Anda di halaman 1dari 8

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah merupakan bahan alam yang memiliki wujud tersendiri. Dalam
kehidupan sehari-hari sangat dibutuhkan. Selain sebagai tempat berpijak, tanah
merupakan media tanam bagi tumbuhan. Tanah terdiri dari empat komponen
utama yaitu bahan mineral, bahan organik, udara dan air tanah. Berdasarkan
volumenya, maka tanah secara rerata terdiri dari : (1) 50% padatan berupa 45%
bahan mineral dan 5% bahan organik, dan (2) 50% ruang pori, berisi 25% air dan
25% udara.
Kadar lengas tanah merupakan kandungan air (moisture) yang terdapat
dalam tanah, yang terikat oleh berbagai gaya ikat matriks, osmosis, dan kapiler.
Kadar masing-masing jenis berbeda-beda tergantung dari faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Dalam bidang keteknikan pertanian mempelajari kadar lengas
tanah menjadi suatu hal yang penting karena berhubungan dengan pertumbuhan
tanaman sebab air digunakan tumbuhan untuk menjalankan berbagai proses
biologi. Lengas tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah sangat berperan
penting dalam menjaga kelembaban tanah. Lengas menyusun dua pertiga(2/3)
bagian pori-pori tanah suatu suhu kamar dan menjadi satu pertiga (1/3) jika suhu
meningkat. Perhitungan kadar lengas dapat dilakukan pada keadaan tanah lapang,
jenuh dan kering. Tanah mempunyai kapasitas lapang apabila tanah kering yang
dibasahi dengan air sampai air yang membasahi tanah tersebut bergerak kapiler
dan gaya gravitasinya tidak mampu lagi menurunkan air tersebut lebih lanjut.
Oleh karena itu, pengetahuan terhadap kadar lengas tanah sangatlah penting
sehingga perlu dilakukan pengujian kadar lengas tanah dan dapat dianalisis
melalui praktikum di laboratorium untuk mengetahui jenis tanah yang ada di
dalam.

1.2. Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum ini yaitu untuk menetapkan kadar lengas tanah
kering udara.

1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi


sebagai tempat tumbuh berkembangnya perakaran penampang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara (Hanafiah,2009).
Tanah memiliki berbagai jenis dan masing-masing memiliki kapasitas
yang berbeda untuk menahan air, kemampuan ini bergantung pada beberapa
parameter, seperti struktur dan tekstur tanah, vegetasi didaerah tersebut,
kelembaban tanah, dan lain-lain. Beberapa teknik pengukuran adalah Soil
Moisture Metes, Tensiometer, Neutron Moisture Meters dan Soil Moisture
Monitoring (Annonymous, 2010).
Peran penting kadar lengas tanah dalam pertanian adalah kadar lengas
tanah berperan dalam kelangsungan hidup tanaman dan jasad renik dalam tanah.
Contoh nyata adalah air merupakan pelarut zat hara dalam tanah. Tumbuhan
menyerap zat hara dengan cara aliran massa dan difusi. Hal tersebut terjadi saat
air menyentuh akar tanaman. Pergerakan air dapat dilihat dari kadar lengas
tanahnya. Pada kadar lengas yang tinggi, potensial matriksnya juga tinggi. Hal
tersebut akan mempermudah air untuk bergerak menuju ke akar. Selain itu
pergerakan air kebawah karena gravitasi dan pergerakan air ke atas karena
kapasitas juga merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penyerapan unsur
hara pada tanaman (Yuwono, 2014).
Air yang tersimpan dalam lapisan aquifer/tanah bisa dimanfaatkan oleh
tanaman sedangkan bagian lainnya akan terus bergerak ke bawah melalui proses
perkolasi, mengisi lapisan aquifer, menambah cadangan air tanah yang bisa
dipanen dalam waktu yang lama. Kandungan lengas dalam tanah dapat dinyatakan
dalam porsentase berat, volume berat atau tebal alit. Terdapat dua asas dalam
menentukan kadar lengas dalam tanah yakni: dinyatakan dalam fraksi volume
lengas relative terhadap volume tanah yang bisa dikonversi menjadi tebal air. Asas
kedua adalah dengan cara menyatakan tegangan lengas tanah yang bersangkutan
(Mawardi, 2011).

2
Lengas tanah atau kelembaban tanah merupakan air yang terikat secara
adsorbtif pada permukaan butir-butir tanah. Penyerapan air oleh perakaran
tergantung pada persediaan kelembaban air dalam tanah. Kapasitas simpanan
tanah tergantung pada tekstur, kedalaman dan struktur tanah. Ketersediaan lengas
tanah tergantung pada potensial air, distribusi akar dan suhu (Asmawarti, 2010).

3
BAB III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jum’at, 30 Maret 2018 dimulai dari jam
14.00-14.50 WITA yang bertempat di Laboratorium Fisika Tanah Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.

3.2. Alat dan Bahan


Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan, sebuah
timbagan analitik, dapur pengering/oven dan eksikator. Bahan-bahan yang
digunakan dalam praktikum ini adalah tanah KLU dan tanah Loteng.

