Anda di halaman 1dari 16

Sistem Pemilihan Dan Perencanaan

M. Sandy Putra Efendy 2130122218


Mursyida Wahyu Utammi 2130122219
Neneng Andespa 2130122220
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Instalasi Farmasi adalah unit pelaksana fungsional yang
menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit, dan dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai
penanggung jawab. Dimana seorang Apoteker bertanggung jawab
untuk meningkatkan kesehatan masyarakat dengan dilakukannya
perluasan paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) menjadi paradigma baru yang berorientasi pada pasien
(patient oriented). (Peraturan Menteri Kesehatan, 2014).
Peran apoteker sangat dibutuhkan untuk melakukan
pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit meliputi 2 kegiatan, yaitu
kegiatan yang bersifat menajerial berupa pengelolaan Sediaan
farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai dan
kegiatan pelayanan farmasi klinik. Dua kegiatan tersebut harus
didukung oleh sumber daya manusia yang berkompeten serta
Rumusan Masalah

1. Bagaimana sistem pemilihan sediaan farmasi,


alat kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai di
RSUD Dr. Muhammad Zein painan berdasarkan
Tujuan
Permenkes No. 72 tahun 2016?
2. Bagaimana sistem perencanaan sediaan farmasi,
Untuk mengetahui bagaimana sistem
alat Kesehatan, dan bahan medis habis pakai di
dan perencanaan sediaan farmasi, alat
RSUD Dr. Muhammad Zein painan berdasarkan
dan bahan medis habis pakai di R
Permenkes No. 72 tahun 2016?
Muhammad Zein painan berdasarkan
No. 72 tahun 2016
Pemilihan

Pemilihan adalah kegiatan untuk menetapkan


jenis Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai sesuai dengan kebutuhan. Setiap rumah sakit
harus menggunakan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan,
BMHP berdasarkan Formularium dan standar
pengobatan/pedoman diagnosa dan terapi, pola penyakit,
efektivitas dan keamanan, pengobatan berbasis bukti,
mutu harga, dan ketersediaan di pasaran. Formularium
rumah sakit merupakan daftar obat yang disusun oleh staf
medis dengan mengacu pada Formularium Nasional dan
ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
Tahapan Penyusunan Formularium Rumah Sakit

1. Staf Medik Farmasi (SMF) mengajukan usulan obat berdasarkan pada Panduan
Praktik Klinik (PPK) atau clinical pathway.
2. Komite/Tim Farmasi dan Terapi membuat rekapitulasi usulan obat dari semua
pengusul dan mengelompokkan usulan obat berdasarkan kelas terapi.
3. Komite/Tim Farmasi dan Terapi membahas usulan tersebut bersama Kelompok
Staf Medik (KSM) pengusul, jika diperlukan dapat meminta masukan dari
pakar.
4. Menetapkan obat yang masuk formularium untuk diajukan pengesahan ke
Direktur Rumah Sakit.
5. Direktur Rumah Sakit mengesahkan pemberlakuan formularium rumah sakit.
Kebijakan Untuk Mendorong Penggunaan Obat Yang Rasional Dalam Penerapan
Penggunaan Formularium
1. Restriksi atau Batasan
Batasan yang dimaksud adalah pembatasan terkait indikasi, kualifikasi penulis resep, jumlah maksimal
obat yang dapat diresepkan dan durasi penggunaan obat.
2. Substitusi
Substitusi yang dimaksud adalah penggantian obat oleh instalasi farmasi. Ada dua jenis substisusi yang
dapat diberikan kewenangannya kepada instalasi farmasi, yaitu :
a. Substitusi Generik
Penggantian obat dalam resep dengan sediaan lain yang terdapat di formularium yang memiliki zat
aktif sama .
b. Substitusi Terapeutik

Penggantian obat dalam resep dengan sediaan lain yang zat aktifnya berbeda namun dalam kelas terapi

yang sama.
Kriteria Pemilihan Obat Untuk masuk Formularium Rumah
Sakit

 Obat yang memiliki nomor izin edar (NIE) dari Badan POM.
 Terutama obat generik.
 Memiliki rasio manfaat-risiko (benefit – risk ratio) yang paling menguntungkan
pasien.
 Mudah penggunaannya sehingga meningkatkan kepatuhan dan penerimaan oleh
pasien.
 Memiliki rasio manfaat-biaya (benefit - cost ratio) yang tertinggi berdasarkan biaya
langsung dan tidak lansung.
 Terbukti paling efektif secara ilmiah (evidence based medicine), aman dan banyak

dibutuhkan untuk pelayanan dengan harga yang terjangkau .


