Anda di halaman 1dari 8

Percobaan 2

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS DAN ISOLASI SENYAWA ORGANIK


ISOLASI, KARAKTERISASI DAN IDENTIFIKASI TEH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI
SOXHLET

Dosen Pengampu:
Dr. H. Parlan, M.Si.
Indah Nur Pramesti, S.Si., M.Eng.

Oleh:
Kelompok 7 Offering I
1. Irma Putri Asri (190332622447)

2. Rambu Asmoro Sejati (190332622478)

3. Zidni Akbarorrizki (190332622445)

JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
SEPTEMBER 2021
1.DASAR TEORI

Ekstraksi adalah suatu metode pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan
atau cairan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi juga merupakan proses pemisahan satu atau lebih
komponen dari suatu campuran homogen menggunakan pelarut cair (solven) sebagai separating
agen.Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut diantara dua fase cair yang tidak
saling bercampur. Tekhnik ekstraksi sangat berguna untuk pemisahan secara dan bersih baik
untuk zat organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk analisis makro
maupun mikro. Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi antara lain yaitu ukuran bahan baku,
jumlah konstituen (solute) dan distribusinya dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran partikel
(Sudjadi, 1998).

Ekstraksi padat-cair. Ekstraksi ini bertujuan untuk menyari senyawa yang dikendaki dari
bahan padat dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Dengan demikian, agar ekstraksi dapat
berhasil dengan baik, harus diketahui sifat senyawa yang akan diekstraksi terutama kelarutannya.
Kelarutan suatu senyawa berkaitan dengan keporannya, senyawa yang polar biasanya larut dalam
pelarut polar pula. Pelarut etanol sering digunakan sebagai pelarut untuk ekstraksi apabila belum
diketahui pelarut spesifik untuk senyawa yang di ekstraksi, karena etanol merupakan tergolong
etanol yang universal. Berdasarkan teknik pelaksanaannya, ekstraksi padat cair dikelompokkan
menjadi:

a. Ekstraksi padat-cair tidak sinambung (discontinue) misalnya: dengan cara maserase atau
perendaman.

b. Ekstraksi padat-cair secara sinambung (continue) misalnya: ekstraksi dengan alat soxhlet

Ekstraksi jangka panjang biasa dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan atau hewan. Senyawa organik yang terdapat dalam bahan alam seperti
kafein dari daun teh.

Soxhlet adalah salah satu metode yang digunakan untuk mengisolasi minyak lemak.
Soxhlet merupakan ekstraksi padat-cair berkesinambungan, disebut ekstraksi padat cair karena
substansi yang diekstrak terdapat didalam campuran yang berbentuk padat, sedangkan disebut
berkesinambungan karena pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi
selesai. Keuntungan dari metode ini antara lain menggunakan pelarut yang lebih sedikit karena
pelarut tersebut akan dipakai untuk mengulang ekstraksi dan uap panas tidak melalui serbuk
simplisia, tetapi melalui pipa samping. Metode ini juga memiliki beberapa kelemahan antara lain
tidak dapat digunakan pada bahan yang mempunyai tekstur yang keras, selain itu pengerjaannya
rumit dan lama. Ekstraksi dengan menggunakan soxhlet pada umumnya digunakan aseton dan
alkohol sebagai pelarut untuk menguapkan bahan yang akan diekstrak.(Pramudono,dkk 2008).

Teh adalah suatu bahan pangan yang bisa diolah menjadi sebuah produk. Menurut gold
bery (1994) untuk mereduksi resiko kanker pencernaan degan mengensumsi sepuluh cangkir
atau lebih teh hijau. Kemudian dengan mengensumsi teh hijau secara teratur, dua sampai empat
gelas sehari dapat menstimulasi terjadinya penurunan tekanan darah (Husain, 2014).

Teh memiliki manfaat diantranya dalam mencegah dan pengobatan penyakit karena
bersifat anti bakteri dan antioksidan (Dianita, 2015).

Kafein merupakan jenis alkaloid yang secara alamia terdapat dalam biji kopi, daun teh,
daun mete biji kola, biji coklat, dan beberapa minuman penyegar. Kafein mememiliki berat
molekul 194,19 gr/mol dengan rumus kimia C8H10N8O2 dan ph 6,9 (larutan kafein 1% dalam
air).

