Anda di halaman 1dari 29

LABORATORIUM MEKANIKA FLUIDA

PRODI TEKNIK KIMIA


AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN
INDRAMAYU
2017

MENENTUKAN NILAI VISKOSITAS PADA PERCOBAAN


VISKOSITAS BOLA JATUH
Determining The Viscosity Price At The Experiment Of Ball Viscosity
Zida Idhum Marifa, Andyni Oktaviani Dewi, Elsa Salsabila, Faisal Akbar Ghazali, Muhammad Busrol
Karim, Nanda Setyorini Putri Santoso
15030009
Kelompok110mekflud@gmail.com

Praktikum : Sabtu, 15 Juni 2017


Pengumpulan : Minggu, 21 Juni 2017
Asisten : Agni Ahmad Lutfi ( 14010048 )
Aliy Ahmad Kenthona ( 14010010 )
Dheadela Putri Rahayu ( 14030018 )
Dhimas Indragunawan ( 14010131 )
Fathan Kariman ( 14010104 )
Gusty Teja Kusuma ( 14010211 )
Khairunisa Nuriza Rahmi ( 14030036 )
Muhamad Dzaki Waliyyuddin ( 14030011 )
Muhamad Yusril Mirza Geofani ( 14030065 )
Muhammad Zaenal Abidin ( 14010103)
Nasyiatul Aisyah (14030072 )
Umul Qodriyah (14030001)
Yusian Kayetanus Kasiwalli ( 14010258 )

Abstrak
(Indo)Zat cair dalam kekentalannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan dinamik atau
kekentalan absolute dan kekentalan kinematik. Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk
mengalir. Makin besar resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula Viskositasnya.
Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum terjadi kesetimbangan sehingga gaya
gesek, gaya berat, gaya Archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan Bola (terbuat dari
kaca) melalui tabunggelas yang berisi zat cair yang telah diselidiki kecepatan jatuhnya bola
merupakan fungsi dari harga resiprok sampel. Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang
tersusun atas molekul-molekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair.
Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap satu
sama lain. Viskositas kinematik merupakan ukuran ketahanan fluida untuk tidak mengalir dibawah
pengaruh gaya gravitasinya sendiri pada suhu tertentu (tandar internasional 40 0C dan 1000C)
dinyatakan satuan centi Stoke (cSt) atau dalam unit SI dengan cm 2/s sama dengan 100 Cst. Satuan
lain viskositas kinematik adalah Saybolt Univeral Seconds (SUS) dan Saybolt Furol Seconds (SFS)
namun sudah tidak dipakai. Viskositas dinamik yaitu merupakan hasil kali dari viskositas kinematik
dengan density dari fluida tersebut, dan dinyatakan dengan centi pois (cP) atau dalam unit Si
dengan miliPascal (mPa-s) dimana cP = mPa-s. Satuan SI untuk koefisien viskositas adalah Ns/m2

1
atau pascal sekon (Pa s). Satuan Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 =
Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien viskositas adalah
dyn.s/cm2 = poise (P).

(Ing)Liquids in their viscosity can be divided into two, namely dynamic viscosity or absolute
viscosity and kinematic viscosity. Viscosity is a measure of fluid resistance to flow. The greater the
resistance of a liquid to flow the greater the Viscosity. Under Stokes' law the maximum ball speed
occurs equilibrium so that the friction force, gravity, style of Archimides. The principle of action is
rolling the ball (made of glass) through tabunggelas containing liquid that has been investigated the
speed of the ball fall is a function of the sample reciprocity price. As far as we know, fluids are
clusters composed of molecules with large distances for gas and small for liquids. The molecules are
not attached to a lattice, but rather move freely to one another. The kinematic viscosity is a measure
of fluid resistance not to flow under the influence of its own gravity force at a certain temperature
(international 400C and 1000C) expressed in Stoke centimeters (cSt) or in SI units with cm2 / s
equal to 100 Cst. Other units of kinematic viscosity are Saybolt Univeral Seconds (SUS) and Saybolt
Furol Seconds (SFS) but are not used. The dynamic viscosity is the product of the kinematic viscosity
with the density of the fluid, and expressed by centis pois (cP) or in Si units with milliPascal (mPa-s)
where cP = mPa-s. The SI unit for the viscosity coefficient is Ns / m2 or pascal sekon (Pa s).
International System Unit (SI) for viscosity coefficient is Ns / m2 = Pa.s (pascal sekon). The unit of
CGS (centimeter gram sekon) for the viscosity coefficient is dyn.s / cm2 = poise (P).