Penambahan Obat Baru Dan Penghapusan Obat Dari Formularium Rumah Sakit

Permohonan Penambahan Permohonan Penghapusan Obat


Obat dari Formularium : Dari Formularium :
1. Nama Obat (Nama generik,
1. Obat tidak beredar lagi dipasaran
nama dagang), kekuatan, 2. Obat tidak ada yang menggunakan lagi
bentuk sediaan. 3. Sudah ada obat baru yang lebih cost effective
2. Mekanisme farmakologi obat 4. Obat yang setelah dievaluasi memiliki risiko

dan indikasi yang diajukan. efek samping yang serius


5. Berdasarkan hasil pembahasan oleh
3. Alasan mengapa obat tersebut
Komite/Tim Farmasi dan Terapi
diajukan.
6. Terdapat obat lain yang memiliki efikasi yang
4. Publikasi ilmiah yang
lebih baik dan/atau efek samping yang lebih
mendukung perlunya obat ringan.
dimasukkan ke dalam 7. Masa berlaku NIE telah habis dan tidak
Standar Prosedur Operasional Obat Di Rumah Sakit

SPO Penyusunan Formularium Rumah Sakit.

SPO Monitoring Obat Baru.

SPO Monitoring Efek Samping Obat (MESO).

Dokumen lain
Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses kegiatan
dalam pemilihan jenis, jumlah dan harga perbekalan
sediaan farmasi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran
rumah sakit untuk menghindari kekosongan stok obat
dengan metode yang telah ditentukan antara lain konsumsi,
epidemiologi, dan kombinasi (Kemenkes, 2004).
Tujuan dari pengelolaan obat tahap perencanaan
adalah untuk meminimalkan investasi dalam perencanaan
obat namun tetap mengutamakan pelayanan yang tinggi
kepada pasien, memberi stok pengaman terhadap
ketidakpastian penggunaan obat, dan efisiensi dalam
pembelian obat
Tahapan dalam Proses Perencanaan Kebutuhan
di Rumah Sakit

1. Persiapan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menyusun rencana


kebutuhan obat
2. Pengumpulan data
3. Analisa terhadap kebutuhan
4. Menyusun dan menghitung rencana kebutuhan obat menggunakan metode
yang sesuai.
5. Melakukan evaluasi rencana kebutuhan menggunakan analisis yang sesuai.
6. Revisi rencana kebutuhan obat (jika diperlukan).
7. IFRS menyampaikan draft usulan kebutuhan obat ke manajemen rumah sakit untuk
Metode Perencanaan

1. Metode
3. Metode
Konsumsi
Kombinasi

2. Metode
Morbiditas
Teknik Evaluasi
Perencanaan
1. Analisis 3. Analisis
ABC Kombinasi

2. Analisis
VEN
Pembahasan “Pemilihan”

Sistem pemilihan di RSUD Dr. M Zein Painan dalam


menetapkan jenis sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP
yaitu dengan menggunakan Formularium rumah sakit yang
disusun oleh tim farmasi dan terapi yang disepakati Staf medik
dengan mengacu pada Formularium Nasional. Untuk
meningkatkan kepatuhan terhadap penggunaan formularium
rumah sakit, RSUD Dr. M. Zein Painan memiliki kebijakan
terkait penambahan atau pengurangan obat dalam formularium
rumah sakit yang dikaji setahun sekali berdasarkn atas
informasi tentang keamanan dan efektivitas.
‘Perencanaan”
● Metode perencanaan di RSUD M. Zein Painan menggunakan
metode konsumsi perhitungan dengan metode konsumsi
didasarkan atas analisa data konsumsi sediaan farmasi periode
sebelumnya ditambah stok penyangga (buffer stock), stok waktu
tunggu (lead time) dan memperhatikan sisa stok. Buffer stock
dapat mempertimbangkan kemungkinan perubahan pola penyakit
dan kenaikan jumlah kunjungan (misal: adanya Kejadian Luar
Biasa). Jumlah buffer stock bervariasi antara 10% sampai 20%
dari kebutuhan atau tergantung kebijakan Rumah Sakit. Di
Rumah Sakit Dr. M. Zein Painan menggunakan buffer stock 20%.
TERIMAK
ASIH

Anda mungkin juga menyukai