Anda di halaman 1dari 7

JURNAL PRAKTIKUM TERMODINAMIKA KIMIA

KEKENTALAN DAN TENAGA PENGAKTIFAN ALIRAN

Oleh :
Nama : Mochammad Syehfu Aref Ghozali
NIM : 151810301043
Kelompok : 1
Asisten : Eka Ditasari

LABORATORIUM KIMIA FISIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2016
BAB 1.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekentalan merupakan suatu sifat fluida akibat adanya gaya gesekan antara molekul
zat cair dengan gaya kohesi pada molekul itu sendiri. Gesekan inilah yang menimbulkan
adanya hambatan pada aliran zat cair. Suatu zat cair memiliki kemampuan untuk menahan zat
padat yang dimasukkan kedalamnya akibat adanya gesekan antara zat cair tersebut dengan
permukaan zat padat sehingga pada kondisi tertentu,sehingga zat padat yang dijatuhkan dari
ketinggian tertentu dalam zat cair suatu saat akan memiliki kecepatan yang konstan atau
kecepatan terminal, hal inilah yang disebut dengan kekentalan atau viskositas.
Beberapa zat cair dapat mengalir lebih mudah dari zat cair yang lain. Sifat tersebut
merupakan karakteristik bagi cairan untuk melawan aliran yang dinamakan viskositas. Cairan
memiliki gaya gesek yang lebih besar dari pada gas sebagai fluida. Viskositas gas bertambah
dengan naiknya temperatur, sedangkan viskositas cairan turun dengan naiknya temperatur.
Koefisiean viskositas gas pada tekanan tidak terlalu besar, tidak bergantung tekanan, tetapi
untuk cairan naik dengan naiknya tekanan.
Aplikasi viskositas sering kita jumpai pada oli motor. Seiring dengan pemakaian motor
maka kekentalan oli motor pun akan turun karena terjadi kenaikan temperatur saat motor
digunakan atau dengan kata lain terjadi pemanasan oli sering terjadi pada mesin motor,
akibatnya perlu adanya penggantian oli motor secara berkala untuk menunjang performa
mesin motor.

1.2 Tujuan
Mengamati angka kekentalan relatif suatu zat cair dengan menggunakan air sebagai
pembanding.
Menentukan tenaga pengaktifan aliran.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Material Safety Data Sheet (MSDS)


2.1.1 Akuades
Akuades disebut juga dengan air , dengan rumus kimia H2O. Akuades memiliki berat
molekul 18,02 g mol-1 Akuades memiliki titik didih sebesar 100 C , massa jenis 1 g mol -1 dan
derajat keasaman netral (pH 7). Akuades memiliki bentuk fisik berupa cairan tidak berwarna
, tidak berasa , dan tidak berbau. Akuades apabila mengenai mata, kulit , terhirup ataupun
tertelan tidak menimbulkan efek yang berbahaya , sehingga tidak ada perlakuan khusus untuk
bagian tubuh yang kontak dengan akuades (Anonim, 2016).
2.1.2 Aseton
Aseton memiliki rumus kimia C3H6O , dengan berat molekul sebesar 58,08 g mol -1 .
aseton memiliki bentuk fisik cairan , berbau aromatik ,dan berasa pedas. Titik didih aseton
sebesar 56,2 C dan titik leleh sebesar -95,35C. Aseton memiliki tekanan uap sebesar 24 kPa.
Aseton mudah larut dalam air. Aseton apabila mengenai kulit dapat menimbulkan iritasi , cara
penanganan pada kulit yang kontak dengan aseton yaitu cuci dengan sabun desinfektan dan
tutupi kulit dengan krim anto bakteria, segera hubungi tim medis untuk mendapatkan
perhatian lebih lanju t(Anonim, 2016). .
2.1.3 Alkohol
Alkohol disebut juga dengan metanol, dan memiliki rumus kimia CH 3OH , denggan
berat molekul 32,04 g mol-1 . alkohol memiliki bentuk fisik cairan , tidak berwarna , dan
berbau khas. Alkohol memiliki titik didih sebesar 64,5 C dan titik leleh sebesar -97,8C
dengan temperatur kritis 240C. Alkohol memiliki tekanan uap sebesar 12,3 kPa pada 20 C.
Alkohol dapat larut dalam pelarut air. Alkohol apabila tertelan memiliki efek yang berbahaya,
jangan dimuntahkan kecuali diarahkan untuk melakukannya oleh tenaga medis, dan jangan
pernah memberikan apapun melalui mulut kepada orang yang tidak sadar. Kendurkan pakaian
ketat seperti kerah, dasi, ikat pinggang atau pinggang. Dapatkan perhatian medis dengan
segera (Anonim, 2016).