Gambar 1. Struktur kafein

Secara ilmiah, efek langsung dari kafein tehadap kesehatan sebetulnya tidak ada, tetapi
yang ada adalah efek tak langsungnya seperti menstimulasi pernapasan dan jantung, serta
memberikan efek samping berupa rasa gelisah (neuroses), tidak dapat tidur (insomnia), dan
denyut jantung tak beraturan (tachycardia) (Brown, 1998).

2.ALAT DAN BAHAN

Bahan yang digunakan


- Teh hijau (Camellia sinensis L) - MgCl2
- Aquades - H2SO4
- NaOH - H2SO4

Alat yang digunakan


- Neraca analitik (Metler Toledo) - Ultrasonic unit
- Mortar - Stopwatch
- Stampel - Lemari pendingin
- Termometer - Alumunium foil
- Botol timbang - Vial
- KLT - Kertas Perkamen
- Mikropipet - Alat gelas
- Spatula - Hot plate
- Rotary evaporator - Stirrer
- Syringe filter 0,45 μm
LANGKAH KERJA
Identifikasi Kafein pada Teh
Pada identifikasi kafein dari teh digunakan metode ekstraksi rendeman dari jurnal
Endarini (2021). Sebelum dianalisis menggunakan kromatografi lapis tipis ekstrak ditimbang
terlebih dahulu untuk mengetahui rendeman ekstrak tersebut. Rendemen ekstrak dihitung
berdasarkan perbandingan berat ekstrak dibagi dengan simplisia dikalikan 100%. Rendemen
ekstrak etanol daun teh hijau yang diperoleh adalah 38,4822% dari 100 gram simplisia.

Ekstrak teh
- Ditotolkan ekstrak sebanyak 5 μL pada lempeng kromatografi.
- Dielusi masing-masing lempeng dengan fase gerak berupa campuran pelarut yang sesuai
dengan polaritas senyawa fitokimia yang dianalisis.
- Dibaca silika gel hasil Kromatografi Lapis Tipis dengan penampak noda yang spesifik
dengan sifat senyawa fitokimia yang dianalisis
Hasil

Isolasi dan Karakterisasi Kafein pada Teh menggunakan metode Soxhlet

Sampel teh

— Ditimbang 8 gram dan dimasukkan ke dalam soxhlet


— Dimasukkan 200 ml klorofom ke dalam labu pada soxlet
— Ditambahkan larutan NaOH
— Dipanaskan selama 12 sirkulasi
— Isi pada labu dipindahkan kedalam gelas beaker
— Ditambahkan 25 gram MgCl2 dan dipanaskan hingga kering
— Ditmbahkan 63 mL aquades dan disaring
— Ditambahkan 1,5 mL H2SO4 dan diuapkan
Didapat kruide kafein

Kristal Kafein

— Dimasukkan kedalam cawan


— Ditambahkan Pereaksi Degendroff
— Diamati perubahan yang terjadi

Hasil
3. HASIL PENGAMATAN

Identifikasi

No Senyawa fitokimia Metode Penampak Nilai Rf Hasil Keterangan


pengujian noda uji
1 Alkaloid KLT Dragendorf 0,787 + Jingga
2 Terpenoid/ Steroid KLT Asam sulfat 0,575 + Merah-ungu
3 Flavonoid KLT Amonia 0,75 + Biru
4 Polifenol dan Tanin KLT FeCl 0,837 + Hitam
5 Antrakuinon KLT KOH - - Tak
berwarna

Karakterisasi Kafein

Kristal kafein + Degendorff: Warna jingga

Kristal kafein + Meyer Warna kuning

4.PEMBAHASAN

A.Identifikasi

Keterangan :

