Oleh:
Dr. Sumaiyah, M.Si., Apt.
TUJUAN UMUM PERKULIAHAN:
Mahasiswa dapat menjelaskan dan memecahkan
persoalan yang berhubungan dengan fenomena
fisikokimia yang berkaitan erat dengan formulasi
sediaan sistem dispersi (suspensi dan emulsi)
TUJUAN KHUSUS:
Mahasiswa dapat:
- Menjelaskan pengertian viskositas dan sifat alir cairan
- Menjelaskan aplikasi reologi dalam bidang farmasi
- Menjelaskan reologi emulsi dan suspensi
- Menerapkan prinsip-prinsip reologi dalam
memformulasi sediaan farmasi
- Menentukan sifat reologi sediaan farmasi
Dalam kehidupan sehari-hari pasti Anda
pernah menuangkan sirup dari botol,
mengocok obat sebelum diminum dan
mengoleskan krim ke kulit. Pekerjaan ini
secara tidak langsung menggambarkan sifat
aliran dari bahan yang digunakan.
Dalam bidang Farmasi, aliran pada suatu
sediaan dikenal dengan istilah rheologi.
Rheologi (Yunani) terdiri dari :
Rheo: aliran dan Logos: ilmu
Rheologi : ilmu yang mempelajari tentang
aliran suatu bahan, terutama cairan dan
deformasi padatan
Menurut Bingham dan Crawford, rheologi:
menggambarkan aliran zat cair atau
perubahan bentuk (deformasi) zat di
bawah tekanan.
Deformasi beberapa sistem farmaseutik dibagi
dalam 2 jenis:
Deformasi spontan yang reversible, disebut
elastisitas.
Deformasi yang irreversible, disebut aliran.
Viskositas tahanan
Dan lain-lain…
Rheologi juga meliputi:
pencampuran dan aliran dari bahan,
pengemasan dalam wadah, penuangan,
pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari
jarum suntik
Hal-hal yang mempengaruhi
viskositas
• Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi
kekentalan (viskositas) suatu cairan. Faktor-
faktor ini biasa dijumpai dan dikerjakan dalam
kehidupan sehari-hari.
• Faktor-faktor tersebut adalah: suhu, tekanan,
penambahan bahan lain, berat molekul, dan
konsentrasi larutan
1. Pengaruh Suhu terhadap Viskositas
RUMUS ARRHENIUS :
η = A.eEv/RT
A = konstanta tergantung pada berat molekul
dan molar volume cairan
Ev = energi aktivasi yang diperlukan untuk
menginisiasi aliran antar molekul
Suhu sangat mempengaruhi tingkat
viskositas. Semakin tinggi suhu zat cair,
maka semakin kurang kental zat cair
tersebut.
Misalnya minyak yang digunakan untuk
menggoreng, minyak ini awalnya kental
menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu
gas, maka semakin kental zat gas
tersebut.
Energi dibutuhkan lebih banyak untuk memecah
ikatan dan membuat cairan tersebut mengalir,
karena cairan tersebut tersusun dari molekul-
molekul yang dihubungkan dengan ikatan
hidrogen.
Tetapi ikatan ini akan dipecahkan pada
temperatur yang tinggi oleh perpindahan panas
dan Ev akan menurun dengan nyata.
Viskositas cairan akan menurun jika
suhu dinaikkan, sedangkan viskositas
gas meningkat jika suhu dinaikkan.
2. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan,
sedangkan viskositas gas tidak dipengaruhi oleh
tekanan
3. Penambahan bahan lain
a. penambahan gula pasir meningkatkan viskositas air.
b. adanya bahan tambahan seperti bahan penyuspensi
(cth CMC, tragakan, bentonit) menaikkan viskositas air
c. penambahan air pada minyak atau gliserin akan
menurunkan viskositas, waktu alir semakin cepat
4. Berat Molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
Contoh, laju aliran alkohol cepat, kekentalan
alkohol rendah sedangkan larutan minyak laju
alirnya lambat, viskositas juga tinggi.