2.2 Tinjauan Pustaka


Viskositas fluida adalah gesekan yang ditimbulkan oleh fluida yang bergerak , atau
benda padat yang bergerak didalam fluida. Besarnya gesekan yang ditimbulkan ini disebut
juga dengan derajat kekentalan zat cair. Semakin besar viskositas zat cair , maka semakin
terhambat gerakan zat padat dalam fluida tersebut. Gaya yang berperan dalam viskositas zat
cair yaitu gaya kohesi antar partikel zat cair (Bird, 1993).
Viskositas suatu cairan murni atau larutan merupakan indeks hambatan aliran cairan.
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju alir cairan yang melalui tabung silinder. Cara
ini merupakan salah satu cara paling mudah untuk digunakan pada fluida gas maupun cairan
(Bird,1993).
Koefisien kekentalan zat cair adalah sifat daya tahan zat cair terhadap aliran cairan.
Koefisien kekentalan zat cair dapat dihitung dengan membandingkan waktu yang digunakan
zat cair tersebut untuk mengalir dan massa jenis zat cair tersebut dengan nilai koefisien
kekentalan suatu zat tertentu yang telah diketahui. Viskositas dalam zat itu sendiri disebabkan
adanya gaya kohesi antar moeluk dan tumbukan yang terjadi antar molekul (Sukarjo , 2004).
Aliran dalam viskosirtas dikelompokkan menjadi dai tipe , yaitu aliran laminer atau
aliran kental dan aliran turbulen. Aliran laminer merupakan laju alir yang menggambarkan
aliran suatu zat cair melalui pipa berdiameter kecil, sedangkan aliran turbulen merupakan laju
alir yang menggambarkan aliran suatu zat cair melalui pipa dengan diameter yang lebih besar.
Konsep aliran ini digunakan sebagai dasar dalam viskometer, yaitu alat pengukur kekentalan
(Bird, 1993).
Tipe cairan dalam viskositas dibedakan menjadi dua, yaitu cairan tipe newtonian dan
non-newtonian, adapun penjelasan darikedua tipe cairan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Cairan newtonian adalah cairan yang viskositasnya berubah dengan berubahnya gaya
irisan. Aliran ini adalah aliran kental sejati. Contohnya adalah air , sirup , minyak, dan
gelatin. Cairan newtonian dibedakan menjadi dua jenis , yaitu cairan yang memiliki harga
viskositas tinggi disebut viscous , dan yang memiliki harga viskositas rendah disebut
mobile.
2. Cairan non-newtonian adalah cairan yang viskositasnya berubah dengan adanya
perubahan gaya irisan dan dipengaruhi kecepatan tidak linear
(Atkin, 1996).
Viskositas suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor , faktor-faktro tersebut
antara lain sebagai berikut :
1. Ukuran molekul
Viskositas suatu zat akan naik seiring dengan naiknya berat molekul , serta viskositas
akan meningkat jika ikatan rangkap yang dimiliki semakin banyak.

2. Gaya tarik intra molekul


Semakin kuat gaya tarik intra molekul , maka semakin besar pula hambatan alir suatu
zat tertentu, sehingga viskositasnya juga semakin tinggi.
3. Temperatur
Semakin tinggi temperatur maka semakin rendah nilai viskositasnya, hal ini
disebabkan gaya-gaya antar partikel pada zat cair bila dipanaskan akan mengalami penurunan,
dengan semakin bertambahnya temperatur pada zat cair maka akan menyebabkan turunnya
viskositas dari zat cair tersebut. Semakin tinggi suhu maka cairan akan semakin encer, karena
kerapatan komponen penyusun zat cair semakin renggang. Viskositas akan menjadi lebih
tinggi apabila temperatur mengalami penurunan ,karena pada saat suhu diturunkan maka
partikel-partikel penyusun zat tersebut tersebut tidak mengalami gerakan sehingga gaya gesek
yang bekerja juga semakin besar.
4. Tekanan
Semakin tinggi tekanan , maka semakin besar pula viskositas suatu fluida. Tekanan
yang besar mengakibatkan jarak partikel semakin kecil , sehingga gaya yang terjadi antar
partikel menyebabkan terjadinya hamabatan pada laju aliran atau viskositas.
5. Waktu
Semakin besar nilai kekentalan suatu zat cair waktu yang dipakai untuk mengalir
semakin lama, artinya semakin kental suatu zat maka waktu yang dibutuhkan untuk mengalir
semakin lama, sedangkan semakin rendah kekentalan zat cair maka waktu laju alir yang
dibutuhkan semakin cepat
(Atkin, 2006).
Viskositas dapat diukur dengan mengukur laju aliran suatu zat cair melalui tabung
berbentuk silinder dan cara ini dapat digunakan untuk cairan maupun gas. Harga kekentalan
mutlak suatu zat sukar untuk ditentukan sehingga dalam prakteknya yang dicari adalah
kekentalan relatifnya yaitu perbandingan antara kekentalan zat tertentu dengan kekentalan zat
lainnya sebagai perbandingan. Perbandingan inilah yang digunakan sebagai acuan dalam
menentukan suatu kekentalan (Sukardjo, 2004).
Viskositas dapat ditentukan viskometer oswald. Sejumlah zat cair dimasukkan dalam
viskometer yang dilakukan dalam termostat , cairan kemudian dihisap dengan pompa ke
dalam bola B , hingga permukaan cairan di bawah batas a. Cairan dibiarkan mengalir ke
bawah dan waktu yang diperlukan untuk mengalir dari a ke b dihitung dan dicatat. Percobaan
diulangi dengan cairan pembanding setelah dibersihkan , sehingga dapat ditentukan t 1 dan t2.
Pecobaan dengan cara ini yang diukur adalah waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah cairan
tertentu untuk mengalir melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh cairan itu
sendiri melalui batas a dan b dapat diukur (Respati, 1981).
Viskositas dapat juga ditentukan dengan cara hoppler yang didasarkan pda hukum
stokes. Hukum stokes berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat cair. Benda bulat
(bola) dengan jari-jari (r) dan massa jenis (i) yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida
yang memiliki massa jenis () tertentu akan mempunyai gaya gravitasi sebesar :
6rv = (3/4)r3 ( -i)g ... (2.1)
(Atkin, 2004).
Benda yang jatuh memiliki kecepatan yang makin lama makin besar , tetapi dalam
medium yang memiliki gaya gesek , misalnya pada fluida tertentu, akan terapat gaya gesek
yang semakin besar apabila kecepatan benda bertambah besar. Sistem yang mencapai
kesetimbangan , besarnya kecepatan benda jatuh akan tetap. Persamaan Navier-Stokes
merupakan serangkaian persamaan yang menjelaskan pergerakan dari suatu fluida seperti
cairan dan gas. Persamaan persamaan ini menyatakan bahwa perubahan dalam momentum
partikel partikel fluida bergantung pada gaya viskos internal (Sukarjo, 2004)
Pengaruh dari kekentalan terhadap energi pengaktifan suatu aliran adalah semakin
tinggi tingkat kekentalan suatu zat cair maka energi pengaktifan akan semakin kecil sehingga
akan memperlambat aliran dari zat tersebut, tetapi jika semakin rendah kekentalan suatu zat
cair maka energi pengaktifannya semakin besar dan akan mempercepat aliran (Sukarjo,2004).

BAB 3. METODELOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat
Viskometer
Piknometer
Corong
Stopwatch
Neraca
Beaker
3.1.2 Bahan
Akuades
Aseton
3.2 Prosedur Kerja
3.2.1 Cara Ostwald

ditentukan kerapatan dengan piknometer


Akuades
diisikan kedalam piknometer dengan volume lebih tinggi dengan batas
paling atas (stopwatch dihidupkan) , setelah mengalir sampai tanda paling
bawah dicatat waktu (stopwatch dimatikan)
dilakukan prosedur yang sama untuk aseton
dilakukan tiga kali pengulangan dengan variasi suhu 27C, 33C,36C

Hasil

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas tentang kekentalan dan energi pengaktifan aliran.
Metode yang digunakan dalam penetuan kekentalan ini yaitu metode ostwald. Metode

Anda mungkin juga menyukai