Kelompok 5
Agama Kelas 33
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat,
berkah, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Iptek dan seni dalam islam”.
Makalah ini disusun guna memberikan informasi tambahan mengenai perspektif
Islam tentang IPTEK dan seni, dan juga untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama
Islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sumbernya berupa
artikel dan tulisan telah penulis jadikan referensi guna penyusunan makalah ini,
semoga dapat terus berkarya guna menghasilkan tulisan-tulisan yang mengacu
terwujudnya generasi masa depan yang lebih baik. Penulis berharap, semoga informasi
yang ada dalam makalah ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para
pembaca pada umumnya.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, banyak
kekurangan dan kesalahan. Penulis menerima kritik dan saran yang membantu guna
penyempurnaan makalah ini.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER........................................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
Daftar Pustaka.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...............................................1
1.1.Latar Belakang……………………………………….............……............................1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………......................................1
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………….........................................1
BAB II IPTEK DAN SENI………………………………...........................……………...……...….....2
2.1. Pengertian IPTEK……......................................................................….......…2
2.2. Pengertian Seni………….......................................................................………4
2.3. Integrasi Iman, Ilmu, Teknologi dan Seni…………........................…….........5
BAB III PERAN DAN TANGGUNG JAWAB…………............…….........................................7
3.1. Keutamaan Orang yang Berilmu………….……………………………....…….........7
3.2. Tanggung jawab Ilmuwan Terhadap Lingkungan…..................................8
BAB IV PENUTUP……………………………………...............................………………....…..........10
4.1. Kesimpulan………………………………………………….....................................10
4.2. Saran……………………………………………………….............................….........10
BAB I
PENDAHULUAN
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim dan muslimat.” (HR. Ibnu Abdul Barr)
Bahkan dalam Islam menuntut ilmu itu dilakukan tanpa batasan atau jangka
waktu tertentu, ia mesti dilakukan sejak dalam buaian hingga ke liang lahad. Ini
diberitahu oleh Rasulullah dengan sabdanya :
Pesatnya perkembangan Sains dan Teknologi semakin terasa dari hari ke hari.
Banyak hasil dari perkembangan Sains dan Teknologi yang tadinya diluar angan-angan
manusia sudah menjadi keperluan harian manusia. Contohnya : penyampaian
informasi yang dahulu memerlukan waktu hingga berbulan-bulan, kini dengan adanya
telepon, handphone, internet dapat sampai ke tujuan hanya dalam beberapa detik
saja, bahkan pada masa yang (hampir) bersamaan. Melalui TV, satelit dan alat
komunikasi canggih lainnya, kejadian di satu tempat di permukaan bumi atau di
angkasa dekat permukaan bumi dapat diketahui oleh umat manusia di seluruh dunia
dalam masa yang bersamaan. Selain dalam bidang komunikasi, perkembangan dalam
bidang lain pun seperti material, alat-alat transportasi, alat-alat rumah tangga,
bioteknologi, kedokteran dan lain-lain begitu maju dengan pesat. Kita mengakui bahwa
sains dan teknologi memang telah mengambil peranan penting dalam pembangunan
peradaban material atau lahiriah manusia.
Allah berfirman dalam Al Qur’an surat Al Imron 190-191
190. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
191. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau
dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi
(seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”.
Dari ayat ini dapat kita lihat, bahwa melalui pengamatan, kajian dan
pengembangan sains dan teknologi, Allah menghendaki manusia dapat lebih
merasakan kebesaran, kehebatan dan keagungan Nya. Betapa hebatnya alam ciptaan
Allah, yang kebesaran dan keluasannya-pun manusia belum sepenuhnya mengetahui,
maka sudah tentu Maha hebat lagi Allah yang menciptakannya.
2.2 Pengertian SENI
Seni adalah hasil ungkapan akal dan budi manusia dengan segala prosesnya.