1 TUJUAN
1. Mengetahui Definisi dari viskosias.
2. Menetukan nilai kekentalan (viskositas) suatu cairan dengan menggunakan
metode viskositas bola jatuh.
3. Mengetahui prinsip kerja Viskometer.
4. Memandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda.
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Viskositas suatu fluida.

2 ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan pada percobaan Viskositas Bola Jatuh adalah :


Jangka Sorong

2
Gambar 1 Jangka Sorong
Jangka Sorong yang terbuat dari besi yang digunakan untuk mengukur diameter bola.

Kaki Tiang

Gambar 2 Kaki Tiang


Kaki Tiang yang terbuat dari besi yang digunakan untuk menggantungkan tabung
kaca.

Mistar

Gambar 3 mistar
Mistar atau Penggaris yang digunakan untuk mengukur ketinggian fluida.

Neraca Digital

3
Gambar 4 Neraca Digital
Neraca Digital yang digunakan untuk menimbang benda atau kelereng yang akan
dimasukan kedalam fluida.

Pengait Bola

Gambar 5 Jangka Sorong


Pengait Bola yang yang digunakan untuk mengambil bola didalam tabung kaca yang
berisi fluida setelah dilakukan percobaan.

Stopwatch

Gambar 6 Jangka Sorong


Stopwatch yang digunakan untuk mengukur waktu tempuh bola sampai di tittik yang
diiginkan saat di jatukan kedalam tabung kaca yang berisi fluida.
Tabung Kaca

4
Gambar 7 Tabung Kaca
Tabung Kaca yang digunakan sebagai wadah Fuida yang akan di uji viskositasnya.

Tiang

Gambar 8 Tiang
Tiang yang digunakan sebagai sandaran tabung Kaca

Bahan yang digunakan pada percobaan kali ini adalah


Fluida Gel

Gambar 9 Fluida Gel


Fluida Gel yang digunakan sebagai parameter penguji besarnya Viskositas

5
Fluida Minyak

Gambar 10 Fluida Minyak

Fluida Minyak yang digunakan sebagai parameter penguji besarnya Viskositas

Fluida Oli

Gambar 10 Fluida oli

Fluida oli yang digunakan sebagai parameter penguji besarnya Viskositas

Kelereng

6
Gambar 11 Kelereng
Kelereng Digunakan sebagai penentu kecepatan saat bertemu fluida yang memiliki
Viskositas.

3 DASAR TEORI
Viskositas
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir. Makin besar
resistensi suatu zat cair untuk mengalir semakin besar pula Viskositasnya. Viskositas
juga pengukuran dari ketahanan fluida yang diubah baik dengan tekanan maupun
tegangan. Viskositas juga diartikan sebagai kekentalan atau ketebalan suatu fluida
tersebut.
Zat cair dalam kekentalannya dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan
dinamik atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematik. Dalam beberapa
masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik dihubungkan dengan
kekentalan kinematik sebagai berikut :

............................................................................................................................(1)
Keterangan :
V : Kekentalan Kinematik
: Kekentalan Dinamik
: Rapat Massa

Dengan adalah rapat massa zat cair (kg.m 3). kekentalan kinematik
biasanya dipengaruhi oleh temperatur (T). Temperatur yang tinggi. Kekentalan
kinematik zat cair akan relatif kecil dan dapat diabaikan.

Viskosimeter Bola Jatuh

7
Selain itu viskositas dapat ditentuka juga dengan cara Hoppler,
berdasarkan hukum Stokes (berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair).
Pada viskosimeter jenis ini suatu bola geser atau bola jatuh ke bawah dalam suatu
tabunggelas yang hampir vertikal, mengandung cairan yang diuji pada temperatur
konstatn. Laju jatuhnya bola yang mempunyai kecepatan dan diameter teretntu
adalah kebalikan dari fungsi viskositas sampel tersebut. Waktu bagi bola tersebut
untuk jatuh antara dua tanda diukur dengan teliti dan diulangi beberapa kali
viskositas cairan dihitung dengan rumus :

.. R=6 rv .....................................................................................
R= 6rv
.....................................(2)
Keterangan :
R = Gaya Penghalang
= Koefisient kekentalan (CP)
r = Jari-jari bola (m)
v = Kecepatan relatif bola dalam zat cair (m/s)

Berdasarkan hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum terjadi


kesetimbangan sehingga gaya gesek, gaya berat, gaya Archimides. Prinsip kerjanya
adalah menggelindingkan Bola (terbuat dari kaca) melalui tabunggelas yang berisi
zat cair yang telah diselidiki kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga
resiprok sampel.

Gambar 1 Viskosimeter

(Sumber : http://www.google.com)

8
Besaran gesekan antara benda dengan zat cair disebut juga derajat
kekentalan zat cair, jadi semakin besar viskositas zat cair, maka semakin susah benda
padat bergerak dalam zat cair tersebut. Pada saat percobaan mula-mula bola akan
mengalami percepatan di dalam zat cair, namun karena kekentalan cairan percepatan
Bola berkurang dan akhirnya nol. Pada saat itu kecepatan bola konstan. Maka
menurut hukum Stokes :

..........................................................................................................................(3)
2 r2
Vm= g ( b - f )
9

Keterangan :

Vm = Kecepatan (m.s-1)

= Viskositas

r = Jari-jari bola (m)

b = Rapat massa bola (kg.m3)

o = Rapat massa cairan (kg.m3)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fluida


1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka
Viskositas akan turun begitu sebaliknya. Apabila suhu turun maka Viskositas
akan naik. Hal ini disebabkan adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalanya.

2. Konsentrasi Larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan
dengan konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula karena
konsentrasi larutan menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap
satuan volume, semakin banyak partikel zat yang terlarut tiap satuan volume
semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikel yang semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.

3. Berat Molekul
Viskositas berbanding lurus dengan berat molekul solute karena dengan
adanya solute yang berat akan menghambat atau memberi beban yang berat
pada cairan sehingga menaikka viskositas.
4. Tekanan
Pada saat tekanan meningikat maka viskositas fluida pun naik.

9
5. Penambahan zat lain
Adanya penambahan bahan tambahan seperti bahan suspensi dapat
memperbesar viskositas.

Jenis-jenis Fluida
Fluida memiliki jenis-jenis sebagai berikut yaitu dikelompokan
menjadi dua bagian berdasarkan :
1. Fluida Newtonian

Fluida Newtonian yaitu zat cair yang memiliki tegangan geser ( )


du
sebanding dengan gradien kecepatan normal ( dy
) terhadap arah aliran.
Gradien kecepatan adalah perbandingan antara perubahan kecepatan dan
perubahan jarak tempuh.
2. Fluida non-Newtonian
Fluida non-Newtonian yaitu jika zat diaduk akan tersisa suatu lubang.
Lubang ini akan terisi seiring denganberjalanya waktu, hal itu menunjukan
bahwa fluida atau zat akan mengalir terus-menerus karena dipengaruhi gaya-
gaya yang bekerja pada fluida tersebut. Namun fluida ini dapat diklasifikasikan
lagi berdasarkan kemampuan menahan tekanan, struktur molekulnya, tegangan
gesernya yang dikenakan dan berdasarkan sifat aliranya.
Berikut penggambaran gradien kecepatan dengan fluida Newtonian dan
non-Newtonian melalui grafik sebagai berikut :

Grafik 1 Tegangan Geser terhadap Gradien Kecepatan

10
Grafik 2 Gradien Kecepatan

Sifat-sifat Fisis Fluida


Sejauh yang kita ketahui, fluida adalah gugusan yang tersusun atas molekul-
molekul dengan jarak pisah yang besar untuk gas dan kecil untuk zat cair. Molekul-
molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas terhadap
satu sama lain. Berikut sifat-sifat fluida :

1. Rapat Massa, Berat Jenis dan Rapat Relatif


Rapat massa () adalah ukuran konsentrasi massa zat cair dan
dinyatakan dalam bentuk massa (m) persatuan volume (V).
.....................................................................................................................(4)
Dimana:
= Densitas (kg.m-3)
M = massa (kg)
V = volume (m3)
Rapat massa air ( air) pada suhu 4 oC dan pada tekanan atmosfer
(atm) adalah 1000 kg/m3. Berat jenis (g) adalah berat benda persatuan volume
pada temperatur dan tekanan tertentu, dan berat suatu benda adalah hasil kali
antara rapat massa () dan percepatan gravitasi (g ).

......................................................................................................................
.... (5)

11
Dimana :
= berat jenis ( N/m3)
= rapat massa (kg/dt2)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat ()
dan rapat massa air ( air), atau perbandingan antara berat jenis suatu zat ()
dan berat jenis air ( air).Rapat relatif (s) adalah perbandingan antara rapat
massa suatu zat () dan rapat massa air ( air), atau perbandingan antara berat
jenis suatu zat () dan berat jenis air ( air).

..................................................................................................
........................ (6)

Karena pengaruh temperatur dan tekanan pada rapat massa zat cair
sangat kecil, maka dapat diabaikan sehingga rapat massa zat cair dapat
dianggap tetap.

2. Kekentalan (viscocity)
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser ()
pada waktu bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan adanya kohesi
antara partikel zat cair sehingga menyebabkan adanya tegangan geser antara
molekulmolekul yang bergerak. Zat cair ideal tidak memiliki kekentalan.
Kekentalan zat cair dapat dibedakan menjadi dua yaitu kekentalan
dinamik () atau kekentalan absolute dan kekentalan kinematis ().
Dalam beberapa masalah mengenai gerak zat cair, kekentalan dinamik
dihubungkan dengan kekentalan kinematik sebagai berikut:

......................................................................................................................
.... (7)
dengan adalah rapat massa zat cair (kg/m3).

3. Kemampatan (Compressibility)
Merupakan perubahan volume karena adanya penambahan zat atau perubahan
tekanan, yang ditujukan oleh perbandingan antara perubahan tekanan dan perubahan volume
terhadap volume awal. Perbandingan tersebut dikenal dengan modulus elastisitas (k).

12
.........................................................................................................................
.(8)
Dalam hal ini, fluida bisa dibagi menjadi compressible fluid dan
incompressible fluid. Secara umum, cairan bersifat compressible sedangkan gas
bersifat incompressible. Kemampuan suatu fluida untuk bisa dikompresi
biasanya dinyatakan dalam bulk compressibility modulus.Istilah compressible
fluid dan incompressible fluid hendaknya dibedakan dengan istilah compressible
flow dan incompressible flow. Compressible flow adalah aliran dimana densitas
fluidanya tidak berubah didalam medan aliran (flow field), misalnya aliran air.
Sedangkan incompressible flow adalah aliran dimana densitas fluidanya
berubah didalam medan aliran, misalnya aliran udara.

4. Kapilaritas
Kapilaritas terjadi akibat adanya gaya kohesi dan adhesi antar molekul,
jikakohesi lebih kecil dari pada adhesi maka zat air akan naik dan
sebaliknya jika lebih besar maka zat cair akan turun. Kenaikan atau
penurunan zat cair di dalam suatutabung dapat dihitung dengan menyamakan
gaya angkat yang dibentuk oleh tegangan permukaan dengan gaya berat.

Gambar 4 Kenaikan dan Penurunan Kapilaritas (a. Kenaikan ; b.


Penurunan)
(Sumber : http://www.google.com/Kapilaritas)
Secara matematis digambarkan sebagai berikut :

.....................................................................................................................
.....(9)
Dimana :
h = Kenaikan atau penurunan zat cair (m)

6. Pressure atau Tekanan

13
Tekanan dibagi menjadi dua yaitu tekanan absolute dan alat ukur tekanan yaitu
pressure gauge.
7. Tegangan permukaan (surface tension )
Molekul-molekul pada zat cair akan saling tarik menarik secara
seimbang diantara sesamanya dengan gaya berbanding lurus dengan massa (m)
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak (r) antara pusat massa.

..................................................................................................................
........(10)

Dengan :
F = gaya tarik menarik
m = massa molekul 1 dan 2
r = jarak antar pusat massa molekul.
Jika zat cair bersentuhan dengan udara atau zat lainnya, maka gaya
tarik menarik antara molekul tidak seimbang lagi dan menyebabkan molekul-
molekul pada permukaan zat cair melakukan kerja untuk tetap membentuk
permukaan zat cair. Kerja yang dilakukan oleh molekul-molekul pada
permukaan zat cair tersebut dinamakan tegangan permukaan (s). Tegangan
permukaan hanya bekerja pada bidang permukaan dan besarnya sama di semua
titik.

8. Temperatur
Temperatur (suhu), panas spesifik (specific heat), konduktivitas
termal, dan koefisien ekspansi termal: Panas spesifik adalah jumlah energi
panas yang diperlukan untuk menaikkan satu satuan massa sebesar satu
derajat. Konduktivitas termal menunjukkan kemampuan fluida untuk
menghantarkan (mengkonduksikan) panas. Sedangkan koefisien ekspansi
termal menghubungkan antara temperatur dan densitas pada tekanan konstan.
Prinsip dan Aplikasi di Dunia Industri

Prinsip dari percobaan ini adalah menentukan viskositas suatu cairan yang
diukur pada suhu tertentu dengan menggunakan viskometer oswald dan air yang
berperan sebagai pembandingnya. Selain itu juga dapat ditentukan rapatan masa
cairan pada suhu tertentu dengan menggunakan piknometer.

