BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
tabel 2.
Tabel 2. Hasil Ekstrak Etanol 96% Daun Teh Hijau
Bobot Serbuk Bobot Ekstrak Randemen
Ekstrak
500 g 146,456 g 29,3%
Berdasarkan hasil pada tabel 2 menunjukkan persentase randemen ekstrak etanol
96% pada daun teh hijau diperoleh sebanyak 29,3%. Organoleptis ekstrak berwarna
hijau tua dan bentuk kental. Rendemen dikatakan baik jika nilainya lebih dari 10%.
Oleh karena itu rendemen ekstrak kental yang didapatkan dinyatakan baik karena
hasil rendemen >10%.
Tabel 3. Hasil Kadar Air Ekstrak Etanol 96% Daun Teh Hijau
Berat Ekstrak Kadar Air %
1,03%
2g 1,14%
1,19%
Hasil Uji kadar air didapatkan pada setiap pengulangan sampai berat konstan
adalah 1,03%, 1,14%, dan 1,19%. Hasil uji kadar air teh hijau memenuhi syarat yaitu
selisih setiap penimbangan < 0,25% (Departemen Kesehatan RI, 2000).
Tabel 4. Hasil Uji Bebas Etanol
Uji Bebas Etanol Hasil Uji
Ekstrak biji pepaya + H2SO4 + Tidak tercium bau ester yang khas dari
CH3COOH, dipanaskan etanol
Pada uji bebas etanol, ekstrak ditambahkan H2SO4 dan CH3COOH, dipanaskan,
tidak membentuk bau ester yang khas dari etanol. Pada percobaan ini menggunakan
ekstrak daun teh hijau tidak menimbulkan bau ester. kemudian dipanaskan. Tidak
adanya bau khas ester menunjukkan hasil negatif (Antarini et al., 2021). Uji bebas
3
etanol dilakukan untuk membebaskan ekstrak dari etanol sehingga didapatkan ekstrak yang
murni tanpa ada kontaminasi, selain itu etanol sendiri bersifat sebagai antibakteri dan
antifungi sehingga tidak akan menimbulkan positif palsu pada perlakuan sampel (Kurniawati,
2015).
Hasil dari uji fitokimia daun teh hijau pada uji alkaloid, warna yang dihasilkan adalah
berwarna jingga yang menandakan uji positif pada golongan alkaloid dalam ekstrak.
Memberikan hasil positif yang ditandai dengan timbulnya noda berwarna jingga (Rf = 0,75),
setelah plat KLT disemprot dengan pereaksi dragendorff. Selanjutnya pengamatan dengan
sinar tampak, berwarna jingga pada UV 254 nm dan berwarna hijau muda pada UV 366 nm
menegaskan adanya kandungan alkaloid pada ekstrak etanol teh hijau (Endarini, 2019).
Alkaloid positif bila timbul noda berwarna coklat atau jingga setelah penyemprotan
Dragendorff. Pada pengujian senyawa golongan katekin, Jika timbul warna hitam setelah
penyemprotan pereaksi FeCl 3 menunjukkan adanya senyawa katekin dalam ekstrak
(Marliana, 2007). Terdapat noda dengan Rf 0,875 Dugaan adanya katekin ditunjukkan
dengan adanya warna hijau kehitaman atau biru tinta (Harborne, 1987). Pada kromatografi
4
lapis tipis (KLT) senyawa saponin akan membentuk warna merah muda hingga ungu atau
violet setelah disemprot dengan senyawa saponin akan membentuk warna merah muda
hingga ungu atau violet setelah disemprot dengan H2SO4 10% dan dipanaskan (Endarini,
2019). Terdapat timbul noda dengan Rf 5,25 berwarna merah ungu pada pengamatan dengan
sinar tampak berwarna merah pada UV 366 nm. Jika timbul warna ungu-merah atau ungu
setelah penyemprotan pereaksi anisaldehid asam sulfat menunjukkan adanya saponin,
terpenoid/steroid dalam ekstrak (Endarini, 2019). Pada pengujian senyawa golongan fenol
dan tanin, Jika timbul warna hitam setelah penyemprotan pereaksi FeCl menunjukkan adanya
senyawa polifenol dalam ekstrak (Marliana, 2007). Terdapat noda dengan Rf 0,95 Dugaan
adanya gugus fenol ditunjukkan dengan adanya warna hijau kehitaman atau biru tinta
(Harborne, 1987).
Pada media SIM bakteri P. aeruginosa tidak menghasilkan H2S (S-). Setelah
6
37℃. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ditentukan pada media MHA dengan
konsentrasi minimum yang tidak menunjukkan pertumbuhan P.aeruginosa ATCC
27853. Hasil menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki konsentrasi bunuh
minimum adalah 6,25%.
Tabel 5. Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri Fraksi Etil Asetat Secara
Dilusi Terhadap Pseoudomonas aeruginosa ATCC 27853
Replikasi
Konsentrasi
I II III
Kontrol (+) - - -
6,25% - - -
3,125% + + +
1,56% + + +
0,78% + + +
Kontrol (-) + + +
Keterangan : (+) ada pertumbuhan bakteri
(-) tidak ada pertumbuhan bakteri
Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ditentukan pada medium Muller Hinton Agar
dengan konsentrasi minimum yang tidak menunjukkan pertumbuhan Escherichia coli
P.aeruginosa ATCC 27853. Konsentrasi fraksi yang digunakan yaitu 6,25%, 3,12%;
1,56% dan 0,78%. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dapat ditentukan dari kadar
terendah larutan uji yang terlihat jernih. Hal ini sulit diamati karena fraksi yang digunakan
terlihat pekat, sehingga perlu dilakukan inokulasi dalam medium selektif pada masing-
masing tabung untuk mengetahui konsentrasi bunuh minimum (KBM). Kemudian, diinkubasi
pada suhu 370C selama 24 jam. Dari tabel 5 dapat diketahui bahwa fraksi etil asetat memiliki
Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 6,25%.
9
10
BAB IV
KESIMPULAN