Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

RHEOLOGI

OLEH

NAMA : SRI ARISTA

STAMBUK : 150 2012 0368

KELAS/KLP : W4-A / II

ASISTEN : M. ILHAM TOMAGOLA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2013
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran zat cair dan

deformasi zat padat. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas

(kekentalan) merupakan suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk

mengalir; semakin tinggi viskositas, semakin besar tahanannya untuk

mengalir.

Rheology meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan

kedalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan

penuangan dari botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari suatu jarum

suntik. Rheology dari suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam

konsistensi dari bentuk cair ke semisolid sampai kepadatan, dapat

mempengaruhi penerimaan bagi sipasien, stabilitas fisika, dan bahkan

availabilitas biologis.

Penggolongan bahan menurut pealiran dan deformasi adalah sebagai

berikut; sistem Newton dan sistem non-Newton. Pemilihan bergantung pada

sifat-sifat alirannya apakah sesuai dengan hukum aliran Newton atau tidak.
Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam

pembuatan krim, suspensi,emulsi, losion, pasta, penyalut tablet, dan lain-lain.

Selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakterisasi produk sediaan

farmasi (dosage form) sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap

batch. Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,

penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi

dari suatu zat tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien,

stabilitas fisika obat, bahkan ketersediaan hayatidalam tubuh (bioavailability).

I.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

 Menjelaskan tentang Reologi

 Membedakan cairan newton dan non newton

 Menentuan viskositas reologi cairan newton dan non newton


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan

deformasi. Ahli fisiologi menggunakan ilmu ini untuk memperediksi sirkulasi

darah. Para dokter menggunakan untuk menentukan aliran larutan injksi,

sedangkan untuk ahli farmasi menggunkannya untuk menentukan aliran

emulsi, suspensi dan salep (Rachmat, 2006).

Penyelidikan viskositas dari cairan sejati, larutan, dan sistem koloid

baik yang encer maupun yang kental jauh lebih bersifat praktis daripada

bernilai teoritis. Scott-Blair mengenali pentingnya rheologi dalam farmasi dan

menyarankan penerapannya dalam formulasi dan analisis dari produk farmasi.

Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke dalam

wadah, pemindahan sebelum digunakan, pengeluaran dari tube, atau

pelewatan dari suatu jarum suntik. Sifat-sifat rheologi dari sistem farmasetik

dapat mempengaruhi pemilihan alat yang akan digunakan untuk memproses

suatu produk (Martin, 1993).

viskometer dalam bentuk silinder konsentris yang berotasi juga

digunakan untuk pengukuran viskositas. Tenaga putar pada silinder dalam

monitor di saat silinder luas dirotasikan. “Viskometer drum Berotasi” ini

mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis Ostwald yaitu: Gradien


geser antara kedua silinder ini lebih sederhana daripada dalam pipa kapile

(Atkins, 1997).

Secara umum terdapat dua jenis sifat aliran bahan, yaitu newton dan

non-newton. Sifat aliran dari bahan cair dapat digambarkan dengan diagram

(kurva) aliran. Kurva ini merupakan plot antara gaya geser (shear stress)

dengan laju geser (shear rate). Dimana viskositas merupakan rasio dari gaya

geser dengan laju geser pada semua titik sepanjang kurva. Pada kurva cairan

newton rasio dari gaya geser dengan laju geser pada semua titik nilainya

konstan, dan disebut viskositas tunggal (µ). Jika aliran tidak linier digunakan

simbol viskositas nyata (µapp), yang merupakan slope dari garis yang

menghubungkan sebuah titik pada kurva dengan titik asal (0,0). Fluida non-

newton merupakan fluida yang memiliki kurva aliran (shear stress versus

shear rate) tidak linier, dimana viskositas nyata (µapp) tidak konstan pada suhu

dan tekanan yang diberikan tetapi bergantung pada kondisi aliran seperti
geometri aliran, shear rate, dan lain-lain, dan terkadang juga dipengaruhi oleh

histori kinematik elemen fluida yang diuji (Martin, 1993).

Cairan yang mengikuti hukum Newton, viskositasnya tetap pada suhu

dan tekanan tertentu dan tidak tergantung kepada kecepatan geser. Oleh

karena itu, viskositanya cukup ditentukan pada satu kecepatan geser. Apabila

digambarkan antara kecepatan geser terhadap tekanan geser, maka diperoleh

grafik garis lurus melalui titik nol. Contoh cairan Newton adalah minyak

jarak, kloroform, gliserin, minyak zaitun dan air (Tim Penyusun, 2009).

Reologi adalah kajian tentang perubahan bentuk dan rambatan bahan

yang disebabkan oleh aplikasi gaya-gaya dengan memasukkan faktor waktu.

Pokok bahasan utamanya berkaitan dengan hubungan-hubungan antara tekanan

dan perubahan bentuk, fenomena rambatan dan pengurangan tekanan (stress-

relaxation), dan kajian tentang viskositas. Sebagai tambahan dari sifat-sifat

reologis bahan, ada beberapa sifat mekanis lain berkaitan dengan pergerakan

bahan akibat aplikasi gaya-gaya. Sifat-sifat tersebut adalah koefisien geser

(drag coefficient), kecepatan (terminal velocity), koefisien gesek (friction

coefficient), sifat aliran bahan lepas (flow characteristic), dll (Ansel, 1989).

Ahli farmasi kemungkinan besar lebih sering menghadapi cairan non

newton dibanding dengan cairan biasa. Oleh karena itu mereka harus

mempengaruhi metode yang sesuai untuk mempelajari zat-zat kompleks ini.

Non newtonian Bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran

newton : dispersi heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid, emulsi,
suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk kelas ini. Jika bahan-

bahan non newton dianalisis dalam suatu viskometer putar dan hasilnya diplot

diperoleh berbagai kurva konsistensi yang menggambarkan adanya tiga kelas

aliran yakni plastis, pseuodoplastis dan dilatan (Martin, 1993).

Dalam bidang farmasi, prinsip – prinsip rheologi diaplikasikan dalam

pembuatan krim, suspense, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet, dll. Selain itu,

prinsip rheologi digunakan untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (Dosage

Form) sebagai penjamin kualitas yang sama untuk setiap batch. Rheologi juga

meliputi pencampuran aliran dari bahan, penuangan, pengeluaran dari tube,

atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat tertentu dapat

mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisika obat, bahkan

ketersediaan hayati dalam tubuh (bioavailability). Sehingga viskosit telah

terbukti dapat mempengauhi laju absorbsi obat dalam tubuh. Kurva aliran ini

plastis tidak melalui titik (0,0) tetapi memotong sumbu shearing stress (atau

akan memotong, jika bagian lurus dan kurva tersebut diektrapolasikan ke

sumbu) pada suatu titik tertentu yang dikenal sebagai harga yield. Bingham

bodies tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield value

tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield, zat bertindak seperti bahan

elastis. Ahli rheologi menggolongkan Bingham Bodies suatu bahan yang

mempunyai / memperlihatkan yield value, seperti halnya zat padat. Sedang zat-

zat yang mulai mengalir pada shearing stress terkecil didefinisikan sebagai
cairan. Yield value adalah suatu sifat yang penting dari dispersi-dispersi

tertentu (Martin, 1993).

Aliran pseudoplastis. Sejumlah besar produk farmasi termasuk gom

alam dan sintesis, misalnya : dispersi cair dari traga ileh polimer-polimer

dalam larutan, yang merupakan kebalikan dari sistem plastis, yang tersusun

dari partikel-partikel yang terflokulasi dalam suspensi, kurva konsistensi

untuk bahan pseudoplastis mulai pada titik (0,0) atau paling tidak

mendekatinya rate of shear rendah. Akibatnya, berlawanan dengan Bingham

Bodies, tidak ada yield value. Tapi karena tidak ada bagian kurva yang linier,

maka kita tidak dapat menyatakan viskositas suatu bahan pseudoplastis

dengan suatu harga tunggal (Martin, 1993).

Aliran dilatan. Suspensi-suspensi tertentu dengan persentase zat padat

terdispersi yang tinggi menunjukkan peningkatan dalam daya hambat untuk

mengalir dengan peningkatan dalam daya hambat untuk mengalir dengan

meningkatnya rate of share. Pada sistem seperti itu sebenarnya volumenya

meningkat jika terjadi shear dan oleh karena itu diberi istilah dilatan.zat-zat

yang mempunyai sifat-sifat aliran dilatan adalah suspensi-suspensi yang

berkosentrasi tinggi (kira-kira 50% atau lebih) dari partikel-partikel kecil yang

mengalami deflokulasi.Sifat dilatan , pada istirahat, partikel-partikel tersebut

tersusun rapat dengan volume antar partikel atau volume “Void” (kosong)

pada keadaan minimum.tetapi jumlah pembawa dalam suspensi tersebut

cukup untuk mengisi volume ini dan menyebabkan partikel-partikel bergerak


dari satu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear rendah. Pada saat shear

stress meningkat, bulk dari sistem tersebut mengembang atau memuai

(Martin,1993).

