Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PENGANTAR KIMIA FISIKA

“VISKOSITAS”

Kamis, 4 Oktober 2018


Shift D Kelompok 4
Kamis, 13.00-16.00 WIB

NAMA ANGGOTA NPM TUGAS


Nadia Ulil 260110180125 Editor, Cover
Jonathan Stefanus 260110180150 Pembahasan
Zakiya 260110180151 Pembahasan
Aji Darmawan 260110180152 Pembahasan
Pendahuluan, Daftar
Fathia Pebriani 260110180153 Pustaka
Pendahuluan, Daftar
Ivana F.K. 260110180154 Pustaka
Mutiara Syuhada 260110180155 Metode
Petrus P.B. 260110180156 Abstrak
Pungki ‘Afifah 260110180157 Hasil, Simpulan
Zahra Ganesya C. 260110180158 Hasil, Simpulan
Brilian Adiaksa 260110187001 Perhitungan, Foto
Lestina Bidawau B. 260110187001 Metode

LABORATORIUM KIMIA FISIKA


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR

2018
ABSTRAK
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan dalam fluida. Percobaan ini bertujuan untuk meneliti pengaruh suhu terhadap
viskositas suatu fluida Viskositas cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya
tarik antar molekul dan struktur cairan. Pada percobaan ini digunakan Viskometer Ostwald sebagai
alat untuk mengukur besar nilai viskositas yang didasarkan pada Hukum Ostwald yang didasarkan
pada Persamaan Poiseuille. Pada Persamaan Poiseuille digunakan kerapatan sebagai faktor
perhitungan, yang diukur dengan piknometer. Kesimpulan yang didapat sesuai data dari percobaan
ini adalah perubahan suhu memengaruhi nilai viskositas dengan perbandingan terbalik karena
pemanasan membuat partikel dalam senyawa memperoleh energi. Partikel cairan bergerak
sehingga gaya interaksi antar molekul melemah. Dengan demikian viskositas cairan akan turun
dengan kenaikan suhu.
Kata Kunci : Viskositas, Viskometer Ostwald, Suhu

ABSTRACT
Viscosity is a measure that states the viscosity of a fluid which expresses the size of friction
in the fluid. This experiment aims to examine the effect of temperature on the viscosity of a fluid.
Viscosity of a liquid is a function of the size and surface of the molecule, the tensile forces between
molecules and the structure of the fluid. In this experiment, Ostwald Viscometer was used as a tool
to measure the viscosity value based on Ostwald Law which based on the Poiseuille Equation. In
the Poiseuille Equation, density is used as a calculation factor, as measured by a picnometer. The
conclusion obtained according to the data from this experiment is that temperature changes affect
the viscosity value by inverse ratio because heating makes particles in the compound obtain
energy. Liquid particles move so that the interaction between molecules weakens. Thus the
viscosity of the liquid will decrease with increasing temperature.
Keywords: Viscosity, Ostwald’s Viscometer, Temperature
Pendahuluan Perlu diketahui bahwa viskositas atau
Viskositas merupakan ukuran kekentalan ini hanya ada pada fluida riil
kekentalan fluida yang menyatakan besar (fluida nyata). Fluida riil adalah fluida yang
kecilnya gesekan yang terjadi di dalam fluida kita temukan di kehidupan sehari-hari.
tersebut. Semaikin besar viskositas fluida, Tujuannya yaitu agar analisis menjadi lebih
maka fluida tersebut akan semakin sulit sederhana. Viskositas meliputi aspek gesekan
mengalir karena tekanan untuk mengalirnya antar bagian molekul fluida. Gaya gesek ini
semakin ditahan gaya gesek tersebut. disebabkan oleh gaya tarik menarik antar
Sebaliknya, jika semakin kecil viskositas molekul (Soedjono, 1999).
maka kecepatan aliran fluida akan semakin Viskometer merupakan alat untuk
cepat (Ariyanti, 2010). mengukur kekentalan dari suatu cairan.
Cairan memiliki gaya gesek yang Viskometer Oswald adalah hukum
lebih besar daripada gas, sehingga cairan pengukuran suatu viskositas dengan cara
mempunyai koefisien viskositas yang lebih mengukur waktu yang dibutuhkan untuk
besar daripada gas. Viskositas cairan mengalirkan suatu cairan yang berada dalam
berbanding terbalik dengan suhu. Apabila pipa kapiler ke titik tertentu (Rosiana, 2005).
suhu meningkat, maka viskositas akan Koefisien viskositas dapat dihitung
semakin kecil. Jika suhu menurun, maka dengan metode sebagai berikut :
viskositas akan semakin tinggi. Ini 𝜋𝜌𝑟 4 𝑡
𝑣𝑖𝑠𝑘𝑜𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 =
disebabkan karena jika suhu meningkat, 8𝑉𝐿
maka gaya tarik antar molekul dalam unsur Keterangan :

