Oleh :
Golongan H/Kelompok 4A
1. Muhammad Qasim Zailani 171510501188
2. Muhammad Gandi Siregar 171510501190
3. Qodarusman 171510501192
Sifat fisik tanah yang penting dan memiliki dampak yang besar lingkungan
dan pertanian salah satunya adalah struktur tanah. Distribusi ukuran agregat
kering dan tanah yang terkait. Indeks struktur merupakan parameter penting
dalam memahami keadaan struktural tanah (Belic et.al. 2012).
Ruang pori – pori tanah terbentuk dari partikel tanah dipengaruhi oleh
tekanan. Sedangkan konsistensi tanah tergantung pada stabilitas ukuran ruang
tanh. Sirkulasi yang berlangsung didalam tanah dipengaruhi oleh kerapatan
porositas. Pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam tanah dipengaruhi ole
faktor air dan udara didalam satuan volume tanah. (Saadat et al, 2017).
Pori – pori tanah yang mengandung air disebut juga dengan kadar lengas
tanah. Kebutuhan air pada setiap tanaman berbeda-beda tergantung dari jenis
tanaman. Kadar lengas tanah sangat penting dalam pertanian karena pengaturan
lengas tanah dapat diatur untuk serapan unsur hara dan pernafasan akar- akar
tanaman ( Suharto, 2013). Ukuran butiran tanah sangat berpengaruh terhadap sifat
tanah. Kapasitas simpan air tanah dipengaruhi oleh kedalaman efektif tanah,
distribusi ukuran partikel dan distribusi ruang pori mikro tanah (Simaremare,
2015).
Air merupakan komponen utama tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel –
sel tanaman dan mikroba terdiri dari air. Air memilik peran yang menguntungkan
dan juga merugikan. Peran air yang menguntungkan meliputi pelarut dan
pembawa ion – ion hara dari rhizofer kedalam akar kemudian kedalam daun.
Peran yang merugikan meliputi tanah yang jeuh dengan air menyebabkan
terhambatnya aliran udara kedalam tubu, sehingga menganggu respirasi dan
serapan hara oleh akar, serta aktivitas mikroba yang menguntungkan (Guber et al,
2016).
Sifat kelekatan tanah dapat terjadi jika kadar air didalam tanah rendah.
Konsistensi basah pada air disekitar kapasasitas-lapangan digunakan untuk
menilai derajat kelekatan tanah terhadap benda-benda yang menempelinya.
Derajat keteguhan tanah digunakan untuk menilai konsistensi kelembaban tanah.
Konsistensi kering untuk menilai derajat kekerasan tanah (Hanafiah, 2015).
BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.2.2 Bahan:
- Sampel tanah
4.1 Hasil
50%
0%
Lapisan 4Lapisan 3
Lapisan 2
Lapisan 1
4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil pengamatan kadar lengas tanah yang diuji dengan
cara di oven menggunakan suhu 105oC selama 24 jam menghasilkan persentase
kadar lengas yang berbeda-beda. Metode pengujian kadar lengas tanah yang
digunakan ini adalah metode gravimetri. Metode gravimetri memiliki prinsip kerja
dengan mencari selisih bobot lengas tanah antara sebelum dikeringkan dengan
oven dan setelah kering oven. Lapisan tanah pertama mengandung air sebanyak
9.99 %, tanah lapisan kedua mengandung air sebanyak 19.45 %, tanah lapisan
ketiga mengandung air sebanyak 13.70%, sedangkan tanah lapisan keempat
mengandung air sebanyak 17.39 %. Kandungan air tertinggi terjadi pada tanah
lapisan kedua yaitu sebanyak 19.45 %, dan kandungan air terendah terdapat pada
lapisan tanah pertama sebanyak 9.99 %.
Kadar lengas tanah adalah sejumlah air yang ditahan pada ruang antara
partikel pada tanah yang ditunjukkan oleh kelembaban pada permukaan tanah
yang digunakan sebagai indikator kekeringan (Hadi, 2012). Kadar lengas tanah
dapat menentukan proses penyerapan hara dan pernapasan akar-akar tanaman di
atasnya. Tanah dapat dikatakan baik apabila tanah tersebut memiliki kandungan
air yang cukup serta mengandung bahan-bahan organik di dalamnya. Semakin
baik kualitas tanah maka semakin baik pula pertumbuhan dan perkembangan
suatu tanaman. Menurut Prijono dan Laksmana (2016), kedalaman profil tanah
mempengaruhi kadar lengas pada tanah. Lapisan tanah yang berada di bagian
bawah cenderung memiliki tingkat kadar lengas yang lebih rendah dibandingkan
dengan lapisan di atasnya. Namun pada pengamatan kadar lengas di atas,
menimbulkan perbedaan yang menghasilkan data bahwa lapisan pertama memiliki
kadar lengas yang paling kecil diantara lapisan lainnya, lapisan kedua memiliki
kandungan air yang tertinggi dibandingkan dengan yang lainnya.
