syari’at. Syari’ah, yang terutama didasarkan pada ajaran Qur’an dan
hadits, dianggap oleh umat Islam menjadi sumber yang paling penting dari nilai-
nilai etika dan prinsip-prinsip untuk membimbing tindakan manusia. Islam
menempatkan batasan ketat pada teknologi dengan syara’ dan menyesuaikannya
untuk kepentingan praktis. Ilmu pengetahuan dan teknologi diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dalam rangka untuk meningkatkan martabat manusia dan
meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT.
16
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Menurut pengertian Barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa adanya
campur tangan Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah rangkaian
keterangan teratur dari Allah (Q.S. Al-Rahman : 1-13).
Pola hubungan antara agama dan iptek di Indonesia saat ini baru pada taraf
tidak saling mengganggu. Pengembangan iptek dan pengembangan kehidupan
beragama diusahakan agar tidak saling tabrak pagar masing-masing.
Pengembangan agama diharapkan tidak menghambat pengembangan iptek
17
sedang pengembangan iptek diharapkan tidak mengganggu pengembangan
kehidupan beragama. Konflik yang timbul antara keduanya diselesaikan dengan
kebijaksanaan.
Seperti juga pada bidang lain, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
mempunyai dampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek
membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal. Dalam usahanya
memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia guna menemukan solusi.
Dalam mencari pekerjaan atau ilmu pun, ia tidak lagi membatasi diri pada
pekerjaan atau lembaga pendidikan di kampungnya, kotanya, propinsinya, atau
negaranya saja. Seluruh permukaan bumi ini dapat menjadi kemungkinan tempat
ia bekerja atau mencari ilmu. Dampak negatifnya adalah adanya globalisasi cara
berfikir, yang dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai
tradisional bangsanya. Kemudahan memperoleh informasi akan membuat ia
dapat mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain, baik
yang menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.
18
Khalifatullah (wakil/mandataris Allah) di muka bumi untuk berkhidmat kepada
kemanusiaan dan menyebarkan rahmat bagi seluruh alam (Rahmatan lil ’Alamin).
Dalam perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, dan iptek tidak bisa
dipisahkan. Disana terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang
terintegrasi kedalam suatu sistem yang disebut Dinul Islam. Tauhid sebagai kunci
pokok Islam, tidak mengakui adanya pemisahan antara iman dan sains. Segala
sesuatu yang ada di alam merupakan bukti kehadiran Allah. Pengetahuan tentang
alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat mendekatkan diri manusia
kepada Allah.
B. Saran
Dari keumuman ayat Al-Qur’an itu menuntut kita untuk mempelajari apa
yang telah digambarkan Allah untuk menambah tebal keyakinan manusia bahwa
al-Qur'an memang suatu kitab petunjuk yang akan selalu kontekstual dan relevan
pada setiap zaman.
Pengembangan teknologi yang lepas dari keimanan tak akan bernilai ibadah
dan tak akan menghasilkan manfaat bagi manusia dan lingkungan. Sebaliknya,
pengembangan teknologi yang didasari etika Islam akan memberikan orientasi
dan arah yang jelas, serta mampu mengoptimalkan manfaat teknologi dan
meminimalisir dampak negatif teknologi bagi manusia dan alam. Orang yang
melandaskan ilmunya dengan keimanan, pengembangan dan pemanfaatan
19
teknologi tidaklah ditujukan sebagai tuntutan hidup semata, tetapi juga
merupakan refleksi dari ibadah kepada Allah. Ia menjadi sarana peningkatan rasa
syukur dan ketakwaan kepada Allah. Oleh karena itu, kita harus sebisa mungkin
menyeimbangkan antara iptek dan agama.
20
DAFTAR PUSTAKA
Mutia, 2007, Teknologi dalam Al-Qur’an, Islam Futura. Vol. IV, No. 2, Hal: 70 –
77.
https://naifu.wordpress.com/2010/08/12/teknologi-dalam-perspektif-al-
qur%E2%80%99an-2/ diakses pada 5 November 2018 Pukul 22.48
21