RHEOLOGI
OLEH :
AGUSTIA AMLIZA
1804009
2. Sistem Non-Newton
Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newton, yaitu : PLASTIS,
PSEUDOPLASTIS, dan DILATAN.
a. Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui titik (0,0) tapi memotong sumbu
shearing stress (atau auakan memotong jika bagian lurus dari kurva tersebut
diekstrapolasikan ke sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal dengan
sebagai harga yield. Cairan plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress
dicapai sebesar yield value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield
value, zat bertindak sebagi bahan elastis (meregang lalu kembali ke keadaan
semula, tidak mengalir).
Aliran plastis berhubungan dengan adanya partikel-partikel yang
tersuspensi dalam suspensi pekat. Adanya yield value disebabkan oleh adanya
kontak antara partikel-partikel yang berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya
van der Waals), yang harus dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya,
yield value merupakan indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak
suspensi yang terflokulasi, makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar
partikel juga berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui
(shear stress di atas yield value), sistem plastis akan menyerupai sistem
newton.
2. Aliran Pseudoplastis
3. Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada suspensi yang memiliki presentase zat padat
terdispersi dengan konsentrasi tinggi. Terjadi peningkatan daya hambat untuk
mengalir (viskositas) dengan meningkatnya rate of shear. Jika stress
dihilangkan, suatu sistem dilatan akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel tersebuat tersususn rapat dengan
volume antar partikel pada keadaan minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam
suspensi ini cukup untuk mengisi volume ini dan membentuk ikatan lalu
memudahkan partikel-partikel bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya
pada rate of shear yang rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari
system itu mengembang atau memuai (dilate). Hal itu menyebabkan volume
antar partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup
memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran meningkat
karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi dengan sempurna
lagi oleh pembawa. Akhirnya suspensi menjadi pasta yang kaku.
2.3 Viskositas
Viskositas adalah besaran yang menyatakan tahanan dari cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka cairan sukar mengalir (Pratama dan
Karim, 2015). Viskositas suatu fluida merupakan daya hambat yang disebabkan
oleh gesekan antara molekul-molekul cairan, yang mampu menahan aliran fluida
sehingga dapat dinyatakan sebagai indikator tingkat kekentalannya. Nilai
kuantitatif dari viskositas dapat dihitung dengan membandingkan gaya tekan per
satuan luas terhadap gradient kecepatan aliran dari fluida (Warsito dkk., 2012).
Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuatnya
mengalir pada kecepatan tertentu. Viskositas dispersi kolodial dipengaruhi oleh
bentuk partikel dari fase dispersi. Koloid-koloid berbentuk bola membentuk
sistem dispersi dengan viskositas rendah, sedang sistem dispersi yang
mengandung koloid-koloid
linier viskositasnya lebih tinggi. Hubungan antara bentuk dan viskositas
merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.
Viskositas dapat berpengaruh pada formulasi sediaan-sediaan farmasi,
contohnya pada sediaan suspensi, tidak boleh terlalu kental (viskositas tinggi)
sehingga menyebabkan suspensi tidak bisa di kocok, hal ini dapat menyebabkan
distribusi zat aktif tidak merata pada seluruh cairan dan juga
akan mengalami kesulitan pada saat penuangan, contoh lain untuk sediaan mata,
viskositas dinaikkan untuk membantu menahan obat pada jaringan sehingga
menambah efektivitas terapinya. Viskositas dalam zat cair, yang berperan adalah
gaya kohesi antar partikel zat cair. Viskositas dalam gas yang berperan adalah
gaya akibat tumbukan antar molekul-molekul dalam gas. Suatu jenis cairan yang
mudah mengalir, dapat dikatakan memiliki viskositas yang rendah, dan sebaliknya
bahan – bahan yang distribusi kecepatan sulit mengalir dikatakan memiliki
viskositas yang tinggi.
2.4 Penentuan Viskositas dan Tipe Viskometer
Berhasil tidaknya penentuan dan evaluasi sifat-sifat rheologis dari suatu
sistem tertentu bergantung pada pemilihan alat ukur viskositas (viskosimeter).
