PENDAHULUAN
1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2
Lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara
adsorbtif pada permukaan butir-butir tanah. Penyerapan air oleh perakaran
tergantung pada persediaan kelembaban air dalam tanah. Kapasitas simpanan
tanah tergantung pada tekstur, kedalaman dan struktur tanah. Ketersediaan lengas
tanah tergantung pada potensial air, distribusi akar dan suhu (Asmawarti, 2010).
3
BAB III. METODE PRAKTIKUM
4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh nilai kadar lengas dari kedua
sampel contoh tanah kering tersebut. Pada tanah kering dari KLU diperoleh
sebesar 3,92% sedangkan pada tanah kering dari Loteng diperoleh sebesar 7,75%.
Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Kadar lengas
pada tanah Loteng lebih tinggi dari pada kadar lengas tanah KLU, hal ini
menunjukkan bahwa dari Loteng lebih kuat menahan air daripada tanah dari KLU.
Menurut Putra (2013) kemampuan tanah menahan air dipengaruhi oleh tekstur
tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Menurut Sutanto (2005) beberapa faktor yang
mempengaruhi kadar lengas tanah adalah distribusi ukuran partikel/tekstur, tekstur
tanah, kandungan bahan organik dan tipe koloid tanah. Kadar lengas suatu tanah
juga dipengaruhi oleh jenis tanah.
Pada tanah kering KLU memiliki pori-pori sempit, struktur kering dan
sedikit berpasir, kadar organik rendah. Tanah KLU ini merupakan jenis tanah
entisol yang merupakan tanah yang tergolong muda yaitu dalam proses
perkembangan dimana tidak ada horison-horison. Tanah entisol cenderung
memiliki tekstur kasar dengan kadar organik dan nitrogen rendah, mudah
teroksidasi dengan udara, kelembapan dan pHnya selalu berubah, hal ini karena
tanah entisol selalu basah dan terendam dalam cekungan. Dan tanah yang
memiliki kadar asam yang kurang baik untuk ditanami. Pertanian yang
dikembangkan ditanah ini umumnya adalah padi sawah secara monokultur atau
digilir dengan sayuran atau palawija.
5
Pada tanah kering dari Loteng memiliki pori-pori luas dengan permukaan
luas, sedikit lempung dan kandungan bahan organik tinggi. Tanah Loteng ini
termasuk tanah vertisol. Sifat fisik tanah ini cukup jelek akan tetapi sifat kimianya
bagus. Tanah yang termasuk ordo vertisol merupakan tanah dengan kandungan
liat tinggi (lebih dari 30%) diseluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan
mengkerut. Kalau tanah kering akan mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan
kasar.
6
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kadar lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah.
2. Nilai kadar lengas untuk contoh tanah kering dari KLU sebesar 3,92%
sedangkan untuk contoh tanah kering dari Loteng sebesar 7,75%.
3. Faktor yang mempengaruhi kadar lengas adalah iklim, relief, kandungan
bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi dan bahan penutup tanah.
5.2. Saran
Sebaiknya kita harus teliti dalam memilih tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Dalam pertanian, para petani perlu untuk mengetahui bagaimana
menghadapi kadar lengas tanah untuk tanaman yang di budidayakan.
7
DAFTAR PUSTAKA
Asmawarti. 2010. Analisa Kadar Lengas Tanah dengan Metode Gips pada
Pertumbuhan Tanaman Cabai. Jurnal Teknologi Pertanian
Andalas. Vol. 14.
Mawardi, M. 2011. Tanah, Air, Tanaman Asas Irigasi dan Konservasi Air.
Bursa Ilmu. Yogyakarta.