Seni merupakan ekspresi jiwa seseorang. Hasil ekspresi jiwa tersebut berkembang
menjadi bagian dari budaya manusia. Seni identik dengan keindahan. Keindahan yang
hakiki identik dengan kebenaran. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu keabadian.
Seni yang lepas dari nilai-nilai ketuhanan tidak akan abadi karena ukurannya adalah
hawa nafsu bukan akal dan budi. Seni mempunyai daya tarik yang selalu bertambah
bagi orang-orang yang kematangan jiwanya terus bertambah.
Seni adalah sebuah keindahan yang dapat mengungkap rasa sampai jauh
kedalam jiwa seseorang Jadi apabila pernah merasakan sebuah getaran keindahan
yang begitu dalam dan membuat kita tidak dapat lagi melupakannya maka artinya
kita sudah dapat menangkap arti kata seni dalam arti yang sebenarnya. Kata “seni”
adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan
kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni berasal dari kata “SANI” yang
kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”. Namun menurut kajian ilmu di
Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau
karya dari sebuah kegiatan. Pandangan Islam tentang seni.Seni merupakan ekspresi
keindahan. Dan keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada
penciptaan jagat raya ini.Allah melalui kalamnya di Al-Qur’an mengajak manusia
memandang seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya.
Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai
retak-retak sedikitpun ?
Dalam pandangan Islam, antara agama, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem
yang disebut Dienul Islam. Di dalamnya terkandung tiga unsur pokok yaitu aqidah,
syari’ah dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan,
sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur’an Surat Ibrahim (14:24-25)
25. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka
selalu ingat.
Ilmu-ilmu yang dikembangkan atas dasar keimanan dan ketakwaan kepada Allah
akan memberikan jaminan kemaslahatan bagi kehidupan ummat manusia termasuk
bagi lingkungannya. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan
tidak akan bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia
dan alam lingkungannya bahkan akan menjadi malapetaka bagi kehidupannya sendiri.
(M. Saifulloh, 2009)
.
BAB III
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam
dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal”
Imam Ghozali juga mengatakan “Barang siapa yang berilmu, akan dapat
membimbing dirinya dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagi matahari, selain
menerangi dirinya juga menyebarkan pesona keharumannya kepada orang yang
berpapasan dengannya”
Ada dua fungsi utama manusia di dunia yaitu sebagai abdun atau hamba Allah
dan sebagai khalifah Allah di bumi. Esensi dari abdun adalah ketaatan, ketundukan
dan kepatuhan kepada kebenaran dan keadilan Allah, sedangkan esensi khalifah
adalah tanggungjawab terhadap diri sendiri dan alam lingkungannya, baik lingkungan
sosial maupun lingkungan alam.
Dalam konteks abdun, manusia menempati posisi sebagai ciptaan Allah. Posisi
ini memiliki konsekuensi adanya keharusan manusia untuk taat dan patuh kepada
penciptanya. Keengganan manusia menghambakan diri kepada Allah sebagai pencipta
akan menghilangkan rasa syukur atas anugerah yang diberikan sang pencipta berupa
potensi yang sempurna yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya yaitu potensi
akal. Dengan hilangnya rasa syukur mengakibatkan ia menghambakan diri kepada
hawa nafsunya. Keikhlasan manusia menghambakan dirinya kepada Allah akan
mencegah penghambaan manusia kepada sesama manusia termasuk pada dirinya.
8. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Fungsi yang kedua sebagai khalifah atau wakil Allah di muka bumi. Manusia
diberikan kebebasan untuk mengeksplorasi, menggali sumber-sumber daya serta
memanfaatkannya dengan sebesar-besar kemanfaatan untuk kehidupan umat
manusia dengan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, karena
alam diciptakan untuk kehidupan manusia sendiri. Untuk menggali potensi alam dan
memanfaatkannya diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Allah
menciptakan alam, karena Allah menciptakan manusia. Oleh karena itu, manusia
mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan
keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
Kerusakan alam dan lingkungan ini lebih banyak disebakan karena ulah tangan
manusia sendiri (QS. Ar rum:41). Mereka banyak menghianati perjajnjian kepada Allah.