tersebut mengalami perenggangan dan gaya Viskositas (n/m2s)

tarik atom semakin tidak karuan yang t : waktu alir cairan (s)

menyebabkan gaya untuk menahan aliran r : jari-jari pipa kapiler (m)

yang dimilikinya semakin kecil maka akan L : panjang pipa (m)

semakin cepat untuk mengalir. Begitu juga V : volume cairan (l)

jika suhu yang terjadi menurun. Namun, P : kerapatan cairan (g/ml)

berbeda dengan gas. Viskositas gas akan (Chang, 1981)

bertambah seiring kenaikan suhu dan akan Viskositas pada intinya memiliki arti zat cair

menurun jika suhu juga mengalami yang mengalami gesekan dengan medianya.

penurunan (Sukardjo, 2004). Setiap wujud zat memiliki tingkat viskositas


yang berbeda-beda. Misalkan viskositas zat molekul tinggi maka nilai
cair lebih besar dibandingkan dengan viskositasnya akan tinggi.
viskositas gas. Viskositas juga dapat 4. Tekanan
dinyatakan dengan koefisien viskositas, Semakin besar tekanan yang dialami
dimana semakin besar nilai ƞ nya maka oleh suatu larutan maka viskositasnya
semakin besar pula gesekan yang terjadi pada juga akan lebih besar nilainya
fluida tersebut (Kamajaya, 2007) (Lumbantoruan dan Yulianti, 2016)
Ada beberapa faktor yang dapat
Viskositas juga dapat digunakan untuk
mempengaruhi besar kecilnya nilai
mengetahui kualitas suatu produk. Apakah
viskositas, yaitu:
produk ini bagus atau justru bekualitas buruk.
1. Suhu
Contohnya seperti pada produk madu. Madu
Jika suatu larutan dipanaskan maka
yang kental lebih berkualitas dibandingkan
larutan akan lebih encer daripada
dengan yang encer. Jadi semakin besar nilai
sebelumnya. Jadi suhu dengan
viskositas madu tersebut maka semakin baik
viskositas berbanding terbalik. Saat
pula kualitas yang dimilikinya (Apriani, dkk,
suhu naik maka nilai viskositas akan
2013)
lebih rendah. Begitu juga sebaliknya,
jika suhu rendah makan nilai
Metode Ostwald merupakan metode yang
viskositasnya akan lebih tinggi.
dilakukan berdasarkan hukum Poiseuille:
2. Konsentrasi larutan
𝜋𝑝𝑟 4 𝑡
Larutan yang kosentrasinya tinggi, ƞ=
8𝑉𝑡

nilai viskositasnya akan tinggi juga metode ini dilakukan dengan viskometer
karena saat konsentrasi suatu larutan Ostwald yang prinsip kerjanya adalah dengan
tinggi maka akan lebih banyak mengukur cepat lambatnya pengosongan
partikel yang larut dan aliran zat cair pada tabung kecil. Cara
mengakibatkan semakin banyak pula melakukan metode ini dengan viskometer
gesekan yang terjadi (Sani, 2010). Ostwald adalah dengan cara memasukan zat
3. Berat molekul terlarut cair ke dalam tabung hingga titik tertentu
Berat molekul berbanding lurus kemudian zat cair dibiarkan mengalir hingga
dengan nilai viskositas. Saat berat batas titik dibawahnya dan hitung waktu
yang diperlukan tabung untuk kosong dengan cairan atau larutan yang akan diukur
stopwatch. (Apriani, dkk, 2013) karena akan memengaruhi
Metode pengukuran massa jenis, disarankan
1. Alat untuk menggunakan tisu atau sarung
Alat yang digunakan dalam tangan ketika memegang piknometer.
praktikum viskositas yaitu gelas Alat lainnya yang digunakan dalam
beaker yang digunakan sebagai praktikum ini adalah pipet ukur untuk
wadah ketika air dipanaskan dalam mengukur gliserin dan aquades,
suhu bervariasi dan ketika merendam stopwatch untuk mengukur waktu
viskometer yang sudah diisi gliserin. yang dibutuhkan gliserin dan aquades
Alat lainnya adalah hairdryer, yang untuk mengalir mencapai batas
berfungsi untuk mengeringkan tertentu, thermometer untuk
piknometer dengan aliran udara, labu memastikan suhu air berada pada
Erlenmeyer untuk mencampur atau suhu yang dibutuhkan, dan yang
mengencerkan gliserin dengan terakhir adalah viskometer Ostwald
aquades. Selain itu, piknometer yang yang berfungsi untuk mengukur
berfungsi untuk menghitung massa viskositas gliserin dan aquades.
jenis gliserin dan aquades yang 2. Bahan
konsentrasinya berbeda-beda. Cara Bahan-bahan yang diperlukan
menggunakan piknometer adalah dalam praktikum viskositas adalah
dengan mengukur cairan atau larutan aquades, gliserin 2%, dan gliserin
yang akan diukur massa jenisnya 4%. Cara membuat gliserin dengan
menggunakan gelas ukur sekitar 25 konsentrasi tertentu adalah dengan
ml, lalu memasukkan cairan atau metode pengenceran yang dinyatakan
larutan tersebut ke dalam piknometer, dengan rumus M1V1=M2V2.
dan menutup piknometer. Hal yang 3. Menentukan Volume dan Massa
harus diperhatikan ketika Jenis Gliserin 2%, 4% dan
menggunakan piknometer adalah kita Aquades untuk Menghitung
tidak boleh memegang langsung Viskositas
piknometer dengan tangan kosong Piknometer kosong ditimbang
saat di dalam piknometer terdapat menggunakan timbangan analitik dan
dicatat berat dari piknometer tersebut. batas bawah menggunakan
Setelah itu gliserin dimasukkan ke stopwatch. dilakukan pengukuran
dalam piknometer. Piknometer pada suhu 30oC, 40oC, dan 50oC.
ditimbang kembali setelah diisi Setelah itu, melakukan kembali
dengan gliserin. Setelah diketahui prosedur tersebut pada gliserin yang
dan dicatat massa jenisnya, gliserin berbeda konsentrasinya dan pada
dimasukkan ke dalam viskometer. Air aquades sebagai pembanding.
dipanaskan dan dipertahankan agar
suhunya konstan. Viskometer berisi
gliserin direndam dalam gelas beaker
yang terdapat air yang sudah
dipanaskan hingga suhu tertentu.
Setelah memastikan suhu gliserin
sama dengan suhu air dalam gelas
beaker, hisap cairannya sampai naik
ke garis batas atas lalu tahan dengan
menutup lubang viskometer agar
tidak ada udara yang mendorong
cairan di dalam viskometer.
Kemudian, dilepaskan jari dari
menahan udara melalui lubang dan
mengamati waktu yang dibutuhkan
cairan untuk turun sampai ke garis
Hasil
Tabel I
No Sampel Massa (g) Volume (mL) Ρ (g/mL)
1. Gliserin 2% 23.58 25 0.94
2. Gliserin 4% 24.54 25 0.98
3. Aquades 24.22 25 0.97

Tabel II
Waktu (s) Η (Ns/m2)
No Sampel
30ºC 40ºC 50ºC 30ºC 40ºC 50ºC
1. Gliserin 2% 43.5 38.15 33.52 0.022 0.019 0.016
2. Gliserin 4% 48.08 43.57 38.94 0.025 0.023 0.02
3. Aquades 40.14 36.28 31.81 0.021 0.019 0.016

Grafik Pengaruh Suhu terhadap Viskositas


30
Viskositas (Ns/m2)

25
20
15 gliserin 2%
10
gliserin 4%
5
aquades
0
30 40 50

Suhu (oC)
Pembahasan viskositasnya. Pada gas, nilai viskositas gas
Viskositas adalah sifat dari fluida atau berbanding lurus dengan suhu. Sehingga,
gas yang berlawanan dari arah alirannya semakin tinggi suhu maka semakin besar
sehingga mengakibatkan terjadinya gaya pula nilai viskositasnya.
gesek pada fluida untuk menahan perubahan Pada zat cair, gaya kohesi
atau gaya yang dapat memecah fluida mempengaruhi dan menyebabkan terjadinya
tersebut. Semakin besar viskositas, maka viskositas. Sedangkan pada zat gas,
semakin lambat juga aliran fluida tersebut. tumbukan antar molekul menyebabkan
Viskositas dipengaruhi oleh gaya kohesi pada terjadinya viskositas. Oleh sebab itu,
fluida. Semakin besar gaya kohesi yang pengaruh tekanan tidak mempengaruhi
dimiliki fluida tersebut, semakin besar pula perubahan nilai viskositas pada gas.
viskositasnya. Viskositas berasal dari kata viscous
Terdapat beberapa faktor yang yang artinya untuk menyatakan kekentalan
mempengaruhi nilai viskositas, yaitu suatu fluida. Viskositas memiliki beberapa
temperatur, konsentrasi, gaya kohesi atau teori dan hukum, salah satunya adalah
tarik antar molekul, tekanan, dan ukuran serta Hukum Ostwald. Hukum Ostwald adalah
jumlah molekul suatu fluida atau gas salah satu hukum pengukuran nilai viskositas
tersebut. Namun, pada praktikum ini nilai dengan mengukur waktu yang diperlukan
viskositas dipengaruhi oleh temperatur atau untuk mengalirkan suatu fluida dalam suatu
suhu dan konsentrasi. pipa kapiler dari satu titik tertentu ke titik
Pada fluida, nilai viskositas yang lain. Prinsip Hukum Ostwald dikenal
berbanding terbalik dengan suhu. Sehingga, dan diterapkan dalam metode Ostwald, yaitu
semakin tinggi suhu suatu fluida maka menggunakan viskometer Ostwald untuk
semakin rendah nilai viskositas fluida melakukan pengukuran viskositas fluida cair.
tersebut. Fluida akan menjadi mengental Viskometer Ostwald adalah salah
sehingga alirannya menjadi lambat. Namun, satu alat yang digunakan untuk mengukur
nilai viskositas berbanding lurus dengan viskositas suatu fluida. Viskometer Ostwald
konsentrasi, dimana semakin tinggi memiliki bentuk seperti U dan berbentuk
konsentrasi suatu fluida maka semakin kuat vertikal dalam mengukur waktu aliran fluida
gaya tarik-menarik fluida tersebut dan hal itu dengan volume tertentu. Pada salah satu pipa
menyebabkan semakin besar nilai viskometer terdapat bulb dan memiliki jari-
jari lebih besar dibandingkan pipa lainnya, piknometer harus dilakukan secara teliti dan
dimana letak bulb berada di bawah. hati-hati serta memperhatikan ada atau
Sedangkan pada pipa yang lebih kecil tidaknya gelembung di dalam piknometer.
memiliki bulb dengan jari-jari lebih kecil di Sebab, jika ada gelembung pada piknometer
atas. Pada bulb pipa yang berjari-jari kecil maka akan mempengaruhi hasil
terdapat batas atas di atas bulb dan batas penimbangannya. Selain itu, perlu
bawah di bawah bulb tepat pada pipa kapiler. diperhatikan juga ketika memegang
Dalam penggunaannya, suatu fluida piknometer. Gunakan latex atau tissue saat