Aplikasi dalam dunia industri ini adalah sering dijumpai pada pelumas mesin
yang kita kenal dengan oli.Oli yang dibutuhkan tiap-tiap tipe mesin industri berbeda-
beda karena tipe mesin juga membutuhkan kekentalan yang berbeda pula. Sebagai
pelumas mesin, oli akan membuat gesekan antar komponen didalam mesin bergerak
lebih halus dengan cara masuk kedalam celah- celah mesin sehingga memudahkan
mesin untuk mencapai suhu kerja yang ideal.

14
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair.Zat cair ideal
tidak mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut (
Wylie, 1992) :

a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan
bebas horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.

4 METODOLOGI
Metode percobaan pada praktikum Manometer kali ini adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur jari-jari bola dengan Jangka Sorong.
3. Menimbang massa bola dengan Neraca Digital.
4. Memperhatikan kedudukan dimana kelereng dianggap mencapai kecepatan
terminal.
5. Menandai kedudukan tersebut sebagai kedudukan T.
6. Menjatuhkan kelereng dari permukaan dan hitung waktu kelereng mencapai titik T.
7. Mencatat panjang lintasan dan waktu tempuh.
8. Mengambil bola menggunakan pengait bola.
9. Melakukan percobaan yang sama dengan fluida yang berbeda.
10. Merapihkan alat dan bahan.

5 DATA dan PENGOLAHAN DATA


3.6 Pengolahan Data

Hasil Pengamatan Viskostas

Fluida Dbola (m) mbola Dtabung fluida h ttempuh


(m) (m) (kg.m-3) (m) (s)
Minyak 1,2 x 10-2 2,3 x 10-3 4 x 10-2 825 0,5 1,09
Oli 1,6 x 10-2 5,5 x 10-3 4 x 10-2 715 0,5 2,08
Gel 2,57 x 10-2 22 x 10-3 4 x 10-2 925 0,5 27,19

3.6.1 Percobaan Pertama (Minyak)


Diketahui :
Dbola = 1,2 x 10-2m
mbola = 2,3 x 10-3kg
Dtabung = 4 x 10-2m
fluida = 825 kg.m-3
h = 0,5 m

15
ttempuh = 1,09 saybolt / detik
Ditanya :
Vbola = ?
bola = ?
Vm = ?
F = ?
Rprl = ?
A = ?
= ?
v = ?
saybolt = ?
vsaybolt = ?
Jawab :
4

Vb = 3 r3
4
= (3,14)( 0,6 x 102 )3
3
= 9,043 x 10-7m3

mb
b
= Vb

2,3 x 103
= 9,043 x 107
= 2543,404 kg.m-3
h
Vm = t

0,5
= 1,09

= 0,459 m.s-1
F = mbola x g
= 2,3 x 10-3 x 9,81
= 22,563 x 10-3 N

16
fluida
Rprl =
air
825
=
1000
= 0,825
A = (Dtabung)2
= 3,14 (4 x 10-2)2
= 5,024 x 10-3m2
F
A
=
dv
dy
22,563 x 103
5,024 x 103
=
0,459
0,5
= 4,892 Pa.s

V =
fluida
4,892
=
825
= 0,006 m2/s
1,35
saybolt =(0,002-20t - ) xRprl
t
1,35
=(0,002-20(1,09) - ) x0,825
1,09
= - 19,005 cp
1,3 5
Vsaybolt = (0,002-20t - )
t
1,35
= (0,002-20(1,09) - )
1,09

= - 23,036 cs

3.6.2 Percobaan Kedua (Oli)


Diketahui :
Dbola = 1,6 x 10-2 m
17
mbola = 5,5 x 10-3 kg
Dtabung = 4 x 10-2 m
fluida = 715 kg.m-3
h = 0,5 m
ttempuh = 2,08 saybolt / detik
Ditanya :
Vbola
bola = ?
Vm = ?
F = ?
Rprl = ?
A = ?
= ?
v = ?
saybolt = ?
vsaybolt = ?
Jawab :
4

Vb = 3 r3
4
= (3,14)( 0,8 x 102 )3
3
= 2,143 x 10-6m3

mb
b
= Vb

5,5 x 103
= 2,143 x 106
= 2566,496 kg.m-3
h
Vm = t

0,5
= 2,08

= 0,240 m.s-1

18
F = mbola x g
= 5,5 x 10-3 x 9,81
= 5,395 x 10-2 N
fluida
Rprl =
air
715
=
1000
= 0,715
A = (Dtabung)2
= 3,14 (4 x 10-2)2
= 5,024 x 10-3m2
F
A
=
dv
dy
5,395 x 103
=
5,024 x 103
0,240
0,5
= 5,154 Pa.s

V =
fluida
5,154
=
715
= 0,007 m2/s
1,35
saybolt =(0,002-20(t) - ) xRprl
t
1,35
(0,002-20(2,08) - ) x 0,857
2,08
= -30,206 cp
1,35
Vsaybolt = (0,002-20(t) - )
t
1,35
= (0,002-20(2,08) - )
2,08

= -42,247 cs

19
3.6.3 Percobaan Ketiga (Gel)
Diketahui :
Dbola = 2,57 x 10-2 m
mbola = 22 x 10-3 kg
Dtabung = 4 x 10-2 m
fluida = 925 kg.m-3
h = 0,5 m
ttempuh = 27,19 saybolt / detik
Ditanya :
Vbola = ?
bola = ?
Vm = ?
F = ?
Rprl = ?
A = ?
= ?
v = ?
saybolt = ?
vsaybolt = ?
Jawab :
4

Vb = 3 r3
4 2 3
= (3,14)(1,285 x 10 )
3
= 8,884 x 10-6 m3

mb
b
= Vb
3
22 x 10
6
= 8,884 x 10
= 2476,362 kg.m-3
h
Vm = t

20
0,5
= 27,19

= 0,018 m.s-1
F = mbola x g
= 22 x 10-3 x 9,81
= 2,158 x 10-1 N
fluida
Rprl =
air
925
=
1000
= 0,925
A = (Dtabung)2
= 3,14 (4 x 10-2)2
= 5,024 x 10-3m2
F
A
=
dv
dy
2,158 x 101
5,024 x 103
=
0,018
0,5
= 1193,167 Pa.s

V =
fluida
1193,167
=
925
= 1,290 m2/s
1,35
saybolt = (0,002-20(t) - )xRprl
t
1,35
= (0,002-20(27,19) - )x 0,925
27,19
= - 503,058 cp
1,95
Vsaybolt = (0,0026 x 23,762 - )
t

21
1,95
= (0,0026 x 23,762 - )
23,762

= - 543,847 cs

3.6.4 Data Terbaik (Viskositas Dinamik)


1+ 2+ 3
=
3
4,892 Pa . s+ 5,154 Pa. s + 1193,167 Pa.s3
=
3
= 401,071 Pa.s
( )2 = (401,071)2
= 160857,947 Pa.s2
2
= ( 1)2 + ( 2)2 + ( 3)2
=(4,892 )2 + (5,154 )2 + (1193,167 )2
=1423697,985 Pa.s2

=
2 - n ( )2
n ( n - 1)

=
1423697,985 - 3(160857,947 )
3 (3 - 1 )
=396,048 Pa.s
Data Terbaik :
=401,071 396,048
=5,023 Pa.s
=401,071 + 396,048
=797,119 Pa.s
Jadi data terbaik dari viskositas dinamik berkisar antara
5,023 Pa.s sampai dengan 797,119 Pa.s

3.6.5 Data Terbaik (Viskositas Kinematik)


V 1+ V 2+ V 3
V =
3
0,006 + 0,007 + 1,290
=
3
= 0,434 m2/s

22
( V )2 = (0,434)2
= 0,188 m4/s2
V = (V1)2 + ( V 2)2 + (V3)2
= ( 0,006 )2 + ( 0,007 )2 + ( 1,290 )2
= 1,664 m4/s2

V =
V2 - n ( V )2
n ( n - 1)

=
1,664 - 3( 0,188
3 (3 - 1 )
)

= 0,467 m2/s
Data Terbaik :
V V = 0,0434 0,467
= - 0,033
V V = 0,0434 + 0,467
= 0,901
Jadi data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara - 0,033 m2/s
sampai dengan 0,901 m2/s.