Mereka tidak menjaga amanat sebagai khalifh yang bertugas unuk menjaga dan
melestarikan alam ini.
Dengan memiliki ilmu pengetahuan kita pasti bisa tidak akan mengeksploitasi
alam ini secara berlebihan paling hanya kebutuhan primernya bukan untuk memenuhi
kepuasan hawa nafsu saja. Untuk itu melaksanakan tanggung jawabnya, manusia
diberikan keistimewaan berupa kebebasan untuk memilih dan berkreasi sekaligus
untuk menghadapkannya dengan tuntutan kodratnya sebagai makhluk psikofisik.
Namun ia harus sadar akan keterbatasannya yang menurut ketaatan dan ketundukan
terhadap aturan Allah swt baik dalam konteks ketaatan terhadap perintah beribadah
secara langsung maupun dalam kontes ketaatan terhadap sunnatullah “hukum alam”
(masbied.com)
Kedua fungsi diatas tidak boleh terpisah artinya keduanya merupakan satu
kesatuan yang utuh yang harus diaktualisasikan dalam kehidupan manusia. Jika hal
ersebut dapat dilakukan dengan padu maka akan tercipta manusia yang ideal (Insan
Kamil) yaitu manusia sempurna yang akhirnya akan memperoleh keselamatan hidup
dunia-akhirat
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Teknologi dibuat atas dasar ilmu pengetahuan dengan tujuan untuk mempermudah
pekerjaan manusia. Pada mulanya, teknologi tercipta berdasarkan niat dan tujuan dari
si pencipta teknologi tersebut. Bila sebuah teknologi dapat diciptakan dengan tujuan
yang baik, maka tidak akan menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan
sekitar. Sehingga teknologi tersebut dapat bermanfaat bagi para penggunanya. Dalam
penggunaan berbagai macam teknologi yang ada, harus mampu dalam menganalisis
dampak positif dan dampak negatif yang ditimbulkan dari teknologi tersebut
Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan bernilai
ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusia dan alam
lingkungannya..
Dalam pandangan Islam, antara iman, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang terintegrasi dalam suatu sistem
yang disebut Dienul Islam yang mengandung tiga unsur pokok yaitu aqidah, syari’ah
dan akhlak, dengan kata lain iman, ilmu dan amal shaleh atau ikhsan.
Fungsi utama manusia yaitu, abdun: ketaatan, ketundukan dan kepatuhan kepada
kebenaran dan keadilan, dan khalifah: tanggung jawab terhadap diri sendiri dan alam
lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Allah memberikan
petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk mengarahkan potensinya
kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang selalu didorong oleh
nafsu amarah. Manusia mendapat amanah dari Allah untuk memelihara alam, agar
terjaga kelestariannya dan keseimbangannya untuk kepentingan umat manusia.
4.2. Saran
Dalam penggunaan teknologi dalam bentuk apapun, lebih baik untuk mampu
memilah nilai positif dan negatif yang diberikan dari teknologi tersebut.
Dalam penggunaan teknologi, mampu mengendalikan diri sehingga tidak
menimbulkan kerusakan bagi ligkungan sekitar, atau dengan kata lain, lingkungan
di mana populasi-populasi berada.
Sebagai manusia yang memiliki dasar keimanan terhadap Allah SWT, diharapkan
mampu memanfaatkan teknologi sesuai dengan koridor-koridor Islam, sehingga
tidak menjadi suatu yang mudharat.
Dalam suatu penciptaan sebuah teknologi, lebih baik tidak ada sesuatu yang
disembunyikan dalam segala sesuatu tentang teknologi tersebut. Baik dari segi
proses penciptaannya, tujuan penciptaannya, dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA