Anda di halaman 1dari 8

SKRINING FITOKIMIA (UJI PENENTUAN GOLONGAN

SENYAWA DARI SUATU TUMBUHAN OBAT )


I. TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mempelajari dan melakukan uji
skrining fitokimia senyawa kimia yang terkandung dalam suatu simplisia tumbuhan
obat.

II. DASAR TEORI


Skrining fitokimia adalah tahapan awal untuk mengidentifikasi kandungan
kinia yang terkandung dalam tumbuhan (simplisia) sebelum dilakukan tahap isolasi
lebih lanjut, karena pada tahap ini kita dapat mengetahui golongan senyawa kimia
yang dikandung tumbuhan yang sedang diuji/diteliti . metode yang digunakan dalam
skrining fitokimia harus memiliki persyaratan :
1. Metodenya sederhana dan cepat
2. Peralatan yang digunakan sesedikit mungkin
3. Selektif dalam mengidentifikasi senyawa-senyawa tertentu
4. Dapat memberikan informasi tambahan mengenai keberadaan senyawa
tertentu dalam kelompok senyawa yang diteliti.

Skrining fitokimia adalah metode analisis untuk menentukan jenis metabolit


sekunder yang terdapat dalam tumbuhan-tumbuhan karena sifatnya yang dapat
bereaksi dengan khas dengan pereaksi-pereaksi tertentu. Skrining fitokimia dilakukan
melalui serangkaian pengujian dengan menggunakan pereaksi tertentu.

Skrining fitokimia meliputi anlisis kualitatif kandungan kimia dalam


tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah, biji) terutama
kandungan metabolit sekunder yang bioaktif.

Beberapa komponen kimia yang terdapat pada tanaman yang berkhasiat


sebagai obat diantaranya:

1. Alkaloid

Alkaloid yaitu senyawa kimia yang biasa ditemukan pada tumbuhan


dan digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan obat, misalnya morphin,
atropin, dan codein. Alkaloid dapat menembus barier darah otak (blood-brain
barrier), apabila kandungan alkaloid berlebihan dalam tubuh maka alkaloid
dapat menyebabkan kerusakan hati.
2. Flavonoid

Flavonoid merupakan senyawa polar sehingga flavonoid dapat larut


dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, aseton, dimetil sulfoksida
(DMSO), dimetil fonfamida (DMF), dan air. Flavonoid merupakan senyawa
kimia yang bekerja sebagai antioksidan, memiliki hubungan sinergis dengan
vitamin C (meningkatkan efektivitas vitamin C), antiinflamasi,menghambat
pertumbuhan tumor, dan mencegah keropos tulang (Harbone, 1987).

3. Tanin

Tanin merupakan senyawa fenolik yang kerjanya bersifat adstringen


(menciutkan selaput usus/ pengelat) yang dapat mengurangi kontraksi usus,
menghambat diare, mengurangi penyerapan, dan melindungi usus dengan cara
melapisi permukaan lumen (Harbone, 1987).

4. Saponin

Saponin adalah suatu glikosida triterpana dan sterol yang mungkin


terdapat pada banyak tanaman. Kata saponin berasal dari bahasa Latin sapo
yaitu suatu bahan yang akan membentuk busa jika dilarutkan dalam larutan
yang encer. Saponin berfungsi sebagai ekspektoran, kemudian emetikum jika
dikonsumsi dalam jumlah yang besar. Saponin juga merupakan senyawa kimia
yang dapat menyebabkan sel darah merah terganggu akibat dari kerusakan
membran sel, menurunkan kolestrol plasma, dan dapat menjaga keseimbangan
flora usus, serta sebagai antibakteri (Harbone, 1987).

5. Quinon

Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar


seperti kromofor pada benzikuinon, naftokuinon, antrakuinon, dan kuionon
isoprenoid, serta bersifat menghilangkan rasa sakit.Daun johar mengandung
alkaloid, steroid, triterpenoid, saponin, flavonoid,dan tanin. Bagian tanaman
yang diduga sebagai bahan untuk mengatasi koksidiosis adalah daunnya yang
mengandung betulin, betulin merupakan komponen kimia dari golongan
triterpenoid, yang masuk dalam turunan saponin
III. METODE PRAKTIKUM
a. Alat dan Bahan
Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Corong
- Erlenmeyer
- Gelas ukur
Bahan
- Serbuk simplisia (Cassia Alatae Folium)
- Kloroform
- Amonia 0,05 M
- H2SO4 2 M
- Pereaksi dragendorff
- Etanol
- Dietil eter
- Pereaksi lieberman burchard
- HCl pekat
- Bubuk Mg
- Amylalkohol
- FeCl3
- NaOH
- Kertas saring

b. Cara kerja
1. Skrining alkaloid
- Ambil serbuk simplisia sebanyak 0,5 g lalu ditambahkan 5 ml kloroform
dan didiamkan selama 30 menit
- Filtrat dipipet
- Tambahkan 2,5 ml amoniak 0,05 M dan H2SO4 2 M sebanyak 2,5 ml,
dikocok dan akan terbentuk dua lapisan.
- Fraksi asam dianalisis dengan pereaksi dragendorff
- Terbentuknya endapan putih dengan pereaksi dragendorff menunjukan
hasil positif

2. Skrining saponin
- Ambil serbuk simplisia sebanyak 1 g, tambahkan 100 ml air panas.
Campur dan diamkan selama 5 menit.
- Saring
- Larutan filtrat dikocok selama 10 detik dan didiamkan selama 10 menit,
jika terbentuk busa maka saponin (+)
- Tambahkan HCl beberapa tetes jika tetap terbentuk busa maka saponin (+)
3. Skrining tannin
- Ambil larutan filtrat sebanyak 5 ml
- Tuang kedalam tabung reaksi yang berisi FeCl3 lalu dikocok.
- Jika terbentuk warna biru, hijau, atau hitam maka tannin (+)
4. Skrining flavonoid
- Ambil larutan filtrat sebanyak 5 ml
- Tambahkan serbuk magnesium dan HCl, kemudian ditambahkan
amylalkohol lalu dikocok
- Hasil positif ditunjukan dengan adanya warna merah, kuning atau orange
pada lapisan amylalkohol
5. Skrining quinone
- Ambil larutan filtrat sebanyak 5 ml
- Masukkan NaOH beberapa tetes kedalam tabung reaksi
- Tuang larutan kedalam tabung reaksi yang sudah diisi NaOH, lalu dikocok
- Hasil positif ditunjukan dengan adanya warna merah dilapisan alkali.
IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PERCOBAAN
Berikut adalah hasil yang diperoleh dari skrining fitokimia (uji penentuan
golongan dari suatu tumbuhan obat) yang telah kami lakukan :
1. Alkaloid
Hasil praktikum menunjukan bahwa simplisia yang diuji positif mengandung
alkaloid

Gambar 1:ekstrak yang dilarutkan gambar 2: hasil setelah dianalisi


Dengan kloroform sebanyak 5 ml dengan pereaksi dragendorff

2. Skrining flavonoid
Pada skrining flavonoid, hasil menunjukan bahwa simplisia yang diuji negative
mengandung flavonoid

Gambar 3: hasil skrining flavonoid

3. Skrining saponin
Pada skrining saponin, hasil menunjukan bahwa simplisia positif mengandung
saponin

Gambar 4: hasil skrining saponin

4. Skrining tannin
Pada skrining tannin, hasil menunjukan bahwa simplisia yang diuji negative
mengandung tannin

Gambar 5: hasil skrining tannin

5. Skrining quinon
Pada skrining quinon, hasil menunjukan bahwa simplisia yang diuji positif
mengandung quinon

gambar 6:hasil skrining quinon gambar 7: perbedaan setelah dan sebelum


filtrate ditambahkan NaOH

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini, kita akan melakukan skrining fitokimia (uji penentuan
golongan senyawa dari suatu tumbuhan obat). Simplisia yang digunakan yaitu
daun ketepeng cina.
Nama latin : Cassia alatae
Bagian yang digunakan : Daun
Latin simplisia : Cassia Alatae Folium
Bahasa Indonesia : Daun Ketepeng Cina

Dengan menggunakan simplisia tersebut, dilakukan uji skrining alkaloid,

V. KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai