Anda di halaman 1dari 31

BAB III

VISKOSITAS BOLA JATUH

3.1 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari viskositas.
2. Menentukan nilai kekentalan (viskositas) suatu cairan dengan
menggunakan metode viskositas bola jatuh.
3. Mengetahui prinsip kerja viskosimeter.
4. Membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda .
5. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas suatu fluida.

3.2 Dasar Teori


3.2.1 Viskositas
Viskositas adalah istilah ilmiah yang menggambarkan
resistansi terhadap aliran fluida. Fluida menjadi cair atau gas, tetapi
istilah ini lebih sering dikaitkan dengan cairan. Sebagai contoh
sederhana sirup memiliki viskositas lebih tinggi daripada air,
karena sirup lebih susah mengalir disekitar sendok.
Resistansi ini disebabkan oleh gesekan yang dihasilkan
oleh molekul dan mempengaruhi baik sejauh mana cairan akan
menentang gesekan objek melalui itu dan tekanan yang dibutuhkan
untuk menggerakkan cairan melalui tabung atau pipa. Kekentalan
terutama diakibatkan oleh saling-pengaruh antara molekul-molekul
fludia.
Setiap zat cair memiliki karakteristik yang berbeda-beda,
misalnya dari segi massa jenis, Viskositas, atau keadaan fisik
lainnya. Dalam percobaan ini lebih diperhatikan pada percobaan
viskositas suatu zat cair atau fluida. Contoh air memiliki viskositas
yang rendah dibandingkan dengan crude oil yang memiliki nilai
viskositas yang tinggi.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida 26


27

Viskositas adalah keengganan suatu fluida untuk mengalir.


Viskositas adalah ketebalan pergesekan internal. Oleh sebab itu
air memiliki viskositas yang lebih rendah dibandingkan dengan
crude oil. Viskositasi berasal dari kata atau bahsa latin viskum
alba berarti mislietoe putih. Pada zat cair viskositas disebabkan
akibat adanya gaya-gaya kohesi pada molekul.
Seperti gambar, selidikilah dua lempengan besar sejajar,
terpisah pada jarak y yang kecil, ruang antar lempengan diisi
dengan suatu fluida. Angggaplah lempengan sebelah atas
digerakkan oleh suatu gaya tetap F dan karenanya bergerak dengan
kecepatan tetap U. Fluida yang bersentuhan dengan lempengan
sebelah atas akan melekat kepadanya dan akan bergerak dengan
kecepatan U, dan fluida yang bersentuhan dengan lempengan diam
akan mempunyai kecepatan nol. Jika jarak y dan kecepatan U tidak
terlalu besar, variasi kecepatan (gradien) akan merupakan suatu
garis lurus.

Gambar 11. Aliran Viskos


(Sumber: Mekanika Fluida Jilid 1)
3.2.2 Jenis-Jenis Viskositas
1. Viskositas Dinamik (Absolut)
Menrut Newton, tegangan geser dalam suatu fluida
sebanding dengan laju perubahan kecepatan aliran. Laju
kecepatan ini juga sering disebut gradien kecepatan. Fluida
yang memenuhi persamaan ini disebut fluida newton
(newtonian fluid) dimana viskositas tidak tergantung pada
besarnya deformasi du/dy, contoh: air, udara, gas, namun

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


28

sebaliknya yang tidak memenuhi persamaan tersebut plastis


(pasta gigi), shear thining (kecap), atau shear thickening.


= du
dy
.................(Persamaan 2.1)

F
A
= du
dy
.................(Persamaan 2.2)
Dalam satuan SI, tegangan geser adalah N/m2 (Pa)
dan gradien kecepatan dalam (m/s).
2. Viskositas Kinematik
Yaitu perbandingan viskositas dinamik terhadap densitas.

=

...................(Persamaan 2.3)
3.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Viskositas
Sebagai aturan, cairan dengan molekul lebih besar, lebih
kompleks akan memiliki viskositas lebih tinggi. Faktor lain yang
penting adalah cara molekul berinteraksi satu sama lain. Senyawa
polar dapat membentuk ikatan hidrogen yang menghubungkan
molekul terpisah bersama-sama, meningkatkan ketahanan
keseluruhan terhadap aliran dan gerakan. Meskipun air adalah
molekul polar, memiliki viskositas rendah karena fakta bahwa
molekul yang kecil, cairan yang paling kental cenderung mereka
dengan molekul panjang yang memiliki polaritas terlihat seperti
gliserin dan propilen glikol.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


29

Suhu memiliki pengaruh besar pada viskositas, begitu


banyak sehingga pengukuran kualitas ini untuk cairan selalu
disertakan dengan suhu. Dalam cairan, itu menurun deiring dengan
suhu, seperti yang dapat dilihat jika sirup atau madu dipanaskan.
Hal ini karena, saat molekul bergerak lebih cepat, ada lebih banyak
tumbukan antara mereka, yang mengurangi kemampuanuntuk
mengalir.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi viskositas, yaitu:
1. Temperatur
Viskositas cairan akan turun dengan naiknya
temperatur, sedangkan viskositas gas naik dengan naiknya
temperatur. Pemanasan zat cair menyebabkan molekul-
molekulmya memperoleh energi. Molekul-molekul cairan
bergerak, sehingga gaya interaksi antar molekul melemah.
Dengan demikian viskositas cairan akan turun dengan naiknya
temperatur.
2. Kehadiran zat lain
Penambahan gula tebu meningkatkan viskositas air.
Adanya bahan tambahan seperti bahan suspensi (misalnya
albumin dan globulin) menaikkan viskositas air. Pada minyak
ataupun gliserin adanya penambahan air akan menyebabkan
viskositas akan turun karena gliserin ataupun minyaknakan
semakin encer. Waktu alirnya pun semakin cepat.
3. Tekanan
Viskositas cairan naik dengan naiknya tekanan,
sedangkan viskositas cairan tidak dipengaruhi oleh tekanan.
4. Ukuran dan Berat Molekul
Viskositas naik dengan naiknya berat molekul.
Misalnya laju aliran alkohol cepat, larutan minyak laju alirnya
lambat dan kekentalannya tinggi. Larutan minyak misalnya

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


30

CPO memiliki kekentalan tinggi serta laju aliran lambat


sehingga viskositasnya juga tinggi.
5. Bentuk Molekul
Viskositas akan naik jika ikatan rangkap semakin
tinggi.
6. Kekuatan antar molekul
Viskositas air naik dengan adanya ikatan hidrogen,
viskosiyas CPO dengan gugus OH pada trigliseridanya naik
pada keadaan yang sama.
7. Konsentrasi
Untuk suatu larutan viskositasnya bergantung pada
konsentrasi atau kepekatan larutan. Umumnya larutan yang
konsentrasinya tinggi, viskositasnya juga tinggi. Sebaliknya
larutan yang viskositasnya rendah, konsentrasinya juga rendah.
3.2.4 Viskosimeter Bola Jatuh
Jika sebuah benda berbentuk bola diajtuhkan kedalam
fluidakental, misalnya kelereng dijatuhkan kedalam kolamrenang
yang airnya cukup dalam, nampak mula-mula kelereng
dipercepat,bergeraknya. Tetapi beberapa saat setelah menempuh
jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa disamping
gaya berat dan gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang
bekerja pada kelereng tersebut. Gaya ketiga ini adalah gaya
gesekkan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
Pada percobaan ini bola kecil dijatuhkan pada cairan yang
diukur kekentalannya. Awalnya bola tersebut mengalami
percepatan karena grafitasi, tetapu karena kekentalan dari cairan
yang dilaluinya percepatan bola berkurang, dan akhirnya nol.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


31

Maka menurut Hukum Stokes:

2r2 g
Vm =
9
.................(Persamaan 2.4)
Keterangan:
Vm = Kecepatan Terminal (cm.dt-1)
= Viskositas
r = Jari-jari bola (cm)
= Rapat Massa Bola (gr.cm-3)
o = Rapat Massa Cairan (gr.cm-3)
Pada persamaan 3.4 dianggap diameter tabung relatif lebih besar
perlu diberikan koreksi:

F = (1+2,4rR)
........................................(Persamaan 2.5)
Keterangan:
R = Jari-jari tabung bagian dalam.
Dalam pemakaian eksperimen harus diperhitungkan
beberapa syarat, antara lain:
b. Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola.
c. Tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida.
d. Kecepatan V tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih
bersifat laminer.
3.2.5 Jenis-Jenis Fluida
Fluida adalah zat yang mampu alir dan menyesuaikan
bentuknya dengan bentuk wadah yang ditempatinya. Terdapat
beberapa jenis fluida, antara lain:
1. Berdasarkan wujudnya
a. Fluida cair
Fluida yang memiliki partikel dengan gaya
tarik antar partikel yang sangat kuat. Mempunyai

