Anda di halaman 1dari 6

Nama : La Hendra

Npm :4820120073

kelas : B1 Farmasi

Tugas/ujian : Farfis

Dosen pengampu: Apt. Aulia Debby Pelu ,S.Farm.,M.Si

RINGKASAN MATERI "Rheologi"

A. Pengertian Rheologi dan Viskositas

Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan dan deformasi dari
padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan
geser (shearing rate) pada cairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Rheologi
erat kaitannya dengan viskositas.

Rheologi sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalam formulasi dan analisis dari
produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim, suspensi, lotion, suppositoria, dan penyalutan tablet
yang menyangkut stabilitas, keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat
krim kosmetik, pasta, dan lotion harus mampu menghasilkan suatu produk yang mempunyai konsistensi
dan kelembutan yang dapat diterima oleh konsumen. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk
karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap
batch.

Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan, pemasukan ke dalam wadah, pemindahan
sebelum digunakan, penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari
suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan
ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskositas telah terbukti dapat
mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh.

Sifat-sifat rheologi dari sitem farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan alat yang digunakan untuk
memproses produk tersebut dari pabriknya. Tidak adanya perhatian lebih dalam pemilihan alat bisa
menyebabkan hasil yang tidak di inginkan, dari segi karakteristik alirannya, oleh karena itu penting untuk
memilih alat yang tepat.

Ada beberapa istilah dalam rheologi ini :

1. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang
dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr).

2. Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk
menyebabkan aliran
Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; makin tinggi viskositas,
akan makin besar tahanannya. Viskositas adalah sebuah ukuran penolakan sebuah fluida terhadap
perubahan bentuk dibawah tekanan shear. Viskometer merupakan ukuran resistensi zat cair untuk
mengalir. Biasanya Viscometer diterima sebagai kekentalan atau penolakan terhadap penuangan.
Viscositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara
untuk mengukur gesekan fluida. Air memiliki viskositas rendah sedangkan minyak sayur memiliki
viskositas tinggi.

Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan obat dari saluran pencernaan serta dalam
penelitian dan teknologi farmasetik dan sejenisnya. Penggolongan sistem cair menurut tipe aliran dan
deformasinya ada dua yaitu: Sistem Newton dan Sistem non-Newton. Pada cairan Newton, hubungan
antara shearing rate dan shearing stress adalah linear dengan suatu tetapan yang dikenal dengan
viskositas atau koefisien viskositas. Sedangkan pada cairan non-Newton, shearing rate dan shearing
stress tidak memiliki hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan
yang diberikan. Tipe aliran non-Newton terjadi pada dispersi heterogen antara cairan dengan padatan
seperti pada koloid, emulsi dan suspensi.

B. Sistem Newton dan Sistem Non Newton

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi dapat dibedakan menjadi dua sistem yaitu :

• Sistem Newton

Pada cairan Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing stress adalah linear, dengan
suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau koefisien viskositas. Tipe alir ini umumnya dimiliki
oleh zat cair tunggal serta larutan dengan struktur molekul sederhana dengan volume molekul kecil.
Tipe aliran yang mengikuti Sistem Newton, viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan
tidak tergantung pada kecepatan geser, sehingga viskositasnya cukup ditentukan pada satu kecepatan
geser.

• Sistem Non – Newton

Ahli farmasi kemungkinan besar sering menghadapi cairan non-Newton dibandingkan dengan
cairan biasa. Non – Newton ian bodies adalah zat – zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton;
disperse heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid, emulsi, suspensi cair dan produk –
produk serupa lainnya. Jika bahan- bahan Non Newton dianalisis dalam satu viscometer putar dan
hasilnya diplot, diperoleh berbagai kurvakonsistensi yang menggambarkan adanya tiga kelas aliran yakni
: plastis, pseudoplastis dan dilatan.

1. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress (atau auakan
memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut di ekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu
yang dikenal dengan sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress
dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat bertindak sebagi
bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan semula, tidak mengalir).

U = ( F– f ) / G

Keterangan:

U adalah viskositas plastis

f adalah yield value

Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang tersuspensi dalam suspensi
pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang berdekatan
(disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi.
Akibatnya, yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak suspensi yang
terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar partikel juga berkontribusi dalam yield
value. Ketika yield value terlampaui (shear stress di atas yieldvalue), sistem plastis akan menyerupai
sistem newton.