Semua viskosimeter dapat digunakan untuk menentukan
viskositas cairan Newton dan hanya viskosimeter yang bekerja pada berbagai rate
of shear yang dapat digunakan untuk cairan non-Newton. Cara menentukan
viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Viskometer
dibagi menjadi dua, yaitu viskometer satu titik (misalnya, viskometer kapiler, bola
jatuh atau hoeppler, penetrometer, plate-plastometer, dll). Sedangkan viskometer
titik ganda (misalnya viskometer rotasi tipe stromer, Brookfield, rotovisco, dll).
Ada beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain:
a. Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas dari cairan Newton bisa ditentukan dengan mengukur waktu
yang dibutuhkan bagi cairan tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika ia mengalir
karena gravitasi melalui viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji
dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya
sudah diketahui (biasanya air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Martin, 1993).
b. Viskometer Hoppler
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi
keseimbangan sehingga gaya gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip
kerjanya adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui tabung
gelas yang hampir tikal berisi zat cair yang diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel (Martin, 1993)
c. Viskometer Cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam ruangan antara dinding luar dari
bob dan dinding dalam dari cup di mana bob masuk persis di tengahtengah.
Kelemahan viskometer ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan
geseran yang tinggi di sepanjang keliling bagian tube sehingga menyebabkan
penurunan konsentrasi. Penurunan konsentrasi ini menyebabkan bagian tengah zat
yang ditekan keluar memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Martin, 1993).
d. Viskometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampel ditempatkan di tengah-tengah papan,
kemudian dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh
motor dengan bermacam kecepatan dan sampelnya
digeser di dalam ruang sempit antara papan yang diam dan kemudian
kerucut yang berputar (Martin, 1993).
2.5 Penerapan Rheologi Dalam Dunia Farmasi
1. Sifat Rheologi Dalam Suspensi
Viskositas dari suatu suspensi apabila mempengaruhi pengendapan dari
partikelpartikel zat terdispersi perubahan dalam sifat-sifat aliran dari suspensi bila
wadahnya dikocok dan bila produk tersebut dituang dari botol dan kualitas
penyebaran dari cairan (lotio) bila digunakan untuk suatu bagian permukaan yang
akan diobati. Pertimbangan rheologi juga penting dalam pembuatan suspensi.
Satu-satunya shear yang terjadi dalam suatu suspensi pada penyimpanan
adalah lantaran pengendapan dari partikel-partikel yang tersuspensi. Gaya ini
diabaikan dan bisa dibuang. Tetapi jika wadah dikocok dan produk dituang dari
botol terdapat laju shearing yang tinggi. Zat pensuspensi yang ideal harus
mempunyai viskositas yang tinggi pada shear yang dapat diabaikan yakni selama
penyimpanan dan zat pensuspensi itu harus mempunyai viskositas yang rendah
pada laju shearing yang tinggi yakni ia harus bebas mengalir selama pengocokan,
penuangan, dan penyebarannya ini.
2. Sifat Rheologi Dalam Emulsi
Produk yang diemulsikan mungkin mengalami berbagai shear-stress
selama pembuatan atau penggunaanya. Pada kebanyakan proses ini sifat aliran
produk akan menjadi sangat penting untuk penampilan emulsi yang tepat pada
kondisi penggunana dan pembuatannya. Jadi penyebaran produk dermatologik
dan produk kosmetik harus dikontrol agar didapat suatu preparat yang
memuaskan. Aliran emulsi parenteral melalu jarum hipodermik, pemindahan
suatu emulsi dari botol atau tube dan sifat dari satu emulsi dalam berbagai proses
penggilingan yang digunakan dalam pembuatan produk ini secara besar-besaran,
menunjukkan perlunya karakteristik aliran yang tepat.
3. Sifat Rheologi Dalam Semisolid
Pembuat salep farmasetik dan krim kosmetik menyadari adanya keinginan
untuk mengontrol konsistensi bahan non-Newton. Instrumen yang paling baik
untuk menentukan sifat-sifat rheologi dari semisolid di bidang Farmasi adalah
viskometer putar (rotational viscometer). Untuk analisis semisolid yang
berbentuk emusi dan suspensi digunakan cone-plate viscometer. Viscometer
Stormer terdiri dari cup yang stationer dan bob yang berputar, dan alat ini juga
baik untuk semisolid.