Viskositas akan meningkat dengan meningkatnya
ikatan rangkap.
5. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. suatu
larutan dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas
yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan menyatakan
banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel
semakin tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
Contohnya, melarutkan 3 sendok gula pasir ke dalam air akan
menghasilkan larutan yang lebih kental dibanding jika
hanya melarutkan 1 sendok gula pasir.
Tipe Aliran
Sistem Newton
Sistem non-Newton
Hukum aliran dari Newton diilustrasikan oleh
gambar sebuah balok cairan yang terdiri dari
lapisan-lapisan molekul paralel, bagaikan
setumpuk kartu. Jika bidang cairan paling
atas bergerak dengan suatu kecepatan
konstan, setiap lapisan di bawahnya akan
bergerak dengan suatu kecepatan yang
berbanding lurus dengan jarak dari lapisan
dasar yang diam.
F’ A
dv
dr
Digunakan istilah :
Rate of shear (kecepatan geser, G) dv/dr
untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv)
antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh
jarak yang sangat kecil (dr). Contoh:
kecepatan dalam mengocok botol.
Shearing stress (besarnya tekanan, F) F’/A
untuk menyatakan gaya per satuan luas yang
diperlukan untuk menyebabkan aliran.
Contoh: kekuatan mengocok dan kekuatan
memencet tube.
F’/A = η dv/dr
Pada aliran Newton, tidak membutuhkan
energi (tekanan) untuk bisa mengalir karena
akan mengalir dengan sendirinya mengikuti
gaya gravitasi sehingga viskositas (kekentalan
zat) tidak berubah.
Contoh: air mengalir, tanpa adanya energi
(tekanan), air dapat mengalir terutama pada
daerah yang miring.
o Viskositas η merupakan perbandingan antara
Shearing stress F’/A dan Rate of shear
dv/dr. Satuan viskositas adalah poise atau
dyne detik cm-2
η= F’/A = F
dv/dr G
Fluiditas merupakan kebalikan dari
viskositas. f = 1/η
Satuan fluiditas adalah centipoise-1
Viskositas Kinematik = η /ρ
: viskositas absolut dibagi kerapatan cairan
(bobot jenis), satuannya adalah stokes, s
atau centistokes, cs.
Viskositas Relatif :
Hubungan viskositas larutan η terhadap
viskositas larutan standar ηo
η rel = η / ηo
Viskositas Spesifik
η sp = η rel-1
A) The viscosity of acetone at 25°C is 0.323 cp, its
density at 25°C is 0.788 g/cm3. What is its
kinematic viscosity at 25°C?
B) Water is usually used as a standard of liquids. Its
viscosity at 25°C is 0.89 cp. What is the viscosity
of acetone relative to that of water (relative
viscosity, ηrel ) at 25°C?
Solutions:
a) Kinematic viscosity = 0.323 cp ÷ 0.788
g/cm3= 0.41 cs
b) Relative viscosity ηrel = 0.323 cp ÷
0.8904 cp = 0.363
Cairan Viskositas (cP)
Minyak jarak 1000
Kloroform 0,563
Etil alkohol 1,19
Gliserol 400
Minyak zaitun 100
Air 1,0019
Grafik rheogram aliran Newtonian
diilustrasikan sebagai berikut :
- PLASTIS
- PSEUDOPLASTIS
- DILATAN
Dipengaruhi waktu:
- Tiksotropik
- Antitiksotropik
Contoh:
Suatu bahan plastis diketahui mempunyai yield
value 5200 dyne cm2. pada shearing stress di
atas yield value, F ditemukan meningkat
secara linear dengan meningkatnya G. Jika
rate of shear 150 detik-1 pada saat F 8000
dyne cm2, hitung U (viskositas plastis) dari
sampel tersebut.
Jawaban:
U=(F–f)
G
U = (8000 – 5200) = 18,67 poise
150
2. Aliran Pseudoplastis