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


32

permukaan yang cenderung bebas dan lebih


cenderung untuk dapat mempertahankan volumenya,
contohnya air.
b. Fluida gas
Fluida yang memiliki partikel renggang
dengan gaya tarik antar partikel relatif kemah.
Partikelnya sangat ringan sehingga dapat melayang
bebas, dan volumenya tak tentu, contoh: udara.
2. Fluida berdasarkan kekentalan
a. Fluida ideal
Fluida dimana tegangan geser antar parikel
fluida dan antar fluida dengan bidang batas tidak ada
sehingga tidak memiliki kekentalan. Fluida ideal
hanya anggapan.
b. Fluida Rill
Fluida yang memperhitungkan masalah
kekentalan yang menyebabkan tegangan geser antar
partikel fluida dan antara fluida dengan bidang batas
bergerak dengan kecepatan berbeda, contoh: minyak
air.
3. Fluida berdasarkan kemampatannya
a. Fluida Compressible
Fluida yang dapat dimampatkan, misalnya
udara dapat dimampatkan, karena dalam suatu wadah
berkurang dengan jalan ditekan.
b. Fluia incompressible
Fluida yang tidak dapat dimampatkan,
contohnya: zat cair, dikarenakan fluida ini jia ditekan
hanya mengalami perubahan yang sangat kecil.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


33

4. Fluida berdasarkan hubungan tegangan geser dengan


gradien kecepatan.
a. Fluida Newton
Fluida dengan tenggangan geser berbanding
lurus dengan gradien kecepatan.
b. Fluida non-newtonian
Fluida-fluida yang viskositasnya bergantung
pada tegangan atau kaju aliran, contoh: larutan
polimer.
5. Fluida karena adanya suatu perlakuan
a. Fluida dilaten
Fluida yang viskositasnya bertambah seriring
meningkatnya deformasi.
b. Fluida pseudoplastic
Fluida yang jika viskositasnya berkurang
dengan naiknya deformasi.
3.2.6 Sifat-Sifat Fluida
1. Kerapatan (density / massa jenis)
Density sebuah fluida, dilambangkan dengan
huruf yunani rho (), didefinisikan sebagai massa fluida
per satuan volume. Kerapatan biasa digambarkan atau
digunakan untuk mengkarakteristikan massa fluida.
Dalam sistem BG, mempunyai satuan slug/ft3 dan
dalam satuan SI adalah Kg/m3. Untuk cairan rapatnya
bisa dianggap tetap pada perubahan-perubahan tekanan
karena bersifat incompressible. Untuk massa jenis air
adalah 1000 Kg/m3 pada suhu 4oC.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


34

2. Weight density (w)


Adalah berat fluida per satuan volume fluida, atau
dapat juga dikatakan massa jenis fluida dikalikan dengan
grafitasinya.
3. Grafitasi jenis
Grafitasi jenis sebuah fluida dilambangkan
sebagai SG, didefinisikan sebagai perbandingan
kecepatan fluida tersebut dengan kecepatan air pada
sebuah temperatur tertentu.
4. Spesific volume
Adalah volume per satuan massa dan oleh karena
itu merupakan kebalikan dari kerapatan artinya. Sifat ini
tidak digunakan dalam mekanika fluida, tetapi digunakan
dalam termodinamika.
5. Suhu (temperatur)
Berhubungan dengan spesific heat yaitu jumlah
energi panas yang diperlukan untuk menaikkan satu
satuan massa sebesar satu derajat. Konduktivitas termal
yaitu menunjukkan kemampuan fluida untuk
menghantarkan panas, dan koefisien ekspansi termal yang
menghubungkan antara temperatur dan densitas pada
tekanan konstan.
6. Kemampuan untuk dimampatkan (compressibility)
Secara umum compressibility dibagi menjadi dua
pada fluida, ada incompressible fluid, contohnya cairan,
dikarenakan cairan apabila diberi tekanan hanya
mengalami perubahan volume yang sangat kecil, dan
compressible fluid, contohnya gas yang apabila diberi

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


35

tekanan, mampu untuk dimampatkan dan mengalami


perubahan volume.
7. Viskositas
Adalah reistansi atau daya tahan dari molekul-
molekul fluida terhadap shearing force.
8. Tegangan Permukaan
Adalah besarnya gaya tarik menarik yang bekerja
pada permukaan fluida (cairan).
3.3 Alat dan Bahan
3.3.1 Alat
Tabel 5. Alat yang digunakan pada Percobaan Viskositas Bola
Jatuh

No Gambar Alat Fungsi Alat

Berfungsi untuk mengukur suatu


benda dengan tingkat ketelitian
1. Gambar 12. Jangka mencapai satu per seratus
Sorong milimeter.

Berfungsi untuk
2.
menggantungkan viskosimeter

Gambar 13. Kaki Tiang

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


36

Berfungsi untuk mengukur


3. panjang suatu benda.

Gambar 14. Mistar

Berfungsi untuk membantu


4. mengukur berat

Gambar 15. Neraca Digital


Berfungsi untuk mengambil bola
yang ada di dalam tabung kaca.
5.

