II. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui cara identifikasi senyawa golongan alkaloid.
Gambar 1.1
Tanaman Temulawak
Rimpang temulawak memliki kandungan yaitu curcumin dan
minyak atsiri, pati, protein, lemak (fixed oil), selulosa dan mineral. Pati
merupakan kandungan yang banyak dalam rimpang temulawak. Pati ini
berbentuk serbuk putih kekuningan yang kasar terdiri dari karbohidrat, besi
kalium dan natrium. Adanya kandungan pati, temulawak dapat dimanfaatkan
sebagai bahan makanan (Hadipoentyanti & Syahid, 2007). Rimpang
temulawak yang memiliki senyawa aktif diantaranya saponin, alkaloid,
flavonoid dapat digunakan untuk ramuan obat tradisional (Dermawaty D.E.,
2015).
Gambar 1.2
1. Alat :
-Beaker glass 50 ml
-corong 60 ml
-erlenmeyer 25 ml
-cawan 50 ml
-corong pisah 100 ml
-pipet tetes
-rak tabung
-tabung reaksi
-sendok logam
-kiesel gel GF 254
2. Bahan :
V. CARA KERJA
1. Penyiapan sampel
Simplisia temu hitam
2. Reaksi Pengendapan
I A, I B, dan I C
-Larutan I A ditambah pereaksi mayer
-Larutan I B ditambah pereaksi wagner
-Larutan I C dipakai sebagai blanko
-adanya keruhan atau endapan menunjukan adanya alkaloid
Hasil
Hasil
VI. HASIL
NO Perlakuan Hasil Keterangan
1. Penyiapan sampel
-Ambil ekstrak simplisia -larutan berwarna
temu hitam sebanyak 5 Jingga
ml
-Dipanaskan diatas
penangas air selama 2- -larutan berwarna
3 menit sambil diaduk kuning kemerahan
-Diekstraksi dengan
kloroform bebas air -terdapat 2 lapisan:
kemudian disaring lapisan atas;ekstrak
Lapisan bawah;
kloroform
-Filtrat diuapkan sampai
kering
-Kemudian dilarutkan
dalam methanol,atau
ditotolkan methanol 1-
2 tetes
Diperiksa dengan
KLT
-Metanol :
2
x 10 ml = 1,5 ml -larutan bening
13
(Dimasukan kedalam
chamber)
(+)
-Air : Jenuh
2
x 10 ml = 1,5 ml -larutan bening, bau
13
(Dimasukan kedalam menyengat
chamber)
-Dijenuhkan dengan
kertas saring lalu
ditutup rapat
-Dimasukan kedalam
chamber berisi fase -terjadi fase gerak
gerak jenuh
-Diamati,ditunggu
sampai mencapai batas
atas
-Diangkat dan
didinginkan
-Diamati dibawah UV
254 npm -jarak noda : 6,5 cm
-jarak pelarut : 8 cm
(terdapat noda
-Disemprot penampak berwarna jingga)
noda pereaksi
dragendorf secukupnya
# Perhitungan
Diketahui: jarak noda : 7 cm
Jarak pelarut : 8 cm
Ditanya: nilai Rf dan HRf : ….?
Jawab:
Jarak noda 7 cm
Nilai Rf = = = 0,875 cm
Jarak eluen 8 cm
Hrf = Rf x 100 %
= 0,875 x 100 %
= 87,5 %
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yang berjudul “Identifikasi golongan alkaloid” yaitu
yang bertujuan agar Mahasiswa mengetahui cara identifikasi senyawa
golongan alkaloid.
Kemudian fase gerak dengan etil asetat, methanol, air dengan perbandingan
(9 : 2 : 2) sehingga didapatkan etil asetat sebanyak 6,9 mL, air 1,5 mL dan
methanol sebanyak 1,5 mL kemudian masukan ke chamber dan di tutup rapat
Pembuatan larutan sampel dengan menggunakan larutan IC, larutan IC di
tambahkan NH4OH 28% sampai basa cek menggunakan kertas lakmus
kemudian di tambahkan kloroform bebas air 5 ml larutan tidak menyatu
( terbentuk 2 fase ) kemudian di ekstraksi dan di ambil fase kloroformnya, di
saring dengan kertas saring dan filtratnya diuapkan sampai kering menguap
semua dan dilarutkan dengan 2-3 tetes methanol.
Hasil uji menggunakan sinar UV, bercak ditandai dengan pensil kemudian
di hitung Rf dan HRf nya dengan menggunakan perhitungan sebagai beritkut :
Didapatkan hasil jarak noda bercak 7 cm dan jarak pelarut 8 cm sehingga setelah
dilakukan perhitungan untuk nilai Rf dan HRf menghasilkan nilai Rf : 0,88 dan
HRf : 88%.
VIII. KESIMPULAN
3. Hasil positif alkaloid pada uji Mayer ditandai dengan terbentuknya endapan
putih, setelah dilakukan uji Mayer pada sampel temulawak menunjukan hasil
negatif.
4. Hasil positif alkaloid pada uji Wagner ditandai dengan terbentuknya endapan
coklat muda Sampai kuning, setelah dilakukan uji Wagner pada sampel
temulawak menunjukan hasil negatif.
5. Hasil KLT timbulnya noda bercak dengan perolehan nilai RF 0,875 dan HRf
87,5 %