Anda di halaman 1dari 4

DISPERSI DAN DAYA PEMECAH PRISMA

Dheabella Zettiara M (140310130068)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
Senin, 23 Maret 2015
Asisten : Sinthia R.

Abstrak
Cahaya adalah gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang sekitar 380nm sampai
750nm, dimana terdapat cahaya polikhromatik yang biasa kita lihat sebagai cahaya putih dapat diuraikan
menjadi monokhromatik, peristiwa ini disebut dispersi cahaya dan terjadi pembiasan karena perbedaan
medium. Sehingga pada percobaan kali ini yang berjudul “Dispersi dan Daya Pemecah Prisma” yang
dilakukan untuk mempelajari cara kerja spektrometer-goniometer, menentukan indeks bias dari berbagai
cairan dengan prisma berongga, menentukan indeks bias prisma kaca, menentukan spektrum dari mercury,
hubungan indeks bias dengan panjang gelombang,dan menghitung daya pemecah prisma .Pada percobaan ini
hanya dilakukan oleh 3 prisma yang berbeda, yaitu prisma kaca, prisma berongga dengan gliserol dan
dengan methanol, sehingga pada tujuan menentukan spektrum warna pada air raksa (mercury) tidak dapat
dilakukan dan juga daya pemecah prisma tidak dapat dihitung karena pada saat praktikum tidak dilakukan
pengukuran alas prisma. Sehingga pada praktikum didapat sudut kiri dan kanan dan dapat diperoleh sudut
deviasi minimum dan indeks biasnya. Di peroleh indeks bias kaca sebesar 0.79, indeks bias gliserol 0.96, dan
indeks bias methanol 0.99. Dan dengan cairan yang berbeda, didapat pula spektrum cahaya yang berbeda
pula.
Kata kunci/: Hubungan Maxwell, dispersi, indeks bias, prisma, grating, spektrometer-goniometer

I. Pendahuluan gelombang. Jika cahaya putih diarahkan ke


Pada kehidupan sehari-hari, kita pasti prisma, maka cahaya putih akan terurai
tidak dapat lepas dari cahaya. Cahaya adalah menjadi cahaya merah, jingga, kuning, hijau,
gelombang elektromagnetik yang memiliki biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya ini
panjang gelombang sekitar 380nm sampai memiliki panjang gelombang yang berbeda.
750nm, dimana terdapat cahaya Setiap panjang gelombang memiliki indeks
polikhromatik yang biasa kita lihat sebagai bias yang berbeda. Semakin kecil panjang
cahaya putih dapat diuraikan menjadi gelombangnya semakin besar indeks biasnya.
monokhromatik, peristiwa ini disebut dispersi Disperi pada prisma terjadi karena adanya
cahaya dan terjadi pembiasan karena perbedaan indeks bias kaca setiap warna
perbedaan medium. Untuk mengetahui indeks cahaya.
bias suatu cairan, dapat dilakukan dengan
percobaan menggunakan alat spektrometer-
goniometer yang dilakukan pada percobaan
kali ini yaitu “Dispersi dan Daya Pemecah
Prisma”, dengan tujuan mempelajari cara
kerja spektrometer-goniometer, menentukan
indeks bias dari berbagai cairan dengan prsma
berongga, menentukan indeks bias prisma
kaca, menentukan spektrum dari mercury,
hubungan indeks bias dengan panjang
gelombang,dan menghitung daya pemecah
prisma.

II. Teori Dasar


Gejala dispersi cahaya adalah gejala
peruraian cahaya putih (polikromatik)
menjadi cahaya berwarna-warni Gambar 1. Dispersi cahaya pada prisma
(monokromatik). Cahaya putih merupakan
cahaya polikromatik, artinya cahaya yang
terdiri atas banyak warna dan panjang
Seberkas cahaya polikromatik 𝑐 𝜇𝜀
diarahkan ke prisma. Cahaya tersebut 𝑛= = √ ≅ √𝜇r𝜀𝑟 = √𝜀𝑟
kemudian terurai menjadi cahaya merah, 𝑣 𝜇o𝜀𝑜
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. *Sebagian besar zat memiliki permeabilitas
Tiap-tiap cahaya mempunyai sudut deviasi relatif μr = 1. [2]
yang berbeda. Selisih antara sudut deviasi
untuk cahaya ungu dan merah disebut sudut Hubungan permitivitas relatif dan
dispersi. Besar sudut dispersi dapat dituliskan polarisabilitas dari medium (Claussius –
sebagai berikut: Mossoti):
3𝜀𝑜 𝜀 − 1
Φ = δu - δm =(nu - nm) β ...................(1) 𝛼=
𝑁 𝜀+2
Keterangan:
α adalah polarisabilitas dan N adalah
Φ = sudut dispersi
konsentrasi molekul yang dapat di polarisasi
nu = indeks bias sinar ungu
dan εo adalah konstanta medan listrik. Α
nm = indeks bias sinar merah
bergantung pada frekuensi (ω=2πν) dari sinar
δu = deviasi sinar ungu
δm=deviasi sinar merah [1] datang dan ωo=2πνo sehingga didapat:
𝑒2 1
𝛼= . 2
𝑚 𝜔0 − 𝜔 2

𝑛2 − 1 𝑒2𝑁 1
2
=
𝑛 +2 3𝜀0𝑚 𝜔0 − 𝜔 2
2

Gelombang elektromagnetik selalu


berhubungan dengan persamaan Maxwell
karena persamaan-persamaan Maxwell
meramalkan adanya gelombang-gelombang Jika α adalah sudut datang, β adalah sudut
elektromagnetik yang lajunya didalam vakum pantul dan φ adalah sudut prisma, berlaku
adalah: hubungan:
1
𝑐=
√𝜇o𝜀𝑜
ε o: permitivitas bahan
μo: permeabilitas Sehingga didapat

Pada medium non konduktor, besar kecepatan


rambat gelombang EM adalah:
1
𝑣= [3]
√𝜇𝜀

Nilai rasio kecepatan gelombang EM di udara Sebuah spektrometer menggunakan


terhadapt kecepatan gelombang EM pada kisi difraksi atau prisma untuk memisahkan
medium non konduktor, disebut indeks bias panjang gelombang cahaya yang
(n): berbeda. Prinsip kerja dari Spektrometer
adalah, cahaya di datangkan lewat celah spectrum lain. Setelah itu geser teleskop ke
sempit yang disebut kolimator. Kolimator ini kanan dan catat juga berapa besar sudutnya
merupakan fokus lensa, sehingga cahaya yang pada goniometer. Melakukan hal yang sama
diteruskan akan bersifat sejajar. untuk prisma berongga yang berisi gliserol
Untuk spektrometer prisma, cahaya yang dan methanol, kemudian mencatat masih-
sejajar kemudian masuk kesebuah prisma. masing θkiri dan θkanan nya didalam tabel
Disini, cahaya mengalami dispersi pengamatan.
atau peristiwa penguraian cahaya
polikromarik (putih) menjadi cahaya-cahaya
monokromatik karena perbedaan indeks bias. IV. Data dan Analisa
Sebuah lensa menfokuskan cahaya dicelah
keluar. Hanya satu warna cahaya yang dapat PRISMA KACA
melewati celah ini dalam satu waktu. Oleh SUDUT DEVIASI
karena itu, prisma harus diputar untuk NO WARNA DEVIASI MINIMUM =
membawa warna-warna lain masuk kedalam KIRI KANAN |θkiri - θkanan|
celah keluar dan membaca seluruh spektrum. 1 Merah 228,8 229,2 0,40
Skala yang berbentuk lingkaran mencatat 2 Jingga 231,5 229,1 2,40
sudut prisma sehingga panjang gelombang 3 Kuning 231 231,2 0,20
cahaya dapat ditentukan. [4] 4 Hijau 229,1 229,9 0,80
Kerja spektrometer dikarakterisasi 5 Ungu 232,1 232,5 0,40
dengan daya pemecah (resolving power)nya.
Untuk membedakan gelombang-gelombang
PRISMA GLISEROL
cahaya yang panjang gelombang-
SUDUT DEVIASI
gelombangnya sangat dekat terhadap satu NO WARNA DEVIASI MINIMUM =
sama lain, maka maksimum-maksimum KIRI KANAN |θkiri - θkanan|
panjang gelombang ini dibentuk oleh kisi 1 Merah 229,1 229,05 0,05
haruslah sesempit mungkin, dinyatakan 2 Jingga 229,2 229,1 0,10
dengan cara lain, maka kisi tersebut harus 3 Kuning 229,8 230,2 0,40
mempunyai daya pisah yang tinggi: 4 Hijau 231 231 0,00
𝜆
𝑅= 5 Ungu 231,5 232,2 0,70
Δ𝜆