dimasukkan ke dalam viskometer lalu disedot memegang piknometer agar lemak yang
pada pipa kapiler yang kecil hingga garis menempel pada tangan tidak mempengaruhi
batas atas pada bulb lalu menghitung waktu bobot dari piknometer yang akan ditimbang.
yang diperlukan suatu fluida tersebut Pada percobaan kali ini, diperoleh massa
mengalir sampai garis batas bawah di bawah gliserin 2% yaitu 23,58 g dalam 25 ml maka
bulb. massa jenis gliserin 2% adalah 0,94 g/ml.
Pembahasan hasil Kemudian didapatkan 24,54 g dalam 25 ml
Tujuan dari percobaan viskositas ini pada gliserin 4% maka diperoleh massa
adalah untuk mengidentifikasi kekentalan jenisnya adalah 0,98 g/ml. Terakhir,
dari zat cair dengan metode ostwald. Prinsip diperoleh massa jenis aquades yaitu 0,97
metode otswald yaitu dengan mengukur g/ml dari massanya 24,22 g dalam 25 ml.
waktu yang diperlukan sejumlah zat tertentu Setelah diketahui massa jenis dari zat
untuk mengalir pada suatu pipa kapiler yang cair yang diuji maka tahap selanjutnya adalah
disebabkan oleh berat cairan itu sendiri. mengukur viskositas menggunakan
Maka dari itu bisa ditentukan hubungan viskometer. Pada saat memasukkan zat cair
waktu alir terhadap suatu viskositas cairan. ke dalam viskometer diusahakan tidak ada
Semakin lama waktu alirnya maka viskositas gelembung didalamnya agar aliran tidak
zat tersebut makin besar. terganggu. Jika aliran terganggu maka waktu
Sebelum menentukan viskositas dari aliran yang tercatat akan tidak sesuai dengan
suatu zat, dilakukanlah penimbangan pada waktu yang sebenarnya. Hal ini akan
piknometer kosong . Hal ini bertujuan untuk mengakibatkan ketidakakuratan pada nilai
mengetahui massa zat cair yang akan diuji. viskositas.
Saat akan melakukan penimbangan
Pada percobaan ini digunakan Seperti yang disebutkan sebelumnya,
aquades sebagai zat pembanding. gliserin dengan variasi konsentrasi berbeda,
Penggunaan aquades sebagai zat pembanding yaitu gliserin 2% dan gliserin 4% akan
karena sifat aquades yang stabil disebabkan diberikan perlakuan pada suhu yang berbeda
karena adanya ikatan hidrogen. Ikatan yaitu 30℃, 40℃, dan 50℃. Perlakuan pada
hidrogen stabil juga disebabkan karena suhu yang berbeda ini sangat mempengaruhi
adanya gaya Van Der Waals. hasil dari nilai viskositas. Semakin tingginya
Pada percobaan kali ini digunakan suhunya maka nilai viskositas yang
gliserin dengan varian konsentrasi yang dihasilkan akan semakin rendah. Berlaku
berbeda, yaitu gliserin 2% dan gliserin 4%. juga sebaliknya, jika semakin rendah
Hal ini dilakukan agar mempelajari pengaruh suhunya maka akan didapatkan hasil dengan
konsentrasi suatu zat terhadap nilai nilai viskositas tinggi. Hal ini dapat terjadi
viskositasnya. Larutan dengan konsentrasi karena pada suhu rendah molekul-molekul
yang tinggi akan memiliki nilai viskositas zat cair akan berkumpul dan mengakibatkan
yang tinggi pula. Hal tersebut dapat terjadi massa memadat. Selain itu, terjadi interaksi
karena konsentrasi menyatakan banyak antara molekul-molekulnya yang akan
partikel yang terlarut dalam suatu zat tiap mengakibatkkan jarak antar molekulnya
satuan volume jadi akan semakin banyak semakin kecil.
partikel yang bergesekkan jika semakin Pada percobaan ini terlihat
tinggi konsentrasinya. Bisa dikatakan kesesuaian dengan literatur. Dihasilan nilai
pengaruh konsentrasi berbanding lurus viskositas gliserin 2%, yaitu 0,022 pada suhu
dengan nilai viskositasnya. Sebagai contoh 30℃; 0,019 pada suhu 40℃ ; dan 0,016 pada
pada percobaan ini, gliserin 2% memiliki suhu 50℃. Selanjutnya, nilai viskositas
nilai viskositas 0,022; gliserin 4% memiliki gliserin 4%, yaitu 0,025 pada suhu 30℃;
konsentrasi 0,025; dan aquades sebagai zat 0,023 pada suhu 40℃; dan 0,020 pada suhu
pembanding memiliki nilai viskositas 0,021 50℃. Untuk zat pembanding yaitu aquades
(Nilai viskositas pada temperature 30℃). Hal dihasilkan nilai viskositas berupa 0,021 pada
ini menunjukan kesesuain hasil percobaan suhu 30℃; 0,019 pada suhu 40℃; dan 0,016
dengan literatur. Semakin tinggi pada suhu 50℃.
konsentrasinya maka semakin tinggi pula
nilai viskositasnya.
Kesimpulan terjadi karena pada suhu tinggi ikatan antar
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan molekul akan merenggang dan semakin
setiap fluida memiliki kemampuan untuk mudah terputus sehingga gerakan molekul
menahan aliran yang berbeda-beda. semakin bebas dan cepat.
Viskositas ini dapat kita ketahui dan kita Daftar Pustaka
hitung dengan metode Ostwald Ariyanti, E dan Agus, M. 2010. Otomatisasi
menggunakan viskometer Ostwald. Metode Pengukuran Koefisien Viskositas Zat
Ostwald ini dilakukan dengan cara Cair Menggunakan Gelombang
menghitung waktu yang dibutuhkan suatu Ultrasonik. Jurnal Neutrino. Vol 2(2)
fluida untuk mengalir dari garis atas sampai : 183.
garis bawah viskometer dan Apriani, Devina; Gusnedi; Darvina, Yenni.
membandingkannya dengan fluida standar 2013. Studi Tentang Nilai Viskositas
(H2O). hasil yang kami dapatkan adalah Madu Hutan dari Beberapa Daerah di
sebagai berkut: Sumatera Barat Untuk Mengetahui
 Viskositas gliserin 2% 30ºC adalah Kualitas Madu. Pillar of Physics.
0,022 poise, gliserin 2% 40ºC adalah Vol. 2;93
0,019 poise, dan gliserin 2% 50ºC Chang, R. 1981. Kimia Dasar. Jakarta :
adalah 0,016 poise. Erlangga.
 Viskositas gliserin 4% 30ºC adalah Kamajaya. 2007. Cerdas Belajar Fisika.
0,075 poise, gliserin 4% 40ºC adalah Bandung: Grafindo Media Pratama
0,023, gliserin 4% 50ºC adalah 0,02 Lumbantoruan, Parmin dan Yulianti, Erislah.
poise. 2016. Pengaruh Suhu Terhadap
 Viskositas aquades 30ºC adalah 0,02 Viskositas Minyak Pelumas (Oli).
poise, aquades 40ºC adalah 0,019 Sainmatika. Vol. 13(2);28
poise, dan aquades 50ºC adalah Rosiana, H. 2005. Analisis Viskositas. Jakarta
0,016. : Salemba Teknika.
Sani. 2010. Pengaruh Pelarut Phenol Pada
Dilihat dari hasil percobaan kami, suhu
Reklamasi Minyak Pelumas Bekas.
mempengaruhi nilai viskositas suatu fluida.
Unesa University Press.
Semakin besar suhu nilai viskositas semakin
kecil dan sebaliknya, semakin rendah suhu
nilai viskositasnya semakin besar. Hal ini
Sukardjo, P. 2004. Kimia Fisika. Jakarta : V1= 2,8 ml
Bina Aksara. (Aquades 67,2 ml)
Soedjono, P. 1999. Fisika Dasar. Jakarta :
Andi Sukarjo.
Menghitung massa jenis larutan
Lampiran
Perhitungan a) Gliserin 2%
Menghitung volume gliserin untuk  Massa Piknometer : 15,017 g
uji kerapatan  Massa Piknometer : 38, 595 g
a) Gliserin 2% + larutan
M1V1 = M2M2 ΔM
𝜌=
100%.V1=2%V2 V
(38,595−15,017) 23,58
V1= 0,5 ml (10 tetes) = = = 0,94 g/ms
25 25
(Aquades 24,5 ml) b) Gliserin 4%
 Massa Piknometer : 15, 596 g
b) Gliserin 4%  Massa Piknometer : 40,139 g
M1V1=M2V2 + larutan
100%.V1=4%.25 ml
ΔM
V1= 1 ml (20 tetes) 𝜌= V