3.6.6 Data Terbaik (Viskositas Dinamik Saybolt)


1 Saybolt + 2 Saybolt + 3Saybolt
Saybolt =
3
19,005 p+(30,207 p)+(503,059 p)
=


= -184,090 poise
( Saybolt )2 = (-184,090 poise)2
= 33889,128 poise2
Saybolt = 1Saybolt2 + 2Saybolt2 + 3Saybolt2
= (-19,005)2 + (30,207)2 + (-503,059p)2
= 254342,010 poise2

Saybolt =
Saybolt 2 - n ( Saybolt )2
n ( n - 1)

=
254342,010 - 3( -184,090 )
3 (3 - 1 )
23
= 206,113 poise
Data Terbaik :
Saybolt Saybolt = -184,090 poise 206,113 poise
= -390,203 poise
Saybolt Saybolt = -184,090 poise + 206,113 poise
= 22,023 poise
Jadi data terbaik dari viskositas dinamik saybolt berkisar antara -390,203
poise sampai dengan 22,023 poise

3.6.5 Data Terbaik (Viskositas Kinematik Saybolt)


V 1+ V 2+ V 3
V saybolt =
3
( -23,036 ) + ( -42,247 ) + (-0,020)
=
3
= -203,044 stokes
( V ) 2
= (-203,044 stokes)2
= 41226,866 stokesVsaybolt2
= Vsaybolt12+ V saybolt2
2
+ V saybolt32
= (-23,036)2 + (-42,247)2 + (-543,848)2
= 298086,113 stokes

V =
V2 - n ( V )2
n ( n - 1)

=
298086,113 - 3( - 203,044s2 )
3 (3 - 1 )
= 68,892 stokes
Data Terbaik :
V V = -203,044 s 68,892 s
= -271,936 stokes
V V = -203,044 s + 68,892 s
= -134.152 stokes
Jadi data terbaik dari viskositas kinematik saybolt berkisar antara -271,936
stokes sampai dengan -134.152 stokes

3.6 Pengolahan Data

24
Tabel 4 Hasil Pengolahan Data Viskostas

Fluida Dbola fluida V saybolt V saybolt


(m) (kg.m-3)
1,2 x 0,006 -19,005 -23,036
Minyak 825 kg.m-3 4,892 Pa.s
10-2m m2.s-1 poise stokes
1,6 x 10- 0,007 -30,207 -42,247
Oli 715 kg.m-3 5,154 Pa.s
2
m m2.s-1 poise stokes
- -
2,57 x 1193,167 1,290
Gel 925 kg.m-3 503,059 543,848
10-2m Pa.s m2.s-1
poise stokes
- -
1203,213 1,303
552,271 609,131
Pa.s m2.s-1
poise stokes
- -
403,071 0,434
x 184,090 203,044
Pa.s m2.s-1
poise stokes

2.6.8 Grafik terhadap saybolt

Grafik 2.1
terhadap saybolt

2.6.9 Grafik v terhadap vsaybolt

25
Grafik 2.2
v terhadap vsaybolt

6 PEMBAHASAN
Pada praktikum Mekanika Fluida mengenai percobaan Viskositas Bola Jatuh terdapat
beberapa tujuan yaitu mengetahui definisi dari Viskositas, menentukan nilai kekentalan
(Viskositas) suatu cairan dengan menggunakan metode Viskositas Bola Jatuh,mengetahui
prinsip kerja Viskositas,membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda,
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Viskositas suatu fluida.
Viskositas adalah ukuran resistensi zat cair untuk mengalir, semakin besar resistensi
suatu zat cair untuk mengalir maka semakin besar pula viskositasnya. Viskositas juga
merupakan pengukuran dari tekanan fluida yang diubah baik dari tekanan maupun tegangan.
Viskositas merupakan karakteristik dari suatu zat cair yang disebabkan karena adanya
gesekan antara molekul molekul cair dengan gaya kohesi pada zat cair tersebut,
karakteristik ini penting pada proses industry untuk menentukan standar kualitas maupun
standar kerja produk.
Prosedur percobaan Viskositas Bola Jatuh yaitu menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan, Mengukur jari-jari bola dengan Jangka Sorong, menimbang massa bola
dengan Neraca Digital, memperhatikan kedudukan dimana kelereng dianggap mencapai
kecepatan terminal, menandai kedudukan tersebut sebagai kedudukan T, menjatuhkan
kelereng dari permukaan dan hitung waktu kelereng mencapai dasar ketika mulai mencapai
titik T sampai dasar, mecatat panjang lintasan danwaktu tempuh, mengambil bola
menggunakan pengait bola, melakukan percobaan yang sama untuk cairan yang berbeda,
merapihkan alat dan bahan.
Faktor faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu Suhu, Konsentrasi Larutan,
Berat Molekul Solute, Tekanan, Penambahan Zat Lain. Pada percobaan Viskositas Bola Jatuh
mendapatkan hasil dari Viskositas Dinamik pada Percobaan pertama sebesar 4,892 Pa.s,
Percobaan kedua sebesar 5,154 Pa.s, Percobaan ketikga sebesar 1193,167 Pa.s.
Pada percobaan Viskositas Bola Jatuh mendapatkan hasil dari Viskositas Kinematik
pada Percobaan pertama sebesar 0,006 m2/s, Percobaan kedua sebesar 0,007 m2/s, Percobaan
ketika sebesar 1,290 m2/s.
Pada percobaan Viskositas Bola Jatuh mendapatkan hasil dari Viskositas Dinamik
Saybolt pada Percobaan pertama sebesar -19,005 poise, Percobaan kedua sebesar -30,207
poise, Percobaan ketiga sebesar -503,059 poise.

26
Pada percobaanViskositas Bola Jatuh mendapatkan hasil dari Viskositas Kinematik
Saybolt pada Percobaan pertama sebesar -23,036 stokes, Percobaan kedua sebesar -42,247
stokes, Percobaan ketiga sebesar -543,848 stokes. Data terbaik dari Viskositas Dinamik
saybolt berkisar antar -390.203 poise sampai dengan 22,023 poise. Sedangkan data terbaik
dari Viskositas Kinematik saybolt berkisar antara -271,936 stokes sampai dengan -134,152
stokes.

7 KESIMPULAN
Setelah percobaan manometer dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan
diantaranya :

1. Viskositas adalah ukuran ketahanan fluida terhadap deformasi ( perubahan bentuk)


akibat tegangan geser ataupun deformasi sudut (Angular Deformation).

2. Menetukan kekentalan diperoleh dengan mengukur aliran fluida yang melalui tabung kaca
dengan diameter tertentu.

3. Waktu tempuh untuk mencapai dasar tabung kaca pada fluida minyak adalah 0,72 s, pada
oli 3s, dan pada gel 1,69s.

4. Prinsip kerja viskositas adalah menggelindingkan bola (yang terbuat dari kaca) melalui
tabung gelas yang berisi zat cair yang diselidiki.

5. Faktor faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu:

Suhu

Konsentrasi Larutan

Berat Molekul Solute

Tekanan

Penambahan Zat Lain

6. Pada percobaan Viskositas Bola Jatuh mendapatkan hasil dari Viskositas Dinamik pada :

Percobaan pertama sebesar 4,892 Pa.s

Percobaan kedua sebesar 5,154 Pa.s

27
Percobaan ketikga sebesar 1193,167 Pa.s

7. Pada percobaan Viskositas Bola Jatuh mendapatkan hasil dari Viskositas Kinematik pada :

Percobaan pertama sebesar 0,006 m2/s

Percobaan kedua sebesar 0,007 m2/s

Percobaan ketika sebesar 1,290 m2/s

8. Pada percobaan Viskositas Bola Jatuh mendapatkan hasil dari Viskositas Dinamik Saybolt
pada :

Percobaan pertama sebesar -19,005 poise

Percobaan kedua sebesar -30,207 poise

Percobaan ketiga sebesar -503,059 poise

9. Pada percobaanViskositas Bola Jatuh mendapatkan hasil dari Viskositas Kinematik


Saybolt pada :

Percobaan pertama sebesar -23,036 stokes

Percobaan kedua sebesar -42,247 stokes

Percobaan ketiga sebesar -543,848 stokes

10. Data terbaik dari Viskositas Dinamik saybolt berkisar antar -390.203 poise sampai dengan
22,023 poise. Sedangkan data terbaik dari Viskositas Kinematik saybolt berkisar antara
-271,936 stokes sampai dengan -134,152 stokes.

8 REFERENSI
[1] Alonso. 1979. Dasar-Dasar Fisika Universitas. Jakarta : Erlangga

[2] Bernard, Grob. 1984. Basic Elektronik. Mc Grow Hill : New York

[3] Guntoro, Nanang A. 2013. Fisika Terapan. PT. Remaja Rasdakiar : Bandung

[4] Halliday, Resnick. 1984. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlanagga

[5] Purwanto, Budi. 2003. Pelajaran Fisika 2A. Solo : PT.Tiga Serangkai
28
[6] Ruwanto, Bambang. 2004. Asas-asas Fisika. Yogyakarta : Yudisthira

[7] Soedjono. 1986. Fisika Azas Ilmu. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada

[8] Soetrisno. 1984. Seri Fisika Dasar. Bandung : ITB

[9] Tippler, P.A. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta : Erlangga

[10] Yanasari. 2017. Modul Praktikum Mekanika Fluida. Akamigas Balongan :

Indramayu

29

Anda mungkin juga menyukai