Untuk prisma dipakai hubungan: [2] PRISMA METHANOL


Δ𝑛
𝑅=𝑏 | | SUDUT DEVIASI
Δ𝜆 NO WARNA DEVIASI MINIMUM =
KIRI KANAN |θkiri - θkanan|
III. Percobaan 1 Jingga 213,2 213,5 0,30
Pada percobaan ini, langkah pertama 2 Kuning 212 212,05 0,05
adalah melakukan setting alat seperti yang ada 3 Hijau 214,2 214,4 0,20
didalam modul, yaitu menempatkan prisma
4 Ungu 215,4 215,4 0,00
pada spektrometer dan membuka dan
mengatur celah kolimatornya. Setelah itu
nyalakan sumber cahaya polikhromatiknya n=
dan diatur sedemikian rupa agar cahaya PRISMA (sin(θ+δm)/2) /
melewati kolimator dan masuk ke prisma. (sinθ/2)
Prisma yang pertama digunakan adalah KACA 0,79
prisma kaca. Lalu mencari mana spectrum
pusatnya dan dicatat kedudukan sudut GLISEROL 0,96
awalnya dengan membaca goniometernya. METHANOL 0,99
Kemudian menggerakkan teleskop ke kiri
sampai menemukan spectrum warna
selanjutnya dan di catat setiap melihat warna
Analisa:
Pada praktikum kali ini didapatkan Daftar Pustaka
data θ kiri dan θ kanan dari setiap spektrum [1] Fisikon. Dispersi Cahaya.
warna yang dihasilkan oleh prisma kaca, “http://fisikon.com/kelas3/index.php?option
prisma berongga yang berisi gliserol dan =com_content&view=article&id=38&Itemid=
methanol. Dapat dilihat dari tabel data bahwa 87”
setiap pertambahan spektrum, maka θ kiri dan [2] Halliday dan Resnick. 1986. FISIKA Edisi
θ kanan nya semakin bertambah, yang artinya ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga
semakin kecil gelombang spektrum (λ<<) [3] Phywe. Dispersion and Resolving Power
maka sudut yang dihasilkan akan semakin of the prism.
besar pula, namun ada yang malah berkurang “http://www.nikhef.nl/~h73/kn1c/praktikum/p
yang disebabkan karena kurang telitinya saat hywe/LEP/Experim/2_1_03.pdf”
pembacaan skala pada goniometer.
Pada prisma yang berisi cairan akan
didapatkan jumlah spektrum cahaya yang
lebih sedikit ketimbang spektrum warna pada
prisma kaca karena pada prisma berongga
yang berisi cairan memiliki indeks bias yang
berbeda karena ada perbedaan medium yang
dilewati oleh cahaya. Namun pada percobaan
dengan prisma rongga gliserol tetap
menghasilkan spektrum warna yang sama
dengan saat digunakan prisma kaca. Mungkin
disebabkan ada kesalahan saat men-setting
alat spektrometernya atau kesalahan dalam
melihat spektrum warna.
Dari hasil perhitungan, didapat indeks
bias pada methanol mendekati 1 yang berarti
kecepatan cahaya pada medium methanol
lebih cepat dibanding gliserol dan lebih cepat
lagi jika dibandingkan dengan prisma kaca.

V. Simpulan
▫ Spektrometer dapat digunakan sebagai
alat untuk menentukan indeks bias
dari suatu bahan dan juga sebagai alat
untuk melihat spektrum-spektrum
cahaya.
▫ Semakin kecil gelombang spektrum,
maka sudut yang dihasilkan akan
semakin besar.
▫ Prisma yang berisi cairan akan
didapatkan jumlah spektrum cahaya
yang lebih sedikit ketimbang spektrum
warna pada prisma kaca.
▫ Semakin besar indeks bias, spektrum
warna yang dihasilkan akan lebih
sedikit karena pada indeks bias yang
besar, kecepatan cahaya yang
melewatinya lambat.

Anda mungkin juga menyukai