Anda di halaman 1dari 14

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tidak lupa dihaturkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat Dan hidayanyalah kami bisa membuat makalah ini. Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah untuk memberikan wawasan Mengenai mata kuliah pendidikan
agama islam, dengan judul “ ILMU PENGATAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN ISLAM ”.
Dengan tulisan ini kami harapkan harapkan mahasiswa mampu untuk memahami dan
mengerti IPTEK dengan islam. kami sadar tulisan ini terdapat banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari
berbagai pihak yang membaca, Agar bisa menjadi lebih baik lagi. kami berharap semoga
tulisan ini dapat memberi informasi yang berguna bagi Pembacanya, terutama
mahasiswa, supaya kelak menjadi pribadi yang lebih memahami iptek di dalam islam ,
karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.
2

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

BAB I PENDAHULUAN

A.latar belakang ...............................................................................................3


B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C.Tujuan...........................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian IPTEK.................................................................................................5
B . IPTEK dalam pandangan Islam..........................................................................6
C.Aqidah islam sebagai dasar IPTEK..................................................................... 9
D.Syariah islam standar pemanfaatan IPTEK....................................................... 9
E.Muslim harus menguasai IPTEK......................................................................... 12

BAB III Kesimpulan

A.kesimpulan...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAAKA………………………………………………………………………………………….14
3

BAB 1 PENDAHULUAN

A . latar belakang

Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangatlah


berpengaruh pada cara serta pola hidup masyarakat sekarang ini, dimana hampir
semua aspek dalam kehidupan sangat dipengaruhi oleh adanya perkembangan IPTEK.
Hal itu terbukti dari semakin banyaknya orang yang dalam kehidupannya sehari-hari
sangat bergantung pada teknologi, contoh produk dari kemajuan IPTEK yang tidak
bisa lepas dari setiap orang salah
satunya televisi, handphone, ditambah lagi internet yang sedang marak di setiap
penjuru
dunia termasuk pelosok negeri. Pada dasarnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat untuk mempermudah
pekerjaan manusia dalam kehidupan sehari-hari, namun besarnya manfaat kemajuan
IPTEK tersebut seiringan juga dengan pengaruh negatifnya dalam semua bidang
bahkan berpengaruh pada akhlak (perilaku), pola pikir/keyakinan(aqidah), dan cara
hidup manusia itu sendiri. Sehingga pada kenyataannya teknologi telah menimbulkan
keresahan dan ketakutan dikarenakan kekhawatiran akan adanya penyalahgunaan
teknologi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Melihat problematika tersebut maka kita harus mengingat kembali pada
agama atau
kenyakinan yang berfungsi sebagai pondasi dimana didalamnya sudah terdapat
aturan dan batasan-batasan dalam menjalankan kehidupan, agama yang terbaik
tersebut adalah agama islam. Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan
segala aspek kehidupan dan segalanya telah diatur sesuai dengan perintah dari Allah
SWT, termasuk pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan
sesuatu yang bebas nilai, ketika IPTEK disalahgunakan maka
itu merupakan perbuatan zalim yang tidak disukai oleh Allah SWT. Perhatikan
FirmanNya:
‫َو اْبَتِغ ِفْيَم ٓا ٰا ٰت ىَك ُهّٰللا الَّد اَر اٰاْل ِخَر َة َو اَل َتْنَس َنِص ْيَبَك ِم َن الُّد ْنَيا َو َاْح ِس ْن َك َم ٓا َاْح َس َن ُهّٰللا ِاَلْيَك َو اَل َتْبِغ اْلَفَس اَد ِفى اَاْلْر ِضۗ ِاَّن َهّٰللا‬
‫اَل ُيِح ُّب اْلُم ْفِسِد ْيَن‬

Artinya: Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah
Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (QS.
Al Qashash: 77).
4
Bahkan dalam islam menuntut ilmu itu hukumnya wajib, seperti yang telah
diterangkan dalam hadits: Rasulullah saw bersabda: "Menuntut ilmu wajib atas tiap
muslim (baik muslimin maupun muslimah)." (HR. Ibnu Majah). Oleh karena itu,
penulis akan membahas mengenai peran agama islam dalam meluruskan
problematika tersebut dengan mengangkatnya dalam makalah berjudul ”Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dalam Pandangan Islam”.

B . Rumusan masalah

1. Apa pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi?

2. Bagaimana pandangan Islam terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi?

3. Bagaimana peran Muslim dalam menghadapi IPTEK yang terus berkembang?

C.Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud IPTEK.

2. Mengetahui hubungan antara Islam dan IPTEK.

3. Tantangan sebagai muslim dalam IPTEK di masa kini maupun mendatang.

4. Mengetahui beberapa tokoh Ilmuwan Islam yang berpengaruh dalam


dunia Internasional.
5

BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian IPTEK

Dalam sudut pandang filsafat ilmu, pengetahuan dengan ilmu sangat berbeda
maknanya. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan pancaindra, intuisi dan firasat sedangkan, ilmu adalah pengetahuan yang
sudah diklasifikasi, diorganisasi, disistematisasi dan di interpretasi sehingga
menghasilkan kebenaran obyektif, sudah diuji kebenarannya dan dapat diuji ulang
secara ilmiah. Secara etimologis kata ilmu berarti kejelasan, oleh karena itu segala
yang terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasan. Dalam Al-Qur’an, ilmu
digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan obyek pengetahuan
sehingga memperoleh kejelasan. Dalam kajian filsafat, setiap ilmu membatasi diri
padasalah satu bidang kajian. Sebab itu seseorang yang memperdalam ilmu tertentu
disebut sebagai spesialis, sedangkan orang yang banyak tahu tetapitidak mendalam
disebut generalis.
Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-
prinsipnya
dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bacalah
dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan
manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa
yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-A’laq;1-5). Istilah teknologi merupakan produk ilmu
pengetahuan. Dalam sudut pandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur
budaya sebagai hasilpenerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Meskipun pada
dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral. Dalam situasi
tertentu teknologi tidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan
potensi kekuasaan. Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi.
Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai “kemampuan
teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis”.
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan
kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative
berupa ketimpangan- ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya
yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber
ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan.Manusia diberi
kebebasan dalam mengembangkan akal budinya
6
berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran
islam ada yang bersifat abadi (mutlak) karena bersumber dari allah. Ada pula ilmu
yang bersifat perolehan (nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia. Iptek
adalah kelengkapan hidup manusia agar mampu dengan mudah mengelola dunia
sesuai dengan kedudukan manusia sebagai khalifah.

B . IPTEK dalam Pandangan Islam


Bagi ilmuwan, Al-Qur`an adalah inspirator, maknanya bahwa dalam al-Qur’an
banyak terkandung teks-teks (ayat-ayat) yang mendorong manusia untuk melihat,
memandang, berfikir, serta mencermati fenomena-fenomena alam semesta ciptaan
Tuhan yang menarik untuk diselidiki, diteliti dan dikembangkan. Al-Qur’an menantang
manusia untuk menggunakan akal fikirannya seoptimal mungkin.
Al-Qur`an memuat segala informasi yang dibutuhkan manusia, baik yang sudah
diketahui maupun belum diketahui. Informasi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi pun disebutkan berulang-ulang dengan tujuan agar manusia bertindak untuk
melakukan nazhar. Nazhar adalah mempraktekkan metode, mengadakan observasi
dan penelitian ilmiah terhadap segala macam peristiwa alam di seluruh jagad ini, juga
terhadap lingkungan keadaan masyarakat dan historisitas bangsa-bangsa zaman
dahulu. Sebagaimana firman Allah berikut
ini:

‫ُقِل اْنُظُرْو ا َم اَذ ا ِفى الَّسٰم ٰو ِت َو اَاْلْر ِضۗ َو َم ا ُتْغ ِنى اٰاْل ٰي ُت َو الُّنُذ ُر َع ْن َقْو ٍم اَّل ُيْؤ ِم ُنْو َن‬

Artinya: “Katakanlah (Muhammad): lakukanlah nadzar (penelitian dengan


menggunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi ...”( QS.
Yunus ayat 101).
Agama Islam banyak memberikan penegasan mengenai ilmu pengetahuan baik
secara nyata maupun secara tersamar, seperti yang disebut dalam surat Al-Mujadalah
ayat 11 yang artinya sebagai berikut :

"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-


orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui
apa yang kamu kerjakan". Maksudnya sebagai berikut : sama-sama dari kelompok
yang beriman, maka Allah SWT akan masih meninggikan derat bagi mereka, ialah
mereka yang berilmu pengetahuan.