A. Alkanoid
B. Steroid/terpenoid
C. Flavonoid
D. Polifenol dan tannin
E. Antrakuinon

Tujuan dari skrining adalah untuk mengetahui senyawa golongan metabolit sekunder
yang mempunyai aktivitas bioogi pada tumbuhan. Pada penelitian ini, 8 jenis komponen yang
diidentifikasi adalah alkaloid, saponin, steroid atau triterpenoid, flavonoid, polifenol, tanin dan
antrakinon. Hasil identifikasi pada ekstrak daun teh hijau (Camellia sinensis L) dapat dilihat
pada tabel pengamatan.
Pada pengujian senyawa golongan alkaloid, plat KLT hasil uji disemprot dengan pereaksi
dragendroff, uji positif apabila menghasilkanoda berwarna coklat atau jingga. Pada uji alkaloid
dengan ekstrak etanol daun teh hijau menunjukkan adanya noda berwarna jingga pada UV
dengan panjang gelombang 254 nm dan hijau muda pada UV dengan panjang gelombang 366
nm, dengan nilai Rf 0,787 yang menandakan uji positif dengan golongan alkaloid.
Tujuan penggunaan sinar UV disini adalah untuk menampakkan noda yang
berfluoresensi sehingga pada pengamatan terlihat noda yang memancarkan cahaya.
Pada pengujian senyawa steroid/terpenoid, plat KLT disemprot dengan asam sulfat menunjukkan
adanya noda berwarna merah ungu pd UV dengan panjang gelombang 366 nm, dengan nilai Rf
0,575 yang menandakan uji positif dengan golongan steroid/ terpenoid.
Pada uji senyawa flavonoid, plat KLT disemprot dengan amoniak yang menghasilkan
noda berwarna biru kehijauan pada UV dengan panjang gelombang 366 nm dan nilai Rf 0,75
yang berarti bahwa ekstrak positif mengandung flavonoid. Flavonoid terdapat pada seluruh
bagian tanaman termasuk pada buah, tepung sari, dan akar. Flavonoid berperan terhadap warna
dalam organ tumbuhan, misalnya bunga, buah, dan daun. Flavonoid diketahui merupakan
senyawa golongan polifenol yang dikelompokan menjadi 9 kelas yaitu, antosianin,
proantosianin, flavonol, flavon, glikoflavon, biflavonil, chalcone, dan aurone, isoflavon dan
flavonon. Pada tumbuhan flavonoid berguna untuk menarik serangga dan binatang lain untuk
membantu proses penyerbukan dan penyebaran biji.
Pada uji Polifenol dan tanin, plat KLT disemprot dengan FeCl yang menghasilkan noda
berwarna hitam pada UV dengan panjang gelombang 366 nm dan nilai Rf 0,837 yang berati
bahwa ekstrak positif mengandung polifenol dan tanin. Penambahan FeCl digunakan untuk
menentukan adanya gugus fenol dalam sampel. Dugaan adanya gugus fenol ditunjukkan dengan
adanya warna hijau kehitaman atau biru tinta. Pada uji antrakuinon, plat KLT disemprot dengan
KOH. Dengan menyemprot memakai KOH 10% dalam metanol, warna kuning dan coklat
kuning berubah menjadi merah, ungu, hijau dan lembayung. Penambahan KOH bertujuan untuk
menghidrolisis glikosida antron dan antranol serta membentuk garam kalium dengan aglikon.
Pada pengujian ini, hasilnya adalah tidak ada noda yang dilihat pada sinar UV baik pada
panjang gelombang 254 nm atau 366 nm. Hal ini berarti pada ekstrak etanol daun teh hijau
negatif atau tidak mengandung antrakuinon.

B.Isolasi dan Karakterisasi Kafein metode Soxhlet

Ekstraksi soxhlet digunakan untuk mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas


dalam suatu pelarut dan pengotor-pengotornya tidak larut dalam pelarut tersebut. Langkah
pertama yang dilakukan adalah menimbang sampel teh sebanyak 8 gram dan dimasukkan
kedalam soxhlet. Kemudian ditambahkan kloroform dan dipanaskan selama 12 sirkulasi.
Kloroform berfungsi sebagai pelarut kafein yang efektif karena tidak reaktif dan marut dalam
senyawa organik. Selanjutnya isi didalam labu soxhlet dipindahkan ke dalam gelas beaker.
Kemudian ditambahkan 25 gram MgCl2 dan dipanaskan hingga kering.