2. Aliran Pseudoplastis

Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti
dispersi cair dari traga canth, natrium alginat, metil selulosa, dan natrium karboksi metil selulosa. Aliran
pseudoplastis diperlihatkan oleh polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan sistem
plastis, yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi. Kurva untuk aliran pseudoplastis
dimulai dari (0,0) , tidak ada yield value, dan bukan suatu harga tunggal viskositas aliran pseudoplastis
berkurang dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan pseudoplastis
ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap molekul-molekul polimer (atau suatu bahan berantai
panjang). Dengan meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak beraturan,
mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran. Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam
bahan tersebut dan mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress berikutnya.

FN = ’ Gη Eksponen N meningkat pada saat aliran meningkat hingga seperti aliran newton. Jika N=1
aliran tersebut sama dengan aliran newton.

3. Aliran Dilatan

Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat terdispersi dengan
konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas) dengan meningkatnya
rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersusun rapat dengan volume antar partikel pada
keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam suspensi ini cukup untuk mengisi volume ini dan
membentuk ikatan lalu memudahkan partikel- partikel bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya
pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu mengembang
atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan volume antar partikel menjadi meningkat dan jumlah
pembawa yang ada tidak cukup memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran
meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna lagi oleh
pembawa. Akhirnya suspense menjadi pasta yang kaku.

C. Tiksotropik

Tiksotropik bisa didefinisikan sebagai suatu pemulihan yang isoterm dan lambat pada pendiaman
suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena sharing. Ini menunjukkan struktur yang tidak
berbentuk kembali dengan segera jika stress tersebut dihilangkan atau dikurangi.
Tiksotropi adalah suatu sifat yang diinginkan dalam suatu farmasetis cair yang idealnya harus
mempunyai konsistensi tinggi dalam wadah, namun dapat dituang dan tersebar mudah. Sebagai contoh,
suspensi tiksotropi yang diformulasi dengan baik tidak akan mengendap dengan segera dalam
wadahnya, akan menjadi cair bila dikocok, dan akan tinggal cukup lama selama ia digunakan. Akhirnya,
suspensi tersebut akan memperoleh kembali konsistensinya dengan cepat sehingga partikel-partikel
tetap berada dalam keadaan tersuspensi. Dilihat dari kestabilan suspensi ada hubungan antara derajat
tiksotropi dengan laju sedimentasi. Makin tinggi tiksotropi akan makin rendah laju pengendapannya.

D. Viskoelastisitas

Viskoelastisitas merupakan sifat khas yang dimiliki oleh polimer dengan


menggabungkan karakteristik kekentalan dengan elastisitas ketika mengalami deformasi.
Material yang kental cenderung mampu melawan shear flow dan
regangan yang linear dengan waktu ketika suatu material diberikan tekanan.
Sedangkan pada material elastis, pemberian regangan akan secara cepat mengembalikan kondisi semula
material ketika tegangan yang diberikan hilang. Perilaku viskoelastis ini umumnya dimiliki oleh
material jenis polimer. Perilaku ini merupakan respon terhadap pemberian stress atau strain ataupun
pengaruh temperatur pada material.

E. Psikorheologi

Psikorheologi adalah suatu parameter yang digunakan untuk menentukan kualitas sediaan farmasetik
yang baik. Biasanya, selain sifat-sifat farmasetik dan farmakologis yang diinginkan, sediaan topical harus
memenuhi kriteria rasa,daya sebar, warna, bau, dan karakteristik psikologis dan sensori lain. Selain itu,
psikorheologi digunakan juga untuk menguji produk-produk industri makanan seperti mentega, coklat,
mayones dan adonan roti untuk memperoleh konsistensi yang tepat selama pembuatan, pengemasan
dan penggunaan akhir untuk membedakan parameter tekstur dan menetapkan penggunaan. Metode
psikorheologis dalam industri dapat digunakan sebagai prosedur pengawasan untuk mempertahankan
keseragaman rasa di kulit dan daya sebar produk dermatologis (Sinko, 2006).

Penerapan Rheologi dalam Bidang Farmasi

F. penerapan Rheologi pada bidang farmasi:

1. dapat diterapkan pada :

a. Pencampuran

b. Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi dengan shear

c. Pelewatan melalui mulut, penuangan, pengemasan dalam botol, pelewatan melalui jarum
suntik
d. Perpindahan cairan

e. Stabilitas fisik sistem dispersi

2. Semi solid diterapkan pada :

a. Penyebaran dan pelekatan pada kulit

b. Pemindahan dari wadah/tube

c. Kemampuan zat padat untuk bercampur dengan cairan-cairan

d. Pelepasan obat dari basisnya

3. Padatan diterapkan pada :

a. Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul

b. Pengemasan serbuk/granul

4. Pemprosesan diterapkan pada :

a. Kapasitas produksi alat

b. Efisiensi pemrosesan

Anda mungkin juga menyukai