3.3. Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini adalah:
1. Ditimbang cawan kosong bersih dan tertutup (a gram)
2. Dimasukkan contoh tanahnya kedalam cawan kira-kira separuh penuh atau
¾ kemudian ditimbang (b gram)
3. Dimasukkan cawan yang terisi tanah kedalam oven yang telah diatur
temperaturnya selama 4 jam
4. Dikeluarkan dari oven dan didinginkan di dalam eksikator selama kira-kira
10 menit, kemudian ditimbang (c gram)
5. Dicatat hasilnya

4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Kadar Lengas Tanah Kering Udara


Nilai (gram)
Sampel % KL
a b c
3,7 42,7 41,2
KLU 3,92
7 4 7
4,6 60,4 56,4
Loteng 7,75
9 2 1

Berdasarkan data hasil pengamatan diperoleh nilai kadar lengas dari kedua
sampel contoh tanah kering tersebut. Pada tanah kering dari KLU diperoleh
sebesar 3,92% sedangkan pada tanah kering dari Loteng diperoleh sebesar 7,75%.
Dari data tersebut terlihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan. Kadar lengas
pada tanah Loteng lebih tinggi dari pada kadar lengas tanah KLU, hal ini
menunjukkan bahwa dari Loteng lebih kuat menahan air daripada tanah dari KLU.
Menurut Putra (2013) kemampuan tanah menahan air dipengaruhi oleh tekstur
tanah. Tanah-tanah bertekstur kasar mempunyai daya menahan air lebih kecil
daripada tanah bertekstur halus. Menurut Sutanto (2005) beberapa faktor yang
mempengaruhi kadar lengas tanah adalah distribusi ukuran partikel/tekstur, tekstur
tanah, kandungan bahan organik dan tipe koloid tanah. Kadar lengas suatu tanah
juga dipengaruhi oleh jenis tanah.
Pada tanah kering KLU memiliki pori-pori sempit, struktur kering dan
sedikit berpasir, kadar organik rendah. Tanah KLU ini merupakan jenis tanah
entisol yang merupakan tanah yang tergolong muda yaitu dalam proses
perkembangan dimana tidak ada horison-horison. Tanah entisol cenderung
memiliki tekstur kasar dengan kadar organik dan nitrogen rendah, mudah
teroksidasi dengan udara, kelembapan dan pHnya selalu berubah, hal ini karena
tanah entisol selalu basah dan terendam dalam cekungan. Dan tanah yang
memiliki kadar asam yang kurang baik untuk ditanami. Pertanian yang
dikembangkan ditanah ini umumnya adalah padi sawah secara monokultur atau
digilir dengan sayuran atau palawija.

5
Pada tanah kering dari Loteng memiliki pori-pori luas dengan permukaan
luas, sedikit lempung dan kandungan bahan organik tinggi. Tanah Loteng ini
termasuk tanah vertisol. Sifat fisik tanah ini cukup jelek akan tetapi sifat kimianya
bagus. Tanah yang termasuk ordo vertisol merupakan tanah dengan kandungan
liat tinggi (lebih dari 30%) diseluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan
mengkerut. Kalau tanah kering akan mengkerut sehingga tanah pecah-pecah dan
kasar.

6
BAB V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Kadar lengas adalah kandungan uap air yang terdapat dalam pori tanah.
2. Nilai kadar lengas untuk contoh tanah kering dari KLU sebesar 3,92%
sedangkan untuk contoh tanah kering dari Loteng sebesar 7,75%.
3. Faktor yang mempengaruhi kadar lengas adalah iklim, relief, kandungan
bahan organik, fraksi lempung tanah, topografi dan bahan penutup tanah.

5.2. Saran
Sebaiknya kita harus teliti dalam memilih tanah yang baik bagi pertumbuhan
tanaman. Dalam pertanian, para petani perlu untuk mengetahui bagaimana
menghadapi kadar lengas tanah untuk tanaman yang di budidayakan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Annonymous. 2010. Soil Moisture Levels:Measuring and Monitoring


Equipment (
http://www.buzzle.com/articles/soil-moisture-levels-
measuring-and-monitoring-equipment.html). Diakses 3 April 2018,
pukul 16.38.

Asmawarti. 2010. Analisa Kadar Lengas Tanah dengan Metode Gips pada
Pertumbuhan Tanaman Cabai. Jurnal Teknologi Pertanian
Andalas. Vol. 14.

Hanafiah, Kemas Ali. 2009. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Rajawali Putera.


Jakarta.

Mawardi, M. 2011. Tanah, Air, Tanaman Asas Irigasi dan Konservasi Air.
Bursa Ilmu. Yogyakarta.

Putra A, Edi. S, Nazif. L. 2013. Kajian Laju Infiltrasi Tanah pada


Berbagai Penggunaan Dilahan di Desa Tongkah Kec. Dalat Kab.
Karo. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian. Vol.1

Sutanto, R. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan.


Kanisius. Yogyakarta.

Yuwono, T. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Gajah Mada University


Press. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai