Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan alirancairan dan
deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antaratekanan gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) padacairan, atau hubungan antara strain dan stress pada benda padat. Rheologi eratkaitannya dengan viskositas Rheologi sangat penting dalam farmasi karena penerapannya dalamformulasi dan analisis dari produk-produk farmasi seperti: emulsi, pasta, krim,suspensi, losion, suppositoria, dan penyalutan tablet yang menyangkutstabilitas, keseragaman dosis, dan keajekan hasil produksi. Misalnya, pabrik pembuat krim kosmetik, pasta, dan lotion harus mampu menghasilkan suatu p roduk yang mempunyai konsistensi dan kelembutan yang dapat diterimaoleh konsumen. Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untukkarakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form) sebagai penjaminankualitas yang sama untuk setiap batch Pengaruh viskositas dalam Rheologi .Ada beberapa istilah dalam rheologi ini : 1. Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan perbedaan kecepatan (dv) antaradua bidang cairan yang dipisahkan oleh jarak yang sangat kecil (dr) 2. Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untukmengalir; makin tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya. Viskositas berpengaruh terhadap laju penyerapan obat dari saluran pencernaan serta dalam penelitian dan teknologi farmasetik dan sejenisnya. Penggolongan sistem cair menurut tipe aliran dan deformasinya ada dua yaitu:Sistem Newton dan Sistem non-Newton. Pada cairan Newton, hubunganantara shearing rate dan shearing stress adalah linear dengan suatu tetapanyang dikenal dengan viskositas atau koefisien viskositas. Sedangkan padacairan non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak memiliki hubungan linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yangdiberikan. Tipe aliran non-Newton terjadi pada dispersi heterogen antaracairan dengan padatan seperti pada koloid, emulsi dan suspensi Sifat-sifat rheologi dari sistem farmasetik dapat mempengaruhi pemilihan alat yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam pabriknya. Berikut ini adalah penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi – Sistem NEWTON – Sistem Non-NEWTON Sistem NEWTON •Newton menggambarkan zat cair sebagai balok yang terdiri dari lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama lain. Jika bidang cairan teratas bergerak dengan kecepatan konstan, setiap lapisan dibawahnya akan bergerak dengan suatu kecepatan yang berbanding lurus dengan jarak dari lapisan dasar yang diam. “Perbedaan kecepatan geser” atau rate of share (dv/dr) adalah perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh suatu jarak (dr). Sedangkan shearing stress adalah gaya per satuan luas (F/A) yang diperlukan untuk menyebabkan aliran Persamaan ini hanya berlaku bagi semua cairan Newton (cairan homogen), tidak berlaku bagi cairan tidak homogen seperti suspensi atau koloid (cairan non-Newton). Apabila digambarkan dengan grafik antara shearing stress dengan rate of share maka dari sistem Newton akan didapat grafik yang merupakan garis lurus melalui titik nol. Oleh karena itu, cairan yang mengikuti Hukum Newton viskositasnya akan tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak bergantung pada kecepatan geser. Viskositas dapat ditentukan dengan menggunakan viskometer kapiler atau viskometer bola jatuh. Sistem Non-NEWTON Di bidang farmasi kemungkinan menghadapi Non- Newtonian bodies lebih besar dibandingkan menghadapi cairan biasa. Non- Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran Newton seperti larutan emulsi, suspensi, dan sediaan setengah padat. Viskositas cairan ini bervariasi pada setiap kecepatan geser, sehingga untuk melihat sifat alirannya dilakukan pengukuran pada beberapa kecepatan geser, misalnya dengan menggunakan viskometer rotasi Stormer atau Brookfield Berdasarkan grafik sifat aliran (rheogram) cairan Non-Newton terbagi menjadi dua, yaitu: 1. Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu 2. Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu Cairan yang sifat alirannya tidak dipengaruhi waktu 1. Aliran Plastis Cairan yang mempunyai sifat alir plastis tidak akan mengalir sebelum suatu gaya tertentu dilampauinya (yield value atau f). Pada tekanan dibawah yield value cairan tersebut bertindak sebagai bahan elastik, sedangkan diatas harga ini aliran mengikuti Hukum Newton. Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel- partikel yang terflokulasi dalam suspensi pekat. Makin banyak suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value. Aliran Pseudoplastis Viskositas cairan pseudoplastis akan berkurang dengan meningkatnya rate of share. Berlawanan dengan aliran plastis, cairan pseudoplastis tidak memiliki yield value. Karena tidak ada kelinieran dalam kurva, maka cairan pseudoplastis tidak memiliki viskositas yang absolut. Sejumlah besar produk farmasi termassuk gom alam dan sintetis, misalnya : dispersi cair dari tragacanth, natrrium alginat, metil selulosa, dan natrium karbosimetilselulossa, menunjukkan sifat aliran ini Aliran Dilatan Viskositas cairan dilatan akan naik dengan naiknya kecepatan geser, karena volume akan naik bila ia digeser. Dengan meningkatnya rate of share, akan menunjukan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir karena adanya perbandingan antara suspensi-suspensi tertentu dengan persentase zat padat terdispersi yang tinggi Cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu 1. Aliran Thiksotropik Thiksotropik bisa didefinisikan sebagai suatu pemulihan yang isotherm dan lambat pada pendiaman suatu bahan yang kehilangan konsistensinya karena shearing. Pada cairan yang sifat alirannya dipengaruhi oleh waktu, apabila tekanan geser dikurangi cairan tidak mengikuti kecepatan geser semula sehingga kurva menaik dan menurunnya tidak berhimpit. Akibatnya terbentuk suatu celah yang dinamakan “Hysterisis Loop” Dengan shear thinning system (plastis dan pseudoplastis), kurva menurun sering diganti ke sebelah kiri dari kurva yang menaik. Sifat aliran ini biasanya terjadi pada partikel-partikel asimetris yang melalui berbagai titik kontak dan tersusun sebagai kerangka tiga dimensi. Pada keadaan diam sistem menyerupai “gel” dan bila diberi tekanan geser akan berubah menjadi “sol” Aliran Antithiksotropik Pada bahan thiksotropik juga diketahui adanya gejala yang disebut thiksotropik negatif (antithiksotropik) yang menyatakan kenaikan konsistensi pada kurva menurun. Antitiksotropik berbeda dengan dilatasi atau rheopeksi. Sistem dilatan terdeflokulasi dan biasanya mengandung zat pada fase dispersi lebih dari 50% volume, sedangkan menurut Samyn & Jung sistem antitiksotropik mengandung zat padat dalam jumlah sedikit (1-10 %) dan terflokulasi. Sistem keseimbangan pada cairan bersifat antithiksotropik adalah sol. Aliran Rheopeksi Rheokpeksi adalah gejala suatu sol akan membentuk suatu gel lebih cepat jika diaduk perlahan-lahan daripada dibiarkan membentuk gel tanpa pengadukan. Pada aliran ini kurva menurun berada disebelah kanan kurva menaik. Dalam suatu sistem rheopeksi, gel adalah sistem kesetimbangan. Sifat Rheologi dari emulsi
Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagaishearstressselama pembuatan atau penggunaannya.
Pada kebanyakan proses ini sifat aliran produk akan menjadi sangat penting untuk penampilan emulsi yang tepat pada kondisi penggunaan dan pembuatannya. Jadi penyebaran produk dermatologikdan produk kosmetikharus dikontrol agar didapat suatu preparat yang memuaskan. Aliranemulsi parenteral melalui jarum hipodermik, pemindahan suatu emulsidari botol atau tube dan sifat dari suatu emulsi dalam berbagai proses penggilingan yang diginakan dalam pembuaan produk secara besar- besaran, menunjukkan perlunya karakteristik aliran yang tepat. Olehkarena itu, penting bahi ahli farmasi unyuk menghargai bagaimanaformulasi dapat mempengaruhi sifat rheologi dari emulsi. Kebanyakan emulsi, kecuali emulsi encer menunjukkan aliran non Newton yang mempersulit interpretasi data dan perbandingan kuantitatifantara sistem- sistem dan formulasi-formulasi yang berbeda. Faktor-faktor yang berhubungan dengan fase terdispersi meliputi perbandingan dengan fase terdispers meliputi perbandingan volume fase,distribusi ukuran partikel dan viskositas dari fase dalam itu sendiri. Jadi, jika konsentrasi volume dari fase terdispers rendah (kurang dari 0,05),sistem tersebut adalah Newton. Dengan naiknya konsentrasi volume, sistem tersebut menjadi lebih tahan terhadap aliran dan menujukkankarekteristik aliran pseudoplastis. Pada konsentrasi yang cukup tinggi,terjadi aliran plastis. Jika konsentrasi volume mendekati 0,74 mungkin terjadi inversi dengan berubahnya viskositas secara nyata. Pengurangan ukuran partikel rata-rata akan menaikkan viskositas. Makin luas distribusi ukuran partikel, makin rendah viskositasnya jika dibandingkan dengan sistem yang memiliki ukuran partikel rata-rata serupa tetapi dengan distribusi ukuran partikel yang lebih sempit