Dalam pandangan Islam, Iptek juga di gambarkan sebagai cara mengubah


suatu sumber daya menjadi sumberdaya lain yang lebih tinggi nilainya, hal ini
tercover dalam surat
7
Ar-Ra’d syat 11, yaitu : Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dari ayat
tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Qur’an telah mendorong manusia
untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini harus merupakan
rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan perkataan lain,
rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan mengembangkan terus
keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu akan selalu maningkat
terus. Di dalam Al-Qur’an disebutkan juga secara garis besar, tentang teknologi. Yaitu
tentang kejadian alam semesta dan berbagai proses kealaman lainnya, tentang
penciptaan mahluk hidup, termasuk manusia yang didorong hasrat ingin tahunya,
dipacu akalnya untuk menyelidiki segala apa yang ada di sekelilingnya.

Saintis Muslim seyogyanya menaruh perhatian pada ajaran Agama baik ketika
akan melakukan riset, menerima teori atau mengembangkan IPTEK sebab apa yang
dihasilkannya sepenuhnya untuk kebutuhan manusia, sedangkan Agama (Islam) suatu
sistem nilai hidup di dunia yang mengantarkan hidup yang kekal dan sesungguhnya
kehidupan. Jadi, yang dimaksud menjadikan Aqidah Islam sebagai landasan iptek
bukanlah bahwa konsep iptek wajib bersumber kepada al-Qur`an dan al-Hadits, tapi
yang dimaksud, bahwa iptek wajib berstandar pada al-Qur`an dan al-Hadits.
Ringkasnya, al-Qur`an dan al-Hadits adalah standar (miqyas) iptek, dan bukannya
sumber (mashdar) iptek. Artinya, apa pun konsep iptek yang dikembangkan, harus
sesuai dengan al-Qur`an dan al-Hadits, dan tidak boleh bertentangan dengan al-
Qur`an dan al-Hadits itu. Jika suatu konsep iptek bertentangan dengan al-Qur`an
dan al-Hadits, maka konsep itu berarti harus ditolak. Misalnya saja Teori Darwin yang
menyatakan bahwa manusia adalah hasil evolusi dari organisme sederhana yang
selama jutaan tahun berevolusi melalui seleksi alam menjadi organisme yang lebih
kompleks hingga menjadi manusia modern sekarang.

Maka Paradigma Islam ini menyatakan bahwa Aqidah Islam wajib dijadikan
landasan pemikiran (qa’idah fikriyah) bagi seluruh bangunan ilmu pengetahuan. Ini
bukan berarti menjadi Aqidah Islam sebagai sumber segala macam ilmu pengetahuan,
melainkan menjadi standar bagi segala ilmu pengetahuan. Maka ilmu pengetahuan
yang sesuai dengan Aqidah Islam dapat diterima dan diamalkan, sedang yang
bertentangan dengannya, wajib ditolak dan tidak boleh diamalkan.
8
Dengan begitu, hasil-hasil kemajuan IPTEK akan dijadikan sebagai sarana bagi
manusia untuk mengeksiskan dirinya sebagai khalifah di bumi, di samping sebagai
“abdun”, hamba Allah. Ilmuwan yang beriman dan bertaqwa akan memanfaatkan
kemajuan IPTEK. Menjaga, memelihara, melestarikan, keberlangsungan hidup
manusia dan keseimbangan ekologi dan bukan untuk fasad fil ardh (Kerusakan di
bumi). Firman Allah SWT:
‫َظَهَر اْلَفَس اُد ِفى اْلَبِّر َو اْلَبْح ِر ِبَم ا َك َسَبْت َاْيِد ى الَّناِس ِلُيِذ ْيَقُهْم َبْع َض اَّلِذ ي‬
‫َع ِم ُلْو ا َلَع َّلُهْم َيْر ِج ُعْو ْن‬
Artinya: “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)
perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS.Ar.Ruum: 41)
Dari ayat diatas, menjelaskan kerusakan yang disebabkan oleh tangan-tangan
manusia yang akan berdampak kembali pada manusia itu sendiri. Fenomena ini telah
terasa salah satunya disebabkan oleh penyalahgunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Pada dasarnya “ Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam islam di arahkan
untuk meningkatkan kualitas kemanusiaan. IPTEK merupakan alat atau media bukan
tujuan”. (Toto Suryana:2008:140). Oleh karena itu ilmu pengetahuan dan teknologi
jangan sampai mengatur manusia sebagai penciptannya. Untuk itu diperlukan upaya-
upaya untuk menyertakan nilai-nilai ke dalam IPTEK yang disebut dengan Islamisasi
ilmu pengetahuan,”Islamisasi ilmu pengetahuan bertujuan untuk menyertakan nilai-
nilai islam ke dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ilmu tidak berdiri
sendiri di tempat netral, namun menjadi dasar pemikiran ilmiah saat ini”.(Toto
Suryana: 2008:140)
Cara islam sendiri memfilter ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu

sesuai dengan paradigma islam yaitu Aqidah islam sebagai dasar IPTEK dan syariat
islam menjadi standarisasi IPTEK. Dibawah ini adalah pemaparannya.
9
C.Aqidah Islam Sebagai Dasar Iptek

Ini adalah cara pertama islam memfilter perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dikehidupan manusia, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi
iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah Saw. Paradigma
Islam inilah yang seharusnya diadopsi oleh kaum muslimin saat ini. Bukan paradigma sekuler
seperti yang ada sekarang. Diakui atau tidak, kini umat Islam telah telah terjerumus dalam
sikap mengekor Barat dalam segala-galanya; dalam pandangan hidup, gaya hidup, termasuk
dalam konsep ilmu pengetahuan. paradigma sekuler inilah yang bisa menjelaskan, mengapa
di dalam sistem pendidikan yang diikuti orang Islam, diajarkan sistem ekonomi kapitalis yang
pragmatis serta tidak kenal halal haram. Eksistensi paradigma sekuler itu menjelaskan pula
mengapa tetap diajarkan konsep pengetahuan yang bertentangan dengan keyakinan dan
keimanan muslim. Misalnya Teori Darwin yang dusta dan sekaligus bertolak belakang dengan
Aqidah Islam.
Kekeliruan paradigmatis ini harus dikoreksi. Ini tentu perlu perubahan fundamental
dan perombakan total. Dengan cara mengganti paradigma sekuler yang ada saat ini, dengan
paradigma Islam yang memandang bahwa Aqidah Islam (bukan paham sekularisme) yang
seharusnya dijadikan basis bagi bangunan ilmu pengetahuan manusia. Namun di sini perlu
dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan landasan iptek, bukan
berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari al-Qur`an dan al-Hadits, tapi maksudnya
adalah konsep iptek harus distandardisasi benar salahnya dengan tolok ukur al-Qur`an dan
al- Hadits dan tidak boleh bertentangan dengan keduanya.
D.Syariah Islam Standar Pemanfaatan Iptek

Cara islam memfilter perkembangan IPTEK kedua Islam dalam perkembangan iptek,
adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek. Ketentuan halal-
haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur dalam pemanfaatan iptek,
bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh dimanfaatkan, adalah yang telah
dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang
telah diharamkan syariah Islam. Keharusan tolok ukur syariah ini didasarkan pada banyak
ayat dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam menyesuaikan perbuatannya (termasuk
menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum Allah dan Rasul-Nya. Antara lain firman
Allah:
10
‫َفاَل َو َر ِّبَك اَل ُيْؤ ِم ُنْو َن َح ّٰت ى ُيَح ِّك ُم ْو َك ِفْيَم ا َش َجَر َبْيَنُهْم ُثَّم اَل َيِج ُد ْو ا ِفْٓي َاْنُفِس ِهْم َحَر ًجا ِّمَّم ا َقَض ْيَت‬

‫َو ُيَس ِّلُم ْو ا َتْس ِلْيًم ا‬

Artinya : Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu
berikan,dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (Qs. an-Nisaa` [4]: 65). Firman Allah
yang lainnya :
‫ِاَّتِبُعْو ا َم ٓا ُاْنِز َل ِاَلْيُك ْم ِّم ْن َّرِّبُك ْم َو اَل َتَّتِبُعْو ا ِم ْن ُد ْو ِنٖٓه َاْو ِلَيۤا َۗء َقِلْياًل َّم ا َتَذَّك ُرْو ن‬

Artinya : Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan janganlah kamu
mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya…[i/]” (Qs. al-A’raaf [7]:3).

Sabda Rasulullah Saw:


“Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak ada perintah kami atasnya, maka
perbuatan itu tertolak.” [HR. Muslim].
Kontras dengan ini, adalah apa yang ada di Barat sekarang dan juga negeri-negeri
muslim yang bertaqlid dan mengikuti Barat secara membabi buta. Selama sesuatu itu
bermanfaat, yakni dapat memuaskan kebutuhan manusia, maka ia dianggap benar dan
absah untuk dilaksanakan. Meskipun itu diharamkan dalam ajaran agama. Keberadaan
standar manfaat itulah yang dapat menjelaskan, mengapa orang Barat mengaplikasikan
iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan nilai
agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia tak
berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan embrio
pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi secara a-seksual,
bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun menimbulkan pencemaran
yang berbahaya, dan seterusnya.
Karena itu, sudah saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti
dengan standar yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang
ilmu-Nya meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara hakiki
bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia.
Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah Swt. yang bentuknya secara praktis
dan konkret adalah syariah Islam.
11
‫َاَلۡم َتَر َك ۡي َف‬٢٥ ‫ُتۡؤ ِتۤۡى ُاُك َلَها ُك َّل ِح ۡي ٍۢن ِبِاۡذ ِن َر ِّبَهاؕ َو َيۡض ِر ُب ُهّٰللا اَاۡلۡم َثاَل ِللَّناِس َلَعَّلُهۡم َيَتَذ َّك ُر ۡو َن‬

٢٤ ‫َضَر َب ُهّٰللا َم َثاًل َك ِلَم ًة َطِّيَبًة َك َش َج َرٍة َطِّيَبٍة َاۡص ُلَها َثاِبٌت َّو َفۡر ُع َها ِفى الَّس َم ٓاِۙء‬

24.Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang
baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit,
24. Pohon itu memberikan buahnya pada Setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah
membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.
(QS.AL.Ibrahim:24-25)
Ayat diatas menjelaskan bahwasannya Allah SWT memberikan perumpamaan Pohon
sebagai integrasi antara akidah, syariah, dan akhlak atau iman, ilmu, dan amal. Di awali
dengan akar pohon yang diibaratkan sebagai iman yang memperkokoh tegaknya ajaran
islam, ilmu bagaikan batang pohon yang mengeluarkan dahan-dahan itulah cabang-cabang
ilmu pengetahuan sedangkan amal ibarat buah yang di ibaratkan dengan teknologi atau hasil
dari produk teknologi. Dari beragam uraian di atas bahwasanya kita dapat melihat sendiri
bagaimana pandangan Islam terhadap Iptek. Dalam pedoman utamanya (Al-Qur’an), banyak
disebutkan sesuatu hal yang berkaitan dengan Iptek, hal ini menunjukkan bahwa Islam
sangat erat sekali dengan Iptek. Jadi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini
merupakan wujud dari implikasi Al-Qur’an yang sebenarnya. Banyak seruan-seruan di
dalamnya yang menganjurkan manusia untuk berfikir dan mengembangkan potensinya
dalam pengetahuan.
Namun satu hal yang sangat disayangkan, umat muslim sangat rendah dalam bidang
Iptek, sehingga ketinggalan perkembangan dengan orang-orang non muslim. Semoga
dengan ini umat Islam sadar dan mau mengembangkan pengetahuannya dalam berbagia
hal, sehingga menjadi umat yang berkualitas dengan adanya ketakwaan dan pengetahuan
yang ditinggi.