4. Sifat Aliran Pada Serbuk
Serbuk bulk dengan cairan non Newton menunjukkan aliran plastik , partikel-
partikel dipengaruhi oleh gaya tarik menarik sampai derajat yang bervariasi. Oleh
karena itu, serbuk bisa jadi mengalir bebas (free-flowing) atau melekat. Dalam
pengertian khusus yaitu ukuran partikel porositas dan kerapatan, dan kehalusan
permukaan. Sifat-sifat dari zat padat yang menentukan besarnya interaksi partikel-
partikel.
Partikel-partikel panjang atau plat cenderung untuk mengepak walaupun
dengan sangat longgar sehingga memberikan serbuk yang mempunyai porositas
tinggi. Partikel-partikel dengan kerapatan tinggi dan porositas dalam rendah
cenderung untuk mempunyai sifat-sifat bebas mengalir. Ini dapat dikurangi
dengan kasarnya permukaan, yang cenderung mengakibatkan karakteristik aliran
yang jelek disebabkan oleh gesekan dan kelekatannya.
2.6 Manfaat viskositas dikehidupan dalam bidang farmasi.
a) Cairan
Pencampuran
Pengurangan ukuran partikel dari sistem sistem dispersi dengan shear
Pelewatan melalui mulut,penuangan, pengemasan dalam botol,
pelewatan melalui jarum suntik
Perpindahan cairan
Stabilitas fisik sistem disperse
c) Padatan
Aliran serbuk dari corong ke lubang cetakan tablet/kapsul
Pengemasan serbuk/granul
d) Pemprosesan
Kapasitas produksi alat
Efisiensi pemrosesan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan mengenai rheologi, dapat disimpulkan bahwa:
1. Rheologi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan aliran cairan
dan deformasi dari padatan. Rheologi mempelajari hubungan antara tekanan
gesek (shearing stress) dengan kecepatan geser (shearing rate) pada cairan, atau
hubungan antara strain dan stress pada benda padat.
2. Tipe alir pada rheologi terdiri atas 2 yaitu Sistem Newton dan Sistem non-
Newton. Pada Sistem Newton, hubungan antara shearing rate dan shearing
stress adalah linear, dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas atau
koefisien viskositas dan tiipe alir ini umumnya dimiliki oleh zat cair. Pada
Sistem non-Newton, shearing rate dan shearing stress tidak memiliki hubungan
linear, viskositasnya berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang
diberikan, tipe aliran non-Newton terjadi pada dispersi heterogen antara cairan
dengan padatan seperti pada koloid, emulsi, dan suspensi
3. Viskositas adalah besaran yang menyatakan tahanan dari cairan untuk mengalir.
Semakin besar viskositas maka cairan sukar mengalir.
4. Cara menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan
viskometer. Viskometer dibagi menjadi dua, yaitu viskometer satu titik
(misalnya, viskometer kapiler, bola jatuh atau hoeppler, penetrometer, plate-
plastometer, dll). Sedangkan viskometer titik ganda (misalnya viskometer
rotasi tipe stromer, Brookfield, rotovisco, dll).
5. Penerapan rheologi dalam bidang farmasi dapat diaplikasikan pada formulasi
sediaan suspensi, emulsi, semisolid, dan serbuk.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, C. Howard. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta : UI-Press.
Astuti, K.W., M.P. Susanti, I.M.A.G. Wirasuta, dan I.N.K. Widjaja. 2008. “Buku
Ajar Farmasi Fisik”. Jimbaran: Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Univesitas Udayana.
Juhantoro, N., I Made A., dan Semin S., 2012, Penentuan Properties Bahan Bakar
Batubara Cair untuk Bahan Bakar Marine Diesel Engine, Jurnal Teknik
ITS, Vol. 1, No 1.
Muhajir, K., 2011, Pengaruh Viskositas terhadap Aliran Fluida Gas-Cair melalui
Pipa Vertikal dengan Perangkat Lunak Ansys Fluent 13.0,
JurnalKompetensi Teknik, Vol 3 (1).
Pratama, W. A., dan A. Karim Z., 2015, Uji SPF In Vitro dan Sifat Fisik Beberapa
Produk Tabir Surya yang Beredar di Pasaran, Majalah Farmaseutik, Vol.
11 (1).
Warsito, Sri W. S., dan Dyan I., 2012, Desain dan Analisis Pengukuran Viskositas
dengan Metode Bola Jatuh Berbasis SensorOptocoupler dan Sistem
Akuisisinya pada Komputer, Jurnal Natur Indonesia, Vol. 14, No 3.