Dalam bidang farmasi prinsip-prinsip rheologi diaplikasikan dalam

pembuatan krim, suspensi, emulsi, losion, pasta, penyalut tablet dan lain-

lain.selain itu, prinsip rheologi digunakan juga untuk karakteristik produk

sediaan farmasi(dosage form)sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk

setiap batch .Rheologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan,

penuangan, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari jarum suntik.bahkan

ketersediaan hayati dalam tubuh.sehingga viskositas telah terbukti dapat

mempengaruhi laju absorbsi obat dalam tubuh (Ansel, 1989).

II.2 Uraian Bahan

1. Carboxymethyl Cellulose (CMC)

Nama Resmi : CARBOXYMETHYL CELLULOSE

Nama Lain : CMC

Pemerian : berbentuk tepung, putih, bersih

Berat molekul : 265.204

Rumus molekul : C8H16NaO8

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pengental


2. Gum Xantan

Nama Resmi : Xanthan Gum

Nama Lain : Jagung Gula Permen Karet

Pemerian : serbuk putih

Rumus molekul : C35H49O29

Penyimpanan : disimpan dalam cahaya-bukti, baik colsed, tempat

kering dan sejuk.

Kegunaan : Zat tambahan

3. Veegum

Nama Resmi :

Nama Lain :

Pemerian :

Rums molekul :

Penyimpanan :

Kegunaan :

II.3 Uraian Sampel

1. Sirup ABC

Komposisi : Air, gula, pengatur keasaman, perisa jeruk, pemanis

buatan natrium siklamat 0,7 g/kg, pengawet natrium benzoat,

pewarna tartrasin Cl, kuning FcFl, sari buah jeruk.


2. Susu Ultra Milk.

Komposisi : Susu sapi segar, sukrosa, bubuk coklat, pemantap

nabati, pensa coklat.

3. Topping coklat

Komposisi : gula, air, coklat bubuk, pengental, garam, perisa

(coklat, vanila), pengemulsi : lesitin kedelai, pengawet

kalium sorbat .

4. Mayonaise

Komposisi : minyak nabati, telur, ayam dan cuka.

II.4 Prosedur Kerja (Anonim, 2013)

Lakukan pengukuran viskosistas :

1. Pada 50 rpm terhadap aquadest, gliserin, syrup ABC, dan minyak


kelapa.
2. Pada 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 dan 100 rpm larutan CMC 2%, dan
campuran CMC 0,1% dengan veegum 2% kemudian buatlah
rheogramnya.
BAB III

PROSEDUR KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat yang digunakan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum yaitu : Batang

pengaduk, Botol semprot, Gelas kimia (50 ml), Gelas ukur (50 ml),

Kertas grafik, Kertas puyer, Viskometer brookfied.

III.1.2 Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu :

Aquadest, CMC, Minyak kelapa, Nutri sari, Ovaltine, Sirup ABC,

Topping, Veegum.

III.2 Cara Penggunaan Alat Pengujian Viskometer

A. Pengujian viskositas

1. Masukkan sediaan yang akan diuji kedalam gelas ukur 50 ml

2. Pasang spindle sesuai dengan kekentalan. Putar tuas pada bagian

sebelah kanan ke arah belakang


3. Tempatkan sediaan dibawah viskometer, kemudian putar tuas pada

bagian sebelah kanan kearah depan

4. Tekan tombol ON (pada bagian belakang viskometer).

5. Tekan tuas pada bagian tengah viskometer kearah kiri (SPEED)

kecepatan

6. Putar tombol (SELECT) untuk menyesuaikan kecepatan yang

diinginkan (50 rpm)

7. Tekan tuas kembali ke posisi semula (tengah)

8. Tekan tuas kearah kanan (spindle)

9. Putar tombol (SELECT) pada bagian tengah untuk menyesuaikan NO.

spindle yang digunakan

10. Tekan kembali tuas kearah tengah

11. Tekan tombol MOTOR ON untuk menjalankan spindle

12. Nilai viskositas akan terlihat pada display monitor

Catatan : nilai viskositas sebenarnya adalah nilai tetap (tidak berubah)

yang tertera pada display

13. Tekan tombol MOTOR ON kebawah untuk menghentikan alat

14. Lepas spindle dan cuci dengan air suling, dan tekan tombol ON/OFF

pada bagian belakang viscometer

15. Lepas kabel dari saklar


III.3 Cara Kerja

1. Disiapkan alat viskometer Brookfield. Kemudian dipasang spindel pada

gantungan spindel, sesuai dengan viskositas suatu larutan.

2. Diturunkan spindel hingga tercelup pada cairan sampel.

3. Dipasang stop kontak dan diatur RPM dan ukuran spindel yang

diinginkan.

4. Dinyalakan alat dengan menekan tombol on.

5. Dicatat hasil viskometer dan dibuat grafiknya.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil pengamatan

IV.1.1 Tabel Pengamatan

a. TOPPING COKLAT

Rpm Viskositas (Cp) Viskositas (p)

A1 A2 A1 A2

0,5 49.000 52.000 490 520

2 21.300 20.100 213 201

5 12.100 11.000 121 110

10 8.400 7.680 84 76,8

20 6.150 5.760 61,5 57,6

50 4.460 4.280 44,6 42,8

100 3.588 3.588 35,88 35,88


Kecepatan Tekanan Geser

Geser
A1 A2

0,00083 0,4067 0,4316

0,03 6,39 6,03

0,08 9,68 8,8

0,16 13,44 12,288

0,33 20,295 19,008

0,83 37,018 35,524

1,66 59,5608 59,5608

b. Sirup ABC Squash delight

Rpm Viskositas (Cp) Viskositas (p)

A1 A2 A1 A2

0,5 140 140 1,4 1,4


2 48 48 0,48 0,48

5 14 14 0,14 0,14

10 7,2 7,2 0,072 0,072

20 5,7 5,7 0,057 0,057

50 5,9 5,9 0,059 0,059

100 7,44 7,44 0,0744 0,0744

c. CMC

Rpm Viskositas (Cp) Viskositas (p)

A1 A2 A1 A2

0,5 19.000 19.000 190 190

2 5.700 6.000 57 60

5 1.800 1.900 18 19

10 1.260 1.020 12,6 10,2

20 810 780 8,1 7,8


50 610 610 6,1 6,1

100 504 504 5,04 5,04

Kecepatan Tekanan Geser

Geser
A1 A2

0,00083 0,1577 0,1577

0,03 1,71 1,8

0,08 1,44 1,52

0,16 2,016 1,632

0,33 2,673 2,574

0,83 5,063 5,063

1,66 8,3664 8,3664


d. Susu Indomilk

Rpm Viskositas (Cp) Viskositas (p)

50 120 1,2

IV.1.2 Perhitungan

0,5
Kecepatan Geser 0,5 Rpm = = 0,00083
60

2
Kecepatan Geser 2 Rpm = = 0,03
60

Kecepatan Geser 5 Rpm = 0,08

10
Kecepatan Geser 10 Rpm = = 0,16
60

20
Kecepatan Geser 20 Rpm = = 0,33
60

50
Kecepatan Geser 50 Rpm = = 0,83
60

100
Kecepatan Geser 100 Rpm = = 1,66
60
 Viskositas susu ultra
n1 p1 x t1
=
n2 p2 x t2

n1 0,5811 x 35,80
=
0,98 0,997 x 8,81

n1 20,8033
=
0,98 8,7835

𝑛1 = 2,3210 p

Keterangan :

n 1 = viskositas sampel uji

n 2 = viskositas air ( 0,98)

p1 = massa jenis sampel uji

p2 = massa jenis air

t1 = waktu sampel uji (detik)

t2 = waktu air (detik)


IV.1.3 Kurva

2
ABC SQUASH

Kecepatan Geser
1.5

0.5
NAIK
0 TURUN
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
Tekanan Geser

Toping Caramel
35000
30000 NAIK
Kecepatan Geser

25000
20000
15000
10000
5000
0
0 50 100
Tekanan Geser
IV.2 PEMBAHASAN

Rheologi adalah aliran cairan dan deformasi dari padatan. Viskositas

adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, makin

tinggi viskositas, akan makin besar tahanannya Sedangkan fluiditas adalah

suatu cairan yang merupakan kebalikan dari viskositas akan meningkatkan

dengan makin tingginya temperatur.

Rheologi erat airannya dengan viskositas. Viskositas merupakan suatu

pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi

viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan

dalam symbol n.

Reologi juga meliputi pencampuran aliran dari bahan penuangan,

pengeluaran tube, atau pelewatan dari jarum suntik. Rheologi dari suatu zat

tertentu dapat mempengaruhi penerimaan obat bagi pasien, stabilitas fisik obat,

bahkan ketersediaan hayati dalam tubuh. Sehingga viskositas lebih terbukti

dapat mempengaruhi laju arbsorbsi obat dalam tubuh.

Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada dua yaitu

system newton dan non-newton. Tipe aliran mengikuti system newton,

viskositasnya tetap pada suhu dan tekanan tertentu dan tidak tergantung pada

satu kecepatan geser, sehingga viskositasnya cukup ditentukan pada suatu

kecepatan geser.
Adapun tujuan dari percobaan adalah menjelaskan tentang reologi,

membedakan cairan newton dan non newton dan menentuan viskositas

reologi cairan newton dan non newton.

Adapun yang dilakukan dalam percobaan ini adalah pertama-tama,

pasang spindel yang sesuai dengan viskositas sampel, kemudian sampel

diletakkan dalam wadah dan diturunkan spindel ke dalam wadah yang berisi

sampel. Pasang stop kontak, nyalakan motor sambil menekan tombol Motor

ON, biarkan spindel berputar dan lihat skala pada layar viskometer, dan catat

angka yang ditunjukkan oleh viskometer. Kemudian buat grafik.

Pada susu indomilk diperoleh termasuk aliran newton, pada sampel

topping cokelat termasuk aliran non-newton, sedangkan pada sirup ABC

Squash Delight termasuk aliran non-newton (Time Independent), pada CMC

termasuk aliran non-newton. Dan pada mayonise tidak dilakukan karena terjadi

tingkat viskositasnya terlalu tinggi.

Dari percobaan ini diperoleh hasil kecepatan geser pada 0,5 Rpm yaitu

0,00083, pada 2 Rpm yaitu 0,03, pada 5 Rpm yaitu 0,08, pada 10 Rpm yaitu

0,16, pada 20 Rpm yaitu 0,33, pada 50 Rpm yaitu 0,83 dan pada Rpm 100 yaitu

1,66.
Adapun faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu karena kurang teliti

dalam mengukur sampel, kurang sterilnya alat yang digunakan, penggunaan spindle

yang tidak sesuai dengan tingkat viskositas sampel.

Dalam bidang farmasi, prinsip-prinsip rheologi daplikasikan dalam

pembuatan krim , suspens, emulsi, lotion, pasta, penyalut tablet dan lain-lain. Selain

itu, prinsip rheology juga untuk karakterisasi produk sediaan farmasi (dosage form)

sebagai penjaminan kualitas yang sama untuk setiap batch.

.
BAB V

PENUTUP

V.1 Kesimpulan

Dari percobaan ini dapat disimpulkan Bahwa:

1. Susu Indomilk termasuk Aliran Newton.

2. Toping termasuk aliran Non-Newton.

3. Syrup ABC Squash Delight termasuk aliran Non-Newton (Time Independent).

4. CMC termasuk aliran Non-Newton.

5. Pada mayonise tidak dilakukan karena terjadi kesalahan bahan.

V.2 Saran

Diharapkan agar asisten dan praktikan selalu menjalin kerja sama yang

baik agar tidak terjadi suatu kesalahan atau hal-hal yang merugikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika II. Universitas Muslim


Indonesia : Makassar
Ansel., 1989., “Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi”., UI Press., Jakarta.

Atkins., 1997., “Kimia Fisika”., Erlangga., Jakarta.

Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia : Jakarta

Kosman, R., 2005 “ Farmasi Fisika”., UMI., Makassar

Martin, Alfred. Farmasi Fisik Edisi 3. Penerbit Universitas Indonesia : Jakarta


LAMPIRAN

Toping coklat depan Toping coklat belakang

Toping coklat komposisi Indomilk depan


Indomilk belakang Mayonnaise Sirup ABC
SKEMA KERJA

toping coklat

siapkan alat dan bahan

masukkan 50 ml sampel kedalam gelas kimia

ukur viskositas sampel viscometer dengan


menggunakan spindle 64.

ukur viskositas naik sampel

mulai rpm 05, 2, 5, 10, 20, 50, dan 100.

ukur viskositas turun sampel


mulai 100, 50, 20, 10, 5, 2, dan 0,5 rpm.

buat rheogram dari sampel yang telah diamati

dilakukan dengan hal yang sama tetapi sampel yang berbeda,


digunakan sampel indomilk, sirup ABCdan mayonise

Anda mungkin juga menyukai