Fungsi penambahan MgCl2 adalah untuk menaikkan polaritas cairan ekstrak yang berarti
menurunkan kelarutannya dalam pelarut organik. Magnesium klorida larut dalam air
menghasilkan larutan asam lemah. Kemudian ditambahkan aquades dan disaring. Selanjutnya
ditambahkan 1,5 mL H2SO4 dan diuapkan. Pada larutan kafein mengandung alkaloid yang
merupakan basa organik, maka penambahan H2SO4 pH nya akan lebih stabil. Selain itu dengan
penambahan H2SO4 akan lebih terpisahkan lagi antara kafein dengan zat pengotor lainnya.

Untuk membuktikan bahwa kristal yang diperoleh adalah kristal kafein maka dilakukan
uji alkaloid, kafein termasuk dalam senyawa alkaloid. Uji ini dilakukan dengan melarutkan
kristal dalam air kemudian ditetesi pereaksi Meyer dan Dragendorff. Dari hasil percobaan
didapat larutan kristal + Degendorff menghasilkan warna jingga dan pada larutan kristal + Meyer
menghasilkan warna kuning. Hasil ini menunjukkan kristal tersebut mengandung senyawa
alkaloid yang artinya kristal tersebut benar merupakan kristal kafein.

Kafein adalah alkaloid yang tergolong dalam keluarga methylxanthine bersama sama
senyawa teofilin dan teobromin, yang bersifat sebagai perangsang sistem saraf pusat. Kafein
berbentuk serbuk putih yang mempunyai rasa pahit yang mempunyai rumus kimia C₈H₁₀N₄O₂
dan memiliki struktur kimia 1,3,7- trimetilxantin. Molekul ini secara alami terjadi dalam banyak
jenis tanaman sebagai metabolik sekunder.

5. KESIMPULAN

1. Berdasarkan skrining fitokimia dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT) maka
didapatkan hasil bahwa ekstrak etanol daun teh hijau (Camellia sinensis L) mengandung
senyawa fitokimia yaitu senyawa alkaloid, saponin, steroid/triterpenoid, flavonoid, polifenol dan
tanin serta tidak mengandung antrakuinon

2. Isolasi Kafein dalam Teh dapat dilakukan dengan metode soxhlet

3. Karakterisasi Kafein dalam teh dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi Degendorff
dan juga pereaksi meyer. Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat warna uji alkaloid:

•Kristal kafein + Degendorff: Warna jingga

•Kristal kafein + Meyer: Warna kuning

Warna tersebut menandakan adanya senyawa alkaloid.

4. Identifikasi kafein pada teh dapat dilakukan menggunakan metode kromatografi lapis tipis

6. DOKUMENTASI

https://www.youtube.com/watch?v=7hY1prFJ2IA

https://www.youtube.com/watch?v=-L_Vz6rE3s8

https://www.youtube.com/watch?v=J1_JxlCmThI
DAFTAR PUSTAKA

Sharifa, A. A., Jamaludin, J., Kiong, L. S., Chia, L. A., dan Osman, K. Anti- Urolithiatic
Terpenoid Compound from Plantago major Linn. (Ekor Anjing). Sains Malaysiana; 2012.
Vol. 41(1): 33–39.

Sirait, M. Penuntun Fitokimia Dalam Farmasi. Bandung: Penerbit ITB; 2007.


Cahyadi, N. Analisis Kualitatif Kandungan Kimia Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara L.).
Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma; 2008.

Lully Hanni Endarini. 2021. Rendermen dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Daun Teh Hijau
(Camellia sinensis L.).2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan,11(2),113-115

Fui-Seung Chin, Khim-Phin Chong, Atong Markus, & Nyet Kui Wong. 2013. Tea Polyphenols
and Alkaloid Content Using Soxhlet and Direct Extraction Methods. World Journal of
Agricultural Sciences, 9(3), 266-270

Pramudono B., Widioko, S.A.,Rustayawan, W.2008. Reaksi Kontinyu Dengan


Simulasi Batch Tiga Tahap Aliran Lawan Arah: Pengambilan Minyak Biji Alpukat
Menggunakan Pelarut N-Hexane dan Iso Propil Alkohol. Reaktor,12(1),37-41

Sudjadi, 1986. Metode Pemisahan, UGM Press: Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai