PRAKTIKUM BIOKIMIA
OLEH:
NIM : 191501038
LABORATORIUM BIOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
ii
LEMBAR PENGESAHAN
LABORATORIUM BIOKIMIA
OLEH :
ISNADIA UTAMI
191501038
() (ISNADIA UTAMI)
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ ii
BAB I ............................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
BAB II.............................................................................................................................. 3
METODE PERCOBAAN............................................................................................ 10
3.4 Flowsheet............................................................................................................. 12
BAB IV .......................................................................................................................... 14
BAB V............................................................................................................................ 16
LAMPIRAN .................................................................................................................. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein berasal dari bahasa yunani yaitu proteos, yang bearti yang utama atau
yang didahulukan. Kata ini diperkenalkan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder pada
tahun 1802-1880. la berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam
setiap organisme. Protein merupakan polimer yang panjang dari gabungan asam-asam
amino yang bergabung melalui ikatan peptida. Komposisi rata-rata unsur kimia yang
terdapat dalam protein adalah karbon 55%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%,
sulfur 1% dan kurang dari 1% fosfor. Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar
kimia yaitu asam amino (Sumbono, 2016).
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk melangsungkan kehidupan.
Pangan yang dikonsumsi haruslah memiliki gizi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia
untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan dan memperbaiki jaringan tubuh, yang
dimanfaatkan secara langsung oleh tubuh yang meliputi protein, vitamin, mineral, lemak
dan air (Purnama, dkk, 2019).
Untuk mempertahankan struktur dan fungsi protein, ekstraksi dilakukan pada suhu
rendah (0 - 4ºC) dalam buffer dan pH tertentu. Konsentrat protein daun adalah bentuk
protein terkonsentrasi yang ditemukan dalam daun tanaman, sehingga bisa dijadikan
sumber suplement pakan (Yatno, 2018).
1
1.2 Prinsip Percobaan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Bahan
2.1.1 HCl 0,1 N
Nama Resmi : Acidum Hydrochloridum
Sinonim : Asam klorida
Berat molekul : 36,46 g/mol
Rumus molekul : HCl
Struktur Molekul : H-Cl
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, berasap, merangsang, jika
diencerkan dengan dua bagian air, asap dan bau hilang
(Dirjen POM, 1979)
2.1.3 N-Heksan
Nama Resmi : Hexaminum
Sinonim : Heksamina
Berat molekul : 140,19 g/mol
Rumus molekul : C6H12N4
Struktur Molekul :
3
Kelarutan : Larut dalam 1,5 bagian air,dalam 12,5ml etanol (95%)p
dan dalam lebih kurang 10 bagian kloroform p
Pemerian : Hablur mengkilap,tidak berwarna atau serbuk hablur
putih,tidak berbau,rasa membakar manis kemudian agak
pahit. Jika dipanaskan dalam suhu 260o menyublim
(Dirjen POM, 1979)
4
5
6
7
8
9
BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1 Alat
- Aluminium Foil
- Batang Pengaduk
- Beaker Glass
- Cawan porselin
- Corong
- Erlenmeyer
- Gelas Ukur
- Kertas perkamen
- Kertas Saring
- Oven (Novacel)
- Penangas Air
- Pipet Tetes
- Serbet
- Spatula
- Timbangan analitik
- Tissue
3.2 Bahan
- HCl 0,1 N
- NaOH 0,1 N
- N-heksan
- Tepung kedelai (sampel)
10
- Didiamkan selama 5 menit
- Disaring
- Dimasukkan kembali residu ke dalam beaker glass yang lain
- Ditambahkan HCl sebanyak 20 ml ke dalam residu
- Diaduk dan dipanaskan
- Diletakkan di atas waterbath, ditunggu hingga mendidih
- Disaring residu dengan kertas saring yang telah ditimbang terlebih dahulu
- Didapatkan hasil
- Diletakkan di atas cawan porselain dan dibawa ke oven untuk dikeringkan
- Dimasukkan ke dalam oven dan ditutup
- Setelah beberapa menit, dikeluarkan residu yang telah dikeringkan
- Dihitung berat protein konsentrat
11
Flowsheet
Filtrat Residu
12
3.4.2 Protein Isolat
Filtrat Residu
Filtrat Residu
Ditambahkan 30 ml HCl ke
filtrat
Disaring dengan kertas saring
yang telah ditimbang terlebih
dahulu
Filtrat Residu
13
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Sampel Berat Protein Konsentrat Berat Protein Isolat
No. (gram) (gram) (gram)
4.2 Perhitungan
4.2.1 Protein Konsentrat
(Berat residu + kertas saring) – kertas saring kosong = 2,4051 g
V1.N1=V2.N2
V1. 8 = 100. 0,1
V1 = 1,25 ml
4.3 Pembahasan
Pada praktikum ini telah dilakukan pembuatan protein konsentrat dan protein
isolat yang menggunakan sampel tepung kedelai bebas lemak. Untuk pembuatan tepung
kedelai bebas lemak tersebut dilakukan dengan cara menambahkan larutan n-heksan pada
tepung kedelai. Digunakannya tepung kedelai pada praktikum ini sebagai sampel karena
ukuran partikelnya yang kecil sehingga luas permukaannya lebih besar membuatnya
mudah larut.
Kacang kedelai merupakan jenis kacangkacangan yang tinggi akan protein,
bahkan nilai Protein Efi siensi Rasio (PER) pada kacang kedelai setara dengan protein
14
hewani. Kandungan protein pada kedelai sebesar 40,40 g per 100 g (Fatmala dan Adi,
2017).
Konsentrat protein adalah bentuk protein murni dengan konsentrasi protein
minimal 70% berat kering, produk ini hampir bebas dari karbohidrat, serat dan lemak
sehingga sifat fungsionalnya jauh lebih baik daripada tepung. Konsentrat protein
memiliki beberapa peran baik dalam system biologis, sebagai sumber nutrisi, maupun
sifat fungsionalnya dalam pengolahan pangan. Peranan sifat fungsional konsentrat protein
dalam pengolahan pangan yaitu sebagai pengental, pembentuk gel, penstabil emulsi,
pembentuk buih, pembentuk flavor, dan lain sebagainya ( Pratiwi, dkk, 2018).
Pada percobaan pembuatan protein konsentrat ini digunakan sampel tepung
kedelai bebas lemak dan dilakukan pencucian dengan ditambahkan cairan HCl dan
dipanaskan menggunakan water bath selama pemanasan diaduk terus sampai mendidih,
maka didapat hasil, bahan yang larut yaitu gula, mineral dan komponen – komponen kecil
lainnya, dan bahan yang tidak larut yaitu protein dan polisakarida, setelah itu bahan yang
tidak larut yaitu protein dan polisakarida disaring dengan kertas saring yang telah
ditimbang terlebih dahulu, diletakkan kertas saring diatas cawan porselen dan dikeringkan
didalam oven dan ditunggu beberapa menit dan,setelah kering maka didapatlah protein
konsentrat. Lalu dihitung berat protein konsentrat dengan rumus (berat residu+ kertas
saring)- berat kertas saring awal. Dan didapat hasil berat protein konsentrat adalah 2,4051
g.
Kandungan protein pada kedelai lebih meningkat apabila dalam bentuk isolat.
Isolat protein kedelai merupakan bentuk kedelai dengan kandungan protein paling tinggi
yaitu mencapai 95%. Hal tersebut membuat isolate protein kedelai tepat digunakan untuk
formulasi makanan (Fatmala dan Adi, 2017).
Pada percobaan pembuatan protein isolate ini digunakan sampel tepung kedelai
bebas lemak dan Ditambahkan cairan NaOH , diaduk hingga homogeny dan disaring.
Dilarutkan filtrate dengan HCl dan disaring dengan kertas saring yang ditimbang terlebih
dahulu. Residu beserta kertas saring diletakkan di cawan porselen. Dimasukkan kedalam
oven untuk dikeringkan dan tunggu beberapa menit, setelah kering maka didapatlah
protein isolate. Lalu dihitung berat protein isolate dengan menggunakan rumus ( berat
residu + kertas saring)- berat kertas saring awal, dan didapat hasil berat protein isolate
adalah 0,798g.
15
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
- Prinsip percobaan protein adalah tepung kedelai diperoleh dengan penambahan
pelarut non pelarut seperti n-heksan untuk membebaskan bahan makanan dari lemak.
Penambahan asam klorida encer dan pemanasan akan membantu melarutkan karbohidrat
yang terdapat yang terdapat dalam bahan makanan tersebut sehingga diperoleh suatu
bahan makanan yang mengandung 60 – 70% protein. Dan prinsip percobaan protein
isolate adalah tepung kedelai diperoleh dengan penambahan pelarut non polar seperti n-
heksan untuk bebas dari lemak, ditambahkan suatu basa untuk melarutkan protein pada
sampel dan mengendapkannya dengan penambahan suatu asam encer hingga diperoleh
suatu bahan makan yang mengandung 70-80% protein.
- Proses pembuatan konsentrat protein setelah pembuatan tepung, dilakukan
proses leaching dengan menggunakan asam encer (HCl). Proses leaching bertujuan
untuk melarutkan gula dan komponen non protein seperti lemak, karbohidrat,
mineral, dam air
- Isolat protein kedelai dapat dibuat dari tepung kedelai bebas lemak.Proses
pembuatannya hampir sama, yang membedakan adalah hanya cara ekstraksi
proteinnya. Apabila isolat protein dibuat dari tepung kedelai, maka tepung kedelai
dapat langsung dicampur dengan air.Kemudian pH-nya diatur dengan ditambahkan
NaOH 2 N, dan dilakukan pengadukan selama 30 menit pada suhu 50-55 ºC sehingga
protein terekstrak.
- Berdasarkan hasil yang didapati, berat protein konsentrat yang diperoleh
adalah 1,4651 gram sedangkan berat protein isolate yang diperoleh adalah 0,254
gram. Ini menunjukkan protein isolate mempunyai hasil protein yang lebih murni
kerana banyak bahan-bahan bukan protein mengendap dibandingkan dengan protein
konsentrat.
5.2 Saran
- Sebaiknya pada percobaan berikutnya digunakan bahan sampel yang lain
seperti susu, kacang dan lain-lain.
- Sebaiknya pada percobaan berikutnya digunakan pereaksi yang berbeda
untuk mengendapkan protein seperti asam asetat glasial.
16
DAFTAR PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50