(Aquades 24 ml) (40,139−15,596) 24,54


= = = 0,98 g/ms
25 25

Menentukan volume gliserin untuk uji c) Aquades


viskositas  Massa Piknometer : 15,639 g
 Massa Piknometer : 39,862 g
a) Gliserin 2%
+ larutan
M1V1=M2V2
100%.V1=2%.42,5ml ΔM
𝜌= V
V1= 0,85 ml (17 tetes) (39,862−15,639) 24,22
= = = 0,97 g/ms
(Aquades 41,2 ml) 25 25

b) Gliserin 4%
M1V1=M2V2 Menghitung Viskositas larutan

100%.V1=4%.70 ml a) Aquades
πR4 Δρ.t η₁ ρ1 .t₁
30℃ → 𝜂 = 30℃ → η₂ = ρ2 .t2
8.V.l
3,14(0,5)4 . 0,97.40,14 0,021 0,97.40,19
= =
8.10.4,5 η₂ 0,98.48,08

= 0,021 Ns/m2 𝜂2 = 0,025 Ns/m2

η₁ ρ1 .t₁
πR4 Δρ.t 40℃ → η₂ = ρ2 .t2
40℃ → 𝜂 = 8.V.l
0,021 0,97.36,28
3,14(0,5)4 . 0,97.36,28 = 0,98.43,57
η₂
=
360
𝜂2 = 0,023 Ns/m2
= 0,019 Ns/m2

η₁ ρ1 .t₁
πR4 Δρ.t 50℃ → η₂ = ρ2 .t2
50℃ → 𝜂 = 8.V.l
0,021 0,97.31,81
3,14(0,5)4 . 0,97.31,81 = 0,98.38,94
= η₂
360
𝜂2 = 0,02 Ns/m2
= 0,016 Ns/m2

b) Gliserin 2%
η₁ ρ1 .t₁
30℃ → η₂ = ρ2 .t2
0,021 0,97.40,14
=
η₂ 0,94.43,5
2
𝜂 = 0,022 Ns/m2
η₁ ρ1 .t₁
40℃ → η₂ = ρ2 .t2
0,019 0,97.36,28
= 0,94.38,15
η₂

𝜂2 = 0,019 Ns/m2

η₁ ρ1 .t₁
50℃ → η₂ = ρ2 .t2
0,016 0,97.31,81
= 0,94.33,52
η₂

𝜂2 = 0,016 Ns/m2

c) Gliserin 4%
Gambar

Gambar 1: mengeringkan Gambar 2: Hasil Gliserin 4%


Piknometer

Gambar 3: Mengeringkan Gambar 4: Memasukan larutan


Viskometer Kedalam Piknometer
Gambar 5: Hasil gliserin 2% Gambar 6: Menimbang
Piknometer

Gambar 7: Pengukuran kerapatan Gliserin

Anda mungkin juga menyukai