12
E.MUSLIM HARUS MENGUASAI IPTEK
Terhambatnya kemajuan umat Islam di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
saat ini disebabkan umat Islam tidak memahami konsep dan mengoptimalkan fungsinya
sebagai khalifah di Bumi. Seharusnya, dengan memahami konsep dan fungsinya sebagai
khalifah di Bumi, umat Islam mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam rangka menguasai dan memanfaatkan alam demi kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Terlebih lagi, umat Islam adalah umat pilihan Allah yang dianugerahi iman dan petunjuk
berupa Al Quran dan sunnah rasul.
Untuk itu setiap muslim harus bisa memanfaatkan alam yang ada untuk perkembangan
iptek dan seni, tetapi harus tetap menjaga dan tidak merusak yang ada. Yaitu dengan cara
mencari ilmu dan mengamalkanya dan tetap berpegang teguh pada syari’at Islam. Dorongan
Islam lewat ayat Al Qur’an maupun hadits cukup kuat agar muslim menguasai iptek. Betapa
tidak , sebab jika diteliti secara seksama di dalam Al Qur’an ayat yang terkait dengan syariat
sekitar 150 ayat, dan yang terkait dengan sains sekitar 756 ayat (Ensiklopedi Islam).
Disamping itu banyak hadits yang senada dengan itu, misalnya hadits yang berisi
tentang : 1) mencari ilmu wajib bagi muslim dan muslimat, 2) carilah ilmu walau di negeri
Cina, 3) carilah ilmusejak lahir jingga masuk liang kubur, 4) Ilmuwan/ ulama’ adalah
pewaris nabi, 5) Barang siapa yang ingin menguasai dunia maka harus dengan ilmu, barang
siapa yang ingin meraih kebahagiaan akhirat maka harus dengan ilmu, dan barang siapa yang
ingin meraih keduanya maka harus dengan ilmu. Barang kali dorongan itulah ilmuwan-
ilmuwan Timur Tengah pada puncak kejayaan Islam di abad VII-XIV Masehi memiliki
semangat tinggi menggeluti iptek. Dan kemudian bagaimana dengan kita sekarang dan
prospek mendatang. Walau belum sangat menggembirakan, namun paling tidak sudah dapat
dibanggakan, adanya beberapa orang ilmuwan muslim yang meraih penghargaan gemilang
dalam bidang iptek, mereka diantaranya adalah :

1). Prof. Abdus Salam dari Pakistan pemenang Nobel bidang Fisika 1979,
2). Prof. Ali Javan dari MIT Boston adalah satu pioner Fisika Laser,
3). Prof. Ahmed Zewail dari Mesir pemenang Nobel bidang Kimia 1999,

4). Al Battani (858 - 929 M) adalah penemu Trigonometri (ilmu ukur segitiga).

13
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ilmu pengetahuan dalam Al-Quran adalah proses pencapaian segala sesuatu yang
diketahui manusia melalui tangkapan pancaindra sehingga memperoleh kejelasan. Teknologi
merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan
yang obyektif. Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan dan ketakwaan tidak akan
bernilai ibadah serta tidak akan menghasilkan manfaat bagi umat manusiadan alam
lingkungannya. Allah memberikan petunjuk berupa agama sebagai alat bagi manusia untuk
mengarahkan potensinya kepada keimanan dan ketakwaan bukan pada kejahatan yang
selalu didorong oleh nafsu dan amarah.Karena pada dasarnya Manusia mendapat amanah
dari Allah sebagai khalifah untuk memelihara alam, agar terjaga kelestariannya dan
potensinya untuk kepentingan umat manusia.Oleh karena itu perlunya keimanan sebagai
pelengkap ilmu dalam penerapannya bukan hanya menghasilkan keuntungan satu sisi saja.

14
DAFTAR PUSTAKA
http://ldk.stmik-dci.ac.id/?post=pandangan-islam-terhadap-ilmu-pengetahuan-dan-
teknologi
http://www.teknoislam.com/2015/03/pandangan-islam-terhadap-perkembangan.html
http://www.kompasiana.com/taufik.firmanto/islam-dan-
teknologi_5500429da333117f7251062b
https://www.tokopedia.com/s/quran/ibrahim/ayat-25
https://www.merdeka.com/quran/al-araf/ayat-3#:~:text=3.%20Ikutilah%20apa%20yang
%20diturunkan,Sedikit%20sekali%20kamu%20mengambil%20pelajaran.

Anda mungkin juga menyukai