Gambar 16. Pengait Bola

Digunakan untuk mengukur


waktu dalam satuan detik.

6.

Gambar 17. Stopwatch


Berfungsi untuk tempat fluida.

7.

Gambar 18. Tabung Kaca

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


37

Tempat penyangga tabung kaca.

8.

Gambar 19. Tiang

3.3.2 Bahan
Tabel 6. Bahan yang digunakan pada Percobaan Viskositas
Bola Jatuh

No Gambar Bahan Fungsi Bahan

Sebagai media pemberat dalam


1. penentuan viskositas.

Gambar 20. Bola

2.
Sebagai fluida massa jenis.

Gambar 21. Fluida Gel

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


38

Berfungsi sebagai fluida massa


3.
jenis.

Gambar 22. Fluida


Minyak

4.

Berfungsi sebagai fluida massa


jenis.

Gambar 23. Fluida Oli

3.4 Prosedur Percobaan


Menyiapkan alat dan bahan

Mengukur diameter kelereng satu, dua, dan tiga dengan menggunakan


Jangka Sorong.

Mengukur massa kelereng satu, dua, dan tiga dengan Neraca Digital

Melakukan percobaan Viskositas Bola Jatuh dengan kelereng pertama


yang kecil difluida minyak.

Menentukan titik kecepatan terminal kelereng pertama pada fluida


minyak.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


39

Mengukur h lintasan 50 cm dari titik terminal.

Mengambil kelereng pertama, lalu jatuhkan dari permukaan, dan hitung


waktu kelereng bergerak dari titik terminal sepanjang h lintasan.

Mencatat hasil pengamatan.

Melakukan percobaan Viskositas Bola Jatuh dengan kelereng kedua yang


berukuran sedang di fluida Oli.

Menentukan titik kecepatan terminal kelereng kedua pada fluida Oli.

Mengukur h lintasan, 50 cm dari titik terminal.

Mengambil kelereng kedua, lalu jatuhkan dari permukaan, dan hitung


waktu kelereng bergerak dari titik terminal sepanjang h lintasan.

Mencatat hasil pengamatan.

Melakukan percobaan Viskositas Bola Jatuh dengan kelereng kedua yang


berukuran lebih besar di fluida Gel.

Menentukan titik kecepatan terminal kelereng ketiga pada fluida Gel.

Mengukur h lintasan, 50 cm dari titik terminal.

Mengambil kelereng ketiga, lalu jatuhkan dari permukaan, dan hitung


waktu kelereng bergerak dari titik terminal sepanjang h lintasan.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


40

Mencatat hasil pengamatan.

Merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

3.5 Hasil Pengamatan


Tabel 7. Hasil Pengamatan Percobaan Viskositas Bola Jatuh
Dbola mbola DTabung fluida hlintasan ttempuh
No. Fluida
(m) (kg) (m) (Kg.m-3) (m) (s)
1. Minyak 7,9 x 10-5 0,0021 0,0356 848 0,5 0,8
2. Oli 0,0151 0,0052 0,0356 857 0,5 3,63
3. Gel 0,0181 0,0281 0,0356 1004 0,5 1,78

3.6 Pengolahan Data


3.6.1 Percobaan Pertama (Minyak)

Diketahui :
Dbola = 7,9 x 10-5 m
mbola = 0,0021 kg
Dtabung = 0,0356 m
fluida = 848 kg.m-3
h = 0,5 m
ttempuh = 0,8 s
= 17,44 saybolt detik
Ditanya :
vbola = ?
bola = ... ?
Vm = ?
F = ?
Rprl = ?
A = ... ?
= ?

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


41

= ?
saybolt = ?
saybolt = ?
Jawab :
4
Vbola = r3
3
4
= 3,14 (3,95 x 10-5 m)3
3
= 2,580 x 10-13 m3
mbola
bola =
vbola
0,0021
=
2,580 x 10-13
= 8138785884 kg.m-3
h
Vm =
ttempuh
0,5 m
=
0,8 s
= 0,625 m.s-1
F = mbola x g
= 0,0021 Kg x 9,81 m.s-2
= 0,021 N
fluida
Rprl =
air
848 Kg.m-3
=
1000 Kg.m-3

= 0,848
A = (Dtabung)2
= 3,14 (0,0356 m)2
= 3,982 x 10-3 m2

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


42

F
A
= du
dy

0,021 N
3,982 x 10-3 m2
= 0,625 m.s-1
0,5 m
= 4,222 Pa.s

=
fluida

4,222 Pa.s
=
848 Kg.m-3
= 0,005 m2.s-1
1,95
saybolt = (0,00226t ) x rprl
t
1,95
= (0,00226x17,44sayboltdetik- )x0,848
17,44 saybolt detik
= -0,061 centipoise
1,95
saybolt = (0,00226t )
t
1,95
= (0,00226 x 17,44 - )
17,44
= -0,073 centistokes.
3.6.2 Percobaan Kedua (Oli)

Diketahui :
Dbola = 0,0151 m
mbola = 0,0052 Kg
Dtabung = 0,0356 m
fluida = 857 m
h = 0,5 m
ttempuh = 3,36 s
= 79,134 saybolt detik
Ditanya :

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


43

vbola = ?
bola = ... ?
Vm = ?
F = ?
Rprl = ?
A = ... ?
= ?
= ?
saybolt = ?
saybolt = ?
Jawab :
4
Vbola = r3
3
4
= 3,14 (7,55 x 10-3)3
3
= 1,802 x 10-6 m3
mbola
bola =
vbola
0,0052
= m3
1,802 x 10 -6

= 2885,985 Kg.m-3
h
Vm =
ttempuh
0,5 m
=
3,63 s
= 0,138 m.s-1
F = mbola x g
= 0,0052 Kg x 9,81 m.s-2
= 0,051 N

fluida
Rprl =
air

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


44

857 Kg.m-3
=
1000 Kg.m-3

= 0,857
A = (Dtabung)2
= 3,14 (0,0356 m)2
= 3,982 x 10-3 m2
F
A
= du
dy

0,051 N
3,982 x 10-3 m2
= 0,138 m.s-1
0,5 m
= 46,434 Pa.s

=
fluida

46,434 Pa.s
=
857 Kg.m-3
= 0,054 m2.s-1
1,95
saybolt = (0,00226t ) x rprl
t
1,95
=(0,00226x79,134saybolt.detik- )x0,857
7,134 saybolt.detik

= 0,132 centipoise
1,95
saybolt = (0,00226t )
t
1,95
= (0,00226 x 7,134 saybolt.detik - )
7,134saybolt.detik
= 0,149 centistokes.

3.6.3 Percobaan Ketiga (Gel)

Diketahui :
Dbola = 0,0181 m

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


45

mbola = 0,0281 Kg
Dtabung = 0,0356 m
fluida = 1004 kg.m-3
h = 0,5 m
ttempuh = 1,78 s
= 38,804 saybolt detik
Ditanya :
vbola = ?
bola = ... ?
Vm = ?
F = ?
Rprl = ?
A = ... ?
= ?
= ?
saybolt = ?
saybolt = ?
Jawab :
4
Vbola = r3
3
4
= 3,14 (9,05 x 10-3 m)3
3
= 3,103 x 10-6 m3
mbola
bola =
vbola
0,0281 kg
= m3
3,103 x 10-6
= 9055,078 Kg.m-3
h
R2 =
ttempuh
0,5 m
=
1,78 s

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


46

= 0,281 m.s-1
F = mbola x g
= 0,281 Kg x 9,81 m.s-2
= 0,276 N
fluida
Rprl =
air
1004 Kg.m-3
=
1000 Kg.m-3

= 1,004
A = (Dtabung)2
= 3,14 (0,0356 m)2
= 3,982 x 10-3 m2
F
A
= du
dy

0,276 N
3,982 x 10-3 m2
= 0,138 m.s-1
0,5 m
= 123,408 Pa.s

=
fluida

123,408 Pa.s
=
1004 Kg.m-3
= 0,123 m2.s-1

1,95
saybolt = (0,00226t ) x rprl
t
1,95
=(0,00226x18,804sayboltdetik- )x1,004
38,804saybolt detik

= 0,038 centipoise
1,95
saybolt = (0,00226t )
t

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


47

1,95
= (0,00226 x 38,804 sayboltdetik - )
38,804 sayboltdetik
= 0,035 centistokes.
3.6.4 Data Terbaik (Viskositas Dinamik)

1 + 2 + 3

=
3
4,222 Pa.s + 46,434 Pa.s + 123,408 Pa.s
=
3
= 58,021 Pa.s
)2
( = (58,021 Pa.s)2
= 3366,436 (Pa.s)2
2 = 12 + 22 + 32
= (4,222 Pa.s)2 + (46,434 Pa.s)2 + (123,408 Pa.s)2
= 17403,48 (Pa.s)2

n ( )
=
n(n1)

17403,48 (Pa.s) 3 (3366,436(Pa.s))


=
3 (3 - 1)

= 34,891 Pa.s
Data Terbaik :
-
= 58,021 Pa.s 34,891 Pa.s
= 23,13 Pa.s
+
= 58,021 Pa.s + 34,891 Pa.s
= 92,912 Pa.s
Jadi data terbaik dari percobaan resistor ketiga berkisar
antara 23,13 sampai dengan 92,912 .

3.6.5 Data Terbaik (Viskositas Kinematik)

1 + 2 + 3

=
3

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


48

0,005 m2 .s-1 + 0,054 m2 .s-1 + 0,123 m2 .s-1


=
3
= 0,061 m2.s-1
)2
( = (0,061 m2.s-1)2
= 0,004 m4.s-2
2 = 12 + 22 + 32
= (0,005m2.s-1)2 + (0,054m2.s-1)2 + (0,123m2.s-1)2
= 0,018 (m2.s-1)2

n ( )
=
n(n1)

0,018 (m2.s-1) 3 (0,004 (m2.s-1))


=
3 (3 - 1)

= 0,032 Pa.s
Data Terbaik :
-
= 0,061 m2.s-1 0,032 m2.s-1
= 0,029 m2.s-1
+
= 0,061 m2.s-1 + 0,032 m2.s-1
= 0,093 m2.s-1
Jadi data terbaik dari viskositas kinematik berkisar antara
0,029 m2.s-1 sampai dengan 0,093 m2.s-1.

3.6.6 Data Terbaik (Viskositas Dinamik Saybolt)

saybolt1 + saybolt2 + saybolt3



saybolt =
3
(-0,061 cp)+ (0,132 cp) + (0,038 cp)
=
3

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


49

= 0,036 cp
saybolt)2
( = (0,036 cp)2
= 1,296 x 10-3 (cp)2
saybolt2 = saybolt1 + saybolt2 + saybolt3

= (-0,061 cp)2 + (0,132 cp)2 + (0,038 cp)2


= 0,023 (cp)2

n ( )
saybolt =
n(n1)

0,023 (cp) 3 (1,296 x 10-3 (cp))


=
3 (3 - 1)

= 0,058cp
Data Terbaik :
saybolt saybolr = 0,036 cp 0,056 cp

= -0,022 cp
+
= 0,036 cp + 0,056 cp
= 0,094 cp
Jadi data terbaik dari percobaan resistor ketiga berkisar
antara -0,022 cp sampai dengan 0,094 cp.

3.6.7 Data Terbaik (Viskositas Kinematik Saybolt)

saybolt1 + saybolt2 + saybolt3



saybolt =
3
-0,073 cs + 0,149 cs + 0,035 cs
=
3

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


50

= 0,037 cs
)2saybolt
( = (0,037 cs)2
= 1,369 x 10-3 cs2
2saybolt = 12 + 22 + 32
= (-0,073 cs)2 + (0,149 cs)2 + (0,035 cs)2
= 0,028 cs2

n ( )
saybolt =
n(n1)

0,028 cs 3 (1,369 x 10-3 cs)


=
3 (3 - 1)

= 0,065 cs
Data Terbaik :
saybolt - saybolt
= 0,037 cs 0,065 cs
= -0,028 cs
saybolt + saybolt = 0,037 cs + 0,065 cs

= 0,102 cs
Jadi data terbaik percobaan viskositas kinematik saybolt
berkisar antara -0,028 cs sampai dengan 0,102 cs.

Tabel 8. Hasil Pengolahan Data Viskositas Bola Jatuh

DBola Fluida
saybolt
saybolt
Fluida
(m) (kg.m-3) (Pa.s) (m2.s-1) (cp) (cs)
Minyak 7,9 x 10-5 848 4,222 0,005 -0,061 -0,073
Oli 0,0151 857 46,434 0,054 0,132 0,049

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


51

Gel 0,0181 1004 123,408 0,123 0,038 0,035


174,064 0,182 0,109 0,011

x 58,021 0,061 0,363 0,037

140

120

100

80

60

40

20

0
-0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15

Grafik 1. Viskositas Dinamik () (Pa.s) Terhadap Viskositas Dinamik


Saybolt (saybolt) (centipoise)

0.14

0.12

0.1

0.08

0.06

0.04

0.02

0
-0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


52

Grafik 2. Viskositas Kinematik () (m2.s-1) Terhadap Viskositas


Kinematik Saybolt (saybolt) (centistokes)

3.7 Analisa Data

Pada Praktikum Mekanika Fluida, mengenai percobaan Viskositas


Bola Jatuh bertujuan untuk mengetahui definisi dari viskositas, menentukan
nilai kekentalan (viskositas) suatu cairan dengan menggunakan metode
viskositas bola jatuh, mengetahui prinsip kerja viskosimeter,
membandingkan kecepatan bola jatuh pada fluida yang berbeda, mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas suatu fluida.

Pada praktikum Viskositas Bola Jatuh ini dilakukan dengan


beberapa tahapan, tahapan pertama menyiapkan alat seperti Jangka Sorong,
Kaki Tiang, Mistar, Neraca Digital, Pengait Bola, Stopwatch, Tabung Kaca,
dan Tiang. Untuk bahannya Bola, Fluida Gel, Fluida Minyak, Fluida Oli.
Kedua mengukur diameter kelereng satu yaitu 7,9 x 10-5 m, diameter
kelereng kedua yaitu 0,0151 m, dan diameter kelereng ketiga yaitu 0,181 m.
Ketiga, mengukur massa kelereng satu, dua, dan tiga dengan Neraca Digital,
didapatkan kelereng satu 0,0021 Kg, kelereng kedua 0,0052 Kg, dan
kelereng ketiga 0,0281 kg. Keempat, melakukan percobaan Viskositas Bola
Jatuh dengan kelereng pertama yang kecil di fluida minyak. Kelima
menentukan titik kecepatan terminal kelereng pertama pada fluida minyak.
Keenam, mengukur h lintasan, 50 cm dari titik terminal. Ketujuh,
mengambil kelereng pertama lalu jatuhkan dari permukaan, dan hitung
waktu kelereng bergerak dari titik terminal sepanjang h lintasan, yaitu
sebesar 0,8 s. Kedelapan mencatat hasil pengamatan. Kesembilan
melakukan pecobaan Viskositas Bola Jatuh dengan kelereng kedua yang
berukuran sedang di fluida oli. Kesepuluh menentukan titik terminal
kelereng keduapada fluida oli. Kesebelas mengukur h lintasan, 50 cm dari
titik terminal. Keduabelas mengambil kelereng kedua, lalu jatuhkan dari
permukaan, dan hitung waktu kelereng bergeraak dari titik terminal
sepanjang h lintasan, yaitu sebesar 3,63 s. Ketigabelas mencatat hasil

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


53

pengamatan. Keempatbelas, melakukan percobaan Viskositas Bola Jatuh


dengan kelereng ketiga yang berukuran lebih besar di fluida gel.
Kelimabelas, menentukan titik terminal kelereng ketiga pada fluida gel.
Keenambelas mengukur h lintasan, 50 cm dari titik terminal. Ketujuhbelas
mengambil kelereng ketiga, lalu jatuhkan dari permukaan, dan hitung waktu
kelereng bergerak dari titik terminal sepanjang h lintasan yaitu sebesar 1,78
s. Kedelapanbelas, mencatat hasil pengamatan. Kesembilanbelas,
merapihkan alat dan bahan yang telah digunakan.

Berdasarkan hasil pengamatan diameter tabung sebesar 0,0356 m,


dan massa jenis fluida minyak 848 kg.m-3, massa jenis fluida oli 857 kg.m-3,
dan massa jenis fluida gel 1004 kg.m-3.

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan data volum bola pertama


sebesar 2,580 x 10-13 m3, densitas bola pertama 8138785884 kg.m-3,
kecepatan terminalnya sebesar 0,625 m.s-1, gaya bola tersebut 0,021 N, rprl
fluida tersebut 0,848, luas tabung kaca 3,982 x 10-3 m3, viskositas dinamik
sebesar 4,222 Pa.s, viskositas kinematik sebesar 0,005 m2.s-1, dari ttempuh 0,8
s siubah ke saybolt menjadi 17,44 saybolt detik dikarenakan ttempuh dikalikan
dengan 21,8. Maka viskositas dinamik saybolt pertama sebesar -0,061
Poise, viskositas kinematik saybolt pertama -0,073 centistokes. Percobaan
kedua dari hasil pengamatan didapatkan data volum bola bola kedua sebesar
1,802 x 10-6 m3, densitas bola kedua 2885,985 kg.m-3, kecepatan
terminalnya sebesar 0,138 m.s-1, gaya bola tersebut 0,051 N, rprl fluida
tersebut 0,857, luas tabung kaca yang digunakan yaitu 3,982 x 10-3 m3,
viskositas dinamik sebesar 46,434 Pa.s, viskositas kinematik sebesar 0,054
m2.s-1, karena t sayboltnya sebesar 79,134 saybolt detik, maka viskositas
dinamik saybolt 0,132 centipoise, viskositas kinematik saybolt sebesar
0,149 centistokes. Pada percobaan ketiga dari hasil pengamatan didapatkan
data percobaan ketiga yaitu volum bola bola ketiga yaitu 3,103 x 10-6 m3,
densitas fluida gel 1004 kg.m-3, kecepatan terminal kelereng ketiga yaitu
0,281 m.s-1, gaya kelereng ketiga yaitu 0,276 N, rprl fluida tersebut 1,004,

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


54

luas tabung kaca yang digunakan yaitu 3,982 x 10-3 m3, viskositas dinamik
fluida gel sebesar 123,408 Pa.s, viskositas kinematik fluida gel sebesar
0,123 m2.s-1, karena t saybolt percobaan ketiga sebesar 38,804 saybolt detik,
maka viskositas dinamik saybolt 0,038 centipoise, viskositas kinematik
saybolt sebesar 0,035 centistokes. Data terbaik viskositas dinamik berkisar
antara 23,13 Pa.s sampai dengan 92,912 Pa.s. Data terbaik viskositas
kinematik berkisar antara 0,029 m2.s-1 sampai dengan 0,093 m2.s-1. Data
terbaik viskositas dinamik saybolt berkisar antara -0,022 cp sampai dengan
0,094 cp. Dan data terbaik olercobaan viskositas kinematik saybolt berkisar
antara -0,028 cs sampai dengan0,102 cs.

Adapun kesalahan yang dilakukan saat praktikum yaitu praktikkan


belum meluruskan pengait ola saat menjatuhkan kelereng, sehingga bola
tidak jatuh dan tertahan oleh pengait bola di Tabung Kaca.

3.8 Kesimpulan

Dari percobaan Viskositas Bola jatuh yang telah kami lakukan


dapat disimpulkan, bahwa :
1. Viskositas adalah ukuran dari resistansi aliran fluida yang merupakan
daya tahan dari fluida terhadap tegangan geser.
2. Nilai kekentalan dinamik fluida minyak sebesar 4,222 Pa,s, fluida Oli
sebesar 46,434 Pa.s, dan fluida gel sebesar 123,408 Pa.s, nilai viskositas
kinematik fluida minyak sebesar 0,005 m2.s-1, fluida Oli sebesar 0,054
m2.s-1, dan fluida gel sebesar 0,123 m2.s-1, viskositas dinamik saybolt
sebesar -0,061 cp pada fluida minyak, fluida oli 0,132 cp, fluida gel

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


55

0,038 cp. Viskositas kinematik saybolt fluida minyak sebesar -0,073 cs,
fluida oli 0,149 cs, dan fluida gel sebesar 0,035 cs.
3. Prinsip Viskosimeter adalah untuk mengetahui kecepatan bola bergerak
di dalam fluida yang diukur kekentalannya.
4. Kecepatan bola jatuh disetiap fluida berbeda bergantung massa bola dan
densitas fluida. Semakin besar densitas fluida maka semakin besar pula
kekentalan fluida dan semakin lambat bola tersebut untuk jatuh, namun
jika massa dan diameter bola lebih besar maka semakin cepat bola
tersebut untuk jatuh, setidaknya lebih cepat dibanding bola yang
diameternya kecil.
5. Faktor yang mempengaruhi viskositas suatu fluida adalah temperatur,
semakin tinggi temperatur semakin berkurang viskositasnya, bentuk
molekul, semakin tinggi ikatan rangkap maka semakin tinggi
viskositasnya, ukuran dan bentuk zat terlarut semakin banyak maka
semakin besar gaya kohesi pada fluida, berarti semakin besar gesekan
yang terjadi antar partikel, berarti pula semakin tinggi viskositasnya,
dan penambahan zat lain, pada air penambahan zat lain akan menambah
viskositas air, pada fluida yang sudah kental seperti minyak atau gliserin
akan menurun viskositasnya.
6. Data terbaik dari antara 23,13 Pa.s sampai dengan 92,912 Pa.s.
7. Data terbaik viskositas kinematik berkisar antara 0,029 m2.s-1 sampai
dengan 0,093 m2.s-1.
8. Data terbaik viskositas dinamik saybolt berkisar antara -0,022 cp sampai
dengan 0,094 cp. Dan data terbaik olercobaan viskositas kinematik
saybolt berkisar antara -0,028 cs sampai dengan0,102 cs.
9. Pembacaan pada Grafik 1 dapat diketahui bahwa nilai viskositas
dinamik terhadap viskositas dinamik saybolt adalah tidak berbanding
lurus dikarenakan pada viskositas dinamik saybolt menggunakan
variabel rapat relatif
10. Pembacaan pada Grafik 2 dapat diketahui bahwa nilai viskositas
kinematik terhadap viskositas kinematik saybolt adalah tidak

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida


56

berbanding lurus dikarenakan pada viskositas kinematik saybolt


menggunakan variabel rapat relatif fluida dan waktu tempuh dalam
saybolt detik.

Laporan Resmi Praktikum Mekanika Fluida

Anda mungkin juga menyukai