Kandungan air pada tanah dapat dipengaruhi oleh iklim, jenis tanah,
topografi, serta vegetasinya. Curah hujan merupakan sumber air alami pada tanah
dan jenis tanah akan mempengaruhi proses filtrasi air. Topografi tanah akan
mempengaruhi laju air. Laju air yang pelan akan memaksimal penyerapan air
pada tanah. begitu juga dengan vegetasi pada tanah. Vegetasi pada tanah ialah
tumbuhan yang tumbuh di atas permukaan tanah tersebut. Vegetasi yang rapat
mampu meningkatkan infiltrasi pada tanah sehingga mampu meningkatkan kadar
lengas tanah (Prijono dkk., 2015).
Kandungan air pada tanah dapat dilihat secara fisik, seperti warna pada
tanah dan tekstur tanah. Semakin pucat warna tanah maka semakin sedikit
kandungan air pada tanah tersebut. Tekstur tanah adalah ukuran dari butiran
butiran tanah. tekstur tanah berpengaruh terhadap kemampuan mengikat air.
Semakin halus tekstur tanah maka semakin besar kemampuan mengikat airnya
(Achmad dan Putra, 2016). Kadar lengas tanah juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor lain seperti karakter tanah, jenis vegetasi, penggunaan lahan, dan sistem
pengolahan tanah. Beberapa faktor ini mempengaruhi laju evaporasi, infiltrasi,
transpirasi, dan run off yang berdampak terhadap kelembaban tanah (Prijono dan
Laksmana, 2016). Tingginya kandungan air pada tanah menunjukan bahwa tanah
tersebut terdapat banyak aktivitas mikroba dan banyaknya kandungan bahan
organik yang terkandung di dalam tanah tersebut (Kusumastuti, 2013).
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.2 Kesimpulan
1. Kandungan air pada tanah dapat dipengaruhi oleh iklim, jenis tanah,
topografi, serta vegetasinya.
2. Kandungan air pada tanah dapat dilihat secara fisik, seperti warna pada
tanah dan tekstur tanah. Semakin pucat warna tanah maka semakin sedikit
kandungan air pada tanah tersebut.
3. Kandungan air tertinggi terjadi pada tanah lapisan kedua yaitu sebanyak
19.45 %, dan kandungan air terendah terdapat pada lapisan tanah pertama
sebanyak 9.99 %.
5.3 Saran
Kegiatan praktikum telah berjalan sesuai dengan bagaimana mestinya dan
sesuai dengan yang tertera pada modul. Terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S.R. dan Putra, R.C. 2016. Pengelolaan Lengas Tanah Dan Laju
Pertumbuhan Tanaman Karet Belum Menghasilkan Pada Musim Kemarau
Dan Penghujan. Penelitian Perkaretan, 35(1): 1-10.
Belic, M., N. Nesic, M. Monojlovic, and V. Ciric. 2012. Soil Dry Aggregate Size
Distribution: Effects Of Soil Type Andland Use, 12(4): 689-703
Guber, K.A., K.N. Alexandra. 2016. Soil Pores and Their Contribution to Soil
Carbon Processes, 9(1): 33-56.
Hadi, A.P. 2012. Penentuan Tingkat Kekeringan Lahan Berbasis Analisa Citra
Aster Dan Sistem Informasi Geografis. Geografi Indonesia, 26(1): 1-26.
Hanifah, A.K. 2014. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Rajawali Pers
Kusumastuti, A. 2013. Soil Microbe Activity, Growth and Patchouli Oil Content
of Pogostemon Cablin In Levels of Organic Matter and Soil Water Content
at Ultisols. Pertanian Terapan, 13(2): 78-84.
Simaremare, S. 2015. Analisi Aliran Air tanah Satu Dimensi, 3(1): 783-794.
Suharto, E., 2013. Kapasitas Simpanan Air Tanah pada Sistem Tata Guna Lahan
LPP Tahura Raja Lelo Bengkulu, 8(1): 44-49.
LAMPIRAN